1
PENDAHULUAN Latar Belakang
Perbanyakan tanaman rosella dapat dilakukan dengan cara konvensional dan komersial. Perbanyakan dengan cara kultur jaringan seperti kultur suspensi sel tanaman sangat berguna untuk mempelajari biosintesis dari metabolit sekunder. Cara ini lebih disukai daripada perbanyakan tanaman secara konvensional. Hal tersebut disebabkan karena kemampuannya memproduksi senyawa yang berguna di bawah kondisi yang terkontrol sehingga teknik ini dapat digunakan untuk menghasilkan senyawa kimia yang sedang dibutuhkan oleh pasar. Selain itu ada sel-sel khusus yang dapat diperbanyak untuk menghasilkan senyawa metabolit tertentu yang tidak dapat diproduksi melalui perbanyakan tanaman secara konvensional (Hutami, 2009).
Siregar (2006) mengatakan pemanfaatan teknologi in vitro untuk mendapatkan produksi massa dan senyawa metabolit sekunder dapat melalui pendekatan bioreaktor. Biomassa hasil suspensi sel yang terbentuk dapat dikembangkan dalam kajian-kajian selanjutnya, seperti optimasi peningkatan penghasilan biomassa sel dan kandungan alkaloid ataupun bahan-bahan aktif lain dari tumbuhan E. longifolia Jack serta aplikasi kultur dengan menggunakan fermentor atau bioreaktor untuk penghasilan secara komersial.
Sebagai tanaman obat, rosella merah mempunyai manfaat untuk mengatasi berbagai masalah penyakit dan masalah kesehatan. Manfaat dari rosella merah antara lain dapat menurunkan asam urat, menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh, menghancurkan lemak, melangsingkan tubuh, mengurangi kecanduan merokok, mencegah stroke dan hipertensi, memperbaiki pencernaan,
2
menghilangkan wasir, menurunkan kadar gula dalam darah, mencegah kanker, tumor, kista dan sejenisnya. Diantara banyak khasiatnya, rosella diunggulkan sebagai herba antikanker, antihipertensi dan antidiabetes (Wijayanti, 2010).
Kultur jaringan merupakan manipulasi tumbuhan dalam kondisi yang terkontrol dengan baik. Auksin serta sitokinin berperan penting dalam memanipulasi pertumbuhan eksplan melalui kultur jaringan. Kebanyakan eksplan menghasilkan sejumlah (endogenus) auksin dan sitokinin. Dalam kultur jaringan, tambahan (exogenous) zat pengatur tumbuh diberikan untuk memperoleh efek pertumbuhan. Sebagai panduan umum, auksin atau sitokinin atau keduanya di
tambahkan ke dalam kultur untuk memperoleh respons pertumbuhan (Subarnas, 2011).
Mahadi et.al., (2014) menyimpulkan bahwa dengan menggunakan eksplan yang berasal dari tangkai daun tanaman rosella, diperoleh persentase tumbuh eksplan 100% dan dapat membentuk kalus dalam waktu 2 HSK (hari setelah kultur) dengan kombinasi A3B1,5 (NAA 3 mg/l + BAP 1,5 mg/l) dengan tekstur kalus remah (friable) dan berwarna putih.
Kalus dapat digunakan untuk memproduksi metabolit sekunder sebagai upaya penyediaan senyawa bioaktif tumbuhan. Kalus yang berasal dari eksplan
kelopak bunga rosella menghasilkan karatenoid yang tertinggi (Noviati et al, 2014). Pada penelitian Kouakou et. al. (2015) menyimpulkan
bahwa kalus yang berasal dari eksplan kelopak rosella menghasilkan antosianin yang tertinggi.
Keberhasilan produksi metabolit sekunder dengan menggunakan kultur kalus dan suspensi sel telah banyak dilaporkan. Kultur sel Nicotiana tabacum
3
ternyata mampu menghasilkan alkaloid tiga kali lebih tinggi di bandingkan dengan tanaman induknya. Hal yang sama terjadi pada produksi alkaloid canthin-6-nol pada kultur sel Helianthus altissima dibandingkan akumulasi senyawa tersebut pada daun, kayu dan biji tanaman induk (Subarnas, 2011).
Permintaan pasar pada produksi metabolit sekunder sangat tinggi pada bidang farmasi, pertanian dan lain sebagainya. Tanaman rosella memiliki kandungan bahan kimia alami. Oleh karena itu, untuk memproduksi metabolit sekunder dalam waktu yang singkat dapat menggunakan teknik kultur jaringan yaitu induksi kalus yang diharapkan dapat memproduksi metabolit sekunder sebagai upaya penyediaan senyawa bioaktif secara in vitro.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui jenis eksplan dan komposisi medium zat pengatur tumbuh yang berbeda terhadap produksi biomassa kalus dan antosianin tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi biomassa kalus dan antosianin dari induksi kalus pada beberapa jenis eksplan tanaman rosella pada medium yang mengandung zat pengatur tumbuh yang berbeda.
Hipotesa Penelitian
Ada pengaruh jenis eksplan yang berbeda terhadap produksi biomassa
kalus dan metabolit sekunder antosianin.
Ada pengaruh media dengan jenis ZPT yang berbeda dalam memproduksi
biomassa kalus dan metabolit sekunder antosianin.
4
Ada pengaruh interaksi antara jenis eksplan dan media dengan jenis ZPT
yang berbeda dalam memproduksi biomassa kalus dan metabolit sekunder antosianin.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan bahan penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan.