PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemanasan global (global warming) adalah salah satu isu lingkungan terhangat yang menjadi prioritas dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi ini disebabkan oleh adanya radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer bumi. Sebagian sinar ini berubah menjadi energi panas dalam bentuk sinar infra merah yang diserap oleh udara dan permukaan bumi.
Pemanasan global merupakan dampak dari aktivitas manusia terutama dalam penggunaan bahan bakar fosil (BBF) yang tidak terkendali serta perubahan penggunaan lahan. Hal ini adalah akibat dari adanya aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup. Aktivitas tersebut secara perlahan disadari maupun tidak telah meningkatkan pemanasan global yang berimplikasi pada menurunnya produktivitas alam. Menurut Murdyarso dalam buku Protokol Kyoto (2003) bahwa apabila aktivitas manusia, pertumbuhan penduduk, pola dan gaya hidup berjalan seperti sekarang ini maka 100 tahun lagi temperatur rata-rata permukaan bumi akan naik sebesar 4,5°C. Implikasinya adalah menurunnya produksi pangan, terganggunya fluktuasi dan distribusi air, naiknya permukaan laut (menyempitnya produktivitas lahan daratan), penyebaran hama dan penyakit tanaman (Departemen kehutanan, 2007).
Sektor kehutanan merupakan pengemisi gas rumah kaca atau GRK (net emitter) yang umumnya berasal dari deforestasi dan degradasi serta kebakaran hutan. Sektor ini juga mempunyai potensi besar untuk menyerap
karbon (removal) melalui penanaman pohon dan pertumbuhan hutan (Kemenhut, 2011).
Kemampuan hutan dalam menyerap dan menyimpan karbon tidak sama baik dihutan alam, hutan tanaman, hutan payau, hutan rawa maupun di hutan rakyat tergantung pada jenis pohon, tipe tanah dan topografi (Kemenhut, 2011). Hal ini sesuai dengan pernyataan Hairiah (2007) yang menyatakan bahwa jumlah C tersimpan antar lahan berbeda-beda, tergantung pada keragaman dan kerapatan tumbuhan yang ada, jenis tanahnya serta cara pengelolaannya. Sehingga pendugaan cadangan karbon dari berbagai tipe hutan, jenis pohon, jenis tanah dan topografi sangat perlu dilakukan. Oleh karena itu, pendugaan cadangan karbon di hutan tanaman industri PT Toba Pulp Lestari, Sektor Tele, Sumatera Utara yang memproduksi pohon fast growing setiap tahunnya dan memiliki topografi dan iklim yang berbeda dibandingkan sektor yang lain juga perlu dilakukan. Dengan demikian dapat diketahui jumlah karbon tersimpan yang berasal dari hutan tanaman industri tersebut.
Berdasarkan Permenlhk Nomor P.12/Menlhk/2015 tentang pembangunan Hutan Tanaman Industri menyatakan bahwa Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam hutan tanaman industri pada hutan produksi yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HTI dan sebelumnya disebut Hak Pengusahaan Hutan Tanaman (HPHT) atau Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI) adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi melalui kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran. Selain memanfaatkan hasil hutan berupa kayu, hutan tanaman juga mengikat karbon
selama masa pertumbuhannya. Pengikatan karbon oleh tanaman melalui proses fotosintesis akan meningkatkan jumlah karbon yang diserap oleh tanaman sehingga mengurangi konsentrasi CO2 di atmosfer.
Eukaliptus merupakan salah satu jenis tanaman cepat tumbuh yang banyak dikembangkan dalam hutan tanaman industri yang dapat dipanen pada umur lima tahun. Sehingga kemampuan tanaman eukaliptus dalam mengikat karbon perlu diketahui terutama dalam mendukung isu tentang pemanasan global, yaitu peran hutan tanaman industri dalam penyerapan emisi gas rumah kaca.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menduga potensi biomassa dan massa karbon tegakan Eucalyptus IND 47 pada umur 5 tahun dengan menggunakan persamaan allometrik di IUPHHK PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Sektor Tele.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan khususnya bagi peneliti terkait dengan biomassa dan karbon tegakan IND 47 pada umur 5 tahun di IUPHHK PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Sektor Tele.
Hipotesis
Adanya perbedaan cadangan karbon yang terkandung dalam batang, cabang, dan daun pada tegakan Eucalyptus pellita pada umur 5 tahun di IUPHHK PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Sektor Tele.