• Tidak ada hasil yang ditemukan

menghitung debit air produksi berdasarka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "menghitung debit air produksi berdasarka"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

ESTIMASI DEBIT AIR MENURUT PARAMETER KEKERUHAN AIR PRODUKSI IPA I PDAM UNIT CENDANA KOTA SAMARINDA

Oleh : SUPRIYADI NIM. 1007045016

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat petunjuk dan rahmat-Nya, kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di laboratorium induk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Samarinda dapat terlaksana dengan baik dan lancar serta atas bimbingan dan petunjuk-Nya pula sehingga hasil laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat terselesaikan dengan baik.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu bidang mata kuliah yang harus dijalani oleh mahasiswa di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Oleh karena itu laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dibuat untuk mencoba menjelaskan segala kegiatan dan permasalahan yang dihadapi selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di laboratorium induk PDAM Kota Samarinda.

Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di laboratorium induk PDAM Kota Samarinda hingga dibuatnya laporan ini, penulis telah banyak dibantu oleh berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak drs. Sudrajat, su, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Mulawarman.

2. Ibu Drs. Hj. Ratna kusuma, M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fmipa Universitas Mulawarman.

3. Bapak Arif Haryono, M.Si, selaku ketua Program Studi Fisika FMIPA Universitas Mulawarman, sekaligus sebagai dosen pembimbing PKL yang telah banyak memberikan masukan selama penulisan hingga terselesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan.

4. Bapak Nor Wahid Hasyim, selaku Kepala Seksi Laboratorium Induk. 5. Ibu Hiyasinta, selaku pembimbing PKL di PDAM.

6. Seluruh staf laboratorium induk PDAM Unit I Cendana Kota Samarinda. 7. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberi semangat.

(4)

9. Trio Dalek (Noorwelek & Pesmelek) yang selalu memberi dukungan.

Semoga bantuan yang telah diberikan memperoleh imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Akhirnya, penulis menyadari sepenuhnya, penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna menyempurnakan laporan ini.

Samarinda, 1 Juni 2014

Supriyadi

(5)

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan PKL... 2

1.3 Manfaat PKL... 2

1.4 Tempat dan Topik PKL... 2

BAB II PROFIL PDAM KOTA SAMARINDA 2.1 Sejarah PDAM Kota Samarinda... 3

2.2 Struktur Organisasi PDAM Kota Samarinda... 5

2.3 Ruang Lingkup Kerja Kegiatan PDAM Kota Samarinda... 5

2.4 Partisipasi PDAM Kota Samarinda dalam Pembangunan Masyarakat……….. 7

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Sumber Air Bersih . . . . ... 8

3.2 Parameter Kualitas Air Konsumsi. . . . . ... 9

3.3 Standar Kualitas Air di Perairan Umum . . . ... 13

4.4 Turbidimeter ... 15

3.5 Interpolasi Linear ... 15

(6)

4.1 Proses Pengolahan Air ... 17

4.2 Metodologi dan Analisis Air... 19

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil... 25

5.2 Analisis Data ... 27

5.1 Pembahasan... 29

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan... 32

6.2 Saran... 32

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(7)

Tabel 1. Kapasitas Rata-Rata Air Produksi dan Daerah Pelayanan PDAM

Kota Samarinda Tahun 2009...… 7

Tabel 2. Syarat Kualitas Air Dalam Beberapa Golongan...…... 8

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Air Produksi IPA 1 PDAM Unit I Cendana pada

Bulan Januari 2013... 20

Tabel 4. Hasil analisis air IPA I PDAM unit Cendana Samarinda bulan

Maret 2014... 26

Tabel 5. Debit air IPA I PDAM unit Cendana Samarinda bulan Maret 2014 ... 27

(8)

Gambar 1. Proses Pengolahan Air di PDAM Kota Samarinda...… 20

Gambar 2. Disc Comporator pH dan Brom Timol Blue (BTB)...… 21

Gambar 3. Turbiditymeter... 22

Gambar 4. Disc Comporator Chlor dan Ortotolidin... 23

Gambar 5. Spektrofotometer... 24

Gambar 6. TDS Meter...… 25

Gambar 7 Grafik Perbandingan PH air baku dan air Produksi ... 25

Gambar8 Grafik Perbandingan intensitas kekeruhan air baku dan air Produksi... 25

Gambar 9 Grafik Perbandingan TDS air baku dan air Produksi... 26

(9)
(10)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Mulawarman mewajibkan mahasiswanya untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Sebab untuk membekali mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja tidak cukup dengan ilmu pengetahuan melainkan diperlukan juga keterampilan serta kemampuan guna menghadapi perkembangan zaman yang semakin moderen. Selain itu PKL juga berfungsi sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan di dalam suatu bidang pekerjaan sehingga didapatkan keselarasan antara teori dengan praktiknya.

Dalam dunia kerja, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang terletak di Kota Samarinda merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan air yang salah satunya bersumber dari Sungai Mahakam untuk dijadikan air bersih yang memenuhi setandar air konsumsi bagi masyarakat. Pertumbuhan jumlah penduduk dan kegiatan industri yang cukup pesat dalam kota, mengakibatkan kebutuhan akan air menjadi sangat tinggi, hal itu menjadi tuntukan tersendiri bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Samarinda untuk meningkatkan kinerja dalam menghasilkan air produksi yang berkualitas dengan standar yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010. (laporan bulanan PDAM, 2014)

Mengingat begitu pentingnya peran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam melayani kebutuhan masyarakat akan air bersih, maka penulis tertarik untuk melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di perusahaan tersebut. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah tempat yang sesuai sebagai tempat belajar mahasiswa FMIPA untuk mengenal dunia kerja sekaligus penerapan ilmu pengetahuan.

1.2 Tujuan PKL

(11)

Tujuan diadakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Induk PDAM unit I Cendana Kota Samarinda adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui Peroses pengolahan Air baku menjadi air bersih sehingga layak dikonsumsi.

2. Mengestimasi debit air yang telah diolah PDAM pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) I Cendana Samarinda berdasarkan parameter kekeruhan air dengan menggunakan persamaan fisika.

1.3 Manfaat PKL

Manfaat yang didapatkan dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Induk PDAM unit I Cendana Kota Samarinda antara lain : 1. Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam dunia kerja. 2. Mengetahui cara menganalisis kualitas air yang baik dikonsumsi. 3. Mengetahui Proses Pengolahan air PDAM unit I cendana samarinda.

1.4 Tempat dan Topik PKL

Praktek Kerja Lapangan dimulai dari tanggal 27 Januari sampai 27 Maret 2014 di laboratorium induk PDAM unit I Cendana Kota Samarinda dengan judul “Estimasi debit air menurut parameter kekeruhan air produksi IPA I PDAM Unit Cendana Kota Samarinda”.

(12)

PROFIL PDAM KOTA SAMARINDA

2.1 Sejarah PDAM Kota Samarinda

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Samarinda adalah suatu Badan Usaha Pemerintah Daerah dibidang pelayanan jasa air minum, Kota Samarinda yang terletak pada 00 21’18” –10 09’16” Lintang Selatan dan terletak 1160 15’36” - 1170 24’16” Bujur dan sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat, PDAM Kota Samarinda menyadari harus terus berusaha meningkatkan pelayanan dan memenuhi kebutuhan masyarakat secara optimal melalui penambahan kapasitas produksi dengan membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan perluasan jaringan distribusi. (Ibnuchair,2013)

Sejarah berdirinya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Samarinda dimulai pada tahun 1932, yang mulai dirintis dengan sistem penjernihan air oleh Pemerintahan Belanda untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk kota samarinda yang masih puluhan ribu jiwa dengan membangun satu sistem pengolahan air minum. Berdasarkan peraturan Daerah Kotamadya Samarinda No. 13 Tahun 1974 tentang pendirian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kotamadya tingkat II Samarinda maka tanggal 13 april 1974 secara resmi PDAM Kota Samarinda berdiri, dan semenjak itu perkembangan peningkatan kapasitas produksi PDAM untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terus dimaksimalkan seperti :

1. Tahun 1975 – 1985

o Cipta Karya merehabilitasi Intake Teluk Lerong Ulu, membangun instalasi pengolahan dengan kapasitas 50 l/dt dan merehabilitasi IPA peninggalan Belanda 20 l/dt.

o Pemanfaatan bekas kolam renang kinibalu menjadi Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan kapasitas 30 l/dt.

(13)

dan IPA Samarinda Seberang 40 l/dt, sehingga total kapasitas menjadi 300 l/dt.

2. Tahun 1986 – 1995

o Peningkatan kapasitas IPA Cendana dari 160 l/dt menjadi 300 l/dt dan IPA Tirta Kencana dari 100 l/dt menjadi 160 L/dt dengan pendanaan dari peminjaman PRJ – 01 dan RDA – 06 sebesar ± Rp 2,9 Milyar sehingga total kapasitas menjadi 500 l/dt.

o PSPAB samarinda melimpahkan pengelolaan IKK Palaran dengan kapasitas 2,5 l/dt dan IKK yang selanjutnya disebut IPA Lempake dengan kapasitas 2,5 l/dt dan IKK Makroman dengan kapasitas 5 l/dt. (saat ini IPA Makroman sudah tidak berfungsi lagi dikarenakan air baku/sumur bor tidak ada air).

o Peningkatan kapasitas IPA Tirta Kencana dari total kapasitas 160 l/dt menjadi 360 l/dt, dan IPA Samarinda Seberang dari 40 l/dt menjadi 100 l/dt, sehingga total kapasitas menjadi 767,5 l/dt.

3. Tahun 1996 – 2002

o Pembangunan IPA Selili berkapasitas 100 l/dt, dengan dana dari PDAM sendiri ± Rp. 6,4 Milyar, serta penambahan kapasitas IPA Palaran menjadi 17,51 l/dt dan pembuatan IPA Bengkuring kapasitas 12,51 l/dt dengan dana hibah pemerintah pusat. Total kapasitas pada tahun ini menjadi 897,5 l/dt.

o Hibah pemerintah pusat berupa pembangunan IPA Sambutan kapasitas 2,5 l/dt yang berupa bagian dari relokasi pemukiman sungai karang mumus, serta pembangunan IPA Cendana II dengan kapasitas 200 l/dt dengan pendanaan dari pinjaman Bank Dunia (KUDP) sebesar ± Rp 17,6 Milyar. Bantuan penambahan kapasitas selili 25 l/dt. Sehingga kapasitas total menjadi 1.128 l/dt.

o Pembangunan intake Loa Kulu dengan kapasitas 800 l/dt sebagai antisipasi terjadinya musim kemarau.

(14)

o Modifikasi IPA 2 Unit I Cendana dari 200 l/dt menjadi 300 l/dt.

o Pembangunan IPA Bendang dengan sistem Built Operating & Transfer (BOT) dengan kapasitas 400 l/dt.

5. Tahun 2010

o Modifikasi IPA 2 Unit I Cendana dari 300 l/dt menjadi 900 l/dt.

o Hibah pemerintah kota samarinda berupa bangunan IPA Loa Bakung 250 l/dt.

2.2 Struktur Organisasi PDAM Kota Samarinda

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Samarinda secara keorganisasian dikepalai langsung oleh Walikota Samarinda dengan dibantu pengelolaannya oleh Direktur Utama dan diawasi oleh Badan Pengawas, secara lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran I.

2.3 Ruang Lingkup Kerja Kegiatan PDAM Kota Samarinda

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Samarinda dalam melayani konsumen memiliki motto: CERMAT (Cermat, Melayani, Aktif, Terus Menerus), serta memiliki visi, yaitu “terwujudnya pelayanan air minum bagi seluruh masyarakat samarinda didukung perusahaan yang sehat”, serta didukung oleh misi : kesejahteraan sosial dan kesehatan masyarakat samarinda.

(15)

dengan kriteria yang diharapkan PDAM Kota Samarinda memiliki sepuluh Intalasi Pengolahan Air (IPA) yang diantaranya :

1. Unit I terletak di Cendana (Laboratorium Induk)

2. Unit II terletak di Jalan Tirta Kencana (Kantor Teknik dan Kantor Pusat PDAM Kota Samarinda)

3. Unit III terletak di Jalan Tirta Mahakam (Samarinda Seberang) 4. Unit IV terletak di Desa Palaran

5. Unit V terletak di Desa Lempake 6. Unit VI terletak di Desa Selili 7. Unit VII terletak di Pulau Atas 8. Unit VIII terletak di Bengkuring 9. Unit Gunung Lipan

10. Unit Loa Bakung

Adapun data perkembangan kapasitas Produksi IPA dan rata-rata produksi air PDAM Kota Samarinda yang telah terdata pada tahun 2009 adalah seperti tabel 1 berikut :

Tabel 1.Kapasitas Rata-Rata Air Produksi dan Daerah Pelayanan PDAM Kota Samarinda

1 Unit I Cendana S. Mahakam 600 537,37 89,56 8000 Smd Ulu & Utara

2 Unit II T.

Kencana S. Mahakam 360 315,54 87,65 2825

Smd, Ulu, Ilir & Utara

3 Unit III S.

Seberang S. Mahakam 125 126,13 100,90 1300

Smd Seberang & Ulu

4 Unit Palaran S. Mahakam 17,5 22,94 131,08 210 Palaran

5 Unit Lempake Waduk 12,5 6,39 51,12 10 Smd Utara

6 Unit Selili S. Mahakam 125 113,61 90,89 500 Smd Ilir &

Sambutan

7 Unit Bengkuring

1 S. Mahakam 20 16,34 91,70 50 Smd Utara

8 Unit Bengkuring

2 K. Mumus 5 3,33 66,60 20 Smd Utara

9 Unit Pulau Atas S. Mahakam 20 20,27 101,35 200 Makroman /

P.Atas 1

0 Bendang S. Mahakam 400 379,52 94,88 4000

Smd Ulu, Utara dan Sei Kunjang

(16)

1 dan Sekitarnya

Jumlah 1885 1673,44 88,78 20115

(Sumber. www.pdamkotasamarinda.co.id)

2.4 Partisipasi PDAM Kota Samarinda dalam Pembangunan Masyarakat

Kota Samarinda sebagai Ibukota Provinsi Kaltim tentu memiliki infrastruktur yang memadai, seperti infrastruktur pendidikan, kesehatan dan perdagangan/jasa, ini mendorong arus migrasi menjadi tidak terkendali. Dalam keseharian masyarakat kota samarinda, tidak dapat lepas dari peran air seperti kegiatan rumah tangga yang memutuhkan air sebagai bahan untuk mengolah makanan, minuman, mencuci dan lain-lain.

Tantangan yang dihadapi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Samarinda untuk mengoptimalkan pelayanan agar terpenuhinya kebutuhan akan air bersih untuk seluruh masyarakat Samarinda, maka PDAM Kota Samarinda terus berusaha meningkatkan pengolahan air bersih hingga dapat digunakan oleh masyarakat. PDAM Kota Samarinda memiliki tanggungjawab menyediakan air yang aman, sehat, layak konsumsi, serta menyediakan air yang murah kepada masyarakat samarinda dan didukung dengan pelayanan yang baik (Ibnuchair. 2013).

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

(17)

Daur hidrologi merupakan salah satu dari peristwa alam yang unik dan tidak diketahui awal hingga akhir siklusnya. Namun, dalam siklus ini diketahui bahwa rupa air terbagi dalam tiga bentuk dimana berupa cairan, padatan dan berupa gas. Sejalan dengan peristiwa alam tersebut maka dapat dipahami adanya perbedaan sifat fisik, kimiawi dan bakteriologis, dari sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk penyediaan air minum. Sumber utama untuk air bersih dapat berasal dari air hujan, air permukaan dan air tanah (Prawoto & Warianto. 2008).

a. Air Hujan

Air hujan jumlahnya sangat terbatas, dipengaruhi antara lain oleh musim, intensitas dan distribusi hujan yang terjadi selain itu juga dipengaruhi oleh letak geografis suatu daerah. Dan kualitas air hujan sendiri dipengaruhi oleh kualitas udara atau atmosfer di daerah tersebut, dapat berupa pencemaran intensitas debu, asap kendaraan bermotor dan kegiatan industri yang menghasilkan limbah gas. Namun umumnya kualitas air hujan relatif baik, hanya saja kandungan mineral dan sifatnya mirip dengan air suling. Air hujan dimanfaatkan apabila sukar memperoleh atau terkendala dengan keberadaan air permukaan dan air tanah pada daerah tertentu.

b. Air Permukaan

Air permukaan pada hakikatnya banyak tersedia di alam, namun kondisi air permukaan sangat beragam. Keberagaman ini dipengaruhi oleh banyak faktor . Kualitas air permukaan tersebut bergantung pada daerah yang dilalui oleh aliran air. Pada umumnya kekeruhan air permukaan cukup tinggi karena banyak mengandung lempung dan subtansi organik, sehingga ciri air permukaan memiliki padatan terendap (dissoleed solid) rendah dan bahan yang tersuspensi (suspended solid) tinggi. Atas kandungan bahan yang terendap dan tersuspensi tersebut maka kualitas air sungai relatif lebih rendah dibandingkan kualitas air danau, rawa dan reservoir. Air permukaan tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat setelah melalui proses.

(18)

Air tanah adalah air yang berada dibawah permukaan tanah , terdapat diantara pori-pori tanah dan batuan. Air tanah memiliki ketersediaan lebih banyak dibandingkan dengan air hujan namun memiliki kertersediaan yang lebih sedikit dibandingkan air permukaan. Ciri air tanah yaitu memiliki suspended solid rendah namun memiliki dissolved solid yang tinggi. Dengan demikian permasalahan air tanah yang mungkin timbul ialah tingginya kandungan total dissolved solids (TDS) besi dan mangan. Pemanfaatan air tanah ini umumnya lebih utamakan masyarakat sebagai air konsumsi di lingkup perdesaan.

3.2 Parameter kualitas air konsumsi

Setandar kualitas air minum di Indonesia diatur dalam peraturan mentri kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 Tangal 19 April 2010 yang mengatur mengenai bagaimana syarat-syarat dan pengawasan terhadap kualitas air minum yang layak dan berstandar nasional indonesia (SNI). Adapun parameter penilaian kualitas air minum yang tercantum pada berbagai peraturan tentang standar kualitas air minum adalah sebagai berikut; (Ibnuchoir. 2013)

a. Standar Kualitas fisik air minum

Standar fisik fisika juga dapat dilihat dari kondisi fisik, dan bisa diteliti oleh peneliti saat dilapangan, serta bisa pula di uji di laboratorium untuk lebih jelasnya. Adapun standar kualitas air minum dapat dilihat pada dua standar kualitas fisik dan kimia, ialah;

o Suhu

Suhu air merupakan derajat panas air yang dinyatakan dalam satuan panas derajat celcius. Suhu air akan mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahan dan penerimaan penduduk akan air tersebut, terutama jika suhunya sangat tinggi. Suhu yang ideal adalah 50°F-60°F atau 10°C-15°C.

(19)

Warna air sebenarnya terdiri dari warna asli dan warna tampak. Warna asli atau true color adalah warna yang hanya disebabkan oleh substansi terlarut. Warna pada air di laboratorium diukur berdasarkan warna standar yang telah diketahui konsentrasinya. Intensitas warna ini dapat diukur dengan satuan unit warna standar yang dihasilkan oleh 2 mg/L platina. Standar yang ditetapkan di Indonesia besarnya maksimal 5 unit (Sutrisno, 2004).

o Bau dan Rasa

Bau dan rasa pada air minum akan mengurangi penerimaan penduduk terhadap air tersebut. Bau dan rasa biasanya terjadi bersama-sama. Timbulnya rasa pada air minum berkaitan erat dengan bau pada air minum. Pengukuran rasa dan bau bergantung pada reaksi individual sehingga hasil yang dilaporkan tidak mutlak. Standar persyaratan air minum yang menyangkut bau dan rasa yang menyatakan bahwa dalam air minum tidak boleh terdapat bau dan rasa yang tidak diinginkan (Sutrisno, 2004).

o Kekeruhan

Kekeruhan merupakan sifat optik dari suatu larutan yang menyebabkan cahaya yang melaluinya terabsorbsi dan terbias dihitung dalam satuan,

Nephelometric Turbidity Unit (NTU). Air akan dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi, sehingga memberikan warna atau rupa yang berlumpur dan kotor. (Sutrisno, 2004).

b. Standar kualitas kimia air minum

(20)

1. Derajat keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan. P standar kualitas air minum dalam pH ini yaitu bahwa pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2. (Sutrisno, 2004). Bila lebih dari standar tersebut. Maka, akan dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air dan menyebabkan beberapa senyawa menjadi racun, sehingga mengganggu kesehatan

2. Kalsium (Ca)

Kalsium adalah merupakan sebagian dari komponen yang merupakan penyebab dari kesadahan. Efek yang ditimbulkan oleh kesadahan antara lain timbulnya lapisan kerak pada ketel-ketel pemanas air, pada perpipaan dan juga menurunkan efektifitas dari kerja sabun. Sebagaimana yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI sebesar 75-200mg/L. Konsentrasi Ca dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/L dapat menyebabkan tulang rapuh, sedangakan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/L dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air (Sutrisno, 2004).

3. Zat Organik (sebagai KMnO4)

(21)

Adanya unsur besi dalam air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan unsur tersebut. Zat besi merupakan suatu unsur yang penting dan berguna untuk metabolisme tubuh. Untuk keperluan ini tubuh memerlukan 7-35 mg unsur tersebut perhari, yang tidak hanya diperolehnya dari air. Konsentrasi unsur ini dalam air yang melebihi 2 mg/L akan menimbulkan noda-noda pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna putih. Dalam jumlah kecil Magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar dari 150 mg/L dapat menyebabkan rasa mual (Sutrisno,2004). 5. Tembaga (Cu)

Tembaga merupakan salah satu unsur yang penting dan berguna untuk metabolisme. Konsentrasi 1mg/L merupakan batas konsentrasi tertinggi tembaga untuk mencegah timbulnya rasa yang tidak baik.. Konsentrasi standar maksimum yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI untuk Cu ini sebesar 0,05 mg/L untuk batas maksimum yang dianjurkan sebesar 1,5 mg/L sebagai batas maksimal yang diperbolehkan (Sutrisno, 2004).

c. Standar mikrobiologis air minum

Persyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:

1. Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.

2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain.

(22)

Menurut peraturan pemerintah No.20 Tahun 1990, mengenai standar mutu/kualitas air di perairan umum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut;

Tabel 2. Syarat Kualitas Air Dalam Beberapa Golongan

No Parameter Satuan

2 Jumlah zat padat terlarut Mg/L 1000 1000 1000 1000 3 Kekeruhan Skala NTU 5 15

4 Rasa

-5 Warna Skala TCU 15 50

6 Suhu oC Suhu

udara

7 Daya Hantar Listrik Umhos/cm 2250

KIMIA anorganik

1 Air raksa Mg/lt 0,001 0,001 0,002 0,005 2 Aluminium Mg/lt 0,2

-3 Arsen Mg/lt 0,005 0,05 1 1

4 Barium Mg/lt 1 1

5 Besi Mg/lt 0,3 5

6 Florida Mg/lt 0,5 1,5 1,5

7 Kadmium Mg/lt 0,005 0,01 0,01 0,01 8 Kesadahan CaCO3 Mg/lt 500

9 Klorida Mg/lt 250 600 0,003 10 Kromium valensi 6 Mg/lt 0,005 0,05 0,05 1

11 Mangan Mg/lt 0,1 0,5 2

12 Natriun Mg/lt 200 60

13 Nitrat sebagai N Mg/lt 10 10

14 Nitrit sebagai N Mg/lt 1,0 1 0,06 15 Perak Mg/lt 0,05

16 .pH 6,5 – 8,5 5 – 9 6 – 9 5 – 9 17 Selenium Mg/lt 0,01 0,01 0,05 0,05

18 Seng Mg/lt 5 5 0,02 2

19 Sianida Mg/lt 0,1 0,1 0,02 20 Sulfat Mg/lt 400 400

21 Sulfida sebagao H2S Mg/lt 0,05 0,1 0,002

22 Tembaga Mg/lt 1,0 1 0,02 0,1 23 Timbal Mg/lt 0,05 0,01 0,03 1 24 Oksigen terlarut (DO) Mg/lt - >=6 >3

25 Nikel Mg/lt - 0,5

26 SAR (Sodium Absortion Ratio) Mg/lt - 1,5 – 2,5

Kimia Organik

1 Aldrin dan dieldrin Mg/lt 0,0007 0,017 2 Benzona Mg/lt 0,01

(23)

5 Chlordane Mg/lt 0,03 0,003

6 2,4 D Mg/lt 0,10

7 DDT Mg/lt 0,03 0,042 0,002 8 Detergent Mg/lt 0,5

9 1,2 Dichloroethane Mg/lt 0,01 10 1,1 Dichloroethane Mg/lt 0,0003

11 Heptachlor heptachlor epoxide Mg/lt 0,003 0,018 12 Hexachlorobenzene Mg/lt 0,00001 13 Lindane Mg/lt 0,004 0,056

19 Endrin Mg/lt - 0,001 0,004 20 Fenol Mg/lt - 0,002 0,001 21 Karbon kloroform ekstrak Mg/lt - 0,05

22 Minyak dan lemak Mg/lt - Nihil 1 23 Organofosfat dan carbanat Mg/lt - 0,1 0,1

24 PCD Mg/lt - Nihil

25 Senyawa aktif biru metilen Mg/lt - 0,5 0,2 26 Toxaphene Mg/lt - 0,005

27 BHC Mg/lt - 0,21

Mikrobiologik

1 Koliform tinja Jml/100ml 0 2000 2 Total koliform Jml/100ml 3 10000

Radioaktivitas

1 Gross Alpha activity Bq/L 0,1 0,1 0,1 0,1 2 Gross Beta activity Bq/L 1,0 1,0 1,0 1,0

Sumber. peraturan pemerintah No.20 Tahun 1990

Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu

Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan

Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan

Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.

3.4 Turbidimeter

(24)

diberikan dengan partikel suspensi yang terdispersi dalam larutan. Partikel-partikel suspensi tersebut dapat berupa lempung alga, material organik, mikroorganisme, material koloid dan bahkan molekul besar sekalipun.

Metode yang biasa digunakan untuk mengukur turbiditas suatu larutan adalah turbidimetri. Dasar dari analisis turbidimetri adalah pengukuran intensitas cahaya yang ditransmisikan sebagai fungsi dari konsentrasi fase terdispersi, bilamana cahaya dilewatkan melalui suspensi maka sebagian dari energi radiasi yang jatuh dihamburkan dengan penyerapan, pemantulan, dan sisanya akan ditransmisikan. (Prawoto & Warianto. 2008)

Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai suatu partikel ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang diteruskan digunakan sebagai dasar pengukuran. Di bawah ini adalah salah satu contoh turbidimeter beserta aksesoris lainnya, Keistimewaan alat ini ialah :

o hasil pembacaan langsung bentuk digital dalam range 0-1000 NTU (Nephelometric Turbidity Unit )

o sangat ideal untuk monitoring pengatur, pengawasan proses, atau studi lapangan

o dua sistem optikal detektornya dikompensasi/diimbangi dengan warna dalam sampel, cahaya fruktuasi dan cahaya sesatan

3.5 Interpolasi Linear

(25)

Penterpolasi sering digunakan apalagi bila penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian kuantitatif, artinya banyak data-data yang harus dikumpulkan dan dianalisis. Linier Interpolation adalah Metode matematis untuk mencari data yang tidak diketahui ditengah data yang diketahui, dengan catatan data-data tersebut tersusun secara linier naik atau turun, berikut merupakan persamaan interpolasi linear,( Ikhsan,Imam. 2010)

Dapat dituliskan;

Dimana y* = nilai yang dicari Y k+1 = Nilai Sesedahnya (y*) Y k = Nilai Sebelumnya (y*)

X* = data seris yang telah diketahui X k+1 = Nilai Sesudahnya (X*)

X k = Nilai Sebelumnya (X*)

y

¿

y

k+1

y

k

(26)

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN PKL

4.1 Proses Pengolahan Air

Adapun pengolahan air di PDAM Unit I cendana memiliki tahapan Proses pengolahan air baku yang kemudian akan dianalisis melalui parameter fisika dan kimia. Berikut merupakan proses yang dijalankan;

1. Jar Test

kegiatan yang dilakukan untuk menentukan dosis optimum pemberian tawas untuk air baku. Banyaknya kadar tawas yang diberikan bergantung dari kondisi air baku. Selanjutnya dari proses ini juga didapatkan kadar lumpur atau zat yang terlarut dalam setiap 1000 ml.

2. Proses Aerasi

Aerasi adalah bagian dari pengolahan air dimana air ditempatkan pada tempat terbuka, hal tersebut untuk :

a. Menurunkan kandungan karbondioksida (CO2),

b. Menaikkan kandungan Oksigen (O2),

c. Menghilangkan Hidrogen Sulfida (NSO4) dan Zat Organik.

3. Proses Koagulasi

Koagulasi adalah proses dimana zat kimia seperti garam Fe dan Al ditambahkan ke dalam air untuk mengubah bentuk zat-zat pengotor. Umumnya digunakan larutan tawas (Al2 (SO4)3. 14 H2O). dengan kata

lain koagulasi ialah proses dimana ion-ion dengan muatan yang berlawanan dimasukkan kedalam air sehingga menjadikan koloid tidak stabil (koloid harus dihilangkan karna penyebab dari kekeruhan dan warna daru air).

(27)

Flokulasi sangat berhubungan erat dengan proses koagulasi, karena adanya proses destabilisasi dan tumbukan antara partikel, sehingga terjadi saling ikat antara satu dengan yang lainnya. Flokulasi secara umum disebut juga pengaduk lambat, dimana flokulasi ini berlangsung proses terbentuknya flok-flok yang lebih besar sehingga lebih mudah mengendap. Dengan kata lain proses flokulasi adalah proses pengikatan partikel-partikel yang menyebabkan kekeruhan air. Ikatan tersebut mempunyai massa yang sangat ringan sehingga belum bisa di endapkan. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan kimia yang membantu mengikat flokulan-flokulan agar lebih berat dan cepat mengendap.

5. Proses Penyaringan / Filtrasi

Prinsip dari filtrasi adalah proses penyaringan secara fisik, kimia, biologi untuk memisahkan/menyaring partikel yang tidak terendapkan dalam proses sedimentasi melalui media berpori. Proses penyaringan tersebut diperlukan untuk memisahkan flok-flok yang berukuran kecil/halus yang tidak dapat diendapkan oleh proses pengendapan.

6. Proses Pengendapan / Sedimentasi

Pengendapan adalah mengendapkan dan menghilangkan partikel melayang yang terjadi pada saat air diam atau mengalir sangat pelan melalui bak, partikel yang mempunyai berat jenis lebih besar dari air akan mengendap di atas dasar bak dan membentuk lapisan lumpur. Waktu yang diperlukan untuk pengendapan bervariasi, bergantung dari tipe/model pengendapan, tetapi umumnya dari 30 menit sampai 4 jam.

7. Proses Desinfektan

(28)

Desinfektan merupakan langkah terakhir sebelum air ditampung ke dalam reservoir.

8. Proses Reservoir

Reservoir digunakan pada system distribusi untuk aliran, mengatur tekanan dan keadaan darurat (Prawoto & warianto, 2008).

Singkatnya proses pengolahan air di PDAM kota Samarinda dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini.

(Sumber. www.pdamkotasamarinda.co.id)

Gambar 1. Proses Pengolahan Air di PDAM Kota Samarinda

4.2 Metodologi dan Analisis Air

Cara kerja atau metodologi yang digunakan untuk mengetahui kualitas air dan kinerja unit pengolahan di instalasi pengolahan air minum ini, terdiri dari pengumpulan data sekunder berupa unit-unit pengolahan yang digunakan dan pengambilan contoh air serta analisa kualitas air di laboratorium untuk mendapatkan data primer.

Dan setelah itu langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menganalisis kualitas air, yaitu :

(29)

Derajat pH adalah tingkatan yang menunjukkan asam atau basa suatu larutan yang diukur pada skala 0 s/d 14. Tinggi atau rendahnya pH air dipengaruhi oleh senyawa / kandungan dalam air tersebut.

a. Alat dan bahan yang digunakan

1) Comparator

2) Tabung reaksi

3) Disc Comporator pH 4) Sampel Air

5) Aquadest

6) Brom Timol Blue (BTB) b. Prosedur kerja

1) Dimasukkan aquadest secukupnya untuk membersihkan Tabung reaksi,

2) Dimasukkan sampel air sebanyak 10 ml kedalam Tabung Reaksi, 3) Diberikan BTB 1 sampai 2 tetes pada sampel air,

4) Dimasukkan sampel yang telah diberikan BTB ketempat yang telah tersedia pada comparator, kemudian lihat hasil warnanya yang sesuai dengan disc comporator.

Gambar 2. Disc Comporator pH dan Brom Timol Blue (BTB)

2. Pemeriksaan Kekeruhan Air (Nephelometric Turbidity Unit / NTU)

(30)

itu zat-zat tersebut dapat mendatangkan bakteri yan dapat mengganggu kesehatan sehingga diperlukannya pemeriksaan ini, berikut merupakan alat dan prosesnya;

a. Alat dan bahan yang digunakan 1) Beaker glass

2) Turbiditymeter

3) Sampel air 4) Aquadest b. Prosedur kerja

1) Dimasukkan 15 ml aquadest ke dalam beaker glass 1, 2) Dimasukkan 15 ml sampel air ke dalam beaker glass 2,

3) Dimasukkan standar baku/aquadest ke dalam kuvet, kemudian tekan

enter lalu akan keluar hasilnya nol sebagai kalibrasi, dan kemudian keluarkan standar baku,

4) Dimasukkan sampel yang telah disaring ke dalam kuvet kemudian tekan enter untuk melihat hasilnya.

Gambar 3. Turbiditymeter

3. Pemeriksaan Sisa Chlor (Cl-)

Kadar klorin digunakan untuk pemurnian air dan untuk membunuh bakteri mikrobiologi di kran air. Klorida tidak bersifat toksik bagi mahluk hidup, bahkan berperan dalam pengaturan osmotik sel.

a. Alat dan bahan yang digunakan

(31)

2) Tabung reaksi

3) Disc comporator

4) Sampel air 5) Aquadest

6) Indikator Ortotolidine

b. Prosedur kerja

1) Dimasukkan aquadest secukupnya untuk membersihkan Tabung Reaksi,

2) Dimasukkan 10 ml sampel air ke dalam Tabung Reaksi, 3) Diberikan 1 sampai 2 tetes Ortotolidine pada sampel air,

4) Dimasukkan sampel yang telah diberikan Ortotolidine ketempat yang telah tersedia pada comparator, kemudian lihat hasil warnanya yang sesuai dengan disc comporator.

Gambar 4. Disc Comporator Chlor dan Ortotolidin

4. Pemeriksaan Warna Air (TCU/True Color Unit)

Adapun prosedur kerja pemeriksaan warna di Laboratorium Induk PDAM kota Samarinda adalah ;

(32)

1) Corong kaca 2) Kertas saring 3) Beaker glass 4) Spektrofotometer 5) Sampel air 6) Aquadest b. Prosedur kerja

1) Dimasukkan 15 ml aquadest kedalam beaker glass 1. 2) Diletakkan kertas saring pada permukaan corong kaca. 3) Diletakkan corong kaca pada bibir beaker glass 2.

4) Dimasukkan 20 sampai 30 ml sampel air kedalam beaker glass 2 yang telah ada penyaringnya.

5) Air yang tersaring pada beaker glass adalah sampel air yang akan dilihat nilai dari warnanya (Pt.Co).

6) Dimasukkan standar baku/aquadest ke dalam kuvet, kemudian tekan zero untuk kalibrasi, dan kemudian keluarkan standar baku.

7) Dimasukkan sampel yang telah disaring kedalam kuvet kemudian tekan enter untuk melihat hasilnya.

Gambar 5. Spektrofotometer

(33)

TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic maupun anorganic, mis : garam, dll) yang terdapat pada sebuah larutan.

a. Alat dan bahan yang digunakan 1) Beaker glass

2) Conductivitymeter / TDS meter 3) Aquadest

b. Prosedur kerja

1) Sipakan sampel pada beaker glass, 2) Hidupkan alat TDS meter,

3) Masukkan katoda dari TDS kedalam sampel air dan lihat hasilnya.

(34)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil

Data-data yang didapatkan selama berlangsungnya Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 2 bulan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran II.

Tabel 4. Hasil analisis air IPA I PDAM unit Cendana Samarinda bulan Maret 2014

Ket : FTU : Formazin Turbidity Unit

(35)

Tabel 5. Debit air IPA I PDAM unit Cendana Samarinda bulan Maret 2014

4.2.1 Analisis Data Kualitas Air

(36)

Gambar 7. Grafik Perbandingan pH air baku dan air Produksi b. Analisis dari kekeruhan air baku dan air produksi

Gambar 8. Grafik Perbandingan intensitas kekeruhan air baku dan air Produksi

(37)

Gambar 9. Grafik Perbandingan TDS air baku dan air Produksi

4.2.2 Analisis data debit air dengan interpolasi linear

Dibagian instalasi, pengambilan data debit air dilakukan setiap 2 jam sekali, namun setelah dirata-ratakan menjadi tiga waktu dalam sehari, data yang diperoleh yakni pagi pukul 08:00 am, sore hari pukul 16:00 pm dan malam pukul 24:00 pm. Sehingga untuk mendapatkan data disetiap jamnya diperlukan persamaan yang cukup sederhana yaitu interpolasi linier.( Ikhsan,Imam. 2010)

Gambar 10. Grafik Debit Air Terhadap Kekeruhan Dimana y* = nilai yang dicari

Y k+1 = Nilai Sesedahnya (y*) Y k = Nilai Sebelumnya (y*)

X* = data seris yang telah diketahui X k+1 = Nilai Sesudahnya (X*)

X k = Nilai Sebelumnya (X*)

y

¿

y

k+1

y

k

(38)

Kita dapatkan data debit di setiap jam dalam 1 bulan, begitu pun dengan data kualitas air yang dalam hal ini hanya kekeruhan. Hasil perhitungan debit air IPA I menurut intensitas kekeruhan di PDAM Samarinda yang tertanggal 1 sampai 29 Maret 2014 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran III.

4.4 Pembahasan

Pelaksanaan praktek kerja lapangan selama 2 bulan yaitu pada tanggal, 27 Januari sampai 27 Maret yang bertempat di PDAM unit Cendana. Dalam kegiatan tersebut, banyak pengetahuan dan pengalaman baru khususnya dalam bidang pekerjaan maupun dalam bidang ilmu pengetahuan. Di sini dipelajari mengenai proses pengolahan air baku yang berasal dari sungai mahakam sampai menjadi air bersih dan menganalisisnya hingga layak dikonsumsi. Dimana sistem pengolahan air terdiri dari 8 proses yang dimulai dari pengambilan air baku (intake), proses aerasi, proses koagulasi, proses flokulasi, proses filtrasi, proses sedimentasi, proses desinfektan dan selanjutnya masuk pada proses analisis air produksi sampai akhirnya ditampung di reservoar dan didistribusikan kepada masyarakat. Analisis Kualitas air di laboraturium induk PDAM Samarinda digunakan parameter fisika dan kimia diantaranyan Pemeriksaan pH, Pemeriksaan Kekeruhan Air, Pemeriksaan Sisa Chlor, Pemeriksaan Warna Air, Pemeriksaan Zat Padat dan lain-lain.

(39)

terlalu sedikitnya pemberian kapur yang diberikan pada kondisi air baku yang asam.

Kekeruhan dapat disebabkan oleh berbagai macam jenis material tersuspensi, semakin banyak material akan membuat air menjadi terlihat lebih keruh. Pada grafik 8, menunjukkan bahwa kekeruhan pada air produksi IPA I PDAM unit Cendana Samarinda cukup stabil di kisaran mutu air minum (5 NTU), namun pada tanggal 3 tingkat kekeruhan air berada pada 5,91 NTU ini dapat disebabkan karena pemberian tawas tidak sebanding dengan debit air sehingga material-material yang tersuspensi tidak membentuk fluks dengan sempurna, ataupun fungsi atau kinerja filter tidak berfungsi dengan baik. Ini merupakan beberapa hal yang dapat menyebabkan tingkat kekeruhan air produksi mengalami kenaikan nilai kekeruhan.

Total Dissolved Solid (TDS) adalah padatan-padatan yang mempunyai ukuran lebih kecil dari pada tersuspensi. Pada grafik 9, menunjukkan bahwa air produksi bulan maret selalu berada pada level aman dikonsumsi menurut Peraturan Mentri Kesehatan yaitu kurang dari 500 mg/L. Namun bila dibandingkan dengan air baku, nilai air produksi memiliki nilai yang lebih besar. Ini dikarenakan dari sistem pengolahan yang menggunakan bahan-bahan kimia seperti tawas guna menurunkan nilai kekeruhan, pemberian soda (kapur) guna menstabilkan pH dan lain-lain, yang berdampak naiknya nilai TDS pada air produksi.

(40)

peraturan pemerintah No.20 Tahun 1990 yang menetapkan standar air bersih ialah kurang dari 15 NTU.

BAB IV PENUTUP

5.1 Kesimpulan

(41)

2. Produksi air IPA I PDAM unit Cendana Samarinda menghasilkan 72,084 m3 air yang bermutu air minum dan 17.132 m3 Air bersih, yang dihitung berdasarkan data dan persamaan yang ada. Ini menunjukkan bahwa lebih dari 80% kinerja IPA I PDAM unit Cendana Samarinda sangat efektif dalam memproduksi air minum berdasarkan kualitas kekeruhan.

5.2 Saran

Untuk meningkatkan kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Samarinda dalam meningkatkan produksi, mutu dan kualitas air diperlukan juga turut serta peran masyarakat, selain dalam dana pengelolahan juga dibutukkan pemeliharaan lingkungan agar kualitas air baku yang akan diproses menjadi lebih mudah diolah sehingga dapat menekan biaya produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Ibnuchair, (2013), Analisis Parameter Kualitas Air Produksi Ipa I Pdam Di Laboratorium Induk Pdam Unit I Cendana Kota Samarinda.Samarinda ; Unmul.

(42)

Prawoto & Warianto, (2008), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Samarinda, Samarinda: Poltek Samarinda

Gambar

Tabel 1. Kapasitas Rata-Rata Air Produksi dan Daerah Pelayanan PDAM
Gambar 1. Proses Pengolahan Air di PDAM Kota Samarinda
Gambar 2. Disc Comporator pH dan Brom Timol Blue (BTB)
Gambar 3. Turbiditymeter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Judul tersebut dipilih dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mahasiswa dalam mengikuti kuliah pengganti, untuk mengetahui

ADiTV berkomitmen memberikan tontonan dan tuntunan yang berbeda dengan televisi swasta nasional dalam rangka meningkatkan kecerdasan dan membangun budaya bangsa

Hasil penelitian ini secara umum dapat di gunakan sebagai bahan untuk evaluasi dan mereformulasi kebijakan oleh Diretorat Jenderal Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Gambar 11 Kontur tegangan beton pondasi telapak (3D) Dari perhitungan settlement, cerucuk dibutuhkan di pada tanah lunak dimana perletakan struktur rumah tersebut

tentang bilangan tersebut. Fenomena di atas sampai pada saat ini masih kita lihat dan rasakan, karena dari kenyataan yang ada bahwa mata pelajaran matematika

Menara Petronas adalah dua buah pencakar langit kembar di Kuala Lumpur, Malaysia yang sempat menjadi gedung tertinggi di dunia dilihat dari tinggi pintu masuk utama ke bagian

This current framework therefore focuses on helping National Societies to plan and monitor activities, outputs and immediate impacts of DRR/CCA that ultimately contribute to

Pengembangan metode proyek di taman kanak- kanak bertujuan mengembangkan perkembangan Sosial Emosional yaitu Bekerja sama dalam setiap kali menyelesaikan tugas atau kegiatan,