• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

PETANI DALAM PEMANFAATAN LAHAN

PESISIR DANAU LIMBOTO

(Studi Kasus Di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo)

SKRIPSI

OLEH

KARMILA N. SAHA

614410088

PROGRAM S1 AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

PETANI DALAM PEMANFAATAN LAHAN

PESISIR DANAU LIMBOTO

(Studi Kasus Di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo)

OLEH

KARMILA N. SAHA 614410088

SkripsiIniMerupakanSalahSatuSyaratUntuk MemperolehGelarSarjanaPertanianPada

JurusanAgribisnis

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

i

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Karmila N. Saha

Nim : 614 410 088

Tempat Tanggal Lahir : Telaga, 20 Agustus 1992

Alamat : Desa Tilote, Kec. Tilango, Kab. Gorontalo

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Jurusan : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Petani Dalam Pemanfaatan Lahan Pesisir Danau Limboto Studi Kasus di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo” adalah hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Adapun bagian – bagian tertentu dalam penulisan yang saya kutip dari hasil karya orang lain baik yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan telah dituliskan dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustakan seusai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi akademik.

Gorontalo , Oktober 2014

(4)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Telaga, Kabupaten Gorontalo. Pada tanggal 20 Agustus 1992. Penulis adalah anak ke sembilan dari 11 bersaudara dari pasangan Bapak Nipon Saha dan Ibu Maimuna Isa Manopo (almh).

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Tilote, Kecamatan Telaga tamat pada Tahun 2004. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah Telaga tamat pada Tahun 2007, kemudian melanjutkan di SekolahMenengahKejuruan (SMK) Negeri 1 Gorontalo tamat pada tahun 2010.Pada tahun yang sama melanjutkan ke perguruan tinggi Universitas Negeri Gorontalo diterima di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian pada jalur Bidik Misi pada Tahun 2010.

(5)

iii PERSETUJUAN PEMBIMBING

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

PETANI DALAM PEMANFAATAN LAHAN

PESISIR DANAU LIMBOTO

(Studi Kasus Di Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo)

KARMILA N. SAHA 614 410 088

Skripsiinitelahdisetujuidandisidangkandihadapan KomisiUjianSidangpadatanggal 08 Oktober 2014

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Asda Rauf, M.Si Yanti Saleh, SP. M.Pd

Ketua Anggota

Diketahui

Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian

Supriyo Imran, SP, M.Si Prof.Dr.Ir.H. Mahludin Baruwadi,MP

(6)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Petani Dalam Pemanfaatan Lahan Pesisir Danau

Limboto (StudiKasusdi Kecamatan Tilango KabupatenGorontalo)

Nama : Karmila N. Saha

NIM : 614 410 088

Program Studi : S1 Agribisnis

Telah disidangkan dan dipertahankan dihadapan dewan penguji Hari/Tanggal :Rabu, 08 Oktober 2014

Pukul : 16.00 Wita

Dewan Penguji

1. Dr. Ir. Asda Rauf, M.Si ... 2. Yanti Saleh, SP, M.Pd ... 3. Prof. Dr. Ir. H. Mahludin Baruwadi. MP ... 4. Dr. Amir Halid, SE, M.Si ... 5. Wawan K. Tolinggi, SP, M.Si ...

Gorontalo, Oktober 2014 Dekan Fakultas Pertanian

(7)

v

“MOTTO DAN PERSEMBAHAN”

Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah suatu nikmat yang telah dianugerahkanNya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa

yang ada pada diri mereka sendiri” ( Q.S Al-Anfal, 8:53)

S p p , setidaknya kita masih bisa berdiri dan menghadapi dengan kekuatan diri, kelapangan hati, dan yakin kita masih bisa hidup dengan mimpi yang telah

p p My

Buku yang bersampul hijau ini (skripsi) yang telah mengajarkan banyak hal. Perjuangan, sabar, ikhlas, kecewa, sedih, marah, tangisan, bahagia, tertawa, persaudaraan, kebersamaan, saling menolong. Dan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan untuk kita yang masih terus berjuang, dan Orang Tuaku tercinta yang senantiasa selalu mendoakan dan memotivasi dalam studiku selama ini....!!!

Atas rahmat dan anugerah dari Allah SWT, dengan bangganya kupersembahkan karya kecil ini sebagai wujud rasa cinta dan terima kasihku kepada : Ayahanda H.Nipon Saha, dan Ibuku tercinta Maimuna Isa Manopo (Almh) yang telah banyak berdoa, berkorban, mendidik serta sabar dalam segala hal sehingga aku dapat mencapai kesuksesan sampai dengan sekarang, teruntuk kakak-kakak serta adik aku (Ismail , Abd.Karib, Sarina, Samira, Hamsa, Usman, Yusuf, Fitri dan Asrin) yang selalu mendoakan perjuangan kesuksesanku, untuk kakak ipar (Rahmawati Hasania, Yunus Kasim), Ponakan (Yurni, Mei, Eli, Sakinah, Marwah, Novi, Ajin, Ibe, Zakir, Ain, Fadli, Fita, Aby, Rinto) yang telah mendoakan untuk keberhasilanku selama ini. Serta untuk YoprinTaidiA.Mdyang selama ini telah banyak memotivasiku, mendorong, menyemangati, mendukung selama penyelesaian studiku.

(8)

vi

ABSTRAK

Karmila N. Saha (614410088) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Petani Dalam Pemanfaatan Lahan Pesisir Danau Limboto (StudiKasus Di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo). Dibawah bimbingan Asda Rauf dan

Yanti Saleh.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisisfaktor – faktor yang mempengaruhi perilaku petani dalam pemanfaatan lahan pesisir Danau Limboto di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. Untuk mengetahui faktor – faktor apa yang mempengaruhi perilaku petani dalam pemanfaatan lahan pesisir Danau Limboto di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juli Tahun 2014. Metode yang digunakan adalah metode survey yang merupakan pengumpulan data empirik berdasarkan wawancara dan observasi. Dimana terbagi atas data primer dan data sekunder. Pemilihan sampel digunakan secara purposive samplingdan penarikan sampel petani menggunakan slovin dengan jumlah sampel 72 orang yang tersebar di 6 desa. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani dalam pemanfaatan lahan di Pesisir Danau Limboto adalah tidak adanya lahan tetap, kesuburan tanah, dan produksi hasil pertanian yang tinggi.

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa dengan terselesainya penyusunan hasil penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi PerilakuPetani Dalam Pemanfaatan lahan Pesisir Danau Limboto(Studi Kasus di KecamatanTilangoKabupatenGorontalo).

Dalam penyusunan hasil penelitian ini penulis banyak dihadapkan dengan berbagai hambatan namun berkat kesabaran dan kerja keras dari penulis dan bantuan dari Bapak/Ibu Dosen khususnya Dosen Pembimbing serta motivasi dari orang tua, keluarga dan teman-teman sehingga hasil penelitian ini bisa diselesaikan sebagaimana mestinya.

Penulisan hasil penelitian ini dapat di selesaikan berkat bantuan dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Dengan demikian melalui hasil penelitian ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepada kedua orang tuaku tercinta ayahanda H.Nipon Saha dan Ibu Maimuna Isa Manopo (almh). Terima kasih atas kasih sayang, doa, motivasi dan dukungan yang telah diberikan baik secara moril maupun materil sampai dengan saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan ujian hasil penelitian. 2. Kepada pihak DIKTI serta Pengelola Bidik Misi dilingkungan Universitas

Negeri Gorontalo yang telah memberikan saya kesempatan bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah selama 4 tahun.

3. Bapak Dr. H. Syamsu Qamar Badu, M.Pd, selaku Pimpinan Universitas Negeri Gorontalo.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahludin Baruwadi, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian, sekaligus sebagai penguji I yang telah membantu dan meluangkan waktu untuk memberikan masukan ataupun saran dalam hasil penelitian ini. 5. Bapak Supriyo Imran, SP. M.Si selaku Ketua Jurusan Agirbisnis

(10)

viii

7. Ibu Yanti Saleh, SP. MPd selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan memberikan masukan, meluangkan waktu, tenaga pikiran untuk memberikan bimbingan, koreksi, saran dan motivasi.

8. Bapak Dr. Amir Halid, SE. M.Si, selaku Penguji II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan ataupun saran terkait hasil penelitian ini. 9. Bapak Wawan K. Tolinggi, SP. M.Si, selaku moderator dan penguji yang

telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam proses pelaksanaan ujian hasil penelitian.

10. Seluruh dosen-dosen dan Operator Prodi jurusan Agribisnis yang senantiasa membantu saya dalam kemudahan untuk proses penyelesaian ujian serta dukungannya

11. Seluruh keluargaku yang selalu memberikan doa dan dukungan selama penyusunan dan pelaksanaan ujian hasil penelitian ini

12. Rekan – rekan mahasiswa Agirbisnis angkatan 2010kelas A dan B : Yeni, Ian, Yowan, Aksa, Mun, Maya, Intan, Isran, Eva, Femi, Nur, Nita, Tia, Isna, Muhlis, Eza, Ucin, Fikri, Hermanto, Mutaqin, Randy,Skup, Udin, Tyas,AbangAgus Yayu, Ria, Irma, Rina, Lina, Yul, Sinta, Asty, Orin, Ola, dll. Terima kasih atas kebersamaan, motivasi, bantuan yang diberikan kepada penulis sampai dengan saat ini.

13. Rekan seperjuangan Bidik Misi Margareta, Ajeng, Tyas. Terima kasih atas kebersamaan, motivasi dan dukungannya.

Penulis menyadari keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki, maka tentu saja hasil penelitian ini masih banyak kekurangan sehingga jauh dari kesempurnaan.

Akhir kata, penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam penyusunan hasil penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini akan berlanjut sampai ke skripsi dan kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua dan kepada pihak lain yang membacanya.

(11)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan... 4

D. Manfaat... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Perilaku Petani... 5

1. Perilaku ... 6

2. Petani ... 6

B. Pemanfaatan Lahan ... 7

C. Danau Limboto ... 13

1. Kondisi Danau Limboto ... 13

2. Keadaan Sosial Ekonomi ... 15

3. Permasalahan Ekosistem Danau ... 15

D. Penelitian Terdahulu ... 17

E. Kerangka Pemikiran ... 20

F. Hipotesis ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 22

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 22

(12)

x

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Teknik Analisis Data ... 25

F. Definisi Operasional Variabel ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Gambaran Umum Lokasi ... 29

1. Keadaan Geografis ... 29

2. Penduduk ... 29

3. Pendidikan ... 30

4. Sektor Pekerjaan... 31

5. Keadaan Sarana dan Prasarana... 32

B. Karasteristik Responden... 33

1. Umur ... 33

2. Tingkat pendidikan... 34

3. Luas Lahan ... 35

4. Status Lahan ... 36

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 37

1. Tidak Adanya Lahan Tetap ... 37

2. Daya Dukung Lahan ... 40

3. Produksi Hasil Pertanian ... 42

D. Hasil Analisis Data ... 44

1. Analisis Regresi Berganda ... 44

2. Pengaruh Simultan Variabel Pemanfaatan Lahan Terhadap Perilaku Petani di Pesisir Danau Limboto ... 44

3. Pengaruh Parsial Variabel Pemanfaatan Lahan Terhadap Perilaku Petani di Pesisir Danau Limboto... 45

4. Koefisien Korelasi ... 48

5. Koefisien Determinasi ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Data Pengambilan Sampel Tiap-tiap Desa, di kecamatan

Tilango,kabupaten gorontalo, 2014 ... 24 2. Keadaan Penduduk di Kecamatan Tilango, Kabupaten

Gorontalo, 2014 ... 29 3. Jumlah Penduduk Menurut Statistik Pendidikan di

Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, 2014 ... 30 4. Sektor Pekerjaan di Kecamatan Tilango, Kabupaten

Gorontalo,2014 ... 31 5. Jenis dan Jumlah Sarana dan Prasarana Tersedia di

Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, 2014 ... 32 6. Karasteristik Responden Berdasarkan Umur, di

Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, 2014 ... 34 7. Karasteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan, di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo,2014 ... 35 8. Karasteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan

Di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, 2014 ... 36 9. Karasteristik Responden Berdasarkan Status Lahan

Di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, 2014 ... 37 10.Pengaruh Tidak Adanya Lahan Tetap Terhadap Perilaku Petani

Dalam Pemanfaatan Lahan pesisir Danau Limboto ... 38 11.Tanggapan Responden Terhadap Tidak Adanya Lahan Tetap

Dalam Pemanfaatan Lahan Pesisir Danau Limboto ... 39 12.Pengaruh Daya Dukung Lahan Terhadap Perilaku Petani

Dalam Pemanfaatan Lahan Pesisir Danau Limboto ... 40 13.Tanggapan Responden Terhadap Daya Dukung Lahan

Dalam Pemanfaatan Lahan Pesisir Danau Limboto ... 41 14.Pengaruh Produksi Hasil Pertanian Terhadap Perilaku Petani

Dalam Pemanfaatan Lahan Pesisir Danau Limboto ... 42 15.Tanggapan responden terhadap perilaku petani

Dalam pemanfaatan lahan pesisir Danau Limboto ... 43 16.Hasil Analisis Pengaruh SimultanFaktor-Faktor

(14)

xii

17.Hasil Analisis Pengaruh Parsial Faktor-Faktor

(15)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

(16)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Identitas Responden ... 56

2. Hasil Kuisioner Perilaku Petani ... 59

3. Pengaruh Variabel Terhadap Perilaku Petani Responden ... 62

4. Interval Skor Rata-Rata dan Simpang Baku ... 63

5. Hasil Output SPSS 16 ... 65

6. Kuisioner/ Angket ... 67

7. Peta Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo ... 73

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia. Artinya pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari setengah perekonomian. Pertanian juga memiliki peran nyata sebagai pengahsil devisa negara melalui ekspor. Oleh karena itu perlu diadakannya pembangunan dalam sektor pertanian sehingga dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun diluar negeri. Sehingga semua potensi yang dimiliki tidak hanya persawahan dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia (Dai, 2014 : 1). Sedangkan menurut Daniel(2004 : 161) sampai era reformasi sekarang, tampaknya sektor pertanian masih dan akan merupakan sektor penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagian besar penduduk Indonesia (>60%) tinggal di pedesaan dan lebih separuh penduduk tersebut menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

(18)

2 dimanfaatkan untuk impor modal. Akhirnya sektor pertanian bisa menjadi pasar untuk keluaran-keluaran sektor modern. Hubungan antara lahan dan penduduk mulai diperhatikan dengan adanya pernyataan Malthus dalam An Essay on Population (1798). Pernyataan pokoknya adalah ada kecendurungan kuat pertumbuhan penduduk lebih cepat dari pertumbuhan pasok bahan makanan terutama disebabkan areal lahan adalah tetap. Erat kaitannya dengan pernyataan Malthus tersebut mengenai istilah daya dukung lahan. Konsep ini mencoba menjelaskan hubungan antara luas lahan dan jumlah penduduk (population density) merupakan ukuran daya dukung secara kuantitatif. Sedangkan daya dukung kualitatif bisa diukur dengan rasio manusia lahan (man land ratio)(Sukanto dan Pradono, 1998 : 64-65).

Provinsi Gorontalo merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dibentuk sejak Desember Tahun 2000 memisahkan diri dari Provinsi Sulawesi utara. Dengan berdirinya menjadi Provinsi baru ke 32, maka pembangunan di berbagai sektor sangat meningkat tajam, sebagai konsekuensi akan terjadi transformasi penggunaan berbagai sumber daya, dari sektor yang sifatnya tradisional ke yang lebih modern yang biasanya cepat dengan kwantitas lebih banyak.Pembangunan Provinsi Gorontalo yang masih bertumpu pada eksploitasi sumberdaya alam sebagai sumber pembiayaan pembangunan memiliki potensi besar terjadinya kerusakan lingkungan. Untuk itu diperlukan adanya pemantauan yang seksama terhadap tingkat dan pola pemanfaatan sumberdaya alam (Pusat Survei Sumberdaya Alam, 2003 : 1).

(19)

3 luasan perairan danau menyebabkan semakin menurunnya fungsi danau sebagai kawasan penampung air sehingga berpotensi terjadinya banjir dan kekeringan sekitar wilayah kawasan danau bahkan di luar kawasan Danau Limboto (Suwanto, dkk, 2011 : 47).

Penyusutan luas dan kedalaman air di Danau Limboto terjadi sangat cepat pada 10 tahun terakhir. Pada tahun 1932 rata - rata kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan luas 7.000 Ha, dan pada tahun 1961 rata - rata kedalaman danau berkurang menjadi 10 meter dan luas menjadi 4.250 Ha. Sedangkan tahun 1990 – 2008 kedalaman danau rata – rata ± 2,5 meter dengan luas 3.000 Ha. Penyebab penyusutan luas dan kedalaman danau disebabkan oleh adanya sedimentasi yang terjadi di daerah tengah, hulu dan dimana ± 25 anak sungai masuk atau sebagai inletnya adalah Danau Limboto dan hanya 1 (satu) outlet Danau menuju ke laut. Berdasarkan data Balitbangpedalda (2009) bahwa pada 23 anak sungai yang dimana aktifitas pertaniannya sangat tinggi yaitu yang berada di daerah hulu danau (DAS Limboto) yang telah berlangsung secara konvensional atau tidak berbasis konversi.

(20)

4 untuk komoditas tomat 17,8 Ha, cabe 1,8 Ha, terung 1 Ha, kacang panjang 0,9 Ha, ketimun 0,2 Ha dan sawi 10,5 Ha ( BPS Kecamatan Tilango, 2014 : 71 ).

Terkait dengan aktivitas pertanian oleh petani yang ada di pesisir Danau Limboto ini terutama dalam sistem pengelolaan lahan, masyarakatpun lebih dominan menggunakan lahan pertanian yang berada di pesisir Danau Limboto di bandingkan dengan lahan pertanian yang berada jauh dari pesisir Danau Limboto dikarenakan cepatnya proses penyuburan dan sedimentasi di Danau Limboto dan mengakibatkan fungsi utama dari danau berkurang, seperti sebagai peredam banjir pada musim hujan dan penyedia air pada musim kemarau, serta sebagai habitat berbagai jenis ikan. Tapi disisi lain, para petani memiliki alasan tersendiri atas pemilihan lokasi lahan yang dikelola untuk kegiatan pertanian yang berada di pesisir Danau Limboto, alasan utamanya yaitu tidak adanya lahan tetap, kesuburan tanah, dan produksi hasil pertanian yang selalu didapatkan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis terdorong untuk melakukan studi penelitian tentang “Faktor – faktor yang Mempengaruhi PerilakuPetani dalam pemanfaatan Lahan Pesisir Danau Limboto, Studi Kasus di Kecamatan

Tilango, Kabupaten Gorontalo”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dilatar belakang maka dapat dirumuskan masalah penelitiannya adalah faktor – faktor apa yang mempengaruhi perilaku petani dalam pemanfaatan lahan pesisir Danau Limboto, Studi Kasus di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo ?

C. Tujuan

(21)

5 D. Manfaat

1. Untuk petani, dapat dijadikan sebagai bahan informasi ataupun acuan dan tolak ukur tentang pemanfaatan lahan pesisir Danau Limboto.

2. Untuk pemerintah, dapat dijadikan sebagai informasi ataupun masukan kepada pemerintah agar dapat memberikan suatu kebijakan terkait kegiatan pertanian yang berada di pesisir Danau Limboto.

(22)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Petani

1. Perilaku

Menurut Levis (2013 : 157) definisi perilaku adalah ekspresi seseorang terhadap keadaan dunia sekitarnya. Akumulasi sikap atau persepsi, pengetahuan dan keterampilan akan menentukan perilaku seseorang.Perilaku merupakan tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang memiliki arti yang luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian diatas dapat simpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku manusia yaitu semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003 : 114). Dalam teori Bloom tentang perilaku dimana merupakan suatu aliran teori belajar humanistik, artinya proses belajar untuk perubahan perilaku berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri yang menekankan pada isi dari proses belajarterhadap suatu kondisi sekitar lingkungan ( Levis, 2013 : 158).

Dalam teori Lawrence Green (1980) seperti yang dikutip oleh Notoadmojo (2003 : 113) mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan, dimana kesehatan seseorang di pengaruhi oleh 2 (dua) faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes). Faktor perilaku dibentuk oleh :

a. Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

b. Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana untuk kegiatan pertanian.

(23)

7 2. Petani

Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usahatani, sebagai contoh petani tembakau atau petani ikan, pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak(Anonim, 2014). Hanafie, (2010 : 84) mengemukakan secara mikro, hal-hal yang berkaitan dengan sumberdaya manusia adalah dalam perannya sebagai pelaku utama sektor pertanian. Pertanian merupakan proses produksi yang didasarkan atas pertumbuhan tanaman dan hewan. Terlaksananya proses tersebut dalam mencapai pengembangan pertanian sangat tergantung pada peranan sumber daya manusia sebagai pelaksananya. Dalam bidang pertanian, bentuk usaha pertanian di dominasi oleh pertanian rakyat. Dengan demikian, peranan sumber daya manusia sebagai produsen dapat di tinjau dalam 3 aspek, antara lain :

1. Petani sebagai pekerja usahatani (cultivator)

Peranan utama petani dalam usahataninya adalah sebagai pekerja, yaitu petani itu sendiri yang mengusahakan usahataninya. Dalam pelaksanaannya, petani itu tidak bekerja seorang diri, tetapi dibantu oleh tenaga kerja lainnya seperti istri, dan anak-anaknya. Anak-anak yang berumur di atas 10 tahun sudah dapat dianggap sebagai tenaga kerja yang produktif. Mereka dapat membantu mengatur pengairan, menuai padi, mengangkut bibit dan sebagainya. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani itu merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak dinilai dalam bentuk uang. Seringkali petani juga harus menyewa tenaga kerja dari luar ketika pekerjaan di usaha tani membuthkan banyak tenaga kerja, sementara tenaga kerja keluarga tidak mencukupi.

2. Petani sebagai pemimpin usahatani (manager)

(24)

8 pemupukan harus dilakukan, dimana membeli pupuk, berapa dosis pupuk yang harus diberikan, dan lain-lain. Sejalan dengan kemajuan pertanian, petani harus lebih banyak lagi mengembangkan kecakapannya pada proses jual-beli, misalnya menentukan membeli bibit unggul, pupuk, atau alat pertanian baru. Dengan beralihnya pertanian dari sifat subsistem menjadi lebih komersial, tugas petani sebagai pemimpin usaha tani menjadi lebih sulit. 3. petani sebagai diri pribadi (person)

petani sebagai pribadi merupakan anggota sebuah keluarga dan ia pun menjadi anggota masyarakat suatu desa atau rukun tetangga. Sebagai manusia, peranan petani sama saja dengan peranan anggota masyarakat lainnya karena pada dasarnya petani itu sama dengan semua manusia pada umumnya yang memiliki 4 kapasitas penting dalam hidupnya, yaitu bekerja, belajar, berpikir kreatif, dan bercita-cita. Petani memiliki kesanggupan dasar yang sama, serta mereka digerakkan oleh dorongan pribadi dan pengaruh masyarakat yang sama pula.

B. Pemanfaatan Lahan

(25)

9 Lahan yang merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti sektor pertanian, kehutanan, perumahan indsutri pertambangan dan transportasi.(Catur, dkk.2007:1). Berdasarkan kondisi agroekosistemnya, lahan pertanian dapat dikelompokkan ke dalam lahan pertanian basah dan lahan pertanian kering (tadah hujan). Lahan pertanian basah terbagi ke dalam lahan basah beririgasi (lahan beririgasi) dan lahan basah non irigasi. Sedangkan lahan kering terbagi kedalam lahan kering dataran sedang dan lahan kering dataran tinggi.

Lahan beririgasi adalah lahan yang merupakan tanah turunan dari bangunan maupun jaringan irigasi yang keberadaannya menunjang kelestarian irigasi. Lahan beririgasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : (1) lahan beirigasi teknis (lahan yang sumber airnya dari irigasi yang secara khusus di bangun dengan teknik modern); (2) lahan beririgasi setengah teknis (semi modern); (3) lahan beririgasi pedesaan (sistem lokal-tradisional) (Setiawan, 2012 71-72).

Menurut Hanafie(2010 : 54-56) berdasarkan penguasaannya atas sebidang lahan, petani dibedakan menjadi petani pemilik, penggarap, petani penyewa, petani penyakap dan buruh tani yang tidak mempunyai kewenangan sedikitpun atas sebidang tanah. Berdasarkan luas lahan yang dimiliki, ada petani kaya pemilik lahan luas, petani menengah pemilik lahan sedang, dan petani gurem pemilik lahan sempit. Penggunaan lahan/ tanah dalam bidang pertanian meliputi usaha tani tanaman padi dan/atau palawaija, usahatani tanaman hortikultura, usaha tani tanaman perkebunan, usaha tani tanaman kehutanan, usahatani ternak/unggas, budidaya ikan/biota lain di air tawar. Secara mikro, pengaruh tanah dalam pertanian dilihat dari penguasaan lahan, luas lahan garapan, dan nilai lahan. Macam – macam menurut kepemilikan oleh petani dibedakan menjadi :

1. Lahan yang dibeli, baik kontan maupun angsuran.

2. Lahan warisan, yaitu lahan yang diterima oleh ahli waris berdasarkan pembagian dari harta orang tua yang telah meninggal dunia.

(26)

10 4. Lahan yang dimiliki berdasarkan land reform, permohonan biasa, pembagian

lahan transmigrasi, pembagian lahan dari pembukaan hutan, hukum adat, atau penyerahan dari program Perkebunan Inti Rakyat (PIR)

5. Lahan sewa, yaitu lahan yang didapat dengan perjanjian sewa, yang besarnya sewa sudah ditentukan terlebih dahulu tanpa melihat besar/kecilnya hasil produksi. Pembayaran sewa didapat berupa uang atau barang. Dalam sewa-menyewa, pemilik lahan tidak ikut menangguna ongkos-ongkos produksi dan resiko dari penggarapan lahannya.

6. Lahan bagi hasil (sakap), yaitu lahan sewa, tetapi dengan perjanjian besarnya sewa berdasarkan hasil panen/produksi dan dibayarkan setelah panen. Besarnya bagian yang akan diserahkan pada pemilik lahan sudah ditentukan terlebih dahulu, seperti setengah atau sepertiga hasil produksi.

7. Lahan gadai, yaitu lahan yang berasal dari pihak lain sebagai jaminan pinjaman uang pihak yang menggadaikan lahannya. Lahan tersebut dikuasai oleh orang yang memberi pinjaman uang sampai pemilik lahan membayar kembali hutangnya.

8. Lahan bengkok/pelungguh, yaitu lahan milik desa/kelurahan yang dikuasakan kepada pamong desa atau bekas pamong desa sebagai gaji atau pensiun. 9. Lahan bebas sewa, serobotan, dan lahan garapan. Lahan bebas sewa adalah

lahan yang didapatkan dengan tanpa membeli atau membayar sewa dan bukan merupakan hak milik, tetapi hanya diizinkan memakai dengan bebas sewa.

10. Lahan yang dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain dan dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut berupa lahan sawah dan/ atau bukan lahan sawah.

(27)

11 12. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh

pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air yang biasanya ditanami padi sawah, tanpa memandang darimana diperolehnya atau status lahan tersebut. Dalam hal ini, termasuk lahan yang hanya terdaftar di Pajak Bumi Bangunan (PBB), lahan bengkok, lahan serobotan, dan rawa yang ditanami padi. Lahan sawah dibedakan menjadi:

13. Lahan bukan sawah adalah semua lahan selain lahan sawah yang biasanya ditanami dengan tanaman musiman atau tanaman tahunan, lahan untuk kolam atau untuk kegiatan usaha pertanian lainnya. Lahan bukan sawah meliputi huma, ladang, tegal, kebun, kolam/tebat/empang, dan lahan perkebunan. 14. Huma adalah lahan kering yang biasanya ditanami tanaman musiman dan

penggunaannya hanya semusim atau dua musim, kemudian ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi. Kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian akan dikerjakan kembali bila kesuburannya kembali.

15. Ladang/tegal/kebun adalah lahan yang ditanami tanaman musiman atau tanaman tahunan,serta terpisah dengan halaman sekitar rumah dan penggunaannya tidak berpindah-pindah. Lahan yang dibiarkan kosong kurang dari 1 tahun (menunggu masa penanaman yang akan datang) dianggap sebagai kebun/ tegal apabila hendak ditanami tanaman musiman/tahunan atau dianggap sebagai lahan perkebunan apabila akan ditanami tanaman perkebunan.

(28)

12 Lahan mempunyai peranan sangat penting bagi kehidupan manusia. Kualitas pemanfaatan lahan pada suatu tempat sangat tergantung kepada kombinasi antara pola pemanfaatan dengan keterbatasan geobiofisik dari wilayah. Hal ini memberikan gambaran bahwa keinginan manusia untuk memperbaiki kehidupan ekonomi tidak berarti manusia boleh mengorbankan kelestarian lingkungan. Proses perubahan dalam pemanfaatan lahan ini selain menghasilkan manfaat yang dapat dinikmati oleh masyarakat juga tidak lepas dari resiko terjadinya kerusakan lahan akibat erosi, longsor lahan, pencemaran lingkungan, banjir dan lainnya. Erosi akan menyebabkan terjadinya pendangkalan waduk, penurunan kapasitas saluran irigasi. Erosi yang tinggi, banjir pada musim penghujan tidak hanya menimbulkan dampak negatif pada aspek geobiofisik sumber daya alam dan lingkungan tetapi juga berdampak pada aspek sosial ekonomi masyarakat. Erosi, longsor lahan dan banjir dapat menurunkan kualitas dan kuantitas sumberdaya alam produksi pertanian, perikanan dan penggunaan sumberdaya alam yang berkaitan dengan air akan menurun (Juhadi, 2007 : 21).

(29)

13 Pengelolaan sumberdaya lahan diperlukan guna memberi dukungan teknologi pada lahan marjinal dan terdegradasi serta alokasi lahan untuk meningkatkan pendapatan petani secara berkelanjutan. Rehabilitasi lahan sangat diperlukan karena luas lahan terdegradasi nasional masih sangat kritis (lebih dari dua juta hektar), sementara kemampuan rehabilitasinya selama empat tahun kurang dari 500.000 hektar (Irianto, 2006:25).

Transformasi lahan menuju penggunaannya untuk menghasilkan barang dan jasa adalah cara yang paling substansial bagi manusia dalam mengubah ekosistem bumi, dan dikategorikan sebagai penggerak utama hilangnya keanekaragaman hayati. Diperkirakan jumlah lahan yang diubah oleh manusia antara 39%-50%. Degradasi lahan, penurunan fungsi dan produktivitas ekosistem jangka panjang, diperkirakan terjadi pada 24% lahan di dunia. Laporan FAO menyatakan bahwa manajemen lahan sebagai penggerak utama degradasi dan 1.5 miliar orang bergantung pada lahan yang terdegradasi. Deforestasi, desertifikasi, erosi tanah, kehilangan kadar mineral, dan salinisasi adalah contoh bentuk degradasi tanah (Anonim, 2014 : 1).

(30)

14 C. Danau Limboto

Danau Limboto adalah salah satu aset sumberdaya alam yang dimiliki oleh Provinsi Gorontalo saat ini.danau Limboto telah berperan sebagai sumber pendapatan bagi nelayan, pencegah banjir, sumber air pengairan dan objek wisata. Areal danau ini berada pada dua wilayah yaitu + 30% wilayah Kota Gorontalo dan + 70% di wilayah Kabupaten Gorontalo dan menjangkau 7 kecamatan.

1. Kondisi Danau Limboto

Danau Limboto kini berada pada kondisi yang sangat memprihatinkan karena mengalami proses penyusutan dan pendangkalan akibat sedimentasi yang mengancam keberadaaannya dimasa yang akan datang. Semakin berkurangnya luasan perairan danau menyebabkan semakin menurunnya fungsi danau sebagai kawasan penampung air sehingga berpotensi terjadinya banjir dan kekeringan di sekitar wilayah kawasan danau bahkan di luar kawasan Danau Limboto (Suwanto, dkk., 2011 : 47).

(31)

15 Rintenga, Sungai Marisa, Sungai Meluopo semua aliran permukaannya menuju ke Danau Limboto (Kementrian Lingkungan Hidup RI – Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo, 2006: 45).

Luas Danau Limboto sampai tahun 2007 sebesar 2.537,152 Ha, dengan kedalaman sekitar 2 – 2,5 meter sedangkan luas daerah tangkapan air Danau Limboto sekitar 900km2. Pada tahun 1932 rata-rata kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan luas 7000 Ha, dan tahun 1961 rata-rata kedalaman danau berkurang menjadi 10 meter dan luas menjadi 4.250 Ha. Sedangkan tahun 1990 – 2008 kedalaman Danau Limboto rata-rata tinggal 2,5 meter dengan luas 3000 Ha. Dalam kurun waktu 52 tahun luas Danau Limboto berkurang sekitar 4.304 Ha atau sekitar 62,60% dari total luas danau. Sehingga dari data tersebut di atas rata-rata luas danau berkurang sekitar 65,89 Ha pertahun, sehingga pada Tahun 2025 danau ini diperkirakan akan berubah menjadi daratan (Suwanto,dkk., 2011 : 48).

(32)

16 kawasan tepian Danau Limboto itu, sebagian besar banguna sudah mendapat pengakuan dan penguatan baik berupa legalitas dan bentuk sertifikat hak milik. Pada musim kemarau para petani mengusahakan sekitar 1200 Ha lahan di tepi Danau untuk kegiatan perkebunan, pertanian dan pemukiman (Junus, 2003 :1).

2. Keadaan Sosial dan Ekonomi

Salah satu faktor sosial ekonomi adalah faktor penduduk. secara administratif, Danau Limboto dikelilingi oleh 7 kecamatan. Yaitu kecamatan Limboto, Limboto Barat, Telaga, Tilango, Telaga biru dan Batudaa yang merupakan wilayah Kabupaten serta kecamatan Kota Barat yang merupakan wilayah Kota Gorontalo. Jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2008 terdapat pada Kecamatan Limboto dengan jumlah penduduk sebanyak 68.314 jiwa.Jumlah penduduk yang tinggal di desa-desa sekitar Danau adalah 50.930 jiwa (sekitar 11%), namun bila dilihat tingkat kepadatan cenderung lebih tinggi, yaitu 542 jiwa/km2. Pemanfaatan Danau Limboto pada masa penjajahan Belanda terlihat dengan adanya bangunan pelabuhan dan pasar ikan. Bangunan pelabuhan dan pasar ikan didirikan tahun 1932 dan digunakan sebagai tempat pelelangan ikan dari Danau Limboto.

Danau Limboto sangat dibanggakan oleh masyarakat Gorontalo disamping sebagai sumber mata pencharian juga merupakan salah satu objek wisata yang memiliki panorama indah, terlebih apabila dilihat dari puncak bukit yang berada di sekelilingnya.Unsur ekosistem lain di luar faktor biotik dan abiotik adalah culture (budaya) yaitu sebaran penduduk, mata pencharian dan pola hidup masyarakat, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dan juga akan mempengaruhi tatanan ekosistem dalam posisi rentan pada suatu Daerah Aliran Sungai. Struktur dan kedinamisan ekosistem merupakan akibat proses perubahan (Suwanto, dkk., 2011 : 53)

3. Permasalahan Ekosistem Danau

(33)

17 analisis masalah sesuai dengan Iceberg Theoryuntuk menentukan struktur permasalahan secara spesifik dan masalah-masalah pokok yang harus ditangani baik jangka pendek maupun jangka panjang. Peta permasalahan digolongkan berdasarkan bagian kawasan Danau Limboto :

(34)

18 2. Kerusakan Sempadan seperti okupasi lahan sekitar danau oleh masyarakat,

berkurangnya kualitas air akibat dari pembuangan limbah domestik.

3. Pencemaran Perairan yaitu a) Pencemaran air dan eutrofikasi dimana tingkat cemaran organik tinggi, mempercepat penutupan permukaan suatu perairan. b) Sedimentasi dimana proses penyusutan dan pendangkalan, pengurangan luasan Danau.c) Pertumbuhan eceng gondok yaitu dimana terjadinya penurunan keragaman genetik ikan dan biota air. d) Pemanfaatan air Danau yakni perubahan kontur danau akibat pendangkalan, kondisi air yang semakin keruh. e) Resiko terjadinya banjir.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini diantara lain dilakukan oleh Mowidu dan I Wayan (2010) dengan judul penelitian “Perilaku Petani Dalam Konservasi Lahan pada Usahatani Kakao di Kecamatan Poso Pesisir

Utara”. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui perilaku petani kakao

(35)

19 Selanjutnya, penelitian oleh Sugandi, dkk., (2012) judul penelitian “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Wanita Tani dalam Pemanfaatan Pekarangan di Desa Tebing Kaning, Kecamatan Arga Makmur, Kabupaten

Bengkulu Utara”. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi wanita tani di Desa Tebing Kaning dalam pemanfaatan pekarangan kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL). Analisis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif dan interval kelas, dan metode yang digunakan yaitu metode survei dengan penarikan petani contoh sebagai responden sebanyak 30 orang, dipilih menggunakan metode simple random sampling. Hasil analisis menunjukkan yaitu faktor – faktor yang mempengaruhi partispasi wanita tani di Desa Tebing Kaning dalam pemanfaatan lahan pekarangan diantaranya mendapat nilai tinggi (0,5 – 1,0) yaitu minat/hobi, menghemat pengeluaran belanja, mudah dalam budidaya, meningkatkan hubungan sosial dengan tetangga, memenuhi kebutuhan akan sayuran, memperindah halaman, dan menambah pengetahuan budidaya sayuran dan wanita tani di Desa Tebing Kaning masih membutuhkan bimbingan penyuluh dan pendampingan teknologi dari peneliti BPTP Bengkulu.

(36)

20 lahan yang terbangun 115,05 Ha (27,105), pada tahun 2002 berubah menjadi 128,09 Ha (30,18%), pada tahun 2007 penggunaan lahan terbangun menjadi 143,38 Ha (33,78%). Yang artinya telah terjadi perubahan sebesar 6,68% selama 10 tahun. Perubahan penggunaan lahan tersebut lebih didominasi oleh penggunaan lahan untuk kegiatan perumahan serta kegiatan perdagangan dan jasa. Penelitian oleh Prihandoko, dkk., (2011) judul penelitian “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Nelayan Artisanal dalam Pemanfaatan Sumberdaya

Perikanan di Pantai Utara Provinsi Jawa Barat”. Tujuan penelitian yakni untuk

memperkirakan perilaku secara akurat dengan menggunakan perspektif theory planned behavior dari nelayan artisanal. Analisis data yang digunakan dalam penelitian kali ini yaitu untuk teknik penarikan sampel dilakukan dengan cara acak kluster dengan jumlah sampel 400 rumah tangga. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara berdasarkan kuisioner dan di proses dengan menggunakan program Strukutural Equation Model (SEM) and LISREL 8:54. Hasil penelitiannya adalah bahwa perspektif theory planned behavior dapat digunakan untuk melihat niat untuk berperilaku dan perilaku nelayan artisanal. Koefisien determinasi antara variabel sikap, normal subjektif, keyakinan kemampuan berperilaku terhadap variabel niat untuk berperilaku sebesar 0,40. Kondisi ini mengindikasikan adanya faktor variabel lain sebesar 60% di luar variabel penelitian ini yang mempengaruhi niat berperilaku. Sementara itu pengaruh variabel niat untuk berperilaku terhadap perilaku sebesar 0,51 mengindikasikan bahwa tidak sepenuhnya niat untuk berperilaku nelayan terwujud sesuai dengan perilaku mereka dalam kegiatan perikanan tangkap.

Selanjutnya, penelitian oleh Marliati, dkk., (2010). Judul penelitian “Faktor -faktor yang Berpengaruh Terhadap Kemandirian Petani Tanaman Pangan

beragribisnis di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau”. Tujuan penelitian yaitu (1)

(37)

21 korelasi, uji regresi berganda, dan analisis jalur (path analysis), dan untuk pengambilan sampel petani dilakukan dengan metode pengambilan sampel gugus bertahap (multistage cluster sampling) dan terpilih jumlah responden penelitian 75 orang petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemandirian petani tanaman pangan beragribisnis termasuk kategori “rendah”, rendahnya tingkat kemandirian petani beragribisnis disebabkan oleh (a) rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan pengembangan kapasitas petani beragribisnis,(b) rendahnya tingkat kinerja penyuluh pertanian,(c) rendahnya tingkat pendidikan formal dan non formal petani. Tingkat pemenuhan kebutuhan pengembangan kapasitas petani beragribisnis kategorinya “rendah” yang disebabkan oleh (a) rendahnya tingkat kinerja penyuluh pertanian, (b) faktor karasteristik petani, (c) kurangnya fasilitas agribisnis oleh pemerintah, dan (d) kurangnya dukungan nilai-nilai sosial budaya.

E. Kerangka Pemikiran

(38)

22 Gambar. 1 Skema Kerangka PenelitianFaktor–faktor yang Mempengaruhi

Perilaku Petani dalam Pemanfaatan Lahan Pesisir Danau Limboto. F. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas,maka dapat disusun hipotesis adalah diduga bahwa tidak adanya lahan tetap (X1), Kesuburan Tanah (X2) dan Produksi Hasil Pertanian (X3) mempengaruhi perilaku petani dalam pemanfaatan lahan di pesisir Danau Limboto di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo.

Pemanfaatan Lahan

a. Tidak adanya Lahan Tetap

b. Kesuburan Tanah

c. Produksi Hasil Pertanian Lahan Pesisir Danau

Limboto

Analisis Regresi Linier Berganda

Perilaku Petani dalam Pemanfaatan Lahan pesisir Danau Limboto

(39)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. Dimana di Kecamatan Tilango ini terdiri dari 7 desa yaitu desa Tilote, Tabumela, Tualango, Dulomo, Ilotidea, Lawonu, dan Tenggela. Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan Mei – Juli 2014.

B.

Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan survey. Penelitian desktriptif kuantitatif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang di selidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya dalam bentuk angka presentase (%).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya yaitu dari responden sebagai sampel penelitian dengan menggunakan alat bantu kuisioner atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Data primer dalam hal ini antara lain faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani dalam pemanfaatan lahan di Pesisir Danau Limboto. Sedangkan untuk data sekunder yaitu data yang didapatkan dari pihak-pihak yang terkait untuk kelengkapan ataupun yang mendukung data primer, yakni dari Kantor BP3K Tilango, Kantor Camat Tilango, Referensi jurnal terkait.

C.

Teknik Pengambilan Sampel
(40)

24 Dimana :

N: Jumlah Sampel e : Tingkat kesalahan

N : Jumlah Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang berada di 6 desa yang ada di Kecamatan Tilango. Dan adapun luas lahan yang dimiliki oleh para petani dari 6 desa, masing-masing yaitu desa Tilote dengan jumlah 49 orang dengan luas lahan 25,9 Ha, desa Tabumela yaitu ada 68 orang dengan luas lahan 52,37 Ha, desa Ilotidea yaitu 44 orang dengan luas lahan 26,74 Ha, desa tenggela yaitu 37 orang dengan luas lahan 22,92 Ha, desa Lawonu yaitu 28 orang dengan luas lahan 16,10 Ha, desa Dulomo yaitu 35 orang dengan luas lahan 22 Ha.

Adapun total keseluruhan petani yang ada di kecamatan Tilango yaitu ada 261 orang dengan total luas lahan 166,03 Ha. Berdasarkan rumus di atas dan dengan menggunakan tingkat taraf nyata 90% (tingkat kesalahan 10%), maka diperoleh jumlah sampel penelitian sebagai berikut :

n=

1+� 2

n =

+ � ( , )

n =

+ � ( , )

n =

,�

n = 72,29 = 72 sampel

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 72 orang. Populasi dalam penelitian ini menyebar ke di 6 desa dari 7 desa yang ada di Kecamatan Tilango.Adapun teknik penentuan sampel dalam penelitian kali ini yaitu menggunakan teknik purposive sampling yaitu penentuan sampel yang dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti.Selanjutnya untuk penentuan sampel tiap desa dilakukan perhitungan secara proporsional, dan disajikan dalam Tabel 1. berikut di bawah ini :

N=

(41)

25 Tabel 1. Data Pengambilan Sampel Tiap-tiap Desa, Kecamatan Tilango,

Kabupaten Gorontalo, 2014.

No Desa Populasi Sampel Jumlah

1 Tilote 49 49

261 x 72

13

2 Tabumela 68 68

261 x 72

19

3 Ilotidea 44 44

261 x 72

12

4 Lawonu 37 37

261 x 72

10

5 Tenggela 28 28

261 x 72

8

6 Dulomo 35 35

261 x 72

10

TOTAL 261 72

Sumber : Data setelah di olah, 2014

Berdasarkan hasil Tabel 1. diatas, maka jumlah yang akan di jadikan sampel untuk masing-masing desa yaitu : Desa Tilote 13 orang, Desa Tabumela 19 orang, Desa Ilotidea 12 orang, Desa Lawonu 8 orang, Desa Tenggela 10 orang, dan Desa Dulomo 10 orang dengan total seluruh sampel untuk Kecamatan Tilango adalah sebanyak 72 orang.

D.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian kali ini melalui beberapa cara yaitu :

1. Teknik Observasi

Teknik observasi adalah teknik mengumpulkan data dengan cara peneliti melakukan pengamatan secara langsung dilapangan.

2. Teknik Wawancara

(42)

26 3. Teknik Kepustakaan / studi pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan melalui telaah/ studi dari berbagai laporan penelitian dan buku literature yang relevan.

E.

Teknik Analisis Data

Adapun alat analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda. Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan meramal suatu variabel. Kajian analisis regresi linier berganda atau sering disebut regresi klasik ini meliputi kajian teori dan aplikasinya, dan untuk pengolahan datanya akan menggunakan bantuan softwareSPSS under windows versi 16.0 (Suharsaputra, 2012 : 135-136). Adapun rumus dari model regresi linier berganda ini yaitu :

Rumus :

Keterangan :

Y = variabel terikat a = kostanta

b1b2 = koefisien regresi X1X2 = variabel bebas

Untuk variabel tidak bebas (Y) dan variable bebas (X) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = Perilaku

X1 = tidak adanya lahan tetap X2 = kesuburan tanah

X3 = produksi hasil pertanian

Menurut Kutner et.al.,(2004) Pengujian parameter model regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, baik secara simultan (serentak) maupun parsial (individu). Berikut disajikan rumusnya :

a. Pengujian parameter secara simultan (serentak) 1. Membuat hipotesis

Ho : β1= β2 = ... = βp – 1 = 0

(43)

27 H1: tidak semua βk sama dengan nol, untuk k = 1,2,....p-1

Atau :

H0 : variabel X1, X2,...., Xk secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas

H1 : variabel X1, X2,...., Xk secara simultan berpengaruh terhadap variabel tidak bebas

2. Menentukan tingkat signifikansi (a), yang seringkali digunakan

dalam penelitian adalah 5%

3. Menentukan uji statistik. Statistik uji yang digunakan adalah :

Dengan :

RKRadalah rata-rata kuadrat regresi (dapat diperoleh dari tabel Analisis Variansi)

RKE adalah rata-rata kuadrat error (dapat diperoleh dari tabel Analisis Variansi)

4. Menentukan daerah kritik (penolakan H0). Daerah kritik yang digunakan adalah H0 ditolak dan H1diterima bila Fhitung> F table . Dimana rumus ini disebut dengan F tabel. Dengan kriteria pengujian : H0= variabel bebas (X) secara simultan tidak berpengaruh terhadap

variabel tidak bebas (Y)

H1= variabel bebas (X) secara simultan berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (Y)

b. Pengujian parameter secara parsial (individu) 1. Membuat hipotesis

Ho : βk= 0

H1 : βk ≠ 0, untuk k = 1,2,...., p-1 Atau :

H0 : variabel bebas ke-k tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas

F = ���

(44)

28 H1 : variabel bebas ke-k berpengaruh terhadap variabel tidak bebas 2. Menentukan tingkat signifikansi (a), yang seringkali digunakan

dalam penelitian adalah 5%.

3. Menentukan statistik uji. Statistik uji yang digunakan adalah :

Dengan :

bk adalah nilai taksiran parameter βk(yang diperoleh dari metode OLS/ ordinary least square)

s (bk) adalah standar deviasi nilai taksiran parameter βk

4. Menentukan daerah kritik (penolakan H0). Daerah kritik yang digunakan adalah H0ditolak dan H1 diterima bila thitung> t table. Dengan kriteria pengujian :

H0= variabel bebas (X) secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (Y)

H1= variabel bebas (X) secara simultan berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (Y)

F.

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan penjelasan mengenai :

a. Danau Limboto adalah merupakan danau yang terbesar di Provinsi Gorontalo yang merupakan danau alam yang mempunyai daerah pengaliran seluas kurang lebih 890km (termasuk luas Danau) dan tergolong unik karena berada dekat dengan pusat Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo.

b. Perilaku adalah respon manusia yang berkaitan dengan persepsi dan kepribadiannya dalam proses interaksi beserta lingkungannya.

c. Petani adalah orang yang menggantungkan hidupnya pada pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan

lain-t = ��

(45)

29 lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.

d. Lahan adalah suatu daerah permukaan daratan bumi yang ciri-cirinya mencakup segala tanda pengenal, baik yang bersifat cukup mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur.

e. Pemanfaatan Lahan adalah suatu macam penggunaan lahan yang didefinisikan secara lebih rinci dan detail dibandingkan dengan tipe penggunaan lahan.

f. Produksi hasil pertanian yaitu membuat atau menghasilkan komoditas pertanian yang untuk kemudian yang dapat mengasilkan produk pertanian. g. Produktivitas adalah istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan

antara keluaran (output) dengan masukan (input).

h. Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanah secara optimal sehingga tanaman yang ditanami dapat menghasilkan produksi yang optimal.

(46)

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

1. Keadaan Geografis

Kecamatan Tilango merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo yang memiliki luas wilayah sebesar 986,59 km2 dan secara astronomis terletak antara 0,300 Lintang Utara, 1,00 Lintang Selatan, 1210 Bujur Timur, dan 123,30 Bujur Barat. Kecamatan Tilango ini terdiri dari 8 Desa yaitu : Tualango, Dulomo, Tilote, Tabumela, Ilotidea, Lawonu, Tenggela, Tinelo. Adapun batas-batas wilayah kecamatan Tilango adalah sebagai berikut :

Utara : berbatasan dengan kecamatan Telaga Selatan : berbatasan dengan kecamatan Kota Barat Timur : berbatasan dengan kecamatan Dungingi Barat : berbatasan dengan Danau Limboto 2. Penduduk

Penduduk merupakan salah satu modal dasar dalam suatu pelaksanaan perkembangan suatu wilayah. Karena selain sebagai objek, penduduk juga merupakan subjek yang berkontribusi dalam pelaksanaan pembangunan suatu wilayah. Terkait keadaan penduduk yang berada di Kecamatan Tilango dapat dilihat jumlah penduduk 13.728 jiwa. Dan banyaknya penduduk di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 2. dibawah ini :

Tabel 2. Keadaan Penduduk di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo

No Jumlah Penduduk Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 Laki-laki 6846 49,91

2 Perempuan 6871 50,09

Jumlah 13717 100

(47)

31 Berdasarkan Tabel 2. diatas menunjukkan bahwa penduduk laki-laki berjumlah 6846 jiwa atau 49,91% dan penduduk perempuan berjumlah 6871 atau 50,09%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan di Kecamatan Tilango lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.

3. Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap cepat lambatnya seorang petani dalam menerima ataupun mengadopsi teknologi baru yang mempengaruhi perilaku petani dalam melakukakn kegiatan usahataninya. Selain umur, pendidikan juga sangat penting dalam hal kegiatan usahatani. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3. dibawah ini :

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Statistik Pendidikan di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, 2014.

No. Tingkat Pendidikan Indikator Jumlah Presentase

(%)

1. TK Sekolah 10 0,37

Murid 465 17,48

Guru 43 1,61

2. SD Sekolah 10 0,37

Murid 1564 58,80

Guru 107 4,02

3. SLTP Sekolah 2 0,08

Murid 425 16,01

Guru 34 1,28

4. SLTA Sekolah - -

Murid - -

Jumlah 2660 100

(48)

32 Berdasarkan Tabel 3. diatas dapat dilihat bahwa untuk jenjang pendidikan yang memiliki jumlah tertinggi yaitu murid SD dengan jumlah 1564 murid dengan 10 sekolah serta jumlah Guru 107 orang yang tersebar di 7 desa. untuk TK memiliki jumlah 465 murid dengan 10 sekolah serta jumlah Guru 43 orang. Kemudian untuk SLTA/SMP memiliki jumlah 425 murid dengan 2 sekolah serta 34 Guru.

4. Sektor Pekerjaan

Mata pencharian berkaitan dengan penghasilan yang akan diperoleh seseorang untuk menunjang perekonomian keluarganya, serta menentukan tingkat kemakmuran ataupun kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat. Berdasarkan data pemerintahan desa, jumlah penduduk Kecamatan Tilango yang memiliki pekerjaan ataupun mata pencharian adalah sebanyak 2.522 penduduk. Apabila dikategorikan, pekerjaan penduduk di Kecamatan Tilango menyebar di sektor pertanian, jasa, perdagangan, angkutan dan lainnya. Berikut data jumlah penduduk berdasarkan sektor pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4. dibawah ini : Tabel 4. Sektor Pekerjaan di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, 2014.

No. Lapangan Usaha/Sektor Jumlah (Jiwa) Presentase (%)

1. Pertanian 861 34,14

2. Perdagangan 444 17,61

3. Angkutan 296 11,74

4. Jasa 593 23,51

5. Lainnya 328 13,00

Jumlah 2522 100

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo, 2013

(49)

33 makanan (jagung, palawija dan hortikultura). Sedangkan untuk jumlah presentase terkecil masyarakat Kecamatan Tilango bekerja pada sektor angkutan yaitu sebanyak 296 jiwa atau 11,74 %.

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

Saran dan prasarana yang memadai merupakan faktor yang dapat menunjang aktifitas penduduk disegala bidang yaitu bidang pendidikan, kesehatan, dan lain-lain sehingga dapat memberikan kemajuan dan perkembangan di wilayah tersebut. Berikut jumlah sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel. 5. dibawah ini :

Tabel 5. Jenis dan Jumlah Sarana dan Prasarana Tersedia di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, 2014.

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1. Sarana Pendidikan

a. TK 10

b. SD 10

c. SMP 2

2. Sarana Beribadah

a. Masjid 8

b. Musholah 8

3. Sarana Kesehatan

a. Puskesmas 1

b. Polindes 1

c. Poskesdes 7

d. Posyandu 14

4. Sarana Rumah a. Jenis Dinding

1. Permanen 793

2. Non Permanen 422

b. Fasilitas BAB

1. Sendiri 536

2. Bersama 103

3. Umum 88

. Jumlah 2003

(50)

34 Tabel 5. diatas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang terdapat di Kecamatan Tilango, cukup beragam dan memadai bagi masyarakat dalam melaksanakan aktifitasnya, yaitu dimana pada sarana pendidikan terdapat 22 unit yang terdiri dari 10 TK, 10 SD, dan 2 SMP. Dan untuk sarana peribadatan terdiri dari 8 mesjid dan 8 musholah dan ini tersebar di 8 Desa yang berada di Kecamatan Tilango. Untuk sarana kesehatan yang terdiri dari 23 unit masing-masing 1 Puskesmas, 1 Polindes, 7 Poskesdes, dan 14 Posyandu. Sedangkan untuk sarana rumah ini terbagi atas jenis dinding dan fasilitas BAB. Untuk jenis dinding berjumlah 1215 unit yang terdiri atas 793 permanen, dan 422 non permanen. Kemudian untuk fasilitas BAB dengan jumlah 727 unit yang terdiri atas sendiri 536, bersama 103, dan umum 88 yang tersebar di 8 Desa yang ada di Kecamatan Tilango.

c. Karasteristik Responden

1. Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan pola pikir petani dalam mengelola usahataninya. Selain itu, umur juga dapat berpengaruh dalam perilaku petani melakukan kegiatan usahatani terkait peningkatan produksinya. Umumnya petani yang masih muda dan sehat memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan petani yang berusia relatif tua, karena petani yang masih muda lebih cepat menerima hal-hal yang baru, lebih berani mengambil mengambil resiko dalam kegiatan usahataninya dibanding petani yang relatif berusia tua.

(51)

35 Tabel 6. Karasteristik Responden berdasarkan Umur, di Kecamatan Tilango,

Kabupaten Gorontalo, 2014.

No. Umur (Kategori) Jumlah (orang) Presentase (%)

1. < 15 - -

2. 15 – 60 69 95,83

3. > 60 3 4,17

Jumlah 72 100

Sumber : Data Setelah diolah, 2014

Berdasarkan Tabel6. diatas dapat dijelaskan bahwa karasteristik umur responden yang termasuk dalam kategori kurang produktif (<15 tahun) tidak ada, responden yang masuk kategori produktif (15-60 tahun) sebanyak 69 orang atau 95,83%, dan responden yang termasuk pada kategori kurang produktif (>60 tahun) yaitu 3 orang atau 4,17%. Hal ini sesuai Data Statistik Indonesia (2014) bahwa diketahui berapa besar penduduk yang berpotensi sebagai beban yaitu penduduk yang belum produktif (usia 0-14 tahun), penduduk usia produktif (15-60 tahun), dan penduduk yang kurang produktif (>(15-60 tahun). Pada umumnya kategori usia responden dalam penelitian ini adalah tergolong usia produktif (15-60 tahun) yaitu sebanyak 69 orang (95,83%) ,sedangkan sisanya tergolong kategori kurang produktif (>60 tahun) yaitu sebanyak 3 orang (4,17%).

2. Tingkat Pendidikan

(52)

36 Tabel 7. Karasteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, 2014.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Presentase (%)

1. SD 58 80,56

2. SMP 13 18,06

3 SMA - -

4. Tidak Sekolah 1 1,38

Jumlah 72 100

Sumber : Data Setelah diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 7. diatas dapat dijelaskan bahwa karasteristik tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini adalah SD, SMP, SMA, dan tidak sekolah. Dari keempat tingkatan tersebut dapat dilihat responden yang terbanyak adalah yang berpendidikan SD yaitu sebanyak 58 orang atau 80,56%, kemudian pendidikan SMP yaitu sebanyak 13 orang atau 18,06%, sedangkan yang paling sedikit yaitu yang tidak sekolah sebanyak 1 orang atau 1,38%.

3. Luas Lahan

(53)

37 Tabel 8. Karasteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan di Kecamatan

Tilango, Kabupaten Gorontalo, 2014.

No. Luas Lahan Jumlah (orang) Presentase (%)

1. < 1 Ha 53 73,61

2. 1 – 2 Ha 18 25

3. > 2 Ha 1 1,38

Jumlah 72 100

Sumber : Data Setelah Diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 8. diatas dapat dijelaskan bahwa karasteristik responden berdasarkan luas lahan dalam penelitian ini dengan masing-masing kategori terbagi atas tiga yaitu < 1 Ha sebanyak 53 orang atau 73,61%, 1-2 Ha sebanyak 18 orang atau 25%, dan > 2 Ha sebanyak 1 orang atau 1,38%. Mengingat komoditas yang diusahakan oleh petani yang di Kecamatan Tilango adalah komoditas hortikultura makanya kondisi luas lahan yang dipakai dominan pada ukuran < 1 Ha.

4. Status Lahan

(54)

38 Tabel 9. Karasteristik Responden Berdasarkan Status Lahan di Kecamatan

Tilango, Kabupaten Gorontalo, 2014.

No. Kepemilikan Lahan Jumlah (orang) Presentase (%)

1. Pemilik - -

2. Penggarap 62 86,11

3. Pemilik dan Penggarap 10 13,89

Jumlah 72 100

Sumber : Data Setelah diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 9. diatas dapat dijelaskan bahwa karasteristik responden berdasarkan status lahan dalam penelitian ini terbagi dalam tiga kategori yaitu Pemilik, Penggarap, Pemilik dan Penggarap. Untuk kategori pemilik tidak ada atau responden yang mengisi kuisioner dalam kategori pemilik tidak ada, kemudian kategori penggarap yaitu sebanyak 62 orang atau 86,11%, serta kategori pemilik dan penggarap yaitu sebanyak 10 orang atau 13,89%.

d. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian yaitu gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani dalam memanfaatkan lahan dipesisir Danau Limboto, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo yaitu dengan variabel bebas tidak adanya lahan tetap (X1), kesuburan tanah (X2), dan produksi hasil pertanian (X3), dengan variabel terikat yaitu perilaku petani (Y). Skor nilai dari jawaban responden ditabulasikan berdasarkan hasil kuisioner yaitu nilai terendah 1 dan nilai tertinggi 5. Adapun hasil gambaran variabel pengaruh pada variabel perilaku petani adalah sebagai berikut:

1. Tidak Adanya Lahan Tetap

(55)

39 dikenal sebagai daerah pasang surut sering digunakan untuk berbagai penggunaan antara lain untuk kegiatan pertanian.

Daerah sekitar atau pinggiran danau merupakan lahan yang biasanya subur karena diakibatkan adanya sedimentasi, dimana sedimentasinya berasal dari daerah hulu, dengan demikian sangatlah berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian. Kondisi inilah yang menjadi salah satu faktor terhadap petani yang ada di sekitar Danau, dimana mereka ingin mengolah lahan untuk digunakan dalam pertaniannya walaupun harus dengan kondisi bukan lahan lahan milik sendiri yang dalam arti mereka sebagian besar tidak memiliki lahan yang tetap.

Untuk melihat seberapa jauh tanggapan responden terhadap kondisi tidak adanya lahan tetap dapat dilihat pada Tabel 10. berikut ini :

Tabel 10. Pengaruh Tidak Adanya Lahan Tetap Terhadap Perilaku Petani Dalam Pemanfaatan Lahan Pesisir Danau Limboto.

No. Interval

Skor Frekuensi

Frekuensi (%)

Kum. Lebih Dari

Kum. Kurang Dari

FK FKR (%) FK FKR (%)

1 8 – 10 0 0 72 100 0 0

2 11 – 13 1 1,39 71 98,61 1 1,39

3 14 – 16 0 0 71 98,61 1 1,39

4 17 – 19 19 26,39 52 72,22 20 27,78

5 20 – 22 51 70,83 1 1,39 71 98,61

6 23 –25 1 1,39 0 0 72 100

Sumber : Data Diolah, 2014

(56)

40 Untuk lebih jelas tanggapan responden dari masing-masing indikator variabel tidak adanya lahan tetap dapat dilihat pada Tabel 11. dibawah ini :

Tabel11. Tanggapan Responden Terhadap Tidak Adanya Lahan Tetap DalamPemanfaatan Lahan Pesisir Danau Limboto

No. Indikator Pernyataan Angket

Presentase Responden Menurut Butir Jawaban

SS S KS RR STS

1. Untuk memperoleh keuntungan yang maksimal yaitu dengan mengolah lahan pertanian sesuai keinginan tetapi dengan tidak menggunakan penambahan bahan kimia

66 4 2 0 0

2. Lahan pertanian yang dapat diolah di pesisir Danau Limboto luasnya terbatas

1 66 0 3 2

3. Selama ini dalam mengolah lahan di pesisir danau, tidak mengganggu lingkungan tempat tinggal masyarakat sekitar pesisir danau (mis. gangguan dlm bentuk asap, pencemaran air yg menyebabkan gatal-gatal)

2 65 1 3 2

4. Lebih baik melakukan penggarapan lahan di pesisir danau, daripada memiliki lahan tetap tetapi tidak memberikan keuntungan dalam produksi hasil panen.

5 56 3 8 0

5. Tidak ada lahan tetap makanya adanya pemanfaatan lahan di pesisir danau walaupun seringkali mengalami dampak negatif untuk masyarakat sekitar pesisir danau.

0 69 2 0 1

Rata-rata 14,8 52 1,6 2,8 1,25

Sumber : Data Setelah Diolah, 2014

(57)

41 berpengaruh pada kondisi komoditas yang mereka budidayakan terutama dari hasil yang dipanen.

2. Kesuburan Tanah

Kesuburan tanah adalah mutu untuk bercocok tanam yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Kesuburan habitat akar-akar dapat bersifat hakiki dari bagian tubuh tanah yang bersangkutan dan/atau imbas oleh keadaan bagian lain dari tanah atau diciptakan oleh pengarh dari keadaan lain lahan seperti iklim dan musim. Kesuburan tanah juga merupakan mutu suatu tanah atau lahan mencirikan bukan sifat tanah maka kesuburan tanah tidak dapat diukur atau diamati melainkan hanya dapat ditaksir. Penaksiran kesuburan tanah dapat dilakukan atas dasar sifat-sifat dan kelakuan fisik, kimia dan biologi tanah tersebut. Selain dengan melihat sifa dan kelakuan fisik, kimia dan biologi tanah, penaksiran dapat dilakukan secara langsung dengan cara melihat keadaan tanaman yang berada di aeral tersebut.

Untuk melihat seberapa jauh tanggapan responden terhadap kesuburan tanah dapat dilihat pada Tabel 12. berikut ini :

Tabel 12. Pengaruh Kesuburan Tanah Terhadap Perilaku Petani Dalam Pemanfaatan Lahan Pesisir Danau Limboto.

No. Interval

Skor Frekuensi

Frekuensi (%)

Kum. Lebih Dari

Kum. Kurang Dari

FK FKR (%) FK FKR (%)

1 8 – 10 4 5,56 72 100 4 5,56

2 11 – 13 7 9,72 65 90,28 11 15,28

3 14 – 16 4 5,56 61 84,72 15 20,83

4 17 – 19 26 36,11 35 48,61 41 56,94

5 20 – 22 18 25 17 23,61 59 81,94

6 23 –25 13 18,05 4 5,56 72 100

(58)

42 Berdasarkan Tabel 12. diatas menunjukkan bahwa skor interval yaitu dimulai dari interval 8 – 10 sampai interval 23 – 25. Skor tertinggi terdapat pada interval 1

Gambar

Gambar. 1 Skema Kerangka PenelitianFaktor–faktor yang Mempengaruhi Perilaku Petani dalam Pemanfaatan Lahan Pesisir Danau Limboto
Tabel 1. Data Pengambilan Sampel Tiap-tiap Desa, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, 2014
Tabel 2. Keadaan Penduduk di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Statistik Pendidikan di Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga

Vol. 2, Desember 2017 109 Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencoba menggali lebih dalam tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

Personalisasi reward dalam penelitian ini masih terbatas karena menggunakan Finite State Machine yang perilakunya terbatas, sehingga jika dimainkan berulangkali maka

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang