• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MA (1)"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTS AL- MA’ARIF 01

SINGOSARI

SKRIPSI

Oleh Yusnia Sasmita

06130059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK

IBRAHIM MALANG

(2)

PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTS AL- MA’ARIF 01

SINGOSARI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim (UINMMI) Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh Yusnia Sasmita

06130059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK

IBRAHIM MALANG

(3)

PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTS AL- MA’ARIF 01

SINGOSARI

SKRIPSI

Oleh

Yusnia Sasmita 06130059

Disetujui Oleh, Dosen Pembimbing

Ni’matuz Zuhroh M.Si 197301212 200604 2 001 Disahkan Pada Tanggal, 19 Juli 2010

Mengetahui, Ketua Jurusan IPS

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DIKELAS

VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERAPADU DI MTs

AL- MA’ARIF 01 SINGOSARI-MALANG

SKRIPSI

Dipersembahkan dan disusun oleh: Yusnia Sasmita (06130059)

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 28 Juli 2010. Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Gelar Strata Satu (S-1) Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada tanggal: 28 Juli 2010

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang

Drs. H. Hadi Masruri, Lc, M.Ag

NIP. 19670816 2003121002 : _____________ Sekretaris Sidang

Ni’matuz Zuhroh M.Si

197301212 200604 2 001 : _____________ Pembimbing

Ni’matuz Zuhroh M.Si

197301212 200604 2 001 : _____________ Penguji Utama

Dr. H. Asmaun Sahlan, M,Ag

NIP. 195211101983031004 : _____________

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

(5)

÷÷÷÷ΠΠΠΠ

rrrr

&&&&

tttt

ββββθθθθääää9999θθθθàààà))))

tttt

ƒƒƒƒ

ßßßßøøøø

tttt

wwww

ΥΥΥΥ

ÓÓÓÓ

ìììì

ŠŠŠŠÏÏÏÏΗΗΗΗ

ssss

dddd

××××

ŽŽŽŽ

Ç

Ç

ÅÅÅÅ

Ç

Ç

tttt

FFFF

ΖΖΖΖ••••ΒΒΒΒ

∩∩∩∩⊆⊆⊆⊆⊆⊆⊆⊆∪∪∪∪

(6)

!

!

!

!

""""

####

$

"

$

"

$

"

$

"

!

%

!

%

!

%

!

%

&

'&

&

&

'&

'&

&

'&

&&&&

%

(

%

(

%

(

%

(

'&

'&

'&

'&

&&&&

%%%%

)

&*

%

+

)

)

&*

&*

%

%

+

+

)

&*

%

+

,,,,

&

- . $

&

&

- . $

- . $

&

- . $

& *

& *

& *

& *

'

"

'

"

'

"

'

"

'

'

'

'

/!

/!

/!

/!

&

&

&

&

&

&

&

&

& 0,!12

& 0,!12

& 0,!12

& 0,!12

&

&

&

&

& "

& "

& "

& "

%%%%

,

+&

+

,

+&

+

,

+&

+

,

+&

+

1334

1334

1334

1334

5555

& *

& *

& *

& *

(7)
(8)

Ni’matuz Zuhroh, M.Si Dosen Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Malana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Yusnia Sasmita Malang, 22 Juli 2010

Lamp : 4 (Empat) Eksemplar

Kepada Yth.

Dekan Fakultas tarbiyah UIN MMI Malang di

Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi tersebut dibawah ini:

Nama : Yusnia Sasmita

NIM : 06130059

Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial

Judul Skripsi : Penerapan Strategi Team Teaching Dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di MTs Al-Ma’arif 01 Singosari Malang

maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing,

(9)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 18 Juli 2010

(10)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., yang telah memberikan rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kehadirat junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya.

Bukanlah suatu hal yang mudah bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, karena terbatasnya pengetahuan dan sedikitnya ilmu yang dimiliki penulis. Akan tetapi berkat rahmat Allah SWT dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis dengan tulus menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Ayahanda Yunus Afriyanto dan Ibunda Tamami, dengan segenap kasih sayangnya telah merawat dan membesarkan serta membimbingku sampai

(11)

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga ALLAH SWT selalu melindungi beliau, dan membalas segala pengorbanan yang telah diberikan.

2. Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Dr. M. Zainuddin, MA selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Drs. Muh. Yunus, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

5. Ni’matuz Zuhroh, M.Si. selaku dosen pembimbing, terima kasih atas segala nasehat, petunjuk serta kesabaran selama membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, khususnya Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah, jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial, atas segala bimbingan dan bantuan.

7. Bapak Drs. H Imam Syafii, MA.P selaku Kepala Sekolah MTs Al-maarif 01 singosari, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Drs. Hasbullah Huda. S.Pd selaku guru IPS. Terima kasih atas waktu dan kesediaan serta informasi yang telah diberikan kepada penulis.

(12)

10.Teman-temanku tiyang PIPS mulai aku masuk kuliah hingga aku lulus perguruan tinggi dan semua pihak yang telah membantu dan turut serta penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Semoga amal kebaikan mereka dapat diterima serta mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga dicatat sebagai amal yang shaleh dan bermanfaat, Amin. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis mencurahkan segala kemampuan, namun penulis mengakui masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Dengan rendah hati penulis mohon bimbingan untuk kemajuan di masa mendatang. Akhirnya hanya kepada Allah SWT., penulis senantiasa memohon maghfiroh dan ridho ALLAH SWT atas penyusunan dan penulisan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat, Amin Ya Robbal Alamin.

Malang, 18 mei 2010

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 :Persamaan dan Perbedaan Penelitian ini Dengan Penelitian Terdahulu………10 Table 4.1 :Skor penilaian prestasi belajar pada pos test pada siklus

satu……….61 Tabel 4.2 : skor penilaian diskusi dan presentasi siswa pada siklus

satu……….63 Table 4.3 : Skor Penilaian Prestasi Belajar Pada Post Test Siklus

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Penelitian

Lampiran 2 : Perangkat Pembelajaran Guru IPS Lampiran 3 : Foto Dukumentasi Penelitian Lampiran 4 : Bukti Konsultasi

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGAJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ... I DAFTAR ISI ... ...IV DAFTAR LAMPIRAN ... VI DAFTAR TABEL...VII ABSTRAK ... VIII

BAB I PENDAHULUAN ... I

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Pembahasan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

Kajian Penelitian Terdahulu ... 8

Kajian Teoritis ... 10

A. pengertian Team Teaching ... 10

B. Tahapan Pembelajaran Team teaching ... 12

C. Kelebihan Dan Kekurangan Team Teaching ... 15

D. Manfaat Team Teaching ... 18

E. Pengertian Prestasi Belajar...19

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Siswa....21

(16)

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 30

B. Kehadiran Peneliti ... 31

C. Lokasi Penelitian ... 32

D. Sumber Data ... 32

E. Prosedur Pengumpulan Data ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 36

G. Pengecekan keabsahan Data ... 36

H. Tahap-Tahap Penelitian ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 42

A. ... Sejara h Berdirinya MTs Al-Ma’arif 01 Singosari Malang ... 42

B. Visi dan Misi MTs Al-Ma’arif 01 Singosari...44

C.Paparan Data Sebelum Tindakan ………...45

D.Paparan Data Setelah Tindakan………..46

BAB V PEMBAHASAN ... 68

A. Proses Perencanaan Pada Siklus Satu Dan Dua ... 69

B. Proses Pelaksanaan Pada Siklus Satu Dan Dua ... 69

C. Proses Peneliaian Pada Siklus Satu Dan Dua………70

BAB VI PENUTUP ... 72

Kesimpulan ... 72

Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA

(17)

ABSTRAK

Sasmita, Yusnia.2010 Penerapan Straregi Team Teaching Dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Di Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts Al- Ma’arif 01 Singosari . Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS (Pendidikan ekonomi),

Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Dosen Pembimbing : Ni’matuz Zuhroh, M.Si

Kata Kunci : Penerapan Team Teaching, Prestasi Belajar IPS TERPADU

Pendidikan adalah suatu proses pendidikan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Melalui pendidikan manusia dapat belajar menghadapi problematika yang ada di alam semesta demi mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan manusia akan pendidikan merupakan suatu yang sangat mutlak dalam hidup ini, dan manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pendidikan. Pendidikan secara alami merupakan kebutuhan hidup manusia, upaya melestarikan kehidupan manusia dan telah berlangsung sepanjang peradaban manusia itu ada.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu aspek di dalam pembangunan pendidikan Indonesia dewasa ini. Salah satu pemecahan masalah guna peningkatan kualitas pendidikan adalah melalui penelitian pendidikan. Sayangnya sampai saat ini hasil temuan penelitian jarang dapat dimanfaatkan oleh guru. Tidak termanfaatkannya temuan penelitian tersebut dapat disebabkan oleh temuan tersebut kurang praktis dan guru sendiri kurang mampu mengoperasionalkan serta mewujudkannya. 0leh karena itu guru harus senantiasa belajar dan teliti dalam menghadapi persoalan yang ada. Guru dituntut untuk senantiasa meneliti persoalan yang dialami oleh peserta didiknya. Dalam hal ini salah satunya melalui penelitian tindakan kelas. Pemanfaatan hasil penelitian untuk perbaikan kualitas pendidikan praktis dilakukan dengan pendekatan ”. Penerapan Strategi Team Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di Mts Al- Ma’arif 01 Singosari Malang

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan PTK dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun untuk menganalisis data digunakan metode deskriptif kualitatif, yakni uraiannya didasarkan pada gejala-gejala yang tampak.

(18)

berdasarkan materi yang akan disampaikan, sehingga mempermudah proses belajar mengajar di kelas. Adapun hasil yang dapat dicapai dalam penelitian ini (1) pertemuan pertama peneliti melakukan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemehaman siswa, (2) peneliti mengadakan pre test untuk mengetahui kemampuan siswa pada pemahaman materi, (3) pertemuan kedua siswa masih belum terbiasa pada model pembelajaran berkelompok dan disertai dengan presentasi (4) pemberian tugas oleh kedua peneliti tentang model pembelajaran dengan berkelompok benar-benar memanfaatkan waktu siswa dengan baik, (5) pembelajaran dengan dua orang guru ternyata dapat memberikan pengetahuan yang bervariasi baik terhadap guru maupun siswa, (6) mempresentasikan hasil diskusi dapat melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat di depan banyak orang, (7) penerapan strategi team teaching dengan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi terbukti dapat meningkatkan keaktifan, kreativatas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu. Pada pertemua ketiga pelaksanaan tindakan yang menunjukkan bahwa (1) siswa sudah mulai terlahat terbiasa dalam model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi dengan strategi team teaching, (2) siswa dapat mengerjakan soai post test tanpa mendapat kesulitan, (3) penerapan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi dengan strategi team teaching terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

(19)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses mengembangkan daya pikir, dan merupakan suatu informasi bagi siswa. Prosesnya melalui persepsi, penyimpanan informasi, dan pemanfaatan kembali informasi tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian guru, perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan. Selain itu seorang guru bertanggung jawab pula untuk ‘menciptakan’ situasi yang mendorong motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat. Berdasarkan uraian di atas jelas terlihat bahwa siswa merupakan ‘aktor utama’ dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain pemahaman konsep siswa terhadap mata pelajaran tergantung sepenuhnya pada diri siswa, mereka harus dapat memanfaatkan situasi yang diciptakan guru yang berperan sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator mutlak harus menguasai metode/teknik pembelajaran yang efektif, efisien dan tepat sasaran. Penentuan metode/teknik mengajar yang akan digunakan harus senantiasa diawali dari situasi real (nyata) di dalam kelas. Bila situasi dan suasana di dalam kelas berubah maka metode/tekhnik mengajar pun juga harus berubah. Karena itulah seorang guru sebagai ”pengendali” kegiatan belajar mengajar di dalam kelas harus menguasai dan tahu kelebihan dan kekurangan beberapa macam metode pengajaran dengan baik, sehingga guru

(20)

mampu memilih dan menerapkan metode pengajaran yang dinilai paling efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Perubahan situasi dan tujuan pembelajaran di dalam kelas memerlukan kepekaan guru, artinya seorang guru harus mampu mendiagnosis masalah yang muncul dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu guru juga dituntut mampu menganalisis dan mendeskripsikan penyebab dari masalah tersebut serta mampu memilih metode yang paling tepat untuk digunakan memecahkan masalah tersebut.1

Pendidikan harus diarahkan untuk pengembangan kualitas SDM yang meliputi segala aspek perkembangan manusia. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional adalah pengembangan sekolah-sekolah unggulan yang dalam perspektif global akan menyumbangkan nilai strategis. Sejalan dengan perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi. Seorang guru yang profesional (mu'alim al-mihni) sangat mengenal "latar belakang" siswa serta keharusan menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang disesuaikan dengan topik yang akan diajarkan dan ditambah dengan bahan tambahan yang terkini. Perubahan dan pengetahuan baru (yang berkembang) harus disiapkan ke dalam pengetahuan yang telah diprogramkan. Para guru adalah manager di pusat-pusat pembelajaran dan siswa adalah klien.2

1

Eni titikusuma, Penelitian Tindakan Kelas (http:www.yahoo.com,di akses 6 april 2010)

(21)

Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam menciptakan sekolah berbasis pengetahuan yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar.

Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervise manajerial kepala sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi akademik. Dalam pembinaan guru tentu harus mengacu pada kompetesi guru, terutama kompetensi profesional berkaitan dengan proses pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran, maka guru pun dituntut mampu menguasai dan memilih strategi pembelajaran yang tepat,sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif, dan belajar dalam suasana senang serta efektif. Oleh karna itu dengan melihat realitas di atas maka peneliti mengambil judul penelitian PENERAPAN STRATEGI TEAM

TEACHING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

KELAS VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTs Al

MAARIF 01 SINGOSARI MALANG

Prinsip Team Teaching adalah, ketika kegiatan belajar-mengajar berlangsung di sebuah kelas, di situ ada lebih dari satu guru. Sebenarnya ada beberapa model team teaching, dan kemungkinan lebih dari satu model dapat di lakukan dalam satu jam pelajaran.

(22)

Æ

t

G

ö

/

$

#

u

ρ

!

$

y

ϑ‹Ï

ù

š

9

t

?#

u

ª

!

$

#

u

‘#

¤

$!

$

#

n

ο

t



Å

z

F

ψ

$

#

(

Ÿ

ω

u

ρ

š

[

Ψ

s

?

y

7

t

7

ŠÅ

Á

t

Ρ

š

∅ÏΒ

$

u

‹÷Ρ‘

9

$

#

(

Å

¡

ô

m

r

&

u

ρ

!

$

y

ϑ

Ÿ

2

z

|

¡

ô

m

r

&

ª

!

$

#

š



ø‹

s

)

(

Ÿ

ω

u

ρ

Æ ö

7

s

?

y

Š$

|

¡

x

ø9

$

#

’Î

û

Ç

Ú

ö

F

{

$

#

(

¨βÎ

)

©

!

$

#

Ÿ

ω



=

Ï

t

ä†

t

Ï

Å

¡

ø ßϑø9

$

#

∩∠∠∪

Artinya: ”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (Al-Qashas: 77).3

Team teaching adalah sebuah metode dimana dua orang guru

mengajar dalam satu kelas dan mereka berbagi tanggung jawab yang sama dalam mengajar pada siswa-siwanya dan secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran selama jam pelajaran berlangsung. Misalnya, salah satu guru melaksanakan pembelajaran, sedangkan guru yang satunya lagi menulis atau membuat catatan di papan tulis. Model-model yang lebih menantang dan signifikan dapat meningkatkan mutu pendidikan, antara lain: (1) “Supported

Instruction” adalah sebuah bentuk team teaching dimana salah seorang guru

menyampaikan materi ajar dan satu guru lainnya melakukan kegiatan tindak lanjut dari materi yang telah disampaikan rekan satu timnya tadi, (2) “Parallel Instruction” adalah sebuah bentuk team teaching yang pelaksanaannya siswa dibagi menjadi dua kelompok dan masing-masing guru dalam kelas tersebut bertanggungjawab untuk mengajar masing-masing kelompok, (3) “Differencaiated Split Class” adalah team teaching yang pelaksanaannya dengan cara membagi siswa ke dalam dua kelompok

3

(23)

berdasarkan tingkat ketercapaiannya. Salah satu guru melakukan pengajaran remedial kepada siswa yang tingkat pencapaian kompetensinya kurang / tidak mencapai KKM (ketuntasan kriteria minimal) sedang guru yang lain melakukan pengayaan kapada mereka yang telah mencapai dan/atau yang telah melampaui tingkat ketercapaian kompetensinya (mencapai atau melebihi KKM), (4) “Monitoring Teacher” adalah model lain dari team

teaching. Model ini dilaksanakan dengan cara salah satu guru dipastikan

melakukan peran sebagai pengajar yang memberikan pembelajaran di kelas, sedangkan yang lainnya berkeliling kelas memonitor perilaku dan kemajuan siswa.4

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan srategi team teaching dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII B di MTs Al-Maarif 01 Singosari?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penerapan strategi team teaching dalam meningkatkan prestasi belajar siswa VIII B di MTs Al-Maarif 01 Singosari

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan ke berbagai pihak, antara lain:

4

(24)

1. Bagi guru

Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan tambahan wawasan, serta profesionalisme guru IPS di tengah-tengah masyarakat modern. 2. Bagi peneliti

Dalam penelitian ini sangat penting bagi peneliti guna meningkatkan wawasan, sebagai pedoman bagi peneliti, sebagai calon sarjana yang professional.

3. Bagi siswa

1. Dapat meningkatkan makna bekerjasama

2. Dapat meningkatkan makna pembelajaran bagi siswa.

E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Pada sistematikaa pembahasan ini, peruntutannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian da

BAB II KAJIAN PUSTAKA, pada bab ini memaparkan tentang penelitian n sistematika pembahasan. terdahulu dan kajian teoritis.

BAB III METODE PENELITIAN, pada bab ini merupakan pendekatan dan jenis penelitian kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

(25)

BAB VI, pada bab ini terdapat hasil kesimpulan, kritik dan saran pada metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti

BAB II

KAJIAN PUSTAKA I. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Bengkulu pada siswa kelas XI IPA II SMAN 4 bengkulu dengan menerapkan model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment

Interaction) dengan pengajaran Team Teaching dan terdiri dari tiga orang

pengajar. Tujuan penelitian ini adalah 1) meningkatkan hasil belajar kimia dengan menerapkan model pembelajaran ATI dengan pengajaran team

teaching, 2) meningkatkan keaktifan siswa dengan menerapkan model

(26)

analisis data hasil belajar untuk siswa berkemampuan tinggi untuk ketuntasan hasil belajar pada siklus satu sebesar 73,33%, dua sebesar 76,92%, dan siklus tiga sebesar 86,61%. Keaktifan siswa pada siklus satu sebesar 13 memenuhi kriteria cukup, siklus dua sebesar 16 memenuhi (kriteria baik), dan siklus tiga 17,5 memenuhi (kriteria baik). Untuk siswa berkemampuan sedang ketuntasan belajar pada siklus satu sebesar 84,61%, siklus dua sebesar 86,66%, siklus tiga sebesar 92,30%.keaktifan siswa pada siklus satu sebesar 17 (kriteria cukup), siklus dua sebesar 22 (kriteria baik), siklus tiga sebesar 23 (kriteria baik). Untuk siswa berkemampuan rendah ketuntasan belajar pada siklus satu sebesar 75,61%, siklus dua sebesar 85,36%, dan siklus ke tiga sebesar 87,80%. Keaktifan siswa pada siklus satu sebesar 27,5 (kriteria baik), siklus dua sebesar 31 (kriteria baik), dan siklus tiga sebesar (kriteria baik). Berdasarkan analisis deskripsi tersebut dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction dengan pengajaran team

teaching efektif diterapkan dalam proses pembelajaran.5

Tabel 2.1 perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan

no peneliti judul penelitian Hasil penelitian Persaman perbedaan 1 Amrus

Dian dkk Model Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) Dengan Penerapan model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) dengan Strategi pembelajaran team teaching Pencapaian peneliti untuk meningkatkan prestasi siswa Sedangkan pada penelitian

5 Amrus Dian, dkk. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswakelas XI IPA II SMA

(27)

Pengajaran Team

Teaching Pada

Siswa Kelas XI IPA II SMAN 4 Bengkulu

pengajaran Team

Teaching

meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan keaktifan siswa Pada Peneliti ini pencapaiannya tingkat prestasi pada balajar siswa dengan strategi team teaching sebelumnya meningkatkan hasil belajar meningkatkan keaktifan siswa

Dengan adanya penelitian tersebut peneliti dapat mengetahui tentang pembelajaran pada strategi team teaching dapat meningkatkan berbagai aspek dalam pembelajaran. Hasil penelitian dari Amrus Dian dkk (Model Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Meningkatkan Keaktifan Siswa Dengan Pengajaran Team

Teaching Pada Siswa Kelas XI IPA II SMAN 4 Bengkulu) dengan adanya

Model Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) dengan pengajaran Team Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa.terdapat perbedaan dalam subyek penelitian peneliti yang melakukan penelitian di MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang. Hasil pada penelitian ini maka dapat diketahui bahwa penelitian tentang strategi Team

Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan kemampuan lain yang

diterapkan dalam model belajar oleh penelit dalam kerjasama kelompok, kecakapan dalam presentasi.

II. Kajian Teoritis

(28)

Team Teaching adalah strategi pembelajaran yang kegiatan proses

pembelajarannya dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan pembagian peran dan tanggung jawabnya masing-masing yang dilakukan dalam satu kelas dalam satu materi dan waktu yang bersamaan.Rumus : Satu rombongan siswa, satu kelas bisa 20-50 siswa, dengan dua orang guru (pemateri dan pendamping). Tugas keduanya membuat Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP), melaksanakan bersama RPP di kelas, dan melakukan evaluasi. Keuntungan dari team teaching adalah dapat menyeratakan kemampuan siswa dalam menyerap materi, menjadikan siswa dan guru sebagai mitra, mudah dalam memonitoring kemampuan siswa dan pengondisian siswa.Selain itu, penggunaan waktu dan ruang belajar yang maksimal. Yang biasanya dipakai 4-8 jam pelajaran dalam dua kelas, bisa dilakukan dua jam dalam satu kelas, bisa menekan biaya sekolah, yang biasanya membayar dua guru dalam 4-8 jam pelajaran, sekolah hanya bayar dua guru dalam dua jam pelajaran, serta lebih mudah dalam melakukan evaluasi, baik evaluasi siswa maupun antarguru dalam team teaching. Strategi ini walau tidah mudah, tetapi mampu menghasilkan out put siswa yang signifikan, dan bisa dijadikan alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa bagi sekolah yang masih mempunyai banyak kekurangan, baik kekurangan sarana maupun finansial6

Penyajian secara team teaching ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu siswa agar lebih lancar terjadinya interaksi mengajar belajar secara

(29)

kuantitatif maupun kualitatif, juga meringankan guru sehingga bisa bertanggung jawab bersama terhadap pelajaran yang diberikan, dapat saling membantu antar guru, meningkatkan kerja sama, , saling mengisi, dan saling memikirkan bersama pengembangan mata pelajarannya.

Teknik penyajian ini banyak menguntungkan karena jalan interaksi belajar mengajar akan lebih lancar. Siswa akan memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam sebab diberikan oleh beberapa orang guru. Akibatnya guru juga lebih ringan dalam melaksanakan tugas mengajarnya, sehingga cukup waktu untuk menyiapkan diri dalam membuat perencanaan. Mata pelajaran yang disajikan sistem beregu (team), pelajaran akan lebih dapat dipertanggung jawabkan, karena ditangani oleh beberapa orang guru. 7

(

#

θçΡ

u

ρ

$

y

è

s

?

u

ρ

n

?

t

ã

Îh

Ž

É

9

ø9

$

#

3

u

θø)−

G

9

$

#

u

ρ

(

Ÿ

ω

u

ρ

(

#

θçΡ

u

ρ

$

y

è

s

?

n

?

t

ã

ÉΟø

O

M

}

$

#

Èβ≡

u

ρô

ã

è

ø9

$

#

u

ρ

4

(

#

θà)¨

?

$

#

u

ρ

©

!

$

#

(

¨βÎ

)

©

!

$

#

ß

ƒÏ

x

©

>$

s

è

ø9

$

#

∩⊄∪

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.(

QS. Al- Maidah : 2)

B. Tahapan pembelajaran Team Teaching 1. Tahap Awal

a. Perencanaan Pembelajaran Disusun secara Bersama

Perencanaan pembelajaran atau yang saat ini lebih populer dengan istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus disusun secara bersama-sama oleh setiap guru yang tergabung dalam Team Teaching.

7

(30)

Agar setiap guru yang tergabung dalam team teaching memahami tentang apa-apa yang tercantum dalam isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut, mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang harus diraih oleh siswa dari proses pembelajaran, sampai kepada sistem penilaian hasil evaluasi siswa.

b. Metode Pembelajaran Disusun Bersama

Selain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang harus disusun bersama oleh team, metode yang akan digunakan oleh mereka dalam proses pembelajaran Team Teaching pun harus direncanakan bersama-sama oleh anggota Team Teaching. Perencanaan metode secara bersama ini dilakukan agar setiap guru Team Teaching mengetahui alur proses pembelajaran dan tidak kehilangan arah pembelajaran.

c. Partner Team Teaching Memahami Materi dan Isi Pembelajaran

Guru sebagai partner dalam Team Teaching bukan hanya harus mengetahui tema dari materi yang akan disampaikan kepada siswa saja, lebih jauh dari itu, mereka juga harus sama-sama mengetahui dan memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Hal ini agar keduanya bisa saling melengkapi kekurangan pengetahuan yang ada di dalam diri masing-masing. Terutama ini dapat dirasakan manfaatnya dalam penyampaian materi pada siswa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa atas penjelasan guru.

(31)

Dalam Team Teaching, pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing guru harus dibicarakan secara jelas ketika merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar ketika proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas, mereka tahu peran dan tugasnya masing-masing. Tidak ada lagi yang namanya ketidak jelasan peran dan tanggung jawab dalam hal ini.

2. Tahap Inti

1) Satu guru sebagai pemateri dalam dua jam mata pelajaran penuh, dan satu orang sebagai pengawas dan pembantu team.

2) Dua orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran, dalam hal ini berarti tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang ada.

3. Tahap Evaluasi a. Evaluasi Guru

Evaluasi guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh partner

team setelah jam pelajaran berakhir. Evaluasi dilakukan oleh

(32)

dilakukan di luar ruang kelas, ini dilakukan untuk menjaga image masing-masing guru dihadapan siswa.

b. Evaluasi Siswa

Evaluasi siswa dalam hal ini mencakup pembuatan soal evaluasi dan merencanakan metode evaluasi, yang semuanya dilakukan secara bersama-sama oleh guru Team Teaching. Atas kesepakatan bersama guru harus membuat soal-soal evaluasi yang akan diberikan kepada siswa, disini guru Team Teaching harus secara bersama-sama menentukan bentuk soal evaluasi, baik lisan ataupun tulisan, baik pilihan ganda, uraian, atau kombinasi antara keduanya.8

C. Kelebihan Dan Kekurangan Team Teaching a.Kelebihan Team Teaching

Dalam sebuah praktek, team teaching mempunyai format yang berbeda-beda tetapi pada umumnya team teaching merupakan strategi dalam mengorganisasikan guru, sehingga dapat memacu percepatan dan peningkatan mutu pembelajaran.

Kelompok atau team terdiri atas guru-guru yang mempunyai kompetensi dan keahlian yang mungkin saja berbeda, tapi mereka harus bergabung dalam satu team work untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran pada jam pelajaran dan kelas atau rombongan belajar yang

(33)

sama. Untuk memfasilitasi proses ini ruang kelas yang biasa diergunakan dapat ditata sedemikian rupa sehingga menyenangkan.

a. Beberapa kelebihan dari team teaching:

1. Team Teaching, diharapkan dapat membangun budaya kemitraan

yang positif diantara guru sehingga terjalin kerja sama (kolaborasi) dalam meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik.

2. Team-teaching dapat lebih mematangkan kegiatan perencanaan dan

persiapan mengajar. Dua orang guru atau lebih bisa saling berdiskusi untuk menyusun perencanaan pembelajaran, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kendala dalam pelaksanaan pembelajaran. 3. Team teaching dapat menjamin pengawasan pembelajaran secara

efektif. Dengan melibatkan lebih dari satu orang guru di dalam satu kelas, maka masing-masing siswa bisa mendapatkan perhatian yang cukup dalam memahami pelajaran yang diberikan. Hal ini membuat guru semakin peka terhadap situasi-situasi aktual di kelas.

4. Team-teaching dapat menjalin komunikasi yang intensif antar guru.

(34)

5. Team Teaching dapat menjadi alternatif untuk memenuhi beban

mengajar 24 jam dalam satu minggu, sebagaimana tuntutan yang terdapat dalam PP no 74 tahun 2008 Bab IV pasal 52 ayat 2 tentang Beban Kerja guru, terutama bagi sekolah yang memiliki ratio jumlah guru dengan siswanya yang tidak seimbang.

b. Kelemahan team teaching

Dalam melaksanakan team teaching para guru dituntut untuk mempunyai waktu ekstra dalam sinkronisasi pemikiran, pendapat dan ide-ide cemerlang agar dalam menghadapi kelas mereka adalah satu kesatuan yang kompak dan solid, dan ini perlu pembiasaan serta kedisiplinan yang tinggi. Sebab apabila salah satu anggota team tidak disiplin dan tidak mau berbagi pengalaman maka akan rusaklah team

teaching yang dibentuk tersebut.

Beberapa kelemahan team teaching:

1) Sebagian guru resisten terhadap satu macam metode pengajaran saja yaitu pengajaran single teacher teaching sehingga team

teaching dirasakan suatu hal yang mengungkungnya.

(35)

3) Sebagian lainnya merasa bahwa mereka bekerja lebih banyak dan lebih keras, namun gajinya sama dengan anggota teamnya yang nota bene bekerjanya lebih malas.

4) Ada pula yang tidak mau berbagi ilmu dengan anggota teamnya, karena mereka merasa susah untuk mendaptkan ilmu tersebut sehingga mereka menikmatinya sendiri.

5) Team Teaching memerlukan energi dan pemikiran lebih banyak

dibanding dengan mengajar secara individu.9 D. Manfaat Team teaching

Engkoswara, (1984 : 70) menyatakan bahwa metode pengajaran team

teaching memiliki manfaat yaitu.

1. Persiapan dan perencanaan mengajar lebih lengkap bila dikerjakan oleh

team yang kompak dan penuh tanggung jawab.

2. Bila salah seorang guru tidak dapat mengajar tidak perlu ada pembebasan kelas. Guru yang lainnya dapat melanjutkan pelajarn menurut rencana yang telah ditetapkan bersama.

3. Guru-guru saling membantu bila diantara mereka (anggota) ada yang kurang memahami salah satu mata pelajaran.

4. Anak-anak memperoleh sumber dan bahan pelajaran dari beberapa orang yang berbeda kecakapannya.

5. Anak memilih dan melaksanakan tugas sesuai dengan minat dan kecakapan belajar masing-masing.

(36)

6. Team teaching memberi kesempatan kepada orang-orang yang

mempunyai kecakapan khusus yang tidak mempunyai profesi guru, tetapi mau membantu guru mengajar.10

E. Pengertian Prestasi Belajar 1) Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa melalui proses belajar hal ini sesuai dengan ungkapan Tu’u, prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang di capai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas serta kegiatan pembelajaran di sekolah.11

Sedangkan menurut Bloom dalam arikunto merumuskan prestasi belajar sebagai perubahan tingkah laku, meliputi tiga ranah yaitu, ranah kognitif, ranah efektif, ranah psikomotorik. Ranah kognitif adalah perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, inoformasi, dan masalah kecakapan intelektual.12 ranah afektif adalah perilaku yang berupa sikap, nilai-nilai, dan prestasi, sedangkan psikomotorik adalah yang terutama berkaitan dengan keterampilan / kelincahan dan kondisinya.13

Bloom mengatakan bahwa, ranah kognitif terbagi menjadi enam katagori, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

10

Engkoswara, (1984 : 70) 11

Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa (Jakarta: Gramedia Widia Sarana), Hal. 75

12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 117

(37)

evaluasi. Pengetahuan menyangkut kesiapan individu yang penekanannya pada mengingat atau mengenal gagasan metode / materi yang pernah dielajari. Pemahaman meliputi kemampuan siswa untuk menyerap makna dari apa yang telah dipelajari. Perapan merupakan kemampuan individu untuk menggunakan apa yang telah dipelajari kedalam situasi konkrit yang baru. Analisis menurut pemahaman dan penerapan yang penekanannya pada kemampuan untuk menorganisasikan atau mengiraikan suatu materi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Sintesis menyangkut kemampuan untuk mengembangkan bagian-bagian kecil menjadi bentuk yang bermakna. Sedangkan evaluasi menyangkut kemampuan untuk menilai suatu pengertian yang dipelajari dan kemampuan untuk memulai suatu masalah berdasarkan kriteria yang di definisikan dengan jelas.14

2) Pembelajaran Dalam Prespektif Islam

Belajar dalam islam merupakan suatu kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap insan. Agar manusia memiliki ilmu pengetahuan yang cukup serta memiliki kematangan dan integritas atau kesempurnaan pribadi dan terbentuknya kepribadian muslim15

Menurut Imam Gozali, manusia dapat mencapai kesempurnaan apabila mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya mengamalkan fadilah melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Fadilah ini selanjutnyadapat

14 Ibid..

(38)

membawanya untuk dekat kepada Allah SWT dan akhirnya membahagiakannya hidup didunia dan di akherat.16

Mas’ud Said Abdul Qohar: Prestasi adalah apa yang telah kita dapat ciptakan hasil pekerjaan.17 Dari beberapa uraian tersebut sangat jelas bahwa islam menghendakiagar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Hal ini diketahui dari ayat 56 surat al-dzariyat:

$

t

Β

u

ρ

à

M

ø)

n

=

y

z

£Å

g

ø:

$

#

}

§

Ρ

M

}

$

#

u

ρ

ā

Î

)

Èβρß

ç

7

÷

è

u

‹Ïω9

∩∈∉∪

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.(QS. Al-Dzariyat:56)18

Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa proses belajar pada pendidikan islam yang total dan meliputi segala aspek kemampuan manusia tentang prestasi yang akan dicapai memerlukan landasan yang mengarahkan pada proses pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan ajaran islam. Mengarahkan berbagai metode tersebut dapat didayagunakan agar efektif untuk mencapai suatu prestasi yang baik.

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Di depan telah dikemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya sutu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu tercapai atau dengan

16

Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung:CV Pustaka Setia.1998) Hal.72

17 Syaiful Bahri, Djamarah. Perstasi Belajar Dan Kompetensi Guru. (Surabaya: Usaha Nasional: 1994), hal. 15

18

(39)

kata lain, berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhinya

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan. faktor yang kemampuan yang dimiliki siswa besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi yang dicapai.

Disamping faktor yang dimiliki siswa, ada juga faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, fisik dan psikis.

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

1. Faktor internal siswa

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, baik dari segi fisik maupun psikis, yang meliputi:

a. Kematangan seorang anak akan belajar dengan baik apabila saat kematangan telah tiba, sebaliknya belajar akan sukar apabila kematangan belum tiba.

(40)

dengan lebih mudah mengingatnya. Peserta didik yang cerdas akan lebih mudah berfikir kreatif dan cepat mengambil keputusan.19 c. Bakat siswa, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan dimasa yang akan datang. Dengan demikian setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapsitas masing-masing.

d. Motivasi siswa, motivasi belajar meripakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah sehingga akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya prestasi belajar akan menjadi menjadi rendah. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, maka hendaknya diciptakan suasana belajar yang menarik dan menggembirakan. e. Rasa percaya diri, rasa percaya diri timbul dari keinginan bertindak

dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya penakuan dan dukungan dari lingkungannya. Dalm proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “perwujudan diri” yang di akui oleh guru dan rekan sejawatnya. Makin sering menyelesaikan tugas, maka ia akan sering memperoleh pengakuan umum dan dapat menimbilkan rasa percaya diri yang semakin kuat. Sebaliknya kegagalan yang berulang kali dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri, dan bahkan dapat menurunkan prestasi belajar siswa.

f. Cita-cita siswa,. Pada umumnya setiap siswa memiliki suatu cita-cita dalam kehidupannya. Cita-cita-cita sebagai motivasi perlu di didikkan. Didikan memiliki cita-cita harus ditanamkan dan dimulai sejak dini, agar anak itu termotivasi untuk mencapai cita-citanya. Cita-cita merupakan wujud eksplorasi diri siswa. Didikan pekilikan dan pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan

(41)

berprestasi, dimulai dari hal yang sederhana sampai hal yang paling sulit.20

2. Faktor eksternal siswa

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri, baik dari lingkungan sosial maupun non sosian, yang meliputi:

a. Keadaan keluarga. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan letak rumah semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa

b. Masyarakat. Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetannga, teman-teman sepermainan disekitar rumahnya. Kondisi masyarakat dilingkungan yang kumuh yang serba kekurangan dan dan banyak anak-anak pengangguran akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Karena banyak anak-anak yang tidak sekolah ia akan merasa kesulitan untuk bertukar pendapat mengenai pelajaran yang belum dipahaminya atau bahkan dirinya ikut-ikutan tidak bersekolah karena teman-temannya banyak yang tidak bersekolah.

c. Keadaan iklim, iklim yang panas pada umumnya tidak menguntungkan proses belajar sebab selain suhunya yang panas juga dapat menyebabkan proses belajar cepat melelahkan. Sebalikmya udara yang dingin dapat membantu proses belajar.21 d. Sarana dan prasarana pembelajaran. sarana pembelajaran meliputi

buku pelajaran, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pembelajaran lainnya, sedangkan prasarana pembelajan dapat meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah dan lain-lain. Sekolah yang cukup memiliki

(42)

sarana dan prasarana yang di perlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menngunsksn slst-slst itu akan mempermudah dan mempercepat belajar siswa.

e. Menurut Siti Rahayu Haditono di Indonesia ditemukan banyak siswa memperoleh angka hasil belajar yang rendah. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor seperti: a). kurangnya fasilitas sekolah, b). siswa makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan mereka merasa ragu dan takut gagal, c). kurangnya dorongan memtal dari orang tua, karena orang tua tidak memahami apa yang dipelajari anaknya diseklah dan d). keadaan gizi yang rendah, sehingga siswa tidak mampu belajar lebih giat.22

f. Kesempatan belajar. Pada kenyataannya banyak siswa yang tidak dapat belajar dengan baik dengan hasil yang baik dan tidak dapat meningkatkan hasil belajarny, akibatnya tidak adanya kesekpatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari.23

3. Faktor pendekatan belajar

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal pada siswa sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh pada taraf keberhasilan proses penbelajaran siswa tersebut. Di antara pendekatan belajar itu adalah:

Pendekatan bigss dapat dikelompokkan kedalam tiga bagian yakni: 1. Pendekatan survace (bersifat lahiriyah) misalnya mau belajar

karena dorongan dari luar antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkam dia malu. Oleh karena itu gaya belajarnya santai asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.

22 Dimyati dan Mudjiono. Belajar Dan Pembelajaran.( Jakarta: PT. Rineka cipta 1999), hlm 246 23

(43)

2. Pendekatan deep (mendalam) siswa yang menngunakan deep biasanya mempelajari materi karena dia tertarik dan merasa membutuhkan. Oleh karena itu gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya.

3. Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinngi) yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi setinggi-tingginya.

Menurut Wasty Soemanto faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi empat macam yaitu:

1) Faktor stimulus belajar

Yang di maksud dengan stimulus belajar adalah segala hal diluar individu yang merangsang individu itu untuk melakukan reaksi atau perbuatan belajar.

2) Faktor metode belajar

Metode belajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode balajar yang dipakai oleh siswa. Dengan kata lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.

3) Faktor-faktor individual

Faktor individual sangat mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa seperti, kematangan yang dicapai oleh undividu dari proses pertumbuhan fisiologisnya

(44)

Pertambahan dalam hal usia selalu diberengi dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Semakin tua usia individu semakin meningkat pula berbagai fungsi fisiologisnya. Faktor-faktor diatas saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam mencapai prestasi.24

Berikut yang juga termasuk faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah beberapa sifat peserta didik dalam belajar yaitu:

1. Cepat dalam belajar 2. Lambat dalam belajar 3. Anak kreatif

4. Anak dropout

5. Anak berprestasi kurang.25

G. Pengertian IPS Terpadu

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB, bahkan sampai pada jenjang SMK. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

(45)

Pembelajaran IPS dalam kurikulum 2006 merupakan IPS Terpadu yang merupakan gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang terdiri atas beberapa bagian disiplin ilmu terseleksi seperti Geografi, Sosiologi, Ekonomi, dan Sejarah, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Hal ini memberikan implikasi terhadap guru yang mengajar di kelas. Seyogianya (idealnya) guru dalam pembelajaran IPS dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran, yakni Guru Mata Pelajaran IPS. Hal demikian juga ditunjukan oleh temuan penelitian Wahidmurni (2006: 60) yang menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dari kurikulum 1994 ke kurikulum 2004 dan bahkan telah diterbitkan kurikulum 2006 yang pada saat ini sedang disosialisasikan pada lembaga-lembaga pendidikan di seluruh Indonesia.26

Untuk mengatasi kondisi di atas, sesungguhnya dapat dipecahkan dengan model pembelajaran team teaching, yakni suatu model pembelajaran yang terdiri dari beberapa orang guru (guru-guru mata pelajaran Sejarah, guru mata pelajaran Ekonomi, guru mata pelajaran Geografi, dan guru mata pelajaran Sosiologi dalam kurikulum 1994) bergabung menjadi satu tim yakni tim guru mata pelajaran IPS. Selanjutnya tim inilah yang bekerja memetakan berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum mata pelajaran IPS dan meramunya menjadi berbagai sajian pembelajaran berdasarkan tema yang disepakati bersama. Adapun dalam pelaksanaan

26

(46)

pembelajaran guru yang tergabung dalam tim harus masuk ke kelas-kelas pembelajaran secara bersama-sama. Dalam pelaksanaan pembelajaran pembagian tugas di antara anggota tim dapat dilakukan, misalnya ketika sesi pembelajaran saat itu adalah pencapaian kompetensi dasar dari disiplin ilmu Ekonomi, maka guru intinya adalah guru Ekonomi sedang anggota tim yang lain bertugas membantu menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih kondusif. Model pembelajaran seperti ini dapat dilaksanakan dengan baik jika dalam setiap sesi pembelajaran benar-benar menerapkan strategi pembelajaran aktif, di samping itu dengan menerapkan model pembelajaran team teaching ini beban mengajar guru sebanyak 24 jam perminggu dapat diatasi

BAB III

METODE PENELITIAN

(47)

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis (PTK) dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hal ini karena data yang dikumpulkan adalah memiliki makna/informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode team teaching, yakni dimana peneliti bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelaran ekonomi kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Ma’arif 01 Singosari Malang. Data tersebut telah terkumpul kemudian di analisis secara induktif pada waktu penelitian dan seyelah penelitian berlangsung. Hal tersebut sesuai dengan konsep dasar analisis data yang dikemukakan oleh Moleong.27

Untuk mengimplementasikan strategi tersebut, perlu dilakukan tindakan penelitian tindakan. Sesuai dengan PTK, masalah penelitian yang dikaji berkaitan dengan usaha memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran secara professional. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakanyaitu masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal dari persoalan pembelajaran dikelas.

Menurut Suyanto pengertian PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara professional.28

Hal ini karena proses siklus dari rangkaian pengembangan planning (perencanaan), melakukan tindakan sesuai dengan rencana, melakukan observasi terhadap tindakan, dan kesuksesan hasil yang diperoleh.

27 Moleong, Metodologo Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT remaja rosda karya. 2002), hlm. 104 28

(48)

langkah dalam penelitian ini mengikuti langkah penelitian yang digambarkan oleh kemmis yaitu (1) penelitian, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini instrument utama adalah peneliti sendiri (human

instrument ) karena sifat data harus dikumpulkan, diseleksi dan ditafsirkan.

Semua itu hanya dapat dilakukan dengan ketekunan, pengetahuan, pengalaman relevan, ketajaman pikiran dan imajenasi peneliti itu sendiri dan tidak mungkin dilakukan dengan instrument lain..

Moleong menegaskan bahwa pemakaian instrument manusia berdasarkan pertimbangan bahwa, jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersipkannya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada dilapangan. Berkaitan dengan itu, data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik (1) observasi, (2) wawancara, (3) catatan lapangan, (4) dokumentasi, dan, (5) tes.29

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Maarif 01 Singosari Malang: yang terletak diwilayah Singosari yaitu jalan masjid desa pagentan kode post 65153.

Penelitian ini dilakukan pada semester VIII (delapan) tahun ajaran tahun 2009/2010, pemilihan Madrasah Tsanawiyah Al-Ma’arif 01 Singosari

29

(49)

Malang, sebagai tempat penelitian berdasarkan pertimbangan ( 1) pembelajaran metode team teaching belum pernah dilakukan, (2) materi pelajaran yang diberikan ada dikelas VIII B.

D. Sumber Data

Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kajian), untuk itu jenis data harus diungkap dalam bagian ini. Sedangkan sumber data merujuk pada asal data penelitian itu diperoleh, baik berasal dari orang maupun bukan orang. Untuk itu perlu disebutkan identitas informan, identitas situs sosial untuk data yang diperoleh melalui pengamatan, dan identitas dokumen untuk data yang diperoleh melalui pedoman dokumentasi.30

Dalam penelitian ini bersumber dari siswa kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah Al-Ma’arif 01 Singisari Malang. Pada tahun ajaran 2009/2010. Data tersebut dari proses pembelajaran ketenagakerjaan denga menerapkan metode team teaching.

Data penelitian ini berupa pengamatan , wawancara, catatan lapangan, evaluasi, dokumen dan tes dari setiap tindakan. Data tersebut sangat berkaitan dengan data perencanaan, pelaksanaan, dan data hasil pembelajaran. Data perencanaan tercakup dalam persiapan mengajar guru secara tertulis seperti merumuskan tujuan pembelajaran, pemilihan media serta perencanaan evaluasi.

(50)

Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah Al-Ma’arif 01 Singosari Malang sebagai sumber data dengan alasan (1) diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuan siswa dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan ketenagakerjaan, memahami konsep dan teori serta serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi khususnya dalam bidang ketenagakerjaan yang terjadi pada masyarakat Indonesia, (2) materi yang digunakan sebagai bahan penelitian terdapat dikelas VIII B. Dalam penelitian ini peneliti mendasarkan pada beberapa pertimbangan-pertimbangan yaitu (1) memiliki pengalaman mengajar yang cukup, (2) memiliki kemampuan dan profesionalisme seorang guru, (3) bersikap terbuka terhadap inovasi-inovasi dalam pembelajaran, (4) bersedia berkolaborasi dengan baik dengan rekan atau timnya terhadap pelakasanaan Penelitian Tindakan Kelas.

E. Prosedur pengumpulan data

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mengamati tindakan penerapan metode team teaching dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah Al-Ma’arif 01 Singisari Malang. Hal ini dilakukan secara intensif, objektif, dan sistematis. Dalam penelitian ini yang dikumpulkan menggunakan teknik (1) observasi, (2) wawancara, (3) catatan lapangan, (4) dokumentasi dan, (5) tes.

(51)

berpedoman pada lembar-lembar observasi, peneliti mengamati apa yang yang terjadi dalam proses pembelajaran, yakni (1) pada tahap mengidentifikasi masalah peneliti mengamati keterlibatan siswa dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan dikaji, (2) pada tahap pengumpulan informasi peneliti mengamati keterlibatan siswa dalam mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji, dalam hal ini adalah tentang ketenagakerjaan, dan (3) pada tahap observasi peneliti mengamati jalannya proses presentasi kelompok didepan kelas dan keaktifan siswa dalam memperlancar berjalannya proses pembelajaran.

Untuk melakuakn observasi secara efektif dan terarah, peneliti menggunakan format observasi, dengan tujuan agar dapat melihat, mengamati, dan mencatatat perilaku seta segala kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran ketenagakerjaan yang berlangsung dengan menerapkan metode team teaching. Dengan demikian seluruh informasi yang diperlukan dapat diperoleh.

Wawancara digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi dikelas (lapangan). Dari hasil wawancara tersebut, peneliti dapat mengetahui secara mendalam hambatan-hambatan yang duhadapi siswa dalam pembelajaran ketenagakerjaan dengan meneraokan metode team

teaching.

(52)

segala perilaku yang dilakukan ileh siswa pada setiap pembelajaran IPS Terpadu pada tahap mengidentifikasi masalah, pengumpulan informasi, dan penyajian metode team teaching.

Dokumen dilakukan terhadap peristiwa-peristiwa tentang proses pembelajaran penerapan strategi team teaching dan pokok pembahasan ketenagakerjaan yang dilakukan oleh siswa. Bentuk-bentuk kegiatan yang derencanakan untuk dilaksanakan, pendekatan dan strategi yang digunakan, serta bentuk hasil tugas yang dikerjakan yaitu dengan mengambil dokumen nilai siswa dan hasil ujian maupun lembar kerja siswa, serta dokumen-dokumen lainnya yang dibutuhkan.

Instrumen Pengumpulan Data, data dalam pengembangan team

teaching ini menggunakan instrument analisis tugas berupa study kasus mata

pelajaran IPS dalam hal ketenagakerjaan, dan memberikan kesempatan berpikir secara cermat dan teliti untuk mempelajari isi yang terdapat dalam study kasus tersebut.

Tes, akan diberikan pada awal dan akhir tindakan dan pada waktu terakhir, tes bertujuan untuk mengetahui kualitas hasil belajar siswa tentang materi permasalahan ekonomi dan ketenagakerjaan.

F. Tehnik Analisis data

(53)

G. Pengecekan keabsahan temuan

Keabsahan dalam penelitian ini menggunakan tehnik sebagaimana dikemukakan oleh Moleong, yaitu (1) ketekunan pengamatan, (2) triangulasi, (3) kecukupan refrensi.31

Pertama, pengujian keabsahan data dengan ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara menganati dan membaca secara cermat sumber data penelitian sehingga data yang diperlukan dapat diidentifikasi, dipilih, dan diklasifikasikan. Selanjutnya dapat diperoleh deskripsi-deskripsi hasil yang akurat dalam proses perincian maupun penyimpulan.

Kedua, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembnading terhadap data itu.32

Dalam hal ini peneliti menggunakam triangulasi yang digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu unutk keperluan pengecekan atau pembanding data. Dalam kaitan ini, ada dua macam triangulasi yang digunakan untuk pemeriksaan data , yaitu (1) Triangulasi metode dan tehnik pengumpulan data. Dalam kaitan ini, metode dan teknik pengumpulan data tidak hanya digunakan untuk sekedar mendapat data atau menilai keberadaan data, tetapi juga untuk menentukan keabsahan data, dan (2) Triangulasi data dengan pengecekan yang akan dibantu oleh dosen pembimbing, teman sejawat, serta pihak-pihak yang telah memahami hakekat penelitian ini.

31

(54)

Ketiga, pengujian keabsahan data dengan kecukupan referensi dilakukan dengan cara membaca dan menelaah sumber-sumber data dan sumber pustaka yang relefan dengan masalah penelitian secara berulang-ulang agar diperoleh pemahaman yang memadai.33

H. Tahap-tahap penelitian

Tahapan-tahapan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu: 1. Tahap Persiapan

Peneliti menentukan objek penelitian dengan pertimbangan bahwa letak MTs Al-Ma.arif 01 Singosari sangat mudah dijangkau. Selain itu, MTs Al-Ma.arif 01 Singosari merupakan salah satu sekolah lembaga umum yang telah akreditasi A. Untuk memperlancar pada tahap berikutnya, yakni tahap pelaksanaan penelitian, maka peneliti mengurus surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Setelah persiapan administrasi selesai, maka peneliti membuat rancangan penelitian agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai pedoman wawancara dan observasi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Peneliti memulai penelitian di MTs Al-Ma.arif 01 Singosari pada tanggal 14 mei 2010.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan inti dari suatu penelitian karena peneliti mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan. Tahap ini dapat

(55)

dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: pertama, peneliti melakukan wawancara terhadap siswa kelas VIII B untuk memperkuat data hasil wawancara tentang strategi guru dalam meningkatkan prestasi pembelajaran IPS Terpadu oleh guru IPS. Kedua, peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap hasil penelitian agar dapat diketahui hal-hal yang masih belum terungkap. Ketiga, peneliti melakukan perpanjangan penelitian guna melengkapi data yang kurang, sehingga memperoleh data yang lebih valid. 3. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian merupakan tahap yang paling akhir dari sebuah penelitian. Pada tahap ini, peneliti menyusun data yang telah dianalisis dan disimpulkan dalam bentuk karya ilmiah, yaitu berupa laporan penelitian dengan mengacu pada peraturan penulisan karya ilmiah yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Pelaksaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan mengikuti alur tindakan yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dari Deakin University Australia, dalam suyantu yang meliputi kegiatan (1) perencanaan, (2) pelaksaan, (3) observasi dan, (4) refleksi.34

1. Rencana penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: a) Menyusun rencana.

b) Menyiapkan lembar tugas analisis, observasi dan wawancara. c) Menyiapkan perangkat test akhir tergadap hasil belajar.

34

Gambar

Tabel 2.1 perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian yang
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ketuhanan yang Mahaesa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan ,

Informasi yang terdapat dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebuah bahan masukan yang positif dimana informasi tersebut dapat berguna dalam

bahwa sehubungan dengan penataan organisasi perangkat daerah Pemerintah Kota Mojokerto berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Getar merupakan tindakan fisioterapi tradisional yang digunakan pada pasien yang mengalami gangguan pernafasan. 22 Getar dilakukan untuk menggerakkan sekret ke saluran

komunikasi matematis serta SRL matematika. Guru yang terlibat dalam penelitian ini dapat memperoleh wawasan tentang. penerapan Learning Cycle

Sebuah simbol atau kumpulan-kumpulan simbol bekerja dengan menghubungkan konsep (makna), ide umum, pola, atau bentuk. Simbol matahari terbit merupakan tanda visual yang

[r]

Maklumat yang diperoleh boleh digunakan sebagai penyokong penemuan mereka dari sumber-sumber lain seperti keratan akhbar dan fakta dari buku atau jurnal.” Informan J1 pula