• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN KUALITATIF TAHAP TAHAP PENELI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENELITIAN KUALITATIF TAHAP TAHAP PENELI (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN KUALITATIF

TAHAP-TAHAP PENELITIAN KUALITATIF

Kelompok 6

1. Verra Fransiska (1306347875) 2. Mega Nisfa Makhroja (1306347793)

3. El Bram Apriyanto (1306427024)

Program Magister Hubungan Internasional Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(2)

I. Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Penelitian kualitatif adalah strategi penelitian yang biasanya lebih mementingkan pernyataan-pernyataan daripada angka-angka baik dalam pengumpulan maupun pengamatan data (Bryman : 266). Pertti Alasuutari (1995:7) mengidentifikasi ciri utama penelitian kualitatif dengan membedakannya dari penelitian kuantitatif: ketika kerja kuantitatif berusaha untuk membuat kesimpulan dengan memeriksa frekuensi keterkaitan sebab dan akibat, analisis kualitatif justru memakai jenis penalaran yang mirip dengan pemecahan teka-teki. Dia menjelaskan ini sebagai berikut:

Setiap informasi atau petunjuk bisa berlaku untuk beberapa hal, tetapi semakin banyak informasi tersedia, semakin kecil jumlah solusi yang mungkin. Setiap petunjuk atau potongan informasi sama pentingnya, dalam penyelesaian teka-teki – atau penelitian kualitatif – setiap potongan informasi harus cocok dengan gambar yang ditawarkan sebagai solusi.

Setelah membaca ketiga definisi di atas, ternyata pemaknaan terhadap penelitian kualitatif bisa relatif bervariasi. Ini mungkin menunjukkan kepada kita bahwa penelitian kualitatif bukanlah perihal sederhana.

Idealnya, dalam memahami penelitian kualitatif kita perlu mencari seperangkat kekhususan yang ada pada penelitian itu dan tidak ada pada penelitian jenis lain. Dengan demikian berarti tak satu pun definisi di atas sukses dalam menunjukkan ini. Proposisi Alan Bryman sebenarnya menggaris bawahi ciri yang penting, yaitu minimnya pemakaian angka dalam penelitian kualitatif. Sayangnya, pemakaian kata-kata dalam pengumpulan data dan analisis bukanlah ciri yang hanya ada pada penelitian kualitatif: kata-kata juga sangat penting dalam hal pengisian kuesioner kuantitatif; dan secara garis besar ada lebih banyak kata daripada angka dalam bagian analisis pada laporan penelitian kuantitaif.

Setelah mempelajari penelitian kuntitatif pada materi sebelumnya, perlu adanya pemahaman mengenai penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif berbeda dengan dengan penelitian kuantitatif. Sebagai langkah awal, kelompok kami akan memaparkan tentang tahap-tahap penelitian dalam penelitian kualitatif.

I.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah tahap-tahap penelitian kualitatif?

2. Bagaimanakah teori dan konsep dalam penelitian kualitatif?

(3)

General Research Questions

Selecting Relevant site(s) and subjects

Collection of relevant data

Interpretation of data

Conceptual and theoretical work

Write up findings/conclussion

5a. Thighter specification of the research question(s)

5b. Collection futher data

I.3. Tujuan

1. Untuk Bagaimanakah tahap-tahap penelitian kualitatif? 2. Bagaimanakah teori dan konsep dalam penelitian kualitatif?

3. Bagaimanakah Reliabilitas dan Validitas dalam penelitian kualitatif

II. Pembahasan

Penelitian kualitatif disamakan dengan pemecahan teka-teki (Perti : 1995). Namun apakah penalaran macam itu hanya ada pada penelitian kualitatif? Ada beberapa strategi yang dapat dipakai untuk menemukan kekhasan dalam penelitian kualitatif. Salah satunya adalah dengan melihat sejarah pemakaian istilah kualitatif itu sendiri menjelaskan bahwa istilah tersebut diserap: ‘Dari bahasa Latin, qualitas yang merujuk pada fokus utama yaitu kualitas corak yang ada – yang membedakannya dari jenis lain – sambil mengontraskannya dengan quantitas yang merujuk kepada fokus utama pada perbedaan dalam hal jumlah’ pendekatakan etimologi kadang dapat mencerahkan – dalam kasus ini hasilnya mirip dengan definisi yang dibuat oleh Bryman

A. Tahap-tahap Utama dalam Penelitian

(4)

Langkah-langkah

Untuk menjelaskan ini Bryman memakai penelitian Foster (1995) mengenai kriminalitas dalam masyarakat. Alurnya adalah sebagai berikut:

1. Menentukan pertanyaan dasar penelitian

Foster sudah memegang asumsi dasar bahwa kriminalitas lebih sering terjadi di perumahan yang penduduknya relatif miskin. Ada juga asumsi lain yang mengatakan bahwa kriminalitas itu meninggi karena lemahnya kontrol sosial. Berdasarkan itu Foster meneliti masyarakat yang tinggal di perumahan dewan (perumahan yang dibangun oleh dewan), karena perumahan yang demikian diduga memiliki kontrol sosial yang sudah diatur sedemikian rupa.

Bagaimana kontrol sosial memengaruhi tingkat kejahatan dalam sebuah perumahan?

2. Memilih area penelitian yang relevan

Yang diteliti oleh Foster pada saat itu adalah sebuah perumahan dewan yang tingkat kriminalitasnya justru tinggi. Perumahaan itu diberi alias Riverside.

3. Pengumpulan data yang relevan

Selama 18 bulan Foster “terlibat dalam banyak aspek kehidupan yang mungkin, mulai dari menghadiri pertemuan antarpedagang, kelompok ibu dan balita, aktivitas orang muda, sampai bersosialisasi dengan warga di bar lokal.” Foster juga melakukan wawancara khusus dengan 45 orang penduduk lokal, 25 orang dari pihak berwenang seperti polisi atau petugas perumahan. Berdasarkan laporannya, Foster mempunyai 2 tipe data: catatan lapangan dari pengamatan sehari-hari dan catatan terinci seperti transkrip wawancara.

4. Penafsiran data

(5)

di Riverside. Kontrol sosial informal seperti mempermalukan para pelaku kriminal pun tidak ada.

5. Pengonsepan dan peneorian

Dalam penelitian ini Foster tidak menemukan konsep baru tetapi dapat melihat keterkaitan antarasumsi yang ia pegang pada langkah awal.

5a. Mempertajam pertanyaan penelitian 5b. Pengumpulan data lebih lanjut

Dalam fase ini apabila Foster menemukan fakta lain yang baru, Foster bisa melakukan wawancara ulang dengan tujuan yang lebih dalam dan lain-lain.

6. Penulisan kesimpulan

Tidak ada perbedaan besar antara menulis kesimpulan kualitatif dan kuantitatif. Yang harus dilakukan di sini adalah meyakinkan pembaca akan kredibilitas dan keterkaitan interpretasi-interpretasi yang diberikan. Sensasi yang dilihat atau didengar oleh peneliti selama melakukan pengamatan sebisa mungkin tersampaikan kepada pembaca.

B. Teori dan Konsep Teori

Hampir sebagian besar penelitian kualitatif melihat bahwa teori sebagai sesuatu yang muncul setelah pengumpulan dan analisis data. Namun beberapa peneliti kualitatif juga sepakan bahwa data kualitatif dapat dan harus memiliki aturan yang penting dalam hubungannya untuk mengetes teori secara baik. Kemunculan step 5a. a. Thighter specification of the research question(s) dan 5b. Collection futher data adalah untuk mengetes teori tersebut. Silverman mengatakan bahwa “...is undoubtedly correct that pre-specified theories can be and sometimes are tested by qualitative data, but the generation of theory tend to be the preferred approach (Bryman : 271)”. Maksudnya adalah teori spesifik memang dapat dan digunakan untuk mengetes teori, namun teori turunan lebih sering digunakan dalam pendekatannya. Meskipun penelitian kualitatif tidak digunakan untuk menguji teori spesifik, namun tetap ada pengujian teori didalamnya.

Konsep

(6)

pelaksanaan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, konsep dielaborasikan dengan indikator. Sementara dalam penelitian kuantitatif konsep digunakan sebagai arahan penting dalam menemukan hal-hal empiris. Kepekaan peneliti merupakan sebuah keharusan untuk menemukan konsep yang sesuai untuk memfasiltasi dan penunjuk arah menemukan pendekatan yang empiris dalam penelitian.

C. Reliabilitas dan aliditas dalam penelitian kulitatif

Realibilitas dan validitas dalam penelitian kualitatif berbeda dengan validitas dan kuantitas dalam penelitian kuantitatif. Seperti kita ketahui bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan pada isu pemaparan dan deskripsi fenomena menggunakan bahasa dan kata-kata. Pengukuran menjadi sesuatu yang agak sulit dalam penelitian kualitatif dibanding penelitian kuantitatif. Oleh karena itu ada beberapa adaptasi yang dilakukan dalam penelitian kualitatif terkait pengukuran validitas dan realibilitasnya.

Reliabilitas

i. External Reliability

External reliability, by which they mean the degree to which a study can be replicated(Bryman : 273). Maksudnya adalah hasil penelitian dapat direplikasikan ketika dilakukan penelitian kembali. Hal ini sedikit sulit karena kesulitan untuk menghentikan kondisi sosial yang terjadi saat itu. Strategi yang digunakan adalah mengenali tanda-tanda untuk melakukan pendekatan alat-alat dalam reliabilitas eksternal. Contohnya, menganjurkan pada peneliti kualitatif untuk mereplikasikan penelitian etnografis perlu mengadopsi nilai-nilai sosial yang serupa yang telah diadaptasi oleh peneliti sebelumnya.

ii. Internal Reliability

Internal Reliability by which they mean wheter, when there is more than one observers, members of the research team agree about what they see and hear(Bryman : 273). Hal ini berarti adanya kesamaan pemahan dan pendapat dari para peneliti atau disebut “inter-observer consistency”

Validitas

(7)

Adanya kesesuaian antara observasi dengan teori yang digunakan dalam penelitian. Validitas internal merupakan hal yang sangat kuat dalam penelitian kualitatif.

ii. External Validity, which refers to the degree to which findings can be generalizzed across social settings (Bryman : 273). Hasil penemuan dapat menjadi generalisasi dalam kondisi sosial. Hal ini masalah karena penelitian kualitatif cenderung bersifat studikasus dan sampel yang kecil.

Selain Realibilitas dan Validitas, alternatif yang dapat digunakan dalam melakukan kriteria penelitian yaitu :

a. Trustworthiness

Memiliki empat kriteria yang sama dengan penelitian kuantitatif 1. Credibility, paralel dengan validitas internal

Kredibilitas menjadi suatu yang sangat ditekankan dalam berbagai laporan terkait realitas sosial terutama untuk mengetahui aspek kelayakan suatu penelitian. Kredibilitas menentukan suatu penelitian dapat diterima atau tidak. Kredibilitas ini juga bisa kita uji melalui metode triangulasi.

2. Transferability, paralel dengan validitas eksternal

Karena penelitian kualitatif terbatas pada studi intensive dan kelompok kecil, penemuannya dapat diorientasikan menjadi konteks yang unik dan signifikan dalam dunia sosial yang sedang dipelajari.

3. Dependability, paralel dengan reliabilitas

Sejalan dengan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif, dependability untuk membetuk kepantasan/kesesuain dari ide penelitian sesuai standar kelayakan, peneliti harus melakukan auditing misalnya terkait proses penelitian seperti

problem formulation,selection research participant, fieldwork notes, dan lain-lain.

4. Confirmability, paralel dengan objektivitas

Perhatian untuk menjamin bahwa meskipun mengakui objektivitas yang penuh dalam penelitian sosial, peneliti dapat menunjukkan kejujuran, maksudnya tidak terlalu subjektif terhadap nilai-nilai personal.

(8)

1. Fairness, apakah penelitian menggambarkan perbedaan pandangan ditengah kondisi sosial yang ada?

2. Ontological authenticity, apakah penelitian membantu peserta untuk mencapai pemahaman tentang lingkungan sosial mereka?

3. Educative Authenticity, apakah penelitian membantu mereka untuk lebih menghargai pandangan mereka tentang anggota lain dalam kehidupan sosial? 4. Catalic Authenticity, dapatkah penelitian mendorong anggota dalam

melakukan perubahan dalam kondisi sosial mereka?

5. Tactical Authenticity, dapatkah penelitian memberikan kekuatan kepada anggota untuk mengambil langkah penting dalam tindakannya?

Melakukan evaluasi dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif memang berbeda. Kriteria yang diperlikan juga berbeda. Namun penelitian ilmu sosial secara kualitatif telah berusaha menempatkan validitas dan relevansi dalam penelitian mereka sebagai kriteria penting dalam penelitian kualitatif.

Selain evaluasi penelitian, yang sering dipermasalahkan dalam penelitian kualitatif terkait isu. Penelitian kuantatif dapat menggunakan ruang lingkup yang luas dan generalisasi terhdap fenomena, namun dalam kualitatif isu terbatas dalam skala kecil namun dikaji secara mendalam.

Ciri Penelitian Kualitatif

Penelitian Kualitatif lebih menekankan pada pemahaman mendalam mengenai sebuah proses dan bertujuan melakukan konstruksi sosial berdasarkan keterlibatannya secara langsung dalam penelitian.

Ciri utama dari tahapan/prosedur penelitian kualitatif antara lain : 1. Melihat dari suatu kasus dari kacamata peneliti.

Karena subjek penelitian adalah adalah realitas sosial, maka penelitian kualitatif memandang suatu kejadian dan realitas sosial sebagai sesuatu yang dapat diartikan secara bebas oleh peneliti.

Oleh karena itu, setiap peneliti harus terlibat secara langsung dalam setiap penelitiannya, agar dapat menghasilkan argumentasi dari pengamatannya tersebut. 2. Fokus dalam mendeskripsikan detail isi masalah.

Lebih berkonsentrasi kepada penjelasan suatu masalah dan berusaha mencari detail jawaban yang masuk akal.

(9)

Suatu penelitian kualitatif mencoba mencari tahu tentang proses dan interaksinya. Dalam melakukan penelitian terhadap fenomena sosial, peneliti melakukan observasi untuk mendapatkan gambaran kehidupan sosial dan interaksi sosial tersebut.

Sebagai contoh : Penelitian yang dilakukan Lewis (1961) yang mencoba mengungkapkan mengenai kemiskinan yang dialami masyarakan Mexico.

Lewis melakukan wawancara dan merekam hasil wawancaranya tersebut dengan berbagai anggota keluarga di Mexico.

4. Metoda terstruktur ,fleksibel dan terbatas.

Walaupun fokus pada fenomena sosial yang otomatis cakupannya sangat luas, namun dalam suatu penelitian kualitatif, suatu penelitian dilakukan dengan lebih sedikit kasus dan subjek penelitian.

Dalam pengumpulan data, peneliti fokus pada cakupan komunitas terbatas untuk mencapai tujuan penelitiannya.Metoda bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan tergantung pada situasi penelitian saat itu.

Kritikan terhadap Penelitian Kualitatif

Penelitian Kualitatif juga dapat menimbulkan kritikan, antara lain : 1. Terlalu subjektif.

Penelitian kualitatif dapat menghasilkan suatu konsep yang terlalu subjektif. Karena sesuai dengan cara pandang peneliti dan cakupan kehidupan sosial yang dipilihnya.

Seringkali timbul pertanyaan mengapa hanya satu area saja yang dipilih sebagai bahan penelitian dan mengapa hanya fokus pada suatu masalah, tidak pada masalah lain yang timbul menyertainya.

Hal ini karena penelitian kualitatif cenderung membangun penelitiannya dari kumpulan pertanyaan terbuka yang dapat menimbulkan cakupan yang lebih luas. 2. Sulit diaplikasikan pada hal umum.

Hal ini karena kecendrungan penelitian kualitatif mengakibatkan sulitnya ditetapkan standar baku prosedur penelitannya.

Terdapat berbagai macam kemungkinan yang dapat timbul dari issue yang ada. 3. Menimbulkan masalah pada generalisasi.

(10)

Tidak semua kasus dapat disamakan persepsinya. 4. Kurang Transparan.

Penelitan ini agak sulit untuk menentukan alasan penetapan masalah dan cakupan penelitian.

Perbedaan antara Kualitatif dan Kuantitatif adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Kualitatif berupa kata-kata dan gambar, melakukan konstruksi realitas sosial, culturan meaning, sedangkan kuantitatif pada fakta-fakta objektif dan berupa angka .

2. Penelitian Kualitatif fokus pada proses interaksi, sedangkan kuantitatif pada keterkaitan variable.

3. Kualitatif menekankan pada keaslian dan nilai secara eksplisit,bergantung pada situasi, sedangkan kuantitatif tidak tergantung konteks dan bebas nilai.

4. Penelitian kualitatif bersifat Micro, tidak terstruktur, berfokus pada pengertian, natural setting, dan peneliti terlibat secara langsung, sedangkan penelitian kuantitatif bersifat Macro, fokus pada banyak kasus dan subjek penelitian, kepada pola dan peneliti tidak terlibat secara langsung.

Penelitian Kualitatif memandang issue-issue Feminis secara lebih dekat.

Sehingga untuk issue-issue permasalahan feminism, maka pendekatan secara kualitatif dapat lebih menggambarkan dan menghasilkan tujuan yang lebih mendalam, karena sifatnya yang menjelaskan (deksriptif).

III. Kesimpulan

Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Meskipun demikian, penelitian kualitatf tetap memiliki tahapan-tahapan ilmiahnya sendiri. Teori dan Konsep dalam penelitian kuantitatif juga berbeda. Disamping itu dari segi proses pengujian hasil penelitian tetap dapat digunakan reliabilitas dan validitas hanya saja terdapat beberapa perbedaan strategi.

DAFTAR PUSTAKA

Bryman, Allan, “Social Research Method 2nd ed.,” United States : Oxford University Press, 2004.

Alasuutari, Pertti. 1995. Researching Culture: Qualitative method and cultural studies.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan Karakter Melalui Dolanan Anak - Ki Priyo Dwiarso Halaman 13 Duh Gusti Yang Maha Agung yang nitahkan bumi langit, Hanya Tuhan Yang Maha Kua- 2. sa, Hanya Tuhan Yang

Pola hubungan antara variabel respon (Persentase Penduduk Miskin) dengan variabel prediktor dalam penelitian ini, menunjukkan pola hubungan yang tidak jelas,

kurikulum, serta sarana yang menunjang keberhasilan siswa dalam belajar dan faktor internal antara lain kondisi fisik dan panca indera, serta faktor psikologi

Mulyana menyebutkan pendekatan fenomenologi termasuk pada pendekatan subjektif atau interpretif (Mulyana, 2001:59) Lebih lanjut Maurice Natanson mengatakan

Dari hasil nilai korelasi maupun kontribusi yang diberikan oleh faktor iklan televisi terhadap proses keputusan membeli Minyak Goreng Bimoli oleh Ibu Rumah Tangga

Hasil darinya warga Dusun Banaran yang mengikuti kegiatan tersebut mampu mengelolah sampah menjadi produk lain sesuai dengan ketertarikan warga pada materi dan

Tindakan untuk menurunkan pengeluaran yang kami lakukan telah membuahkan hasil seperti yang terlihat dalam penurunan 13% beban crewing menjadi US$ 11,1 juta

Secara umum persepsi pengunjung dari seluruh responden dianalisis berdasarkan karakteristik pengunjung yang terdiri atas kelompok umur, jenis kelamin, dan tingkat