• Tidak ada hasil yang ditemukan

FISIOLOGI MASA NIFAS MAKALAH Disusun unt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FISIOLOGI MASA NIFAS MAKALAH Disusun unt"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

FISIOLOGI MASA NIFAS MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Klasifikasi Kodefikasi Penyakit dan Masalah Terkait (KKPMT IV A)

Disusun oleh:

Asri Anggraeni P2.06.37.0.16.002 Aulia Fitri Ramadhani P2.06.37.0.16.005

Irsa Salsabila P2.06.37.0.16.017 Maulana Yusuf Ismail P2.06.37.0.16.023 Siti Nurfadilah P2.06.37.0.26.030 Upit Uswatun Hasanah P2.06.337.0.16.034

Winda Winarti P2.06.37.0.16.035

Yuna Nurmulya Watini P2.06.37.0.16.039

PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Fisiologi Nifas”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Klasifikasi Kodefikasi Penyakit dan Masalah Terkait (KKPMT IV A).

Penulis menyadari bahwa selama penulisan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ida Sugiarti, S.Kep, Ns, M.H.Kes selaku dosen mata kuliah yang telah membantu penulis selama menyusun makalah ini.

2. rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Semoga Allah swt. Memberikan balasan yang berlipat ganda.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin.

Tasikmalaya, 23 Februari 2018

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan...1

D. Kegunaan Makalah...2

E. Prosedur Makalah...2

BAB II PEMBAHASAN...3

A. Pengertian...3

B. Periode Nifas...3

C. Perubahan Fisiologis pada masa nifas...3

D. Involusi dan Subinvolusi masa nifas...9

BAB III PENUTUP...11

A. Kesimpulan...11

B. Saran...11

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat mengembalikan alat genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu sekitar 42 hari atau enam minggu atau satu bulan tujuh hari.

Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu: Perubahan fisik, Involusi uterus dan pengeluaran lochia. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan seblum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebit involusi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian masa nifas ? 2. Apa saja periode masa nifas?

3. Bagaimana Involusi dan Subinvolusi pada masa nifas? 4. Bagaimana perubahan fisiologis pada masa nifas ? C. Tujuan

Dari rumusan diatas penyusunan makalah ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui pengertian masa nifas

2. Untuk mengetahui periode nifas

(5)

D. Kegunaan Makalah

Penulis berharap semoga dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca sehingga mudahkan dalam proses perkuliahan.

E. Prosedur Makalah

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian

Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra- hamil. Lama nifas ini yaitu 6-8 minggu. (Mochtar, 1998 : 115).

Nifas ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. (Saifudin, 2000 : 35)

Perperium adalah periode dari ekspulsi/ pengeluaran plasenta saat organ – organ reproduksi kembali ke kondisi pregravid selama 6 minggu.

Adapun karakteristik ditandai ciri – ciri sebagai berikut :

1. organ – organ reproduksi kembali pada posisi sebelum kehamilan 2. perubahan – perubahan psikologis lain yang terjadi selama

kehamilan berbalik

3. masa menyusui anak dimulai

4. HCG (Human chorionic gonadotropin, Human placenta lactogen, estrogen dan progesterone menurun.

B. Periode Nifas

Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu :

1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2. Puerperium yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

(7)

C. Perubahan Fisiologis pada masa nifas Perubahan – perubahan yang terjadi yaitu : 1. Sistem Reproduksi

a. Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil ( involusi ) sehingga

akhirnya kembali seperti sebelum hamil. b. Lochia

Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.

Macam-macam Lochia :

1) Lochia Rubra ( Cruenta ) : Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban , sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari post partum.

2) Lochia Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7 post partum.

3) Lochia Serosa : Berwarna kuning, cairan tidak darah lagi, pada hari ke 7-14 post partum.

4) Lochia Alba : Cairan putih, setelah 2 minggu.

Involusi TFU Berat

Uterus Diameter Bekas Melekat Plasenta Keadaan Cervix Setelah plasenta lahir

Sepusat 1000 gr 12,5 cm Lembik

1 minggu Pertengahan pusat symphisis

500 gr 7,5 cm Dapat dilalui 2 jari 2 minggu Tak teraba 350 gr 5 cm Dapat

dimasuki 1 jari

6 minggu Sebesar hamil 2 minggu

(8)

5) Lochia Purulenta : Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.

6) Lochiastasis: Lochia tidak lancar keluarnya. (Mochtar, 1998 : 116)

c. Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.

d. Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

e. Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, Perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.

f. Payudara

Setelah kelahiran plasenta, konsentrasi estrogen dan progesterone menurun, prolactin dilepaskan dan sintesis ASI dimulai.

ASI yang alkan pertama muncul pada awal nifas adalah ASI kolostrum yang sudah terbentuk dalam tubuh ibu pada usia kehamilan + 12 minggu.

(9)

1) Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan hormone prolaktin setelah persalinan.

2) Kolostrum sudah ada saat persalinan. Produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.

3) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.

2. Sistem Perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.

3. Sistem Kardiovaskuler

Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kapada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan haemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulansi dini.

Cardiac output terus meningkat selama kala I dan kala II persalinan. Cardiac output tetap tinggi dalam beberapa waktu sampai 48 jam post partum, ini umumnya mungkin diikuti dengan peningkatan stroke volume akibat dari peningkatan venosus return, bradicardi terlihat selama waktu ini. Cardiac output akan kembali ke keadaan semula seperti sebelum hamil dalam 2 – 3 minggu.

4. Sistem Gastrointestinal / Pencernaan

(10)

dan adanya rasa takut dari ibu karena perineum sakit, terutama jika terdapat luka perineum. Namaun kebanyakan kasus sembuh secara spontan, dengan adanya ambulasi dini dan dengan mengonsumsi makanan yang berserat. Jika tidak, dapat diberikan supositoria biskodil per rektal untuk melunakan tinja. Defakasi harus terjadi dalam 3 hari post partum.

Kerapkali dibutuhkan 3 – 4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesterone menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema.

5. sistem Hematologi

a. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.

b. Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama persalinan dan tetap tinggi dalam beberapa postpartum. Jumlah sel darah putih normal rata – rata pada wanita hamil kira – kira 12000/mm3. Selama 10 – 12 hari

setelah persalinan umumnya bernilai antara 20000 – 25000/mm3.

Sel darah putih, bersama dengan peningkatan normal pada kadar sedimen eritrosit, mungkin sulit diinterpretasikan jika terjadi infeksi akut pada waktu ini.

(11)

6. Sistem Endokrin a. Hormon placenta

Hormon placenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG (Human Chorionic Gonadotropin) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai omset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.

b. Hormone pituitary

Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada fase konsentrasi folikuler ( minggu ke-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

c. Hypotalamik pituitary ovarium

Lamanya seorang wanita mendapatkan menstruasi juga di pengaruhi oleh faktor menyusui. Sering kali menstruasi pertama ini bersifat anovulasi karena rendahnya kadar estrogen dan progesteron.

d. Kadar estrogen

Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna sehingga aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI. e. Sistem Muskuloskeletal

Ambulasi pada umumnya dimulai 4- 8 jam post partum. Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.

Tulang – tulang sendi dan ikatan – ikatan sendi saat kehamilan secara gradual kembali ke posisi normal selama 3 bulan. Otot – otot prut dan dasar panggul secara gradual juga kembali seperti semula melalui pelatihan pasca melahirkan.

(12)

1) Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan berkurangnya hiperpigmentasi kulit.

2) Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun. D. Involusi dan Subinvolusi masa nifas

a. Involusi

Involusi uteri merupakan pengecilan yang normal dari suatu organ setelah organ tersebut memenuhi fungsinya, misalnya pengecilan uterus setelah melahirkan. Involusi uteri adalah mengecilnya kembali rahim setelah persalinan kembali ke bentuk asal.

1) Ischemia pada myometrium disebut juga local ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus. Kekurangan darah ini bukan hanya karena kontraksi dan retraksi yang cukup lama seperti tersebut di atas tetapi disebabkan oleh pengurangan aliran darah yang pergi ke uterus di dalam masa hamil, karena uterus harus membesar menyesuaikan diri dengan pertumbuhan janin.

2) Autolysis adalah penghancuran jaringan otot uterus yang tumbuh karena adanya hyperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang 10 kali dan menjadi 5 kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil, akan susut kembali mencapai keadaan semula.

3) Aktifitas otot adalah adanya retraksi dan kontraksi dari otot-otot setelah anak lahir, yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya kontraksi dan retraksi yang terus menerus ini menyebabkan terganggunya peredaran darah di dalam uterus yang mengakibatkan jaringan-jaringan otot tersebut menjadi lebih kecil.

b. Subinvolusi

(13)

1) Subinvolusi uterus

2) Pucat, pusing, dan tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi 3) Subinvolusi tempat plasenta

4) Subinvolusi ligament 5) Subinvolusi serviks 6) Subinvolusi lochea

(14)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Nifas ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. (Saifudin, 2000 : 35). Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu Puerperium dini, Puerperium, Remote puerperium.

Involusi dan Subinvolusi masa nifas Involusi uteri adalah mengecilnya kembali rahim setelah persalinan kembali ke bentuk asal.

Subinvolusi adalah kegagalan perubahan fisiologis pada sistem reproduksi pada masa nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif Perubahan Fisiologis yang terjadi pada masa nifas yaitu : dari sistem Reproduksi, Sistem Perkemihan, Sistem Kardiovaskuler, Sistem Gastrointestinal / Pencernaan, sistem Hematologi, Sistem Endokrin dan Sistem integument.

B. Saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Masiroh, S. (2013). Keperawatan Obstetri dan Ginekologi. Yogyakarta : Imperium

Walyani, E dan Purwoastuti, E. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : Pustakabarupress

https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.co.id/2016/09/makalah-fisiologi-nifas.html

Referensi

Dokumen terkait