• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kemandirian Belajar Berdasar Pola Asuh Orang Tua Siswa Kelas XI SMA Virgo Fidelis Bawen T1 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kemandirian Belajar Berdasar Pola Asuh Orang Tua Siswa Kelas XI SMA Virgo Fidelis Bawen T1 BAB III"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Kuantitatif adalah sebuah penilaian yang dilakukan berdasarkan jumlah sesuatu, yang mana dalam hal ini kualitas bukanlah sebagai faktor utama yang menjadi dasar penilaian. Pengertian penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan format tersruktur seperti matematika dan statistic. Lokasi penelitian dilaksanakan di SMA Virgo Fidelis yang berlamat di Jl. Palagan no 59 Bawen.

3.2Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah wilayah gereralisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristis tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di Tarik kesimpulan (Sugiyono, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswi kelas XI di SMA Virgo Fidelis Bawen yang berjumlah 72 orang.

2. Sampel penelitian

(2)

3.3Variable Penelitian

Sugiyono (2011) menyatakan variabel penelitian adalah suatu atribut atausifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independen), dan variabel terikat (dependen), berikut penjelasannya:

1. Variabel terikat (Y) : Kemandirian belajar 2. Variabel bebas (X) : Pola Asuh Orang Tua

3.4 Definisi Operasional

Berikut akan dijelaskan operasionalisasi masing-masing variabel penelitian, 1. Kemandirian belajar

Kemandirian belajar adalah sifat, sikap, dan kemampuan yang dimiliki siswa siswi kelas XI di SMA Virgo Fidelis Bawen untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dibantu oleh orang lain atau berdasar motivasinya sendiri untuk berusaha menguasai kempetensi tertentu sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dijumpai.

2. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat di tempuh orang tua siswa siswi kelas XI di SMA Virgo Fidelis Bawen dalam mendidik putra putri mereka sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab sebagai orang tua.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh penulis untuk menghimpun data dari sejumlah populasi yang menjadi sampel penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.5.1 Angket Pola Asuh Orang Tua

(3)

asuh orang tua dilakukan dengan menggunakan skala Likert, dimana jawaban STS (Sangat Tidak Setuju)= 1, TS (Tidak Setuju)= 2, S (Setuju)= 3, dan SS (Sangat Setuju)= 4. Setelah data terkumpul maka masing-masing jawaban pada pola asuh (Pola Asuh Otoriter, Demokratis, dan Permisif) diskor dan dirata-rata, dan dibandingkan. Nilai rata-rata yang paling tinggi digunakan sebagai patokan untuk menentukan pola asuh siswa (Desmita, 2009).

Kisi-kisi instrumen pola asuh orang tua dapat lebih jelas dilihat sebagai berikut :

Kisi-Kisi Angket Pola Asuh Orang Tua

No. Sub Variabel Indikator Item Jumlah

1. Pola Asuh Otoriter

a. Orang tua cenderung bersifat kaku favorable 2

b. Orang tua suka memaksakan kehendak

favorable 2

c. Orang tua selalu mengatur favorable 2

d. Orang tua merasa selalu paling benar favorable 2

e. Orang tua selalu menghukum favorable 1

f. Adanya kontrol yang ketat dari orang tua

favorable 1

2 Pola Asuh Demokratis

a. Orang tua sering berdiskusi dengan anak

favorable 2

b. Orang tua selalu bersedia mendengarkan keluhan anak

favorable 2

c. Orang tua selalu memberikan tanggapan

favorable 2

d. Pengambilan keputusan didasarkan atas kesepakatan Bersama

favorable 2

e. Keputusan orang tua

dipertimbangkan dengan anak

favorable 1

f. Orang tua tidak bersifat kaku serta luwes

favorable 1

3 Pola Asuh Permisif

a. Orang tua memberikan kebebasan penuh terhadap anak

favorable 2

b. Anak tidak dituntut untuk betanggung jawab

favorable 1

c. Orang tua selalu menerima setiap tindakan anak

favorable 1

d. Orang tua membiarkan semua tindakan anak

favorable 1

(4)

anak

f. Orang tua kurang membimbing anak favorable 2

g. Orang tua kurang berkomunikasi dengan anak

favorable 2

3.5.2 Angket Kemandirian Belajar

Angket aspek kemandirian belajar siswa ini di susun berdasarkan sub aspek: 1) tanggung jawab, dimana dalam sub aspek ini mempunyai indicator adanya rasa percaya diri pada kemampuannya sendiri, tidak bergantung secara terus-menerus pada orang lain dan menentukan sendiri arah belajarnya; 2) tegas dalam mengambil keputusan, dimana dalam hal ini terlihat adanya kebebasan dan keberanian dalam mengambil keputusan dan mampu mengatasi permasalahanya sendiri; 3) mengejar minat-minat baru, dimana dalam hal ini siswa bertindak kreatif, berani mencoba hal-hal baru serta mampu menyatakan buah pikirannya. Angket kemandirian belajar, disusun berdasarkan sub aspek dan indikator menurut Holstein (dalam Rina, 2011).

Seperti halnya pada angket pola asuh, pengisian angket kemandirian belajar dilakukan dengan menggunakan skala Likert, dimana untuk pernyataan favorable skor bergerak dari STS (Sangat Tidak Setuju)= 1, TS (Tidak Setuju)= 2, S (Setuju)= 3, dan SS (Sangat Setuju)= 4, sedang untuk pernyataan unfavorable skor bergerak dari STS (Sangat Tidak Setuju)= 4, TS (Tidak Setuju)= 3, S (Setuju)= 2, dan SS (Sangat Setuju)= 1.

Kisi-kisi instrumen kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Kisi-kisi Kemandirian Belajar

Sub Aspek Indikator Indicator Empiris Item Jumlah

f Uf 1) Bertanggung

jawab

a) Percaya pada kemampuan diri sendiri

(2) Saya percaya bahwa saya dapat mengerjakan tugas/PR dengan kemampuan saya sendiri

5 (6) Ketika ulangan atau tes, saya lebih

percaya pada pekerjaan saya sendiri

(11) Saat ulangan atau tes, saya mengganti jawaban setelah mendengar jawaban yang berbeda dari teman

(5)

(14) Saya dapat mengerjakan semua tugas bertanya pada teman

b) Tidak bergantung secara ters (4) Saya berusaha mengerjakan tugas atau

PR sendiri, walaupun mengalami kesulitan

(7) Saya meminta bantuan kepada teman atau guru les saya dalam mengerjakan semua tugas sekolah

(12) Saya lebih suka mencontoh pekerjaan teman daripada mengerjakan sendiri

(5) Bila seya menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas, saya tetap mencoba mengerjakan sendiri sampai berhasil

c) Menentukan sendiri arah belajarnya

(3) Saya membuat ringkasan atau catatan setelah membaca buku pelajaran

5 (10) Saya membaca pelajaran terlebih

dahulu, sebelum diajarkan oleh guru di kelas

(8) Saya hanya menggunakan buku referensi pelajaran yang disarankan guru saja

(15) Saya mengatur waktu belajar saya sendiri tanpa diperintah orang tua saya

(13) Saya mengerjakan banyak latian soal yang ada di buku pelajaran, meskipun tidak diminta guru

√ untuk bermain padajam belajar

4 (19) Saya selalu meminta saran dari

teman dalam menentukan keputusan yang akan saya ambil

√ teman daripada menentukan kehendak saya sendiri masalah yang saya hadapi

4 (18) Saya mampu menghadapi kesulitan

belajar, sehingga dapar menemukan jalan keluar untuk menyelesaikannya

(6)

(29) Saya mudah menyerah jika tidak bisa mengatasi kesulitan dalam belaajr

(23) saya menyerahkan tugas kepada teman, meskipun harus dikerjakan secara kelompok

3) Mengejar minat – minat baru

a) Bertindak kreatif

dan penuh

inspiratif dalam belajar

(17) Saya menambah sendiri buku referensi pelajaran untuk menambah pengetahuan dan latihan soal

5 (26) Saya membuat catatan dan ringkasan

rumus-rumus, untuk mmepermudah belajar

(20) Saya menentukan sendiri cara membaca, mencatat, menghafalm dan latian soal dalam memahami materi supaya mudah diingat

b) Berani mencoba hal-hal baru

(21) Saya mengerjakan tugas dengan cara yang berbeda dari yang diajarkan guru

5 (34) Saya tidaj mau memamkai cara baru

dalam mengerjakan soal, karena takut gagal

(38) Saya menerima akibat, baik positif maupun negative atas apa yang saya lakukan dalam kegiatan belajar

(24) Saya mengerjakan tugas dengan cara baru, untuk menambah variasi cara

menyatakan buah pikirannya

(31) Saya menyuruh teman untuk bertanya pada guru tentang materi yang belum saya pahami

5 (36) Saya menyatakan pendapat saya di

kelas berkaitan dengan materi pembelajaran

(30) Saya langsung bertanya pada guru apabila belum memahami materi yang dijelaskan

(33) Saya malu menyatakan pendapat saya dalam diskusi kelompok belajar

(35) saya tidak berani menyatakan pendapat di kelas kalua tidak ditunjuk oleh guru sebelumnya

(7)

3.6 Validitas dan Reabilitas Alat Ukur 1. Validitas Alat Ukur

Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2006). Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang yang dimaksud (Arikunto, 2000), sedangkan Hadi (2004), mengutarakan kesahihan atau validitas sebagai tingkat kemampuan instrumen untuk mengungkap sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan instrumen tersebut.

Dalam penelitian ini validitas alat ukur dicari dengan menggunakan kriteria dalam, yaitu dengan cara menguji korelasi antara skor item dengan skor total item (Item Total Correlation). Teknik yang digunakan adalah korelasi Product Moment dari P earson, dengan menggunakan program kompoter SPSS

11.0 for Windows.

Adapun rumus korelasi Product Moment adalah:

Keterangan :

Rit : Koefisien korelasi variabel i dan t

it : jumlah dari setiap skor i dikalikan dengan setiap skor t

∑i : jumlah skor i

∑t : jumlah skor t n : banyaknya subjek

∑i2 : jumlah skor i2

∑t2 : jumlah skor t2

Rit =

  

  

 

2 2

2 2

) ( (

) ( (

) )( (

t t

n i i

n

(8)

Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan berlandaskan pendapat Gozali (2005), yaitujika r hitung (correlation product moment person) dan nilainya positif (+) serta > r-tabel, maka maka butir atau pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid.

2. Reliabilitas Alat Ukur

Apabila suatu penelitian sudah diketahui validitasnya, maka perlu diketahui reliabilitas alat ukur, yaitu sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan dengan taraf keajekan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda (Suryabrata, 2000).

Uji reliabilitas penelitian dalam penelitian ini menggunakan standar reliabilitas yang dikemukakan oleh Azwar (2006) yaitu :

α < 0,7 : tidak reliabel

0,7 ≤ α < 0,8 : cukup reliabel 0,8 ≤ α < 0,9 : reliabel (baik)

α ≥ 0,9 : sangat reliabel (sangat baik)

Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas Alpha Croncbach, dengan rumus :

    

         

2

2 1 2

1 :

S S S

N N

Keterangan :

α : koefisien alfa Cronbach N : jumlah item tes

S2 : varians dari skor total 2

1

(9)

3.7 Tehnik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji non-parametrik Kruskal-Wallis. Uji Kruskal-Wallis pada statistik non-parametrik dapat digunakan pada sampel independen dengan kelompok lebih

dari dua. Statistik uji Kruskal-Wallis dapat dituliskan sebagai berikut:

Dimana :

N = jumlah sampel

Ri = jumlah peringkat pada kelompok i ni = jumlah sampel pada kelompok i Penarikan kesimpulan:

Referensi

Dokumen terkait

Tapi yang jelas, ide label halal itu berasal dari pesantren,&#34; cerita entrepreneur yang juga tamatan pesantren ini.. Saat itu masih asing soal

Dalam penelitian ini triangulasi yang akan digunakan adalah:1) Membandingkan data yang diperoleh dengan hasil konfirmasi kepada guru matematika

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dipadukan dengan metode

Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali bila dalam melaksanakan

Azolla microphylla fermentasi dapat digunakan dalam pakan ayam kampung. persilangan tanpa menurunkan

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan kesimpulan mengenai tingkat kepuasan mahasiswa terhadap kualitas pelayanan

Bahasa terdiri dari kumpulan kata yang disusun menjadi sebuah

Dalam penetapan dan penyesuaian margin keuntungannya, selama ini bank syariah di Indonesia masih menggunakan acuan tingkat suku bunga BI- rate yang juga digunakan