1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan dan digunakan
sebagai alat komunikasi. Seiring perkembangan jaman, mempelajari sebuah
bahasa adalah kebutuhan. Selain bahasa ibu seseorang setidaknya harus
menguasai satu bahasa Asing sebagai alat komunikasi internasional. Salah satu
bahasa Asing dengan penutur terbanyak di Eropa setelah bahasa Inggris adalah
bahasa Jerman.
Dalam komunikasi, pengguna bahasa harus memahami dan menggunakan
bahasa dengan benar. Oleh karena itu, pengetahuan dan peguasaan terhadap
struktur bahasa asing sangat penting karena struktur memegang peran penting
dalam sebuah tata bahasa. Tidak hanya dalam komunikasi, hal ini juga berlaku
dalam memahami media pembelajaran bahasa Asing, seperti film, buku, CD dan
Hörbuch (buku audio).
Bahasa terdiri dari kumpulan kata yang disusun menjadi sebuah kalimat. Kata
adalah kumpulan huruf yang memiliki arti. Terdapat 10 jenis kata yang terdapat
dalam bahasa Jerman, yaitu Nomen (nomina), Adjektiv (ajektiva), Pronomen
(pronomina), Verben (verba), Adverbien (adverbia), Konjunktion (konjungsi),
Numeral (numeralia), Präposition (preposisi), Artikel (kata sandang) dan
Interjektion (interjeksi) (Linke, et all, 2004:79).
Sebuah kalimat paling sedikit terdiri dari subjek dan predikat. Verba dijadikan
predikat sekaligus membedakan arti sebuah kalimat. Verba dalam bahasa Jerman
memiliki aturan tersendiri, yaitu konjugasi. Setiap verba harus dikonjugasikan
sesuai dengan subjeknya masing-masing, selain konjugasi pembelajar juga harus
memperhatikan sifat verba dalam bahasa Jerman yaitu trennbar (terpisah) dan
untrennbar (tidak terpisah). Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis,
dalam mempelajari bahasa Jerman. Dari hasil survei yang dilakukan penulis, 85%
pembelajar tidak mengkonjugasikan verba dan memisahkan verba trennbar dalam
sebuah kalimat. Hal ini disebabkan karena tidak terdapat aturan serupa dalam
bahasa Indonesia, sehingga menyulitkan pembelajar dalam mengasosiasikan dan
menerapkan trennbare Verben dalam sebuah kalimat.
Dalam bahasa Jerman pembentukan verba dibagi menjadi empat, yaitu:
Funktionsverb, Hilfsverb, Modalverb, dan Vollverb. Vollverb adalah verba yang
dapat langsung dijadikan predikat dalam sebuah kalimat, terdiri dari verba
tunggal, verba berawalan (untrennbare Verben), verba berawalan terpisah
(trennbare Verben) dan verba dengan awalan ganda. Dalam bahasa Jerman,
terdapat verba yang awalan dan kata dasarnya dipisahkan ketika berada dalam
satu kalimat, inilah yang disebut dengan trennbare Verben yang terdiri dari
prefiks yang disebut Verbzusatz dan kata dasar.
Pada umumnya verba selalu berada diposisi kedua dalam kalimat, namun pada
trennbare Verben posisi prefiks berada di akhir kalimat. Selain konjugasi,
pembelajar juga harus memperhatikan trennbare Verben. Karena prefiks tersebut
akan memberikan arti baru pada verba yang ditempel.
(1) Annika macht die Tür
Annika membuat itu pintu
'Annika membuat pintu '
Pada kalimat (1) Annika berperan sebagai subjek, machen sebagai predikat,
dan die Tür sebagai objek. Kalimat ini menjelaskan bahwa subjek melakukan
sesuatu langsung pada objek dengan kata lain kata machen di sini berarti Annika
membuat sebuah pintu dari sebuah material. Akan tetapi ketika kata machen
ditempel prefiks, misalnya auf, maka maknanya akan berubah seperti dalam
kalimat (2).
(2) Annika macht die Tür auf
Annika membuat itu pintu di atas
Predikat pada kalimat (2) adalah aufmachen. Verba machen pada kalimat (2)
ketika diberi prefiks auf maknanya menjadi membuat sesuatu tertutup. Sebagian
besar pembelajar bahasa Jerman juga sering kali membuat kesalahan penulisan
trennbare Verben. Seperti dalam kalimat (3), kalimat ini secara grammatik benar,
tetapi penulisannya kurang tepat. Verba abfahren adalah trennbare Verben, yang
penulisannya harus dipisahkan seperti pada kalimat (4). Seringkali pembelajar
tidak memisahkannya.
(3) *) Der Zug abfährt um 8 Uhr.
itu kereta berangkat pada 08.00 pukul.
'Kereta itu berangkat pukul 08.00'
(4) Der Zug fährt um 8 Uhr ab.
itu kereta berangkat pada 08.00 pukul
'Kereta itu berangkat pukul 08.00'
Kesalahan juga sering terjadi pada kalimat kala lampau dengan kasus perfekt.
Dalam kasus perfekt terdapat aturannya sendiri, verbanya dibentuk dalam Partizip
II yaitu penambahan awalan ge- dan adanya Hilfsverb haben atau sein.
(5) Der Zug ist um 8 Uhr geabfahren
itu kereta adalah pada 08.00 pukul berangkat.
'Kereta itu telah berangkat pada pukul 08.00'
Pada kalimat (5) der Zug berperan sebagai subjek, ist sebagai Hilfsverb, um 8
Uhr sebagai keterangan waktu dan geabfahren sebagai predikat. Penulisannya
kurang tepat, karena seharusnya penempatan -ge- dalam trennbare Verben adalah
di antara Verbzusatz dan Stammverb seperti dalam kalimat (6).
(6) Der Zug ist um 8 Uhr abgefahren
itu kereta adalah pada 08.00 pukul berangkat.
'Kereta itu telah berangkat pada pukul 08.00'
Verbzusatz yang menjadi prefiks pada trennbare Verben, sebagian besar
berasal dari preposisi seperti dalam kalimat (7).
(7) Der Film fängt ab 8 Uhr an
'Film itu diputar mulai pukul 08.00.'
Sebagai preposisi yang menunjukkan kala, ab digunakan untuk menjelaskan
waktu. Verbzusatz juga berasal dari adverbia, substantif dan ajektiva. Verba
sangat berpengaruh terhadap makna suatu kalimat, karena verba adalah penentu
apa yang dilakukan subjek terhadap objek penyerta atau objek penderita. Jika
pembaca salah mengartikan verba maka informasi yang disampaikan akan
menjadi ambigu atau tidak berterima dari segi makna.
Apa yang dibaca dan didengarkan kadang kala berbeda. Dalam menyimak,
pembelajar membutuhkan konsentrasi yang lebih dalam memahami teks yang
diperdengarkan, lain halnya dengan membaca pembelajar bisa membaca teks
tersebut secara berulang-ulang sehingga pembelajar akan lebih mudah dan lebih
cepat memahami teks tersebut. Dua kemampuan berbahasa tersebut bisa langsung
diasah ketika pembelajar menggunakan media Hörbuch. Pembelajar akan
mendengarkan pelafalan dari kata tertentu dan melihat bagaimana penulisannya
dan langsung menangkap maksud dari kata perkata dalam teks tersebut. Verba
dengan Verbzusatz juga banyak sekali ditemukan dalam sebuah Hörbuch.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui dan
menganalisis makna Verbzusatz dalam sebuah Hörbuch dengan mengambil judul
penelitian Analisis Verbzusatz dalam Hörbuch “Die Angst und der Tod” karya
Franz Specht (2006).
B.Indentifikasi Masalah
Dari pemaparan pada latar belakang, maka masalah dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Bagaimana bentuk verba dalam bahasa Jerman?
2. Ada berapa jenis verba dalam bahasa Jerman?
3. Apa itu trennbare Verben?
4. Bagaimana bentuk penulisan trennbare Verben dalam sebuah kalimat?
5. Bagaimana bentuk penulisan trennbare Verben dalam sebuah kalimat kala
6. Kesulitan apa yang dialami pembelajar dalam penerapan verba bahasa Jerman
dalam sebuah kalimat?
7. Apa itu Verbzusatz?
8. Ada berapa jenis Verbzusatz?
9. Bagaimana cara menganalisis Verbzusatz dalam sebuah kalimat?
C.Batasan Masalah
Berdasarkan kemampuan penulis dan keterbatasan waktu, maka masalah dalam
penelitian ini akan dibatasi. Penulis hanya meneliti Verbzusatz yang berasal dari
preposisi dalam Hörbuch “Die Angst und Der Tod” karya Franz Specht, karena
banyak sekali ditemukan Verbzusatz dalam beberapa jenis. Makna Verbzusatz
yang akan menjadi inti dari penelitian ini.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah ditetapkan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Verbzusatz yang berasal dari preposisi apakah yang sering muncul dalam
Hörbuch “Die Angst und Der Tod”?
2. Makna apakah yang terkandung dalam Verbzusätze yang terdapat dalam
Hörbuch “Die Angst und Der Tod”?
E.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Verbzusatz yang berasal dari preposisi yang sering muncul
dalam Hörbuch “Die Angst und Der Tod”.
2. Untuk mengetahui makna Verbzusätze dalam Hörbuch “Die Angst und Der
Tod”.
Penelitian ini memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung
bagi peneliti sendiri. Melalui penelitian ini, pengetahuan dan wawasan peneliti
tentang penggunaan serta makna Verbzusatz dalam kalimat bertambah.
2. Bagi Pembelajar
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap pembelajar bahasa Jerman
lebih mengetahui dan paham akan penulisan, penggunaan dan makna Verbzusatz
melalui media Hörbuch.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Peneliti berharap hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi
penelitian selanjutnya dan peneliti selanjutnya dapat lebih memfokuskan masalah
pada jenis Verbzusatz lainnya yang berasal dari adverbia, ajektiva dan substantif