Pusris Kelautan Turut Aktif Membahas Geopolitik Mekong River dan Natuna Off Shelf Current
Written by Sari Novita
Wednesday, 27 September 2017 17:44 - Last Updated Thursday, 28 September 2017 08:14
Pusris Kelautan Turut Aktif Membahas Geopolitik Mekong River dan Natuna Off Shelf Current
Written by Sari Novita
Wednesday, 27 September 2017 17:44 - Last Updated Thursday, 28 September 2017 08:14
Jakarta, 27 September 2017. Pagi hingga sore hari tadi, Rabu 27 September 2017, Center for Southeast Asian Studies
(CSEAS) menggelar
Regional Workshop on Sustainainable Water Resource Management in Mekong River : Human Security and Regional Stability in Southeast Asia di Hotel Borobudur , Jakarta. Workshop ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari berbagai latar belakang diantaranya Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Organisasi Internasional, Sekretariat ASEAN,
Country Permanent Representative
(CPR) untuk ASEAN,Mitra pembangunan ASEAN, Akademisi, Kedutaan Asing, Organisasi non Pemerintah dan Media.
Tujuan diadakannya workshop tersebut adalah untuk membahas pengembangan pengelolaan sumber daya air saat ini di Sungai Mekong, menguraikan pentingnya sumber daya air
berkelanjutan di Sungai Mekong, dan untuk membahas keamanan air di Sungai Mekong dan implikasinya terhadap stabilitas regional.
Sungai Mekong (MR) adalah sumber air utama di Asia Tenggara, yang dimiliki oleh enam Negara yakni China, Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Sungai Mekong tidak hanya menyediakan sumber energi melalui produksi tenaga air tetapi juga memiliki banyak manfaat lingkungan, ekonomi, dan lainnya bagi kawasan ini, termasuk perikanan, valuasi jasa pengelolaan lahan basah, transportasi, perdagangan, pasokan air, dan pariwisata. Seperti banyak Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai lintas batas di dunia, pengelolaan sumber air sungai Mekong telah menjadi persaingan yang semakin ketat.
Workshop dibuka oleh Penasehat Senior KLHK Ir. Laksi Dhewanti, dilanjutkan dengan paparan sesi pertama, yakni oleh
Kurt Marck Jensen
(Kedutaan Besar Denmark,Indonesia),
Dr. Wu Huijuan
(National University of Singapore), dan
Ir. Wahyuningsih Darajati
(BAPEPENAS) dengan moderator
Veeramalla Anjaiah
(editor The Jakarta Post). Sedangkan pada sesi kedua dengan moderator
Asep Setiawan
(Metro TV) paparan dilakukan oleh
Dr. Muhammad Riefqi Muna
(LIPI),
Prof. Dr. Anak Agung Banyuperwita
(President University),
Dr. Beria Leimona
(Peneliti World Agriculture Forestry) dan
Margareth Sembiring
(NTU, Singapore). Staf Pusris Kelautan,
Sari Novita, S.T
hadir pada saat workshop, mewakili peneliti Pusris Kelautan
Dr. Widodo Pranowo
yang diundang pada workshop tersebut. Pada tahun 2017, Laboratorium Data Laut dan Pesisir, melakukan kajian awal terkait karakteristik Natuna Off Shelf Current. Teridentifikasi sementara bahwa debit Sungai Mekong cukup signifikan mempengaruhi variabilitas salinitas di Laut Tiongkok Selatan yang berbatasan dengan Laut Natuna Utara. Lidah salinitas tersebut kemudian bercampur dengan massa air akibat adukan dari Natuna Off Shelf Current.