• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Debit Banjir Rancangan Sungai Babura Di Hilir Kawasan Kampus USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Debit Banjir Rancangan Sungai Babura Di Hilir Kawasan Kampus USU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Umum

Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu

kesatuan dengan sungai dan anak anak sungai, yang berfungsi menampung,

menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut

secara alamiah yang batas di darat merupakan pemisah topografi dan batas di laut

sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2008, tentang pengelolaan sumber

daya air).

Daerah Aliran Sungai (watershed) atau river basin, selanjutnya akan disebut

dengan DAS, mengenal pendekatan satu sungai (one river), satu rencana (one plan)

dan satu pengelolaan (and one integrated management) yang perlu diwujudkan

secara nyata (Sjarief, 2008). Menurut undang undang Republik Indonesia Nomor 7

tahun 2004, tentang sumber daya air, daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang

berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah

hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah

topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh

aktivitas daratan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonsia (KBBI), daerah

aliran sungai adalah daerah sekitar sungai, yang melebar sampai ke punggung bukit

(gunung) yg merupakan daerah sumber air, tempat semua curahan air hujan yg jatuh

di atasnya mengalir ke dalam sungai.

Sungai merupakan unsur alam yang sangat berperan aktif dalam membentuk

corak kebudayaan suatu bangsa. Ketersediaan airnya, lembahnya yang subur dan

potensinya menarik perhatian manusia untuk bermukim di sekitarnya. Kehidupan

sehari-hari mereka tidak terlepas dari memanfaatkan sungai tersebut dengan berbagai

konsekuensi yang harus mereka terima terhadap apa yang diambil dan dibuangnya ke

sungai tersebut. Akan tetapi kesadaran selalu datang terlambat, manusia

(2)

merugikan seperti bahaya banjir dan sebagainya. Seperti halnya unsur-unsur alam

yang lain, segala tindakan terhadapnya akan menimbulkan dampak perubahan sifat

dan keadaan sebagai penyesuaian terhadap perlakuan apa yang diterimanya.

(Mulyanto, 2007).

1.2 Latar Belakang

Secara fisik wilayah Kota Medan menunjukkan beda tinggi yang relatif kecil,

namun, surplus air dari daerah hulu lebih besar dibandingkan dengan daerah hilir.

Sedangkan kemampuan meresapkan air didaerah kota sangat kecil, akibat semakin

berkurangnya lahan kosong sehingga meningkatkan debit aliran air melalui sistem

drainase dan sungai (Bappeda Tk.I Sumatera Utara, 1996).

Sungai Babura merupakan salah satu dari anak sungai atau Sub DAS dari

Sungai Deli (DAS Deli) yang terbentang sepanjang 36,570 km, dari daerah kawasan

Sibolangit hingga Kota Medan. Luas catchment area sungai Babura hingga

pertemuan Sungai Deli ialah 99 km2. Wilayah 10 km2 di sekitar Sungai Babura memiliki populasi penduduk kurang lebih sebesar 1.750.971 (0,01751 orang/m2) dan ketinggian rata-rata wilyahnya 42 meter di atas permukaan laut (Dominggo, 2007).

Untuk menganalisa debit puncak sungai tersebut perlu dibuat hidrograf

banjir, terutama pada sungai yang tidak ada atau sedikit sekali dilakukan observasi.

Selain itu perlu juga dicari karakteristik atau parameter daerah pengalirannya

tersebut dahulu, misalnya waktu untuk mencapai puncak hidrograf, lebar dasar,

kemiringan, panjang, koefisien limpasan dan lain sebagainya.

Penentuan banjir rancangan akan memberikan hasil yang bermanfaat jika

disajikan dalam bentuk hidrograf banjir. Banyak informasi yang bisa diberikan dari

hasil pengaliragaman hujan menjadi hidrograf banjir.

Dalam analisis hidrologi ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk

memperkirakan besarnya debit banjir rancangan, mulai dari metode rasional yang

cukup sederhana sampai model matematik pengalihragaman hujan aliran yang sangat

kompleks. Meskipun sudah banyak model yang dapat menjadi acuan, namun masih

timbul keragu-raguan dalam penerapannya terutama di Indonesia yang beriklim

tropik. Menurut Harto (2000), Hidrograf satuan sintetik Nakayasu yang

(3)

koreksi pada debit puncak dan waktu capai puncaknya. Metode ini juga penulis rasa

sangat cocok dengan keadaan Sungai Babura.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari tugas akhir ini adalah:

a. Mengetahui debit banjir rancangan Sungai Babura di hilir kawasan Kampus

USU dengan hidrograf satuan sintetik Nakayasu.

b. Melakukan pemodelan dan simulasi daerah genangan banjir yang terjadi di

Sungai Babura dengan menggunakan Software Hydrologic Engineering

Center – River Analisys System (HEC RAS 4.0).

1.4 Pembatasan Masalah

Laporan tugas akhir yang akan diajukan oleh penulis ini hanya membahas

masalah Sungai Babura pada kawasan kampus USU (Jl. Jamin Ginting/ Outlet

kampus USU bagian belakang hingga depan) sepanjang 2,640 meter dengan lingkup

kajian:

1. Menghitung curah hujan dengan data bulanan 10 tahun terakhir dari tahun

2001-2010 dengan 3 (tiga) stasiun penakar hujan yang terdiri dari Stasiun

Polonia, Tuntungan dan Patumbak.

2. Menganalisis frekuensi distribusi curah hujan kala ulang dengan

menggunakan Metode Gumbel, Normal, Log Normal dan Log Pearson Tipe

III dengan kala ulang 2, 3, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun. Kemudian

menggunakan salah satunya untuk perhitungan debit banjir rancangan.

3. Mengukur data geometrik (Cross Section dan Long Section) dan kecepatan

Sungai Babura di dekat kawasan kampus USU dengan bantuan GPS

Geodetic, Current meter dan jalon atau alat pengukur lainnya.

4. Memodelkan dan mensimulasikan debit banjir rancangan dengan

menggunakan Software Hydrologic Engineering Center-River Analisys

System Versi 4.0.

5. Tidak membahas masalah kronologi banjir yang terjadi di USU

(4)

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian ini akan dijabarkan dalam dua aspek, yaitu aspek

pengumpulan data dan aspek analisis dan pengolahan data.

1.5.1 Aspek Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan untuk penelitian meliputi data primer dan

data sekunder sebagai berikut:

a. Data primer didapat dari hasil survey lapangan dengan menggunakan GPS

Geodetic, current meter dan jalon/bambu (cara manual) yang diambil dari

outlet drainase bagian belakang hingga bagian depan kawasan kampus USU

(Jl.Jamin Ginting) yang meliputi:

• Data geometrik/ penampang sungai (27 titik tinjau) • Data kedalaman sungai, elevasi dan kecepatan aliran • Data debit tambahan yang mempengaruhi debit sungai • Foto keadaan fisik dilapangan dan kondisi eksisting

b. Data sekunder didapat dari Balai Wilayah Sungai I, Badan Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sampali, Dinas Kehutanan Kota Medan,

dan Dinas Pengembangan Sumber Daya Air, yang meliputi:

• Data curah hujan dan peta stasiun penakar curah hujan • Peta topografi dan tata guna lahan

• Peta DAS Deli

(5)

1.5.2 Aspek Analisis dan Pengolahan Data

Aspek analisis dan pengolahan data dilakukan dengan 2 (dua) cara. Cara

tersebut antara lain:

a. Mengolah data curah hujan kawasan dengan Metode Polygon Thiessen.

b. Mengolah data curah hujan kala ulang denganMetode Distribusi Log Pearson

III, Gumbel, Normal dan Log Normal dengan kala ulang 2, 3, 5, 10, 25, 50,

dan 100 tahun.

c. Menguji kecocokan data yang digunakan dengan metode

Smirnov-Kolmogorof (secara analitis).

d. Mengolah data data tersebut diatas menjadi data debit banjir rancangan

kawasan kampus USU dengan Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu.

e. Menambahkan debit limpasan dari Sungai Putih dan Sungai Selayang ke

Sungai Babura melalui sistem drainase perkotaan

f. Memodelkan dan mensimulasikan debit banjir rancangan Sunagi Babura

padan kawasan kampus USU dengan Software Hydrologic Engineering

(6)

Adapun kerangka pikir dari tugas akhir ini dapat dijelaskan pada bagan alir di

Gambar 1.1:

Data sekunder

1.Data Curah Hujan

2.Peta Stasiun Penakar Curah Hujan

3.Peta DAS

4.Peta Tata Guna Lahan

5.Data Jumlah Penduduk simulasi Software HEC

RAS 4.0

(7)

1.6. Sistematika Penulisan

Bab I, Pendahuluan, memberikan gambaran umum dan latar belakang

tentang keadaan Sungai Babura, tujuan dan pembatasan masalah yang akan di bahas.

Bab II, Tinjauan Pustaka, menguraikan konsep Daerah Aliran Sungai (DAS),

Sub DAS, dasar-dasar teori dan metode analisa yang digunakan.

Bab III, Metodologi Penelitian, membahas tentang keadaan dilapangan

(lokasi studi), metode yang digunakan di lapangan, bahan dan alat yang digunakan

serta penjelasan cara mengolah data tersebut.

Bab IV, Analisa dan Pembahasan, menganalisa hasil pemodelan banjir di

Sungai Babura dengan menggunakan Software HEC-RAS versi 4.0. Bab ini juga

memuat penggambaran hidrograf banjir dengan menggunakan Metoda Hidrograf

Satuan Sintetik Nakayasu

Bab V, Kesimpulan dan Saran, berisi point-point kesimpulan yang dapat

(8)

1.7 Lokasi Penelitian

Penelitian dan studi kasus yang diangkat dalam tugas akhir ini berlokasi di

Sungai Babura kawasan kampus USU dari outlet drainase bagian belakang

hingga outlet drainase bagian depan, Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan.

(a)

(b) (c)

Gambar.1. 2 (a) Peta Kota Medan/USU, (b) Outlet USU bagian belakang,

(c) Outlet USU bagian depan

Gambar

Gambar 1.1:

Referensi

Dokumen terkait

Curah hujan rata-rata untuk seluruh luas dihitung dengan mengalikan hujan pada tiap stasiun dengan persentase luas tiap polygon dan menjumlahkannya. Software Arcgis 10.2

Selanjutnya dilakukan analisis curah hujan Maksimum Harian Rata-rata, perhitungan curah hujan maksimum harian rata-rata pada daerah aliran sungai Way Yori dapat dilakukan

Tabel 4.10 Analisa Curah Hujan Rencana dengan Distribusi

Proses perencanaan dengan menggunakan metode curah hujan rata-rata polygon Thiessen, distribusi frekuensi log pearson tipe III, hidrograf banjir GAMA I, dan perencanaan

Metode yang akan dipakai dalam perhitungan curah hujan rerata dalam kaitannya dengan rencana pengendalian banjir ini adalah dengan menggunakan metode Polygon Thiessen karena

Kemudian analisis curah hujan maksimum harian rata-rata daerah dengan menggunakan metode Thiessen , setelah itu ditinjau distribusi perhitungan curah hujan rencana yang sesuai

Analisa debit andalan berdasarkan metode debit rata-rata minimum menggunakan analisis frekuensi, yaitu dengan jenis distribusi Gumbel dan Log Pearson Tipe III,

Pengolahan data hidrologi dimulai dengan perhitungan curah hujan wilayah, perhitungan hujan harian maksimum, perhitungan distribusi frekuensi dengan menggunakan Gumbel dan