L1.1 Data Hasil Pengeringan Percobaan I
Adapun data hasil penelitian yang diperoleh dari perbandingan massa kakao dan absoren 1:1 dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel L1.1 Data Hasil Pengeringan Biji Kakao dengan Perbandingan Massa Kakao : Absorben 1 : 1
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
260 0,891 64,3 47,8 43,2 39,5 57,0 44,5 41,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
650 0,813 66,5 27,5
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1040 0,732 74,0 23,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1430 0,676 85,0 25,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1820 0,472 46,5 34,8 32,0 44,5 55,5 52,5 27,5
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1830 0,469 42,8 34,2 32,3 46,5 53,5 51,0 28,5
Sedangkan data hasil penelitian yang diperoleh dari perbandingan massa kakao dan absoren 1:2 dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel L1.2 Data Hasil Pengeringan Biji Kakao dengan Perbandingan Massa Kakao : Absorben 1 : 2
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
140 0,881 47,0 44,3 41,1 53,5 47,5 43,0 36,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
530 0,677 45,5 30,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
920 0,535 73,0 23,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1310 0,474 77,5 20,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1320 0,473 75,5 20,0 absoren 1:3 dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel L1.3 Data Hasil Pengeringan Biji Kakao dengan Perbandingan Massa Kakao : Absorben 1 : 3
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC)
Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
70 0,976 50,9 39,5 39,9 39,0 51,5 47,0 37,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
460 0,723 57,5 36,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
850 0,567 72,5 23,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1240 0,468 84,0 20,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1630 0,352 37,7 32,5 33,2 41,5 50,0 48,5 32,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1640 0,350 39,6 32,8 32,8 42,0 49,5 46,5 32,0
1650 0,349 39,9 34,6 32,7 40,5 49,5 47,5 32,0
1660 0,348 38,8 33,8 32,9 41,5 47,5 45,5 32,0
1670 0,348 37,3 33,5 31,2 42,5 48,0 46,0 31,0
1680 0,348 38,5 33,9 30,3 41,5 48,5 46,0 30,0
L1.2 Data Hasil Pengeringan Percobaan II
Adapun data hasil penelitian yang diperoleh dari perbandingan massa kakao dan absoren 1:1 dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel L1.4 Data Hasil Pengeringan Biji Kakao dengan Perbandingan Massa Kakao : Absorben 1 : 1
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
190 0,833 52,5 45,6 42,3 37,0 60,3 48,0 40,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabiner
580 0,652 54,0 32,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
970 0,546 78,5 22,5
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1360 0,475 75,0 24,5
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1370 0,474 75,0 24,5
Sedangkan data hasil penelitian yang diperoleh dari perbandingan massa kakao dan absoren 1:2 dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel L1.5 Data Hasil Pengeringan Biji Kakao dengan Perbandingan Massa Kakao : Absorben 1 : 2
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC)
Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
80 0,986 50,6 45,4 43,2 39,0 51,5 47,5 38,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
470 0,838 67,5 33,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
860 0,713 70,0 25,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1250 0,650 77,5 21,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1640 0,444 50,0 32,3 31,0 41,0 47,0 48,0 30,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1650 0,441 51,5 33,6 32,6 40,5 46,0 47,5 30,0 absoren 1:3 dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel L1.6 Data Hasil Pengeringan Biji Kakao dengan Perbandingan Massa Kakao : Absorben 1 : 3
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
210 0,793 45,1 42,4 41,6 52,0 53,0 47,5 35,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
600 0,615 46,5 26,5
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
990 0,487 60,5 22,5
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1380 0,403 33,4 31,5 31,8 55,0 31,0 30,5 33,0
Temperatur Udara (oC) Temperatur Lingkungan
(oC) Plat Acrylic Kayu Kolektor Kabinet
1390 0,391 33,6 32,0 32,0 56,5 31,5 31,5 33,0
L1.3 Data Relative Humidity (RH),Suhu Lingkungan, dan Intensitas Radiasi Matahari Percobaan I
Adapun data lingkungan sekitar yang direkam menggunakan alat HOBO data logger dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel L1.7 Data Relative Humidity (RH), Suhu Lingkungan, dan Intensitas Radiasi Matahari Percobaan 1 dengan Perbandingan Massa Kakao : Absorben 1 : 1
Waktu Suhu (°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2)
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
Waktu Suhu
Sedangkan data lingkungan sekitar yang direkam menggunakan alat HOBO data logger dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel L1.8 Data Relative Humidity (RH), Suhu Lingkungan, dan Intensitas Radiasi Matahari Percobaan 1 dengan Perbandingan Massa Kakao : Absorben 1 : 2
Waktu Suhu (°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2)
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
Waktu Suhu (°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2)
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2) 11/25/2015 12:41 33,93 61,69 575,17 11/28/2015 14:38 31,57 74,39 392,00 11/25/2015 12:51 34,48 60,04 651,20 11/28/2015 14:48 32,63 72,32 539,37 11/25/2015 13:01 33,62 61,68 398,59 11/28/2015 14:58 32,29 71,29 284,04 11/25/2015 13:11 32,42 64,98 160,97 11/28/2015 15:08 31,48 72,59 231,21 11/25/2015 13:21 32,48 65,03 212,12 11/28/2015 15:18 31,34 73,76 190,05 11/25/2015 13:31 33,27 64,95 447,45 11/28/2015 15:28 31,36 74,28 220,63 11/25/2015 13:41 33,94 65,34 676,30 11/28/2015 15:38 31,75 71,94 318,36 11/25/2015 13:51 33,36 66,21 472,91 11/28/2015 15:48 31,55 74,17 204,48 11/25/2015 14:01 33,63 65,48 527,78 11/28/2015 15:58 31,21 75,35 162,11 11/25/2015 14:11 33,46 66,19 508,45 11/28/2015 16:08 30,65 75,91 101,99 11/25/2015 14:21 32,53 68,77 161,19 11/28/2015 16:18 30,37 78,89 114,71 11/25/2015 14:31 32,31 70,30 152,66 11/28/2015 16:28 30,34 79,54 189,53 11/25/2015 14:41 32,24 70,60 212,00
Sedangkan data lingkungan sekitar yang direkam menggunakan alat HOBO data logger dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel L1.9 Data Relative Humidity (RH), Suhu Lingkungan, dan Intensitas Radiasi Matahari Percobaan 1 dengan Perbandingan Massa Kakao : Absorben 1 : 3
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2)
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2)
12/11/2015 09:00 30,81 76,33 399,14 12/12/2015 10:56 31,80 67,42 538,35 12/11/2015 09:10 31,03 75,23 435,39 12/12/2015 11:06 31,90 67,15 581,66 12/11/2015 09:20 31,42 72,15 467,77 12/12/2015 11:16 32,13 65,95 601,77 12/11/2015 09:30 31,92 71,38 493,70 12/12/2015 11:26 32,16 65,73 613,46 12/11/2015 09:40 32,05 69,62 539,61 12/12/2015 11:36 33,15 63,65 646,43 12/11/2015 09:50 32,04 68,95 488,01 12/12/2015 11:46 33,03 62,92 675,50 12/11/2015 10:00 30,92 70,05 201,42 12/12/2015 11:56 33,36 61,24 659,15 12/11/2015 10:10 31,15 70,11 339,48 12/12/2015 12:06 33,29 61,06 568,24 12/11/2015 10:20 31,30 69,17 253,36 12/12/2015 12:16 33,72 59,96 695,96 12/11/2015 10:30 31,91 67,55 469,15 12/12/2015 12:26 33,82 60,76 658,92 12/11/2015 10:40 32,44 65,88 541,43 12/12/2015 12:36 32,92 64,18 419,93 12/11/2015 10:50 32,32 64,98 312,23 12/12/2015 12:46 32,86 64,13 387,22 12/11/2015 11:00 31,98 65,65 239,48 12/12/2015 12:56 32,31 65,23 188,97 12/11/2015 11:10 31,89 66,05 375,97
Waktu Suhu (°C)
RH (%)
Waktu Suhu
L1.4 Data Relative Humidity (RH) dan Suhu Lingkungan, dan Intensitas Radiasi Matahari Percobaan II
Adapun data lingkungan sekitar yang direkam menggunakan alat HOBO data logger dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel L1.10 Data Relative Humidity (RH), Suhu Lingkungan, dan Intensitas Radiasi Matahari Percobaan 2 dengan Perbandingan Massa Kakao : Absorben
11/25/2015 09:41 31,63 71,80 512,67 11/26/2015 09:40 31,78 72,55 500,51
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2)
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
Waktu Suhu (°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2)
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
Adapun data lingkungan sekitar yang direkam menggunakan alat HOBO data logger
dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel L1.11 Data Relative Humidity (RH), Suhu Lingkungan, dan Intensitas Radiasi Matahari Percobaan 2 dengan Perbandingan Massa Kakao : Absorben
1 : 2
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2)
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2)
Waktu Suhu (°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2)
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2) 12/3/2015 10:50 29,91 81,20 119,26 12/4/2015 10:51 33,10 65,05 499,71 12/3/2015 11:00 29,87 81,06 141,55 12/4/2015 11:01 33,19 63,69 538,14 12/3/2015 11:10 30,15 80,90 280,28 12/4/2015 11:11 32,93 63,98 392,89 12/3/2015 11:20 30,34 80,06 189,25 12/4/2015 11:21 32,32 64,67 328,82 12/3/2015 11:30 29,95 80,55 115,86 12/4/2015 11:31 33,16 63,39 404,25 12/3/2015 11:40 29,56 81,21 48,90 12/4/2015 11:41 33,02 63,01 542,50 12/3/2015 11:50 27,41 86,55 30,85 12/4/2015 11:51 33,14 62,30 256,65 12/3/2015 12:00 25,49 94,47 29,04 12/4/2015 12:01 32,25 65,66 158,92 12/3/2015 12:10 23,79 98,13 48,93 12/4/2015 12:11 31,90 68,00 181,53 12/3/2015 12:20 23,75 99,02 74,15 12/4/2015 12:21 31,59 69,04 170,85 12/3/2015 12:30 24,00 99,29 82,68 12/4/2015 12:31 31,23 71,48 127,45 12/3/2015 12:40 24,30 99,29 73,35 12/4/2015 12:41 31,00 74,45 141,99 12/3/2015 12:50 24,39 98,73 71,53 12/4/2015 12:51 30,90 75,80 140,75 12/3/2015 13:00 24,82 97,58 63,24 12/4/2015 13:01 29,76 79,73 66,65 12/3/2015 13:10 25,09 97,16 75,74 12/4/2015 13:11 26,60 89,88 56,20 12/3/2015 13:20 25,42 96,65 84,95 12/4/2015 13:21 26,78 86,83 72,79 12/3/2015 13:30 25,87 95,31 100,17 12/4/2015 13:31 28,19 83,43 110,41 12/3/2015 13:40 26,26 93,30 127,00 12/4/2015 13:41 28,76 84,00 134,08 12/3/2015 13:50 26,64 92,66 108,80
Waktu Suhu (°C)
RH (%)
Dan data lingkungan sekitar yang direkam menggunakan alat HOBO data logger
dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel L1.12 Data Relative Humidity (RH), Suhu Lingkungan, dan Intensitas Radiasi Matahari Percobaan 2 dengan Perbandingan Massa Kakao : Absorben
1 : 3
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2)
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2)
Waktu Suhu (°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2)
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
Waktu Suhu (°C)
RH (%)
Intensitas Radiasi Matahari (Watt/m2)
Waktu Suhu
(°C)
RH (%)
L2.1 Perhitungan Berat Kering
L2.1.1 Perhitungan Berat Kering Untuk Sampel Perbandingan Massa Kakao dan Absorben 1 : 1
L2.2 Perhitungan Kadar Air
Kadar air = x 100%
L2.2.1 Perhitungan Kadar Air Untuk Sampel Perbandingan Massa Kakao dan Absorben 1 : 1
Keterangan, Dm/dt = Drying rate / Laju Pengeringan (kg H2O/kg dm .jam)
∆t = Selang waktu (detik)
L2.3.1 Perhitungan Laju Pengeringan Untuk Sampel Perbandingan Massa Kakao dan Absorben 1 : 1 pada t = 10 menit
L2.4 Perhitungan Moisture Ratio (MR)
c
L2.4.1 Perhitungan Moisture Ratio (MR) Untuk Sampel Perbandingan Massa Kakao dan Absorben 1 : 1 pada t = 10 menit
L2.5 Perhitungan Diffusivitas Efektif
Ln MR = Ln − [12]
Difusivitas efektif didapat dari plot data Ln MR terhadap waktu (s) data
dengan kemiringan K1, sebagai berikut :
K1 = [12]
L2.5.1 Perhitungan Diffusivitas Efektif Untuk Variasi Sampel Massa Absorben : Kakao = 1 : 1
Untuk mendapatkan nilai Deff, diplotkan Ln MR vs t sebagai berikut:
Gambar L2.1 Hubungan Ln MR vs t untuk Variasi Sampel Massa Absorben : Kakao = 1 : 1
0 20000 40000 60000 80000 100000
L
n
M
R
Waktu (jam)
L2.6 Model Matematika Pengeringan L2.6.1 Perhitungan MRpred
Pada penelitian ini digunakan model matematika Logaritma, Page,
Newton, dan Eksponensial sebagai penentu karakteristik pengeringan
kentang. Untuk mendapatkan nilai MR untuk setiap model, bentuk
eksponesial setiap model dilinierkan terlebih dahulu, seperti pada tabel
L2.1 berikut:
Tabel L2.1 Bentuk Linear Model Kinetika Karakteristik Pengeringan [13]
Model
Pengeringan Bentuk Eksponensial Bentuk Linear
Logaritma MR = a exp (-kt) + c Ln MR = ln a – kt + ln c
Page MR = exp (-ktn) ln (-ln MR) = ln k + (n) ln (t)
Newton MR = exp (-kt) ln MR = -kt
Eksponensial MR = a exp (-kt) ln MR = ln a – kt
Setelah setiap model dilinierkan kemudian plotkan dalam bentuk Hubungan
sebagai berikut:
• Model Page Untuk Variasi Massa Absorben : Kakao = 1 : 1 pada t = 30 menit
Untuk Model Page, plotkan nilai Ln (-Ln MR) vs Ln t sehingga diperoleh
Gambar L2.2 Hubungan Ln (-Ln MR) vs Ln t untuk Variasi Sampel Massa Absorben : Kakao = 1 : 1
Dari gambar L2.2 diperoleh nilai R2 (Coefficient of Determinat) = 0,987
dan bentuk persamaan liniernya y = 1,103x – 2,546. Dari persamaan linier
tersebut kita dapat menetukan nilai k dan n.
Nilai k = exp (-2,546) = 0,0784
Nilai n = 1,103
Nilai - nilai konstanta tersebut disubstitusi ke dalam rumus MR bentuk
eksponesial dari Model Page: Mr = exp (-ktn). sehingga diperoleh nilai MRpred
untuk Model Page adalah 0,964162.
• Model Newton Untuk Variasi Sampel Massa Absorben : Kakao = 1 : 1 pada t = 30 menit
Untuk Model Newton, plotkan nilai MR vs Waktu dengan intercept = 0
sehingga diperoleh persamaan liniernya, seperti pada gambar L2.3 berikut: y = 1,1038x - 2,5464
R² = 0,9876
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2
-4 -2 0 2 4
L
n
(
-L
n
M
R
)
Ln t (jam)
MR Page
MR Page
Gambar L2.3 Hubungan MR vs Waktu dengan intercept = 0 untuk Variasi Sampel Massa Absorben : Kakao = 1 : 1
Dari gambar L2.3 di atas diperoleh nilai R2 (Coefficient of Determinat)=
0,912 dan bentuk persamaan liniernya y = -0,033x + 0,782. Dari persamaan
linier tersebut kita dapat menetukan nilai k.
Nilai k = 0,033
Nilai k tersebut disubstitusi ke dalam rumus MR bentuk eksponesial dari
Model Newton: Mr = exp (-kt) sehingga diperoleh nilai MRpred untuk Model
Newton adalah 0,766.
• Model Eksponensial Untuk Variasi Sampel Massa Absorben : Kakao = 1 : 1 pada t = 30 menit
Untuk Model Eksponensial, plotkan nilai MR vs Waktu sehingga diperoleh
Gambar L2.4 Hubungan MR vs Waktu untuk Variasi Sampel Massa Absorben : Kakao = 1 : 1
Dari gambar L2.4 diatas diperoleh nilai R2 (Coefficient of Determinat)=
0,975 dan bentuk persamaan liniernya y = -0,1x + 1,102. Dari persamaan
linier tersebut kita dapat menetukan nilai k dan a.
Nilai k = 0,1
Nilai a = exp (1,102)
Nilai- nilai konstanta tersebut disubstitusi ke dalam rumus MR bentuk
eksponesial dari Model Henderson - Pabis: Mr = a exp (-kt). sehingga
diperoleh nilai MRpred untuk Model Eksponensial adalah 1,048.
• Model Logaritma Untuk Variasi Sampel Massa Absorben : Kakao = 1 : 1 pada t = 30 menit
Untuk Model Logaritma, plotkan nilai MR vs Waktu sehingga diperoleh
persamaan logaritmanya, seperti pada gambar L2.5 berikut:
y = 1,1025e-0,109x
R² = 0,9751
0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500 0,600 0,700 0,800 0,900 1,000 1,100 1,200
0 2 4 6 8 1012141618202224262830
M
R
Waktu (jam)
MR Eksponensial
MR Eksponensial
Gambar L2.5 Hubungan MR vs Waktu untuk Variasi Sampel Massa Absorben : Kakao = 1 : 1
Untuk Model Logaritma diperoleh dengan salah satu fungsi trendline
Ms.excel sehingga persamaan logaritmanya menjadi: -0,26 ln x+0,963. Lalu
substitusi nilai t dengan x, sehingga didapat nilai MRpred untuk logaritma
adalah 1,14322.
L2.6.2 Perhitungan RSME (Root Mean Square Error)
(
)
2Keterangan, RSME = Root Mean Square Error
N = Jumlah Data
MRpred = MR prediksi pada model tertentu
MRexp = MR hasil percobaan
• Untuk Variasi Sampel Massa Absorben : Kakao = 1 : 1 pada t = 10 menit Model Logaritma
N = 52
0,000 10,000 20,000 30,000
L2.6.3 Perhitungan χ2 (Chi Square) menit Model Logaritma
N = 52
L2.7 MENGHITUNG KECEPATAN PROFIL (v) KOLEKTOR
Perhitungan kecepatan profil (v) di dalam kolektor pada plat absorber
digunakan untuk menentukan nilai koefisien udara yang dipengaruhi kecepatan
angin (hw) pada rumus perhitungan kehilangan panas pada kaca/cover (Q3).
Temperatur Lingkungan (Tr) vs Temperatur Plat (Ts)
Temperatur Lingkungan (Tr) = 32,33 0C = 305,33 K
Temperatur Plat Absorber (Tp) = 49,95 0C = 322,95 K
Temperatur Film (Tf) = 41,14 0C = 314,14 K
Tabel L2.13 Sifat Fisik Udara pada Temperatur Film 314,14 K [34]
Menghitung bilangan Grashoff (GrL)
GrL = . . . ( ) [2]
ρ = massa jenis udara = 1,110201kg/m3
g = gravitasi = 9,81 m/s2
θ = kemiringan kolektor = 600
β = koefisien udara = = 0,00318/K
L = panjang kolektor = 2 m
µ = viskositas udara = 1,372382 x 10-5Ns/m2
maka:
GrL = , !"! #$ %
&
' ( ),* % +' ( ,-+ !. ( !,!!/ */1 ( 2/"",)3 1– /!3,// 15 ( (" %)&
( ,/6"/*" ( !78 9.+ %' )
GrL = 1,441 x 1010
Menghitung tebal lapisan batas (δ)
δ = 3,939y :,;< =>
>
:, <
GrL-0,25 [2]
maka:
δ = 3,939 x 2 m x !,)3" = !,6!/*3
(!,6!/*3 )
!,"3
x (1,441x 1010 )-0,25
δ = 0,03072 m
Menghitung kecepatan profil dalam Kolektor (v)
- Kecepatan karakteristik (vc(y))
vc(y) = >
( : ?' = > )
. . . ( )@
[2]
vc(y)= /("! "' = !,6!/*3 )!,6!/*3 , !"! #$ %' &
A.,..&BC
D ( ),* % + ( ⁄ ,-+ !((/"",)3 1– /!3,// 1)
,/6"/*" ( !78 9+ %' (0,03072 m)"
vc(y) = 2,9769 m/s
- Persamaan profil kecepatan kolektor (K(L))
B =
R = 32,5513/m
sehingga persamaan profil kecepatan menjadi: K(L) = Ax(1 − TU)"
= 96,9003x .(1 – 32,5513U)"
Menghitung laju aliran massa (WX) kolektor
WX = dY Z!R vc(x) dx = dρY ([U(1 − TU)!R ") dx
d = lebar kolektor = 0,5 m
WX = dρY 2[U(1 − 2TU + T!R "U")5 = dρY ([U − 2[TU!R "+ [T"U/)
= dρY (96,9003U − 2.32,5513U!R "+ 96,9003.32,5513"U/)
= dρ(48,45015U"− 21,70086U/ + 25668,57773Ua)|R!
maka:
WX = 0,5 m x 1,110201 kg/m3 x |(48,45015x"− 21,70086x/+ 25668,57773xa)|d ! WX = 0,00423 kg/s
Menghitung kecepatan profil kolektor
eX = ρ.v.A = ρ.v.(d.δ) atau v = eX.f.@ [2]
maka:
v = !,!!a"/ #$/+
, !"! i& gh.!,3 j .!,!/!6" j v = 0,2481 m/s
L2.8 MENGHITUNG TEMPERATUR MASUK RUANG PENGERING Temperatur profil:
T = Tr + (Ts – Tr) ? − N
@ [2]
nilai: mn
jX = 131,217453
C = mn
jX ['T(−T) = 12
maka persamaan temperaturnya adalah sebagai berikut:
T = (dρ/WX)(32,33 + 17,63y2)(A((1-y)/B).y2)(-1/B)dy
= (dρ/WX)(32,33 + 17,63)((A/(B(-B)))(1-y)y2)dy
= C(32,33 + 17,63)((1-y)(y)2)dy
= C.(32,33 + 17,63y2)(y2-y3)dy
= C.(32,33 + 17,63y2)(y2-y3)dy
= C.(32,33y2 – 32,33y3 + 17,63y4 – 17,63y5)dy
= p Y (32,33q!R "− 32,33q/+ 17,63qa− 17,63q3)
= p r/",/// q/− /",//a qa+ 6, "3 q3− 6, /q + sr
Sehingga temperatur yang masuk ke lemari pengering adalah:
= 12 /",//.t
/ −
/",//.t
a +
6, ".t
3 −
6, /.t
= 39,38 0C
L2.9 MENGHITUNG KOEFISIEN KONVEKSI
a. Menghitung Koefisien Konveksi Permukaan Luar (h1)
Koefisien konveksi permukaan luar adalah koefisien konveksi antara udara
lingkungan terhadap permukaan kayu, h1 (koefisien konveksi natural)
Temperatur Lingkungan (Tr) vs Temperatur Permukaan Kayu (Ts)
Temperatur Lingkungan (Tr) = 32,33 0C = 305,33 K
Temperatur Kayu (Tk) = 34,23 0C = 307,23 K
Temperatur Film (Tf) = 33,28 0C = 306,28 K
Tabel L2.14 Sifat Fisik Udara pada Temperatur 310,35 K [34]
Menghitung bilangan Grashoff (GrL)
GrL = ( u ) [35]
ρ = massa jenis udara = 1,137426 kg/m3
g = gravitasi = 9,81 m/s2
θ = kemiringan kolektor = 600
β = koefisien udara = = 0,00327/K
L = panjang kolektor = 2 m
µ = viskositas udara = 1,334925 x 10-5 Ns/m2
maka:
GrL = , /6a" vw j&
' L ),* j x' L ,-+ !. L !,!!/"6/1 L 2/!6,"/ y – /!3,// y5L(" j)&
( ,//a)"3 L !78 z.x j' )
GrL = 1,771 x 109
Menghitung bilangan Rayleigh (RaL)
RaL = GrL x Pr [35]
RaL = Bilangan Rayleigh
GrL = Bilangan Grashoff
Pr = Bilangan Prandt
maka:
RaL = 1,771 x 109x 0,7056035
= 1,2501 x 109
Menghitung bilangan Nusselt (Nux)
Nux = 0,59RaL0,25 untuk 104≤RaL ≤ 109
Nux = 0,1RaL1/3 untuk 109≤RaL ≤ 1013
Nux = bilangan Nusselt
= 0,59 x (1,2501 x 109)0,25
= 110,9400
Menghitung koefisien konveksi (h1)
Nux = {u?.| atau h1 = }~|N.u [35]
Nux = bilangan Nusselt
l = lebar penampang kayu = 0,17 m
k = konduktivitas termal udara = 2,6771 x 10-2 W/mK
maka:
h1 = !,)a!! ( ". 66 ( !
7 •/%#
!, 6 j
= 17,47 W/m2K
b. Menghitung Koefisien Konveksi Permukaan Dalam (h2)
Koefisien konveksi permukaan dalam adalah koefisien konveksi antara
udara dalam kolektor terhadap permukaan plat absorber.
Temperatur udara dalam kolektor (Tu) vs temperatur permukaan plat (Tp)
Temperatur Udara Kolektor (Tu) = 43,96 0C = 316,96 K
Temperatur Plat Absorber (Tp) = 49,95 0C = 322,95 K
Temperatur Film (Tf) = 49,96 0C = 319,96 K
Tabel L2.15 Sifat Fisik Udara pada Temperatur 330,42 K [34]
Tf
(K)
ρ
kg/m3)
Cp (J/kg.K)
µ x 10-5
(N.s/m2)
k x 10-2
(W/m.K) Pr
319,96 1,090893 1005,95 1,39985 2,78377 0,7026064
Menghitung bilangan Grashoff (GrL)
GrL = ( € ~) [35]
β = koefisien udara = = 0,003125417/K
L = panjang kolektor = 2 m
µ = viskositas udara = 1,39985x 10-5 Ns/m2
maka:
GrL =
,!)!*)/vw j' & L ),* j x' L ,-+ !. L !,!!/ "3a 6/1 L 2/"",)3y – / ,) y5 L (" j)&
( ,/))*3 ( !78 z.x j' )
GrL 4,464 x 109
Menghitung bilangan Rayleigh (RaL)
RaL = GrL x Pr [35]
RaL = Bilangan Rayleigh
GrL = Bilangan Grashoff
Pr = Bilangan Prandtl
maka:
RaL = 4,464 x 109x 0,7026064
= 3,1369 x 109
Menghitung bilangan Nusselt (Nux)
Nux = 0,59RaL0,25 untuk 104≤RaL ≤ 109
Nux = 0,1RaL1/3 untuk 109≤RaL ≤ 1013
Nux = bilangan Nusselt
RaL = bilangan Rayleigh
karena RaL diantara 104≤RaL ≤ 109 maka besarnya bilangan Nusselt adalah:
Nux = 0,59RaL0,25 [35]
= 0,59 x (3,1369 x 109)0,25
= 139,6299319
k = konduktivitas termal udara = 2,78377 x 10-2 W/mK
maka:
h2 = /), "))/ ) ( ",6*/66 ( !
7 •/%1
!, j
= 38,86974758 W/m2K
L2.10 MENGHITUNG KEHILANGAN PANAS
1. Menghitung Kehilangan Panas pada Sisi Dinding (Q1)
Q1 = Ud.A(Tu-Tr) = ? ~
{?•? = uuƒ•?‚? = u ‚•‚ = u „•‚ = u€•…‚… = { •…?
[2]
Ud = koefisien pindahan panas menyeluruh pada dinding
h1 = koefisien konveksi permukaan luar (W/m2.K)
h2 = koefisien konveksi permukaan dalam (W/m2.K)
Tu = temperatur udara dalam kolektor (K)
Tr = temperatur lingkungan (K)
t1 = tebal kayu (m)
t2 = tebal sterofoam (m)
t3 = tebal rockwoll (m)
t4 = tebal plat absorber (m)
kky = konduktivitas termal kayu (W/m.K)
kst = konduktivitas termal sterofoam (W/m.K)
krw = konduktivitas termal rockwoll (W/m.K)
kp = konduktivitas termal plat absorber (W/m.K)
A1 = luas penampang kayu pada sisi dinding (m2)
A2 = luas penampang sterofoam pada sisi dinding (m2)
A3 = luas penampang rockwoll pada sisi dinding (m2)
A4 = luas penampang plat absorber pada sisi dinding (m2)
†B‡B = 6,a6! )6a • % 1 ' ( !,/a j = 0,168354 K/W
B
&
vŒ•‡& =
!,!3 j
!,!a" ‹ jy' L !,"6 j = 0,000579 K/W
Ž
v•‡Ž =
!,!!!/ j
‹ jy' L !," j = 0,00696 K/W
† •Ž = /*,* )6a63* • % 1' ( !," j = 7,773949 K/W
maka:
Q1 = /"",)3 1 – /!3,// 1
!, */3a’‘ = !,!!!3* ’‘ = !,!!!")/ ’‘ = !,!!!36)’‘ = !,!! ) ’‘ = 6,66/)a) ’‘
= 2,56233 Watt
karena bagian dinding kolektor terdiri atas 2 sisi, maka total kehilangan panas
dinding adalah Q1 x 2 = 2,56233 Watt x 2 = 5,124652476 Watt
2. Menghitung Kehilangan Panas pada Sisi Alas (Q2)
Pada perhitungan kehilangan panas pada sisi alas diasumsikan sama
dengan perhitungan kehilangan panas pada dinding sehingga parameter-parameter
yang digunakan dalam perhitungan pada sisi alas ini sama dengan pada
perhitungan dinding. Maka kehilangan panas pada sisi alas adalah:
Q2 = Ub.A(Tu-Tr) = ? ~
{?•“ = uuƒ•“‚“ = u ‚•”‚” = u „••‚• = u€•<‚< = { •<?
[2]
Ub = koefisien pindahan panas menyeluruh pada sisi bawah (alas)
h1 = koefisien konveksi permukaan luar (W/m2.K)
h2 = koefisien konveksi permukaan dalam (W/m2.K)
Tu = temperatur udara dalam kolektor (K)
Tr = temperatur lingkungan (K)
t8 = tebal kayu (m)
t7 = tebal sterofoam (m)
t6 = tebal rockwoll (m)
t5 = tebal plat absorber (m)
A8 = luas penampang kayu pada sisi alas (m2)
A7 = luas penampang sterofoam pada sisi alas (m2)
A6 = luas penampang rockwoll pada sisi alas (m2)
A5 = luas penampang plat absorber pada sisi alas (m2)
†B‡C = 6,a6! )6a • % 1 ' ( j = 0,05724 K/W
C
vˆQ‡C = !, ) • %1'!,! j ( ,a % = 0,03605 K/W
–
v‰Š‡– =
!,!3 j
!,!/ ‹ jy' L ,"/j = 1,12917 K/W
—
vŒ•‡— =
!,! j
!,!a" ‹ jy' L ,!! j = 1,42714 K/W
8
v•‡8 =
!,!!!3 j
‹ jy' L j = 43 x 10-7 K/W
† •8 = /*,* )6a63* • % 1' ( j = 0,025726 K/W
maka:
Q2 = /"",)3 1 – /!3,// 1
!,!36"a ’‘ = !,!/ !3 ’‘ = , ") 6 ’‘ = ,a"6 a’‘ = a/ ( !7– ‘
’ =!,!"36" ’‘
= 6,6339Watt
3. Menghitung Kehilangan Panas pada Kaca/Cover (Q3)
Q3 = Ua.A(Tu-Tr)
∗ Ua = ˜™ z
š›œ(š› • šŒ)ž•Ÿ
+ †•¡ + ¢( ›= Œ)(› = Œ )
(£¤=!,!!3) z†¥)7B= ž•Ÿ7B•.,B&&&¦• ¦ˆ z
Ua = koefisien pindahan panas menyeluruh pada kaca (cover)
N = jumlah kaca/cover = 1 lembar
β = sudut kemiringan kolektor = 600
σ = konstanta Stefan-Boltzman = 5,67 x 10-8 W/m.K4
C = 520(1 – 0,000051.β2) untuk 00≤β≤ 700 = 424,528
hw = koefisien perpindahan kalor konveksi = 2,8 + 3v = 3,54 W/m2.0C
f = (1 + 0,089hw – 0,1166hw. εp)(1 + 0,07866N)
= 0,68029
A = luas permukaan kaca = 1 m2
Tu = temperatur udara dalam kolektor (0C)
Tr = temperatur lingkungan (0C)
a = ˜Ž Ž,8 C
Ž§,§8 ¨œ(Ž§,§8 ¨ 7 & ,&& ¨)B• .,—C. §
., §—C8 +
/,3a ‹ j' .t¡ = 2,935
b = 3, 6 L !7C(a),)3 ©= /",// ©)((a),)3 ©) = (/",// ©) )
(!,)6=!,!!3) ( )(/,3a))7B = (B)•.,—C. §7B•.,B&&&(.,§–) .,§Ž
= 0,0054
Ua = a + b = 2,94 W/m2.0C
maka:
Q3 = 2,94 W/m2.0C x 1 m2 x (49,95 0C – 32,33 0C)
= 51,83596 Watt
4. Menghitung Kehilangan Panas Radiasi (Q4)
Q4 = •.ª( € … «…)
¬-€?= -«? ?®= -«?= -«? ? [2]
Tp = temperatur plat (K)
Ta = temperatur acyrilic (K)
Εa = emisivitas acrylic = 0,94
εp = emisivitas plat = 0,97
σ = konstanta Stefan-Boltzman = 5,67 x 10-8 W/m.C4
A = luas permukaan dalam kolektor = 1 m2
maka:
Q4 = j .3, 6 L !
7C‹/jtŽ((a),)3 ©)Ž ( /,! .©)Ž) B
.,§– = .,§ŽB = .,§ŽB = .,§ŽB
= Q1 + Q2 + Q3 + Q4
= (5,12465 + 6,6339 + 51,83596 + 0,10591) Watt
Qloss = 63,700046 Watt
L2.11 MENGHITUNG PANAS MASUK (QIN) PADA KOLEKTOR
Qin = I.A.τ.α [2]
Qin = panas masuk pada kolektor (Watt)
I = Intensitas radiasi matahari/Hobo = 425,23 W/m2
A = luas permukaan kolektor (m2) = 1 m2
τ = transmisivitas acrylic = 0,92
α = absorbsivitas plat = 0,97 (Nilai absorbsivitas (α) plat yang dicat
hitam diasumsikan 0,97)
maka panas masuk (Qin) yang diserap kolektor adalah:
Qin = 425,23W/m2 x1 m2 x 0,92 x 0,97
= 341,53 Watt
L2.12 MENGHITUNG PANAS YANG DIGUNAKAN (QU) PADA
KOLEKTOR
Qu = F`. (Qin - Qloss) [2]
Qu = panas yang digunakan (Watt)
F` = faktor efisiensi kolektor (diasumsikan = 90%)
Qin = panas yang masuk pada kolektor
Qloss = panas yang hilang pada kolektor
maka:
Qu = (90%). (341,53 Watt – 63,700 Watt)
= 277,83 Watt
L2.13 MENGHITUNG PANAS REAKSI ABSORBEN Reaksi : LiCl + H2O LiCl.H2O
∆Hf LiCl.H2O = -4,45 kcal/mol [34]
∆Hr = (-4,45) - (-97,63 - 57,79) kcal/mol
= 150,98 kcal/mol
Untuk Massa Absorben 1000 gr,
Qab = m x ∆Hr
= 1000 x 150,98 kcal/mol
= 150978 gr kcal/mol
L2.14 MENHITUNG KONSUMSI ENERGI SPESIFIK Untuk Variasi Sampel Absorben : Kakao 1 : 1,
Energi surya siang 1 = 218,52 Watt
Waktu pengeringan = 28800 s
Energi surya siang 2 = 67,29 Watt
Waktu pengeringan = 30000 s
Energi kimia absorben = 150978 gr kcal/mol
Mr LiCl = 42,4
Mol LiCl = 1000 gr / 42,4 = 23,58 mol
Faktor konversi [34]:
1 kg = 1000 gr
1 kcal = 4,187 kJ
1 kJ = 1000 J
1 J = 106 MJ
1 Watt = 1 J/s
Energi surya siang 1 = 218,52 Watt x 28800 s = 6293510 J = 6,29 MJ
Energi surya siang 2 = 67,29 Watt x 30000 s = 2115418 J = 2,02 MJ
Energi kimia absorben = (150978/(1000x42,4))x4,187x0,001 = 0,0149 MJ
Total energi = 8,327 MJ
Total air yang diuapkan = 0,553 kg air
L3.1 Foto Alat Indirect Solar Dryer
Gambar L3.1 Foto Alat Indirect Solar Dryer
L3.3 Foto Sampel Kakao pada Pengeringan Malam Hari
Gambar L3.3 Foto Sampel Kakao pada Pengeringan Malam Hari L3.4 Foto Sampel Kakao Setelah Pengeringan