BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Peningkatan status sosial dan ekonomi, pelayanan kesehatan masyarakat, perubahan gaya hidup, bertambahnya umur harapan hidup, mengakibatkan di Indonesia mengalami pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit yang tidak menular, hal ini dikenal dengan transisi epidemiologi. Salah satu penyakit tidak menular yang cenderung meningkat adalah diabetes mellitus. Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun (Suyono, 1999).
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin juga disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel Langerhans kelenjar pancreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Penatalaksanaan biasanya dimulai dengan perubahan dalam diet dan olahraga. Meskipun, kebanyakan penderita akhirnya memerlukan terapi farmakoterapi, seperti insulin yang disuntikkan atau obat antidiabetes oral. Banyak obat antidiabetes oral yang tersedia untuk pengobatan dan pengendalian gejala DM. Namun, obat tersebut dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan karena digunakan dalam waktu relatif lama (Chattopadhyay, 2009). Oleh karena itu, perlu dicari obat yang efektif, efek samping yang relatif rendah, dan harga yang murah. Kini masyarakat banyak mencurahkan perhatiannya pada obat-obat herbal untuk terapi suatu penyakit, karena penggunaan obat herbal dianggap lebih aman dan meminimalkan efek samping terhadap tubuh (Dalimartha dan Adrian, 2012).
Pemanfaatan tanaman atau bahan alam sudah dilakukan oleh masyarakat sejak dulu terutama untuk keperluan obat-obatan. Salah satu bahan alam yang digunakan adalah ganggang merah. Ganggang adalah salah satu sumber daya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Algae atau ganggang terdiri dari empat kelas, yaitu Rhodophyceae (ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang coklat), Chlorophyceae (ganggang hijau), dan Cyanophyceae (ganggang hijau-biru). Ganggang yang sering dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah Kappaphycus alvarezii (Indriani, 1991).
Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang dihasilkan dari alga merah memiliki sifat antidiabetes, antikolesterol, antimikroba dan aktivitas biologis lainnya. Selain karagenan yang merupakan metabolit primer rumput laut tersebut diperkirakan senyawa metabolit sekundernya juga dapat menghasilkan aktivitas antidiabetes (Shanmugam dan Mody, 2000).
Senyawa metabolit sekunder tersebut adalah senyawa triterpenoid. Triterpenoid dapat dibagi atas empat golongan yaitu triterpenoid sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung. Triterpen atau steroid yang terutama terdapat sebagai glikosida (Harborne, 1987).
Berbagai macam aktivitas fisiologis yang menarik ditunjukkan oleh beberapa triterpenoid, dan senyawa ini merupakan komponen aktif dalam tumbuhan yang telah digunakan untuk penyakit tertentu termasuk diabetes, gangguan menstruasi, gangguan kulit, kerusakan hati, malaria, antifungi, antibakteri dan antivirus (Robinson, 1995).
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian adalah:
a. Apakah golongan senyawa kimia yang terkandung dalam simplisia ganggang merah Kappaphycus alvarezii selain karagenan?
b. Apakah karakteristik simplisia ganggang merah Kappaphycus alvarezii yang diperoleh?
c. Apakah ekstrak etanol ganggang merah Kappaphycus alvarezii memberikan efek penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan?
1.3Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
a. Kandungan golongan senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia ganggang merah Kappaphycus alvarezii selain karagenan adalah glikosida, saponin dan steroid/terpenoid
b. Karakteristik simplisia ganggang merah Kappaphycus alvarezii diperoleh dengan melakukan karakterisasi simplisia ganggang merah. c. Ekstrak etanol ganggang merah Kappaphycus alvarezii memberikan
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia ganggang merah Kappaphycus alvarezii dari hasil skrining fitokimia. b. Memperoleh hasil karakterisasi simplisia ganggang merah
Kappaphycus alvarezii.
c. Mengetahui efek ekstrak etanol ganggang merah Kappaphycus alvarezii terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang
diinduksi aloksan.
1.5Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat:
a. Memberi informasi kepada masyarakat tentang aktivitas antidiabetes ekstrak etanol ganggang merah Kappaphycus alvarezii.
b. Menambah inventaris tumbuhan obat yang berkhasiat sebagai antidiabetes.
c. Dapat digunakan sebagai sumber informasi golongan senyawa kimia yang terdapat dalam ganggang merah Kappaphycus alvarezii.
1.6Kerangka Pikir Penelitian
mg/kg bb, suspensi metformin 65 mg/kg bb dan waktu pengamatan. Variabel terikat adalah penurunan kadar glukosa darah mencit. Kerangka pikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
Variabel Terikat Variabel Bebas
Aktivitas antidiabetes Suspensi ekstrak
etanol ganggang merah dosis 100,
200, dan 400 mg/kg bb
Suspensi Na-CMC 0,5% b/v Suspensi Metformin 65
mg/kg bb
Penurunan kadar glukosa
darah
Kadar glukosa