• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Yuridis Pendirian Lembaga Perbankan di ASEAN Dikaitkan dengan Asas Resiprokal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Yuridis Pendirian Lembaga Perbankan di ASEAN Dikaitkan dengan Asas Resiprokal"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KEBIJAKAN PENDIRIAN LEMBAGA PERBANKAN NASIONAL

DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

A. Penyelenggaraan Usaha Perbankan di Indonesia

Perbankan dalam menyelenggarakan jasa-keuangannya di Indonesia

memiliki pelbagai karakteristik didalam menjalankan usahanya. Di dalam

pembahasan mengenai penyelenggaran usaha perbankan di Indonesia ini, penulis

akan membahas mengenai pengertian,asas,dan manfaat lembaga

perbankan.Kemudian mengenai bentuk-bentuk badan hukum usaha perbankan,

dan yang terakhir mengenai jenis-jenis lembaga perbankan.

1. Pengertian,Asas,Tujuan, dan Manfaat Perbankan

a. Pengertian

Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang melaksanakan

fungsi dan melayani setiap kepentingan pembangunan dalam masyarakat dalam

rangka memberikan kredit kepada masyarakat yang membutuhjannya dan juga

mengeluarkan kertas-kertas berharga.

Rumusan tersebut dipengaruhi oleh situasi dan kondisi perbankan pada

saat rumusan tersebut dibuat. Seperti diketahui bahwa bank merupakan suatu

bentuk usaha yang dinamis, sehingga gambaran tentang bank pada masa-masa

(2)

saat ini. Adapun pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh beberapa pakar,

yaitu :

1) Menurut Prof. Dr. Mustafa Siregar

“Bank adalah lembaga moneter yang berhubungan dengan

peredaran uang sebagai pangkal utamanya yang bertolak dari pelaksanaan

anggaran belanja dan pendapatan negara yang membuka pintu keluar

masuknya uang dari dan ke tangan masyarakat yang mempunyai pengaruh

secara langsung kepada nilai tukar uang49

2) Menurut R.G. Hathway :

“ Bank adalah semua badan yang mengadakan jual-beli kredit”50

3) Menurut G.M. Verryn Stuart

“Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan

kebutuhan kredit bank dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau

dengan uang yang diperoleh dari pihak lain, maupun dengan jalan

memperedarkan alat-alat penukar yang berupa uang giral.”51

4) Menurut O.P Simorangkir :

49Mustafa Siregar, Pengantar beberapa Pengertian Hukum Perbankan,

(Medan,USU-Press, 1987), hlm. 1

50Ibid

51Bambang Sunggono Pengantar Hukum Perbankan, (Bandung: Mandar Maju, 2000),

(3)

“Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang

bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa. Pemberian kredit itu dilakukan

baik dalam modal sendiri atau dengan dan-dana yang dipercayakan oleh

baik dalam modal sendiri atau dengan dana-dana yang dipercayakan oleh

pihak ketiga dengan jalan memperedarkan alat-alat pembayaran berupa

giral.”52

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”

Pada hakekatnya yang dimaksud dengan bank adalah semua badan usaha

yang didirikan unuk menyediakan jasa-jasanya jika terdapat permintaan atau

penawaran akan kredit. Bila merujuk pada definisi bank yang diberikan oleh

undang-undang akan didapati adanya pengertian yang sedikit berbeda, tetapi tidak

meniadakan fungsi bank sebagai bentuk usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali.

Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah

diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

selanjutnya disebut dengan Undang-undang Perbankan, menyebutkan pengertian

bank adalah sebagai berikut:

53

52

Ibid

53Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, LN Nomor 31 , TLN Nomor

(4)

Sedangkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang selanjutnya

disebut dengan Undang-undang Perbankan memberikan defenisi yang sama

dengan yang ada pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992, hanya saja pada

undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 ada menambahnya bentuk dana yang

disalurkan kepada masyarakat itu yakni berupa bentuk kreditdan/atau

bentuk-bentuk lainnya.

Selain definisi bank, dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998

menyertakan juga pengertian dari perbankan itu sendiri. Adapun pengertiannya

adalah sebagai segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan

usahanya.54

b. Asas-asas Perbankan

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan

bahwa bank adalah salah satu jenis lembaga keuangan. Dimana didalam

menjalankan usahanya yang salah satunya adalah sebagai penghimpun dana. Dan

lewat dana tersebut digunaka kepada berbagai instrumen penyaluran dana, baik itu

kepada masyarakat, maupun sebagai salah satu sarana penyedia modal dalam

pembangunanan ekonomi.

1) Asas Demokrasi Ekonomi

54Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan undang-undang No. 7

(5)

Perbankan Indonesia sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 2

Undang-undang Perbankan didasarkan pada demokrasi ekonomi. Dengan

dasar seperti itu maka mempunyai arti bahwa masyarakat harus memegang

peranan aktif dalam kegiatan perbankan, sedangkan pemerintah dalam hal

ini Bank Indonesia yang telah dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan ,

bertindak memberikan arahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan dunia

perbankan, sekaligus memberikan iklim yang sehat bagi

perkembangannya.55

a) Sistem Free Fight Liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap

manusia dan bangsa lain, yang dalam sejarahnya di Indonesia telah

menimbulkan dan menyebabkan kelemahan struktural posisis Indonesia

didalam ekonomi dunia.

Sebaliknya, demokrasi ekonomi harus menghindarkan ciri-ciri yang

bersifat negatif , seperti:

b) Sistem Etatisme, didalam mana negara beserta aparatur ekonomi negara

bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi

unit-unit ekonomi diluar sektor negara.

c) Monopoli yang merugikan masyarakat.56 2) Asas Kepercayaan

Asas Kepercayaan adalah suatu asas yang menyatakan bahwa usaha bank

dilandasi oleh hubungan kepercayaan antara bank dengan nasabahnya.Bank

55Muhammad Dhujana ,Op.Cit., hlm.152

(6)

terutmaa bekerja dengan dana dari masyarakat yang disimpan padanya atas dasar

kepercayaan, sehingga setiap bank perlu terus menjaga kesehatannya dengan tetap

memelihara dan mempertahankan kepercayaan masyarakat padanya.57Kemauan masyarakat untuk menyimpan sebagian uangnya dibank, semata-mata dilandasi

oleh kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperolehnya kembali pada waktu

yang diinginkan atau sesuai dengan yang diperjanjikan dan disertai dengan

imbalan. Sutan Remy Sjahdeni menyatakan bahwa hubungan antara bank dengan

nasabah penyimpan dana adalah hubungan pinjam-meminjam uang antara debitur

(bank) dan kreditur (nasabah).58

3) Asas Kerahasiaan

Asas kerahasiaan adalah asas yang mengharuskan atau mewajibkan bank

merahasiakan segala sesautu yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain

dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib

dirahasiakan.59Kerahasiaan iniadalah untuk kepentingan bank sendiri karena bank memerlukan kepercayaan masyarakat yang menyimpan uangnya di bank. Dalam

pasal 40 UU Perbankan menyatakan bahwa bank wajib merahasiakan mengenai

nasabah penyimpan dan simpanannya60

4) Asas Kehati-hatian (Prudential Principle)

57Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia (Bandung: Gramedia

Pustaka Utama,2003) hlm. 14

(7)

Asas kehati-hatian adalah suatu asas yang menyatakan bahwa bank dalam

menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip

kehati-hatian dalam rangka melindungi dan masyarakat yang dipercayakan padanya.61 Tujuan diberlakukannya prinsip kehati-hatian diharapkan agar kepercayaan

masyarakat bersedia dan tidak ragu-ragu mrnyimpam dananya di bank.62

c. Fungsi dan manfaat perbankan

Adapun fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun

dana masyarakat.63

1) agent of trust

Secara lebih spesifik fungsi bank adalah sebagai berikut:

Dasar utama dari suatu bank adalah kepercayaan atau dengan kata lain

adalah trust. Masyarakat yang menyimpan dana kepada bank berarti

memiliki rasa kepercayaan terhadap bank tersebut. Bank yang dipercaya

oleh masyarakat hendaknya dapat menjaga dan memelihara dana-dana

masyarakat yang dipercayakan kepadanya. Begitu pula antara bank dan para

debitur, dana-dana yang cair menandakan bahwa pihak bank percaya kepada

debitur tersebut.

2) Agent of Development

Berkaitan dengan sektor moneter dan sektor riil. Antara sektor moneter

dan sektor riil yang terdapat dalam masayarakat keduanya tidak dapat

61Ibid. 62Ibid.

(8)

dipisahkan, sektor-sektor tersebut saling berinteraksi. Sektor riil tidak akan

berjalan dengan baik apabila sektor moneternya tidak berjalan dengan baik.

Dalam hal ini tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat

dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan ekonomi di sektor rill.

3) Agent of Serices

Selain melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana,

bank juga memberikan penawaran jasa-jasa yang ditawarkan bank, ini erat

kaitannya dengan kegiatan pengiriman uang, pemberian jaminan bank, jasa

penitipan barang berharga, dan lain-lain.

Adapun bank tentunya memberikan manfaat bagi banyak pihak, manfaat

tersebut antara lain:

1) Sebagai model investasi yaitu transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai

salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan

jenis investasi jangka pendek (yield enhacment).

2) Sebagai cara melindungi nilai yaitu transaksi derivatif dapat berfungsi

sebagai salah satu cara untuk ,enghilangkan risiko dengan jalan lindung

nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk management.

3) Informasi harga yaitu transaksi derivaif dapat berfungsi sebagai saran

mencari atau ,memberikan informasi tentang harga barang komoditi

(9)

4) Fungsi spekulaif yaitu transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan

spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari

transaksi derivatif itu sendiri.

5) Fungsi manajemen produksi berjalan denghan baik dan efiien yaitu

transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen

produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan

kebutuhan pasar dimasa mendatang.

B. Tujuan Perbankan

Adapun tujuan perbankan adalah menunjang pembangunan nasional dalam

rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional

kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.64 Sementara itu, tujuan dari

pengaturan dan pengawasan terhadap bank diarahkan untuk mengoptimalkan

fungsi perbankan Indonesia agar tercipta sistem perbankan yang sehat dan

menyeluruh maupun individual, dan mampu memelihara kepentingan masyarakat

dengn baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian

nasional. Disisi lain tujuan Bank Indonesia dalam kapasitasnya sebagai bank

sentral mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan

nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan

nilai mata uang terhadapmbarang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang

negara lain.65

64Ibid,Pasal 4

(10)

C. Bentuk-bentuk Hukum Bank

Bentuk-bentuk hukum bank di Indonesia mengacu pada jenis bank itu

sendiri, maksudnya bentuk hukum jenis bank umum bentuknya bisa saja berbeda

dengan bentuk hukum pada bank perkreditan rakyat. Pasal 21 Undang-undang

Perbankan mengatur bahwa:

Bentuk Hukum suatu bank umum dapat berupa:

a. perseroan Terbatas;

b. koperasi; atau

c. perusahaan daerah.

Pada Undang-undang Perbankan Tahun 1992, bank yang berbentuk

persero masih ada, tidak dijumpai lagi bentuk hukum perbankan persero.

Tetapi dalam Undang-undang Perbankan Tahun 1998 bentuk “persero” tidak

disertakan lagi. Meskipun banyak dari Bank Milik Negara sekarang ini masih

menyebutkan namanya sebagai PT. Persero akibat dari perubahan Pasal 21

Undang-undang Perbankan tahun 1992 (dari yang semula bentuk hukumnya

Perusahaan negara yang masing-masing masing berdasarkan undang-undang

khusus dan bilamana diubah lagi akan memerlukan dana dan proses yang

panjang)66

b. Bentuk hukum suatu bank perkreditan rakyat dapat berupa perusahan

daerah, koperasi, perseroan terbatas, atau “bentuk lain” yang ditetapkan

dengan peraturan pemerintah. Bentuk lain yang dimaksud adalah bentuk

(11)

yang ”bukan badan hukum”, seperti yang tertera dalam Pasal 58

Undang-undang Perbankan, antara lain, bank desa, bank pasar, bank

kredit desa, bank karya produksi desa, dan lumbung desa.67

D. Jenis Bank

a. Jenis Bank menurut fungsinya

Bank menurut fungsinya ada tiga jenis, yaitu Bank Sentral, Bank Umum

dan Bank Perkreditan Rakyat.

Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya dimulai ketika keluar sebuah undang-undang baru yaitu

Undang-undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia selanjutnya

disebut Undang-undang Bank Indonesia, Pada undang-undang ini

memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang

independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur

tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara

tegas diatur undang-undang ini.

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah dalam kegiatanya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.68

67Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 260.

68Ibid Pasal 1 ayat 3

(12)

umum sendiri secara eksplisit dapat dilihat dalam Pasal 6 Undang-undang

Perbankan.69

Secara garis besar adapun kegatan Bank Umum meliputi:

menghimpun dana, memberikan kredit,menerbitkan surat pengakuan utang,

membeli dan atau menjual atau menjamin atas resiko sendiri dan untuk

kepentingan nasabah terkait surat-surat berharga yang dikeluarkan. Seperti

wesel, surat pengakuan utang, obligasi, dan Sertifikat Bank Indonesia,

memindahkan uang, menepatkan dana, menerima pembayaran, menyediakan

tempat untuk penyimpanan surat berharga, membeli melalui pelelangan

agunan, melakukan kegiatan piutang, dan juga dapat melakukan kegiatan

usaha secara syariah dan melakukan kegiatan lain yang lazimnya dilakukan

oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan.70

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melakukan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Adapun usaha bank

perkreditan rakyat secara garis besar yakni menghimpun dana dari

masyarakat dalam benuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan,

dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, kemudian yang kedua

adalah memberikan kredit.71

69Ibid., Pasal 6 70Loc.Cit.

(13)

Terakhir adalah menyediakan pembiayaan dan penempetan dana

berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia. Didalam melaksanakan kegiatan usahanya yang berdasarkan

prinsip syariah, BPR tidak diperkenankan melakukan kegiatan secara

konvensional, dan begitu juga sebaliknya.72

b. Berdasarkan kepemilikan

Berdasarkan kepemilikannya, bank dapat dibedakan menjadi: Bank

Pemerintah, bank swasta nasional, bank asing, dan bank campuran.Bank

milik pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya

dimiliki oleh pemerintah melalui penyertaan modal, sehingga seluruh

keuntungan Bank dimiliki oleh pemerintah, kecuali apabila bank tersebut

berbentuk sudah sebagian porsi sahamnya dimiliki publik atau perusahaan

terbuka.73Bank Pemerintah daeerah (BPD) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi.74 Tugas utama Bank Pembangunan Daerah adalah mengusahakan pembiayaan proyek-proyek pembangunan

semesta dengan jalan menghimpun dan mengerahkan dana-dana pemerintah

dan masyarakat daerah.75

Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh

atausebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta aktependiriannya

72Ibid., hlm. 262 73

Taswan, Manajemen Perbankan,(Bandung:Upp Stim Ykpm, 2010), hlm. 9

74Ibid., hlm 10.

75

Dewi Nur Sa’dah,Skripsi, Analisis rasio camel terhadap ekspansi kredit bank umum

swasta nasional devisa dan bank umum swasta nasional non devisa ,( Surakarta: Fakultas Hukum

(14)

didirikan oleh swasta dan pembagian keuntungandiambil oleh swasta. Dalam

bank swasta milik nasional termasuk pulabank-bank yang dimiliki oleh badan

usaha yang berbentuk koperasi.76

Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di -luar

negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.77 Beberapa manfaat masuknya bank asing terutama ke negara berkembang

antara lain dapat berupa meningkatkan kesehatan bank, meningkatkan tingkat

persaingan disektor perbankan, akses yang lebih mudah,transfer keterampilan

yang lebih mudah dan beberapa manfaat lainnya.78

Dony Abdul Chalid, Disertasi, Ownership, Multiple Blockholders and Performance:

A study of the Indonesian Banking Industry,(Bologna:: Fakultas Manajemen Bisnis

Universita di Bologna, 2012) hlm. 20. menurut (Claessens, Demirgüç-Kunt, & Huizinga, Micco, Panizza, & Yañez,Unite &Huizinga) adapun manfaat kehadiran bank asing adalah :

a. Meningkatkan kesehatan bank, karena biasanya

bank induk bank asing memiliki sistem keuangan yang diatur dengan baik.

b. Meningkatkan tingkat persaingan di sektor perbankan yang dapat menyebabkan efisiensi yang lebih tinggi.

c. Memberikan akses yang lebih besar modal dan likuiditas yang guling kekuatan neraca bank dan jumlah rata-rata pinjaman

d. Transfer keterampilan dan teknologi ke bank lokal yang meningkatkan manajemen risiko melindungi sistem keuangan pasar dengan mendorong standar yang lebih tinggi dalam audit, akuntansi dan risiko kredit, dan pengawasan.

e. Alokasi kredit ke sektor swasta dapat ditingkatkan karena diharapkan bahwa evaluasi terhadap harga risiko kredit akan lebih mutakhir

f. Diharapkan bank asing akan memberikan sumber kredit yang lebih stabil, karena mereka dapat merujuk kepada induk perusahaan untuk dana tambahan dan memiliki akses yang lebih mudah untuk pasar internasional.

g. Dengan demikian pasar keuangan domestik akan kurang rentan terhadap guncangan dalam negeri

(15)

Bank Campuranmerupakan cabang dari bank yang ada di luarnegeri,

baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatunegara.79

Pada prinsipnya tidak berbeda dengan apa yang dilakukan oleh bank

umum swasta nasional,bank umum pemerintah. Kegiatan utama dari bank

campuran biasanya memberikan pembiayaan usaha pembiayaan perdagangan

internasional (international financing), dan kredit bagi sektor-sektor industri

dan produksi. Contoh dari bank campuran adalah PT.ANZ Bank, PT. Bank

Commonwealth, PT QNB Bank, PT. Bank BNP Paribas, PT. Rabobank

International Indonesia, dan lain-lain

Sementara

itu, dalam Undang-undang Perbankan Bank campuran adalah :

“Bank Umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih Bank Umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh warga negara Indonesia, dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri”

80

E. Pengaturan Pendirian Perbankan di Indonesia

1. Bank umum

a. Perizinan

Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin

usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari Pimpinan

79Dewi Nur Sa’dah Op.Cit., hlm. 28.

80

Direktori Perbankan Indonesia

(16)

Gubernur Bank Indonesia.81 Kegiatan menghimpun dana dari masyarakat oleh siapapun pada dasarnya merupakan kegiatan yang perlu diawasi,

mengingat dalam kegiatan itu terkait kepentingan masyarakat yang dananya

disimpan pada pihak yang menghimpun dana tersebut.82

1) persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan

pendirian Bank;

Pendirian Bank umum diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI)

No.: 2/27/PBI/2000, yang telah dirubah menjadi Peraturan Bank Indonesia

No.: 11/ 1 /PBI/2009.

Pendirian Bank di Indonesia hanya dapat dilakukan dengan izin dari

Ketua OJK. Adapun izin yang dimaksud dilakukan dengan dua tahap yakni :

2) izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan

usaha Bank setelah persiapan persetujuan prinsip selesai

dilakukan.83

Bank umum hanya dapat didirikan oleh warga negara Indonesia

dan/atau badan hukum Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia dengan

warga negara asing dan/atau badam hukum asing secara kemitraan.

81

Soedjono Dirdjosisworo, Op.Cit., hlm. 20.

82

Ibid..

83Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan undang-undang No. 7 Tahun

(17)

Adapun ketentuan mengenai persyaratan pendirian pendirian yang wajib

dipenuhi pihak-pihak ditetapkan oleh Bank Indonesia.84

”Untuk Mendirikan bank umum dan juga bank campuran,modal

disetor ditetapkan sekurang-kurangnya tiga triliun rupiah”

Dalam ketentuan Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun

1998 tentang perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1992

Tentang Bank Umum yang selanjutnya disebutkan dengan Peraturan

Pemerintah tentang Bank Umum disebutkan bahwa:

85

Modal disetor sebesar Rp 3.000.000.000.000,00 (tiga triliun rupiah)

pada penjelasan diatas adalah setoran yang dilakukan dalam bentuk

setoran tunai, diluar setoran dalam bentuk lain yang dimungkinkan oleh

peraturan perundang-undangan yang berlaku.86

“Dalam penjelasan ulang tentang persyaratan permohonan bank

dimaksud,diharapkan usaha perbankan dapat lebih mendukung

Dalam penjelasan umum Peraturan pemerintah tentang Perbankan

dikatakan bahwa:

84Ibid, Pasal 22

85Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 70 Tahun 1992 Tentang Bank Umum LN.Nomor 163 TLN 3782 (“Peraturan Pemerintah Bank Umum”)

86

(18)

kehidupan perekonomian dalam menghadapi tantangan di masa yang

akan datang”87

1) Modal dasar bank umum ditetapkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah masing-masing yang perubahan dan besarnya ditetapkan dalam peraturan daerah.

Sementara itu, modal disetor untuk bank umum yang berbentuk

koperasi adalah simpanan pokok, wajib, dan hibah sebagaimana diatur

dalam Undang-undang Perkoperasian. Pengaturan permodalan untuk bank

umum yang berbentuk perusahaan daerah tetap mengacu pada

Undang-undang Perbankan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8

Tahun 1992 Pasal 6 Permendagri tersebut menentukan bahwa:

2) Sebagian besar/mayoritas modal bank merupakan penyertaan dari pemerintah daerah.

3) Penyertaan saham tersebut merupakan kekayaan pemda yang dipisahkan. Penyertaan modal untuk pihak ketiga pada bank dimungkinkan dengan memperhatikan ketentuan mayoritas saham bagi pemda dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.88

Bank umum selalu berbentuk perseroan terbatas, bank umum yang

berbentuk perusahaan daerah hampir tidak ada, yang ada hanya bank milik

daerah. Bank umum yang berbentuk koperasi juga jarang ditemukan,

bahkan hampir tidak ada. Hal ini dikarenakan koperasi masih sulit

mengembangkan diri menjadi badan usaha dengan modal jumlah besar

(kuat) dan dikelola secara profesional.89

2. Bank Campuran

87Ibid., Bagian Penjelasan umum 88

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1992 Tentang Penyesuaian Peraturan Pendirian Bank Pembangunan Daerah Pasal 6.

89Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia (Bandung; Citra Aditya Bakti,

(19)

Pada Pasal 22 Undang-undang Perbankan,dinyatakan bahwa Bank Umum

hanya dapat didirikan oleh WNI dan atau badan hukum Indonesia dengan WNA

dan atau badan hukum asing secara kemitraan. Kemitraan sering diartikan dalam

berbagai langkah konkrit baik itu seperti akuisisi saham perusahaan perbankan,

merger, bahkan berupa joint venture untuk menciptakan sebuah perusahaan

perbankan baru.90

a. warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia; atau

Pengaturan mengenai pendirian perbankan campuran secara

mekanisme diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.2/27/PBI/2000

tanggal 15 Desember 2000 tentang Bank Umum yang selanjutnya disebut dengan

PBI tentang Bank Umum, dipertegas pada klausul pada pasal 5 yang menegaskan

bahwa:

“Bank hanya dapat didirikan oleh:

b. warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan.”

Selain ketentuan mengenai subjek yang dapat mendirikan bank tersebut

diatas, tidak ada lagi hal spesifik yang membedakan antara bank umum dan bank

campuran didalam proses pendiriannya. Ketentuan-ketentuan yang ada pada pada

bank umum juga berlaku sama dengan bank campuran seperti yang diatur dalam

PBI tentang Bank Umum, dimana terbukti ketentuan yang samalah dipakai untuk

pengaturan untuk bank umum dan bank campuran.

90

(20)

Terkait perbankan berbentuk kemitraan terkhususnya mengenai modal

disetor, kemudian diatur dalam dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

No.32/33/Kep/Dir tahun 1999 Tentang Bank Umum yang selanjutnya disebut

sebagai SK Direksi BI. Dalam Pasal 4 SK Direksi BI tersebut ditetapkan bahwa:

“Modal disetor untuk mendirikan bank umum minimum tiga triliun rupiah. Dalam hal modal disetor untuk bank yang didirikan melalui kemitraan dengan pihak asing yang berasal dari warga negara asing dan/atau badan hukumm asing ditetapkan maksimum 99% dari modal disetor bank yang bersangkutan”91

3. Kantor Cabang Bank Asing

Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) merupakan kantor dari bank yang

berkedudukan di luar negeri yang didirikan berdasarkan hukum asing dan

berkantor pusat di luar negeri dimana pertanggung jawaban bank tersebut adalah

kepada Bank pusat. Pembukaan KCBA ini setidak-tidaknya wajib memenuhi

beberapa persyaratan awal berupa mendapatkan izin dari Direksi Bank Indoesia.

Selain ijin pembukaan, Bank yang akan membuka kantor cabang wajib:92

a. Memiliki peringkat dan reputasi baik (peringkat dan reputasi baik adalaha

peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat internasional

terkemuka, seperti Moodys’s, Standard & Poor’s, atau lembaga

pemeringkat interbasional lainnya yang setingkat, dengan predikat

menimal A atau setara

b. Memiliki aset yang termasuk dalam 200 (dua ratus) besar dunia

91Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/33/Kep/Dir tahun 1999 Pasal 4

(21)

c. Menempatkan Dana usaha dalam valuta rupiah atau dalam valuta asing

sekurang-kurangnya setara dengan Rp 3.000.000.000.000,00 (tiga triliun

rupiah).93

4. Perwakilan Bank Asing

Kantor Perwakilan Bank Asing adalah kantor dari bank yang berkedudukan

diluar negeri yang bertindak semata-mata sebagai penghubung antara bank yang

berkedudukan di luar negeri dengan nasabahnya94

Pembukaan Kantor Perwakilan Bank asing dapat dilakukan apabila bank

yang akan membuka Kantor Perwakilan memiliki total aset yang termasuk dalam

300 besar dunia95

a. Memberikan keterangan kepada pihak ketiga mengenai syarat dan tata cara

dalam melakukan hubungan dengan Kantor Pusat/Kantor Cabangnya di

luar negeri;

Kantor Perwakilan Bank Asing hanya diperkenankan untuk melakukan

kegiatan antara lain:

b. Membantu Kantor Pusat atau Kantor Cabangnya di luar negeri dalam

mengawasi agunan kredit yang berada di Indonesia; dan

c. Bertindak sebagai pemegang kuasa dalam menghubungi instansi/lembaga

guna keperluan Kantor Pusat atau Kantor Cabangnya di luar negeri;

93Peraturan Bank Indonesia No.32/37/KEP/DIR 1999 Pasal 2 dan 3

94

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1999 tentang ketentuan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor perwakilan dari bank yang berkedududukan di luar negeri LN. Nomor 51 TLN. Nomor 3830 Pasal 1 ayat 5

(22)

d. Bertindak sebagai pengawas terhadap proyek-proyek yang sebagian atau

seluruhnya dibiayai oleh Kantor Pusat atau Kantor Cabangnya di luar

negeri;

e. Melakukan kegiatan promosi dalam rangka memperkenalkan bank;

f. Memberikan informasi mengenai perdagangan ekonomi dan keuangan

Indonesia kepada pihak luar negeri atau sebaliknya;

g. Membantu para eksportir Indonesia guna memperoleh akses pasar di luar

negeri melalui jaringan internasional yang dimiliki Kantor Perwakilan atau

sebaliknya.96

5. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

a. Pendirian BPR

Bank Perkreditan Rakyat hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh

warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya

adalah warga negara Indonesia,pemerintah daerah, atau dapat dimiliki

bersama oleh ketiganya.97

Berbeda dengan bank umum, bentuk hukum BPR dapat berupa badan

hukum dan bukan badan hukum. Pasal 21 ayat (1) Undang-undang Perbankan

menentukan bahwa bentuk hukum suatu BPR dapat berupa perusahaan

daerah,koperasi, perseroan terbatas, atau “bentuk lain” yang ditetapkan dalam

peraturan pemerintah. Bentuk lain yang dimaksud adalah bentuk yang “bukan

badan hukum”, seperti tertera dalam Pasal 58 Undang-undang Perbankan,

96Ibid

(23)

antara lain, bank desa, bank pasar, bank kredit desa, bank karya produksi desa,

dan lumbung desa98

Selain itu mengenai permodalan yang diatur dalam Surat Keputusan

Direksi Bank Indonesia ditetapkan besaran-besaran setiap daerah untuk

permodalan yang berbeda-beda. Untuk daerah DKI Jakarta dan sekitarnya

minimal harus memiliki modal dua milyar rupiah. Untuk provinsi diluar DKI

Jakarta dan beberapa kabupaten disekitar Jakarta sekurang-kurangnya satu

miliar rupiah. Untuk daerah yang berada di ibukota propinsi diluar DKI

Jakarta sekurang-kurangnya lima ratus juta rupiah. .

99

Pengaturan izin usaha BPR sama dengan pengaturan izin usaha bank

umum, Oleh karena itu, kegiatan menghimpun harus mendapat izin baik bank

umum maupun berbentuk BPR.100

F. Pengaturan Pendirian Lembaga Perbankan Indonesia di Luar Negeri

98Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 260

99

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/35/Kep/Dir tentang BPR pasal 4 ditetapkan :

a. Modal disetor untuk mendirikan BPR yang didirikan diwilayah DKI Jakarta Raya dan Kabupaten/Kota Tangerang, Bogor, dan Bekasi, Karawang, sekurang-kurangnya sebesar dua milyar rupiah.

b. Modal disetor untuk mendirikan BPR yang didirikan di wilayah ibukota propinsi diluar wilayah DKI Jakarta Raya dan Kabupaten/kota Tangerang, Bogor,Bekasi, dan Karawang, sekurang-kurangnya satu milyar rupiah.

c. Modal disetor untuk mendirikan BPR yang didirikan di wilayah ibukota provinsi di luarwilayah DKI Jakarta Raya, dan Kabupaten/kota Tangerang, Bogor,Bekasi, dan Karawang, sekurang-kurangnya sebesar lima ratus juta rupiah

100Op.Cit.,Undang-undang PerbankanPasal 16 ayat 1

“Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat

(24)

Pendirian perbankan yang dimaksud disini adalah pendirian berupa

pembukaan kantor cabang, kantor perwakilan, dan jenis-jenis kantor lainnya baik

yang memperoleh izin pimpinan Bank Indonesia. Kegiatan yang dapat dilakukan

oleh kantor cabang setidaknya mencakup penghimpunan dana dan sistem

pembayaran. Sementara itu kegiatan yang dapat dilakukan oleh kantor perwakilan

yaitu hanya mencakup kegiatan pemasaran.101

1. Perizinan

Izin dalam pembukaan/ pendirian bank haruslah dilaksanakan dalam

waktu satu tahun terhitung sejak izin dari Pimpinan Bank Indonesia

diterbitkan, dan dapat diperpanjang paling lama satu tahun berdasarkan alasan

yang dapat dipertanggung jawabkan.102

a. Telah menjadi Bank devisa paling kurang 24 (dua puluh empat) bulan. Adapun pemberian izin hanya dapat dilakukan apabila:

b. Telah mencantumkan rencana pembukaan kantor cabang, kantor

perwakilan, dan jenis-jenis kantor lainnya di luarn negei dalam rencana

bisnis bank.

c. Memenuhi persyaratan tingkat kesehatan, kecukupan modal dan profil

resiko, dan

`101 Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/27/PBI/2011 Pasal 42 ayat (1) dan (2)

(25)

d. Mempunyai alamat atau tempat kedudukan kantor operasional yang

jelas.103

Atas permohonan tersebut diatas apakah ditolak ataupun disetujui atas

pembukaan Kantor Cabang, kantor perwakilan, dan jenis-jenis kantor lainnya,

maka Bank Indonesia melakukan:

a. Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen; dan

b. Analisis yang mencakup antara lain kemampuan bank termasuk tingkat

kesehatan dan hasil studi kelayakan.104

Pembukaan kantor diluar negeri haruslah mendapat izin dari otoritas negara

setempat, dan pelaksanaan pembukaan kantor tersebut wajib dilaporkan oleh bank

kepada Bank Indonesia melalui mekanisme pelaporan sebagaimana diatur dalam

ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan kantor pusat bank umum.105

Referensi

Dokumen terkait

Tulangan bagi yang dipasang pada arah memanjang jembatan, As' = 50% As = 50%. Gunakan diameter tulangan bagi, dt’ =

Wajib bagi wanita/ istri untuk taat kepada suaminya dalam perkara yang ia perintahkan dalam batasan kemampuannya, karena hal ini termasuk keutamaan yang Allah berikan kepada kaum

Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan

dengan baik dan benar termasuk pada kategori baik dengan skor 4, (c) kemampuan siswa dalam menguraikan kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN)/CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN.. PT PAN INDONESIA

Penderita DM harus membiasakan diri untuk makan tepat pada waktu yang telah di tentukan. Penderita DM makan sesuai jadwal, yaitu 3 kali makan utama, 3 kali

Ada yang lagi ga bisa tdur karena ingin bertemu dengan si dia??. Ga ada, ya sudah berrti hanya

Mengingat , bahwa dalam resolusi no. 7 dari Kongres Ketujuh, Komite diserukan untuk mempertimbangkan kebutuhan akan pedoman yang berkaitan, antara lain, dengan