• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI

NO. 11 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

( RPJMD )

KOTA BEKASI

TAHUN 2013 - 2018

(2)

DAFTAR ISI

Hal PERATURAN DAERAH

DAFTAR ISI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GRAFIK ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I. Pendahuluan ... 1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Dasar hukum penyusunan ... 2

1.3. Hubungan antar dokumen ... 4

1.4. Sitematika penulisan ... 5

1.5. Maksud dan tujuan ... 7

BAB II. Gambaran Umum Daerah ... 8

2.1 Aspek Geografi dan Demografi... 8

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... 21

2.3 Aspek Pelayanan Umum ... 38

BAB III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan ... 42

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu ... 42

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ... 51

3.3 Rencana Kebijakan Pengelolaan Keuangan……….. . 52

BAB IV. Analisis Isu-Isu Strategis ... 59

4.1 Permasalahan Pembangunan ... 59

4.2 Isu Strategis Kota Bekasi ... 67

BAB V. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ... 70

5.1 Visi ... 70

5.2 Misi ... 71

5.3 Tujuan dan Saran ... 73

BAB VI. Strategi dan Arah Kebijakan ... 78

6.1 Strategi Pembangunan ... 78

6.2 Arah Kebijakan Pembangunan ... 79

BAB VII. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah ... 82

7.1 Kebijakan Umum ... 82

7.2 Program Pembangunan Daerah ... 89

BAB VIII. Indikasi Program Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan………. 128

BAB IX. Penetapan Indikator Kinerja Daerah ... 166

BAB X. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan ... 174

10.1 Kaidah Pelaksanaan ... 174

(3)

KATA PENGANTAR

RPJMD merupakan penerjemahan yang tepat dan sistematis atas visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah ke dalam tujuan, strategi, Rancangan RPJMD Kota Bekasi 2013-2018, kebijakan, dan program pembangunan daerah selama masa jabatan. Program, kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber pendanaan yang dirumuskan dalam RPJMD, RKPD, Renstra SKPD dan Renja SKPD disusun berdasarkan pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta perencanaan dan penganggaran terpadu; kerangka pendanaan dan pagu indikatif; urusan wajib yang mengacu pada SPM sesuai dengan kondisi nyata daerah dan kebutuhan masyarakat, atau urusan pilihan yang menjadi tanggungjawab SKPD. Rancangan RPJMD disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RTRW, memperhatikan RPJMN, RPJMD provinsi, RPJMD dan RTRW kabupaten/kota lainnya. Rancangan RPJMD menjadi pedoman SKPD dalam menyusun rancangan renstra SKPD.

RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018 disusun sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta bersifat indikatif. Selain dari itu, RPJM Kota Bekasi Tahun 2013-2018 juga digunakan sebagai landasan bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) pada setiap tahunnya dimulai dari tahun 2013 sampai dengan 2018. RKPD merupakan rencana kerja tahunan yang memuat prioritas pembangunan daerah, arah kebijakan keuangan daerah, rencana kerja serta kerangka anggaran pembangunan daerah, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, maupun yang berupa stimulasi pembangunan kepada masyarakat untuk mendorong partisipasi masyarakat.

RPJMD Kota Bekasi diharapkan agar dapat dipahami oleh semua komponen Stakeholder pembangunan dan menjadi acuan utama pembangunan, agar dalam masa 5 tahun ke depan semua cita-cita yang telah kita canangkan dapat terlaksana dengan baik.

WALIKOTA BEKASI

(4)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Profil Sungai di Wilayah Kota Bekasi 9

Tabel 2.2 Status Kelas dan Mutu Air Sungai Utama di Kota Bekasi Tahun 2011 ……….

10 Tabel 2.3 Suhu Rata-Rata Bulanan di Kota Bekasi Tahun 2010 …………. 13 Tabel 2.4 Rencana Kawasan Lindung Kota Bekasi sesuai RTRW Kota

Bekasi tahun 2011-2031 ……… 14

Tabel 2.5 Klasifikasi Penggunaan Lahan Berdasarkan Kawasan di Kota BekasiTahun 2010 ………

15 Tabel 2.6 Klasifikasi Penggunaan Lahan Berdasarkan Kawasan dan

Wilayah di Kota Bekasi Tahun 2010 ………... 15 Tabel 2.7 Data Luasan Bencana Banjir di Kota Bekasi Tahun 2013 …… 17 Tabel 2.8 Data Jumlah Sebaran Lokasi Banjir Tahun 2013 ………. 17 Tabel 2.9 Komposisi Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Hasil

Sensus Penduduk tahun 2011………. 20

Tabel 2.10 Produk Domestik Regional Bruto Kota BekasiAtas Dasar Harga Berlaku tahun 2008-2012 ………

21 Tabel 2.11 Produk Domestik Regional Bruto Kota Bekasi Atas Dasar

Harga Konstan tahun 2008-2012 ……….. 22 Tabel 2.12. Perkembangan PDRB per Kapita Kota Bekasi Tahun

2008-2011………. 23 Tabel 2.13 Laju Inflasi (%) Kota Bekasi Tahun 2008-2013 (menurut

bulan)……….. 24

Tabel 2.14 Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Kota Bekasi, Jawa Barat dan Indoensia Tahun 2008-2012 ………. 25 Tabel 2.15 Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Bekasi Tahun

2008-2012 ……… 27 Tabel 2.16 Perkembangan Angka Rata-Rata Lama Sekolah Tahun

2008-2012 ……… 28 Tabel 2.17 Perbandingan Angka Harapan Hidup Kota Bekasi, Jawa Barat

dan Indonesia Tahun 2008-2012……….. 28 Tabel 2.18 Pengeluaran per Kapita di Sesuaikan Masyarakat Bekasi

Tahun 2008-2012 ……….. 30

Tabel 2.19 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar Kota Bekasi Tahun

2008-2012 ……… 30

Tabel 2.20 Perkembangan Angka Partisipasi Murni Kota Bekasi Tahun 2008-2012 ………

31

Tabel 2.21 Angka Kematian Ibu ………. 33

Tabel 2.22 Penyebab Kematian Ibu ……….. 34

Tabel 2.23 Banyaknya Kelahiran dan Kematian Bayi di Kota Bekasi ……… 34 Tabel 2.24 Kasus Balita Gizi Buruk ……….. 34 Tabel 2.25 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan 2008-2012 ………… 35 Tabel 2.26 Jumlah Penduduk Bekerja Kota Bekasi Tahun 2011 …………... 36 Tabel 2.27 Perkembangan Angka Kriminalitas di Kota Bekasi Tahun

2008-2012 ……… 37 Tabel 2.28 Jumlah Gedung Sekolah di Kota Bekasi Tahun 2008-2012 ….. 38 Tabel 2.29 Jumlah Guru di Kota Bekasi Tahun 2008-2012 ………. 39 Tabel 2.30 Jumlah Prasarana dan Sarana Kesehatan di Kota Bekasi

Tahun 2008-2012 ……….. 40 Tabel 2.31 Perkembangan Permohonan Izin Usaha di Kota Bekasi Tahun

2008-2011………. 41 Tabel 2.32 Nilai Investasi Berdasarkan Kategori Industri di Kota Bekasi

Tahun 2008 – 2011……… 41 Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan dan Realisasi Pendapatan Daerah

Tahun 2008 s.d Tahun 2012 Kota Bekasi ………. 47

(5)

Tabel 3.2 Realisasi Belanja APBD Kota Bekasi Tahun 2008-2012 ……….. 48 Tabel 3.3 Neraca Pertumbuhan Aset Daerah Kota Bekasi Tahun 2011

dan 2012 ……….. 50 Tabel 3.4 Porsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Bekasi

Tahun 2010-2012 ……….. 52

Tabel 3.5 Defisit Riil Anggaran Kota Bekasi Tahun 2010-2012 ……… 52 Tabel 3.6 Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Bekasi Tahun 2013-2018 … 56 Tabel 3.7 Proyeksi Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun 2013-2018 ……… 57 Tabel 3.8 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kota Bekasi Tahun 2013-2018 ... 58 Tabel 4.1 Jumlah Lokasi Banjir, Luas Genangan dan Penyebab

Terjadinya Banjir di Kota Bekasi Periode 2005 – 2007 …………. 61 Tabel 4.2 Sebaran Luasan Bencana Banjir di Kota Bekasi Tahun

2009-2010 ……… 62 Tabel 5.1 Keterkaitan antara Visi, Misi dan Isu Strategis Kota Bekasi

Periode 2013-2018 ………. 73

Tabel 5.2 Keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Bekasi periode 2013-2018 ……….. 75 Tabel 5.3 Keterkaitan antara 15 Isu Strategis Pembanguan dengan

Perencanaan Strategis Pembangunan ……… 77 Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Kota Bekasi

periode 2013-2018 ……… 81 Tabel 7.1 Indikasi Program dan Keterkaitan dalam Misi dan Kebijakan

Umum Pembangunan Kota Bekasi Tahun 2013-2018 …………. 90 Tabel 7.2 Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan Misi I ………….. 96 Tabel 7.3 Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan Misi II …………. 98 Tabel 7.4 Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan Misi III ………… 100 Tabel 7.5 Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan Misi IV ………… 104 Tabel 7.6 Sasaran, Strategi, dan Program Pembangunan Misi V …………. 106 Tabel 7.7 Indikasi Program Pembangunan Prioritas dan Kerangka

Pendanaan Tahun 2013-2018 ……….. 107

Tabel 8.1 Indikasi Program Pembangunan dan Kerangka Pendanaan

Tahun 2013-2018 ………. 129

Tabel 9.1 Indikator Kinerja Pembangunan Kota Bekasi Tahun 2013-2018 ………

(6)

DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 2.1 Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan per Bulan di Kota Bekasi Tahun 2010 ………..

11 Grafik 2.2 Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan per Bulan di Kota Bekasi

Tahun 2011 ……….. 12 Grafik 2.3 Perkembangan PDRB Kota BekasiTahun 2008-2011 ………….. 24 Grafik 2.4 Laju Inflasi Kota Bekasi Tahun 2008-2012 ……….. 26 Grafik 2.5 Perkembangan APK di Kota Bekasi Tahun 2008-2011 …………. 32 Grafik 3.1 Porsi PAD, Dana Perimbangan dan Lain-lain terhadap Total

Pendapatan Daerah Tahun 2008 – 2012 ……… 44 Grafik 3.2 Pertumbuhan Rata-Rata Pendapatan Daerah Kota Bekasi

Tahun 2008-2012 ……….. 44 Grafik 3.3 Pertumbuhan Rata-Rata Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun

2008-2012 ………. 46 Grafik 3.4 Porsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung terhadap

Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun 2008-2012 ……….. 46 Grafik 3.5 Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Bekasi Tahun 2013-2018 53 Grafik 3.6 Proyeksi Pertumbuhan Pendapatan Daerah Kota Bekasi Tahun

2013-2018 ………. 54 Grafik 3.7 Proyeksi Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun 2013-2018 ………. 55 Grafik 4.1 Perkembangan Luas Wilayah Tergenang Banjir Tahun

2015-2013 (Ha) ……… 63

(7)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.1 Diagram Alur Hubungan Dokumen Perencanaan Pembangunan ………

5 Gambar 4.1 Isu Streategis dan langka-langkah kongkrit pembangunan

Kota Bekasi.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap Pemerintah Daerah memiliki kewajiban untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. RPJMD Kota Bekasi 2013-2018 pada dasarnya merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Walikota dan Wakil WaliKota Bekasi terpilih. Selain dari itu, penyusunan RPJMD Kota Bekasi 2013-2018 juga berpedoman pada RPJP Kota Bekasi dan memperhatikan RPJM Nasional. RPJMD Kota Bekasi 2013-2018 memuat informasi tentang sumber daya yang diperlukan, keluaran serta dampak dari perencanaan pembangunan selama lima tahun yang berisi arah kebijakan keuangan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018 disusun sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta bersifat indikatif. Selain dari itu, RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018 juga digunakan sebagai landasan bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) pada setiap tahunnya dimulai dari tahun 2014 sampai dengan 2018. RKPD merupakan rencana kerja tahunan yang memuat prioritas pembangunan daerah, arah kebijakan keuangan daerah, rencana kerja serta kerangka anggaran pembangunan daerah, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, maupun yang berupa stimulasi pembangunan kepada masyarakat untuk mendorong partisipasi masyarakat.

Selanjutnya, karena RPJMD ini berfungsi sebagai dokumen publik yang merangkum rencana pembangunan lima tahunan dibidang pelayanan umum pemerintahan maka dalam proses penyusunannya dilakukan melalui serangkaian forum musyawarah perencanaan partisipatif, dengan melibatkan unsur-unsur pelaku pembangunan, oleh

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI Nomor : 11 Tahun 2013

(9)

karena itu, walaupun RPJMD ini bermula dari rumusan visi, misi dan indikatif program pasangan Walikota dan Wakil Walikota terpilih, matriks rencana program dan kegiatan lima tahunan yang diuraikan dalam dokumen ini adalah hasil kesepakatan seluruh unsur pelaku pembangunan di Kota Bekasi, dengan tetap memperhatikan kebijakan dan program strategis nasional dan provinsi.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan

Landasan hukum yang mendasari penyusunan RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :

a. Undang-UndangNomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

d. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

e. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas

Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

(10)

g. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;

h. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

i. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

k. PeraturanPemerintahRepublik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentangOrganisasiPerangkat Daerah;

l. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; m. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008

tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

n. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

o. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

p. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

q. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

r. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang PelaksanaanPeraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

s. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

(11)

Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

u. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029; v. Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;

w. Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;

x. Peraturan Daerah Kota Bekasi No. 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bekasi Tahun 2011-2031;

y. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Bekasi; z. Perturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 05 Tahun 2008 Tentang Lembaga Teknis Daerah Kota Bekasi;

aa. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Bekasi;

1.3 Hubungan Antar Dokumen

RPJMD merupakan penerjemahan yang tepat dan sistematis atas visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah ke dalam tujuan, strategi, Rancangan RPJMD Kota Bekasi 2013-2018, kebijakan, dan program pembangunan daerah selama masa jabatan. Program, kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber pendanaan yang dirumuskan dalam RPJMD, RKPD, Renstra SKPD dan Renja SKPD disusun berdasarkan pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta perencanaan dan penganggaran terpadu; kerangka pendanaan dan pagu indikatif; urusan wajib yang mengacu pada SPM sesuai dengan kondisi nyata daerah dan kebutuhan masyarakat, atau urusan pilihan yang menjadi tanggungjawab SKPD. Rancangan RPJMD disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RTRW, memperhatikan RPJMN, RPJMD provinsi, RPJMD dan RTRW kabupaten/kota lainnya. Rancangan RPJMD menjadi pedoman SKPD dalam menyusun rancangan renstra SKPD.

(12)

Selanjutnya rancangan renstra SKPD menjadi bahan penyusunan rancangan RPJMD. RPJMD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah menjadi pedoman penetapan Renstra SKPD dan penyusunan RKPD, serta digunakan sebagai instrumen evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. untuk lebih jelasnya Posisi dan alur hubungan RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya terlihat pada gambar berikut.

Gambar 1.1

Diagram Alur Hubungan Dokumen Perencanaan Pembangunan

1.4 Sistematika Penulisan

Rancangan RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini berisi tentang gambaran umum penyusunan rancangan RPJMD terdiri dari latar belakang penyusunan, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika penulisan serta maksud dan tujuan.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

(13)

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah terdiri dari Kinerja Keuangan Masa Lalu, Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu, Kerangka Pendanaan Rancangan RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Bab ini berisi penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis.

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Bab ini berisi penyajian visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan.

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Bab ini berisi strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih.

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRIORITAS DAERAH

Bab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian indikator kinerja serta penjelasan tentang hubungan antara program pembangunan daerah dengan indikator kinerja yang dipilih

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Bab ini menguraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab SKPD serja pencapaian target indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan.

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

(14)

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Bab ini merupakan panduan bagi semua pihak dalam melaksanakan RPJMD Kota Bekasi periode 2013-2018.

1.5 Maksud dan Tujuan

RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013–2018 ini disusun dengan maksud untuk menyediakan sebuah dokumen perencanaan komprehensif lima tahunan, yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Sedang tujuan penyusunan dokumen RPJMD Kota Bekasi adalah: 1. Menyediakan acuan resmi bagi seluruh jajaran Pemerintah Kota Bekasi dan DPRD Kota Bekasi dalam menentukan prioritas program tahunan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. 2. Memberikan gambaran tentang kondisi umum daerah dan

memberikan pemahaman mengenai arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kota Bekasi;

3. Menjamin terciptanya sinkronisasi kebijakan dalam kerangka koordinasi, integrasi, dan sinergi kebijakan antar pelaku pembangunan (stakeholders);

4. Menyediakan indikator dan target kinerja untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja pembangunan daerah.

5. Memelihara kesinambungan proses dan hasil-hasil pembangunan yang dilaksanakan.

(15)

BAB II

GAMBARAN UMUM DAERAH

2.1 Aspek Geografi dan Demografi

A. Luas Wilayah dan Letak Geografis

Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2, dengan Batas wilayah Kota Bekasi adalah:

 Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi

 Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi

 Sebelah Selatan : Kab. Bogor dan Kota Depok

 Sebelah Barat : Provinsi DKI Jakarta

Sedangkan secara geografi Kota Bekasi berada pada posisi 106°48’28”-107°27’29” Bujur Timur dan 6°10’6”- 6030’6” Lintang

Selatan.

B. Topografi

Kondisi topografi Kota Bekasi relatif datar, dengan kemiringan antara 0–2 %. Wilayah Kota Bekasi terletak pada ketinggian antara 11 m sampai 81 m di atas permukaan air laut. Ketinggian kurang dari 25 m berada pada Kecamatan Medan Satria, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur dan Pondok Gede. Sedangkan ketinggian antara 25–100 m di atas permukaan air laut berada di Kecamatan Bantargebang, Pondok Melati, Jatiasih.

Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah menyebabkan pada beberapa daerah sulit untuk membuang air limpasan hujan dengan cepat, sehingga sering merupakan langganan genangan, yaitu di Kecamatan Jatiasih (Kelurahan Jatirasa, Jatimekar dan Jatikramat), Kecamatan Bekasi Timur (Kelurahan Duren Jaya, Aren Jaya), Kecamatan Rawalumbu (Kelurahan Bojongmenteng, Pengasinan), Kecamatan Bekasi Selatan (Kelurahan Jakasetia, Pekayon Jaya, Marga Jaya), Kecamatan Bekasi Barat (Kelurahan Bintara Jaya, Kota Baru), dan Kecamatan Pondok Melati (Kelurahan Jatirahayu).

C. Geologi dan Jenis Tanah

Struktur geologi wilayah Kota Bekasi didominasi oleh pleistocene volcanik facies. Struktur aluvium menempati sebagian kecil wilayah Kota Bekasi bagian utara. Sedangkan struktur miocene sedimentary facies terdapat di bagian timur wilayah Kota Bekasi sepanjang perbatasan

(16)

dengan DKI Jakarta. Kondisi di wilayah selatan Kota Bekasi, tepatnya di daerah Jatisampurnaterdapat sumur gas. Sumur gas tersebut adalah Sumur JNG-A (106°55’8,687” BT; 06°20’54,051”LS) dan Sumur JNG-B (106°55’21,155” BT; 06°21’10,498”LS).

Keadaan tanah dapat membantu di dalam menentukan wilayah yang cocok untuk permukiman dengan mempertimbangkan aspek fisik yang meliputi kedalaman efektif, tekstur tanah, dan jenis tanah. Dengan kedalaman efektif tanah sebagian besar di atas 91 cm, jenis tanah latosol dan aluvial, serta tekstur tanah didominasi sedang halus. Komposisi perbandingan berdasarkan luasnya antara lain: tekstur halus seluas 17.260 ha (82%), tekstur sedang seluas 3.368 ha (16%)dan tekstur kasar seluas 421 ha (2%).

D. Hidrologi dan Klimatologi

Kondisi hidrologi Kota Bekasi dibedakan menjadi dua, yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan mencakup kondisi air hujan yang mengalir ke sungai-sungai. Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 (tiga) sungai utama yaitu Sungai Cakung, Sungai Bekasi dan Sungai Sunter, beserta anak-anak sungainya. Sungai Bekasi mempunyai hulu di Sungai Cikeas yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air.

Tabel 2.1

Profil Sungai di Wilayah Kota Bekasi

No Nama Sungai Panjang (km) Permukaan Dasar Lebar (m) Kedalaman (m) Maks Debit m3/dtk) Min 1 Kali Cikeas 17,479 10.00 24.00 30.00 5.90 250.00 2 Kali Cilengsi 19,800 10.00 40.00 30.00 8.50 350.00 3 Kali Bekasi Hulu 11,425 10.00 50.00 30.00 14.40 375.00 4 Kali Bekasi Hilir 17,675 10.00 55.00 40.00 12.00 450.00 5 Kail Sunter 22,682 2.00 12.00 10.00 3.60 14.63 6 Kali Cakung 29,129 2.00 7.00 6.00 3.00 16.25 7 Kail Jambe - Kali siluman 14,076 2.40 8.00 7.00 1.20 18.75 8 Kali Blencong 4,200 2.50 8.00 7.00 1.50 12.00 9 Kali Sasak Jarang / Narogong 1,003 1.70 6.00 5.00 0.80 9.35 10 Kali Bojong Rangkong 2,900 2.00 7.00 5.00 - -

11 Kali Irigasi:

12 Primer Kali Malang 8,900 2.50 24.00 14.00 16.00 19.00 13 Saluran rawa baru 4,500 1.60 12.00 10.00 3.50 11.00 14 Saluran bekasi pangkal 2,700 1.70 12.00 10.00 4.50 10.20 15 Saluran bekasi utara 5,900 1.50 10.00 7.00 2.50 8.50 16 Saluran pulo timaha 1,400 1.20 6.00 4.00 0.50 4.00 17 Saluran tanah tinggi 6,100 1.40 8.00 6.00 1.00 7.00 18 Saluran bekasi tengah 3,100 1.60 14.00 11.00 1.50 11.00 19 Saluran pondok ungu 4,900 1.60 11.00 8.00 1.00 9.50 02 Bogor penggarutan 3,200 1.30 7.00 5.00 1.00 3.00 21 Kali Krupuk - Kali Batu 24,000 2.00 10.00 9.00 2.80 19.00

Kali Empet/ Sal Rawa

Tembaga - - - -

Keterangan : Lebar dan kedalaman dihitung rata-ratanya Sumber : Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi, 2011

(17)

Air permukaan yang terdapat di wilayah Kota Bekasi meliputi sungai/kali Bekasi dan beberapa sungai/kali kecil serta saluran irigasi Tarum Barat yang selain digunakan untuk mengairi sawah juga merupakan sumber air baku bagi kebutuhan air minum wilayah Bekasi (kota dan kabupaten) dan wilayah DKI Jakarta. Kondisi air permukaan kali Bekasi saat ini tercemar oleh limbah industri yang terdapat di bagian selatan wilayah Kota Bekasi (industri di wilayah Kabupaten Bogor).

Hasil pemantauan kualitas air sungai di Kota Bekasi pada tahun 2011 yang dibandingkan dengan Baku Mutu Air PP No 82 tahun 2011 serta dengan menggunakan Metode Storet guna mengetahui Status Mutu Air berdasarkan Pergub Jawa Barat No. 69 tahun 2005 dapat disimpulkan sebagaimana pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2

Status Kelas dan Mutu Air Sungai Utama di Kota Bekasi Tahun 2011

No. Nama Sungai Kelas PP No. 82 Tahun 2001 Status Pergub Jabar No. 69/2005 (Metode Storet)

1 Kali Cikeas II CEMAR SEDANG

2 Kali Cileungsi II CEMAR SEDANG

3 Kali Bekasi II CEMAR BERAT

4 Kali Baru II CEMAR BERAT

5 Saluran Sekunder II CEMAR SEDANG Sumber : BPLH Kota Bekasi, 2011

Kondisi air tanah di wilayah Kota Bekasi sebagian cukup potensial untuk digunakan sebagai sumber air bersih terutama di wilayah selatan Kota Bekasi, tetapi untuk daerah yang berada di sekitar TPA Bantargebang kondisi air tanahnya kemungkinan besar sudah tercemar.

Berdasarkan pengamatan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Tahun 2011 keadaan iklim di Kota Bekasi cenderung panas dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei, yaitu 90 mm dan jumlah hari hujan 15 hari. Sedangkan jumlah curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 40 mm dan jumlah hari hujan 1 hari.

(18)

Grafik 2.1

Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan per Bulan di Kota Bekasi Tahun 2010

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Halim Perdana Kusuma, 2010 Sedangkan berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi dan Geofisika Halim Perdana Kusuma Tahun 2010 keadaan iklim di Kota Bekasi cenderung panas dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober, yaitu 519,1 mm Sedangkan jumlah curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 83,6 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 2. Temperatur harian diperkirakan berkisar antara 24,3 – 34,4oC. Kondisi temperatur yang tinggi tersebut mengakibatkan

kondisi lingkungan dan ruangan sangat panas. Total curah hujan bulanan tahun 2010 rata-rata mencapai sekitar 2.438 mm rerata kecepatan angin 8,37 km/jam (min 5,4 km/jam dan maks 13,7 km/jam), rerata kelembaban udara sekitar 82 % (min 68,9% dan maks 91,2%). Gambar dan Tabel berikut menunjukkan kondisi jumlah hari hujan, curah hujan, kelembaban dan kecepatan angin per bulan di Kota Bekasi tahun 2010 dan tahun 2011.

403.4 270.2 151.2 109.4 275.4 142.2 83.6 137 346.8 519.1 10 10 10 5 3 3 2 6 11 13 0 100 200 300 400 500 600 Curah Hujan Hari Hujan

(19)

Grafik 2.2

Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan per Bulan di Kota Bekasi Tahun 2011

Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, 2011

Pola curah hujan di Kota Bekasi sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan topografi. Karena letak Kota Bekasi yang dilatarbelakangi oleh dataran rendah yang dibatasi oleh batas administrasi wilayah DKI Jakarta, kabupaten Bogor dan Kabupaten Bekasi serta terletak agak jauh dari pantai Teluk Jakarta yang dipisahkan oleh batas administrasi Kabupaten Bekasi dengan wilayah utara Kota Bekasi.

Pola curah hujan di Kota Bekasi dipengaruhi oleh bentuk wilayah terutama kondisi morfologi regional yang relatif datar dengan kemiringan antara 0-2%, dengan bentuk miring kearah utara serta ketinggian antara 0 – 25 m di atas permukaan laut dengan daerah datar yang berawa. Jumlah curah hujan per tahun di Kota Bekasi relatif tidak cukup banyak. Musim hujan di Kota Bekasi berlangsung pada bulan November sampai dengan bulan Mei. Umumnya musim hujan di Kota Bekasi berlangsung lebih lama dibandingkan dengan musim kemarau. Kondisi musim Curah hujan di Kota Bekasi saat ini relatif tidak menentu, hal ini kemungkinan disebabkan oleh iklim musim, musim pancaroba dan hujan konveksi (hujan lokal). Musim pancaroba jatuh pada bulan Maret dan Mei. Keadaan ini dipengaruhi oleh peredaran matahari yang menyebabkan terjadinya Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). 12.6 9.6 13.8 15.6 23.3 15.4 17.4 40 16.4 20.9 11 12 4 13 15 8 7 1 5 9 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Curah Hujan Hari Hujan

(20)

Tabel 2.3

Suhu Rata-Rata Bulanan di Kota Bekasi Tahun 2010

Bulan Kelembaban (%) Temperatur (

oC) Kecepatan Angin

(Km/Jam)

Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata

Januari 93 70 82 34.8 26.4 24.3 15 7 9.9 Februari 93 75 84 34 23 24.4 14.6 6 9.8 Maret 93 75 81 34.6 24.9 32.5 8 4 4.8 April 93 54 74 35.6 24 34.4 8.4 6 6.2 Mei 94 73 82 34.9 25.1 33.3 18 6 11.3 Juni 91 76 82 34 23 34 6 2 4 Juli 79 57 90 33.6 23.8 31.7 18 6 9.6 Agustus 89 70 79 33.2 22 32.2 18 5 8.2 September 94 76 84 33.2 22.6 31.5 16 6 10.6 Oktober 93 63 82 34.4 21.6 32.1 15 6 9.3 Jumlah 91.2 68.9 82 34.23 23.64 31.04 13.7 5.4 8.37 Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Halim Perdana Kusuma, 2010

Akibat peredaran matahari pada saat suhu tinggi terjadi tekanan udara terhadap wilayah bersangkutan yang menyebabkan terjadinya angin yang membawa uap air yang jatuh sebagai hujan. Tipe iklim seperti ini menurut metoda Schmidt dan Fergusson (1951) adalah type A (basah) yang menggambarkan bulan basah > 9 bulan dalam setahun.

E. Luas dan Sebaran Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya dan Kawasan Rawan Bencana

1. Kawasan Lindung

Jenis kawasan lindung yang terdapat di Kota Bekasi terdiri dari kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya dan kawasan perlindungan setempat. Untuk itu, terdapat beberapa kebijakan pola pemanfaatan ruang kawasan lindung di Kota Bekasi, yaitu:

a. Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan lindung

b. Menerapkan aturan dan pengendalian yang ketat bagi pengembangan kawasan di daerah kawasan lindung

Sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Bekasi tahun 2011-2031, kawasan lindung Kota Bekasi adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.4.

(21)

Tabel 2.4

Rencana Kawasan Lindung Kota Bekasi sesuai RTRW Kota Bekasi tahun 2011-2031

Kawasan Lindung Lokasi

Kawasan perlindungan Setempat Sempadan Sungai Kali Cikeas Kali Cileungsi Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cakung

Bantaran Sungai Cikiwul

Daerah Sekitar Situ

Situ Rawalumbu Situ Rawagede Situ Rawa Pulo

Tampungan Air dan Pengendali Banjir

Kawasan Karang Kitri

Kawasan Harapan Baru Regensi Kawasan Taman Permata Cikunir Situ Uwong

Kawasan Puri Gading Bendung Cikeas Kawasan Rawa Pulo Kelurahan Pengasinan Kawasan Rawa Pasung Kawasan Rawa Lele Jati Bening 2 Situ Jati Bening

Kawasan Kompleks Kodam Jaya Kawasan Bumi Bekasi 3 Situ Rawalumbu

Saluran Rawalumbu Hulu PHP Narogong Rawa Gede Cipendawa Desa Jatimulya Ruang Terbuka Hijau Kota Kawasan Penyangga Hutan Kota Taman Kota Taman Lingkungan Taman Rekreasi

Tempat Pemakaman Umum Lapangan Olahraga/Lapangan Terbuka Hijau

Sempadan Jalan Sempadan Sungai Pulau Jalan

Sempadan Instalasi Bahaya Sempadan Kereta Api Taman Halaman Gedung Taman Persil

Lahan Pekarangan

Sumber: Perda No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi.

(22)

2. Kawasan Budidaya

Kota Bekasi didominasi oleh penggunaan lahan permukiman baik yang terstruktur maupun permukiman yang dibangun oleh individu masyarakat. Perkembangan kegiatan permukiman terstruktur beberapa tahun terakhir mengakibatkan bangkitan kegiatan pendukung permukiman berupa perdagangan, jasa dan kebutuhan fasilitas masyarakatnya. Disisi lain perkembangan Kota Jakarta menyebabkan Kota Bekasi yang berfungsi sebagai penyangga Kota Jakarta mendapat limpahan kegiatan baik berupa industri, perdagangan dan jasa serta permukiman itu sendiri. Penggunaan lahan di Kota Bekasi dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.5

Klasifikasi Penggunaan Lahan Berdasarkan Kawasan di Kota Bekasi Tahun 2010

Rincian Penggunaan

Lahan Luas (ha) %

Jaringan Prasarana 1.584 7,5%

Perkampungan 8.841 42,0%

Perumahan 4.650 22,1%

Komersial 326 1,5%

Industri 402 1,9%

Sarana Pelayanan Umum 166 0,8%

RTH/Pekarangan/Pertanian 5.080 24,1%

Total 21.049 100%

Sumber : Dinas Tata Kota Kota Bekasi

Tabel 2.6

Klasifikasi Penggunaan Lahan Berdasarkan Kawasan dan Wilayah di Kota Bekasi Tahun 2010

Penggunaan Lahan existing tahun 2010

Pusat

Kota Bekasi Utara Pondok Gede Mustika Jaya sampurna Jati Bekasi

1 2 3 4 5 6 7 Jaringan Prasana 643 363 330 211 36 1.584 Perkampungan 2.997 1.760 1.746 909 1.429 8.841 Perumahan 1.644 1.010 1.004 501 492 4.650 Komersial 108 54 66 36 63 326

(23)

1 2 3 4 5 6 7 Industri 43 152 22 171 13 402 Sarana Pelayanan Umum 65 22 40 17 22 166 RTH/Pekaranga n/Pertanian 801 76 470 2.331 1.403 5.080 Total 6.301 3.436 3.677 4.177 3.458 21.049 Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Bekasi

3. Permukiman

Secara umum perkembangan permukiman di Kota Bekasi mengarah pada terbentuknya kawasan-kawasan permukiman baru skala besar yang dikembangkan oleh swasta, terutama di Bantargebang dan Jatisampurna, dan di kawasan sebelah utara Kota Bekasi.

Adapun permukiman yang dibangun secara individu tersebar merata di semua kecamatan di Kota Bekasi. Permukiman di Bekasi bagian selatan merupakan permukiman dengan kepadatan yang masih rendah. Permukiman kepadatan tinggi banyak ditemui Kecamatan Pondokgede, Pondok Melati, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Bekasi Timur dan Rawalumbu. Sedangkan permukiman kepadatan sedang berkembang di Kecamatan Bekasi Utara, Medansatria, Jatisampurna, dan Jatiasih. Kemudian untuk permukiman dengan kepadatan rendah Berkembang di Kecamatan Bantargebang, Mustikajaya serta sebagian Jatiasih.

4. Daerah titik banjir dan genangan

Sebagai wilayah yang dilalui oleh 12 aliran sungai, Kota Bekasi menjadi salah satu wilayah yang rentan terhadap luapan air sungai di musim penghujan dan dampak dari meningkatnya debit air pada induk sungai-sungai tersebut di daerah hulu. Tabel 2.7 menunjukkan luasan daerah terkena banjir di Kota Bekasi tahun 2013. Dari Tabel 2.7 tersebut terlihat bahwa sekitar 10% wilayah Kota Bekasi terkena dampak banjir besar yang terjadi di wilayah Jabotabek dan sekitarnya.

(24)

Tabel 2.7

Data Luasan Bencana Banjir di Kota Bekasi Tahun 2013

Kecamatan Luas / Area Kelurahan Wilayah Banjir tahun 2013

Districts Ha % % Ha Pondokgede 1.629 7,74 5 10% 160 Jatisampurna 1.449 6,88 5 0 0 Pondok Melati 1.857 8,82 4 10% 190 Jatiasih 2.200 10,45 6 15% 330 Bantargebang 1.704 8,1 4 0 0 Mustika Jaya 2.473 11,75 4 0 0 Bekasi Timur 1.349 6,41 4 20% 270 Rawalumbu 1.567 7,44 4 15% 240 Bekasi Selatan 1.496 7,11 5 20% 300 Bekasi Barat 1.889 8,97 5 15% 280 Medansatria 1.471 6,99 4 10% 150 Bekasi Utara 1.965 9,33 6 10% 200 Kota Bekasi 21.049 100,00 56 10,072% 2.120

Sumber: Bappeda Kota Bekasi, 2013.

Selanjutnya Tabel 2.8 memperlihatkan ketinggian dan lama genangan yang terjadi selama bencana banjir yang terjadi pada tahun 2013. Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2.8, Kecamatan Jatiasih merupakan wilayah dengan genangan paling luas yaitu 330 Ha dengan rata-rata lama genangan adalah 26,5 Jam dan rata-rata ketinggian genangan 148,75 Cm. Sedangkan rata-rata ketinggian genangan yang terjadi di Kota Bekasi adalah 90,81 Cm dengan rata-rata lama genangan adalah 18,24 Jam.

Tabel 2.8

Data Jumlah Sebaran Lokasi Banjir Tahun 2013

No Lokasi banjir Kelurahan Ketinggian genangan (cm) Lama genangan (jam) Luas genangan (ha) 1 2 3 4 5 6 A. Kecamatan Jatiasih 330

1 Perumahan Villa Jatirasa Jatirasa 120 24 2 Perumahan Pondok Gede Permai Jatirasa 250 38 3 Perumahan Kemang IFI Jatirasa 200 24 4 Perumahan PPA Jatiasih Jatirasa 150 24

(25)

1 2 3 4 5 6 5 Perumahan Pondok Mitra Lestari Jatirasa 100 24 6 Perumahan Graha Indah Jatimekar 50 24

7 Komplek Nasio Jatimekar 70 24

8 IKIP Jatikramat 250 30

Rata-rata 148,75 26,5

B. Kecamatan

Pondok Gede 160

1 Perumahan Antilop Jaticempaka 100 24 2 Perumahan Jatibening Baru II Jatibening Baru 150 24 3 Perum jatibening Baru (Komplek AL) Jatibening 100 20 4 Perumahan Duta Indah Jatimakmur 60 12 5 Perumahan Sari Gaperi Jatimakmur 70 12

6 Perumahan Cahaya Kemang (CKP)

Jatimak

mur 100 24

7 Perumahan Villa Bougenvile Jatibening Baru 40 12

Rata-rata 88.57 18.28

C. Kecamatan Pondok Melati 190

1 Perumahan Candra Lama Jatirahayu 50 12 2 Perumahan Candra Baru Jatirahayu 50 12

Rata-rata 50 12

D. Kecamatan Bekasi Selatan 300

1 Perumahan Jaka Kencana Jakasetia 60 12 2 Pangkalan Bambu – GIANT Marga Jaya 250 48 3 Perumahan Galaxy Jakamul

ya 70 8

4 Perumnas II Kayuringi

n 40 10

5 Perumahan BSK Kayuringin 60 24

6 Perumahan Depnaker Jakasetia 150 36

Rata-rata 105 23

E. Kecamatan Bekasi Barat 280

1 Mas Naga Bintara 70 12

2 Jatiluhur Jakasampurna 80 12

3 Perumahan Kotabaru 90 12

Harapan Baru II

(26)

1 2 3 4 5 6

Rata-rata 75 12

F. Kecamatan Rawalumbu 240

1 Perumahan Kemang Pratama RawalumBojong

bu 50 10

2 Rawalumbu Utara Pengasinan 100 24

3 Narogong Pengasinan 70 18

4 Perumahan PHP II Pengasinan 120 24

Rata-rata 85 19

G. Kecamatan Bekasi

Timur 270

1 Perumnas III Aren Jaya 70 24

1 2 3 4 5 6

2 Perumahan Durenjaya Duren Jaya 80 24 3 Perumahan Danita Bekasi Jaya 80 24 4 Perumahan wisma Jaya Aren Jaya 50 12

5 Kartini Margahayu 100 30

6 Perumahan Karang Kitri Margahayu 100 30

7 Margahayu Margahayu 100 30

8 Unisma Margahayu 100 8

Rata-rata 85 22.75

H. Kecamatan Bekasi Utara 200

1

Kelurahan Perwira/ Kec.

Bekasi Utara Perwira 40 20

2 Kelurahan Teluk Pucung/ Kec. Bekasi Utara Teluk Pucung 250 24 3 Kelurahan Harapan Mulya/ Kec. Bekasi Utara

Harapan

Mulya 40 12

Rata-rata 110 18.67

I. Kecamatan Medan Satria 150

1 Rawa Pasung Kalibaru 80 12

2 Perumahan Harapan Indah Pejuang 70 12

3 kelurahan Pejuang Pejuang 60 12

Rata-rata 70 12

Jumlah Sebaran Lokasi

Banjir Kota Bekasi 90.81 18.24 2120

(27)

F. Demografi

Perkembangan penduduk Kota Bekasi dari segi kuantitas memang cukup mengesankan bila dilihat dari tingkat perkembangan dari tahun ke tahun, mengingat Kota Bekasi sebagai kota penyeimbang Ibukota DKI Jakarta sekaligus Ibukota Negara. Sejak dibentuk sebagai Kota Bekasi pada tanggal 10 Maret 1997, mulanya jumlah penduduk Kota Bekasi hanya berjumlah sekitar 1.471.477 jiwa yang terdiri dari laki-laki 740.467 jiwa dan penduduk perempuan sekitar 731.010 jiwa. Namun pada tahun 2011, berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi, jumlah penduduk Kota Bekasi telah mencapai 2.447.930 jiwa yang berarti hampir 2 kali lipat jumlah penduduk Kota Bekasi sejak kota ini berdiri. Sedangkan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, penduduk Kota Bekasi cenderung seimbang, dimana jumlah penduduk laki-laki di Kota Bekasi adalah sebanyak1.250.435 jiwa atau 51,08% sedangkan jumlah penduduk perempuan adalah sebanyak 1.197.495 jiwa atau 48,92%.

Berdasarkan sebaran wilayahnya, kecamatan Bekasi Timur merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi yaitu sebesar 19.020 jiwa/km2 dan kecamatan Bantar Gebang

adalah kecamatan dengan kepadatan penduduk paling rendah dengan tingkat kepadatan sebesar 5.959 jiwa/km2.

Tabel 2.9

Komposisi Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Hasil Sensus Penduduk tahun 2011

Kecamatan Penduduk Jumlah Wilayah Luas

(km2) Kepadatan penduduk (jiwa/km2) Laki-laki Perempuan Pondok Gede 152.640 146.097 298.737 16,29 18.338 Jatisampurna 52.592 49.723 102.315 14,49 7.061 Pondok Melati 69.333 66.510 135.843 18,57 7.315 Jatiasih 109.987 104.888 214.875 22,00 9.767 Bantargebang 52.452 40.090 101.542 17,04 5.959 Mustika Jaya 76.878 73.708 150.586 24,73 6.089 Bekasi Timur 131.183 125.409 256.592 13,49 19.020 Rawalumbu 96.707 94.761 191.468 15,67 12.218 Bekasi Selatan 112.618 107.865 220.483 14,96 14.738 Bekasi Barat 145.796 140.339 286.135 18,89 15.147 Medan Satria 80.483 76.831 157.314 14,71 10.694 Bekasi Utara 169.766 162.274 332.040 19,65 16.897 JUMLAH 1.250.435 1.197.495 2.447.930 210,49 11.629

(28)

Di samping itu, bila diperhatikan lebih cermat, terjadi pemusatan kepadatan penduduk pada beberapa wilayah Kota Bekasi, lima kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi, yaitu Kecamatan Pondok Gede, Kecamatan Bekasi TImur, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Barat dan Kecamatan Bekasi Utara dihuni oleh 57% populasi penduduk Kota Bekasi, sedangkan lima kecamatan tersebut memiliki luas wilayah 40% dari luas wilayah Kota Bekasi secara keseluruhan.

Laju pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis dari unsur unsur laju pertambahan dan unsur unsur yang mengurangi jumlah penduduk. Laju pertumbuhan penduduk mengidentifikasikan kecenderungan besarnya penduduk pada waktu mendatang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kota Bekasi, pada tahun 2011 pertumbuhan penduduk di Kota Bekasi adalah sebesar 3,77%, sedangkan pertumbuhan penduduk paling tinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir tercatat terjadi pada tahun 2008 dimana pada tahun tersebut pertumbuhan penduduk Kota Bekasi adalah sebesar 4,43% dari tahun sebelumnya.Tabel 2.25 menampilkan laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi tahun 2008-2012.

Tabel 2.10

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan 2008-2012

Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk

2008 2.238.717 4,43%

2009 2.319.518 3,61%

2010 2.334.871 0.66%

2011 2.422.922 3,77%

2012 N/A N/A

Sumber: BPS Kota Bekasi, 2012.

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

A. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1. PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Di bidang pembangunan ekonomi, salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro adalah data produk domestik regional bruto (PDRB). Terdapat 2 (dua) jenis penilaian produk domestik regional bruto (PDRB) dibedakan dalam dua jenis penilaian yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Penyajian PDRB atas

(29)

dasar harga konstan mengalami perubahan mendasar sebagai konsekuensi logis berubahnya tahun dasar yang digunakan. Selain menjadi bahan dalam penyusunan perencanaan, angka PDRB juga bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.

Tabel 2.11

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bekasi Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2008-2012

(juta rupiah)

No. Sektor 2008 2009 2010 2011*

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 262.838 0,89 271.780 0,09 318.618 0,89 341.294 0,84

2 Pertambangan & Penggalian - - - -

3 Industri Pengolahan 13.344.270 45,20 13.499.050 42,89 15.092.961 42,30 17.168.824 42,36 4 Listrik,Gas & Air Bersih 1.045.975 3,54 1.159.616 3,68 1.364.064 3,82 1.607.057 3,97 5 Konstruksi 1.091.818 3,70 1.146.303 3,64 1.218.520 3,42 1.376.313 3,40 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 8.633.457 29,24 9.640.712 30,63 11.077.001 31,05 12.491.928 30,82 7 Pengangkutan & Komunikasi 2.362.760 8,00 2.676.363 8,50 3.137.586 8,79 3.572.443 8,81 8 Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan 1.103.847 3,74 1.199.730 3,81 1.360.573 3,81 1.566.220 3,86 9 Jasa-jasa 1.680.396 5,69 1.881.833 5,98 2.109.743 5,91 2.404.729 5,93

PDRB 29.525.360 100 31.475.388 100 35.679.065 100 40.528.808 100

Sumber: BPS Kota Bekasi

Tabel 2.11 dan Tabel 2.12 menunjukkan nilai PDRB Kota Bekasi dan kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB Kota Bekasi berdasarkan harga berlaku dan harga konstan dalam kurun waktu tahun 2008 hingga tahun 2011. Berdasarkan kedua table tersebut, terlihat bahwa sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki konstribusi terbesar terhadap PDRB Kota Bekasi selama empat tahun berturut-turut. Hal ini menunjukkan bahwa struktur perekonomian Kota Bekasi lebih didominasi oleh kedua sektor tersebut. Sedangkan Grafik 2.3 menunjukkan perkembangan PDRB Kota Bekasi berdasarakan harga konstan tahun 2008 hingga tahun 2011 dimana terlihat bahwa perkembangan PDRB Kota Bekasi selalu menunjukkan pertumbuhan yang selalu positif sejak tahun 2008 hingga tahun 2011.

(30)

Tabel 2.12

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bekasi

Atas Dasar Harga Konstan tahun 2008-2012

(Juta rupiah)

NO

Sektor

2008

2009

2010

2011*

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

1 Pertanian

131.569

0,94

130.853

0,89

132.841

0,86

135.205

0,82

2

Pertambangan &

Penggalian

-

-

-

-

-

-

-

-

3 Industri Pengolahan

6.388.658

45,50

6.344.557

43,39

6.539.236

42,25

6.868.060

41,44

4 Listrik,Gas & Air bersih

512.610

0,37

562.665

3,85

627.785

4,06

696.315

4,20

5 Konstruksi

529.219

3,77

542.549

3,71

564.793

3,65

620.425

3,74

6

Perdagangan, Hotel &

Restoran

3.882.989

27,65

4.148.716

28,37

4.424.414

28,59

4.782.975

28,86

7

Pengangkutan &

Komunikasi

1.170.570

8,34

1.366.630

9,35

1.550.993

10,02

1.707.287

10,30

8

Keuangan, sewa, & Js.

Perusahaan

563.669

4,01

596.093

4,08

646.581

4,18

704.352

4,25

9 Jasa-jasa

863.119

6,15

930.532

6,36

989.466

6,39

1.056.921

6,38

PDRB

14.042.404

100

14.622.594

100

15.476.108

100

16.571.540

100

(31)

Grafik 2.3

Perkembangan PDRB Kota Bekasi Tahun 2008-2011

2. PDRB per Kapita

Pendapatan per Kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu Negara (daerah). Pendapatan per Kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara (atau PDRB bagi daerah) dengan jumlah penduduk Negara (daerah) tersebut. Pendapatan per Kapita juga merefleksikan PDB per Kapita. Jadi untuk melakukan perhitungan PDRB Per Kapita adalah dengan membagi nilai total PDRB (ADHB atau ADHK) terhadap Jumlah Penduduk yang ada pada periode perhitungan PDRB Per Kapita tersebut.

Dengan menggunakan perhitungan PDRB per Kapita maka dapat diperkirakan pendapatan rata-rata penduduk di Kota Bekasi setiap tahunnya, walaupun dalam perhitungan PDRB per Kapita tidak diperhatikan ketimpangan yang terjadi di masyarakat. Perkembangan PDRB per Kapita Kota Bekasi tahun 2008 hingga tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 2.13.

Dalam kurun waktu tahun 2008 hingga tahun 2012, PDRB Kota Bekasi selalu menunjukkan pertumbuhan yang positif baik dari sisi PDRB ADHB maupun dari sisi ADHK.

Tabel 2.13

Perkembangan PDRB per Kapita Kota Bekasi Tahun 2008-2012

Tahun PDRB per Kapita (ADHB) PDRB per Kapita

(ADHRK) 2008 13.188.518,41 6.272.523,14 2009 13.569.796,76 6.304.151,87 2010 15.280.957,86 6.628.246,51 2011 16.727.244,18 6.839.485,59 2012 18.175.506,00 7.017.906,00 14.04 14.62 15.48 16.57 12.50 13.00 13.50 14.00 14.50 15.00 15.50 16.00 16.50 17.00 2008 2009 2010 2011 Ju ta an

(32)

Sumber: BPS Kota Bekasi, 2012 3. Laju Inflasi

Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi didasarkan pada indeks harga konsumen (IHK) yang dihitung secara sampel di 45 (empat puluh lima) kota di Indonesia yang mencakup 283-397 komoditas dan dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil survei biaya hidup (SBH). Laju Inflasi Kota Bekasi sejak bulan Januari tahun 2008 hingga bulan Januari tahun 2013 disajikan pada Tabel 2.12.

Tabel 2.14.

Laju Inflasi (%)Kota Bekasi Tahun 2008-2013 (menurut bulan)

Bulan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Januari 0.63 -0.4 1.1 0.85 0.74 1.49 Februari 1.63 0.59 0.65 0.18 -0.14 n.a Maret 0.07 -0.18 -0.48 -0.09 0.16 n.a April 1.24 -0.53 0.07 -0.95 0.14 n.a Mei 1.07 0.27 0.27 0.08 -0.04 n.a Juni 1.24 0.01 1.74 0.51 0.51 n.a Juli 1.99 0.44 2.16 0.56 0.83 n.a Agustus 0.66 0.53 0.6 0.49 1.05 n.a September 1.13 0.78 0.07 0.2 0.06 n.a Oktober -0.17 0.23 -0.09 0.25 -0.29 n.a November 1.02 0.02 0.53 0.53 -0.12 n.a Desember -0.82 0.17 1.02 0.79 0.52 n.a Tahunan 10.1 2.63 7.88 3.45 3.46 n.a Sumber: BPS RI,2013.

Laju inflasi Kota Bekasi selama kurun waktu tahun 2008 hingga 2013 menunjukkan fluktuasi yang cukup dinamis. Hanya saja selama dua tahun terakhir yaitu tahun 2011 dan tahun 2013, laju inflasi Kota Bekasi menunjukkan perkembangan yang relatif stabil pada laju inflasi sebesar 3,45% dan 3,56%.

(33)

Grafik 2.4

Laju Inflasi Kota Bekasi Tahun 2008-2012

B. Fokus Kesejahteraan Masyarakat 1. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI)adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia (bisa juga digunakan untuk Daerah). IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara (daerah) adalah negara (daerah) maju, negara (daerah) berkembang atau negara (daerah) terbelakang dan juga untuk mengukurpengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.

IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara (daerah) menjadi 3(tiga) dimensi dasar pembangunan manusia, yaitu sebagai berikut:

1. Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran.

2. Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa dan kombinasi pendidikan dasar dan menengah atau gross enrollment ratio.

3. Standar kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita dalam Kemampuan Daya Beli (Purchasing Power Parity)

Selama lima tahun ke belakang, Kota Bekasi memiliki capaian IPM yang sangat baik dan selalu berada di atas rata-rata nilai IPM Provinsi Jawa Barat dan Indonesia. Pada tahun 2008,

10.1 2.63 7.88 3.45 3.46 0 2 4 6 8 10 12 2008 2009 2010 2011 2012 Inflasi Tahunan

(34)

IPM Kota Bekasi adalah 75,73 dan pada tahun 2011 telah meningkat menjadi 76,68.

Tabel 2.14 menunjukkan angka IPM Kota Bekasi, Jawa Barat dan Indonesia selama kurun waktu tahun 2008-2012.

Tabel 2.15

Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Kota Bekasi, Jawa Barat dan Indonesia Tahun 2008-2012

Wilayah Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Kota Bekasi 75,73 76,10 76,36 76,68 76,72 Jawa Barat 71,12 71,64 72,29 72,73 NA Indonesia 71,17 71,76 72,27 72,27 NA Sumber: BPS RI,2011. a. Indeks Pendidikan

Indeks Pendidikan dala pengukuran IPM terdiri dari dua indikator utama, yaitu angka melek huruf dan angka rata-rata lama sekolah penduduk dewasa.

- Angka Melek Huruf

Angka Melek Huruf (dewasa) adalah porsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya.

AMH dapat digunakan untuk:

1. mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di daerah pedesaan di Indonesia dimana masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD.

2. menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media.

3. menunjukkankemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Sehingga angka melek huruf dapat berdasarkan kabupaten mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah.

Angka melek huruf didapat dengan membagi jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas kemudian hasilnya dikalikan dengan seratus.

Angka melek huruf Kota Bekasi pada tahun 2008 adalah sebesar 98,46% dan angka ini terus meningkat dalam tahun-tahun berikutnya. Hinga pada tahun 2011 lalu angka melek huruf Kota Bekasi mencapai 98,56%.

(35)

Tabel 2.16

Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Bekasi Tahun 2008-2012

Tahun Angka Melek Huruf

2008 98,46

2009 98,49

2010 98,51

2011 98,56

2012 99,99

Sumber:BPS Kota Bekasi

- Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Lamanya Sekolah atau years of schooling adalah sebuah angka yang menunjukkan lamanya bersekolah seseorang dari masuk sekolah dasar sampai dengan Tingkat Pendidikan Terakhir (TPT). Pada prinsipnya angka ini merupakan transformasi dari bentuk kategori TPT menjadi bentuk numerik.

Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani.

Lamanya bersekolah merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan individu. Setiap tahun tambahan sekolah diharapkan akan membantu meningkatkan pendapatan individu tersebut. Rata-rata lama bersekolah dapat dijadikan ukuran akumulasi modal manusia suatu daerah. Ukuran ini mengatasi masalah kekurangan estimasi dari TPT yang tidak mengakomodir kelas tertinggi yang pernah dicapai individu.

Angka rata-rata lama sekolah Kota Bekasi sejak tahun 2008 hingga tahun 2011 berada di atas angka 10 tahun dimana pada tahun 2008 angka rata-rata lama sekolah Kota Bekasi adalah 10,19 tahun, kemudian pada tahun 2009 sebesar 10,52 tahun, tahun 2010 adalah 10,53 tahun, dan pada tahun 2011 adalah 10,58 tahun. Perkembangan angka rata-rata lama sekolah Kota Bekasi tahun 2008 hingga tahun 2012 disajikan pada Tabel 2.16.

Tabel 2.17

Perkembangan Angka Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 2008-2012

Tahun Angka Rata-Rata Lama Sekolah

2008 10,19

2009 10,52

2010 10,53

2011 10,58

2012 10,70

(36)

b. Indeks Kesehatan

- Angka Usia Harapan Hidup

Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur.Angka harapan hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka harapan hidup saat lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.

Idealnya angka harapan hidup dihitung berdasarkan angka kematian menurut umur (Age Specific Death

Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi

kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat tabel kematian. Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung angka harapan hidup digunakan dengan mengutip angka yang diterbitkan BPS.

Angka harapan hidup Kota Bekasi selama lima tahun ke belakang menunjukkan pertumbuhan yang selalu positif, dimana pada tahun 2008 angka harapan hidup penduduk Kota Bekasi adalah 69,52 tahun sedangkan pada tahun 2011 angka harapan hidup penduduk Kota Bekasi adalah 69,70 Tahun, dimana angka ini selalu lebih tinggi daripada angka harapan hidup Provinsi Jawa Barat dan Indonesia.

Tabel 2.17 menunjukkan perbandingan angka harapan hidup Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia selama kurun waktu tahun 2008 hingga tahun 2011.

(37)

Tabel 2.18

Perbandingan Angka Harapan Hidup Kota Bekasi, Jawa Barat dan Indonesia Tahun 2008-2012

Wilayah Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Kota Bekasi 69,52 69,58 69,64 69,70 N/A

Jawa Barat 67,80 68,00 68,20 68,40 N/A

Indonesia 68,08 68,47 68,89 69,32 N/A

Sumber: BPS Kota Bekasi, 2011; Bank Dunia 2012.

c. Pengeluaran per Kapita disesuaikan

Pengeluaran per kapita disesuaikan atau lebih sering disebut dengan indeks standar hidup layak atau indeks kemampuan daya beli dihitung berdasarkan data turunan dari PDRB dibagi dengan jumlah penduduk setiap tahun dengan penyesuaian terhadap kemampuan daya beli masyarakat (purchasing power parity/ppp). Indeks standar hidup layak menggambarkan tingkat kekuatan penduduk dalam mengakses kebutuhan hidupnya di suatu wilayah sebagai proxi dari kesejahteraan penduduk dalam perhitungan IPM.

Pengeluaran per kapita Kota Bekasi dalam kurun waktu tahun 2008 hingga tahun 2011 menunjukkan pertumbuhan yang positif, dimana pada tahun 2008 pengerluaran per kapita penduduk Kota Bekasi adalah sebesar Rp. 639,93 dan meningkat menjadi Rp. 646,92 pada tahun 2011.

Tabel 2.19

Pengeluaran per Kapita di Sesuaikan Masyarakat Bekasi Tahun 2008-2012

Tahun Konsumsi Per Kapita (Rp)

2008 639,93

2009 641,20

2010 643,92

2011 646,92

2012 N/A

Sumber: BPS Kota Bekasi,2011.

2. Angka Partisipasi Kasar

APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.

(38)

APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.

APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang bersekolah (atau jumlah siswa), tanpa memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tersebut.

Tabel 2.19 menunjukkan perkembangan Angka Partisipasi Kasar Kota Bekasi selama kurun waktu tahun 2008 hingga tahun 2011 untuk seluruh jenjang pendidikan. Pada table tersebut terlihat bahwa angka partisipasi kasar Kota Bekasi selama kurun waktu tersebut mengalami fluktuasi yang berarti, terutama pada jenjang SMP/MTs dan SMA/MA.

Tabel 2.20

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar Kota Bekasi Tahun 2008-2012

No Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

1. APKSD/MI 118,20 118,27 118,00 106,82 112.44 2. APKSMP/MTs 94,53 99,60 91,95 84,65 92.23 3. APKSMA/MA/SMK 65,65 75,10 71,02 69,92 72.45

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bekasi, 2012.

Pada tahun 2008, APK SD/MI adalah sebesar 118,20% yang kemudian meningkat pada tahun 2009 menjadi 118,27% namun kemudian menurun pada tahun 2010 menjadi 118,00% dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 106,82%. Begitu pula pada jenjang SMP/MTs dimana pada tahun 2008 APK untuk jenjang SMP/MTs adalah 94,53% dan meningkat pada tahun 2009 menjadi 99,60% namun kembali turun pada tahun 2010 menjadi 91,95% dan turun kembali menjadi 84,65% pada tahun 2011. Hal yang sama juga terjadi pada APK untuk jenjang SMA dan sederajat dimana pada tahun 2008 nilai APK Kota Bekasi untuk jenjang tersebut adalah 65,65% yang kemudian meningkat pada tahun 2009 menjadi 75,10% namun kembali turun pada tahun 2010 menjadi 71,02% dan pada tahun 2011 menjadi 69,92%. Grafik 2.5 menunjukkan perkembangan APK di Kota Bekasi.

Gambar

Tabel  2.7  menunjukkan  luasan  daerah  terkena  banjir  di  Kota  Bekasi  tahun  2013
Grafik 2.4  Laju Inflasi Kota Bekasi
Tabel  2.14  menunjukkan  angka  IPM  Kota  Bekasi,  Jawa  Barat dan Indonesia selama kurun waktu tahun 2008-2012
Tabel  2.23  menunjukkan  perkembangan angka  kematian  bayi  di  Kota Bekasi selama kurun waktu tahun 2009-2011
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Rekomendasi potensi lahan RTH kota Bandung berbasis webgis menggunakan metode Simple Additive weighting ( SAW ).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Yang memberikan opini bahwa laporan keuangan Perseroan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, maka Dewan Komisaris memberikan rekomendasi kepada para

Misalkan kerugian agregat S pada model risiko kolektif memiliki distribusi primer Poisson dengan parameter λ dan distribusi sekunder Pareto dengan parameter (α, γ). Tentukan mean

Sedangkan menurut Rahmat (2005: 153) radikalisme Islam adalah suatu gerakan yang memiliki ciri radikal dengan indikator adanya karakter keras dan tegas, cenderung tanpa

Saudara dianjurkan untuk menunjukkan dokumen asli, legalisir dan menyerahkan copy pada tempat dan waktu yang ditentukan.. Jadwal Pelaksanaan Pembuktian

Gambar video yang ditampilkan dalam film dokumenter Drawing On The Body ini menarik perhatian audien.. Kualitas video dalam film dokumenter Drawing On The Body ini baik

SBU Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipi lTransportasi (RE104)/ Jasa Nasehat atau Konsultansi RekayasaTeknik (RE101)/ Jasa Konsultansi Estimasi Nilai Lahan dan

Proses perakitan komponen alat berat memerlukan ketelitian agar tidak terjadi warranty claim. Penelitian ini bertujuan mengurangi warranty claim yang berakibat meningkatnya