REMANUFAKTUR KOMPONEN ALAT BERAT
PIN CAMFOLLOWER UNTUK MENGATASI
EFEK ENGINE NOISE DI PT KOMATSU REMAN
INDONSIA
IMAN RAHMAN HAKIM
Binus University, Jl.KH.Syahdan No.9 Kemanggisan, (021)53696969,
Iman.rahman89@gmail.com
Ir. Bernardus Bandriyana, M.Si.
Binus University, Jl.KH.Syahdan No.9 Kemanggisan, (021)53696969Abstract
The assembly process of heavy equipmemts components to avoid warranty claim. The research
aims to reduce warranty claim resulting in increased cost companies. Damage to the engine parts
caused by the use of reuse of components camfollower where the wear occurs on the
camfollower pin. Then made three alternatives to solve this problem is to use reuse part, assy
parts and inner parts. After doing research, it is known that there is difference of cost incurred
from third alternative conducted by PT. Komatsu Reman Indonesia. Proved to be minimum cost
$737,4 from use material. The use of the inner part on camfollower remanufacturing process
more efficient because it takes a little cost and can reduce the warranty claim. (I).
Keywords : Heavy equipment,warranty claim, camfollower pin,inner part
Abstrak
Proses perakitan komponen alat berat memerlukan ketelitian agar tidak terjadi warranty claim.
Penelitian ini bertujuan mengurangi warranty claim yang berakibat meningkatnya cost
perusahaan. Kerusakan pada engine diakibatkan adanya penggunaan reuse part pada
komponen camfollower dimana keausan terjadi pada pin camfollower tersebut. Maka dibuatlah
tiga alternatif pengganti untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu dengan penggunaan
reuse part, assy part dan inner part. Setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa terjadi selisih
cost yang dikeluarkan dari ketiga alternatif yang dilakukan oleh PT. Komatsu Reman
Indonesia.terbukti hal tersebut dapat menggurangi biaya sebesar $737,4 dari pemakaian
material. Penggunaan inner part pada proses remanufaktur camfollower lebih efisien karena
cost yang diperlukan sedikit dan dapat mengurangi warranty claim. (I).
Kata Kunci: alat berat, warranty claim, pin camfollower, inner part
Pendahuluan
Alat berat atau heavy equipment dalam hal ini masih banyak masyarakat belum mengetahuinya baik bentuk dan jenisnya. Alat berat adalah alat bantu yang digunakan oleh manusia untuk membantu mengerjakan pekerjaan yang berat atau susah untuk dikerjakan dengan tenaga manusia atau membantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan yang berat. Oleh karena itu, berkembanglah industri yang berfungsi untuk membantu dan mempermudah
proses tersebut. Beberapa industri yang memproduksi alat berat yang ada di Indonesia, seperti Komatsu, Caterpillar,
Kobelco, Volvo, Hitachi dan Liber. Hal ini akan menjadi sebuah persaingan yang sangat ketat dibidang produsen alat
berat karena adanya persaingan dari produsen tersebut dalam menghasilkan produk dan teknologi. Penggunaan alat berat di Indonesia terdapat pada bidang pertambangan, perkebunan, pembangunan, maupun konstruksi jalan tol, namun perkembangan penggunaan alat berat dibidang pertambangan akhir - akhir ini mengalami penurunan akibat adanya kebijakan pemerintah. Adapun beberapa jenis alat berat seperti buldozer, dump truck ,excavator , dan motor
grader. Adanya peningkatan dibidang remanufaktur yang dilakukan oleh pelanggan dibandingkan harus membeli
produk baru maka PT. Komatsu Reman Indonesia selaku perusaan yang bergerak dibidang penangana
remanufacture komponen alat berat maka sangat diperlukan adanya Quality dan Quantitas terhadap produk yang
dihasilkan. Adapun produksi yang mengalami kegagalan dalam jangka waktu tertentu yang masih dalam masa proses garansi maka kerusakan tersebut akan dilakukan perbaikan dan hal tersebut disebut dengan warranty claim. Apabila warranty claim tersebut terus menerus mengalami peningkatan maka perlu adanya perbaikan khusus dalam penanganan masalah tersebut, contoh dari warranty claim yang ada pada PT. Komatsu Reman Indonesia adalah
warranty claim engine noise.
Metode Penelitian
Langkah selanjutnya
observasi lapangan, dilakukan secara langsung turun ke lapangan dalam proses penanganan claim. Claim tersebut terjadi pada engine model SAA6D170E-3 yang digunakan pada unit dump truck 785-5 dimana terdapat laporan dari operator bahwa adanya abnormal noise yang bersumber dari engine. Setelah adanya claim yang diberikan oleh pelanggan maka engine tersebut dikirim kembali untuk dilakukan pengecekan. Pada bagian proses penanganan claim pengamatan dilakukan secara langsung agar dapat melihat jelas permasalahan yang dihadapi. Hasil observasi dapat membantu dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam perusahaan dan dapat menentukan solusi permasalahan tersebut. Observasi lapangan dilakukan dengan cara melakukan pertanyaan atau meminta data secara tertulis dan lisan kepada pihak yang terkait QA, disassembly danteam produksi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan juga melakukan pengukuran untuk standar tingkat
kebisingan pada engine tersebut. Standar noise pada engine normal 100 - 120 db pengukuran dilakukan dengan menggunakan sound meter lever.
Hasil dan Bahasan
Analisis
Prosedur proses penerimaan warranty claim pada PT. KRI tidak semua claim yang dikirimkan oleh pelanggan diterima oleh perusahan namun terlebih dahulu dilakukan inspeksion oleh team quality anssurance sebelum claim tersebut disetujui oleh pihak perusahaan. Berikut ini merupakan flow proses penerimaan warranty
claim : TECHNICAL SERVICE INFORMATION WARRANTY CLAIM APPLICATION JOB INSTRUCTIO COMPONENT RECEIVED TECHNICAL ANALYSIS REPORT GENERAL APPLICATION SETTLEMENT LETTER DEBITNOTE PAYMENT
Flow Proses Warranty Claim
Data summary warranty claim yang diterima tersebut lalu dikelompokkan menjadi sembilan jenis problem yaitu:
a) Engine Leakage Problem
b) Engine Abnormal Noise
c) Engine Air Compressor Problem
e) Engine Componen Damage
f) Engine Crankshaf Problem
g) Engine Corrosion
h) Turbo Charger Problem
i) Engine Problem Overheat
PT. KRI memiliki data warranty claim yang didapat sejak periode 2008 – 2013 data tersebut
diambil dari QA department dimana semua data claim dari pihak pelanggan diterima berikut ini
merupakan data warranty claim :
Analisis Data Problem
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data claim yang diterima oleh PT.KRI setelah itu memisahkan claim tersebut sesuai dengan jenis problem dan jenis unit. Berikut ini data untuk summery problem claim tersebut:
No PROBLEM Buldozer Grader Dumpt
Truck Excavator
Wheel
Loader TOTAL
1 Engine Leakage Problem 4 5 2 8 19
2 Engine Abnormal Noise 5 16 5 5 31
3 Engine Air Compressor Problem 1 3 1 5
4 Engine Low Power 13 3 16
5 Engine Componen Damage 13 11 4 28
6 Engine CrankShaft Problem 1 2 3
7 Engine Corrosion 3 1 4
8 Turbo Charger Problem 2 1 2 5
9 Engine Problem Overheat 7 4 11
10 1 57 31 23
TOTAL
Summery Problem claim dan jenis unit
Data tersebut merupakan data penjumlahan perjenis problem dari data claim yang diterima oleh PT.KRI, terdapat 9 jenis problem yang terjadi. Apabila hal ini terus dibiarkan maka akan dapat berdampak buruk bagi kualitas produksi perusahaan terutama dimata pelanggan.
Diagram Pareto Summary Problem Unit
Berdasarkan diagram pareto tersebut didapatkan permasalahan - permasalahan yang timbul dan penyebab kerusakan mesin terbanyak yang diakibatkan oleh “engine abnormal noise”. Oleh karena itu, penulis akan menganalisa lebih dalam lagi dalam menentukan solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Bahasan
Langkah berikutnya adalah mencari penyebab komponen kritis yang mengakibatkan terjadinya engine
noise yang diakibatkan oleh komponen camfollower.
Lubricating System MAN POWER
Water Cooling System
Fuel System WARRANTY CLAIM ENGINE NOISE Oil Pump Oil Fillter Timing Gear Oil Cooler Wrong Adjasmen Wrong Assembly Skill Water Pump Radiator Fan Belt Piston Thermostat Injector Roller Rocker Arm Fuel Pump Cam Shaf Cam Follower
Injector Roller Jammed
Part Evaluation New Part
ReusePart
Part Not Disassembly
Scratch and dis-coloration
Fish Bone Diagram
Diagram fish bone di atas digunakan untuk menentukan titik penyebab permasalahan yang terjadi. Problem yang terjadi yaitu engine noise dan terdapat 4 faktor yang menjadi penyebab terjadinya engine noise yaitu faktor
water colling system, fuel system, lubricating system dan main power. Dari beberapa faktor yang terjadi faktor yang
memiliki kemungkinan terbesar terjadinya engine noise terlihat pada faktor fuel system. selanjutnya tim QA melakukan pengecekan dilapangan dan ditemukan kerusakan pada komponen sparepart camfollower yang menyebabkan terjadinya abnormal noise. Kerusakan tersebut diakibatkan penggunaan reuse part dimana part
tersebut tidak dilakukan pembongkaran (disassembly) terlebih dahulu melainkan hanya dilakukan proses pengukuran standar keausan pada bagian roller. Scratch dan perubahan warna tersebut terjadi pada bagian pin roller yang terdapat didalam roller camfollower. Untuk menangani permasalah
Alternatif Pemilihan Perbaikan Pin Camfollower
Penyelesaikan permasalahan yang terjadi pada problem engine abnormal noise yang diakibatkan oleh adanya kerusakan pada pin camfollower maka pihak KRI membuat beberapa alternatif perbaikan yaitu :
No
Description
Reuse Part
Assy Part
Inner Part
1 Biaya Spare Part Rp 14,209.82 Rp 825.84 Rp 88.44 2 Biaya Proses Pekerjaan Rp 4,000.00 Rp 468,000.00 Rp 246,560.00
3 Lama Proses Pengerjaan 15 menit 29 jam 15 menit 15 jam 25 menit
4 Lama Proses Order Tidak ada 4-5 Hari 2-3 Hari
5 Efek Problem Warranty Claim Tidak Ada Tidak Ada
Tabel 4.5 Perbandingan Alternatif
Penggunaan Reuse Part
Alternatif yang pertama kali dilakukan pada proses remanufaktur komponen camfollower setelah dilakukan
disassembly adalah dengan cara penggunaan kembali sparepart (reuse part) tersebut dengan terlebih dahulu
melakukan pembersihan dan pengukuran terhadap sparepart tersebut sesuai dengan standar. Namun hal ini membuat timbulnya keluhan dari pelanggan dengan adanya masalah engine noise.
Penggunaan Assembly Part
Alternatif kedua yaitu penggunaan part assembly dengan cara melakukan order camfollower assy untuk
part camfollower tersebut. Akibat timbulnya warranty claim dari penggunaan reuse part tersebut. Oleh karena itu,
managemen atas dasar informasi dari tim QA untuk penggunaan reuse part dihentikan dan dirubah menggunakan
part assy. Akan tetapi alternatif tersebut memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan hal tersebut dapat dilihat pada
diagram assy part di atas. Kekurangan pada penggunaan part tersebut terdapat pada biaya penggantian sparepart, biaya pengiriman sparepart dan lead time ketersediaan barang. Hal itu dikarenakan adanya proses order part assy yang membutuhkan waktu pengiriman.
Penggunaan Inner Part
Alternatif yang ketiga yaitu proses inner part dimana proses ini dilakukan dengan cara penggantian bagian
inner partnya saja. Bagian yang dilakukan penggantian pada komponen camfollower. Camfollower terdiri dari
beberapa bagian yaitu pin roller, roller, dan shaft jadi kita tidak perlu mengganti komponen tersebut dengan komponen assembly melainkan hanya membeli bagian dari komponen yang mengalami kerusakan saja. pada problem ini kerusakan part camfollower hanya terjadi pada bagian “pin roller” saja, jadi kita tidak perlu order dengan menggunakan part number assy melaikan order menggunakan part pin rollernya saja. Proses disassembly
pin camfollwer diperlukan sebuah tools untuk membantu proses melepas pin tersebut, akan tetapi KRI belum
memiliki tools tersebut. Oleh karna itu dibuatlah sebuah improvement untuk membantu proses disassembly tersebut. Check Sheet
Check Sheet berfungsi sebagai alat bantu dalam mempermudah suatu proses yang akan dilakukan atau lebih dipahami. check sheet berisikan prosedur kerja yang harus dilakukan dalam suatu proses produksi. Check sheet yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu: Pertama yaitu dengan Check sheet Assembly. Terdiri dari 8 langkah kerja yang menjadi standar dalam proses pekerjaan, langkah proses tersebut harus benar – benar dilaksanakan agar mendapatkan hasil produksi yang standar dengan mutu. Check sheet dibuat sesuai jenis engine yang akan di proses, terdapat keterangan gambar dan keterangan hal – hal yang dilakukan dalam proses assembly tersebut.
Pembuatan Tools
Proses assembly dan disassembly camfollower ditemukan adanya kendala yaitu proses pelepasan pin
camfollower, namun selama ini tools tersebut belum tersedia. Oleh karena itu perusahaan hanya melakukan
penggukuran pada bagian roller camfollower saja sedangkan untuk bagian pin tidak dilakukan pemeriksaan. Proses kerja tools tersebut memerlukan bantuan sebuah mesin hydraulic untuk melakukan proses pelepasan dan pemasangan pin tersebut. Berikut ini merupakan gambaran desain tools yang dibuat untuk dapat mempermudah proses assembly dan disassembly pin roller camfollower
Jig Remove and Instal Pin Camfollower
Simpulan
Berdasarkan pengumpulan data, analisa permasalahan dan aktifitas-aktifitas yang telah dilakukan, penulis mengambil beberapa kesimpulan yaitu:
1) Penyebab terjadinya warranty claim yang mengakibatkan engine noise adalah adanya kerusakan pada Pin camfollower. Kerusakan tersebut berupa adanya scratch dan abnormal color.
2) Alternatif yang baik digunakan adalah penggunaan inner part.
3) Dengan penggunaan inner part maka perusahaan dapat mengurangi cost sebesar $737,4. Saran
Dari hasil pengujian dari aktifitas yang telah dilakukan, penulis memberikan saran, antara lain :
1) Dapat bermanfaat bagi perusaan, dan perusahaan dapat melanjutkan proses remanufaktur pada komponen camfollower dengan pilihan alternatif penggunaan inner part agar tidak timbul kembali adanya waranty claim dan cost yang berlebih. Dan perusahaan dapat lebih memperhatikan dalam pengambilan keputusan terhadap penggunaan komponen reuse part atau penggunaan assy par karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas produk yang akan dihasilkan. Dan juga penulis berharap agar penggunaan komponen reuse part lebih diperhatikan sebab dampak yang dihasilkan dari masalah tersebut sangat besar dan dapat merugikan perusahaan terlebih dapat berakibat menggurangi kepercayaan konsumen terhadap perusahan akibat adanya warranty claim dari produk yang dihasilkan.
Daftar Pustaka
Gunawan, hendra. (2013). Implementasi Pengendalian kualitas Dengan Menggunakan Metode Statistik Pada Pabrik Cat X Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1), 2.
Nur, M. Nasution. (2005). Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Su'udi, ahmad. (2010). Reduksi Bising Motor Diesel Menggunakan Lampiran Partial Enclosure. Jurnal Teknik, 1(1), 2-5.
Render, B. Heizer, J. (2011). Operation Management 10th Edition. Global Edition : Pearson.
Yuri, T. (2013). TQM: Manajemen Kualitas Total Dalam Perspektif Teknik Industri. Jakarta: PT Indeks. UT, School. Diesel Engine. Jakarta Traning Center UT.
Soh, S. L (2014). Design for Disassembly for Remanufacturing: Methodology and Technology. (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/3.0/)
Akbar, ahmad. (2012). Improvement Common Rail System pada Unit UD Truck CWM 330 PT. Astra International UD Truck. Skripsi Teknik, 2(1), 7.
Miranda, ST. (2006). Six Sigma. Jakarta: Penerbit Harvarindo.
Helianty, yanti. (2012). Model Peningkatan Reliabilitas untuk Produk Food Processor yang Dijual dengan Garansi. Jurnal Teknik, 1(2), 33-34.