• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PROSA DAN SIKAP SISWA MELALUI APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ILUSTRASI: Pengembangan Model dan Hasil Belajar Terhadap Siswa Kelas IV SDN KPAD I Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PROSA DAN SIKAP SISWA MELALUI APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ILUSTRASI: Pengembangan Model dan Hasil Belajar Terhadap Siswa Kelas IV SDN KPAD I Bandung."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

(2)

D Model Pembelajaran ... 53

1. Model Pembelajaran Klasikal ... 53

2. Model Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) ... 54

3. Model Bermain Peran ... 55

4. Model Karya Pembelajaran Kosakata ... 55

E.Model-Model Pembelajaran Menulis ... 55

1. Model Pembelajaran Menulis Mengarang Bebas ... 55

2. Model Mengarang dengan Gambar Bersusun ... 56

3. Model Pengajaran Mengarang dengan Topik yang Telah Ditentukan. 57 4. Model Pembelajaran Menulis Berbasis llustrasi ... 59

a. Pengertian llustrasi ... 60

b. Sifat-sifat Ilustrasi ... 61

1.Ilustrasi informatif ... 62

2. Ilustrasi sugestif ... 62

3. Ilustrasi representatif ... 62

c. Ciri Utama Model Pembelajaran Berbasis Ilustrasi ... 62

d. Jenis-jenis ilustrasi ... 65

1. Foto ... 65

2. Sketsa ... 66

5. Pengembangan model Berbasis Ilustrasi ... 67

F.Perkembangan Bahasa Anak ... 69

G.Perkembangan Pragmatik ... 71

H.Perkembangan Menulis ... 73

I. Kiat Menulis dan Cara Memotivasi Anak Agar Senang Menulis ... 73

(3)

E. Pengembangan Instrumen ... 87

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Ilustrasi dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Prosa ... 95

1. Rancangan Kegiatan Pembelajaran ... 98

2. Persiapan Pembelajaran ... 100

3. Pelaksanaan Model Pembelajaran Menulis Karangan Prosa Berbasis Ilustrasi ... 101

a. Deskripsi Pelaksanaan Proses Pembelajaran I dan Analisis Tes Awal 101 b. Deskripsi Pelaksanaan Proses Pembelajaran II ... 120

c. Deskripsi Pelaksanaan Proses Pembelajaran III ... 127

d. Deskripsi Pelaksanaan Proses Pembelajaran IV ... 133

e. Deskripsi Pelaksanaan Proses Pembelajaran Vdan Analisis Tes Akhir ... 139

B. Perbedaan Keterampilan Menulis Karangan Prosa Pada Tes Awal dan Tes Akhir ... 156

C. Sikap Siswa terhadap pembelajaran berbasis ilustasi dalam menulis karangan prosa ... 159

Lampiran 3.2. Hasil Instrumen Penelitian yang dijudgment ... 179

Lampiran 3.3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 182

Lampiran 3.4. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ... 218

Lampiran 3.5 Soal Tes Awal ... 221

(4)

B. DATA PENELITIAN

Lampiran 4.1. Hasil Tes Awal dan Tes Akhir ... 223

Lampiran 4.2. Peningkatan (N-Gain) Keterampilan Menulis Karangan Prosa Pada Tes Awal dan Tes Akhir ... 225

Lampiran 4.3. Hasil Analisis Uji Beda Rata-rata Skor Pada tahap Awal dan Tahap Akhir ... 226

Lampiran 4.4. Hasil Angket Tanggapan/sikap siswa ... 229

Lampiran 4.5. Hasil Observasi ... 230

Lampiran 4.6. Dokumentasi Penelitian ... 236

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

2.1. Angket Skala Sikap Siswa terhadap pembelajaran Ilustrasi ... 55

2.2 . Sub Kompetensi Menulis Pada Kurikulum 2004 ... 63

3.1. Kriteria Menulis Karangan Prosa ... 89

4.1. Rancangan Kegiatan Belajar Mengajar Dengan Model Berbasis Ilustrasi ... 98

4.2. Hasil Pada Pembelajaran I (Tes Awal) ... 117

4.3. Persentase Keterampilan Siswa Per Aspek Pada Tes Awal ... 118

4.4. Jumlah Siswa Per Aspek Pada Tes Awal ... 118

4.5. Hasil Pada Pembelajaran II ... 125

4.6. Hasil Pada Pembelajaran III ... 131

4.7. Hasil Pada Pembelajaran IV ... 138

4.8. Hasil Pada Pembelajaran V (Tes Akhir) ... 154

4.9. Persentase Keterampilan Siswa Per Aspek Pada Tes Awal ... 155

(6)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Hal.

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal.

3.1. Paradigma Penelitian dan Pengembangan ... 79

3.2. Prosedur Penelitian ... 94

4.1. Proses Pembelajaran 1 ... 119

4.2. Proses Pembelajaran 2... 126

4.3. Proses Pembelajaran 3... 132

4.4. Proses Pembelajaran 4 ... 139

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Alasan mengapa menulis itu penting bagi anak, Leonhardt (2001:19) mendeskripsikannya dalam sepuluh alasan. Dari sepuluh alasan tersebut, tujuh diantaranya akan dikemukakan dalam bagian ini. Ketujuh alasan tersebut yang pertama adalah hanya anak yang terbiasa menulis mandiri yang akan belajar cara menulis dengan fokus yang tajam dan jelas. Anak-anak yang menghabiskan ribuan jam memusatkan gagasan mereka dalam berbagai tulisan, ketika mereka dewasa kelak akan jauh lebih siap menyajikan gagasan mereka dengan jernih dan kuat.

(9)

dan gaya mereka sendiri dan sangat mengganggu guru yang tidak kompeten. Akan tetapi, mereka pasti merampungkan makalah. Alasan ketiga adalah semua guru, kecuali guru yang sangat buruk, akan mengakui bahwa makalah mereka jauh lebih baik daripada makalah teman-teman sekelasnya.

Alasan keempat adalah anak-anak yang suka menulis, dan sering untuk iseng, juga lebih memahami hal-hal yang dibacanya. Membaca dan menulis tak salah lagi saling berkaitan. Anak-anak yang senang membaca akan memperoleh rasa kebahasaan tertulis, yang kemudian mengalir dalam tulisan mereka. Anak-anak yang menulis cerita dan puisi serta mahir akan membaca dengan ketelitian dan wawasan yang jauh lebih besar. Mereka mulai memperhatikan bagaimana seorang pengarang menyusun alur cerita, menggambarkan secara rinci karakter seorang tokoh, atau menggunakan teknik-teknik pengibaratan. Alasan kelima adalah anak-anak yang senang menulis (dan membaca) menjadi murid yang mudah unggul dalam hampir semua mata pelajaran. Anak-anak yang sangat terpelajar hampir tak terhentikan; mereka betul-betul tahan guru dan tahan sekolah. Kecuali mereka sedang mengatasi masalah pribadi yang sangat serius. Anak-anak yang rajin, tetapi tidak pernah mengembangkan kebiasaan membaca dan menulis mandiri, prestasinya makin lama makin menurun karena pelajaran makin lama makin sulit. Mereka tidak memiliki pemahaman bahasa yang andal, padahal mereka harus membaca buku-buku tingkat lanjut, atau menulis makalah atau laporan tingkat lanjut.

(10)

menyatakan bahwa “Pertama, apa yang terjadi pada anak-anak itu berpengaruh. Kedua, entah bagaimana, membicarakan (atau menuliskan) trauma masa lalu akan membantu membuat trauma itu tidak lagi begitu merusak.” Membantu anak dalam memperoleh rasa kecintaan pada tulis-menulis mungkin merupakan suatu anugerah, akan menjaga kestabilan mereka dalam mengarungi masa-masa sulit secara aman. Tentu saja, jika masalah mereka berat, sebaiknya mencarikan mereka pertolongan psikolog. Akan tetapi, kebiasaan membuat catatan pribadi, atau berusaha memfokuskan pengalaman mereka ke dalam cerpen atau puisi, bisa menjadi bagian penting dari kepulihan mereka. Alasan terakhir adalah penulis yang terampil dan fasih mempunyai keuntungan luar biasa dalam sebagian besar bidang pekerjaan. Keberhasilan di hampir semua bidang pada masa kini jauh lebih bergantung pada kemampuan menulis. Seperti e-mail, SMS, menulis pernyataan misi, rencana jangka panjang, atau artikel professional.

Kegiatan menulis pada anak dimulai dari rasa senang yang dia miliki terhadap kegiatan tersebut. faktor-faktor yang dapat menghilangkan rasa senang menulis pada anak adalah jika pengajaran menulis di sekolah dimulai dari pengajaran yang hanya mengajarkan teori menulis dan tatabahasa, waktu yang disediakan untuk pengajaran menulispun sangat sedikit dengan jumlah siswa kelas yang sangat banyak, dan hasil tulisan anak yang jarang diperiksa oleh guru.

(11)

Salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis. Menurut Badudu (1985:10). ”Menulis merupakan suatu keterampilan yang produktif dan ekspresif, artinya selalu diperlukan berbagai bidang kehidupan dan dapat menggunakan gagasan atau ide, pikiran dan perasaan kepada orang lain secara tidak langsung atau tidak bertatap muka dengan lawan bicara.

Dalam kegiatan belajar mengajar, latihan keterampilan menulis sesuatu yang dapat diajarkan melalui penjelasan saja. Siswa tidak dapat memperoleh keterampilan menulis hanya dengan menunggu, mendengar atau mencatat dari guru. Keterampilan menulis memerlukan latihan dan praktik yang berkelanjutan. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar siswa harus langsung berlatih menulis. Tanpa adanya proses latihan tidak mungkin keterampilan menulis akan muncul.

Akhadiyat (1984 : 143) mengatakan bahwa ”Kemampuan menulis berkaitan dengan kemampuan membaca. Penulis yang baik biasanya juga pembaca yang baik. ”Hal ini senada dengan pendapat Tarigan (1986 : 25) yang mengemukakan bahwa keterampilan menulis dan membaca merupakan keterampilan yang kompleks dan sukar dibandingkan dengan keterampilan berbicara dan menyimak. Oleh karena itu, kekompleksan keterampilan menulis, pengajaran menulis di sekolah dasar harus dilakukan seoptimal mungkin.

(12)

Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 1986 : 4).

Nilai siswa dalam pembelajaran menulis masih rendah, tampak pada beberapa penelitian yang telah dilakukan diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Linda Nurlinda dengan skripsinya yang berjudul ”Model Pembelajaran Karangan Narasi dengan menggunakan Media Foto Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan menulis Siswa Kelas 3 Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Bandung Tahun 2004/2005”. Penelitian yang mendukung lainnya juga seperti diungkapkan oleh Syahruddin dalam tesisnya yang berjudul ”Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan” PTK di Sekolah Dasar Negeri Tanjakan Kelas V Cicadas Kota Bandung Tahun 2006.

Pembelajaran menulis karangan di sekolah dirasa kurang terlaksana dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh media dan metode pembelajaran yang berdampak pada keterampilan siswa. Oleh karena itu, guru haruslah mampu menggunakan media dan mengembangkan metode pembelajaran agar tidak menjenuhkan siswa dalam belajar. Dengan menggunakan media yang menarik, pembelajaran menulis pun diharapkan lebih menyenangkan dan membantu siswa dalam memperoleh ide (inspirasi) ketika sedang menulis karangan.

(13)

Sebagian pihak ada yang mengatakan bahwa kegagalan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan sumber masalah dari rendahnya minat baca, minimnya sikap berbahasa dalam interaksi sosial di tengah masyarakat. Artinya kompetensi lulusan sekolah dalam menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar masih minim. Benar bahwa kemampuan menulis siswa kita masih memprihatinkan, untuk itu disarankan penekanan pembelajaran pada penggunaan bahasa bukan pada teori bahasa.

Akan lebih baik membiarkan siswa mengungkapkan pikiran dan pendapat mereka, kemudian secara perlahan-lahan diarahkan bagaimana yang baik dan yang benar. Akan tetapi, jika dari awalnya sudah disalahkan maka akan mematikan bahwa membunuh kreatifitas mereka. Dengan demikian, siswa harus belajar untuk mulai membiasakan diri dengan pembelajaran yang menuntut lebih dari sekedar menghadapi pembelajaran sampai pada proses aktifitas pembelajaran di kelas.

(14)

Sebagai kecakapan hidup, menulis pun dapat dipelajari. Jika seni tari, musik, dan olah raga dapat dikerjakan, menulis pun sesungguhnya demikian juga. Lasimo (2003), mengemukakan ”Banyak penulis bersepakat bahwa sembilan puluh persen kemampuan menulis dihasilkan lewat pembelajaran, latihan menulis. Hanya sepuluh persen dipengaruhi oleh faktor bakat. Senada dengan Putu Wijaya, faktor bakat tak lebih dari lima belas persen. Ini faktor bakat, sebagaimana dalam kecakapan hidup lainnya, tidak cukup dominan mengarahkan seseorang menjadi penulis atau tidak. Justru, faktor pembelajaran yang cukup dominan pengaruhnya”.

Sebagai jenis kompetensi yang bisa dipelajari dan dibutuhkan dalam banyak bidang kehidupan, sudah saatnya sekolah dalam hal ini guru, menumbuhkembangkan kompetensi ini pada anak didiknya melalui tradisi menulis. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, teknik pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran bahasa Indonesia tidak dijabarkan secara rinci. Dengan demikian, guru diberi kesempatan dan keleluasaan untuk memilih model pembelajaran di kelas. Guru dipacu untuk menampilkan model pembelajaran yang dianggap cocok dengan materi yang akan disampaikan. Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa kemampuan guru menetapkan model merupakan salah satu keberhasilan kegiatan pembelajaran.

(15)

Adapun salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa diantaranya adalah menulis berdasarkan gambar. Dengan demikian, menulis berdasarkan gambar merupakan salah satu bentuk mengasah kemampuan berbahasa siswa, terutama melatih kemampuan menulisnya.

Menurut Durahman (1991: 3) hambatan pertama dalam menulis sulitnya mengungkapkan pendapat ke dalam tulisan. Yang kedua sangat miskin bahan yang akan ditulis. Hambatan ketiga kurang memadainya kemampuan kebahasaan yang dimiliki. Hambatan keempat, kurangnya pengetahuan tentang kaidah-kaidah menulis. Hambatan terakhir kurangnya kesadaran akan pentingnya menulis. Oleh karena itu, menjadi tugas gurulah dalam memilih model yang tepat dalam pembelajaran menulis di kelas untuk mencari solusi terhadap hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dalam menulis.

Guru memegang peranan penting dalam proses latihan menulis, tetapi jarang memeriksanya apalagi mengembalikannya. Bagaimana siswa tahu tulisannya bagus, jelek, kalau tidak ada koreksi dari guru. Para siswa sekolah dasar enggan menulis karena bingung dari mana mereka harus memulai menulis, mereka tidak tahu bagaimana cara mengorganisasi pikiran atau perasaan mereka di atas kertas. Karena memang tidak diperkenalkan kepada pengalaman menulis oleh guru, baik melalui contoh-contoh karangan maupun pada latihan-latihan terpimpin.

(16)

pengalaman pengetahuan, atau perasaan yang mereka miliki ke dalam bahasa tulis yang teratur, beruntun dan satu kesatuan yang kohesif dan koheren, sehingga menjadi wacana yang baik (Warrier, 1965 : 52).

Pengajaran dengan menggunakan model yang dapat menggugah imajinasi siswa dapat merangsang siswa untuk menulis. Salah satunya dengan bantuan ilustrasi seperti foto, sketsa, dan lukisan. Menurut Alwasilah (2005:71) ”album foto keluarga adalah salah satu cara untuk memperoleh gagasan untuk menulis.”

Tulisan ini dimaksud sebagai upaya mencari alternatif dalam pembelajaran menulis, tentang keterampilan menulis karangan prosa dan sikap siswa kelas 4 di SDN KPADI Bandung melalui aplikasi model . Karangan yang dimaksud adalah susunan bahasa sebagai pengutaraan pikiran, perasaan, penginderaan, khayalan, kehendak, keyakinan, dan pengalaman kita” (Rusyana, 1982:1). Dalam penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran berbasis ilustrasi.

(17)

lingkungan anak hingga dikembangkan menjadi gambar yang akan menjadikan siswa lebih terangsang namun tetap mengacu pada apa yang tercantum dalam standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Model ini diharapkan dapat menjadi efektif dalam berlatih menulis khususnya bagi siswa sekolah dasar.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini penulis tertarik untuk mengangkat judul ” Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Prosa dan Sikap Siswa Melalui Aplikasi Model Pembelajaran Berbasis Ilustrasi (Pengembangan Model dan Hasil Belajar Terhadap Siswa Kelas IV SDN I KPAD Sukasari Bandung).

B. Identifikasi Masalah

Berikut ini penulis kemukakan identifikasi masalah berdasarkan latar belakang masalah di atas.

1. Masalah Kemampuan Menulis Siswa yang Rendah.

Kenyataan yang ada bahwa kemampuan menulis siswa rendah perlu mendapatkan perhatian guru untuk segera memperbaiki dan mencari solusi agar masalah tersebut teratasi.

2. Pengajaran Menulis Tradisional Banyak Membuang Waktu.

(18)

belum melibatkan aktivitas siswa secara optimal dan belum terlaksana. 3. Berdasarkan dua masalah di atas diperlukan upaya memperbaiki proses.

Pembelajaran dengan mengembangkan model pembelajaran sehingga guru memiliki kesempatan untuk memilih model yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Dalam menguji dan mengembangkan sebuah model pembelajaran mungkin terdapat berbagai hambatan yang ditemui. Dalam menanggulangi hambatan-hambatan itu tentu diperlukan perbaikan model sehingga akan tercipta model baru yang cocok. Penelitian ini dapat mengahsilkan model pembelajaran yang sudah diperbaharui sesuai dengan hambatan yang ditemukan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. bagaimanakah rancangan pengembangan model pembelajaran berbasis ilustrasi dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan prosa siswa? 2. apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan menulis

karangan prosa siswa pada awal dan akhir dari pembelajaran berbasis ilustrasi?

(19)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. mengetahui rancangan pengembangan model berbasis ilustrasi dalam upaya

untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan prosa;

2. mengetahui perbedaan keterampilan menulis karangan prosa pada awal dan akhir dari pembelajaran berbasis ilustrasi;

3. mengetahui sejauhmana sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis ilustrasi.

E. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada berbagai pihak, seperti berikut:

1. Bagi guru SD manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. sarana aktivitas dalam mengelola pembelajaran menulis dengan model berbasis ilustrasi;

b. dengan menggunakan model pembelajaran menulis berbasis ilustrasi dapat memperbaiki proses belajar mengajar di kelas;

c. sebagai pendorong dan umpan balik dalam pengajaran menulis karangan sesuai dengan tujuan pengajaran menulis di sekolah dasar.

2. Bagi siswa sekolah dasar adalah:

a. hasil penelitian dapat memacu serta meningkatkan kualitas menulis para siswa;

(20)

3. Bagi peneliti, dapat berguna sebagai landasan penelitian yang berhubungan dengan aspek keterampilan menulis dengan menggunakan model menulis berbasis ilustrasi.

F. Asumsi

Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran menulis dapat menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan berbasis ilustrasi;

2. Belajar dengan menggunakan pendekatan berbasis ilustrasi dapat mendorong siswa dalam belajar menulis karangan prosa;

3. Mengaitkan dengan kehidupan pribadi dan lingkungan akan mempermudah siswa dalam menulis;

4. Pembelajaran dengan menggunakan model berbasis ilustrasi merupakan sebuah model pembelajaran yang dapat membantu proses mengajar di SD.

G. Hipotesis

(21)

H. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Prosa, Motivasi Siswa terhadap Pembelajaran Berbasis Ilustrasi, dan Aplikasi Model Pembelajaran Menulis Berbasis Ilustrasi.

I. Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian ini diinterprestasikan sebagai berikut : 1. Keterampilan menulis karangan prosa adalah melukiskan lambang-lambang

grafik yang mengagambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik itu. Di sini penulis prosa dapat secara bebas menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, tanpa harus terikat oleh aturan tertentu. Penulis tidak perlu menggunakan bentuk kata yang dibuat-buat agar terasa sangat indah. Penulis tidak perlu susah payah mencari kata-kata atau huruf, suku kata-kata dan kata-kata yang digunakan untuk mengutarakan ide atau pesannya secara tertulis.

(22)

motivasi adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai

(23)
(24)
(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

Studi ini dilaksanakan dengan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and develop-ment) yang mengacu pada Borg dan Gall (2003) dengan penyesuaian seperlunya sesuai dengan kondisi. Pendekatan penelitian tersebut menggunakan paradigma di bawah ini.

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian dan Pengembangan UJI COBA

PRODUK AWAL

PERENCANAAN R & D

PENYUSUNAN ISI POKOK MODEL, MATERI, PROSEDUR

SISTEM EVALUASI

UJI

ANALITIK REVISI

KEGIATAN AWAL

PENGEMBANGAN MODEL AWAL

PENGUJIAN OPERASIONAL

SIMPULAN DAN SARAN

REVISI AKHIR UJI LAPANGAN

STUDI PENDAHULUAN

(26)

Dalam penelitian dan pengembangan ini, Iangkah-langkah tersebut dijabarkan secara lebih rinci sebagai berikut.

1. Kegiatan awal Penelitian

a. Studi Pendahuluan

Pengumpulan informasi yang dilakukan dengan kegiatan observasi dan interviu. Pemerolehan informasi ditekankan pada pembelajaran menulis yang selama ini dilakukan di SDN KPAD I Sukasari Bandung. Interviu dilakukan dengan beberapa murid yang mengikuti pembelajaran menulis dan dengan guru pengajar. Observasi dan hasil interviu dimaksudkan sebagai dasar pemikiran dalam menentukan model berbasis ilustrasi sebagai teknik pembelajaran menulis sebagai produk yang diharapkan. Informasi sebagai dasar analisis kebutuhan. Apa yang dibutuhkan guru agar pembelajaran menulis bernuansa integrasi dengan keterampilan berbahasa dan sesuai dengan kognisi anak.

b. Kajian Pustaka

(27)

2. Perencanaan Penelitian dan Pengembangan

Penetapan jenis keterampilan yang akan dikaji. Pembelajaran kemampuan menulis karangan prosa pada tingkat sekolah dasar yakni prosa atau sebuah karangan bebas yang model media ataupun materinya yang disesuaikan berdasarkan tingkat usia perkembangan siswa, yang diangkat dari kehidupan anak yang berkaitan dengan cerita hiburan ataupun aktivitas kegiatan sehari-hari siswa. Model menulis berbasis ilustrasi adalah memberikan tuntunan visual yang disediakan berupa ilustrasi sebagai sumber inspirasi siswa untuk setiap tugas menulis. Sedangkan model pengajaran menulis berbasis ilustrasi lebih difokuskan pada sketsa dan foto.

Paradigma baru dalam membaca dan menulis sebagai aktivitas yang menyenangkan bagi siswa, mereka distimulus untuk banyak membaca dan latihan menulis. Semua metode bersifat praktis dan dapat diaplikasikan secara menarik hati dalam kelas. Sebanyak mungkin menghindari tata bahasa atau sastra yang harus dihapalkan seperti pada pelajaran lain, tetapi diberikan dalam bentuk latihan menulis (prosa maupun puisi) yang menyegarkan. Dengan demikian guru-guru diharapkan memiliki kemampuan baru dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

(28)

Tuntunan visual mutlak disediakan, artinya di dalam tuntunan model pembelajaran menulis berbasis ilustrasi disediakan sketsa dan foto sebagai sumber inspirasi siswa untuk setiap tugas menulis. Model pembelajaran menulis berbasis ilustrasi diberikan untuk siswa sekolah dasar kelas 4. Pada pembelajaran menulis berbasis ilustrasi siswa diminta untuk menulis beberapa paragraf mengenai ilustrasi yang diberikan kepada mereka, tetapi sebelumnya guru mengajarkan bagaimana menginterprestasikan ilustrasi yang mereka lihat.

Siswa diberi kebebasan dalam menginterprestasikan ilustrasi yang diberikan dalam menulis karangan prosanya dari salah satu kata kunci yang diambil dari gambar yang dijadikan tema dalam karya imajinasi yang ditulis. Karangan prosa yang dibuat harus memenuhi kriteria ilustrasi who/siapa, why/kenapa, where/dimana, when/kapan, what/apa dan how/bagaimana. Ilustrasi-ilustrasi yang diberikan berupa sketsa dan foto yang dikembangkan dari model gambar yang sangat sederhana hingga model gambar yang lebih merangsang keinginan, menciptakan suatu perasaan, mempengaruhi pendapat atau memotivasi aksi pada diri siswa dalam mengerjakan tugas menulisnya. Ilustrasi yang diberikan, pertama berupa sketsa kegiatan belajar dalam kelas, kedua foto kegiatan pekan kreatifitas siswa di sekolah tempat penelitian, ketiga sketsa pasar malam, keempat sketsa tranportasi pedati, dan kelima sketsa kebun binatang. a. Pengembangan Model Awal

(29)

pada kesesuaian dengan kognisi anak, yang memungkinan mendorong anak berfikir kreatif dan mengembangkan imajinasinya. Murid disiapkan dengan diberikan materi tentang menulis karangan prosa berdasarkan gambar. Bentuk karangan prosa tingkat sekolah dasar pada penelitihan ini adalah tentang prosa kegiatan belajar siswa di kelas, kegiatan pekan kreatifitas siswa di lingkungan sekolah, taman hiburan pasar malam yang ada di sekitar lingkungan sekolah, cerita kondisi transportasi tradisional, dan kegiatan yang ada di kebun binatang.

Pembelajaran menulis dilakukan dengan model berbasis ilustrasi. Model berbasis ilustrasi inilah yang akan dikembangkan sebagai teknik mengajarkan menulis di sekolah dasar. Sebelum melakukan kegiatan menulis siswa dibekali dengan cara-cara mengilustrasikan gambar untuk menuliskan karangan prosanya. Adapun prosedur pembelajaran dimulai dengan menentukan sketsa gambar sebagai bahan kegiatan menulis. Pemilihan gambar tersebut didasarkan pada petunjuk kurikulum 2004, langkah selanjutnya siswa melakukan kegiatan menulis karangan prosa berdasarkan salah satu kata kunci/tema dari gambar yang dikuasai atau yang digemari siswa untuk dituliskan menjadi karangan yang baik sesuai dengan kriteria- kriteria yang ada.

(30)

b. Uji Coba Produk Awal

Ujicoba produk awal yang mencakup kegiatan: (a) interviu dengan guru bahasa Indonesia, pakar pendidikan pendidikan bahasa, dan pakar seni rupa/ilustrasi; (b) uji analitik oleh pakar bahasa Indonesia, guru bahasa Indonesia, ahli PBM. Langkah ini dilanjut dengan revisi.

c. Pengujian Produk Utama

Pengujian produk utama. Pengujian model berbasis ilustrasi ini oleh pakar seni rupa/ pakar ilustrasi. Uji coba tersebut mengarah pada revisi produk secara operasional.

B. Pengujian Lapangan Secara Operasional

Kegiatan ini adalah pemberlakuan model pembelajaran berbasis ilustrasi pada SDN KPAD I Bandung. Penelitian perlakuan dimaksudkan untuk menguji keefektifan model berbasis ilustrasi. Ujian lapangan tersebut dilakukan beberapa kali sampai mencapai target nilai rata-tata minimal 7,5. Pada pelaksanaan pembelajaran pertama dilakukan tes awal. Setelah melalui pengembangan pembelajaran sampai mencapai target nilai rata-rata 7,5, siswa diberikan tes akhir. Penelitian pengembangan model dan hasil belajar dilakukan dengan menggunakan desain eksperimen dengan menggunakan static-group comparasion design sebagai berikut:

Kelas Eksperimen

X O

1

O

2

(31)

Keterangan :

O1 : Nilai awal kelas eksperimen

O2 : Prestasi kelas eksperimen setelah diberi pembelajaran dengan model menulis berbasis ilustrasi

C. Data Penelitian

1. Data Primer

Data penelitian ini adalah hasil karangan menulis prosa pada siswa kelas IV-a SDN KPAD Tahun ajaran 2009 yang berjumlah 30 orang.

2. Data Sekunder

Data sekunder di sini adalah hasil observasi kondisi pembelajaran menulis yang ada di SDN KPAD I Sukasari Bandung pada semester genap tahun ajaran 2009. Kondisi pembelajaran menulis para siswa masih mengalami kesulitan dalam menemukan ide-ide untuk mengarang dan juga dalam mengembangkan karangan yang benar. Potensi dan masalah ini peneliti peroleh dari dialog langsung dengan guru pengajar di sekolah tersebut. Untuk melengkapi data penelitian ini disediakan juga angket untuk siswa dengan tujuan untuk melihat bagaimana respon siswa dengan model yang peneliti aplikasikan, juga angket untuk guru yang berguna untuk melihat kondisi pembelajaran yang dilaksanakan guru pengajar di kelas.

(32)

sekolah itu terdapat “ Lapangan Luas yang digunakan sebagai tempat olah raga umum dan juga siswa tersebut. Di lapangan tersebut digunakan juga sebagai “Taman Hiburan” oleh penduduk sekitar sekolah dan masyarakat setempat. Karena setiap liburan semester, lapangan olah raga tersebut sering digelar dan dibuka adanya taman hiburan rakyat atau pasar malam, sehingga para siswa akrab dengan adanya hiburan di gelanggang olah raga tersebut. Dengan adanya lingkungan yang menciptakan siswa bisa refresing, hal ini memungkinkan siswa benar-benar mengalami penyegaran jiwanya.

Kepala sekolahnya adalah Hj. Djuhaenah, SPd. Jumlah seluruh guru 10 orang yang meliputi 7 orang guru kelas, 1 orang guru agama, 1 orang guru olahraga dan 1 guru bahasa Inggris honor. Sedangkan guru kelas 4a adalah Ibu Nanan Supinah, S.Pd. Sekolah menampung 320 siswa dengan latar belakang sosial ekonomi menengah 60%, dan sosial ekonomi bawah 40%. Orang tua siswa dominan orang angkatan darat dan sebagian yang lain wiraswasta. Keinginan untuk belajar serta motivasi mereka, belajar mereka tinggi, terlihat 100% dari lulusan SDN KPAD 1 meneruskan ke SLTP baik swasta atapun negeri yang berada disekitar kota Bandung. Kendala utama menurut kepala sekolah SDN KPAD 1 adalah SDN KPAD 1 masih kekurangan guru khususnya guru pengajar bahasa Inggris. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru kelas 4a.

D. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Persiapan Pembelajaran

(33)

berbasis ilustrasi yang dirumuskan dengan guru. Penyusunan instrumen tersebut diantaranya:

a) menentukan topik pembelajaran; b) menentukan alokasi waktu c) merumuskan tujuan pembelajarn

d) menentukan dan menyiapka media pembelajaran yang diperlukan e) menyusun rencana pembelajaran

2. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi, angket, dan tes. Lembar observasi digunakan untuk mendapatkan data yang dijadikan bahan informasi tentang kualitas pembelajaran. Tes esai digunakan untuk mendapatkan data kemampuan menulis karangan prosa siswa. Sedangkan lembar angket digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran menulis berbasis ilustrasi. Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 3. halaman dan untuk angket siswa dapat dilihat pada lampiran 3. halaman .

E. Pengembangan Instrumen

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu berupa skor dari para siswa yang diberi perlakuan dengan model menulis berbasis ilustrasi.

(34)

eksperimen terus menerus diberi treatment/perlakuan dengan model pemebelajaran menulis berbasis ilustrasi sampai mencapai nilai minimal 7,5. Sebelum semua mencapai nilai tersebut secara terus menerus akan tetap dilakukan perlakuan pembelajaran dengan pengembangan pembelajaran yang relevan dengan tujuan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran pengembangan model berbasis ilustrasi ini disediakan 5 ilustrasi yang terdiri dari sketsa dan foto. Hal ini dirancang dari model gambar dari termudah hingga ke arah pada gambar yang siswa akan lebih terangsanag tatapai tetap disesuaikan dengan usia dan tingkat kemampuan perkembangan siswa dan mengacu pada kurikulum Bahasa Indonesia kelas 4 sekolah dasar.

(35)

memenuhi kriteria ilustrasi untuk pembelajaran anak SD kelas 4. Gambar 5 diperbaiki karena tulisan yang terdapat dalam sketsa gambar kurang mencerminkan materi kebahasaan. Gambar 6 dibuang karena tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, kata-kata kunci gambar yang ada pada membelakangi layar sehingga sulit untuk ditafsirkan. Gambar 7 diganti dengan gambar yang lebih jelas yang menggambarkan kesenian seni tari. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah setelah instrumen dijudgment oleh pakar diputuskan 6 gambar valid dan dapat digunakan untuk instrumen penelitian. Instrumen hasil judgment dapat dilihat pada lampiran 3. halaman . Berikut disajikan model untuk penilaian untuk mengukur keterampilan menulis karangan dengan pembobotannya pada masing-masing unsur. Model penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Dikdasmen 2003 dengan modifikasi penulis sendiri.

Tabel 3.1.

Kriteria Menulis Karangan Prosa

Aspek yang diukur Rentangan skor

1. Kesesuaian ilustrasi dengan gambar (memenuhi Kriteria ilustrasi yakni, who/siapa, why/kenapa, where/dimana, when/kapan, what/apa, 2. Penggunaan dan penulisan ejaan

a. sempurna

a. penggunaan kata yang sempurna dengan

(36)

ilustrasi

b. penggunaan kata yang sesuai dengan ilustrasi c. penggunaan kata yang tidak sesuai dengan 5. Keterpaduan antar kalimat

a. hubungannya bertautan dan berurutan dengan tepat

b. hubungannya kurang bertautan dan berurutan c. hubungannya tidak bertautan dan berurutan d. hubungannya tidak bertautan dan berurutan

serta tidak dapat dipahami

a. hubungannya bertautan dan berhubungan b. hubungannya cukup bertautan dan

berhubungan

c. hubungannya kurang bertautan dan berhubungan

d. hubungannya tidak bertautan dan berhubungan

0-3

a. ide bagus, lancar pengungkapannya

b. ide kurang bagus, lancar pengungkapannya c. ide bagus, kurang lancar pengungkapannya d. ide menyimpang, dan lancar pengungkapannya e. ide menyimpang dan tidak lancar

a. terbaca, tulisan tegak bersambung b. terbaca, tidak bersih

c. tidak terbaca dan tidak bersih

0-2

mengarang 17, maka nilai menulis A adalah 10

23 17

(37)

F. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian pengembangan pembelajaran ini yaitu seluruh siswa kelas IV-a SDN KPAD I Sukasari Bandung. Jumlah siswa seluruhnya yaitu 30 orang dengan rincian, siswa perempuan berjumlah 13 orang dan siswa laki-laki berjumlah 17 orang.

G. Teknik Analisis Data

1. Pengolahan Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data hasil isian angket siswa yang berisi tentang sikap siswa terhadap penerapan pengembangan model pembelajaran berbasis berbasis ilustrasi. Hasil angket siswa ini dihitung persentasenya dengan rumus:

%

Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor-skor dari hasil

keterampilan menulis karangan prosa dari siswa yang memperoleh pengembangan

pembelajaran. Proses perhitungan data diolah dengan menggunakan SPSS Versi

15.0. Untuk analisis data kuantitatif dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban dan sistem

penskoran yang digunakan;

b. membuat tabel yang berisikan skor hasil tes awal dan tes akhir pada kelas

yang memperoleh pengembangan pembelajaran;

c. menghitung rata-rata skor tes awal dan tes akhir dengan menggunakan rumus :

(38)

d. menghitung standar deviasi skor hasil tes awal dan tes akhir dengan

e. melakukan uji normalitas data tes awal dan tes akhir untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak;

f. melakukan uji homogenitas varians dari hasil tes awal dan tes akhir untuk mengetahui tingkat kehomogenan distribusi populasi dari data tes;

e. melakukan uji statistik/menghitung rata-rata skor pada pada tes awal dan tes akhir dengan menggunakan uji beda.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah berikut, yaitu:

1. melakukan observasi pendahuluan melalui wawancara dengan guru yang mengajar bahasa Indonesia untuk memperoleh informasi tentang, (a) bagaimana keterampilan menulis karangan prosa pada siswa kelas IV (b) jika siswa mengalami hambatan dalam menulis karangan bagaimana solusinya; 2. bersama guru menyepakati model pembelajaran menulis berbasis ilustrasi di

antaranya, pembelajaran dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan, peneliti bertugas sebagai observer dan partner guru, pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan;

3. melakukan ujicoba instrumen melalui jugdment oleh para pakar ; 4. memberikan tes`awal pada siswa yang diberi perlakuan;

(39)

6. pemberian perlakuan kepada kelas eksperimen tentang model pembelajaran menulis berbasis ilustrasi sampai mencapai nilai minimal 7,5;

7. memberikan tes akhir kepada kelas yang diberi perlakuan untuk mengetahui keterampilan menulis karangan prosanya;

8. melakukan uji beda uji beda setelah sebelumnya dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas variabel data yang ada, untuk menguji apakah perbedaan keterampilan menulis karangan antara hasil tes`awal dan tes akhir signifikan atau hanya terjadi secara kebetulan saja;

9. melakukan analisis data hasil angket dan observasi; 10. menarik kesimpulan dari hasil penelitian.

(40)

Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Penyusunan Proposal

Seminar Proposal

Persiapan

Jugdment Instrumen Penelitian

Tes Awal Pembelajaran dengan

Model Pembelajaran Berbasis Ilustrasi

Pembagian Angket dan Observasi Penyusunan Rencana

Pembelajaran

Penyusunan Instrumen Penelitian

Analisis Data Tes Akhir

(41)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada pengembangan model berbasis ilustrasi dalam pembelajaran menulis karangan prosa dan sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis ilustrasi pada siswa kelas IV SDN KPAD I Isola Sukasari Bandung dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan proses pengembangan model berbasis ilustrasi dilakukan lima kali pembelajaran, dimana pada masing-masing pembelajaran model gambar ilustrasinya dikembangkan yang diawali dari gambar yang sederhana hingga sampai pada gambar yang siswa akan lebih terangsang berkeinginan untuk menciptakan suatu perasaan, mempengaruhi pendapat atau memotivasi aksi diri siswa untuk setiap kegiatan menulisnya juga akan lebih senang menulis, melatih diri meningkatkan keterampilan menulis yang lebih baik serta dapat menumbuhkembangkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut terlihat dari mulai awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran hasil evaluasinya meningkat baik dan memenuhi target penelitian yang direncanakan semula.

(42)

rata-rata tes akhir meningkat menjadi 7,99 dengan melihat hasil yang diuraikan dapat disimpulkan bahwa setelah para siswa mengikuti pembelajaran menulis dengan model pengembangan berbasis ilustrasi terdapat peningkatan kemampuan setiap aspek dalam menulis karangan prosanya.

3. Sikap siswa terhadap model berbasis ilustrasi yaitu siswa lebih tertarik dan terstimulus untuk bertanya, mengamati, mencatat hasil diskusi, berfikir kritis dan kreatif serta melatih kecakapan menulis. Bimbingan dan pertanyaan yang diberikan dapat membantu dan menstimulus siswa untuk mengeluarkan pendapat/ide, kreatifitas dan menyelesaikan masalah. Buku sumber, dan media dan alat bantu dalam proses belajar dapat membantu mempermudah siswa dalam mengembangkan kreatifitas/ide dalam menulis karangan prosa. Presentasi hasil karya dapat meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat dan mempermudah siswa lain dalam belajar serta berbagi pengalaman. Pembelajaran dengan model berbasis ilustrasi pelasanaannya menyenangkan, gembira, aktif dan kreatif.

B. Saran

(43)

1. Pihak Guru

(44)

2. Untuk Penelitian Selanjutnya

Pertama, bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lebih luas lagi,

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2005). Penerapan Model Bengkel Sastra Sebagai Upaya Peningkatan Mahasiswa dalam Menulis Cerita Pendek dan Mnyusun Strategi Menulis Cerita Pendek. Tesis Magister pada SPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Admin. (2009). Model Pendidikan Berpikir Kritis-Kreatif untuk Siswa SD. [Online]. Tersedia.

http://www.infodiknas.com/model-pendidikan-berpikir-kritis-kreatif-untuk-siswa- sekolah-dasar/. Post. 24 Juli 2009.

Ahmadi, M. (1991). Penyusunan dan Pengembangan Paragaf serta Penciptaan Gaya Bahasa Karangan. Malang: YP3 Malang.

Akdon, dan Sahlan, H. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan manajemen. Bandung: Dewa Ruci.

Akhadiah, S. dkk. (1984). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, A. C. (2005). Pokoknya Menulis Cara Baru Menulis Dengan Metode Kalaborasi. Bandung: Kiblat.

Alwi H, dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: balai Pustaka. Ariku. (2008). Apresiasi Prosa Indonesia. [Online]. Tersedia.

http://pusatbahasa.diknas.go.id/laman/nawala.php?info=artikel&infocmd=sh ow&infoid=81&row=5. Post. 9 Maret 2009.

Asyita. (2008). Pengaruh Pembelajaran Bahasa Inggris Bagi Anak Usia Dini Terhadap Sikap Nasionalisme Bangsa. [Online]. Tersedia.

http://assyita.blogspot.com/2008/10/pengaruh-pembelajaran-bahasa-inggris.html. Post. 24 Juli 2009.

Anto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta. Rineka Cipta.

Arini, W. (2007). Mengefektifkan Pembelajaran Menulis Deskripsi dengan Memanfaatkan Benda-benda Lingkungan Kelas sebagai Sumber belajar Siswa Kelas IV SDN Nomor 3 Kampuang Anyar Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. JPP, Lembaga Penelitian Undiskasha. Agustus 2007.

(46)

Badudu, JS. (1985).Pelajaran Mengarang Dianaktirikan. Jakarta: Kompas 21 Oktober 1984, halaman4.

Basyaruddin. (1994). Hubungan antara Sikap dan Motivasi dengan Tingkat Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Unsur Serapan Asing. Tesis Program Pascasarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Borg R. Walter, Gall Meredith D. 1989. Educational Research. An Intruduction. Logman: fifth Edition.

Budiono dkk. (2008). Strategi Pemanfaatan Media gambar Foto untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata pada Pembelajaran Bahasa Inggris pada SD. [on line]. Tersedia: htt.//tpcommunity05blogsport.coom.

Cahyani, I. (2009). Pembelajaran Menulis dengan Multimedia. Bandung: FPBS UPI.

Cahyani, dkk. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Cipta Loka Karya, (1971). Teknik Mengarang. Yogjakarta: Kanisius.

Dahlan, M.D. ( 1990). Model-model Mengajar Beberapa Alternatif Interaktif Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: CV Diponegoro.

Depdiknas. (2003). Kurikulum Berbasis kompetensi: mala pelajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah Dasar. Jakarta: Puskur-Balitbang Depdiknas. Diknas. 2005. Standar Kompetensi Kurikulum 2004. Jakarta : DEPDIKNAS.

Depdiknas. (1994). Pedoman Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Depdiknas.

Ester Kartika. (2008). Memacu Minat Membaca Siswa Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia.

http://www.bpkpenabur.or.id/files/hal%20113-128%20Memacu%20Minat%20Membaca%20Siswa%20Sekolah%20Dasar. pdf. Post. 24 Juli 2009.

Fahlawi, R. (2005). Keefektifan Pembelajaran Menulis dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual. Tesis Magister pada SPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

(47)

Harry Firman, Menulis Karya Ilmiah, (2000), titimplik@bdg.centrin.net.id, , (9 Agustus 2009).

Hartanto, J. (1995). Pedoman Umum Pembentukan Istialah dan Pedoman EYD. Surabaya: Indah Surabaya.

Hidayat, K. (2009). Bahasa dan Sastra dalam Prespektif Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Ibrahim. (2007). Penelitian dalam Pendidikan. Bandung. Sinar Baralgensindo. Iskandar, W. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:Rosda.

Irmawati. (2006). Peningkatan Pembelajaran Menulis Cerita Melalui Taknis Recha Gambar di Kelas V SDN Pelisiran 2 Comblang Bandung. Tidak Diterbitkan.

Jamaludin Ahmad Sayuti. (2008). KTI Prestasi Bindo SMP. [Online]. Tersedia.

http://nusantaralink.blogspot.com/2009/01/kti-prestasi-bindo-smp.html. Post. 24 Juli 2009.

Joyce, B. dan Well, M.( 1980 ). Models of Teaching. New Jersey: Prenice Hill, Inc.

Keraf, G. (1989). Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa Indah. .

Keraf, G. (2007). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Media Utama. Kotten B.N. (2005). Upaya Pengembangan Profesional Guru SD. Jurnal Ilmu

Pendidikan. (Fepruari 2005, Jilid 12 Nomor 1). Penerbit: LPTK Dan ISPI.

Lee, M. (1971). Book Making The Illustrated Guide to Design Production,

Leonhardt, M. (1999). 99 Ways To Get Kids To Love Writing And 10 Easy Tip For Teaching Them Grammar. New York: There Rivers Press.

Maryani T. Permana, (2007). Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Melalui Penggunaan Media Gambar Seri di Kelas V SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka, [Online].Tersedia.http://kd-sumedang.upi.edu/berkas/proposal, Post. 07 Agustus 2009.

Mar’at. (1982). Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Balai Aksara Penerbit Yudhistira.

(48)

McCrimmon, James. M. (1983). Wrtting With apurpase. Boston: Houghton Miflin Company.

Muharrik. (2009). Karya Sastra dan Periodisasinya. [Online]. Tersedia file//D:/karangan%20prosa.htm. [28 September 2008].

Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslim. (2005). Penerapan Siklus Pembelajaran. Tesis Magister pada SPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sutarsih (2008).Model Tes Rekonstruksi Wacana Sebagai Upaya Mengembangkan Tes Menulis. [Online]. Tersedia.

http://ind.sps.upi.edu/?p=144, Post. 9 Maret 2009.

Ni Wayan Arini. (2007). Mengefektifkan Pembelajaran Menulis Deskripsi Dengan Memanfaatkan Benda-benda Lingkungan Kelas Sebagai Sumber Belajar Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar Nomor 3 kampung anyar singaraja. [Online]. Tersedia. JPP Lembaga Pendidikan undiksha. Post. 9 Agustus 2009.

Nofiaty, E. (2006). Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Melalui catatan Harian Artifisial. (studi Kasus di Kelas VII SMP Lab. Schoul Percobaan UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Nunan, D. (1991). Language Teching Methodologiy. New York: United States of America.

Nurgiyantoro, B. (1995). Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Yogjakarta.

Nurlinda, L. (2005). Model Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Dengan menggunakan Media Foto Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Siswa Kelas 3 SMP Negeri 12 Bandung Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi Strata Satu UPI Bandung.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional .(2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga: Balai Pustaka.

Puspita, dkk. (2007). Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas III SDN Majalaya II Bandung: Tidak Diterbitkan. Resmini, dkk. (2006). Membaca dan Menulis di SD, Teori dan Pengajarannya.

(49)

Rifai, A (2005). Fotografi Sebagai Media Pembelajaran. [Online}. Tersedia: http:/Fotografi. Com. (27 Mei 2008).

Rifai, Mien A. (1997). Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan. Yogjakarta: Gajahmada University Press.

Rellogg, R.T. (2008). Training Writing Skill: A Cognitive Developmental Perpective. Journal Of Wrtting Research, (1). 1-26.

Robert, R. (1963). /lustration Today. United States of America: Text Book Company.

Rosidi, A. (2008). Membaca dan Menulis Tanpa Akhir. [Online]. Tersedia: htt://mahayana mahadewa. Com. [2007 November 2008].

Rusyana, Y. (1984). Bahasa dan Sastra Dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV. Diponegoro.

Saud, U.S. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Semi, Atar. 1993. Rancangan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. Sardiman, A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Grafindo Persada.

Sipayung, J. (2001). Studi Hubungan Motivasi dengan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa SMA Negeri 3 Santai Jaya Pura. Ganesha Digital Libray.

Syahruddin. (2006). Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Prosa. Tesis Magister pada SPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Subana dan Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Berbagai Pendekatan, Metode Teknik dan media Pengajaran. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: alpa Beta.

(50)

Surahman. M. (2000). Kemampuan Guru dalam Membuka Pelajaran IPS pada Proses Belajar Mengajar di SD. Tesis Magister pada SPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sumantri , M. et al. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: C.V. Maulana. Suriri, dan Nugraha, S. (2007). Belajar SPSS For Windows untuk Mengelola Data

Penelitian. Bandung: Dewa Ruchi.

Sutarto. (1996). Efektifitas Kegiatan Analisis Foto Kejadian Fisika Terhadap Penguasaan Benda Tegak. Tesis Pada SPS UPI Bandung.

Sutarman, (2009). Pengajaran Tipe Student Team Achiement Division (STAD) bagi Peningkatan Kemampuan Menulis. Bandung: FPBS UPI.

Suherli. (2002). Pengembangan Model Literasi dalam Pembelajaran Menulis. (Studi tentang Pembelajaran Menulis Karangan Ilmiah pada Mahasiswa Universitas Galuh). Disertasi pada SPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sutarsih. (2008). Pengajaran Sastra: Meningkatkan Kreativitas Siswa

Menciptakan Karya Sastra. [Online]. Tersedia.

http://pusatbahasa.diknas.go.id/laman/nawala.php?info=artikel&infocmd= show&infoid=81&row=5. Post. 9 Maret 2009.

Syahruddin, D. (2006). Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Prosa. (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Tanjakan Kelas V Bandung) . Tesis Strata Dua Upi Bandung.

Syamsudin dan Vismaia, S. (2007). Metode Penelitian Bahasa. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Syamsuddin. ((2009). Wacana Bahasa Mengukuhkan Identitas Bangsa. Bandung: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Tarigan, H. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tedjo, T. (2006). Menulis Seni mengungkapkan hati. Bandung: AGAPE. Triton. (2008). Kiat Sukses Jadi Penulis. Jogjakarta: Tugu Publisher.

Trisudrajat, R. (2006). Model Reciprocal Teaching dalam Pembelajaran Menulis. Tesis Magister pada SPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

(51)

Wiyanto, S. (2006). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wasliman, I. (2006). Meningkatkan Crita Guru Melalui Penguasaan Kompetensi. Jurnal Mimbar Pendidikan. No.3 Tahun XXV 63-73.

Widiawati, L. (2007). Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Fantasi Melalui Pendekatan ”Masteru Model” di Kelas V SDN Sukarasa 3 Bandung. Skripsi Strata Satu UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Wiyanto, A. (2006). Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grafafindo Anggota Ikapi.

Wilyana. (2007). Peningkatan Pembelajaran Menulis Karangan Melalui Model Berbasis Ilustrasi. Bandung: Tesis Magister pada SPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Zuhroh S. (2008). Apresiasi Prosa Indonesia. [Online]. Tersedia.

http://massofa.wordpress.com/2008/03/07/apresiasi-prosa-indonesia/. Post. 9 Maret 2009.

Zuhdi, D. (19997). Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Proses. Karya Ilmiah. disajikan dan dibahas pada Senat Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Yogjakarta tanggal 15 November 1996 tidak dipublikasikan. Yogjakarta: IKIP.

Gambar

Tabel         Hal.
Gambar         Hal.
Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan” PTK di Sekolah
grafik yang mengagambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang
+5

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Bagian Tata.. Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau

Kecewa Kasus Century, KAMMI Gelar Aksi Unjuk Rasa Di Depan Gedung DPRD Sahabat MQ/ Sekitar 30 an mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

Agen pendidikan politik inilah yang seharusnya diberi peran dan tanggung jawab untuk memberi pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman menyangkut nilai-nilai pemilu

- in order for the item to be presented in the content section, some salient spatial property of the item shall exist within the specified bbox.

Perilaku Wanita Usia Subur dalam Mendeteksi Dini Kanker Payudara di Kecamatan Medan

25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom yang salah satu pasalnya (pasal 3) mengatur kewenangan/urusan wajib untuk

Pada Toko elektronik ini pengolahan datanya masih bersifat manual, oleh karena itu diusulkan aplikasi ini untuk mengolah data-data yang sudah ada dengan menggunakan komputer

Pembuktian dihadiri oleh direktur utama/pimpinan perusahaan, atau Kepala Cabang/Perwakilan, atau karyawan resmi perusahaan atau pejabat yang menurut perjanjian kerja sama