1
A.Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu perkembangan anak dan pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke beberapa arah, yaitu pertumbuhan dan perkembangan fisi, kecerdasan dan emosional. Pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat penting seperti yang terdapat pada UU PA (Undang-Undang Pendidikan Anak), yaitu anak mempunyai hak untuk tumbuh, berkembang, bermain, beristirahat, berkreasi dan belajar dalam suatu pendidikan. Jadi belajar adalah hak bukan kewajiban, karena belajar adalah hak, maka harus menyenangkan, kondusif agar anak termotifasi sehingga anak akan belajar dengan kehendak diri anak sendiri bukan suatu paksaan
perkembangan norma, agama, moral, sikap perilaku, kemandirian, koknitif, fisik, motorik, bahasa, dan seni. Aspek perkembangan bahasa dirasa perlu di tingkatkan melalui pembelajaran di sekolah. Karena kemampuan dalam berbahasa dianggap lebih penting perannya dari pada perkembangan aspek lainnya. Kebanyakan orang tua dijaman sekarang, lebih membanggakan kecerdasan koknitif pada anaknya dari pada kemempuan berbahasanya. Orang tua akan lebih bangga jika anaknya selalu mendapat renking di bidang akademik, sementara kemampuan bahasanya rendah bahkan bicaranya kurang sopan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disekolah-sekolah perlu ditekankan agar diajarkan berbahasa lisan yang benar, lancar dan sopan.
Bahasa adalah salah satu faktor mendasar yang membedakan manusia dengan hewan. Kemampuan berbahasa adalah anugrah dari sang pencipta memungkinkan individu dapat hidup bersama dengan orang lain, membantu memecahkan masalah dan memposisikan dirinya sebagai makhluk yang berbudaya.
Kemampuan berbahasa memegang peranan penting dalam kehidupan anak untuk berkomunikasi karena banyak ungkapan-ungkapan yang menggambarkan bagaimana pentingnya bahasa bagi manusia, tiada kemanusiaan tanpa bahasa dan tidak ada peradapan tanpa bahasa lisan. Manusia berfikir tidak hanya dengan otak tetapi juga memerlukan bahasa sebagai medianya. Orang lain tidak akan dapat memahami hasil pemikiran kita kalau tidak di ungkapkan dengan menggunakan bahasa secara lisan maupun tulisan.
Demikian pula halnya peranan kemampuan berbahasa bagi anak, kemampuan berbahasa merupakan sumbangan yang pesat dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa. Dengan bantuan bahasa anak tumbuh dari organisasi biologis menjadi pribadi dalam kehidupan. Pribadi untuk berfikir, berperasaan, bersikap, berbuat serta memandang dunia dan kehidupan seperti masyarakat di sekitarnya. Sehubungan dengan pentingnya kemampuan berbahasa dalam kehidupan, fungsi bahasa bagi anak adalah : 1. Fungsi Instrumental, bahasa yang di gunakan sebagai alat untuk
perpanjangan tangan. “Tolong ambilkan pensil !”
2. Fungsi Regulatif, bahasa digunakan untuk mengatur orang lain. “Jangan ambil buku itu !”
3. Fungsi Inurahsional, bahasa digunakan untuk bersosialisasi. “Apa kabar?” 4. Fungsi Personal, bahasa digunakan untuk menggambarkan perasaan,
5. Fungsi Heuristik/ mencari informasi, bahasa yang digunakan untuk bertanya. “Apa itu ?”
6. Fungsi Representatif, bahasa yang digunakan untuk memberikan informasi/ atau menyampaikan fakta.
Kemampuan berbahasa anak tidak dikuasai dengan sendirinya oleh anak, akan tetapi kemampuan berbahasa akan diperoleh melalui proses pembelajaran atau memerlukan upaya peningkatan kemampuan berbahasa anak dengan metode bercerita. Karena keberadaan bercerita adalah sebagai media dan metode pendidikan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak yang lebih efektif dan melatih anak untuk bicara lancar serta dapat merangsang anak agar mau dan berani bertanya dan menjawab pertanyaan tentang isi cerita yang sudah diceritakan oleh guru.
Cerita yang dikisahkan dengan baik dapat menginspirasikan atau mendalami suatu tindakan, membantu mengembangkan apresiasi budaya dan bahasa serta memperluas pengetahuan anak, selain itu dengan mendengarkan cerita dapat membantu anak untuk memahami dunia mereka berhubungan dengan orang lain. Bercerita sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan dengan tujuan untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak.
pembentukan perilaku. Isi cerita juga harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Baik media, bahasa dan langkah-langkah pelaksanaannya agar lebih efektif, komunikatif dan menyenangkan anak.
Berdasarkan uraian di atas permasalahan peneliti hadapi di TKABA Dompyongan Jogonalan Klaten tahun ajaran 2011/ 2012 adalah : ada 3 anak yang masih kidal dalam mengucapkan kata-kata tertentu atau huruf-huruf tertentu, ada 5 anak yang belum berani menjawab pertanyaan guru. Ke lima anak tersebut ika di beri pertanyaan ada yang diam, ada yang geleng kepala, sehingga guru merasa sulit untuk mendapatkan informasi dari anak. Dari 11 anak yang peneliti hadapi ada 8 anak yang bermasalah.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, penyebab utamanya adalah: guru TK ABA Dompyongan Jogonalan Klaten tahun ajaran 2011/ 2012 belum bisa menemukan metode pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak dengan jelas, baik, benar dan sopan. Karena metode yang di gunakan selama ini belum bisa menstimulasi anak agar anak bisa mengucapkan kata-kata dan huruf-huruf tertentu. Dalam metode pembelajaran juga belum bisa merangsang anak agar berani dan mau menjawab pertanyaan guru.
anak bisa mengikuti alur cerita sehingga anak akan berantusias untuk mengungkapkan pendapatnya dengan bahasa yang dimiliki anak. Cerita juga merupakan sarana yang tepat untuk memperkaya kosakata lebih banyak dan akan mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan wawasan berfikir.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat di identivikasikan bahwa :
1. Kemampuan berbahasa lisan kurang mendapat perhatian, karena sistem pendidikan yang lebih mengembangkan kemampuan akademik seperti membaca, menulis dan berhitung.
2. Kemampuan berbahasa lisan kurang berkembang atau kurang meningkat, karena metode pembelajaran yang digunakan kurang efektif.
3. Bercerita dengan gambar seri, kurang diberikan pendidik padahal metode pembelajaran tersebut dapat merangsang timbulnya kemampuan berbahasa lisan anak.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas perlu adanya pembatasan masalah yaitu :
2. Bercerita gambar seri dibatasi pada bercerita dengan alat peraga gambar seri.
3. Bercerita gambar seri di TK ABA Dompyongan Jogonalan Klaten.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak kelompok A di TK ABA Dompyongan Jogonalan Klaten tahun ajaran 2011/ 2012 ?
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum:
Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak, melalui bercerita gambar seri.
2. Tujuan khusus:
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbahasa lisan melalui metode bercerita gambar seri, pada kelompok A di TK ABA Dompongan Jogonalan Klaten tahun ajaran 2011/ 2012.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kemampuan bahasa lisan anak melalui metode bercerita gambar seri.
2. Manfaat praktis a. Bagi guru
1) Dapat memilih metode yang tepat dalam proses belajar mengajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak secara optimal.
2) Dapat mengetahui permasalahan anak mengenai bahasa lisan sehari-hari di sekolah secara aktual.
b. Bagi anak
1) Semua masalah yang terkait dengan kemampuan berbahasa lisan anak bisa teratasi dengan baik
2) Anak dapat mengerti dan dapat berbahasa lisan dengan baik, sopan, dan benar.
c. Bagi Sekolah
1) Mengembangkan kurikulum di TK ABA Dompyongan 2) Menambah perpustakaan TK ABA Dompyongan d. Bagi Orang tua
1) Membantu orang tua dalam memecahkan masalah yaitu kemempuan berbahasa lisan anak bisa teratasi.