• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ISI TEMA LAPORAN UTAMA PADA MAJALAH TEMPO ( Studi Analisis Isi Tema-Tema Laporan Utama Majalah Tempo Periode Januari 2011 – Juni 2011 ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS ISI TEMA LAPORAN UTAMA PADA MAJALAH TEMPO ( Studi Analisis Isi Tema-Tema Laporan Utama Majalah Tempo Periode Januari 2011 – Juni 2011 )."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

( Studi Analisis Isi Tema-Tema Laporan Utama Majalah Tempo

Periode Januari 2011 – Juni 2011 )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana

pada FISIP UPN: “Veteran“ J awa Timur

Oleh:

Hendi Er vanda

NPM 0543310442

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

J URUSAN ILMU KOMUNIKASI

(2)

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Selama penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan rasa hormat dan banyak terima kasih serta penghargaan

sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, Msi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UPN

“Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito S.Sos, Msi Kepala Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Syaifuddin Zuhri, MSi Sekjur Jurusan Ilmu Komunikasi. Dan

sebagai dosen pembimbing utama.

4. Bapak - Ibu tercinta yang dengan kasih sayangnya yang besar dan dengan

kesabarannya telah memberikan bantuan baik materiil maupun moril

dengan tulus ikhlas dan tanpa pamrih. Saudara-saudaraku (Mbak Nella

Ervanda, Mbak Wilda Ervanda dan adikku Henri Ervanda) terima kasih

atas segala bantuan dan dukunganya, dan Songgex Strore.

5. Teman - teman LNG 2003 yang nggak ada matinya dan yang selalu

(3)

skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Saya ucapkan banyak terima kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna menyempurnakan

skripsi ini.

Surabaya, Desember 2011

(4)

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN MENGIKUTI UJIAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ...……….……... iv

DAFTAR ISI ……….……... v

DAFTAR TABEL ...………... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN………... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah………..……….…...1

1.2.Perumusan Masalah ………. 10

1.3.Tujuan Penelitian ………....……. 10

1.4.Manfaat Penelitian ………...……….10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jurnalistik ………...…………..………. 12

2.2. Elemen – Elemen Dalam Jurnalistik …...…..13

2.3. Pengertian Majalah ………. 17

2.4. Majalah Sebagai media Komunikasi Massa ………....18

2.5. Sejumlah Kategori Majalah ……… ………..19

(5)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional……….34

3.1.1. Berita ………... 34

3.2. Kategorisasi ……….... 34

3.2.1. Kategorisasi Tema ………. 32

3.3. Populasi dan Sampel ………... 38

3.3.1. Populasi ………...38

3.3.3. Sampel ……….... 38

3.4. Unit Analisis ………....39

3.5. Teknik Pengumpulan Data ……….. 39

3.6. Teknik Analisis Data ………...39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian...40

4.1.1. Sejarah Majalah Tempo ...40

4.2. Penyajian dan Analisis Data...45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...63

5.2 Saran...64

DAFTAR PUSTAKA... 65

(6)

Hendi Ervanda : Analisis Isi Laporan Utama Majalah Tempo (Studi Analisis Isi Tema

Laporan Utama Pada Majalah Tempo Periode J anuar i 2011 – J uni 2011).

Laporan Utama pada setiap media massa merupakan rubrik andalan termasuk majalah Tempo yang

didalamnya mengulas tentang berita-berita yang sedang terjadi saat ini, menganalisa tema-tema laporan utama yang

diangkat menjadi tujuan dari penelitian ini dengan perumusan masalah adalah “Apa Sajakah Tema-tema Laporan

Utama Majalah Tempo Periode Januri 2011- Juni 2011?”

Penerbitan pers khususnya surat kabar dan majalah, hampir semuanya menyajikan berita terbaiknya dalam

laporan utama. Rubrik ini disediakan kepada para pembaca dalam menyampaikan kritik, dan wujud kontrol sosial

pers. Dimana majalah Tempo merupakan kajian ilmiah yang menarik dilihat dari sejarah dan perkembangan media

massa di Indonesia. Dilihat dari penyajian infomasi dan format analisisnya yang telah tajam dan lebih berani dalam

mengungkapkan masalah-masalah atau realitas sosial yang bagi pers lain dianggap tabu dan berakibat pada

banyaknya ancaman untuk memboikot majalah Tempo.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis isi dengan unit analisis adalah tematik, teknik

pengumpulan data yang dilakukan adalah total sampling dengan populasi yang diperoleh selama

Januari 2011 - Juni 2011 dengan masa terbit satu kali dalam satu minggu, sehingga total populasi sebanyak

26 terbitan. Selain itu kategorisasi yang dibuat oleh peneliti mengadaptasi pada kategorisasi Deutschman. Kategori

ini digunakan pertama kali pada waktu melakukan analisis isi berita-berita surat kabar di Indonesia tahun 1980-an

(Flournoy, 1989:25) yaitu : Perang, Pertahanan dan Diplomasi, Politik dan Pemerintahan, Kegiatan Ekonomi,

Kejahatan, Masalah-Masalah Moral Masyarakat, Kesehatan dan Kesejahteraan, kecelakaan dan Bencana, Ilmu dan

Penemuan, Pendidikan dan Seni Klasik, Hiburan Rakyat dan Human Interest.

Hasil dari penelitian ini menunjukan tema-tema yang sering muncul adalah kategorisasi kejahatan

kemudian politik dan pemerintahan diikuti kategori ekonomi setelah itu kategori kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat, pendidikan dan seni klasik, human interst dan yang terakhir kategori perang, pertahanan dan diplomasi,

kecelakaan dan bencana, ilmu dan penemuan.

Dari data yang dianalisis diperoleh kesimpulan bahwa tema berita yang paling sering dimuat adalah tentang

(7)

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi

menjadi sangat penting. Setiap orang, badan dan organisasi berhak untuk

memperoleh informasi untuk dapat berkembang dan berinteraksi dengan

lingkungannya. Informasi sangatlah berharga bagi manusia karena informasi

adalah salah satu kebutuhan bagi manusia untuk bisa mengetahui, memahami dan

mengerti hal-hal yang ada dan terjadi di sekitarnya. Dan masyarakat akan

memasuki suatu peradaban informasi, maka peranan dan posisi informasi menjadi

sangat penting.

Setiap orang, badan, lembaga, organisasi kemasyarakatan mempunyai hak

untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi

dan lingkungan sosialnya dimana informasi dan komunikasi tersebut menjadi

tanggung jawab bersama pemerintah, pers, lembaga-lembaga informasi dan

masyarakat. Untuk itu perlu dibangun dan dikembangkan jaringan informasi guna

tersalurnya kebebasan dalam rangka memperoleh informasi.

Komunikasi akan terjadi dengan baik atau berlangsung selama ada

kesamaan makna mengenai hal-hal yang diperbincangkan, komunikasi dapat

dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tidak langsung, yang

salah satunya menggunakan media massa. Media massa menjadi hasil karya

budaya manusia yang semakin berkembang dan meluas, sehingga keperluan

(8)

massa adalah sarana sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk menyebarkan

pesan atau informasi kepada masyarakat (Junus, 1996 : 28).

Media massa mencakup media elektronik dan cetak, dan setiap media

merupakan suatu wadah untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan

masyarakat baik yang bersifat nasional maupun internasional. Keuntungan utama

yang dapat diperoleh dari komunikasi melalui media ialah, bahwa media massa

dapat menciptakan suatu keserempakan yaitu pesan yang disampaikan dapat

diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif banyak pada saat yang sama

secara bersama-sama (Effendy, 1986:10)

Sejarah menuturkan bahwa jurnalisme ialah alat pemasok kebutuhan orang

berkomunikasi. Komunikasi sebagai alat yang penting bagi manusia dan

merupakan jalan bagi manusia untuk bertukar informasi. Komunikasi banyak

berubah bentuk, dari sejak awal kehidupan bermasyarakat, manusia

mempergunakan berbagai medium untuk berkomunikasi, orang-orang kemudian

memindahakan bahasa sebagai alat mengantarkan pikiran dan perasaan kedalam

catatan-catatan yang bersifat kronikal, riwayat, biografis, sejarah, perjalanan dan

berbagai bentuk surat-menyurat dari yang bersifat pribadi sampai pesan-pesan

kerja, dari yang menyajikan khotbah (nasihat) sampai kerjaan omong kosong,

mereka ulang cerita dan selebaran-selebaran. Sampai kemudian ketika jurnalisme

ditemukan sebagai sebuah kegiatan melaporkan berbagai kejadian/peristiwa yang

terjadi dimasyarakat. Dan perkembangannya terkait dengan ditemukan mesin

cetak sebagai wahana yang mengganti oral dari mulut ke mulut, ketika

(9)

khususnya surat kabar, merupakan awal dunia jurnalisme yang mengkabarkan

berbagai kejadian masyarakat.

Adanya reformasi di dunia pers menjadikan pers Indonesia mengalami

kemajuan yang cukup pesat. Pers yang diartikan sempit terbatas pada media cetak

yakni surat kabar, majalah ataupun tabloid ini bersaing untuk memberikan

informasi yang beragam kepada khalayaknya. Keragaman informasi yang

disajikan oleh pers menjadikan pers digunakan sebagai media untuk mendapatkan

akses informasi yang mudah didapat dan disimpan.(Effendy, 1984:145)

Kehidupan pers sendiri sangat tergantung pada kekuatan ekonomi suatu

negara, salah satu contoh ketergantungan pers pada kekuatan ekonomi dapat kita

lihat dampak krisis moneter yang saat ini sedang melanda Indonesia, akibat krisis

yang berkepanjangan membuat harga surat kabar pun naik, menyebabkan

pembaca menurun sehingga oplah atau pendapatan surat kabar pun menurun.

Selain faktor ekonomi yang menyebabkan timbulnya kondisi ketergantungan bagi

pers, adalah faktor politik yang berupa kontrol pemerintah dinilai menghambat

pers dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai kontrol sosial.

Pada era orde baru pemerintahan yang otoriter menyebabkan pers tidak

dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Namun pemberitahuan media massa

atas sejumlah isu-isu saat ini memperlihatkan munculnya kembali keberanian dan

kejujuran dalam menentukan sikap dan pandangan. Hal ini dapat disimak sekilas

dalam hal editorial, tema-tema yang lebih variatif, sesuatu yang pada era orde

baru sulit ditemui. Perubahan politik yang terjadi mendorong media kedalam

ruang gerak yang lebih leluasa untuk menyampaikan fakta dan secara lebih

(10)

Good Juournalism, kata Leonard Downie JR dan Robert G Kaiser dalam

Santana K(2005:4) ialah kegiatan dan produk jurnalistik yang dapat mengajak

kebersamaan masyarakat disaat krisis. Berbagai informasi dan gambaran krisis,

yang terjadi dan disampaikan, mesti menjadi pengalaman bersama. Ketika sebuah

kejadian yang merugikan masyarakat terjadi, sebuah media memberi sesuatu yang

dapat dipegang oleh masyarakat. Sesuatu itu ialah fakta-fakta, juga penjelasan dan

ruang diskusi, yang menolong banyak orang terhadap sesuatu yang tak terduga

kejadiannya. Masyarakat diajak agresif pada sesuatu yang penting terjadi. Bad

Journalism ialah media yang kurang cakap melaporkan pemberitaan yang penting

diketahui masyarakat. Media yang memberitakan sesuatu peristiwa secara

dangkal, sembrono dan tidak lengkap, sering disebut tidak akurat dan tidak

coverbooth sides.

Obyek penelitian ini adalah media massa cetak yaitu majalah. Majalah

muncul sebagai medium massa terutama Karena perannya sebagai penghubung

sistem pemasaran. Selama bertahun-tahun majalah mampu merangkum aneka

selera dan kepentingan yang luas. Namun tidak seperti media lainnya seperti

media elektronik, sebagian besar majalah yang ada terfokus pada khalayak

homogen tertentu atau kelompok-kelompok yang kepentingannya sama. Berbeda

dengan Koran, sirkulasi majalah umumnya berskala nasional. Dengan berfokus

pada selera atau bidang tertentu, majalah bisa meraih khalayak dari berbagai kelas

sosial, tingkat pendapatan atau pendidikan di seluruh penjuru dunia.

Majalah sebagai penyampai dan penafsir pesan lebih dahulu melakukan

jurnalisme interpretative ketimbang Koran ataupun kantor-kantor berita. Bagi

(11)

perhatian kepada suatu peristiwa, biasanya waktu dan perhatian untuk peristiwa

lain akan berkurang. Majalah acapkali sengaja meliput sesuatu yang diberikan

oleh media siaran secara lebih panjang lebar. Seseorang yang tertarik untuk

mengetahui lebih banyak oleh sesuatu yang diberitakan televisi akan mencarinya

di majalah. Sejak lama, aneka majalah sengaja menyajikan tinjauan atau analisis

terhadap suatu peristiwa secara mendalam, dan itulah hakikat interpretasi.

Kecenderungan ini menguat sejalan dengan spesialisasi majalah. Majalah-majalah

khusus laku karena menyajikan analisis panjang lebar. Dibandingkan Koran,

majalah lebih kuat mengingat emosi pembacanya.

Namun menurut pengkritiknya, majalah diliputi banyak kelemahan yang

merendahkan mutunya sebagai penafsir berita. Sebagai contoh, kebanyakan

majalah berhaluan konservatif sehingga apa yang disampaikan tidak lepas dari

perspektif itu (konservatif). Disamping itu, banyak majalah yang hanya

menganalisis berita dari sumber lain, dan hampir tidak mencari berita sendiri.

Majalah juga cenderung meniru artikel-artikel apa saja yang populer. Namun yang

paling serius majalah dituding ikut menciptakan “dunia semu” dengan menyajikan

sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan.(Rivers, Jensen, Peterson,

2004:212-213).

Terdapat sejumlah kategori majalah, salah satunya ialah majalah khusus.

Kategori majalah khusus ini meliputi pertumbuhan dari kebutuhan, minat dan

perhatian masyarakat, yang dari hari ke hari kian bertambah sesuai dengan

peningkatan hidup keseharian yang dikehendaki masyarakat. Khalayak-khalayak

(12)

seperti kesenian, kriminalitas, sejarah, sosial, seks, hal mistik, bahkan sains dan

lain-lain (Santana K, 2005:97).

Penerbitan pers cetak dengan format majalah sangat berbeda, majalah

yang memiliki visi sumber pemberdayaan dan kegiatan demokratisasi masyarakat,

melalui usaha kegiatan media massa yang mengikuti perkembangan teknologi

komunikasi ini mempunyai frekuensi penerbitan yang beragam, mulai sekali dalm

sebulan, dua kali bahkan ada yang terbit satu minggu sekali, kualitas tiras,

perwajahannya maupun isinya sangatlah layak disebut sebagai majalah. Majalah

Tempo terdiri dari 100-120 halaman termasuk cover per edisinya. Di Indonesia

diantara sekian banyak majalah salah satu diantaranya adalah majalah Tempo.

Majalah Tempo dengan frekuensi terbit mingguan serta 1 kali edisi khusus

dalam satu tahun mempunyai rubrik yang diberi nama Laporan Utama berisi

berita-berita hangat yang terjadi selama 1 bulan di seluruh Indonesia. Karena

berita adalah sesuata yang termasa (baru) yang dipilih oleh wartawan untuk

dimuat dalam surat kabar atau majalah (Djuroto, 2002:7). Menurut Junaedhie

berita utama atau Laporan Utama yang biasanya lebih popular disebut headline

news adalah berita yang dianggap sangat layak dipasang dihalaman depan, dengan

judul yang merangsang perhatian dan menggunakan tipe huruf relatif besar.

Pendeknya, berita istimewa (Junaedhi;1991:25). Oleh karena itu pada tiap

penerbitan ada 1 tema dalam rubrik Laporan Utama yang sekitarnya layak

ditampilkan dan dianalisa oleh tim redaksi majalah Tempo.

Majalah Tempo dapat menjadi kajian ilmiah yang menarik dalam

perkembangan media massa di Indonesia karena penyajian informasi dan format

(13)

dianggap tabu. Selain itu tiras majalah Tempo yang cukup besar, yakni diatas

100.000 eksemplar (Erawati,2004:7). Ini menunjukkan bahwa majalah Tempo

merupakan pers nasional yang cukup berani walaupun sebelumnya majalah

Tempo harus menghadapi cobaan berat pada tahb 1987, majalah Tempo telah

mendapat peringatan keras oleh DEPPEN (Departemen Penerangan) RI melalui

Menteri Penerangan karena majalah Tempo dianggap bertentangan dengan

kebijakan-kebijakan Pemerintah, mengganggu stablitas keamanan, tendensius dan

meresahkan masyarakat (Nurudin,2003:39). Namun justru karena keberanian atas

visi dan misi serta majalah Tempo harus berbenturan dengan sistem politik dalam

negeri. Atas nama hukum, majalah Tempo berkali-kali terancam dibekukan atau

dibredel. Padahal, dalam UU Pokok Pers tahun 1982 jelas-jelas disebutkan bahwa

kebebasan pers Indonesia tidak dikenal istilah pembredelan. Yang lebih

memprihatinkan lagi, Menteri Penerangan pada saat itu adalah wartawan senior

bernama Harmoko, yang memiliki sejumlah penerbitan pers. Sayang jiwa

kewartawanan Harmoko terbelenggu oleh penguasa sehingga ia tidak berani

membela Koorps-nya sendiri. Fungsi kontrol media massa, khususnya media

cetak sama sekali tidak jalan. Karena masalah pembredelan tersebut. Akibatnya

pemerintahan penguasa selama 32 tahun bisa dinyatakan nyaris tanpa kontrol dari

media massa (Abdullah,2000 : 7-8). Setelah majalah Tempo dibredel sekian tahun

dan seiring tumbangnya masa pemerintahan Orde baru, majalah Tempo kembali

bergabung dengan pers nasional pada tahun 1998 (Erawati, skripsi, 2004 : 7-8).

Alasan penulis tidak mengambil majalah Gatra dikarenakan majalah Tempo

adalah majalah politik pertama yang terbit di Indonesia pada tahun 1971,

(14)

dengan majalah-majalah lain yang sejenis seperti majalah Gatra, majalah Tempo

memiliki jumlah exsemplar lebih besar yaitu diatas 100.000 dalam tiap

terbitannya sedangkan majalah Gatra sebesar 150.000 dalam 1 bulan.

Laporan Utama pada majalah Tempo mempunyai ulasan berita yang lugas,

tegas mudah dipahami. Selain itu dengan membaca tema dalam rubrik Laporan

Utama majalah Tempo, pembaca dapat mengetahui masalah dan tindakan yang

akan diambil oleh majalah Tempo dalam mengatasi suatu masalah. Tema dalam

rubrik Laporan Utama majalah Tempo selalu diikuti subtema, masing-masing

subtema mendukung, memperkuat bahkan membentuk tema utama. Majalah

Tempo dalam membuat Laporan Utama membahas suatu peristiwa aktual dan

menyangkut perannya sebagai kontrol sosial berusaha membentuk kerangka

berpikir yang dalam kepada pembaca. Majalah Tempo dalam rubrik Laporan

Utamanya berusaha menarik perhatian para pembacanya melalui pemilihan dan

penulisan tema yang singkat, jelas serta menarik. Melalui tema dalam rubrik

Laporan Utama pembaca dapat langsung menginterpretasikan bahwa majalah

Tempo mengkritik, mempertanyakan, mendukung atau mencela keputusan yang

diambil penguasa atau pemikiran yang timbul ditengah masyarakat. Selain itu

rubrik Laporan Utama pada majalah Tempo merupakan andalan untuk

memberikan wacana kepada masyarakat tentang peristiwa yang terjadi dan

menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat pada saat itu.

Penulis memilih periode bulan Januari 2011 sampai bulan Juni 2011

karena pada periode tersebut memuat berita-berita yang sangat penting dan

terangkum dalam rubrik Laporan Utama majalah Tempo, misalnya kisruh yang

(15)

tema-tema mengkritik kinerja pemerintahan. Selain itu masalah militer, ekonomi,

perang, kesehatan serta peristiwa unik lainnya tak luput dibahas dalam rubrik

Laporan Utama majalah Tempo. Selain itu tema-tema dalam rubrik Laporan

Utama tersebut dianggap penting oleh penulis karena dapat dijadikan data yang

layak jadi dokumen, sebab peristiwa tersebut tidak akan terulang lagi.

Analisis isi sering dipakai untuk mengkaji pesan-pesan media, oleh karena

metode ini adalah suatu cara untuk menguji isi secara kuantitatif,

keyakinan-keyakinan dan kepentingan-kepentingan para editor dan penerbit-penerbit,

kecenderungan pembaca (berdasarkan asumsi bahwa bahan-bahan yang

diterbitkan secara berhasil bagi suatu golongan tertentu, mencerminkan secara

akurat kecenderungan golongan yang bersangkutan). Dalam buku Flournoy

(2001:13) ditulis tentang asumsi teknik analisis isi :

a. Bahwa kesimpulan tentang hubungan antara maksud dan isi serta

antara isi dan efek dapat ditarik secara sah dan hubungan sebenarnya

ditetapkan

b. Bahwa pengkajian isi nyata adalah sangat berarti, kategori-kategori

dapat dibuatkan pada isi yang sesuai dengan arti. Yang dimaksud

oleh komunikator dan dimengerti oleh para pembaca.

c. Bahwa uraian isi komunikasi secara komunikatif adalah sangat

berarti. Asumsinya mengandung arti bahwa frekuensi kejadian dari

berbagai sifat isi itu sendiri merupakan faktor penting dalam proses

(16)

1.2Per umusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah,

maka yang menjadi permasalahannya adalah :

“ Apa saja tema Laporan Utama pada majalah Tempo periode bulan

Januari 2011 sampai bulan Juni 2011 ?”

1.3Tujuan Penelitian

Memperhatikan pada latar belakang penelitian dan perumusan masalah yang

telah diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

“ Apa saja tema Laporan Utama pada majalah Tempo periode bulan

Januari 2011 sampai bulan Juni 2011 ?”

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teor itis

Dapat memberikan masukan bagi pengembangan kajian komunikasi massa

pada bidang jurnalistik khususnya pada studi analisis isi tema Laporan Utama

pada majalah Tempo.

1.4.2. Kegunaan Pr aktis

a Memberikan landasan pemikiran dan pertimbangan bagi pengelola media

massa dalam penerbitannya. Dalam hal ini opini pada rubrik tajuk rencana,

(17)

semua permasalahan yang terjadi sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

masyarakat (yang sedang hangat dibicarakan).

b Memberikan bahan dan ide penelitian untuk dikembangkan lebih lanjut

dalam situasi dan kondisi lain, bagi kalangan akademis pada umumnya

dan khususnya pada mahasiswa komunikasi yang akan mengadakan

(18)

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Penger tian J ur nalistik

Secara epismologis, jurnalistik berasal dari kata journ. Dalam bahasa

perancis, journ berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik

diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan

setiap hari. Dengan demikian, jurnalistik bukanlah pers atau media massa.

Jurnalistik adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja

dan diakui eksistensinya dengan baik.

Dalam kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan,

mengedit, dan menulis untuk surat kabar, majalah, atau lainnya. (Assegaf, 1983:9)

Dalam leksikon komunikasi dirumuskan, jurnalistik adalah pekerjaan

mengumpulkan, menulis, menyunting dan menyebarkan berita dan karangan

untuk surat kabar, majalah, dan media massa lainnya seperti radio dan televisi.

(Kridalaksana, 1997:44)

Jurnalistik merupakan keterampilan atau kegiatan mengolah bahan berita,

mulai dari peliputan sampai pada penyusunan yang layak disebar luaskan kepada

masyarakat. Pers merupakan sarana untuk menyebarkan hasil olah jurnalistik,

yang lebih bersifat teknis sebagai saluran dari produksi jurnalistik, yang

(19)

2.2 Elemen-Elemen Dalam J ur nalistik

Bill Kovach dan Tom Rosensitel Elements Of Journalism: What News

People Should Know And The Public Should Expect (Santana K, 2005:6)

merumuskan sembilan elemen jurnalime. Berbagai elemen ini merupakan dasar

jurnalisme agar bias dipercaya masyarakat Kovach dan Rosensitel, “The purpose

of journalism, is to provide people with the information they need to be free and

self-governing”. Kebajikan utama jurnalisme ialah menyampaikan informasi yang

dibutuhkan masyarakat hingga leluasa dan mampu mengatur dirinya. Beberapa

elemen jurnalisme :

a. Menyampaikan kebenaran, kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran

fungsional, bukan kebenaran yang dicari oleh orang-orang filsafat,

bukanlah kebenaran mutlak apalagi kebenaran tuhan. Kebenaran

fungsional berarti kebenaran yang terus menerus dicari. Kebenaran

mengenai, misalnya: harga-harga pokok saat ini, nilai kurs mata uang atau

hasil pertandingan olah raga. Pada intinya, kebenaran dalam jurnalisme

bukan kebenaran yang bersifat religius, ideologis, ataupun filsafat. Juga

tidak menyangkut kebenaran berdasar pandangan seseorang. Sebab,

pemberitaan seorang wartawan bisa memiliki bias. Latar belakang sosial,

pendidikan, kewarganegaraan, kelompok etnik atau agama yang dianut

wartawan mempengaruhi laporan berita yang dibuatnya. Wartawan

berkemungkinan menafsirkan “kebenaran” sebuah fakta secara

(20)

b. Memiliki loyalitas kepada masyarakat, ini memaknakan kemandirian

jurnalisme. Ini berarti membuat resensi film yang jujur (bukan pesanan),

mengulas liputan tempat rekreasi yang tidak dipengaruhi pemasang iklan

atau membuat liputan yang tidak didasari kepentingan pribadi atau

kepentingan relasi tertentu. Selain itu, pemberitaan disampaikan juga tidak

dibayang-bayangi kepentingan bisnis dari pemilik media. Para jurnalis

bekerja atas komitmen, keberanian, nilai yang diyakini, sikap,

kewenangan dan profesionalisme yang telah diakui publik.

c. Memiliki disiplin untuk melakukan verifikasi, ini berarti kegiatan

menelusuri sekian saksi untuk sebuah peristiwa, mencari sekian banyak

narasumber dan mengungkap sekian banyak komentar. Verifikasi juga

berarti memilah jurnalisme dari hiburan, propaganda, fiksi dan seni.

Hiburan (infotainment) tertuju pada hal-hal yang menyenangkan semata.

Propaganda mengkerangka fakta (persuasi dan manipulasi) demi

kepentingan tertentu. Fiksi memfokus kesan personalitas pengarang.

Jurnalisme ialah melaporkan segala apa yang terjadi setepat mungkin.

d. Memiliki kemandirian apa yang diliputnya, ini berarti tidak menjadi

konsultan diam-diam, penulis pidarto atau mendapat uang dari

pihak-pihak yang diliput. Arti lainnya lagi, menunjukkan kredibilitas kepada

berbagai pihak melalui dedikasi terhadap akurasi, verifikasi dan

kepentingan publik. Atau kemandirian melakukan kegiatan jurnalisme

(21)

kesetiaan pada rakyat serta kewajiban memberi informasi dan bukan

manipulasi. Bekerja atas dasar kesetiaan yang tinggi terhadap jurnalisme.

e. Memiliki kemandirian untuk memantau kekuasaan, elemen ini bukan

berarti pekerjaan wartawan itu mengganggu orang yang tengah berbahagia

dengan berita-berita buruk. Bukan menunggangi keburukan masyarakat.

Juga bukan memerankan watchdog dengan tujuan melaporkan sesuatu

yang sensasional daripada melayani masyarakat. Apalagi

mengatasnamakan watchdog untuk kepentingan bisnis media.

f. Menjadi jurnalisme sebagai forum bagi kritik dan kesepakatan publik.

Elemen ini merupakan upaya media menyediakan ruang kritik dan

kompromi kepada publik. Ketika sebuah berita dilaporkan, media ini

berarti mengingatkan masyarakat akan terjadi sesuatu. Selain berita, media

juga menyediakan ruang analisis untuk membahas peristiwa tersebut

melalui konteks, perbandingan atau perspektif tertentu. Ditambah pula,

ruang opini dan editorial untuk mengevaluasi segala hal yang berkaitan

dengan peristiwa tersebut, baik yang disampaikan oleh redaksi media

maupun artikel (komentar atau surat pembaca) yang berisikan opini

pribadi dari masyarakat sendiri.

g. Jurnalisme harus dapat menyampaikan sesuatu secara menarik dan relevan

kepada publik. Elemen ini mewajibkan media untuk melaporkan berita

dengan cara yang menyenangkan, mengasyikkan, dan menyentuh sensasi

masyarakat. Ditambah pula yang dilaporkan itu mesti merupakan sesuatu

(22)

media harus mampu menggabungkan kemampuan mendongeng dengan

memberi informasi kepada masyarakat, cara mendongeng dalam

jurnalistik mempunyai tujuan. Tujuan utamanya memberi informasi yang

dibutuhkan masyarakat tentang lingkungannya. Maka itulah, media

menugaskan para awak redaksinya untuk mencari, menemukan, mencatat

informasi yang benar-benar dibutuhkan masyarakat pada saat itu agar

dapat mengembangkan kehidupan dalam bermasyarakat dengan baik.

Setelah itu, ialah melaporkan menjadi materi informasi yang bermakna,

relevan, dan menarik untuk diikuti.

h. Jurnalisme mempunyai kewajiban membuat berita secara komprehensif

dan proposional. Mutu jurnalisme amat tergantung kepada kelengkapan

dan proposionalitas pemberitaan yang dikerjakan media, dalam elemen ini

mengingatkan media agar tidak berlebih-lebihan dalam meliput sensasi

acara pengadilan atau skandal selebritis. Berlebihan hanya untuk tujuan

menaikkan rating, oplah atau iklan, apalagi melaporkan dengan tidak

melakukan verifikasi, pengecekan silang atau wawancara keberbagai

pihak terkait. Pemberitaan semacam ini akan menyesatkan pembaca.

i. Memberikan keleluasan wartawan untuk mengikuti nurani mereka. Ini

terkait dengan sistem dan manajemen media yang memiliki keterbukaan.

Keterbukaan ini berguna untuk mengatasi kesulitan dan tekanan wartawan

dalam membuat berita secara akurat, adil, imbang, independent, berani

dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Media harus memberi ruang

(23)

2.3 Penger tian Majalah

Berbeda dengan surat kabar, majalah jauh lebih menspesialisasikan

produknya untuk menjangkau konsumen tertentu. Setiap majalah umumnya

mempunyai pembaca lebih sedikit dibandingkan dengan pembaca surat kabar,

namun memiliki pasar yang lebih mengelompok. Usia majalah juga lebih panjang

dibandingkan dengan surat kabar. Mengenai struktur majalah dapat dibedakan

menjadi mingguan, dwi minggu, bulanan bahkan ada yang triwulan.

Pembaca majalah dapat diklasifikasikan menurut segmen-segmen

demografis (misalnya ada majalah anak-anak, remaja pria, remaja wanita, wanita

dewasa, pria dewasa) ataupun secara geografis, psikografis dan dari segi

kebijaksanaan editorial dapat dibedakan antara majalah berita (editor, panji)

majalah umum seperti intisari, wanita (Femina, Kartini, Sarinah) bisnis ekonomi

(Swa, Warta Ekonomi, Info Bank). (Rumanti, 2002:126)

Majalah adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang

dicetak dengan gambar kertas kuarto atau folio dijilit dalam bentuk buku. Majalah

biasanya terbit teratur seminggu sekali, dua minggu sekali atau satu bulan sekali.

Dalam menyajikan laporan yang membela kepentingan umum, Koran

tersaingi oleh majalah. Sejak usainya perang dunia kedua, majalah mulai lebih

banyak memuat artikel-artikel pelayanan publik yang kebanyakan mengandung

bujukan kepada pembaca untuk mengambil sikap tertentu. Artikel-artikel majalah

yang menggunakan interpretasi untuk mengupayakan sesuatu tidak banyak lagi,

karena kini yang lebih sering digunakan adalah bujukan secara lngsung (Rivers &

(24)

Pada awalnya, sumber pendapatan utama majalah adalah hasil penjualan

majalah itu sendiri. Sumber lainnya adalah dukungan keuangan dari asosiasi atau

perusahaan tertentu yang berkepentingan dengan terbitnya majalah tersebut, dan

ini terkait dengan perannya dalam sistem pemasaran. Besarnya sirkulasi dan

cakupan nasionalnya menjadikan majalah sebagai media yang baik untuk

beriklan.

Karena majalah dapat menciptakan pasar sendiri untuk suatu produk, maka

hubungan antara majalah dan khalayaknya juga agak berbeda isi majalah lebih

diarahkan untuk kepentingan khalayak tersebut, karena para penerbitnya mau

ambil resiko dengan adanya isi yang belum tentu diterima. Karenanya, majalah

sengaja menyediakan diri untuk melayani khalayak tertentu saja.

Dewasa ini, relatif sedikit majalah yang mendominasi pasar. Namun

jenisnya cukup bervariasi sehingga masing-masing mewakili berbagai

kepentingan atau selera pembaca meskipun kompetisinya sangat tajam. Namun

sirkulasi majalah yang berfokus pada kelompok tertentu menjadikannya tetap

menarik bagi investor (River & Jensen, 2003:192-193).

2.4 Majalah Sebagai Media Komunikasi Massa

Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa. Media massa

secara universal memiliki fungsi memberi informasi, mendidik, menghibur dan

mempengaruhi (Efendy, 2003:93). Karakteristik komunikasi massa menurut

(25)

a. Komunikasi massa sifatnya satu arah

b. Selalu ada proses seleksi karena setiap media memilih khalayaknya

c. Mampu menjangkau khalayak secara luas

d. Media massa mampu berusaha membidik sasaran tertentu

e. Komunikasi dilakukan oleh institusi sosial yang peka terhadap kondisi

lingkungannya

Bentuk-bentuk komunikasi massa ada dua yaitu komunikasi media massa

cetak/pers meliputi surat kabar dan majalah dan komunikasi media massa

elektronik yang meliputi radio, televisi, film dan lain-lain (Effendy, 2003:54)

Majalah sebagai media komunikasi massa cetak merupakan bahan bacaan.

Sebagai bahan bacaan harus memenuhi suatu fungsi yaitu untuk memberi jawaban

kepada rasa ingin tahu pembacanya. Majalah-majalah diciptakan untuk membawa

berita aktual secara cepat, maka ia juga harus dipersiapkan dalam waktu yang

singkat, namun isinya harus cukup banyak, bervariasi dan penyajiannya harus

menarik. Sebagai terbitan berkala majalah selain sebagai penyampai dan penafsir

pesan juga berfungsi sebagai ajang diskusi berkelanjutan. Dalam membahas suatu

masalah, majalah bisa melakukannya dalam waktu lama, bahkan nyaris tak

terbatas selama masih ada peminatnya (Rivers, Jensen, Peterson, 2004:212).

2.5 Sejumlah Kategor i Majalah

Setiap bentuk publikasi yang diterbitkan secara tertatur memenuhi definisi

sebuah majalah. Berikut adalah sejumlah kategori majalah, menurut Encyclopedia

(26)

a. Majalah Umum

Sesuai dengan namanya, majalah umum berisi berbagai macam hal dan

ditujukan tidak pada segmen tertentu. Pada masa jayanya, saat bentuk

majalah mulai dipopulerkan, jenis majalah ini menguasai pasar penerbitan

majalah. Trendnya mulai surut ketika era segmentasi produk termasuk

majalah mulai diperkenalkan. Majalah-majalah kategori umum yang masih

tersisa diklasifikasikan sebagai majalah khusus. Contoh majalah jenis ini

ialah Reader’s, atau Intisari.

b. Majalah-Majalah Berkualitas

Majalah jenis berkualitas ini menawarkan artikel-artikel yang khusus.

Kualitas artikelnya tidak bisa dipublikasikan dimana saja. Kendati

memiliki kesamaan sifat sajiannya dengan majalah umum, majalah

berkualitas menawarkan standar kualitas yang lebih tinggi. Maka itu,

majalah jenis ini terutama hendak menarik pembaca dengan tingkat

intelegensi dan pendapatan diatas rata-rata. Salah satu contohnya ialah The

New Yorker. Jenis majalah ini bisa dibagi lagi dalam kategori umum dan

khusus. Contoh majalah berkualitas khusus adalah Psychologi Today dan

National Geographis. Walau tergolong dalam majalah kategori khusus,

para pengelola redaksionalnya tetap memberikan isi bacaan yang bisa

(27)

c. Majalah Penerbangan (In-Flight Magazines)

Majalah jenis ini adalah sejenis majalah internal yang ditujukan kepada

para penumpang pesawat terbang (jenis transportasi jarak jauh). Umumnya

majalah jenis ini masih satu rumpun dengan majalah umum.

d. Majalah Berita

Time, Newsweek, US News & World Report atau Gatra dan Tempo

termasuk kategori majalah berita. Majalah berita merupakan satu bentuk

publikasi yang mengkombinasikan unsur aktualitas peristiwa mingguan

dengan peliputan mendalam (in depth coverage) dan penulisan feature

mingguan, yang ingin mendapatkan kedalaman pemberitaan dengan

tingkat profesionalitas tertentu. Isi dari majalah kebanyakan ditulis dengan

menggunakan pendekatan feature. Majalah semacam ini tidak memberi

banyak peluang bagi para penulis lepas.

e. Divisi Majalah Dalam Koran

Ini adalah majalah yang diterbitkan sejumlah surat kabar kepada

pelanggan mereka yang memiliki minat dan perhatian tertentu. Pada

majalah-majalah inilah kebanyakan penulis lepas berpeluang untuk

mengisinya dengan tulisan-tulisan yang bersifat local. Umumnya majalah

semacam ini berisi sketsa sosok-sosok penduduk lokal, lembar-lembar

pariwisata dan sejarah, renungan pemikiran. Dengan format semacam ini

bisa dikatakan majalah kategori ini tergolong dalam wilayah majalah

(28)

f. Majalah Kota

Majalah kota berkembang seiring dengan matinya majalah-majalah

bersikulasi nasional. Yang ditawarkan majalah kota besar adalah

artikel-artikel survival untuk menghadapi problematika kota besar, ditambah

sajian-sajian entertaint.

g. Majalah Religius

Sesuai dengan namanya, majalah religius memuat artikel-artikel

keagamaan. Kendati berlatar agama yang sama, jenisnya cukup bervariasi,

mulai dari majalah berbasis keras-fundamentalis sampai

lunak-kompromistis.

h. Majalah Pria

Majalah jenis ini mencakup majalah-majalah khusus yang berbicara

tentang hobi para pria, selain itu artikel-artikel yang bersifat pemuas

kebutuhan pria dari hasrat seks, hobi, sampai minat kaum pria lainnya. Ciri

yang ditampilkan majalah ini biasanya topik yang sensasional. Ciri-ciri

sajiannya bersifat mengekspos isu tertentu, dalam gaya penuturan yang

simple, langsung pada pokok persoalan sehingga mudah dibaca dan tidak

kelewat ilmiah/akademis.

i. Majalah Wanita

Materinya cukup bervariasi, mulai dari yang menawarkan tips-tips dapur

hingga majalah yang diisi oleh aktivis feminis yang menuntut persamaan.

Artikel yang ditawarkan majalah wanita kebanyakan berkisar pada gaya

(29)

j. Shelter Magazine

Majalah ini ditujukan kepada khalayak yang menaruh minat pada hal-hal

yang berkaitan dengan rumah, pertamanan, berkebun, dekorasi interior

atau berbagai aktivitas “rumah” lainnya. Artikel-artikelnya berjenis how to

pieces atau dimaksudkan untuk memberi petunjuk-petunjuk tertentu.

Kebanyakan majalah shelter ini sering pula disisipi materi-materi

mengenai traveling, kesehatan, keuangan bahkan hiburan.

k. Majalah Pertanian

Berisi artikel-artikel yang berkisar pada topik pertanian atau peternakan,

berkebun dan menanam buah. Artikel-artikel tersebut diisi oleh para

penulis berpengalaman dibidangnya.

l. Majalah Olahraga

Tema berita maupun ulasan dan artikel berkisar pada olahraga dan

aktivitas fisik diluar ruangan (outdoor activities). Selain majalah olahraga

yang bersifat umum, ada pula yang mengkhususkan diri pada topik

tertentu.

m. Jurnal Perdagangan

Karena ditujukan untuk kepentingan bisnis, artikelnya pun kebanyakan

berkisar bisnis dan ekonomi. Sebagian besar jurnal perdagangan ini diisi

oleh kontributor tertentu. Para editor jurnal semacam ini mengolah

sajiannya berdasarkan paparan-paparan yang bersifat teknis dan

(30)

n. Majalah Perusahaan

Ada yang ditujukan untuk khalayak umum, ada pula yang diterbitkan

sekedar untuk memenuhi kebutuhan perusahaan menjalin kontak antar

anggota. Para pengelolanya mendasarkan isinya kepada kepentingan

public relations dari kelembagaan yang menerbitkannya. Maka itu, banyak

majalah jenis ini yang ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan

pencitraan lembaga.

o. Majalah fraternal-Organisasi Persaudaraan

Majalah ini diterbitkan untuk kepentigan organisasi. Kebanyakan

sajiannya berisi materi yang melibatkan para anggota dalam

proyeki-proyek organisasi seperti the Rotarian untuk para anggota rotary club.

p. Majalah Opini

Berisi berbagai artikel opini. Misalnya, majalah yang bervisi politik

tertentu. Jika dikelola dengan baik, kredibilitasnya mendorong banyak

penulis untuk mengirimkan pemikiran-pemikirannya. Para penulisnya

kebanyakan mencari prestise. Mereka mengirimkan artikelnya dengan

harapan namanya tercatat dalam konstelasi para elite intelektual.

q. Publikasi Alternatif

Disebut juga “pers bawah tanah”, beberapa filosofnya bersandar pada

khalayak yang tergolong kecil hingga medium jumlahnya. Cakupan isinya

dimulai dari minat yang sempit dengan format sederhana, namun tak

(31)

r. Majalah Khusus

Kategori majalah ini meliputi pertumbuhan dari kebutuhan, minat dan

perhatian masyarakat yang dari hari ke hari kian bertambah sesuai dengan

peningkatan hidup keseharian yang dikehendaki masyarakat.

2.6 Kategor isasi

Kategorisasi yang sudah biasa dipakai sebagai pedoman penelitian para

peneliti, Stempel dalam (Flournoy, 1989 : 186) mencatat sebagai berikut :

sungguh banyak manfaatnya menggunakan sistem penggolongan yang pernah

dipakai dalam studi-studi lainnya. Pertama, anda akan tahu bahwa sistem

penggolongan demikian sudah terbukti dapat dipakai. Dengan mengamati hasil

studi lainnya yang pernah memakai sistem yang bersangkutan, anda akan

memperoleh beberapa pengertian tentang pelbagai hasil yang mungkin diperoleh.

Namun demikian, beberapa perubahan dalam kategori-kategori yang sudah

digunakan oleh peneliti tersebut dianggap perlu untuk mencapai sasaran penelitian

ini. Menurut Stempel dalam (Flournoy, 1989 : 26) untuk menciptakan seperangkat

kategori-kategori ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain :

a. Kategori-kategori harus relevan dengan tujuan-tujuan studi

b. Kategori-kategori hendaknya fungsional

c. Sistem kategori-kategorinya harus dapat dikendalikan

Relevan berarti bahwa kategori-kategori itu dapat dipakai dalam

(32)

menunjukkan suatu proses dalam media massa, dan dapat dikendalikan berarti

bahwa orang yang melakukan penelitian ini tidak perlu banyak kategori.

Sedangkan cendekiawan lain, Ole.R.Holsty (Flournoy, 1989 : 72)

memberikan saran tentang pembentukan seperangkat kategori seyogyanya :

mencerminkan maksud dan tujuan penelitian, lengkap, terinci, eksklusif secara

timbal balik, independent dan diambil dari penggolongan tunggal.

Selain itu, dalam pembentukan kategori ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, sebagai berikut : pengukuran dalam analisis isi menggunakan

pengamatan terstruktur, sistematik, pengamatan yang seksama berdasarkan aturan

tertulis. Dalam aturan tersebut menjelaskan bagaimana membuat kategori dan

penggolongan pengamatan. Seperti halnya pengukuran lain, kategori seharusnya

mutual eksklusif dan tuntas. Dalam aturan tertulis menunjukkan bahwa kategori

dapat diterima dan terbukti reliabilitasnya.

Mutual eksklusif berarti bahwa semua kategori jelas pemisahannya antara

bagian satu dengan bagian yang lain, dan tidak saling tumpah tindih. Tuntas

berarti semua kategori harus tergolong dalam kategori secara keseluruhan, jadi

tidak ada kategori yang tidak tergolongkan.

Ketegorisasi yang digunakan peneliti mengadaptasi pada ketegorisasi

Deutschmann. Kategori ini digunakan pertama kali pada waktu melakukan

analisis isi berita-berita surat kabar di Indonesia tahun 1980-an (Flournoy, 1989 :

(33)

a. Perang, Pertahanan dan Diplomasi

Dalam kelompok ini termasuk isi yang berhubungan dengan pertikaian

bersenjata antara dua negara atau lebih. Isi yang berhubungan dengan

masalah-masalah dan kegiatan-kegiatan angkatan bersenjata nasional, serta

pertahanan negara juga termasuk di dalamnya. Kegiatan-kegiatan resmi dari

para duta besar dan pejabat diplomatic lainnya juga dimasukan kedalam

kelompok ini. Berita-berita mengenai perserikatan bangsa-bangsa dan

permasalahannya juga dimasukan kedalam kategori ini.

b. Politik dan Pemerintahan

Setiap persoalan yang berhubungan dengan kegiatan dari berbagai

badan-badan pemerintahan. Apakah pada tingkat daerah atau nasional dimasukan

dalam kelompok ini. Pembahasan perundang-undangan yang disiarkan melalui

surat kabar, walaupun menyangkut pokok persoalan dalam kategori ini

dianggap sebagai hal pemarintah dan dari sebab itu dikelompokan demikain,

hal-hal yang menyangkut persoalan-persoalan politik atau pengangkatan calon

atau pejabat untuk suatu kedudukan penting, masuk dalam kategori ini

pembahasan konsep-konsep pemerintah seperti kebebasan politik atau

kebebasan berbicara dimasukan dalam kategori ini juga.

c. Kegiatan Ekonomi

Dalam kategori ini termasuk cerita-cerita yang ada dasarnya ekonominya

kecuali belanja pemerintah, seperti perdagangan, keuangan, dan perbankan.

Pembahasan soal-soal perpajakan juga dimasukan disini. Kegiatan-kegiatan

(34)

pertanian, perindustrian, manajemen tenaga kerja dimasukan dalam kelompok

ini.

d. Kejahatan

Kelompok berita ini menyangkut masalah pelanggaran hokum dan penerapan

hukum yang bersangkutan. Hal-hal seperti kenakalan remaja dan peningkatan

tindak kejahatan dimasukan kedalam kategori ini.

e. Masalah-Masalah Moral Manusia

Berita-berita yang menyangkut persoalan yang dihadapi oleh masyarakat

tentang hak asasi dan tanggung jawab etik perorangan, pergerakan

hak-hak sipil bila dianggap sebagai masalah moral masyarakat. Cerita atau tajuk

rencana yang menyangkut tanggung jawab organisasi keagaman kepada

masyarakat dimasukan kedalam kategori ini.

f. Kesehatan dan Kesejahteraan

Berita-berita yang menyangkut masalah tentang penyakit tertentu yang

mempunyai dampak umum. Isi yang menyangktu kegiatan-kegiatan badan

kesehatan, berita-berita tentang terobosan-terobosan di bidang ilmu dan

kedokteran. Berita tentang keluarga berencana juga diamsukan kedalam

kategori ini.

g. Kecelakaan dan Bencana

Kelompok ini terdiri dari hal-hal yang menyangkut pemusnahan secara

alamiah atau tidak alamiah dari hidup atau harta manusia seperti banjir, topan

atau konstruksi bangunan yang salah, kecelakaan angkutan. Kategori ini

(35)

terganggunya kesehatan berdasarkan syarat-syarat ini, bukanlah sebagai akibat

dari penyakit tetapi dari tindakan fisik manusia atau unsure-unsurnya.

h. Ilmu dan Penemuan

Jenis ini menyangkut perkembangan teknologi mutakhir di bidang ilmu dan

perindustrian. Berita-berita tentang penemuan baru di lain bidang seperu

kesehatan, ekonomi, pertahanan dan pencegahan kecelakaan dimasukan

kedalam ketegori ini bilamana efek keseluruhannya merupakan penemuan

yang bersangkutsn dan bukan sekedar penerapannya dibidang tersebut.

i. Pendidikan dan Seni Klasik

Kelompok berita ini menyangkut masalah-masalah yang berkaitan dengan

sistem pendidikan umum baik negeri maupun swasta atau dengan seni klasik

seperti drama, sastra atau seni lukis. Kelompok ini dibedakan dari kesenian

yang semata-mata merupakan sarana hiburan. Akan tetapi semua berita

tentang kebijaksanaan dan sistem pendidikan yang menyangkut pemerintahan

tidak dimasukan disini tetapi dalam kategori politik dan pemerintahan.

j. Hiburan Rakyat

Yang dimasukan dalam kategori ini ialah hal-hal yang menyangkut cara-cara

rakyat menghibur diri, kecuali melalui seni klasik seperi biosksp, televise atau

olah raga.

k. Human Interest

Dalam kategori ini termasuk berita-berita tentang masaslah-masalah yang

(36)

yang menyenangkan tentang keganjilan perilaku manusia, cerita dengan

percakapan dan tindak laku tetapi memuat berita langsung.

2.7. Teor i Gatekeeper

Istilah Gatekeeper pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewwin dalam

bukunya Human Relation (1947) seorang ahli psikologi dari Australia pada tahun

1947. kata itu merupakan istilah dari lapangan sosiologi tetapi digunakan pula

dalam laporan penelitian komunikasi.

John R.Bitler (1996) mengistilahkan Gatekeeper sebagai individu atau

kelompok orang – orang yang memantau arus informasi dalam sebuah jaringan

komunikasi, juga diperluas maknanya yang disebut gatekeeper adalah orang yang

berperan penting dalam sebuah media massa. (Nurudin, 2004 : 108)

Semua saluran media massa mempunyai sejumlah saluran gatekeeper.

Mereka memainkan peranan dalam beberapa fungsi, mereka ini dapat menghapus

pesan atau dapat juga memodifikasi pesan yang akan disebarkan, mereka pun

dapat menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka “pintu gerbang” (gate)

bagi keluarnya informasi lain. Bagi Ray Eldon Heibert, Donal F. Ungarait dan

Thomas W. Bohn, yang dikutip Nurudin (2004 :111-115), gatekeeper bukan

bersifat positif negatif, tetapi mereka merupakan sesuatu kekuatan yang kreatif,

seperti seorang editor dapat menambahkan pesan dengan mengkombinasikan

pesan dari berbagai sumber, seorang layouter juga bisa menambahkan sesuatu

pada gambar atau setting pada media cetak agar lebih kelihatan bagus. Secara

umum peran getekeeper sering dihubungkan dengan berita khususnya surat kabar.

(37)

yang khalayak butuhkan atau sedikitnya menyediakan bahan bacaan untuk

pembacanya. Seolah editor menjadi mata pembaca. Sebagaimana mereka

menyortir berita melalui peristiwa sehari –hari sebelum dibaca pembacanya.

Dengan demikian paling tidak gatekeeper mempunyai fungsi :

1. Menyiarkan informasi kepada kita

2. Untuk membatasi informasi yang kita terima dalam mengedit informasi ini

sebelum disebarkan kepada kita

3. Untuk memperluas dengan menambahkan fakta.

2.8 Analisis Isi

Menurut Wazaer dan Wiener (1978) analisis isi dalam Bulaeng (2004)

adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang

terekam. Sedangkan menurut Krippendorf (1980) mendifinisikan analisis isi suatu

penelitian untuk membuat referensi-referensi dari data ke konteks. Sedangkan

definisi Kerlinger (1986) agak khas, yaitu analisis komunikasi secara sistematis,

obyektif, dan secara kuantitatif untuk mengukur variabel.

Dalam definisi Kerlinger ada tiga konsep yang tercakup didalamnya.

Pertama, analisis isi bersifat sistematis. Hal ini berarti isi yang akan di analisa

dipilih menurut aturan-aturan yang ditetapkan secara implisit misalnya : cara

penentuan sample. Kedua, analisis bersifat obyektif. Ketiga, analisis isi bersifat

kuantitatif (Bulaeng, 2004 : 171)

Pada definisi Kerlinger mempunyai kesamaan dengan pengertian analisis

(38)

isi-isi pernyataan suatu komunikasi. Dan Berelson juga menambahkan bahwa

analisis isi yang tidak lebih baik daripada kategori-kategorinya.

2.9. Ker angka Ber fik ir

Majalah merupakan media massa cetak yang berfungsi menyajikan

informasi atau berita tentang berbagai peristiwa yang terjadi. Banyaknya

informasi berita di majalah yang bervariatif membuat persaingan pesat antar

media cetak khususnya majalah yang ada, termasuk majalah Tempo berusaha

memberikan informasi yang aktual untuk dijadikan berita yang menarik.

Peneliti tertarik meneliti laporan utama majalah Tempo pada bulan Januari

2011 sampai dengan Juni 2011 karena tertarik dengan berita-berita yang disajikan

pada periode tersebut. Berdasarkan isi tersebut kemudian dapat dikategorikan

berdasarkan isi tema laporan utama majalah Tempo.

Penelitian analisis isi tema laporan utama majalah Tempo menggunakan

kategorisasi yang pernah dipakai oleh Deutchsmann. Sedangkan kerangka pikir

(39)

Ga mbar 1. Kerangka Ber pikir Penelitian

Tentang Analisis Isi Tema Laporan Utama Majalah Tempo Periode Januari 2011 – Juni 2011

(40)

METODE PENELITIAN

3.1 DefinisiOper asional

3.1.1 Ber ita

Berita majalah Tempo mengangkat sebuah fenomena persoalan dibahas

dengan gaya tutur pemberi cerita dan ringan untuk dibaca. Yang tentunya

konsistensi terhadap isi yang selalu mengangkat cerita utama tentang politik dan

ekonomi sehingga mudah diterima dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari

masyarakat Indonesia.Oleh karena sifatnya yang ringan inilah berita dijadikan

menu utama dalam majalah Tempo. Bertia memiliki unsur-unsur antara lain

kreatifitas, subjektivitas, informatifdanmenghibur.

3.2 Kategor isasi

Ketegorisasi yang digunakan peneliti mengadaptasi pada ketegorisasi

Deutschmann. Dengan menggunakan ketegorisasi Deutschmann, peneliti

menganalisis isi tema laporan utama majalah tempo periode Januari 2011 sampai

dengan Juni 2011.

Dari Tema Laporan Utama Majalah Tempo periode Januari 2011 sampai

dengan Juni 2011 dilakukan proses analisa. Selanjutnya peneliti

(41)

3.2.1 Kategor isasiTema

Ketegori-kategori yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi

pada tipe atau kategori Deutschmann.

3.2.1.1Ketegori Perang, Pertahanan dan diplomasi :

a. Perang

Persoalan yang berhubungan dengan peperangan yang terjadi,

masalah-masalah yang timbul dalam perang dan persoalan yang

berhubungan dengan pemberontakan atau perlawanan terhadap

pemerintah yang berkuasa.

b. Pertahanan

Persoalan yang berhubungan dengan system pertahanan suatu

negara.

c. Diplomasi hubungan luar negeri

Persoalan yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan luar

negeri dan hubungan luar negeri.

3.2.1.2Kategori Politik dan Pemerintahan

a. Politik

Merupakan persoalan yang berhubungan dengan politik, disamping

itu juga terdapat pembahasan tentang konsep-konsep politik dan juga

(42)

b. Kegiatan-kegiatanPemerintah

Persoalan yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan yang

dikeluarkan oleh pemerintah dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan

pemerintah.

3.2.1.3.KategoriKegiatanEkonomi

a. Kegiatan perkonomian umum

Persoalan yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi secara

keseluruhan seperti export-import, perubahan harga-harga bahan pokok

dan pemanfaatan sumber-sumber alamiah.

b. AngkutandanPerjalanan

Persoalan yang berhubungandenganangkutantransportasi.

3.2.1.4. Kategori Kejahatan

a. Kejahatan orang dewasa

Persoalan yang berhubungan dengan kejahatan yang dilakukan

oleh orang dewasa.

b. Penegakan hokum dan badan-badan penegak hukum

Persoalan yang berkaitan dengan penegakan hukum yang

dilakukan oleh aparat hukum, penerapan oleh kejaksaan kepada pelaku

tindak kejahatan.

3.2.1.5. Kategori Masalah-Masalah Moral Masyarakat

Persoalan yang berhubungan dengan yang dihadapi oleh

(43)

pergerakan hak-hak sipil, bila tidak merupakan bagian dari

perundang-undangan pemerintah dianggap sebagai moral masyarakat.

3.2.1.6. Kategori Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat

a. Penanganan masalah kesehatan

Persoalan yang berhubungan dengan penanganan masalah

kesehatan seperti cara penanggulangan suatu penyakit.

b. Penanganan masalah-masalah social dan keselamatan

Persoalan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan sosial yang

dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.

3.2.1.7. Kategori Kecelakaan dan Bencana

a. Kecelakaan karena manusia

Persoalan yang berhubungan dengan kejadian atau peristiwa yang

terjadi karena kecerobohan manusia.

b. Bencana alam

Persoalan yang berhubungan dengan bencana alam

c. Badan-badan penanggulangan bencana

Persoalan yang berhubungan dengan badan-badan pemerintah yang

dibentuk untuk menanggulangi bencana alam.

3.2.1.8. Kategori Ilmu dan Penemuan

Persoalan yang berhubungan dengan perkembangan teknologi

(44)

3.2.1.9. Kategori Pendidikan dan Seni Klasik

Persoalan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang

berkaitan dengan system pendidikan umum baik swasta maupun negeri

dan kesenian yang semata-mata merupakan hiburan.

3.2.1.10. KategoriHiburan Rakyat

Persoalan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan hiburan

masyarakat.

3.2.1.11. Kategori Human Interest

Persoalan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang terjadi

dan menyangkut kepentingan orang banyak. Misalnya kerusakan fasilitas

umum yang vital dan banyak digunakan oleh masyarakat umum.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua berita yang terdapat dalam

kolom laporan utama majalah Tempo periode bulan Januari 2011 sampai dengan

Juni 2011, berdasarkan periode tersebut terdapat 26 berita dalam laporan utama

majalah Tempo.

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel penelitian sebanyak 100% dari total sampel jadi di

dapatkan jumlah sampel sebanyak 26 berita laporan utama yang mewakili secara

(45)

3.4 Unit Analisis

Unit analisis yang berupa unit tematik dalam pesan, dihitung berdasarkan

tema peristiwa yang diangkat. Unit tematik digunakan untuk menganalisis realitas

dalam berita kemudian dimasukkan dalam kategorisasi.

3.5 Tek nik Pengumpulan Data

Data yang digunakan untuk penelitian data primer. Data primer adalah

data yang di peroleh langsung dari tulisan-tulisan dalam kolom laporan utama.

Prosedur yang digunakan untuk penelitian ini adalah Pertama, dengan melakukan

pencatatan terhadap tema laporan utama majalah Tempo. Kedua, setiap data

dikumpulkan dengan menggunakan lembar koding berdasarkan kategori-kategori

yang telah ditentukan, kemudian dianalisis dan di interpretasikan sesuai dengan

tujuan penelitian.

3.6 Tek nik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

isi. Data dianalisis dengan menggunakan table frekuensi, data tersebut

dimasukkan kedalam kategori-kategori yang ada kemudian diambil prosentase

dan diinterpretasikan berdasarkan hasil sampel tema laporan utama majalah

(46)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian.

4.1.1. Sejar ah Majalah Tempo.

Diawali peristiwa tahun 1969, dimana era keterbukaan setelah berbagai

peristiwa politik dalam negeri yang dianggap kacau, seorang Goenawan

Mohammad mempunyai ide untuk membuat majalah yang dianggap baru.

Sebagai langkah perbedaan dari membanjirnya hiburan waktu itu. Namun

dengan semangat yang besar, tantangan ekonomi yang morat-marit oba untuk

dilawan.

Majalah Ekspres kemudian dibentuk oleh tiga orang pers senior yakni

Goenawan Mohammad, Christianto Wibisono, dan Fikri Jufri, dengan dibantu

oleh B.M. Diah. Ketiganya adalah wartawan Harian Kami. Namun perpecahan

diantara pengelola terjadi, tidak luput kemudian Goenawan dan kawan-kawan

melakukan eksodus. Berita ini kemudian menyebar sampai ke telinga ketua

Yayasan Jaya Raya, Ir. Ciputra, yang juga menderikan Djaja. Lewat Lukman

Setiawan, Ciputra mencoba berdialog dengan Goenawan. Hasil rembugan

tersebut menghasilkan gagasan baru, mejalah Tempo dikelola 30 orang, eks

pengelola Ekspres dan Djaja. Akhirnya, pada akhir Desember 1970 dengan

rekomendasi Adam Malik, Menteri Penerangan waktu itu, Budhiharjo

mengeluarkan SIT atas nama Tempo. Adapun ide dasarnya adalah mengambil

(47)

waktu itu Ali Sadikin, Tempo mulai memproses persiapan penerbitan. Baru

setelah pemprosesan SIT tahun 1971, Tempo baru bisa terbit pada bulan

September. Dengan jumlah halaman untuk pertama kalinya 80 halaman.

Pertama kali terbit, Tempo telah mampu menjual sekitar 45.000

eksemplar baik sebagai perkenalan atau dijual bebas. Dan semakin bertambah

tahun, akhirnya pada tahun 1977 meningkat menjadi 50.000 eksemplar.

Tempo pertama kali menempati kantor di Jalan Senen Raya 83 Jakarta.

Dengan Goenawan Mohammad sebagai pemimpin umum merangkap pemimpin

redaksi. Sedangkan untuk pimpinan perusahaan dipercayakan kepada Harjoko

Trisnadi. Meskipun dengan kantor yang sempit, namun tidak menghalangi

semangat idealisme yang tinggi. Tempo seperti bekejaran dengan waktu dan

berlomba dengan penerbitan, khususnya majalah yang telah ada. Namun dengan

segala kelebihan dan kehandaan Goenawan MOhammad yang memang sudah

senior di bidangnya, dengan dibantu oleh Bang Ali Sadikin selaku Gubernur

DKI, maka Tempo berani memilih visi dan misi pers menuju pers yang serius

yang lebih menonjolkan diri pada politik, menyuarakan kebenaran lewat ulasan

dan kritikan, saran atas keputusan yang diambil oleh penguasa atau

masalah-masalah yang sedang aktual dan hangat dibicarakan oleh masyarakat.

Nampaknya pilihan ini berdampak cukup serius, sebab baru dua tahun

terbit sudah pernah mendapat teguran dari Pemerintah, lewat Departemen

Penerangan. Demikian juga pada tahun-tahun berikutnya, Tempo seakan tidak

pernah lepas dari tangan-tangan bayangan kekuasaan yang memang pada saat

itu sedang giat-giatnya melakukan pembangunan politik, dengan berbagai

(48)

terlibat dan berpengaruh.

Pada tahun 1985, suasana pers nasional mulai menampakkan perubahan

besar, dimana pemerintah mencanangkan semacam upaya penerbitan pers

nasional, STT, dan SIT tidak lagi berguna. Ijin penerbitan digantikan fungsinya

dengan SIUPP. Artinya, bahwa Pemerintah pada saat itu memang berupaya

untuk mengontrol kehidupan pers.

Perubahan terjadi pada tahun 1987, yang semula Tempo terbit hanya

dengan 80 halaman berkembang menjadi 100 halaman. Ini terkait dengan

permintaan yang semakin banyak seiring banyaknya pers sejenis yang mundur

akibat iklim politik yang semakin ketat serta persaingan bisnis yang semakin

tajam. Maka Tempo seakan sudah bosan merajai posisinya. Pers sejenis banyak

yang gulung tikar akibat lesunya dukungan finansial serta dukungan sistem

politik, sehingga banyak kelompok perusahaan pers yang mengundurkan diri.

Namun dengan segala kekuatannya Tempo tetap dan berusaha selalu konsisten.

Untuk memperkuat jaringan lembaganya, Tempo membuat kebijakan

untuk membagi kekuasaan, dimana semula Pimpinan Umum dipegang

Goenawan Mohammad kemudian digantikan oleh Eric F.H. Samola. Keputusan

ini diambil mengingat Eric merupakan tokoh pers nasional yang diharapkan

mampu mendongkrak kepentingan Tempo dalam lembaga pers nasional,

khususnya Dewan Pers yang semakin hari semakin ketat. Seiring dengan

perkembangannya, kemudian Tempo meninggalkan kantornya yang pengap dan

sempit di daerah Senen menuju Jalan Rasuna Said Kav.C 17 Jakarta Pusat yang

lebih luas dan representatif serta nyaman bagi staf redaksi dan wartawan

(49)

mendirikan Yayasan Tempo yang berfungsi sebagai lembaga kontrol terutama

masalah sosial sekaligus lembaga kesejahteraan karyawan, disamping beberapa

fungsinya dengan salah satu sub lembaganya "Data Tempo" untuk menjadi

sebagai sarana pustaka. dalam hal ini Yayasan Tempo semakin besar

peranannya dengan menjadi suatu lembaga tersendiri yang melayani publik

untuk menampung dan mengelola kepustakaannya.

Perkembangan majalah Tempo sangat pesat sejak kepindahannya ke

kantor yang baru, salah satunya adalah oplah yang semula hanya paling banter

50.000-75.000 eksemplar berkembang menjadi 100.000-150.000 eksemplar.

Demikian juga dengan staf kepegawaian dan reporternya semakin hari semakin

bertambah bahkan semakin besar Hingga Tempo telah diputuskan untuk

menjadi perusahaan mandiri oleh Grafiti Press.

Menginjak Tahun 1990-an, Tempo semakin dikenal sebagai pers yang

berani sekaligus menjadi standart perkembangan pers serius nasional. Dengan

keampuan radaksionalnya yang dikenal sebagai kelompok orang-orang pintar,

maka isi Tempo semakin menggigit dan detail serta kritis. Dengan

kemampuannya ini, Tempo telah berkali-kali mendapatkan teguran, samapai

pada Tahun 1991 sempat diancam untuk dicabut SIUPP-nya. Bahkan dalam

pilihannya, Tempo telah menjadi idola pembaca terutama dari kalangan,

dibandingkan dengan majalah-majalah politik lainnya.

Dari tahun tersebut, perjalan majalah Tempo semakin keras

pertarungannya dengan sistem, sebagai konsekuensi sikap kritisnya, hingga

tragedi yang paling manakutkan bagi kalangan pers terjadi pada bulan Juni

(50)

Televisi Republik Indonesia dalam pada acara Dunia Dalam Berita yang

sebelumnya didahului oleh pernyataan kepala FPGG, Soebrata.

Majalah Tempo yang terbit mingguan memberi ruang sebanyak 100

halaman. Adapun dalam berbagai liputannnya, Tempo membaginya dalam 28

rubrik. Dalam rubrik-rubrik tersebut, pada dasarnya terbagi menjadi beberapa

bentuk laporan/liputan, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Bentuk liputan berdasarkan teknik pemberitaan / reportase :

1. Rubrik Nasional

2. Rubrik Luar Negeri

3. Rubrik Kriminal

4. Rubrik Pendidikan

5. Rubrik Hukum

6. Rubrik Kesehatan

7. Rubrik Pokok dan Tokoh

8. Rubrik Laporan Utama

9. Rubrik Selingan

10. Rubrik Olah Raga

11. Rubrik Ilmu dan Teknologi

12. Rubrik Indonesiana

13. Rubrik Lingkungan

14. Rubrik Agama

15. Rubrik Ekonomi Bisnis

16. Rubrik Seni

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Tentang Analisis Isi Tema Laporan Utama Majalah Tempo
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan analisis wacana, peneliti ingin mengetahui bagaimana Tempo mengkonstruksi realitas laporan utama terkait isu 40 tahun peristiwa malari “Massa Misterius

Tema yang diangkat dalam majalah Gatra tidak harus berdasarkan fenomena atau issue yang sudah terjadi, beberapa peristiwa menarik dilihat dari pandangan para ahli di bidangnya

Judul Karya Tulis : Faktualitas Berita Dalam Laporan Utama Di Majalah Berita Mingguan “TEMPO” (Studi Majalah Berita Mingguan TEMPO Periode 1 Mei- 31 Juli

Semua kasus yang menimpa majalah Tempo tersebut tidak juga membuat. awak redaksinya jera dalam menerbitkan berita yang

Majalah Tempo mengulas kasus dugaan penyelewengan dana proyek bus Transjakarta sebagai laporan utama hingga sembilan halaman, yang dibagi menjadi lima judul artikel...

Faktualitas berita dalam Majalah Berita Mingguan TEMPO dilihat dari Unit Analisis Kelengkapan Unsur Berita …….. Faktualitas berita dalam Majalah Berita

Dari uraian diatas tampaklah majalah Gatra juga turut memberikan kajian yang menarik bagi perkembangan ilmu komunikasi, selain itu tema- tema pada laporan utama tersebut

Alasan berikutnya dalam penulisan wacana laporan utama “Gaduh Jenderal Gatot” di Majalah Tempo merupakan pembahasan dengan menyajikan informasi yang mengajak