ANALISIS ISI TEMA LAPORAN UTAMA PADA MAJALAH
TEMPO
(Studi Analisis Isi Tema - Tema Laporan Utama Majalah Tempo Periode Juli 2010 – Desember 2010)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur
Oleh :
Kharisma Dea Almira
NPM. 0743010171
YAYASAN KEJUANGAN PANGLIMA BESAR SUDIRMAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI SURABAYA
▸ Baca selengkapnya: persoalan utama yang muncul setelah terjadinya peristiwa tahkim yang kemudian menjadi tema perdebatan mutakallimin pada masa tersebut adalah tentang
(2)ANALISIS ISI TEMA LAPORAN UTAMA PADA MAJALAH
TEMPO
(Studi Analisis Isi Tema-Tema Laporan Utama Majalah Tempo
Periode Juli 2010 – Desember 2010)
Disusun Oleh :
KHARISMA DEA ALMIRA
NPM. 0743010171
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
Pembimbing Utama
Juwito,S.Sos,M.Si
NIP 3 6704 95 0036 1
Mengetahui
DEKAN
ANALISIS ISI TEMA LAPORAN UTAMA PADA MAJALAH
TEMPO
(Studi Analisis Isi Tema-Tema Laporan Utama Majalah TEMPO Periode Juli 2010 – Desember 2010)
Oleh :
KHARISMA DEA ALMIRA NPM. 0743010171
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “ANALISIS ISI TEMA LAPORAN UTAMA PADA MAJALAH TEMPO EDISI JULI 2010 SAMPAI DESEMBER 2010” dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rasullulah Muhammad SAW untuk inspirasi serta tuntutan yang senantiasa mengilhami penulis dalam pembuatan skripsi ini.
2. Bapak Prof.DR.Ir.Teguh Soedarto,MP selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim.
3. Ibu Dra.Ec.Hj.Suparwati,M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jatim.
4. Bapak Juwito,S.Sos,M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jatim serta selaku Dosen Pembimbing penulis. Terima kasih atas segala kontribusi bapak terkait penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs.Syaifuddin Zuhri,M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jatim. 6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun staf karyawan
Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jatim.
7. Mama dan Papa yang tak henti-hentinya memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
9. My Hunny Dicky Diesandrianto yang telah memberikan banyak kesetiaan hati dan kesabaran dalam memotivasi dan menyemangati penulis.
10.Dwi Ratna Purwanti dan Annisa Nur Utami, terima kasih atas kesetiaan memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis. “You are my best friend”. 11.Pihak Surya yang telah membantu penulis dalam mencari data.
12.Seluruh teman-teman di UPN “Veteran” Jatim dan seluruh pihak yang telah memberikan motivasi dan inspirasi bagi penulis dalam menempuh strata pendidikan di UPN “Veteran” Jatim.
13.Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini, untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis mengucapkan beribu banyak Terima Kasih!.
Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini akan ditemukan banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala ketebatasan yang penulis miliki semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI…...ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI………...iii
KATA PENGANTAR...iv
DAFTAR ISI...vi
DAFTAR TABEL...viii
DAFTAR LAMPIRAN...ix
ABSTRAKSI...xi
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1. Latar Belakang Masalah...1
1.2. Perumusan Masalah...11
1.3. Tujuan Penelitian...11
BAB II KAJIAN PUSTAKA...13
2.1. Landasan Teori...13
2.1.1. Pengertian Jurnalistik...13
2.1.2. Elemen-Elemen Dalam Jurnalistik...14
2.1.3. Pengertian Majalah...18
2.1.4. Majalah Sebagai Media Komunikasi...19
2.1.5. Pengertian Berita...20
2.1.6. Laporan Utama Pada Majalah Tempo...23
2.1.7. Kategorisasi...23
2.1.8. Analisis Isi...27
2.1.9. Teori Gatekeeper...30
2.2. Kerangka Berpikir...32
BAB III METODE PENELITIAN...35
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...35
3.2. Kategorisasi...37
3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel...43
3.4. Unit Analisis...43
3.5. Teknik Pengumpulan Data...44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...45
4.1. Gambaran Objek Penelitian dan Penyajian Data...45
4.2. Penyajian dan Analisis Data...51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...71
5.1. Kesimpulan...71
5.2. Saran...72
DAFTAR PUSTAKA...73
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian Tentang Analisis Isi Tema
Laporan Utama Majalah TEMPO Periode Juli 2010 –
Desember 2010...34
Tabel 1. Kategorisasi Tema Laporan Utama Majalah Tempo periode Juli 2010-Desember 2010...51
Tabel 2. Kategori Perang,Pertahanan dan Diplomasi...54
Tabel 3. Kategori Politik dan Pemerintahan...55
Tabel 4. Kategori Ekonomi...59
Tabel 5. Kategori Kejahatan...61
Tabel 6. Kategori Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat...65
Tabel 7. Kategori Masalah-masalah Moral Masyarakat...66
Tabel 8. Kategori Kecelakaan dan Bencana...67
Tabel 9. Kategori Ilmu dan Pengetahuan...68
Tabel 11. Kategori Hiburan Rakyat...69
Tabel 12. Kategori Human Interest...70
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Aliran Janggal Rekening Jenderal...74
Lampiran 2. Terjerat Proyek Sarana Rampok Duit...75
Lampiran 3. Pecah Kongsi di Taman Mini...76
Lampiran 4. Hidup “Sederhana” ala Jenderal Kepolisian...77
Lampiran 5. Dulu CICAK, Kini Kura-kura...78
Lampiran 6. Jaksa Hendarman Dalam Pusara Sisminbakum...79
Lampiran 7. Dari Sampah Jadi Gagah...80
Lampiran 8. Murid Tjokroaminoto di Peneleh...81
Lampiran 9. Kader Jenggot di Gerbong Mutasi...82
Lampiran 10. Korupsi Dulu,Grasi Kemudian...83
Lampiran 11. Terseret Durian Runtuh...84
Lampiran 12. Calon Kapolri Baru...85
Lampiran 13. Kisah Orang-orang Istana...86
Lampiran 15. Lari Dari Zona 20...88
Lampiran 16. Lob Kayu Lingkar Istana...89
Lampiran 17. Oo, Kamu Ketahuan...90
Lampiran 18. Misteri Tiga Jam Tuan Sony...91
Lampiran 19. Suatu Malam di Tanah Para Dukun...92
Lampiran 20. Main-main Duit Haji...93
Lampiran 21. Serangan Balik Sang Tangan Kanan...94
Lampiran 22. Siapa Minta Pelicin 100 Milliar?...95
Lampiran 23. Gamang Menjerat Penabur Cek...96
ABSTRAKSI
KHARISMA DEA ALMIRA, ANALISIS ISI TEMA LAPORAN UTAMA MAJALAH TEMPO (Studi Analisis Isi Tema-Tema Laporan Utama Majalah Tempo periode Juli 2010 – Desember 2010).
Laporan Utama pada setiap media massa merupakan rubrik andalan termasuk majalah Tempo yang didalamnya mengulas tentang berita-berita yang sedang terjadi saat ini, menganalisa tema-teman yang diangkat menjadi tujuan dari penelitian ini dengan perumusan masalahnya yaitu “Apa Sajakah Tema-Tema Laporan Utama Majalah Tempo periode Juli 2010-Desember 2010 ? ”
Penerbitan Pers khususnya surat kabar dan majalah, hampir semuanya menyajikan berita terbaiknya dalam laporan utama. Rubrik ini disediakan kepada para pembaca dalam menyampaikan kritik, dan wujud kontrol sosial pers. Dimana majalah Tempo merupakan kajian ilmiah yang menarik dilihat dari sejarah dan perkembangan media massa di Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori Gatekeeper. Gatekeeper pada media memainkan peranan dalam beberapa fungsi. Mereka dapat menghapus pesan atau memodifikasi pesan yang disebarkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi dengan unit analisis tematik, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah total sampling dengan populasi yang diperoleh selama Juli 2010-Desember 2010 dengan masa terbit satu kali dalam satu minggu sehingga total populasi sebanyak 24 terbitan. Selain itu kategorisasi yang dibuat oleh peneliti mengadaptasi pada Kategorisasi Deutschman yaitu: Kategori Perang, Pertahanan dan Diplomasi, Politik dan Pemerintahan, Kegiatan Ekonomi, Kejahatan, Masalah-Masalah Moral Masyarakat, Kesehatan dan Kesejahteraan, Kecelakaan dan Bencana, Ilmu dan Penemuan, Pendidikan dan Seni Klasik, Hiburan Rakyat dan Human Interest.
Kata Kunci : Laporan utama, Kategorisasi, Analisis isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang,informasi menjadi sangat penting. Setiap orang, badan, dan organisasi berhak untuk memperoleh informasi untuk dapat berkembang dan berinteraksi dengan lingkungannya. Informasi sangatlah berharga bagi manusia karena informasi adalah salah satu kebutuhan bagi manusia untuk bisa mengetahui, memahami, dan mengerti hal-hal yang ada dan terjadi disekitarnya. Dan masyarakat akan memasuki suatu peradaban informasi, maka peranan dan posisi informasi menjadi sangat penting.
Komunikasi akan terjadi dengan baik / berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai hal-hal yang diperbincangkan, komunikasi dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tidak langsung, yang salah satunya menggunakan media massa. Media massa menjadi hasil karya budaya manusia yang semakin berkembang dan meluas sehingga keperluan berekspresi dan berkomunikasi tidak lagi memadai jika meluas. Media massa adalah sarana sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk menyebarkan pesan / informasi kepada masyarakat (Junus, 1996 : 28).
Media massa mencakup media elektronik dan cetak dan setiap media merupakan suatu wadah untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat baik yang bersifat nasional maupun internasional. Keuntungan utama yang diperoleh dari komunikasi melalui media adalah bahwa media massa dapat menciptakan suatu keserempakan yaitu pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif banyak pada saat yang sama secara bersama-sama (Effendy, 1986 : 10).
riwayat, biografis, sejarah, perjalanan dan berbagai bentuk surat-menyurat dari yang bersifat pribadi sampai pesan-pesan kerja, dari yang menyajikan khotbah sampai omong kosong, mereka ulang cerita dan selebaran-selebaran sampai kemudian ketika jurnalisme ditemukan sebagai sebuah kegiatan melaporkan berbagai kejadian / peristiwa yang terjadi di masyarakat. Dan perkembangannya terkait dengan ditemukan mesin cetak sebagai wahana yang mengganti oral dari mulut ke mulut, ketika menyampaikan informasi (kisah-kisah, kronis, pelaporan pamflet). Bentuk cetakan, khususnya surat kabar, merupakan awal dunia jurnalisme yang mengabarkan berbagai kejadian masyarakat.
Kehidupan pers sendiri sangat tergantung pada kekuatan ekonomi suatu negara, salah satu contoh ketergantungan pers pada kekuatan ekonomi dapat kita lihat dari dampak krisis moneter yang saat ini sedang melanda Indonesia, akibat krisis yang berkepanjangan membuat harga surat kabar pun naik, menyebabkan pembaca menurun sehingga oplah / pendapatan surat kabar pun menurun. Selain faktor ekonomi yang menyebabkan timbulnya kndisi ketergantungan bagi pers, adalah faktor politik yang berupa kontrol pemerintah dinilai menghambat pers dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai kontrol sosial.
dalam hal editorial, tema-tema yang lebih variatif sesuatu yang pada era orde baru sulit ditemui. Perubahan politik yang terjadi mendorong media kedalam ruang gerak yang lebih terbuka, berani dan independen.
Good Journalism, kata Leonard Downie JR dan Robert G Kaiser dalam Santana K (2005 : 4) ialah kegiatan dan produk jurnalistik yang dapat mengajak kebersamaan masyarakat disaat krisis. Berbagai informasi dan gambaran krisis yang terjadi dan disampaikan, mesti menjadi pengalaman bersama. Ketika sebuah kejadian yang merugikan masyarakat terjadi, sebuah media memberi sesuatu yang dapat dipegang oleh masyarakat. Sesuatu itu ialah fakta-fakta juga penjelasan dan ruang diskusi, yang menolong banyak orang terhadap sesuatu yang tidak terduga kejadiannya. Masyarakat diajak agresif pada sesuatu yang penting terjadi.
Bad Journalism ialah media yang kurang cakap melaporkan pemberitaan yang penting diketahui masyarakat. Media yang memberitakan sesuatu peristiwa secara dangkal, sembrono, dan tidak lengkap, bahkan sering tidak akurat dan tidak coverbooth sides.
homogen tertentu atau kelompok – kelompok yang kepentingannya sama. Berbeda dengan koran, sirkulasi majalah umumnya berskala nasional. Dengan berfokus pada selera atau bidang tertentu, majalah bisa meraih khalayak dari berbagai kelas sosial, tingkat pendapatan atau pendidikan di seluruh penjuru negara.
Majalah sebagai penyampaian dan penafsir pesan lebih dahulu melakukan jurnalisme interpretative ketimbang koran ataupun kantor-kantor berita. Bagi majalah, interpretasi justru menjadi sajian utama. Jika media siaran memberi perhatian pada suatu peristiwa, biasanya waktu dan perhatian untuk peristiwa lain akan berkurang. Majalah acapkali sengaja meliput sesuatu yang diberikan oleh media siaran secara lebih panjang lebar. Seseorang yang tertarik untuk mengetahui lebih banyak oleh sesuatu yang diberikan televisi akan mencarinya di majalah. Sejak lama, aneka majalah sengaja menyajikan tinjauan atau analisis terhadap suatu peristiwa secara mendalam, dan itulah hakikat interpretasi. Kecenderungan ini menguat sejalan dengan spesialisasi majalah. Majalah – majalah khusus laku karena menyajikan analisis panjang lebar. Dibandingkan koran, majalah lebih kuat mengingat emosi pembacanya.
Di samping itu, banyak majalah yang menganalisis berita dari sumber lain, dan hampir tidak mencari berita sendiri. Majalah juga cenderung meniru artikel – artikel apa saja yang populer. Namun yang paling serius majalah dituding ikut menciptakan dunia semu dengan menyajikan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan. (Rivers, Jensen, Perterson, 2004 : 212-213).
Terdapat sejumlah kategori majalah, salah satunya ialah majalah khusus. Kategori majalah khusus ini meliputi pertumbuhan dari kebutuhan, minaty dan perhatian masyarakat, yang dari hari ke hari kian bertambah sesuai dengan peningkatan hidup keseharian yang dikehendaki masyarakat. Khalayak – khalayak menginginkan majalah yang memfokuskan isinya pada soal – soal khusus pula seperti kesenian, kriminalitas, sejarah, sosial, seks, hal mistik, bahkan sains dan lain-lain. (Santana K, 2005 : 97).
Majalah Tempo dengan frekuensi terbit mingguan serta satu kali edisi khusus dalam satu tahun mempunyai rubrik yang diberi nama Laporan Utama berisi berita-berita hangat yang terjadi selama satu bulan di seluruh Indonesia. Karena berita-berita adalah sesuatu yang termasa (baru) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar atau majalah (Djuroto, 2002 : 7). Menurut Junaedhie berita utama atau Laporan Utama yang biasanya lebih populer disebut headline news adalah berita yang dianggap sangat layak dipasang di halaman depan, dengan judul yang merangsang perhatian menggunakan tipe huruf relatif besar pendeknya berita istimewa (Junaedhie : 1991 : 25). Oleh karena itu pada tiap penerbitan ada satu tema dalam rubrik Laporan Utama yang sekitarnya layak ditampilkan dan dianalisa oleh tim redaksi majalah Tempo.
masyarakat (Nurudin, 2003:39). Namun justru karena keberanian atas visi dan misi serta majalah Tempo harus berbenturan dengan sistem politik dalam negeri. Atas nama hukum, majalah Tempo berkali – kali terancam dibekukan atau dbredel. Padahal dalam UU Pokok Pers tahun 1982 jelas – jelas disebutkan bahwa kebebasan pers Indonesia tidak dikenal istilah pembredelan. Yang lebih memprihatinkan lagi, Menteri Penerangan pada saat itu adalah wartawan senior bernama Harmoko, yang memiliki sebuah penerbitan pers. Sayang jiwa kewartawan Harmoko terbelenggu oleh penguasa sehingga ia tidak berani membela Koorps-nya sendiri Fungsi kontrol media massa, khususnya media cetak sama sekali tidak jalan. Karena masalah pembredelan tersebut, akibatnya pemerintahan penguasa selama 32 tahun bisa dikatakan nyaris tanpa kontrol dari media massa (Abdullah,2000 : 7-8). Setelah majalah Tempo dibredel sekian tahun dan seiring tumbangnya masa pemerintahan orde baru, majalah Tempo kembali bergabung dengan pers nasional pada tahun 1998 (Erawati, skripsi, 2004 : 7-8). Alasan penulis mengambil majalah Tempo dikarenakan majalah Tempo adalah majalah politik pertama yang terbit di Indonesia pada tahun 1971. Di samping itu dibandingkan dengan majalah – majalah lain yang sejenis seperti majalah Gatra, majalah Tempo memiliki jumlah eksemplar lebih besar yaitu diatas 100.000 dalam tiap terbitannya sedangkan majalah Gatra sebesar 150.000 dalam 1 bulan.
Utama majalah Tempo, pembaca dapat mengetahui masalah dan tindakan yang akan diambil oleh majalah Tempo dalam mengatasi suatu masalah. Tema dalam rubrik Laporan Utama majalah Tempo selalu diikuti sub tema, masing – masing sub tema mendukung, memperkuat bahkan membentuk tema utama. Majalah Tempo dalam membuat Laporan Utama membahas suatu peristiwa aktual dan menyangkut perannya sebagai kontrol sosial berusaha membentuk kerangka berpikir yang dalam kepada pembaca. Dalam rubrik Laporan Utamanya di majalah Tempo, selalu berusaha menarik perhatian para pembacanya melalui pemilihan dan penulisan tema yang singkat, jelas serta menarik hati pembaca. Melalui tema tersebut, pembaca dapat langsung menginterpretasikan bahwa majalah Tempo mengkritik, mempertanyakan, mendukung atau mencela keputusan yang diambil penguasa atau pemikiran yang timbul ditengah masyarakat. Selain itu rubrik Laporan Utama pada majalah Tempo merupakan andalan untuk memberikan wacana kepada masyarakat tentang peristiwa yang terjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat pada saat itu.
Berita korupsi yang dilakukan pejabat pemerintah juga terdapat pada edisi 5 September 2010, serta laporan tentang bencana alam gunung meletus di Yogyakarta maupun Probolinggo yang menewaskan juru kunci bernama Mbah Maridjan, juga bencana Tsunami di Kepulauan Mentawai juga tentang pemilihan calon Kapolri baru. Berita yang saat ini sedang ramai diberitakan media massa maupun elektronik seperti kasus mafia pajak Gayus Tambunan yang dibui dan berhasil keluar masuk bui sebanyak 68 kali dengan memakai nama samaran Sony Laksono, yang saat ini sedang ditangani KPK dan kepolisian menurut majalah Tempo.
Masalah ekonomi, politik, militer, kesehatan, kejahatan dan peristiwa unik pun tak luput dijadikan bahan Laporan Utama dalam rubrik Laporan Utama di majalah Tempo. Selain itu tema – tema dalam rubrik Laporan Utama tersebut dianggap penting oleh penulis karena dapat dijadikan data yang layak jadi dokumen, sebab peristiwa tersebut tidak akan terulang lagi.
Analisis isi dilakukan untuk mengidentifikasi banyaknya ruang dan jenis berita yang dimuat dalam majalah Tempo serta kategori apa saja yang diberitakan. Metode analisis isi ini merupakan teknik penelitian yang obyektif, sistematis dan terperinci tentang isi media. (Flournoy, 1989 : 12).
kecenderungan pembaca (berdasarkan asumsi bahwa bahan–bahan yang diterbitkan secara berhasil bagi suatu golongan tertentu, mencerminkan secara akurat kecenderungan golongan yang bersangkutan). Dalam buku Flournoy (2001 : 13) ditulis dengan asumsi teknik analisis isi :
a. Bahwa kesimpulan tentang hubungan antara maksud dan isi serta antara isi dan efek dapat ditarik secara sah dan hubungan sebenarnya ditetapkan.
b. Bahwa pengkajian isi nyata adalah sangat berarti, kategori – kategori dapat dibuatkan pada isi yang sesuai dengan arti yang dimaksud oleh komunikator dan dimengerti oleh para pembaca.
c. Bahwa uraian isi komunikasi secara komunkatif adalah sangat berarti. Asumsinya mengandung arti bahwa frekuensi kejadian dari berbagai sifat isi itu sendiri merupakan faktor penting dalam proses komunikasi dalam keadaan tertentu.
1.2 Perumusan Masalah
“ Apa saja tema – tema Laporan Utama pada majalah Tempo periode bulan Juli 2010 sampai bulan Desember 2010 ? ”
1.3 Tujuan Penelitian
Memperhatikan pada latar belakang penelitian dan perumusan masalah yang telah diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
“ Apa saja tema - tema pada Laporan Utama pada majalah Tempo periode bulan Juli 2010 sampai bulan Desember 2010 ? “
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Kegunaan Teoritis
Dapat memberikan masukan bagi pengembangan kajian komunikasi massa pada bidang junalistik khususnya pada studi analisis isi tema Laporan Utama pada majalah Tempo.
1.4.2. Kegunaan Praktis
semua permasalahan yang terjadi sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat (yang sedang hangat dibicarakan).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Jurnalistik
Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata Journ. Dslam bahasa Prancis,
Journ berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan
sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari.
Dengan demikian, jurnalistik bukanlah pers, bukan pula media massa. Jurnalistik
adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan diakui
eksistensinya dengan baik.
Dalam kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan,
mengedit, dan menulis untuk surat kabar, majalah, atau berkala lainnya (Assegaf,
1983 : 9). Menurut Ensiklopedia Indonesia, jurnalistik adalah bidang profesi yang
mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari
(pada hakikatnya dalam bentuk penerangan, penafsiran, dan pengkajian) secara
berkala, dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada (Suhandang, 2004 :
22). Dalam Leksikon Komunikasi dirumuskan Jurnalistik adalah pekerjaan
mengumpulkan, menulis, menyunting, dan menyebarkan berita dan karangan untuk
surat kabar, majalah dan mediamassa lainnya seperti radio dan televisi (Kridalaksana,
Sedangkan menurut ilmu publisistik, jurnalistik merupakan suatu cara menyampaikan
isi pernyataan untuk massa (khalayak) dengan menggunakan media massa (Kertapati,
1981). Namun demikian, saat ini pemahamannya tentunya harus diperluas lagi, bukan
hanya surat kabar, tabloid, majalah dan berita berkala lainnya, tetapi juga media
elektronik sehingga bila dinyatakan secara umum bahwa jurnalistik merupakan
kegiatan menyiapkan, menulis, mengedit, serta memberitakan bagi media cetak dan
elektronik.
Mac Dougal menyebutkan bahwa journalisme adalah kegiatan menghimpun
berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. Jurnalisme sangat penting dimana
pun, dan kapan pun. Jurnalisme sangat diperlukan dalam suatu negara demokratis.
Tak peduli apapun perubahan-perubahan yang terjadi di masa depan baik sosial,
ekonomi, politik maupun yang lain-lainnya.
2.1.2 Elemen-Elemen Dalam Jurnalistik
Bill Kovach dan Tom Rosensitel Element of Journalism : What News People
Should Know And The Public Should Expect (Santana, 2005:6) merumuskan 9
elemen jurnalisme. Berbagai elemen ini merupakan dasar jurnalisme agar bisa
dipercaya masyarakat Kovach dan Rosensitel, “The purpose of journalism, is to
provide people with the information they need to be free and self-governing”.
masyarakat hingga leluasa dan mampu mengatur dirinya. Beberapa elemen
jurnalisme yaitu:
a. Menyampaikan kebenaran, kebenaran yang dimaksudkan adalah
kebenaran fungsional, bukan kebenaran yang dicari oleh orang-orang filsafat,
bukanlah kebenaran mutlak apalagi kebenaran Tuhan. Kebenaran fungsional
berarti kebenaran yang terus menerus dicari. Kebenaran mengenai misalnya :
harga-harga pokok saat ini, nilai kurs mata uang atau hasil pertandingan olah
raga. Pada intinya, kebenaran dalam jurnalisme bukan kebenaran yang bersifat
religius, ideologis, ataupun filsafat. Juga tidak menyangkut kebenaran berdasar
pandangan seseorang, sebab pemberitaan seorang wartawan bisa memiliki bias
atau ambigu dan tidak objektif. Latar belakang sosial, pendidikan,
kewarganegaraan, kelompok etnik atau agama yang dianut wartawan
mempengaruhi laporan berita yang dibuatnya. Wartawan berkemungkinan
menafsirkan “kebenaran” sebuah fakta secara berbeda-beda satu sama lainnya.
b. Memiliki loyalitas kepada masyarakat, ini memaknakan kemandirian
jurnalisme. Ini berarti membuat resensi film yang jujur (bukan pesanan),
mengulas liputan tempat rekreasi yang tidak dipengaruhi para pemasang iklan
atau membuat liputan yang tidak didasari kepentingan pribadi atau kepentingan
relasi tertentu. Selain itu, pemberitaan disampaikan juga tidak dibayang-bayangi
keberanian,nilai yang diyakini, sikap, wewenang dan profesionalisme yang telah
diakui publik.
c. Memiliki disiplin untuk melakukan verifikasi, ini berarti kegiatan
menelusuri sekian saksi untuk sebuah peristiwa, mencari sekian banyak
narasumber dan mengungkap sekian byk komentar. Verifikasi juga berarti
memilah jurnalisme dari hiburan, propaganda, fiksi dan seni. Hiburan dan
Infotainment tertuju pada hal-hal yang menyenangkan semata. Propaganda
mengkerangka fakta (persuasi dan manipulasi) demi kepentingan tertentu.
Jurnalisme adalah melaporkan segala apa yang terjadi setepat mungkin.
d. Memiliki kemandirian terhadap apa yang diliputnya, ini berarti tidak
menjadi konsultan diam-diam, penulis pidato atau mendapat uang dari
pihak-pihak yang diliput. Artinya lainnya lagi, menunjukkan kredibilitas kepada
berbagai pihak melalui dedikasi terhadap akurasi, verifikasi dan kepentingan
publik. Atau kemandirian melakukan kegiatan jurnalisme dengan ketaatan dan
penghormatan yang tinggi pada prinsip kejujuran, kesetiaan pada rakyat serta
kewajiban memberi informasi dan bukan manipulasi. Bekerja atas dasar
kesetiaan yang tinggi terhadap jurnalisme.
e. Memiliki kemandirian untuk memantau kekuasaan, elemen ini bukan
berarti pekerjaan wartawan itu menggangu orang yang tengah berbahagia dengan
memerankan watchdog dengan tujuan melaporkan sesuatu yang sensasional
daripada melayani masyarakat. Apalagi mengatasnamakan watchdog untuk
kepentingan bisnis media.
f. Memiliki jurnalisme sebagai forum bagi kritik dan kesepakatan publik.
Elemen ini merupakan upaya media menyediakan ruang kritik dan kompromi
kepada publik. Ketika sebuah berita dilaporkan, media berarti mengingatkan
masyarakat akan terjadi sesuatu. Selain berita, media juga menyediakan ruang
analisis untuk membahas peristiwa tersebut melalui konteks, perbandingan atau
perspektif tertentu. Ditambah pula, ruang opini dan editorial untuk mengevaluasi
segala hal yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, baik yang disampaikan oleh
redaksi media maupun artikel atau komentar atau surat pembaca yang berisikan
opini pribadi dari masyarakat.
g. Jurnalisme harus dapat menyampaikan sesuatu secara menarik dan relevan
kepada publik. Elemen ini mewajibkan media untuk melaporkan berita dengan
cara yang menyenangkan, mengasikkan dan menyentuh sensasi masyarakat.
Ditambah pula yang dilaporkan itu mesti merupakan sesuatu yang paling penting
dan bermanfaat bagi masyarakat, dengan kata lain media harus mampu
menggabungkan kemampuan mendongeng dalam jurnalistik mempunyai tujuan.
Tujuan utamanya memberi informasi yang dibutuhkan masyarakat tentang
lingkungannya. Maka itulah, media menugaskan para awak redaksinya untuk
masyarakat pada saat itu agar dapat mengembangkan kehidupan bermasyarakat
dengan baik. Setelah itu adalah melaporkan menjadi materi informasi yang
bermakna, relevan, dan menarik untuk diikuti.
h. Jurnalisme mempunyai kewajiban membuat berita secara komprehensif
dan proporsional. Mutu jurnalisme amat tergantung kepada kelengkapan dan
proporsionalitas pemberitaan yang dikerjakan media, dalam elemen ini
mengingatkan media agar tidak jor-joran meliputi sensasi acara pengadilan atau
skandal selebritis secara jor-joran berlebihan, hanya untuk bertujuan menaikkan
ratting, oplah atau iklan, apalagi melaporkan dengan tidak melakukan verifikasi,
pengecekan silang atau wawancara ke berbagai pihak terkait. Pemberitaan
semacam ini akan menyesatkan pembaca.
i. Memberikan keleluasaan wartawan untuk mengikuti nurani mereka. Ini
terkait dengan sistem dan manajemen media yang memiliki keterbukaan.
Keterbukaan ini berguna untuk mengatasi kesulitan dan tekanan wartawan dalam
membuat berita secara akurat, adil, imbang, independent, berani dan tanggung
jawab kepada masyarakat. Media harus memberi ruang bagi wartawan untuk
merasa bebas berfikir dan bermanfaatan.
Majalah adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya yang
yang dicetak dalam gambaran kertas kuarto atau folio dijilid dalam bentuk buku.
Majalah biasanya terbit teratur seminggu sekali, dua minggu sekali, atau satu bulan
sekali. (Djuroto, 2002 : 11). Menurut Junaedhie (1991 : 154) penerbitan pers berkala
yang menggunakan kertas sampul, memuat bermacam-macam tulisan yang dihiasi
ilustrasi maupun foto-foto. Dari segi isi dibagi dalam dua jenis, yaitu:
a. Majalah Umum
Majalah yang memuat karangan pengetahuan umum,
karangan-karangan yang menghibur, gambar-gambar, olah raga, film, seni, dan termasuk di
dalamnya adalah majalah Tempo.
b. Majalah Khusus
Majalah yang hanya memuat karangan-karangan mengenai bidang-bidang
khusus seperti majalah wanita, politik, budaya, cerita pendek, dan sebagainya.
Format majalah setengah dari ukuran tabloid atau seperempat ukuran
broadsheet. Menurut Mario R. Garcia (Newspaper Design, 1986), (Abdullah, 2002 :
12) selain umumnya berukuran seperempat halaman broadsheet, pengertian majalah
ini adalah, halaman demi halaman diikat dengan kawat serta menggunakan sampul
yang jenis kertasnya lebih tebal atau mengkilat dibanding kertas halaman depan.
2.1.4 Majalah Sebagai Media Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. Media massa
secara universal memiliki fungsi memberi informasi, mendidik, menghibur, dan
mempengaruhi (Effendy, 2003 : 93). Karakteristik komunikasi massa menurut rivers,
Jensen dan Peterson (2004) menyebutkan bahwa :
a. Komunikasi massa sifatnya satu arah.
b. Selalu ada proses seleksi karena setiap media memilih khalayaknya.
c. Mampu menjangkau khalayak secara luas.
d. Media massa mampu berusaha membidik sasaran tertentu.
e. Komunikasi dilakukan oleh institusi sosial yang peka terhadap kondisi
lingkungannya.
Bentuk – bentuk komunikasi massa ada 2 yaitu komunikasi media massa
cetak atau pers meliputi surat kabar dan majalah serta komunikasi media massa
elektronik yang meliputi radio, televisi, film, dan lain – lain (Effendy, 2003 : 54).
Majalah sebagai media komunikasi massa cetak merupakan bahan bacaan.
Sebagai bahan bacaan harus memenuhi suatu fungsi yaitu untuk memberi jawaban
kepada rasa ingin tahu pembacanya. Majalah – majalha diciptakan untuk membawa
berita aktual secara cepat, maka ia juga harus dipersiapkan dalam waktu yang singkat.
Sebagai terbitan berkala majalah selain sebagai penyampai dan penafsir pesan juga
berfungsi sebagai ajang diskusi berkelanjutan. Dalam membahas suatu majalah,
majalah bisa melakukannya dalam waktu lama, bahkan nyaris tak terbatas selama
masih ada peminatnya (Rivers, Jensen, Peterson, 2004 : 212).
2.1.5 Pengertian Berita
Assegaff (1983) menuliskan, Charles A. Dana mengungkap pameo terkenal
tentang berita, dia mengatakan, bila orang digigit anjing, itu bukan berita, tetapi bila
orang menggigit anjing, itu baru berita. Berita haruslah kejadian luar biasa sehinggaa
menarik perhatian orang. Definisi lain yang dikumpulkan Assegaff (1983 : 23- 24),
diharapkan bisa memberikan pengertian dan pemahaman yang lebih luas mengenai
berita yaitu :
a. M. Lyle Spencer, dalam buku News Writing and Editing menyebutkan, berita
merupakan kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian
sebagian besar pembaca.
b. Willard C. Bleyer, dalam buku Newspaper Writing and Editing
mengemukakan, berita adalah sesuatu yang termasa dipilih oleh wartawan
untuk dimuat di surat kabar karena ia dapat menarik atau mempunyai makna
bagi pembaca surat kabar.
c. William S. Maulsby, dalam buku Getting in News menulis, berita dapat
fakta – fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang menarik
perhatian para pembaca yang memuat berita tersebut.
d. Eric C. Hepwood menulis, berita adalah laporan utama dari kejadian yang
penting dan dapat menarik perhatian umum.
Berita (news) di kalangan wartawan yang memberi pengertian news sebagai
singkatan dari north (utara), east (timur), west (barat), south (selatan). Jadi berita
sebagian laporan yang berasal dari empat penjuru angin. Laporan yang berasal dari
berbagai trmpat di dunia ini, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karya W.J.S.
Poerwadarminta, “berita” berarti surat kabar atau warta, sedangkan Kamus Besar
Indonesia terbitan Balai Pustaka diperjelas menjadi “Laporan mengenai kejadian atau
peristiwa yang hangat”. Jadi berita dapat dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa
yang terjadi (Djuroto,2000:46).
Definisi berita yang paling tepat dikemukakan oleh Prof. Mitchel V. Charnley
dalam Gunadi dan Herfan (1998:17) sebagai berikut :
“News the timely report of the fact or opinion of either interest or importance, or
bath, to a considerable member of people. (Berita adalah laporan tercepat mengenai
fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik atau hal yang penting, atau
keduanya untuk sejumlah besar penduduk).”
Berita dapat pula diartikan sebagai informasi yang ada di surat kabar yang
tekstual ini berupa berbagai berita aktual yang merupakan hasil liputan dari berbagai
peristiwa yang terjadi dalam lingkup nasional maupun internasional. Masih dalam
bukunya: “Reporting”, Mitchell V. Charnley mendefinisikan berita sebagai informasi
yang memberikan kepuasan atau membangkitkan semangat bagi masyarakat luas
(Wahyudi,1991:119). Sementara itu, De Fleur dan Dennis dalam bukunya
“Introduction of Mass Commmunication” menyatakan bahwa berita merupakan suatu
laporan yang menyajikan rincian data tentang suatu isu, peristiwa, atau proses yang
dapat menarik minat khalayak (De Fleur, 1989:604), sehingga informasi yang
disajikan dalam sebuah berita harus memiliki suatu nilai yang lebih (aktual,
significant, akurat, dan lainnya) yang dapat menambah dan mempertegas
pengetahuan khalayak.
Menurut Deutchmann, berita dapat dikategorisasikan berdasarkan aspek
geografisnya yaitu lokal, nasional, maupun internasional (Flournoy, 1989:48),
sehingga kondisi ini turut mempengaruhi jangkauan peliputan berita dari suatu surat
kabar. Bahkan beberapa surat kabar banyak yang mengkhususkan atau membatasi diri
pada peliputan berita tentang berita-berita lokal demi mempertahankan unsur
“Proksimitas” dengan khalayak pembacanya. Salah satu lingkup berita nasional ini
adalah berita dari rubrik Laporan Utama majalah Tempo yang terdapat dalam
penelitian ini yang memuat berbagai macam berita.
Maka dari itu, bisa disimpulkan bahwa berita adalah informasi atau laporan
dan atau ide, disusun sedemikian rupa dan disebarkan media massa dalam waktu
secepatnya.
2.1.6 Laporan Utama Pada Majalah Tempo
Menurut Bapak Agus selaku redaktur majalah Tempo dalam situsnya,
Laporan Utama adalah suatu laporan yang menjadi headline pada satu terbitan yang
ditandai dengan foto atau tulisan yang dicetak dengan ukuran besar. Laporan Utama
biasanya merupakan berita yang sedang terjadi dan mempunyai pengaruh yang besar
bagi publik.
Rubrik itu sendiri merupakan suatu berita yang dispesifikkan dan
dikelompokkan dalam satu kolom, seperti rubrik ekonomi, politik, olahraga, dan
hukum.
2.1.7 Kategorisasi
Kategorisasi yang sudah biasa dipakai sebagai pedoman penelitian para
peneliti, stempel dalam (Flournoy, 1989 : 186) mencatat sebagai berikut :
Sungguh banyak manfaatnya menggunakan sistem penggolongan yang pernah
dipakai dalam studi-studi lainnya. Pertama, anda akan tahu bahwa sistem
lainnya yang pernah memakai sistem yang bersangkutan, anda akan memperoleh
beberapa pengertian tentang berbagai hasil yang mungkin diperoleh.
Namun demikian, beberapa perubahan dalam kategori – kategori yang sudah
digunakan oleh peneliti tersebut dianggap perlu untuk mencapai sasaran penelitian
ini. Menurut stempel dalam (Flournoy, 1989 : 26) untuk menciptakan seperangkat
kategori – kategori ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
a. Kategori-kategori harus relevan dengan tujuan-tujuan studi.
b. Kategori-kategori hendaknya fungsional.
c. Sistem kategori-kategorinya harus dapat dikendalikan.
Relevan berarti bahwa kategori – kategori itu dapat dipakai dalam menjawab
hipotesa. Fungsional berarti bahwa kategori – kategori itu dapat menunjukkan suatu
proses dalam media massa, dan dapat dikendalikan berarti bahwa orang yang
melakukan penelitian ini tidak perlu banyak kategori.
Sedangkan cendekiawan lain, Ole.R.Holsty (Flournoy, 1989 : 72)
memberikan saran tentang pembentukkan seperangkat kategori seyogyanya :
mencerminkan maksud dan tujuan penelitian, lengkap, terinci, eksklusif secara timbal
balik, Independent dan diambil dari penggolongan tunggal.
Selain itu, dalam pembentukkan kategori ada beberapa hal yang perlu
pengamatan terstruktur, sistematik, pengamatan yang seksama berdasarkan aturan
tertulis. Dalam aturan tersebut menjelaskan bagaimana membuat kategori fan
penggolongan pengamatan. Seperti halnya pengukuran lain, kategori seharusnya
mutual eksklusif dan tuntas. Dalam aturan tertulis menunjukkan bahwa kategori dapat
diterima dan terbukti reabilitasnya.
Mutual eksklusif berarti bahwa semua kategori jelas pemisahannya antara
bagian satu dengan bagian yang lain, dan tidak saling tumpah tindih. Tuntas berarti
semua kategori harus tergolong dalam kategori secara keseluruhan, jadi tidak ada
kategori yang tidak tergolongkan.
Kategorisasi yang digunakan peneliti mengadaptasi pada kategorisasi
Deutschmann. Kategori ini digunakan pertama kali pada waktu melakukan analisis isi
berita – berita surat kabar di Indonesia tahun 1980-an (Flournoy, 1989 : 25) yaitu :
a. Perang, Pertahanan dan Diplomasi
Dalam kelompok ini termasuk isi yang berhubungan dengan pertikaian bersenjata antara dua negara atau lebih. Isi yang berhubungan dengan masalah–masalah dan kegiatan–kegiatan angkatan bersenjata nasiional, serta pertahanan negara juga termasuk di dalamnya. Kegiatan–kegiatan resmi dari para duta besar dan pejabat diplomatic lainnya juga dimasukkan ke dalam kelompok ini. Berita-berita mengenai perserikatan bangsa– bangsa dan permasalahannya juga dimasukkan ke dalam kategori ini.
b. Politik dan Pemerintahan
melalui surat kabar, walaupun menyangkut pokok persoalan dalam kategori ini dianggap sebagai hal pemerintah dan dari sebab itu dikelompokkan demikian, hal-hal yang menyangkut persoalan-persoalan politik atau pengangkatan calon atau pejabat untuk suatu kedudukan penting, masuk dalam kategori ini pembahasan konsep-konsep pemerintah seperti kebebasan politik atau kebebasan berbicara dimasukkan dalam kategori ini juga.
c. Kegiatan Ekonomi
Dalam kategori ini termasuk cerita-cerita yang ada dasar ekonominya kecuali belanja pemerintah, seperti perdagangan, keuangan, dan perbankan. Pembahasan soal–soal perpajakan juga dimasukkan disini. Kegiatan-kegiatan usaha swasta seperti perluasan sarana- sarana yang telah ada, masalah– masalah pertanian, perindustrian, manajemen tenaga kerja dimasukkan dalam kelompok ini.
d. Kejahatan
Kelompok berita ini menyangkut masalah pelanggaran hukum dan penerapan hukum yang bersangkutan. Hal–hal seperti kenakalan remaja dan peningkatan tindak kejahatan dimasukkan ke dalam kategori ini.
e. Masalah – Masalah Moral Manusia
Berita–berita yang menyangkut persoalan yang dihadapi oleh masyarakat tentang hak–hak asasi dan tanggung jawab etik perorangan, pergerakan hak-hak sipil bila dianggap sebagsai masalah moral masyarakat. Cerita atau tajuk rencana yang menyangkut tanggung jawab organisasi keagamaan kepada masyarakat dimasukkan ke dalam kategori ini.
f. Kesehatan dan Kesejahteraan
g. Kecelakaan dan Bencana
Kelompok ini terdiri dari hal-hal yang menyangkut pemusnahan secara alamiah atau tidak alamiah dari hidup atau harta manusia seperti banjir topan atau konstruksi bangunan yang salah, dan kecelakaan angkutan. Kategori ini dibedakan dari kesehatan masyarakat karena hilangnnya nyawa atau terganggunya kesehatan berdasarkan syarat–syarat ini, bukanlah sebagai akibat dari penyakit tetapi dari tindakan fisik manusia atau unsur–unsurnya.
h. Ilmu dan Penemuan
Jenis ini menyangkut perkembangan teknologi mutakhir di bidang ilmu dan perindustrian. Berita–berita tentang penemuan baru di lain bidang seperti kesehatan, ekonomi, pertahanan dan pencegahan kecelakaan dimasukkan ke dalam kategori ini bilamana efek keseluruhannys merupakan penemuan yang bersangkutan dan bukan sekedar penerapannya di bidang tersebut.
i. Pendidikan dan Seni Klasik
Kelompok berita ini menyangkut masalah–masalah yang berkaitan dengan sistem pendidikan umum baik negeri maupun swasta atau dengan seni klasik seperti drama, sastra atau seni lukis. Kelompok ini dibedakan dari kesenian yang semata–mata merupakan sarana hiburan. Akan tetapi semua berita tentang kebijaksanaan dan sistem pendidikan yang menyangkut pemerintahan tidak dimasukkan disini tetapi dalam kategori politik dan pemerintahan.
j. Hiburan Rakyat
Yang dimasukkan dalam kategori ini ialah hal–hal yang menyangkut cara– cara rakyat menghibur diri, kecuali melalui seni klasik seperti bioskop, televisi atau olah raga.
k. Human Interest
yang menyenangkan tentang kegamjilan perilaku manusia, cerita dengan percakapan dan tingkah laku tetapi memuat berita langsung.
2.1.8 Analisis Isi
Menurut pakar PR Jim Macnamara, meningkatnya penggunaan Media
Content Analisys (MCA). Di perusahan-perusahaan didorong oleh setidaknya dua
peran kunci media yaitu media sebagai saluran komunikasi yang paling ampuh
(powerfull) dan media massa sebagai database terbesar di dunia.
Menurut Wazaer dan Wiener (1978) analisis isi dalam Bulaeng (2004) adalah
suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam.
Sedangkan menurut Krippendorf (1980) mendefinisikan analisis isi suatu penelitian
untuk membuat referensi-referensi dari data ke konteks. Sedangkan definisi Kerlinger
(1986) agak khas, yaitu analisis komunikasi secara sistematis, obyektif, dan secara
kuantitatif untuk mengukur variabel.
Dalam definisi kerlinger ada tiga konsep yang tercakup didalamnya. Pertama,
analisis ini bersifat sistematis. Hal ini berarti isi yang akan di analisa dipilih menurut
aturan-aturan yang ditetapkan secara implisit misalnya : cara penentuan sample.
Kedua, analisis bersifat obyektif. Ketiga, analisis isi bersifat kuantitatif (Bulaeng,
Peneliti melakukan analisis isi untuk mengidentifikasi banyaknya berita
seputar rubrik Laporan Utama dalam majalah Tempo. Metode analisis ini merupakan
teknik penelitian yang obyektif, sistematis dan terperinci tentang isi media massa
(Flournoy dalam Lenon, 2007).
Pada definisi Kerlinger mempunyai kesamaan dengan pengertian analisis isi
seperti yang diungkapkan Berelson (1952) yaitu analisis isi sebagai suatu teknik
penelitian yang obyektif, sistematik, dan menggambarkan secara kuantitatif isi-isi
pernyataan suatu komunikasi. Dan Berelson juga menambahkan bahwa analisis isi
yang tidak lebih baik daripada kategori-kategorinya.
Analisis isi (Content Analisys) dilaksanakan dengan melakukan kuantifikasi
terhadap sifat-sifat yang terkandung dalam isi media massa. Analisis isi telah sering
dipakai dalam mengkaji pesan-pesan media. Karena metode ini pada dasarnya
merupakan sebuah metode untuk menguji secara kuantitatif, keyakinan, kepentingan
para editor dan penerbit, kecenderungan pembaca (dengan asumsi bahwa
bahan-bahan yang dipublikasikan dapar berhasil bagi golongan tertentu, mencerminkan
secara akurat kecenderungan golongan yang bersangkutan (Fajar,2005). Penelitian
analisis isi seringkali hanya melihat sampel tayangan yang jumlahnya tidak banyak.
Misalnya saat kita akan melakukan penelitian mengenai kekerasan seksual di
tayangan televisi, bisa jadi kita hanya mengambil sampel tayangan prime time dari
keberadaan stasiun televisi lokal, maka jumlah tiga stasiun tersebut sangatlah kecil,
sehingga apakah hasil penelitian representatif atau tidak menjadi sangat dilematis.
Analisis isi menampilkan tiga syarat yaitu obyektifitas, pendekatan sistematis,
dan generalisasi. Analisis harus berlandaskan aturan yang dirumuskan secara
eksplisit. Untuk memenuhi syarat sistematis, untuk kategorisasi isi harus
menggunakan kriteria tertentu. Hasil analisis haruslah menyajikan generalisasi artinya
temuannya haruslah mempunyai sumbangan teoretik. Dengan kata lain analisis isi
merupakan tekhnik penelitian untuk melukiskan isi komunikasi nyata secara obyektif,
sistematik dan kuantitatif. Ada empat tahapan yang dilakukan dalam penelitian
analisis yaitu :
1. Pemilihan Satuan Analisis
2. Konstruksi Kategori
3. Penarikan Sampel Isi dan
4. Rehabiitas Koding
2.1.9 Teori Gate Keeper
Dalam suatu institusi media, masing-masing memiliki kebijakan redaksional
dalam penyajian informasi yang dianggap mempunyai nilai berita. Tidak semua berita
semua berita yang masuk untuk dapat dijadikan berita yang akan di muat di media
tersebut sesuai dengan kebijakan redaksionalnya.
Pengguna media atau saluran secara profesional dengan teknologi tinggi
melalui usaha-usaha, maka kepemilikan media bersifat lembaga, yayasan, organisasi
usaha yang mempunyai struktur tugas, fungsi-fungsi serta misi tertentu. Oleh katena
itu, berbagai pesan yang disampaikan dan terbit dari media massa bukan lagi milik
perorangan tetapi hasil diskusi, olahan redaksi atau keputusan dari kebijaksanaan
redaksional yang menerbitkannya.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam organisasi pemilik media ini terdapat
pula Gate Keeper (penjaga gerbang), melalui fungsi Gate Keeper berbagai informasi
yang masuk dari luar dikenakan sensor, di periksa dan di saring lagi kemudian di
putuskan berdasarkan kebijakan redaksi untuk diterbitkan. Dengan demikian
informasi yang disajikan hasil olahan pada kebijakan redaksi (Sekerin & Tankard,
2005 : 164).
Fungsi Gate Keeper dalam badan-badan pers umumnya dilakukan oleh
redaktur, dimana melalui proses penyeleksian dari redaksi. Berita-berita yang dicari
dan ditulis oleh wartawan selanjutnya di kirim ke meja redaksi untuk dipilih mana
yang akan dijadikan berita utama ataupun berita biasa yang sesuai dengan kebijakan
Dalam majalah Tempo, peran Gate Kepeer sangatlah penting dalam
penerbitan suatu pemberitaan khususnya berita utama, supaya berita yangmasuk
dapat di seleksi dengan baik dan mampu menyajikan berita-berita yang aktual dan
bernilai berita tinggi yang dibutuhkan masyarakat internasional.
John R. Bitler (1996) mengistilahkan Gatekeeper sebagai individu atau
kelompok orang-orang yang memantau arus informasi dalam sebuah jaringan
komunikasi, juga diperluas maknanya yang disebut gatekeeper adalah orang yang
berperan penting dalam sebuah media massa (Nurrudin, 2004:108). Semua saluran
media massa mempunyai sejumlah saluran gatekeeper. Mereka memainkan peranan
dalam beberapa fungsi, mereka ini dapat menghapus pesan atau dapat juga
memodifikasi pesan yang akan disebarkan, merekapun dapat menghentikan sebuah
informasi dan tidak membuka “pintu gerbang” (gate) bagi keluarnya informasi lain.
Bagi Ray Eldon Heibert, Donald F. Ungarait dan Thomas W. Bohn, yang
dikutip Nurrudin (2004: 111-115), gatekeeper bukan bersifat positif negativ, tetapi
mereka merupakan sesuatu kekuatan yang kreatif, seperti seorang editor dapat
menambahkan pesan dengan mengkombinasikan pesan dari berbagai sumber, seorang
layouter juga bisa menambahkan sesuatu pada gambar atau setting pada media cetak
agar lebih kelihatan bagus. Secara umum peran gatekeeper sering dihubungkan
dengan berita khususnya surat kabar. Editor sering melaksanakan fungsi sebagai
menyediakan bahan bacaan untuk pembacanya. Dengan demikian paling tidak
gatekeeper mempunyai fungsi :
1. Menyiarkan informasi kepada kita.
2. Untuk membatasi informasi yang kita terima dalam mengedit informasi ini
sebelum disebarkan kepada kita.
3. Untuk memperluas dengan menambah fakta.
2.10 Kerangka Berfikir
Majalah merupakan media massa cetak yang berfungsi menyajikan informasi
tentang peristiwa yang terjadi dan aktual. Majalah menyajikan berita yang bervariatif
dan selalu memberikan informasi terbarunya. Banyaknya informasi berita di majalah
yang bervariatif membuat persaingan pesat antar media cetak khususnya majalah
yang ada. Dalam hal ini, majalah dalam memberikan informasi ke khalayak pembaca
terlebih dahulu disaring, berita-berita yang mana yang akan diterbitkan. Laporan
Utama yang biasanya lebih populer disebut headline news adalah berita yang
dianggap sangat layak dipasang dihalaman depan, dengan judul yang merangsang
perhatian menggunakan tipe huruf relatif besar pendeknya berita istimewa. Oleh
sekitarnya layak ditampilkan dan dianalisa oleh tim redaksi majalah Tempo, dan
mempunyai ulasan berita yang lugas, tegas, dan mudah dipahami.
Peneliti tertarik meneliti Laporan Utama majalah Tempo pada periode Juli
2010 sampai Desember 2010 karena penulis tertarik dengan isi berita-berita yang
disajikan pada bulan itu dan bisa diketahui berita apa saja yang ditonjolkan selama
kurun wakut 6 bulan. Berdasarkan isi tersebut kemudian dapat dikategorikan
berdasarkan isi tema laporan utama majalah Tempo. Kategorisasi yang digunakan
peneliti mengadaptasi pada kategorisasi Deutchmann. Kategorisasi ini sudah terbukti
relevan dan teruji reabilitasnya yang terdiri dari 11 kategorisasi.
Analisi isi dilakukan untuk mengidentifikasi banyaknya ruang dan jenis berita
yang dimuat dalam majalah Tempo serta kategori apa saja yang diberitakan. Metode
analisis isi ini merupakan teknik penelitian yang obyektif, sistematis, dan terperinci
tentang isi media.
Penelitian analisis isi Tema Laporan Utama majalah Tempo menggunakan
kategorisasi yang pernah dipakai oleh Deutschmann. Kerangka berfikir yang
Tabel 2.1. Kerangka Berfikir Penelitian
Tentang Analisis Isi Tema Laporan Utama Majalah Tempo periode Juli 2010 sampai
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Analisis isi adalah suatu metode untuk mengamati dan mengukur isi
komunikasi. Tidak seperti mengamati secara langsung perilaku orang atau meminta
orang untuk menjawab skala-skala, atau mewawancarai orang. Tetapi dalam
penelitian ini mengambil komunikasi-komunikasi yang telah dihasilkan oleh orang
dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang komunikasi tersebut.
3.1.1 Berita
Berita pada majalah Tempo mengangkat sebuah fenomena persoalan dibahas
dengan gaya tutur pemberi cerita yang ringan untuk dibaca. Yang tentunya
konsistensi terhadap isi yang selalu mengangkat berita utama tentang politik dan
ekonomi sehingga mudah diterima dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia. Oleh karena sifatnya yang ringan inilah berita dijadikan menu
utama pada majalah Tempo. Berita memiliki unsur-unsur antara lain kreatifitas,
subjektifitas, informatif dan menghibur. Berikut 24 tema berita dari edisi Juli 2010
1. 28 Juni-4 Juli 2010 : Aliran Janggal Rekening Jenderal.
2. 5 Juli-11 Juli 2010 : Terjerat Proyek Sarana Rampok Duit.
3. 12 Juli-18 Juli 2010 : Pecah Kongsi di Taman Mini.
4. 19 Juli-25 Juli 2010 : Hidup ‘Sederhana’ Kandidat Kepala Polri.
5. 26 Juli-1 Agustus 2010 : Dulu CICAK, Kini KURA-KURA
6. 2 Agustus-8 Agustus 2010 : Jaksa Hendarman Dalam Pusara Sisminbakum
7. 9 Agustus-15 Agustus 2010 : Dari Sampah Jadi Gagah
8. 16 Agustus-22 Agustus 2010 : Murid Tjokroaminoto di Peneleh
9. 23 Agustus-29 Agustus 2010 : Kader Jenggot di Gerbong Mutasi
10.30 Agustus-5 September 2010 : Korupsi Dulu, Grasi Kemudian
11.6 September-12 September 2010 : Terseret Durian Runtuh
12.27 September-3 Oktober 2010 : Aksi Jaringan Sang Gubernur Militer
13.11 Oktober-17 Oktober 2010 : Calon Kapolri Baru
14.18 Oktober-24 Oktober 2010 : Lobi Kayu Lingkar Istana
15.25 Oktober-31 Oktober 2010 : Kisah Orang-Orang Istana
17.8 November-14 November 2010 : Lari Dari Zona 20
18.15 November-21 November 2010 : Oo, Kamu Ketahuan
19.22 November-28 November 2010 : Misteri Tiga Jam Tuan Sony
20.29 November-5 Desember 2010 : Gamang Menjerat Penabur Cek
21.6 Desember-12 Deseember 2010 : Main-Main Duit Haji
22.13 Desember-19 Desember 2010 : Serangan Balik Sang Tangan Kanan
23.20 Desember-26 Desember 2010 : Siapa Minta Pelicin Rp 100 Miliar?
24.27 Desember 2010-2 Januari 2011 : Pahlawan dari Tanah Bencana
3.2 Kategorisasi
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa seperangkat
kategorisasi dan definisi yang disusun sendiri, maka alat ukur ini harus di pra-uji
(pretest) terlebih dahulu. Dengan menggunakan alat ukur yang sama, peneliti
menganalisis bahan yang sama dengan pengkoding independent. Kesamaan hasil
pengukuran menunjukkan tingkat reabilitas alat ukur. Kategori tersebut telah diuji
reabilitasnya dan menunjukkan bahwa kategori tersebut dapat diterima, serasi dan
Dari Tema Laporan Utama majalah Tempo periode Juli 2010 sampai
Desember 2010 dilakukan proses analisa. Selanjutnya peneliti mengklasifikasikannya
berdasarkan kategori yang dibuat dan telah disesuaikan dengan maksud dan tujuan
dari penelitian.
3.2.1 Kategorisasi Tema
Kategori-kategori yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi pada
tipe / kategori Deutchmann, dan telah disesuaikan / dimodifikasi agar dapat mencapai
sasaran dalam penelitian.
3.2.1.1 Kategori Perang, Pertahanan dan Diplomasi
a. Perang
Persoalan yang berhubungan dengan peperangan yang terjadi,
masalah-masalah yang timbul dalam perang dan persoalan yang berhubungan
dengan pemberontak / perlawanan terhadap pemerintah yang berkuasa
b. Pertahanan
Persoalan yang berhubungan dengan sistem pertahanan suatu negara.
c. Diplomasi Hubungan Luar Negeri
Persoalan yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan luar negeri
3.2.1.2 Kategori Politik dan Pemerintahan
a. Politik
Merupakan persoalan yang berhubungan dengan politik, disamping itu
juga terdapat pembahasan tentang konsep-konsep politik dan juga tentang
isu-isu politik dalam pemerintah.
b. Kegiatan-kegiatan Pemerintah
Persoalan yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pemerintah.
3.2.1.3 Kategori Kegiatan Ekonomi
a. Kegiatan Perekonomian Umum
Persoalan yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi secara
keseluruhan seperti expor-import, perubahan harga-harga pokok dan
pemanfaatan sumber-sumber alamiah.
b. Angkutan dan Perjalanan
Persoalan yang berhubungan dengan angkutan transportasi.
3.2.1.4 Kategori Kejahatan
Persoalan yang berhubungan dengan kejahatan yang dilakukan oleh
orang dewasa.
b. Penegakkan Hukum dan Badan-Badan Penegak Hukum
Persoalan yang berkaitan dengan penegak hukumyang dilakukan oleh
aparat hukum, penerapan oleh kejaksaan kepada pelaku tindak kejahatan.
3.2.1.5 Kateegori Masalah-Masalah Moral Masyarakat
Persoalan yang berhubungan dengan yang dihadapi oleh masyarakat
tentang hak asasi dan tanggung jawab perseorangan, pergerakan hak-hak sipil,
bila tidak merupakan bagian dari perundang-undangan pemerintah diuanggap
sebagai moral masyarakat.
3.2.1.6 Kategori Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
a. Penanganan Masalah Kesehatan
Persoalan yang berhubungan dengan penanganan masalah kesehatan
seperti cara penanggulangan suatu penyakit.
b. Penanganan Masalah-masalah Sosial dan Keselamatan
Persoalan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan sosial yang
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.
a. Kecelakaan Karena Manusia
Persoalan yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi
karena kecerobohan manusia.
b. Bencana Alam
Persoalan yang berhubungan dengan bencana alam,
c. Badan-badan Penanggulangan Bencana
Persoalan yang berhubungan dengan badan-badan pemerintah yang
dibentuk untuk menanggulangi bencana alam.
3.2.1.8 Kategori Ilmu dan Penemuan
Persoalan yang berhubungan dengan perkembangan teknologi
mutakhir di bisdang ilmu dan perindustrian.
3.2.1.9 Kategori Pendidikan dan Seni Klasik
Persoalan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang berkaitan
dengan sistem pendidikan umum baik swasta maupun negeri dan kesenian
yang semata-mata merupakan hiburan.
3.2.1.10 Kategori Hiburan Rakyat
Persoalan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan olahraga.
3.2.1.11 Kategori Human Interest
a. Cuaca
Persoalan yang berhubungan dengan cuaca, iklim dan suhu udara.
b. Kepentingan manusiawi secara umum.
Persoalan yang berhubunga dengan masalah-masalah yang terjadi dan
menyangkut kepentingan orang banyak. Misalnya kerusakan fasilitas umum
yang vital dan banyak digunakan oleh masyarakat umum.
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel.
3.3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua berita yang terdapat dalam kolom
laporan utama majalah Tempo periode bulan Juli 2010 sampai dengan bulan
Desember 2010, berdasarkan periode tersebut terdapat 24 tema berita dalam laporan
utama majalah Tempo.
Pengambilan sampel penelitian sebanyak 100% dari total sampel jadi
didapatkan jumlah sampel sebanyak 24 tema berita laporan utama yang mewakili
3.3.2 Teknik Penarikan Sampel
Teknik Penarikan Sampel pada penelitian ini adalah menggunakan Teknik
Total Sampling. Yaitu sampel diambil secara keseluruhan dari jumlah populasi.
Dalam penentuan sampel, tidak ada ketentuan yang pasti mengenai besar kecilnya
sampel, hanya saja yang terutama dalam pengambilan adalah representatif.
3.4 Unit Analisis
Unit analisis yang berupa unit tematik dalam pesan, dihitung berdasarkan
tema atau peristiwa yang diangkat. Unit tematik digunakan untuk menganalisis
realitas dalam berita kemudian dimasukkan dalam kategorisasi.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah
data yang diperoleh langsung dari tulisan-tulisan dalam kolom laporan utama. Teknik
Pengumpulan Datanya adalah sebagai berikut :
1. Dengan melakukan pencatatan terhadap tema Laporan Utama majalah
2. Setiap data dikumpulkan dengan menggunakan koding berdasarkan
kategori-kategori yang telah ditentukan, kemudian dianalisis dan
diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian.
3.6 Teknis Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi.
Data analisis dengan menggunakan tabel frekuensi, data tersebut dimasukkan
kedalam kategori-kategori yang ada kemudian diambil prosentase dan
diinterpretasikan berdasarkan hasil sampel tema Laporan Utama majalah Tempo
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Objek Penelitian dan Penyajian Data
4.1.1. Sejarah Majalah TEMPO
Diawali peristiwa tahun 1969, dimana era keterbukaan setelah berbagai
peristiwa politik dalam negeri yang dianggap kacau, seorang Goenawan Mohammad
mempunyai ide untuk membuat majalah yang dianggap baru. Sebagai langkah
perbedaan yang membanjirinya hiburan waktu itu. Namun dengan semangat yang
besar, tantangan ekonomi yang morat-marit mencoba untuk dilawan.
Majalah Ekspress kemudian dibentuk oleh tiga orang pers senior yakni
B.M.Diah. Ketiganya adalah wartawan Harian Kami. Namun perpecahan diantara
pengelola terjadi, tidak luput kemudian Goenawan dan kawan-kawan melakukan
eksodus. Berita ini kemudian menyebar sampai ke telinga ketua Yayasan Jaya Raya,
Ir. Ciputra, yang juga mendirikan Djaja. Lewat Lukman Setiawan, Ciputra mencoba
berdialog dengan Goenawan. Hasil rembukan tersebut menghasilkan gagasan baru,
majalah TEMPO dikelola 30 orang, eks pengelola Ekspress dan Djaja. Akhirnya,
pada akhir Desember 1970 dengan rekomendasi Adam Malik, Menteri Penerangan
waktu itu, Budhiharjo mengeluarkan SIT atas nama TEMPO. Adapun ide dasarnya
adalah mengambil bentuk yang mirip
dengan Time atau Newsweek di Amerika. Dibawah naungan kelompok Perusahaan
Grafiti Pers. Dengan dibantu oleh Gubernur DKI Jakarta waktu itu Ali Sadikin,
Tempo mulai memproses persiapan penerbitan. Baru setelah pemrosesan SIT tahun
1971, Tempo baru bisa terbit pada bulan September. Dengan jumlah halaman untuk
pertama kalinya 80 halaman.
Pertama kali terbit, Tempo telah mampu menjual sekitar 45.000 eksemplar
baik sebagai perkenalan atau dijual bebas. Dan semakin bertambah tahun, akhirnya
pada tahun 1977 meningkat menjadi 50.000 eksemplar.
Tempo pertama kali menempati kantor di Jalan Senen Raya 83 Jakarta.
Dengan Goenawan Muhammad sebagai pemimpin umum merangkap pemimpin
Trisnadi. Meskipun dengan kantor yang sempit, namun tidak menghalangi semangat
idealisme yang tinggi. Tempo seperti berkejaran dengan waktu dan berlomba dengan
penerbitan, khususnya majalah yang telah ada. Namun dengan segala kelebihan dan
kehandalan Goenawan Mohammad yang memang sudah senior dibidangnya, dengan
dibantu oleh Bang Ali Sadikin selaku Gubernur DKI, maka Tempo berani memilih
visi dan misi pers menuju pers yang serius yang lebih menonjolkan diri pada politik,
menyuarakan kebenaran lewat ulasan dan kritikan, saran atas keputusan yang diambil
oleh penguasa atau masalah-masalah yang sedang aktual dan hangat dibicarakan oleh
masyarakat.
Nampaknya pilihan ini berdampak cukup serius, sebab baru dua tahun terbit
sudah pernah mendapat teguran dari pemerintah, lewat Departemen Penerangan.
Demikian juga pada tahun-tahun berikutnya, Tempo seakan tidak pernah lepas dari
tangan-tangan bayangan kekuasaan yang memang pada saat itu sedang giat-giatnya
melakukan pembangunan politik, dengan berbagai konsekuensinya, termasuk terlalu
curiga terhadap siapapun yang dianggap terlibat dan berpengsruh.
Pada tahun 1985, suasana pers nasional mulai menampakkan perubahan besar,
dimana pemerintah mencanangkan semacam upaya penerbitan pers nasional, STT,
dan SIT tidak lagi berguna. Ijin penerbitan digantikan fungsinya dengan SIUPP.
Artinya, bahwa Pemerintah pada saat itu memang berupaya untuk mengontrol