• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. yang berupa hutan di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk keperluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. yang berupa hutan di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk keperluan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Inventarisasi

Inventarisasi hutan dilaksanakan guna mengetahui modal kekayaan alam yang berupa hutan di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk keperluan perencanaan pembangunan proyek-proyek kehutanan secara nasional dan menyeluruh. Penetapan fungsi hutan dibagi menjadi empat fungsi hutan, yaitu Hutan Lindung, Hutan Produksi, Hutan Suaka Alam dan Hutan Wisata (Pamulardi,1995).

Secara umum, inventarisasi hutan didefinisikan sebagai pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumberdaya hutan untuk perencanaan pengelolaan sumberdaya tersebut bagi kesejahteraan masyarakat secara lestari dan serbaguna. Secara umum, inventarisasi hutan dilakukan untuk mengetahui kondisi biofisik lapangan serta kondisi sosial ekonomi dari areal kawasan hutan yang diinventarisasi (Arief, 2001).

Deskripsi Anggrek

Anggrek adalah tumbuhan dengan perawakan yang beraneka ragam, hidup sebagian besar epifit (tumbuh pada pohon inangnya), dan ada pula yang teresterial (tumbuh di tanah atau sering juga disebut anggrek tanah). Anggrek memiliki rimpang, akar yang seperti umbi tetapi bukan umbi lapis atau umbi batang. Batang berdaun atau tidak, pangkalnya seringkali menebal membentuk umbi semu yang mempunyai akar yang mengandung klorofil dan berfungsi sebagai alat untuk asimilasi (Darmono, 2008).

(2)

Anggrek merupakan tanaman hias yang mempunyai nilai keindahan (estetika) dan daya tarik tertentu. Tanaman anggrek mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, selain karena keindahannya, bunga anggrek dapat dimanfaatkan sebagai bunga potong yang tahan lama (tidak cepat layu) tidak seperti bunga-bunga lain. Perkembangan anggrek dewasa ini mendapat perhatian yang sangat besar dari masyarakat. Prospek pengembangan anggrek di Indonesia sangat cerah (Rahardi, et all. 1993).

Daun anggrek berseling dengan tepi rata, berdaging dan biasanya tersusun dalam dua baris. Bunga Anggrek terdiri dari lima bagian utama, yaitu sepal (daun kelopak), Petal (daun mahkota), Stamen (benang sari), Pistil (putik), dan ovari (bakal buah). Sepal adalah mahkota bunga yang terletak dibelakang sedangkan petal yang di depannya. Pada labelum terdapat gumpalan yang berisi protein, zat wangi dan minyak sebagai penarik serangga. Diatas labelum terdapat alat reproduksi bunga (gynandrium), yang jantan dinamakan androecium dan yang betina dinamakan gynoecium. Sebuk sari pada anggrek membentuk suatu gumpalan yang dinamakan dengan polinia, umumnya berjumlah dua tetapi kadang ada yang berjumlah empat atau enam. Polinia ini dihubungkan oleh seperti benang yang pada ujung benangnya sedikit lengket yang disebut plasenta. Kepala putik anggrek menghadap ke bawah, seperti lubang dangkal ke atas yang terdapat dibawah atau dibalik tugu, apabila dipegang seperti lem yang lengket atau seperti cairan kental berwarna putih (Sihotang, 2010).

Anggrek dalam penggolongan taksonomi, termasuk dalam familia

Orchidaceae suatu familia yang sangat besar dan bervariasi. Famili ini terdiri dari

(3)

tanaman yang tersebar luas di pelosok dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia, anggrek banyak ditemukan di hutan, umumnya hutan Kalimantan yang merupakan surga anggrek Indonesia (Sandra, 2001).

Klasifikasi Anggrek

Klasifikasi anggrek menurut Jones dan Laschingar (1997) adalah sebagai berikut : Divisi : Magnolipyta Kelas : Liliopsida Subklas : Lilidae Bangsa : Orchidales Suku : Orchidaceae

Marga : Dendrobium, Malaxis

Keberadaan Anggrek di Indonesia

Heriswanto (2009) menyatakan bahwa ada 5000 jenis anggrek di alam, dan 29 jenis anggrek spesies Indonesia (termasuk anggrek hitam) telah dilindungi oleh pemerintah. Masalah Anggrek di Indonesia adalah sebagai berikut ini:

 Hilangnya anggrek alam (anggrek spesies) karena rusaknya ekosistem (konversi alam, penebangan hutan, kebakaran hutan) dan pengambilan tanpa batas dari alam (tingginya minat terhadap anggrek asli).

 Ekspor anggrek alam secara illegal.

(4)

 Budidaya anggrek asli Indonesia oleh negeri luar. Benefit sharing bagi masyarakat tidak ada.

 Perlu perbaikan dalam praktek Implementasi CITES (untuk jenis anggrek yang termasuk dalam appendix II CITES, tapi otoritas melarang seluruh ekspor anggrek non hibrida).

 Walau memiliki plasma nutfah anggrek yang besar, namun penelitian dan pengembangan belum mencukupi mendukung tersedianya bibit baru dan budidaya yang bisa berkompetisi.

Negara kurang waspada dengan apa yang kita miliki, maka kurang menyelamatkan apa yang seharusnya menjadi devisa di negara ini. Kerusakan habitat dan pemanfaatan (termasuk perdagangan) yang tidak terkendali, penyebab utama bahaya kepunahan spesies. Kerusakan habitat disebabkan oleh pembukaan hutan untuk kepentingan konversi bagi pemanfaatan lahan, dengan tidak memperhitungkan Keanekaragaman Hayati (Kartikaningrum, 2010).

Kondisi kerusakan habitat diperparah dengan maraknya illegal logging yang telah merambah ke dalam kawasan-kawasan konservasi, dan kejadian kebakaran hutan yang berlangsung setiap tahun dengan luasan yang sangat besar, mengancam keanekaragaman hayati Indonesia sangat terancam. Illegal logging dapat menyangkut harkat hidup orang banyak, termasuk dalam kaidah / hukum Pembangunan Berkelanjutan. Lingkungan sebagai dasar titik tolak dan merupakan pondasi dari semua pembangunan lain (Soeryowinoto, 1984).

Menurut Rahmat Witoelar, dalam menyelamatkan spesies ini perlu dilibatkan Menteri Pariwisata dan Menteri Kehutanan. Menteri Lingkungan hidup sebagai vokal point, yaitu sebagai jembatan karena secara optimal

(5)

menteri-menteri tersebut yang dapat melakukan kegiatan ini. Departemen Kehutanan telah melakukan konservasi pada Insitu (termasuk Taman Nasional, Suaka Alam, Taman Wisata Alam) dan Eksitu (termasuk penangkaran dan perbanyakan), menurut Kris Heriyanto, dari Konservasi Keanekaragaman Hayati, Ditjen PHKA, Departemen Kehutanan. Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Kehutanan beserta aparat terkait harus memperhatikan habitat anggrek, supaya anggrek bisa lestari. Himbauan untuk menteri Kehutanan, tolong dijaga anggrek ini demi biodiversity bukan demi illegal loggingnya karena Indonesia sebagai Champion of Biodiversity (Nurcahyo, 2010).

Jenis-Jenis Tanaman Anggrek

Sihotang (2010) menyatakan bahwa dilihat dari tempat tumbuh dan habitatnya tanaman anggrek dapat dibedakan menjadi lima pengelompokan jenis, yaitu: 1) Anggrek epifit (ephytis), adalah jenis anggrek yang menumpang pada batang /

pohon lain tetapi tidak merusak / merugikan tanaman yang ditumpangi (tanaman inang). Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara. Anggrek epifit membutuhkan naungan dari cahaya matahari. Di habitat aslinya, anggrek ini kerap menempel dipohon-pohon besar dan rindang. Contoh anggrek epifit antara lain : Dendrobium, Cattleya, Ondocidium, dan

Phalaenopsis.

2) Anggrek semi epifit, adalah jenis anggrek yang juga menempel pada pohon / tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi. Pada anggrek semi epifit, selain untuk menempel pada media, akar lekatnya juga berfungsi seperti akar

(6)

udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang. Contoh anggrek semi epifit antara lain : Epidendrum, Leila, dan Brassavola.

3) Anggrek tanah (anggrek terrestris), adalah jenis anggrek yang hidup di atas permukaan tanah. Anggrek jenis ini membutuhkan cahaya matahari penuh atau cahaya matahari langsung. Contoh anggrek teresterial antara lain : Vanda,

Renanthera, Arachnis dan Aranthera.

4) Anggrek saprofit, adalah anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering. Anggrek saprofit ini dalam pertumbuhannya membutuhkan sedikit saja cahaya matahari. Contoh jenis ini antara lain:

Goodyera sp.

5) Anggrek litofit, adalah jenis anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Anggrek jenis ini biasanya tumbuh dibawah sengatan cahaya matahari penuh. Contoh jenis ini antara lain : Dendrobium dan Phalaenopsis.

Menurut Veloso (2010) tanaman anggrek berdasarkan pola pertumbuhannya, dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial.

 Anggrek tipe simpodial, adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Contoh dari jenis anggrek tipe simpodial ini antara lain :

Dendrobium sp, Cattleya s, Oncidium sp, dan Cymbidium sp. Anggrek tipe

simpodial pada umumnya bersifat epifit

 Anggrek tipe monopodial, adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh dari jenis anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp,

(7)

Syarat - Syarat Tumbuh Tanaman Anggrek a. Iklim

Tanaman anggrek dapat tumbuh baik dengan keadaan iklim yang mendukung untuk pertumbuhannya. Yudi (2007) menyatakan bahwa iklim ini sendiri terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :

1) Angin dan curah hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek.

2) Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek. Ada yang memerlukan intensitas penyinaran penuh, ada juga yang tidak penuh alias memerlukan naungan. Kebutuhan cahaya berdasarkan jenis anggrek, yakni antara lain:

Arachnis Maggie Oei butuh 100% intensitas penyinaran, Arachnis Apple Blossom butuh 100% intensitas penyinaran, Renanthera Hybrid butuh 100%

intensitas penyinaran, Vanda pensil dan vanda quarter butuh 100% intensitas penyinaran, Dendrobium butuh 50 - 65% intensitas penyinaran, Aranda

Hybrid butuh 50 - 65% intensitas penyinaran, Oncidium Hybrid butuh 60 -

75% intensitas penyinaran, Vanda berdaun lebar butuh 20 - 30% intensitas penyinaran, Phalaenopsis Hybrid butuh 10 - 15% intensitas penyinaran, dan

Cattleya Hybrid butuh 20 - 30% intensitas penyinaran.

3) Suhu / temperatur minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 15 0C dan suhu maksiumnya adalah 28 0C. Jika suhu udara pada malam berada di bawah 13 0C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng). Temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi

(8)

yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Berdasarkan kebutuhan suhu, tanaman anggrek dibedakan menjadi tiga tipe, yakni:

 Anggrek tipe dingin, membutuhkan suhu siang sekitar 18 - 21 0

C. Anggrek yang termasuk dalam tipe ini adalah Cymbidium sp dan Miltona sp.

 Anggrek tipe sedang, membutuhkan suhu siang sekitar 21 - 24 0

C, dan suhu malam sekitar 18 - 21 0C. Anggrek yang termasuk tipe ini adalah

Dendrobium sp dan Oncidium sp.

 Anggrek tipe hangat, membutuhkan suhu siang sekitar 24 - 29 0

C dan suhu malam 21 - 24 0C. Anggrek yang termasuk ke dalam tipe ini adalah anggrek Vanda sp, Arachnis sp, dan Renanthera sp.

4) Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60 – 85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda.

b. Media Tanam Anggrek

Darmono (2008) menyatakan bahwa terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:

1) Media untuk anggrek epifit dan semi epifit terdiri dari : serat pakis yang telah digodok, kulit kayu yang dibuang getahnya, serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu, ijuk, potongan batang pohon enau, arang kayu, pecahan genting/batu bata, bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya. Untuk anggrek semi epifit yang akarnya menempel

(9)

pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang / daun - daunan.

2) Media untuk anggrek terrestrial : jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya. pH tanah yang ideal untuk anggrek tanah adalah 6,5 dan nilai kisaran pH optimumnya adalah 4,0 - 5,0.

3) Media untuk anggrek semi terrestrial : Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk kandang sekam / serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis dan lainnya.

c. Ketinggian Tempat

Tanaman anggrek dapat tumbuh pada berbagai ketinggian yang berbeda – beda. Sihotang (2010) menyatakan bahwa ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1. Anggrek panas (ketinggian 0 - 650 m dpl) : anggrek panas memerlukan suhu udara 26 - 30 0C pada siang hari, 21 0C pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0 - 650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah: Dendrobium

phalaenopsis, Onchidium papillo, dan Phaphilopedillum bellatum.

2. Anggrek sedang (ketinggian 150 - 1500 m dpl) : anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21 0C dan 15 –21 0C sedangkan pada malam hari dengan ketinggian 150 -1500 m dpl.

3. Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl) : anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15 - 21 0C di siang hari dan 9 – 15 0C

(10)

pada malam hari, dengan ketinggian = 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis

Cymbidium.

GIS (Geographic Information System)

GIS atau sering disebut dengan SIG merupakan system yang berbasiskan computer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem computer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografi yaitu : (a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, (d) keluaran (Aronoff, 1989 dalam Prahasta, 2001).

Referensi

Dokumen terkait

Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala,

● Kekuatan produk, brand dan marketing effort yang dilakukan seluruh tim kami membuat bisnis tetap berjalan dan Se’i Sapi Kana menjadi salah satu bisnis yang tetap

Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care ( ANC ), sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh

Keenam cara tersebut adalah (1) berpikir konstruktif ketika melihat dan mengalami suatu fenomena; (2) berpikir kritis terhadap peristiwa yang terjadi; (3) memaknai

Data yang dianalisis dalam studi ini adalah data I dan data II. Data I meliputi: 1) rumusan lampiran II dari kurikulum, yaitu silabus IPA-fisika, meliputi rumusan komponen

Jika debitur kredit sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan undang – undang dan ketentuan BI, Setelah semua peraturan BI dan Undang –undang sudah

Alternatif akandiseleksi dari kalangan guru yang memenuhi syarat administrasi guru SMK Berprestasi yang sudah ditetapkan oleh SMK Yadika 13 Tambun Bekasi, seperti

Aktiviti perkhemahan ini pasti akan melibatkan penggunaan khemah. Khemah pula terbahagi kepada pelbagai bentuk dan bahan yang digunakan untuk membuat