• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI

INDONESIA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

OLEH :

Tiurma Manalu NIM : 8106162020

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI

INDONESIA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

OLEH :

Tiurma Manalu NIM : 8106162020

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

TIURMA MANALU, Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2013.

Sejak tahun 2000 perekonomian indonesia menunjukkan pemulihan ekonomi yang semakin kuat. Namun demikian di tahun 2009 terjadi penurunan angka pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja dan investasi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara investasi PMDN, Tenaga Kerja, Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia tahun 1997-2010.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda melalui uji F-test dan t-test dengan tingkat keyakinan 95 persen. Hasil pengujian secara bersama-sama menunjukkan bahwa investasi PMDN, tenaga kerja, pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 1997-2010 dengan nilai Prob. 0,93 > 0,05. Hasil penelitian menunjukan agar tingkat produktivitas dari tenaga kerja dapat meningkat, maka jumlah anggaran pendidikan harus ditingkatkan, memudahkan prosedur perizinan usaha guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi terhadap pengelolaan investasi pemerintah dan investasi swasta di dalam negeri terutama yang bersifat padat karya.

(6)

ABSTRACT

Tiurma Manalu, Investment and Employment Effects Of Economic Growth in Indonesia. Thesis. Medan: Graduate State University Of Medan, 2013.

Since 2000, Indonesia's economy showed a stronger economic recovery. However, in 2009 a decline in economic growth, employment and investment.

This study aimed to analyze the influence of domestic investment, Labor Against Government Expenditure Growth in Indonesia in 1997-2010.

The data analysis technique used is multiple linear regression analysis through test F-test and t-test with a confidence level of 95 percent. Test results taken together indicate that domestic investment, labor, government spending positive influence on economic growth in 1997-2010 with a value of Prob. 0.93> 0.05. The results showed that the level of labor productivity can be increased, then the amount of the education budget should be increased, enabling business licensing procedures in order to increase the effectiveness and efficiency of the management of public investment and private investment in the country, especially labor-intensive.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

atas segala berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam

menuntut ilmu dan menyelesaikan penelitian tesis ini yang berjudul “Pengaruh

Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia”.

Selama melaksanakan penulisan dan penelitian tesis ini penulis banyak

mendapat bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi,

sekaligus selaku narasumber dan penguji yang telah banyak memberikan

masukan yang sangat berharga bagi penulis.

4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, sekaligus selaku

Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta

memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis.

5. Bapak Indra Maipita, M.Si.,Ph.D selaku Pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan masukan yang

(8)

6. Bapak Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si, dan Bapak Prof.Dr.

Sahyar.MM.,M.Si, selaku narasumber dan penguji yang telah banyak

memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen program Studi Ilmu Ekonomi yang telah tulus

memberikan ilmu dan pengetahuan, bimbingan dan juga selaku nara sumber

kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Studi Pascasarjana

Unimed.

8. Pemimpin kongregasi SCMM provinsi Indonesia atas doa dan dukungan

sehingga penulis dapat menyelesaikan Program pascasarjana dengan baik.

9. Ayahanda Julius K. Manalu dan T. Marbun yang sangat saya cintai

terimakasih atas doa, perhatian dan dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi dengan baik.

10.Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan yang telah menjalin keakraban bersama, suka duka,

dukungan dan semangatnya selama menjalani perkuliahan ini.

Penulis masih mengharapkan masukan maupun kritikan yang membangun

dalam penelitian tesis ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa karya belumlah

sempurna, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan,

pemerintahan dan masyarakat.

Medan, Februari 2013

Penulis

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan PDB Di Indonesia Tahun 1997–2010 ... 2

Tabel 1.2 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Yang Diukur Dari

Besarnya Belanja Rutin Dan Belanja Pembangunan Indonesia

Tahun 1997-2010 ... 5

Tabel 4.1 Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Tahun

1997-2010 Atas Dasar Harga Konstan (Milyar Rp) ... 64

Tabel 4.2 Perkembangan Investasi (PMDN) Tahun 1997-2010 (Milyar

Rp) ... 66

Tabel 4.3 Perkembangan Tenaga Kerja Tahun 1997-2010 (Juta Jiwa) ... 69

Tabel 4.4 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Tahun 1997-2010

(Milyar Rp) ... 72

Tabel 4.5 Hasil Estimasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PDB

Di Indonesia ... 72

Tabel 4.6 Correlation Matrix ... 74

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 PDB, Investasi PMDN Di Indonesia ... 10

Gambar 1.2 PDB, Pengeluaran Pemerintah (GE), Tenaga Kerja (TK) ... 11

Gambar 2.1 Hubungan Tingkat Bunga Dan Investasi ... 30

Gambar 2.2 Hubungan Tingkat Upah Dengan Penyerapan Tenaga Kerja ... 37

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 54

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Tabel Produk Domestik Bruto Harga Konstan Di

Indonesia Tahun 1997-2010 (Milyar Rp) ... 86

Lampiran 2 Tabel Investasi (PMDN) Di Indonesia Tahun 1997-2010 ... 87

Lampiran 3 Tabel Tenaga Kerja Di Indonesia Tahun 1997-2010 ... 88

Lampiran 4 Tabel Pengeluaran Pemerintah Di Indonesia Tahun 1997-2010 (Milyar Rp) ... 89

Lampiran 5 Uji OLS Model ... 90

Lampiran 6 Uji Matriks Korelasi ... 91

Lampiran 7 Uji Normalitas ... 92

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk

menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari

perbedaan PDB tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Perekonomian akan

mengalami pertumbuhan apabila jumlah total output produksi barang dan

penyediaan jasa tahun tertentu lebih besar dari pada tahun sebelumnya, atau

jumlah total alokasi output tahun tertentu lebih besar dari pada tahun sebelumnya.

Menurut (Sukirno, 2005:443) dalam analisis makro,

tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai oleh suatu negara. Teori pertumbuhan ekonomi Neo Klasik menyatakan pertumbuhan ekonomi diukur dengan pertumbuhan PDB bergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi yaitu: modal, tenaga kerja dan teknologi.

Perhatian terhadap pertumbuhan ekonomi saja sudah diakui tidak memberi

jaminan untuk suatu proses pembangunan ekonomi yang stabil dan kontiniu, oleh

karena itu, pembangunan dilakukan dan dikembangkan melalui suatu pendekatan

integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

diterapkan dan diaplikasikan di berbagai negara sehingga pelaksnaan

pembangunan ekonomi tersebut diharapkan dapat berhasil secara maksimal.

Sebagai contoh adalah Brasil. Negara besar ini merupakan negara relatif

bermasalah dalam pembangunan berdasarkan evaluasi terhadap perkembangan

pembangunan ekonominya. Selama empat dasawarsa terakhir, Brasil mengalami

periode pertumbuhan ekonomi yang cepat yang dapat dilihat dari PDB. Namun

demikian, selama periode yang sama, masalah kemiskinan, pengangguran serta

distribusi pendapatan tetap dianggap sebagai masalah yang memerlukan

(13)

2

penanganan yang serius. Masalah di atas tetap terjadi walaupun Brasil merupakan

salah satu negara industri baru dengan pembangunan sektor industri yang sangat

pesat dan telah menyumbangkan 36 persen terhadap Produk Domestik Bruto.

Pertumbuhan ekonomi dalam sistem pemerintahan biasanya di indikasikan dengan

meningkatnya produksi barang dan jasa yang diukur melalui Produk Domestik

Bruto (PDB). Untuk memberikan gambaran mengenai kondisi pertumbuhan

ekonomidapat dilihat dalam Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1. Perkembangan PDB di Indonesia dari tahun 1997-2010

Tahun PDB Persentase Perkembangan

1997 1.504.571,4 -

Sumber: BPS 2010 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas dapat diketahui bahwa pada pertengahan

tahun 1997, Indonesia seperti negara-negara lainnya di kawasan asia tenggara

yang di hantam oleh krisis ekonomi yang sangat parah, sehingga pada tahun 1998

terjadi penurunan menjadi 1.318.999,90 milliar, perkembangan ekonomi seperti

penurunan PDB sebesar dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 1999, dampak

krisis ekonomi tersebut mulai bisa dikendalikan dan PDB ada tahun tersebut

(14)

3

sehingga mencapai 4,92 %. Selama tahun 2001 sampai 2004, pertumbuhan

ekonomi tumbuh rata-rata sebesar 4, 39 %.

Krisis yang terjadi di Indonesia tidak saja telah memaksa rupiah

terdepresiasi sangat tajam tetapi juga menimbulkan kontraksi ekonomi yang

sangat dalam. Penurunan nilai tukar rupiah yang tajam disertai dengan

terputusnya akses ke sumber dana luar negeri menyebabkan turunnya kegiatan

produksi secara drastis dan berkurangnya kesempatan kerja sebagai akibat

tingginya ketergantungan produsen domestik pada barang dan jasa impor. Pada

saat yang sama, kenaikan laju inflasi yang tinggi dan penurunan penghasilan

masyarakat telah mengakibatkan merosotnya daya beli sehingga kesejahteraan

masyarakat menurun drastis dan kantong-kantong kemiskinan domestik semakin

meluas.

Selama tahun 2000 perekonomian Indonesia menunjukkan pemulihan

ekonomi yang semakin kuat dengan pola pertumbuhan ekonomi yang semakin

seimbang. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahun 2000 mencapai

4,92%, lebih tinggi dari prakiraan awal tahun Bank Indonesia sebesar 3,0%–4,0%.

Sejumlah kemajuan juga dicapai dalam proses penyelesaian utang luar negeri

pemerintah, telah selesainya program rekapitalisasi perbankan, serta telah

dicapainya kesepakatan dalam penyelesaian masalah BLBI antara Pemerintah dan

Bank Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus membaik hingga mencapai 6,32%.

Akselerasi pertumbuhan ekonomi, terutama berasal dari konsumsi rumah tangga

dan investasi yang mencatat pertumbuhan tinggi. Sementara dari sisi penawaran,

(15)

4

sektor perdagangan, dan sektor pertanian. Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang

tinggi disertai dengan membaiknya indikator kesejahteraan masyarakat.

Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan menurun menjadi

16,6% hingga pada tahun 2007. Selain meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan

stabilnya inflasi, membaiknya indikator kemiskinan juga terkait dengan berbagai

program sosial yang diluncurkan untuk membantu masyarakat miskin, termasuk

bantuan yang terkait dengan bencana alam. Pada tahun 2008 pertumbuhan

mencapai 6,01% dengan PDB sebesar 2.082.456,10 miliyar. Pada tahun 2009

pertumbuhan ekonomi mencapai 4,58 dengan PDB sebesar 2.177.741,70 miliar.

Sedangkan pada tahun 2010 pertumbuhan PDB mengalami peningkatan yaitu

2.310.689.8 miliyar rupiah pada triwulan akhir, dengan iklim ekonomi Indonesia

yang semakin baik, PDB juga bergerak naik.

Pentingnya peran pemerintah dalam suatu sistem perekonomian telah banyak

dibahas dalam teori ekonomi publik. Selama ini banyak diperdebatkan mengenai

seberapa jauh peranan yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah. Hal ini

dikarenakan setiap orang berbeda dalam penilaian mengenai biaya keuntungan

yang diperoleh dari program yang dibuat oleh pemerintah. Namun tidak dapat

dipungkiri bahwa kehidupan masyarakat selama ini sangat bergantung kepada jasa

yang disediakan oleh pemerintah. Banyak pihak yang mendapatkan keuntungan

dari aktivitas dan pengeluaran pemerintah. Beberapa hasil penelitian

menunjukkan peranan yang positif dari modal publik terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Pemerintah harus diakui dan dipercaya untuk memikul peranan lebih besar

(16)

5

Menurut (Jones, 2000:14) bahwa infrastruktur (social overhead capital) seperti

jalan, jembatan dan pelabuhan walaupun tidak memberikan kontribusi secara

langsung pada produksi output, tetapi infrastruktur memberikan peranan yang

essensial dalam aktivitas ekonomi.

Berikut ini disajikan gambaran kondisi peran pemerintah menurut data BPS

tahun 1997 s/d 2010.

Tabel 1.2. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah yang diukur dari besarnya belanja rutin dan belanja pembangunan Indonesi tahun 1997-2010

TAHUN GE PERKEMBANGAN

1997 10.108.700 -

Sumber: BPS 2010 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 1.2. diatas dijelaskan bahwa perkembangan

pengeluaran pemerintah dari tahun 1997 s/d 2010 mengalami peningkatan

rata-rata sebesar 16,1% dari Rp. 26.388.000 pada tahun 1998 menjadi Rp. 202.000.000

pada tahun 1999. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata pengeluaran pemerintah

yang digunakan untuk investasi guna mencapai sasaran-sasaran program yang

(17)

6

berbagai program dan kegiatan pemerintahan yang bersifat operasional dan

peningkatan jangkauan mutu pelayanan terhadap masyarakat.

Secara teoritis masalah kemiskinan, pengangguran atau kesempatan kerja

akan dapat diatasi dengan memaksimalkan investasi yang produktif di berbagai

sektor ekonomi. Hal ini dapat dilihat dalam keberhasilan pembangunan ekonomi

Malaysia. Malaysia merupakan salah satu dari beberapa negara dunia ketiga yang

berhasil dan berkesinambungan dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi Malaysia relatif tinggi dengan tingkat inflasi yang rendah.

Rata- rata pertumbuhan sektor riilnya hampir 5,5 persen per kapita antara tahun

1990 dan tahun 2000. Keberhasilan pembangunan ekonomi Malaysia ini tidak

terlepas dari keberhasilan pelaksanaan investasi yang cukup besar karena

Malaysia menjadi salah satu pilihan utama bagi para investor internasional.

Investasi dalam bidang perkebunan misalnya telah menjadikan Malaysia

sebagai salah satu produsen utama produk minyak kelapa sawit, karet, dan kayu

tropis. Investasi ini dengan sendirinya telah membuka lapangan kerja yang luas

kepada warganya bahkan kepada tenaga kerja dari berbagai negara. Selain itu,

investasi pada sektor perminyakan dan pertambangan mulai tumbuh pesat sejak

tahun 1980, sehingga menjadikan Malaysia sebagai salah satu pengekspor utama

minyak dan gas di dunia. Disamping investasi dalam berbagai sektor di atas,

investasi dalam dan luar negeri banyak tercurah ke sektor manufaktur yaitu

investasi asing yang terbesar berasal dari Jepang dan Amerika Serikat.

Keberhasilan Malaysia dalam menarik investasi terutama didukung oleh tenaga

(18)

7

mantap. Tingkat tabungan domestik Malaysia juga relatif tinggi sehingga mampu

menyediakan dana investasi.

Menurut Tambunan (2001:160). Keberhasilan pelaksanaan investasi seperti

ini diuraikan di atas seharusnya dapat diaplikasikan di berbagai negara

berkembang, termasuk Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang

menghadapi berbagai permasalahan dalam pembangunan ekonomi. Salah satu

permasalahan tersebut adalah jumlah angkatan kerja yang terus meningkat yang

tidak sebanding dengan pertumbuhan sektor-sektor pembangunan. Sektor

pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan di

posisi kedua adalah sektor industri terutama industri pengolahan. Namun dalam

perkembangan pembangunan selanjutnya, Indonesia mengalami transformasi dari

sektor pertanian menuju sektor industri. Kondisi ini menyebabkan tingginya

permintaan angkatan kerja terhadap sektor industri, khususnya perkotaan.

Pendapatan yang lebih terjamin dan kehidupan yang lebih modern menyebabkan

permintaan angkatan kerja terhadap sektor industri semakin meningkat setiap

tahun, bahkan telah menjadi fenomena tersendiri melalui arus urbanisasi yang

terus berlangsung

Dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, Indonesia

melaksanakan pembangunan di berbagai sektor, khususnya sektor industri yang

diharapkan akan mampu mengurangi peran sektor pertanian dalam pertumbuhan

ekonomi nasional. Peran sektor industri sangat diharapkan karena sektor ini

mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan

dengan sektor pertanian. Dengan demikian, pembangunan sektor industri akan

(19)

8

pertanian. Hal ini berarti bahwa investasi yang besar dalam sektor industri harus

dilakukan sehingga dapat memberi kesempatan kerja yang luas seperti

diharapkan.

Memburuknya perekonomian Indonesia sejak krisis pada pertengahan 1997

membuat kondisi ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu,

pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah mencapai 7-8 persen. Padahal,

masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika

pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap

pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400

ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, hanya akan

menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata- rata 2,5

juta pertahun (Depnakertrans, 2004). Berarti ada sejumlah 0,9 juta angkatan kerja

yang tidak tertampung atau menganggur setiap tahun.

Krisis ekonomi telah menyebabkan dampak yang sangat serius terhadap dunia

industri. Nilai tukar rupiah yang terus melemah menyebabkan biaya operasi

industri, khususnya dalam penyediaan bahan baku menjadi tinggi. Demikian juga

inflasi yang diakibatkan oleh krisis menyebabkan terjadinya peningkatan harga-

harga, termasuk bahan bakar minyak. Inflasi juga menyebabkan berbagai tuntutan

kenaikan upah oleh kelompok buruh. Kondisi ini menyebabkan biaya produksi

sektor industri melambung tinggi, sehingga produk tersebut tidak mampu bersaing

dengan produk lain, khusunya produk impor. Hal ini menyebabkan sebagian besar

industri melakukan PHK, dan bahkan sudah banyak yang tidak beroperasi lagi.

(20)

9

Untuk mengatasi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan

tenaga kerja ini, maka salah satu tujuan pembangunan nasional adalah perluasan

kesempatan kerja yang dapat dilakukan antara lain melalui peningkatan investasi.

Tujuan ini menjadi penting karena pertumbuhan penduduk yang tinggi sudah pasti

diikuti pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi pula. Di pihak lain pertumbuhan

ekonomi yang tinggi belum tentu diikuti oleh pertumbuhan atau perluasan

kesempatan kerja. Hasil penelitian Internasional Labour Organization (ILO) di

Indonesia menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak diikuti

oleh perluasan kesempatan kerja, malah pengangguran yang semakin meningkat

dan taraf hidup yang semakin rendah.

Menurut Silalahi (2004:36), untuk menanggulangi masalah penganggur dan

setengah penganggur, efek netto dari hasil pembangunan yang diperkirakan akan

semakin baik di masa mendatang perlu didistribusikan kembali kepada

masyarakat dalam berbagai bentuk, antara lain terciptanya kesempatan kerja

produktif. Penciptaan kesempatan kerja produktif dapat dilakukan dalam bentuk

investasi, sehingga lebih banyak memberikan kesempatan kerja kepada tenaga

kerja. Jaminan keamanan dan biaya investasi yang produktif juga akan

meningkatkan investasi di dalam negeri.

Keberhasilan pertumbuhan PDB, tidak dapat dipisahkan dari meningkatnya

investasi. Investasi adalah kata kunci penentu laju pertumbuhan ekonomi, karena

disamping akan mendorong kenaikan output secara signifikan, juga secara

otomatis akan meningkatkan permintaan input, sehingga pada gilirannya akan

(21)

10

Dalam kaitan ini perlu dipisahkan jenis investasi yang dilakukan oleh sektor

swasta dan pemerintah, mengingat faktor yang menentukan lokasi kedua jenis

investasi tersebut tidak selalu sama. Namun demikian, kedua jenis investasi baik

yang dilakukan pemerintah maupun swasta pada akhirnya akan dapat menambah

kesempatan kerja dan memberi sumbangan dalam mengatasi masalah-masalah

ekonomi dan sosial seperti kemiskinan, pengangguran dan sebagainya.

Berdasarkan data BPS, PDB Indonesia tahun 1997-2010 menunjukkan

peningkatan setiap tahun. Hubungan antara PDB, investasi khususnya PMDN dan

tenaga kerja diperlihatkan pada Gambar 1.1 dan 1.2.

Sumber: BPS 2010 (Diolah)

Gambar 1.1. PDB, Investasi PMDN di Indonesia (Milyar Rp)

Pada grafik 1.1 dan 1.2 dapat diketahui bahwa besaran PDB di Indonesia

terus menerus meningkat dari tahun ketahun jumlah PDB terendah berada pada

tahun 1998 yang berjumlah 1.329.987,6 milyar. hal ini dikarenakan krisis

ekonomi yang sangat parah. Pada tahun 1999, dampak krisis ekonomi tersebut

mulai bisa dikendalikan dan PDB ada tahun tersebut tumbuh sebesar 0,79 %.

Tahun 2000, pertumbuhan ekonomi terus membaik sehingga mencapai 4,92 %.

Selama tahun 2001 sampai 2004, pertumbuhan ekonomi tumbuh rata-rata sebesar

(22)

11

naik. Pada tahun 2010, Pertumbuhan PDB mengalami kenaikan. Sama halnya

dengan Investasi PMDN, Pengeluaran Pemerintah dan tenaga kerja.

Sumber: BPS 2010 (Diolah)

Gambar 1.2. PDB, Pengeluaran Pemerintah (GE), Tenaga Kerja (TK) (Milyar Rp)

Berdasarkan permasalahan tersebut hal ini dikira penting untuk dilakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Pengeluaran

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dianalisis dalam

penelitian adalah: bagaimana pengaruh investasi Penanaman Modal Dalam

Negeri, jumlah tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

untuk menganalisis pengaruh investasi Penanaman Modal Dalam Negeri,

jumlah tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan

(23)

12

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:

1. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi pemerintah, pelaksanaan

investasi sehingga terbukanya kesempatan kerja yang lebih luas.

2. Sebagai informasi ilmiah dan wawasan ilmu pengetahuan tentang

pengaruh investasi, jumlah tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah

terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

3. Sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk mengkaji

dalam bidang yang sama dengan pendekatan dan ruang lingkup yang

(24)

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Investasi PMDN berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia.

2. Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia.

3. Pengeluaran pemerintah positif terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia.

4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang paling

mempengaruhi besaran pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah tenaga

kerja.

5.2 Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah diharapkan dapat menciptakan iklim yang kondusif untuk

berinvestasi seperti membuat berbagai peraturan tentang penanaman modal

dalam negeri yang menguntungkan semua pihak terkait, memperbaiki sarana

dan prasarana publik yang rusak, menjaga keamanan dan ketertiban,

memberantas pungutan liar dan mempermudah birokrasi agar para investor

lebih mudah untuk membuat surat izin untuk mendirikan usaha di Indonesia.

2. Hendaknya pemerintah diharapkan dapat meningkatkan jumlah anggaran

pendidikan untuk meningkatkan kualitas dari tenaga kerja. Hal ini

(25)

83

diperlukan agar tingkat produktivitas dari tenaga kerja dapat meningkat. Dan

diharapkan membuat berbagai peraturan, mengenai upah dan hal lain yang

menyangkut ketenagakerjaan di Indonesia yang tidak hanya menguntungkan

perusahaan tetapi juga menguntungkan karyawan atau buruh.

3. Pemerintah harus mengembangkan sektor-sektor penting terutama sistem

transportasi dan energi dan memanfaatkan sumber daya alam yang bisa

(26)

84

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincoln. 1992. Ekonomi Pembangunan , Edisi Kedua. STIE YKPN. Yogjakarta

BKPM Indonesia, 2012. Perkembangan Permodalan di Indonesia, Jakarta.

BPS Sumatera Utara, 2010. Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2010, Medan.

Datrini, Luh Kade. 2009. Dampak Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Bali. Sarathi Vol. 16 No. 3 Oktober 2009.

Depnakertrans, 2004. Penanggulangan Pengangguran di Indonesia, Majalah Nakertrans Edisi-03 TH.XXIV-Juni.

Gujarati, Damodar. 2004. Ekonometrika Dasar. Jakarta, Erlangga.

Hyman, dkk. 1996. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : LPFE-UI.

Jones . 2000. Pembangunan Ekonomi di Indonesia. Edisi kedelapan, Jilid 1. Jakarta, Erlangga.

Makmun dan Akhmad Yasin, 2003. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDB Sektor Pertanian.

Mangkoesoebroto. 2000, Persoalan Pokok Sehubungan dengan Hutang Luar Negeri

Indonesia, Seminar di UAJ Yogyakarta.

Mankiw, N.Gregory, 2005.Teori Makroekonomian, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.

Mankiw, N.Gregory, 2007.Teori Makroekonomian, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.

Raharjo, Adi. 2007. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Swasta dan Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus di Kota Semarang). UNDIP.

Romer . 1994. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, dan Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. UNDIP.

(27)

85

Samuelson, P.A, . 1997. Makro Ekonomi, Edisi keempatbelas, alih bahasa Haris Munandar dkk, Erlangga, Jakarta.

Santosa, Budi , 2001. Pengangguran di Indonesia, Majalah Nakertrans Edisi-03 TH.XXIV-Juni.

Silalahi, Levi, 2004. Masalah Buruh-Pengusaha Belum terpecahkan, Pengangguran Terus Bertambah. Jakarta, Depnakertrans.

Soekartawi, 1994, Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglass, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Sodik, Jamzani. 2007. Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Regional (Studi Kasus Data Panel di Inonesia). Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 12 No. 1, April 2007.

Sukanto R. 2001. Investasi Swasta Sektor Pariwisata dan Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Bali (Sebuah Analisis Tipologi Daerah). Jurnal Ekonomi dan Sosial. INPUT, Vol. 2, No. 1.

Sukirno,Sudono. 2005. Makroekonomi Modern. Perkembangan Pemikiran dari Klasik Hingga Keynesian Baru. Jakarta, Raja Grafindo Persada

Syafaruddin. 2003 . Ekonomi Produksi, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta, Ghalia Indonesia.

, 2001.Transformasi Ekonomi di Indonesia : Teori dan penemuan Empiris. Jakarta, Salemba Empat.

Todaro, Michael P. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi kedelapan, Jilid 1. (Terjemahan Haris Munandar). Jakarta, Erlangga.

Gambar

Tabel 1.1 Perkembangan PDB Di Indonesia Tahun 1997–2010 ................
Gambar 1.1 PDB, Investasi PMDN Di Indonesia ...........................................
Tabel 1.1. Perkembangan PDB di Indonesia dari tahun 1997-2010
Tabel 1.2. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah yang diukur dari besarnya belanja rutin dan belanja pembangunan Indonesi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pengadaan Benih dan Pakan Ikan Pengadaan Benih Ikan Mas Rajadanu 50,000 Ekor Desa Gunungkarung Kecamatan Luragung Desa Gresik Kecamatan Ciawigebang Desa Tugu Mulya Desa Darma

Disusun untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar diploma III (Amd. RMIK) pada program studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Oleh : HANIKILYANA

U ovoj varijanti prvobitno kolebanje u izboru mosta se značajno smanjuje. Mehanizam koncentracije feromona ima veliku ulogu: mravi koji slučajno izaberu kraći most su prvi

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti

pada Barajana. Dulu ketika kerajaan mendapat gangguan, Barajana datang menyelamatkan. Kini, barangkali dia dapat membantu lagi. Prabu Kretawangsa lalu mengutus Patih

Selisih dari tegangan diskontinyu hasil analisa metode elemen hingga dengan tegangan kontinyu pada suatu elemen disebut sebagai error tegangan yang nantinya akan digunakan

Dari gambar P-h diagram yang disajikan pada Gambar 5.1, dengan variasi tanpa menggunakan ice pack yang di ambil pada menit ke 20 dapat menghasilkan data suhu kerja pada kondensor

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru pendidikan jasmani terhadap Elemen Perubahan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Negeri se-Kabupaten