ANALISIS INTERDEPENDENSI NILAI TUKAR, INFLASI,
PRODUK DOMESTIK BRUTO, SUKU BUNGA DAN
NERACA TRANSAKSI BERJALAN DI INDONESIA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains Pada Program Studi Ilmu Ekonomi
Oleh:
ULINE AFRIANY PRASETIA SIMARMATA
NIM : 809625020
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ANALISIS INTERDEPENDENSI NILAI TUKAR, INFLASI,
PRODUK DOMESTIK BRUTO, SUKU BUNGA DAN
NERACA TRANSAKSI BERJALAN DI INDONESIA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains Pada Program Studi Ilmu Ekonomi
Oleh:
ULINE AFRIANY PRASETIA SIMARMATA
NIM : 809625020
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
ULINE AFRIANY PRASETIA SIMARMATA. Analisis Interdependensi Nilai
Tukar, Inflasi, Produk Domestik Bruto, Suku Bunga dan Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2012.
Depresiasi nilai tukar rupiah mendorong Bank Indonesia menaikkan SBI untuk memperkuat rupiah, inflasi mempunyai trend menurun ketika terjadi apresiasi nilai tukar rupiah, sedangkan pergerakan nilai tukar rupiah merubah posisi neraca transaksi berjalan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan dan efek perubahan nilai tukar, inflasi, produk domestik bruto, suku bunga dan neraca transaksi berjalan terhadap masing-masing variabel. Data diperoleh dari data skunder yaitu data nilai tukar, inflasi, Pendapatan Domestik Bruto, suku bunga dan neraca transaksi berjalan dari tahun 2000:1 sampai dengan tahun 2010:4. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika dengan metode Vector Autoregressive (VAR) yang dalam analisisnya mempunyai instrumen Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) seluruh variabel saling memberikan kejutan acak terhadap variabel lainnya dan direspon oleh masing-masing variabel sehingga mencapai keseimbangan jangka panjang. Hal tersebut ditunjukkan hasil estimasi uji IRF pada setiap variabel; (2) Semua variabel saling berkontribusi terhadap variabel lainnya. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil estimasi uji VD, dimana setiap variabel memberikan sumbangan terhadap variabel lainnya.
ABSTRAC
ULINE AFRIANY PRASETIA SIMARMATA. Interdependence Analysis of Exchange Rate, Inflation, Gross Domestic Product, Interest Rates and the Current Account in Indonesia. Medan : Postgraduate School of State University of Medan 2012.
Depreciation of the rupiah prompted Bank Indonesia raised SBI to strengthen the rupiah, inflation has a downward trend when the appreciation of the rupiah, and the movement of the exchange rate also change the position of the current account of Indonesia. This study aimed to determine the role and effects of changes in exchange rates, inflation, gross domestic product, interest rates and the current account balance for each variable. Data obtained from secondary data is exchange rate, inflation, GDP, interest rates and the current account data from 2000:1 up to 2010:4. The model used in this study is the econometric model by the method of Vector Autoregressive (VAR) that in their analysis the instrument has Impulse Response Function (IRF) and Variance Decomposition (VD). The results of this study concluded that (1) All variable giving each other random shock to other variables and response by each variable so as to achieve long-term equilibrium. This is shown on the estimation IRF test on each variable; (2) All variables are mutually contribute to other variables. It is shown by the results of estimation VD test, in which each variable contributed to other variables.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Bapa di surga, atas anugrah dan berkat kesehatan dan ketekunan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini, yang berjudul Analisis Interdependensi Nilai Tukar, Inflasi, Produk Domestik Bruto, Suku Bunga dan Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia.
Tesis ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Ekonomi. Dalam tahap penyusunannya, penulis banyak menghadapi kesulitan dan hambatan. Namun berkat usaha, kerja keras, bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, tesis ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis mulai dari masa perkuliahan hingga tesis ini dapat diselesaikan, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan;
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan;
3. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dan dengan sabar memberi arahan serta saran-saran kepada penulis baik pada saat penyusunan tesis maupun selama mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan; 4. Bapak Dr. Jonni Manurung selaku Pembimbing II yang telah meluangkan
5. Bapak Dr. Eko W. Nugrahadi, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan penguji pada sidang untuk mempertahankan tesis;
6. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si, dan Bapak Dr. Parulian Simanjuntak, M.A selaku penguji pada sidang untuk mempertahankan tesis;
7. Bapak dan Ibu dosen pengajar di Program Studi Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah dengan tulus memberikan ilmu pengetahuan, arahan, bimbingan, memberi cara berpikir baru kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Medan;
8. Kedua orangtua penulis : Drs. U. Simarmata, M.S dan N. Sihaloho yang selalu mendoakan kesuksesan bagi penulis. Terima kasih atas kesabaran, pengertian dan motivasi yang diberikan selama ini. Semoga ini dapat menjadi kebanggaan dan penghiburan atas jerih payah bapak dan mama selama ini;
9. Kakanda Ulina Juni Argha Tri Darmawati Simarmata dan Ulini Tetty Sri Hartati Simarmata yang selalu memotivasi selama menjalani perkuliahan hingga akhirnya tesis ini dapat diselesaikan; adik-adik penulis yang juga sedang menempuh pendidikan : Yettrie Bess Congencya Simarmata, S.Far (semoga dapat menyelesaikan pendidikan S2 dan apotekernya tepat waktu); Delima Canny Valentine Simarmata (semoga dapat menyusul melanjutkan ke jenjang S2); Samuel Lamhot Ladd Palmer Simarmata (semangat menuju
kampus hijau!);
10. Abangda Thesa Binsavat Harefa yang selalu mendoakan kesuksesan, kesehatan dan memberi semangat kepada penulis. Terima kasih dari lubuk hatiku yang paling dalam. Tuhan memberkati selalu;
11. Para sahabat yang selalu memberi energi positif dalam menghadapi kehidupan yang tidak pasti : Adenovalti Sihombing, Desi Ari Natalia Simangunsong; serta teman-teman terkasih yang selalu ada di saat suka dan duka;
vii
Terima kasih atas pertemanan, semangat, kerjasama dan dukungannya selama mengikuti perkuliahan di Program Studi Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Medan;
13. Rekan-rekan mahasiswa/i Program Studi Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Medan baik senior maupun junior yang telah bersama-sama penulis berusaha untuk menyelesaikan tanggungjawab di perkuliahan, terutama Lince Anastasia Saragih, Ruth Princes Pardede, Suster Tiurma Manalu, Bang Adri Sihotang (sang motivator ), Bapak Efori Telaumbanua;
14. Rekan-rekan kerja di PT. Archiplan Consultant : Bapak Ir. Zul Akhyar (Direktur Utama) dan Riki Irmanda, ST (Direktur Teknis) atas kesempatan dan kemudahan yang diberikan dalam menggunakan fasilitas kantor sehingga memperlancar dalam proses pencetakan tugas-tugas dan tesis; Putri Lambok, ST; Eka Pratama, ST; Ginanjar Raharjo, ST; Andi Irmanda, SE; Alfi, Dian, Iwan;
15. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan demi meningkatkan mutu pendidikan.
Medan, Desember 2012 Penulis
DAFTAR ISI
Pembayaran (Mundell-Fleming) ... 102.1.2 Kondisi Marshall-Lerner ... 13
2.1.3 Teori Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity
2.1.9 Neraca Transaksi Berjalan ... 40
2.2 Penelitian Sebelumnya ... 43
2.3 Kerangka Pemikiran ... 47
vii
BAB III MOTODE PENELITIAN ... 51
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 51
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 51
3.3 Metode Analisis ... 51
3.4 Innovation Accounting... 53
3.5 Data Generating Process (DGP)... 54
3.5.1 Uji Stasioneritas Data (ADF : Augmented Dickey-Fuller Test) ... 54
3.5.2 Penentuan Lag Optimal ... 56
3.5.3 Pengujian Stabilitas VAR ... 57
3.5.4 Uji Kointegrasi ... 58
3.6 Defenisi Operasional ... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 61
4.1 Gambaran Umum Kondisi Perekonomian di Indonesia ... 61
4.1.1 Perkembangan Nilai Tukar di Indonesia ... 61
4.1.2 Perkembangan Tingkat Inflasi di Indonesia... 63
4.1.3 Perkembangan Pendapatan Domestik Bruto di Indonesia ... 67
4.1.4 Perkembangan Suku Bunga di Indonesia... 71
4.1.5 Perkembangan Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia ... 74
4.2 Data Generating Process ... 76
4.2.1 Uji Stasioneritas Data... 76
4.2.2 Penentuan Selang (Lag) Optimal ... 77
4.2.3 Pengujian Kointegrasi ... 77
4.2.4 Pengujian Stabilitas VAR ... 79
4.3 Hasil Empiris ... 79
4.3.1 Analisis Impuls Respon ... 80
4.3.2 Analisis Variance Decomposition (VD) ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 101
5.1 Kesimpulan ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 106
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Nilai Tukar, Inflasi, Suku Bunga, Produk Domestik Bruto dan
Neraca Transaksi Berjalan ... 3
Tabel 4.1 Perkembangan Nilai Tukar di Indonesia Tahun 2000-2010 (Rp/US$) ... 62
Tabel 4.2 Perkembangan Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2000-2010 (%) .. 64
Tabel 4.3 Perkembangan Produk Domestik Bruto di Indonesia Tahun 2000-2010 (milyar rupiah) ... 68
Tabel 4.4 Perkembangan Suku Bunga di Indonesia Tahun 2000-2010 (%) ... 71
Tabel 4.5 Perkembangan Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia Tahun 2000-2010 (milyar rupiah) ... 74
Tabel 4.6 Hasil Uji Stasioner ... 77
Tabel 4.7 Hasil Uji Lag Optimal ... 77
Tabel 4.8 Hasil Uji Kointegrasi ... 78
Tabel 4.9 Uji Stabilitas VAR ... 79
Tabel 4.10 Impulse Response Function Nilai Tukar Rupiah ... 80
Tabel 4.11 Impulse Response Function Inflasi ... 83
Tabel 4.12 Impulse Response Function Produk Domestik Bruto ... 85
Tabel 4.13 Impulse Response Function Suku Bunga ... 87
Tabel 4.14 Impulse Response Function Neraca Transaksi Berjalan ... 89
Tabel 4.15 Variance Decomposition Nilai Tukar ... 92
Tabel 4.16 Variance Decomposition Inflasi ... 93
Tabel 4.17 Variance Decomposition Produk Domestik Bruto ... 95
Tabel 4.18 Variance Decomposition Suku Bunga ... 97
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1 Grafik Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Neraca Transaksi
Berjalan dan Suku Bunga, Inflasi Tahun 2000-2010 ... 4
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Analisis Interdependensi Nilai Tukar, Inflasi, Produk Domestik Bruto, Suku Bunga dan Neraca Transaksi Berjalan ... 48
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Penelitian Analisis Interdependensi Nilai Tukar, Inflasi, Produk Domestik Bruto, Suku Bunga dan Neraca Transaksi Berjalan ... 50
Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Nilai Tukar di Indonesia ... 63
Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Tingkat Inflasi di Indonesia ... 67
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Produk Domestik Bruto di Indonesia ... 69
Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Suku Bunga di Indonesia ... 73
Gambar 4.5 Grafik Perkembangan Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia.... 75
Gambar 4.6 Grafik Impulse Response Function dari Nilai Tukar Rupiah ... 82
Gambar 4.7 Grafik Impulse Response Function dari Inflasi ... 84
Gambar 4.8 Grafik Impulse Response Function dari Produk Domestik Bruto 86 Gambar 4.9 Grafik Impulse Response Function dari Suku Bunga ... 88
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Uji stasioner KURS ADF-test Level ... 109
2. Uji stasioner INFA ADF-test Level ... 110
3. Uji stasioner PDB ADF-test Level ... 111
4. Uji stasioner PDB ADF-1st difference ... 112
5. Uji stasioner RATE ADF-test Level ... 113
6. Uji stasioner RATE ADF-1st difference ... 114
7. Uji stasioner NTB ADF-test Level ... 115
8. Uji Lag Optimal ... 116
9. Hasil Uji Kointegrasi ... 117
10. Persamaan VAR ... 118
11. Hasil Uji IRF ... 119
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan.
Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan
kontraksi atau sering juga disebut sebagai fluktuasi ekonomi. Umumnya
kajian-kajian ekonomi makro bertujuan menguji kepentingan relatif
guncangan-guncangan dan dinamika variabel ekonomi makro akibat guncangan-guncangan ini.
Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang
sumber dan dampak suatu shock ekonomi (instabilitas) dalam konteks Indonesia
khususnya selama era reformasi ini, dimana ada sejumlah fenomena-fenomena
penting yang menunjukkan adanya instabilitas ekonomi yang layak untuk
dieksplorasi lebih dalam implikasinya dan dampaknya bagi perekonomian secara
keseluruhan. Sektor/blok ekonomi yang menarik untuk dikaji baik sebagai sumber
instabilitas (penghasil shock/guncangan) ataupun sebagai penerima instabilitas
berdasarkan fenomena ekonomi selama beberapa era krisis di Indonesia adalah
fundamental kekuatan makro (Irawan, 2005:1).
Khusus terhadap perkembangan data fundamental ekonomi makro, pelaku
pasar akan memberikan reaksi terhadap berbagai berita ekonomi makro yang
dikeluarkan oleh instansi berwenang dalam arah yang berlainan, tergantung pada
dari mana berita itu dikeluarkan apakah dari Amerika Serikat atau dari Indonesia.
2
data aktual ekonomi makro yang diumumkan oleh instansi yang berwenang
dengan angka perkiraan pasar. Ekonomi makro dalam penelitian ini tercermin
dalam variabel nilai tukar, inflasi, Pendapatan Domestik Bruto, suku bunga dan
neraca transaksi berjalan. Pemahaman mengenai hubungan antara nilai tukar,
inflasi, Pendapatan Domestik Bruto, suku bunga dan neraca transaksi berjalan
merupakan hal yang penting bagi pengambil kebijakan ekonomi serta masyarakat
dalam perekonomian terbuka. Pemahaman ini akan memberikan kemudahan bagi
para pengambil kebijakan ekonomi maupun masyarakat dalam menanggapi
adanya perubahan dari variabel ekonomi yang akan mempengaruhi nilai tukar,
inflasi, Pendapatan Domestik Bruto, suku bunga dan neraca transaksi berjalan.
Dengan semakin terbukanya ekonomi Indonesia dengan ekonomi
internasional akan berimplikasi terhadap eksisnya pengaruh variabel-variabel
makro ekonomi dan ekonomi internasional terhadap kinerja makro ekonomi di
atas, begitu juga akan ada saling interaksi antar variabel-variabel ekonomi. Hal ini
juga berimplikasi bahwa rancangan kebijakan ekonomi yang bertujuan
menstabilisasi sektor pertanian dan non pertanian serta sektor ekonomi lainnya
tidak bisa lepas dari bagaimana kebijakan tersebut dilakukan secara integratif baik
yang menyangkut dari sisi ekonomi pertanian, kebijakan ekonomi makro dan
kebijakan perdagangan internasional.
Kekuatan makro seperti nilai tukar, inflasi, Pendapatan Domestik Bruto, suku
bunga dan neraca transaksi berjalan memiliki keterkaitan (interdependensi) antara
variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Kenaikan atau penurunan salah
satu variabel akan berdampak terhadap kondisi variabel yang lainnya yang
3
Indonesia. Sulitnya bagi pemerintah untuk menetapkan kebijakan perekonomian
dikarenakan akan berdampak terhadap seluruh aspek kekuatan makro lainnya.
Keterkaitan (interdependensi) antara nilai tukar, inflasi, Pendapatan Domestik
Bruto, suku bunga dan neraca transaksi berjalan dapat kita lihat dengan
memperhatikan bagaimana perkembangan kekuatan makro ini di Indonesia dalam
tabel dan grafik di bawah ini.
Tabel 1.1 Nilai Tukar, Inflasi, Suku Bunga, Pendapatan Domestik Bruto dan Neraca Transaksi Berjalan Tahun 2000-2010
Keterkaitan antara nilai tukar dan inflasi akan semakin jelas ketika terjadi
perubahan sistem nilai tukar dari sistem nilai tukar mengambang terkendali
(managed floating exchange rate) ke sistem nilai tukar mengambang bebas (free
floating exchange rate). Fluktuasi inflasi lebih tampak ketika periode free floating
exchange rate dibandingkan periode sebelumnya. Inflasi tampak mempunyai
trend menurun ketika terjadi penguatan nilai tukar rupiah jelas sekali terlihat antar
4
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Gambar 1.1 Grafik Nilai Tukar, Inflasi, Suku Bunga, Pendapatan Domestik Bruto dan Neraca Transaksi Berjalan Tahun 2000– 2010.
Depresiasi rupiah kembali menarik perhatian sejak tahun 2005 ketika rupiah
menembus level 9.830 per dolar. Kondisi ini mendorong Bank Indonesia juga
menaikan SBI dari 7,4% menjadi 9,16% pada tahun 2005 untuk memperkuat
5
rupiah. Apresiasi nilai tukar pada tahun 2009 sampai 2010 telah membuat BI
menurunkan juga suku bunga SBI dari 7,49% menjadi 6,54%. Kenyataan lain
akibat depresiasi rupiah mengakibatkan barang-barang modal yang dibutuhkan
industri dalam negeri mengalami lonjakan harga. Keadaan ini membuat
perusahaan mengurangi kapasitas produksi barang yang mempunyai kandungan
impor tinggi. Penurunan kapasitas produksi inilah yang menandai telah terjadi
fluktuasi Pendapatan Domestik Bruto. Dengan demikian depresiasi rupiah telah
menyebabkan terjadinya penurunan Pendapatan Domestik Bruto. Namun hal ini
tidak begitu berlaku dimana tahun 2008 rupiah mengalami depresiasi yang tidak
mengakibatkan Pendapatan Domestik Bruto turun dari 495.089,8 miliyar rupiah di
tahun 2007 menjadi sebesar 518.935 miliyar rupiah di tahun 2008. Pergerakan
nilai tukar rupiah ini juga ternyata merubah posisi neraca transaksi berjalan
Indonesia. Neraca transaksi berjalan Indonesia yang defisit pada tahun 2008
sebesar 637 miliyar rupiah berubah menjadi surplus pada tahun 2009 menjadi
sebesar 3.442 miliyar rupiah. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah depresiasi
rupiah telah meningkatkan daya saing produk Indonesia sehingga meningkatkan
ekspor yang pada akhirnya memperbaiki neraca transaksi berjalan Indonesia.
Adanya perubahan pengaruh nilai tukar terhadap perilaku inflasi, Pendapatan
Domestik Bruto, suku bunga dan neraca transaksi berjalan setelah adanya
perubahan manajemen nilai tukar menunjukkan keterkaitan yang kuat antar
variabel-variabel.
Perubahan inflasi disebabkan harga minyak terus meningkat didorong oleh
permintaan minyak dunia terutama dari Amerika Serikat, China, dan India serta
6
yang menyertainya. Meningkatnya tekanan eksternal ini memberi pengaruh pada
meningkatnya kebutuhan subsidi BBM di dalam negeri dan mendorong inflasi.
Dengan langkah-langkah tersebut nilai tukar rupiah dalam keseluruhan tahun 2005
dapat dipertahankan rata-rata Rp 9.423,- per USD dan laju inflasi dikendalikan
menjadi 17,1% pada akhir tahun 2005. Meningkatnya harga minyak dunia dan
kenaikan suku bunga internasional pada tahun 2005 memberi tekanan pada
stabilitas moneter di dalam negeri. Nilai sebuah mata uang, yakni nilai tukarnya
terhadap mata uang lain, tergantung pada daya tarik mata uang tersebut di pasar.
Jika permintaan akan sebuah mata uang tinggi, maka harganya akan naik relatif
terhadap mata uang lainnya. Akan tetapi, perubahan dalam kondisi politik suatu
negara atau menurunnya perekonomian akibat laju inflasi yang tinggi dan defisit
perdagangan, dapat juga mengakibatkan nilai sebuah mata uang yang stabil jatuh,
karena para investor lebih memilih menukarkan uangnya ke mata uang lain yang
dianggap lebih stabil. Seperti tahun 2005 dimana inflasi mencapai 17,1% nilai
tukar juga mengalami depresiasi, sejalan juga dengan suku bunga BI juga
mengalami kenaikan dari 9,16% menjadi 11,96%.
Pada tahun 2005, kondisi neraca transaksi berjalan dihadapkan pada
kebutuhan impor yang meningkat lebih tinggi dibandingkan penerimaan ekspor
serta masih tingginya defisit pada jasa-jasa. Sementara itu neraca transaksi modal
dan finansial dihadapkan pada terbatasnya investasi langsung asing serta tingginya
pembayaran utang luar negeri swasta. Dengan perkembangan ini surplus neraca
transaksi berjalan dalam keseluruhan tahun 2005 mencapai sekitar 1.253 miliar
rupiah, lebih rendah dibandingkan tahun 2004 (317 miliar rupiah). Hal ini akibat
7
meningkat. Meningkatnya penerimaan ekspor migas didorong oleh harga minyak
mentah yang tinggi di pasar dunia.
Masih pada tahun 2005, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah Pendapatan Domestik Bruto pada saat itu sebesar
438.500,2 miliyar rupiah. Meskipun lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya,
Pendapatan Domestik Bruto tahun 2005 menunjukkan kecenderungan yang
melambat. Pada tahun 2004, Pendapatan Domestik Bruto mencapai 418.770,8
miliyar rupiah. Dari sisi permintaan, Pendapatan Domestik Bruto terutama
didorong oleh investasi (berupa pembentukan modal tetap bruto) serta ekspor
barang dan jasa. Dari sisi produksi, Pendapatan Domestik Bruto terutama
didorong oleh sektor industri pengolahan terutama non-migas (Handayani,
2003:7). Tahun 2008 defisit neraca transaksi berjalan adalah sebesar 637 miliyar
rupiah. Kalau impor terus tinggi dibandingkan dengan ekspor maka pada tahun
2009 defisit akan terus berlanjut dari Pendapatan Domestik Bruto. Namun defisit
tidak berlanjut pada tahun 2009 dikarenakan kebijakan yang diambil Bank
Indonesia untuk mengantisipasi hal tersebut. Potensi kenaikan itu telah memaksa
Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga guna menurunkan defisit yaitu
sebesar 9,39% pada tahun 2008 yang sebelumnya adalah sebesar 8,05%. Hal itu
dilakukan demi menjaga prinsip kehati-hatian dalam mengendalikan neraca
pembayaran Indonesia.
Demikianlah kekuatan makro di Indonesia yang memiliki keterkaitan
(interdependensi) satu dengan yang lainnya sehingga menuntut pemerintah untuk
membuat kebijakan yang lebih optimal dan hati-hati karena akan berdampak
8
yang lainnya. Untuk melihat bagaimana keterkaitan atau ketergantungan
(interdependensi) antara variabel nilai tukar, inflasi, suku bunga, Pendapatan
Domestik Regional Bruto dan neraca transaksi berjalan maka akan dilakukan uji
model Vector Autoregressive (VAR). Uji ini akan memperlihatkan bagaimana
setiap kejutan yang diberikan oleh setiap variabel terhadap variabel lainnya dan
sebesar apa kontribusi yang disumbangkan oleh masing-masing variabel untuk
masing-masing variabel lainnya. Untuk itu peneliti akan meneliti tentang
“Interdependensi Nilai Tukar, Inflasi, Pendapatan Domestik Bruto, Suku
Bunga Dan Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia Periode Tahun
2000:1-2010:4”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Nilai Tukar, Inflasi, Produk Domestik Bruto, Suku Bunga dan Neraca
Transaksi Berjalan dapat menjelaskan fluktuasi terhadap masing-masing
variabel?
2. Apakah ada efek perubahan Nilai Tukar, Inflasi, Produk Domestik Bruto, Suku
Bunga dan Neraca Transaksi Berjalan terhadap masing-masing variabel?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah:
1. Mengetahui peranan Nilai Tukar, Inflasi, Produk Domestik Bruto, Suku Bunga
dan Neraca Transaksi Berjalan dalam menjelaskan fluktuasi masing-masing
9
2. Mengetahui efek perubahan Nilai Tukar, Inflasi, Produk Domestik Bruto, Suku
Bunga dan Neraca Transaksi Berjalan terhadap masing-masing variabel.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk:
1. Menambah pengetahuan penulis dan memberikan kontribusi berupa penjelasan
yang lebih komprehensif, terutama menyajikan bukti empirik tentang
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu ekonomi moneter khususnya
interdependensi variabel Nilai Tukar, Inflasi, Produk Domestik Bruto, Suku
Bunga dan Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia;
2. Pentingnya hasil penelitian ini, diharapkan bagi pengambil kebijakan dapat
mengimplementasikan dalam kebijakan moneter. Dengan mengetahui peranan
variabel Nilai Tukar, Inflasi, Produk Domestik Bruto, Suku Bunga dan Neraca
Transaksi Berjalan terhadap masing-masing variabel tersebut di Indonesia yang
menjadi cermin perekonomian makro, maka kebijakan moneter yang
diterapkan dalam rangka pencapaian tujuan perekonomian yang optimal dapat
dilaksanakan;
3. Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya terutama yang berminat
melakukan restruktur interdependensi Nilai Tukar, Inflasi, Produk Domestik
Bruto, Suku Bunga dan Neraca Transaksi Berjalan sebagai gambaran
101
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji Impulse Response Function menunjukkan variabel nilai tukar, inflasi,
Pendapatan Domestik Bruto, suku bunga dan neraca transaksi berjalan
terkointegrasi (mencapai keseimbangan) dalam jangka panjang;
2. Pada jangka pendek yang paling berkontribusi terhadap nilai tukar adalah nilai
tukar itu sendiri, diikuti oleh Pendapatan Domestik Bruto, inflasi, Neraca
Transaksi Berjalan dan suku bunga. Untuk jangka menengah yang paling
banyak berkontribusi adalah nilai tukar itu sendiri, diikuti oleh Pendapatan
Domestik Bruto, inflasi, Neraca Transaksi Berjalan dan suku bunga. Pada
jangka panjang yang paling banyak berkontribusi adalah nilai tukar itu sendiri,
diikuti oleh Pendapatan Domestik Bruto, inflasi, suku bunga dan Neraca
Transaksi Berjalan;
3. Pada jangka pendek yang paling berkontribusi terhadap inflasi adalah inflasi itu
sendiri, diikuti oleh Pendapatan Domestik Bruto, suku bunga, Neraca Transaksi
Berjalan dan nilai tukar. Untuk jangka menengah yang paling banyak
berkontribusi adalah inflasi itu sendiri, diikuti oleh Pendapatan Domestik
Bruto, nilai tukar, Neraca Transaksi Berjalan dan suku bunga. Pada jangka
102
Pendapatan Domestik Bruto, nilai tukar, Neraca Transaksi Berjalan dan suku
bunga;
4. Pada jangka pendek yang paling berkontribusi terhadap Pendapatan Domestik
Bruto adalah Pendapatan Domestik Bruto itu sendiri, diikuti oleh nilai tukar,
inflasi, suku bunga dan Neraca Transaksi Berjalan. Untuk jangka menengah
yang paling banyak berkontribusi adalah Pendapatan Domestik Bruto itu
sendiri, diikuti oleh nilai tukar, inflasi, suku bunga dan Neraca Transaksi
Berjalan. Pada jangka panjang yang paling banyak berkontribusi adalah
Pendapatan Domestik Bruto itu sendiri, diikuti oleh nilai tukar, inflasi, suku
bunga dan Neraca Transaksi Berjalan;
5. Pada jangka pendek yang paling berkontribusi terhadap suku bunga adalah
suku bunga itu sendiri, diikuti oleh nilai tukar, Pendapatan Domestik Bruto,
inflasi dan Neraca Transaksi Berjalan. Untuk jangka menengah yang paling
banyak berkontribusi adalah Pendapatan Domestik Bruto, diikuti oleh nilai
tukar, suku bunga, inflasi dan Neraca Transaksi Berjalan. Pada jangka panjang
yang paling banyak berkontribusi adalah nilai tukar, diikuti oleh Pendapatan
Domestik Bruto, suku bunga, inflasi dan Neraca Transaksi Berjalan;
6. Pada jangka pendek yang paling berkontribusi terhadap Neraca Transaksi
Berjalan adalah Neraca Transaksi Berjalan itu sendiri, diikuti oleh suku bunga,
Pendapatan Domestik Bruto, inflasi dan nilai tukar. Untuk jangka menengah
yang paling banyak berkontribusi adalah Neraca Transaksi Berjalan itu sendiri,
diikuti oleh suku bunga, Pendapatan Domestik Bruto, nilai tukar dan inflasi.
103
Transaksi Berjalan itu sendiri, diikuti oleh suku bunga, Pendapatan Domestik
Bruto, nilai tukar dan inflasi.
5.2 Saran
1. Diharapkan kepada pemerintah khususnya Bank Indonesia dapat
mempertimbangkan variabel nilai tukar, inflasi, Pendapatan Domestik Bruto,
suku bunga dan Neraca Transaksi Berjalan untuk menentukan target-target
kebijakan moneter;
2. Diharapkan pemerintah menjaga kestabilan nilai tukar untuk jangka panjang
dan harus memperhatikan respon yang terjadi pada nilai tukar akibat kejutan
variabel lain. Langkah menstabilkan nilai tukar salah satunya adalah menekan
jumlah impor yang terlalu tinggi (mencegah defisit neraca pembayaran) seperti
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dalam negeri serta
membudidayakan cinta akan produksi dalam negeri. Selain itu langkah yang
perlu dilakukan adalah dengan menarik minat para investor luar negeri untuk
menanamkan modalnya di dalam negeri;
3. Diharapkan pemerintah menjaga kestabilan inflasi dan juga Pendapatan
Domestik Bruto untuk jangka panjang dan harus memperhatikan respon yang
terjadi pada inflasi akibat kejutan variabel lain. Usaha yang dapat dilakukan
untuk menekan inflasi secara stabil dilihat dari faktor-faktor yang
menyebabkan inflasi itu terjadi, misalnya apabila inflasi disebabkan karena
banyaknya uang beredar, maka tingkat suku bunga dapat ditingkatkan dengan
ketentuan peningkatan suku bunga tidak terlalu signifikan atau mengganggu
keadaan perekonomian negara. Namun jika inflasi disebabkan oleh karena
104
4. Diharapkan pemerintah menjaga kestabilan Pendapatan Domestik Bruto dan
juga nilai tukar untuk jangka panjang dan harus memperhatikan respon yang
terjadi pada Pendapatan Domestik Bruto akibat kejutan variabel lain. Untuk
meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto maka langkah yang dapat dilakukan
antara lain dengan meningkatkan konsumsi rumah tangga (C), Investasi (I),
Pengeluaran pemerintah (G) dan juga net ekspor. Untuk menaikkan konsumsi
rumah tangga (C) maka yang harus dilakukan adalah menaikkan pendapatan
rumah tangga seperti memperluas lapangan pekerjaan. Cara lain menaikkan
konsumsi adalah menaikkan upah lewat peningkatan kemampuan individu
melalui pendidikan. Pendidikan yang tinggi memengaruhi upah yang diterima,
dan upah yang tinggi memengaruhi konsumsi yang tinggi juga (walaupun tidak
pasti). Untuk menaikkan pengeluaran pemerintah (G), maka yang perlu
dilakukan adalah menaikkan fiskal negara. Untuk menaikkan fiskal
negara/daerah maka langkah yang dilakukan adalah mencetak uang (kebijakan
moneter), melakukan pinjaman (luar negeri dan/atau dalam negeri), pendapatan
lewat pajak, keuntungan BUMN/BUMD. Untuk menaikkan angka PDB lewat
kenaikan investasi dilakukan dengan cara membuka peluang investasi di
negara/daerah untuk asing dan domestik. Untuk menaikkan keinginan investor
untuk berinvestasi maka yang perlu dilakukan adalah memberi
kemudahan-kemudahan dalam prosedur investasi, menghilangkan hambatan pada proses
investasi, serta menjamin keuntungan dan keamanan investasi sehingga
investor tertarik untuk berinvestasi. Cara yang dilakukan untuk menaikan net
ekspor (NX) adalah mendorong sektor basis yang dimiliki negara/daerah agar
105
sehingga dengan memperbesar nilai ekspor maka selisih ekspor-impor juga
semakin besar. Kebijakan lainnya yang diambil adalah menekan pengeluaran
(menekan impor) sebagai upaya memperbesar selisih ekspor-impor;
5. Diharapkan pemerintah menjaga kestabilan nilai tukar, Pendapatan Domestik
Bruto dan juga suku bunga untuk jangka panjang dan harus memperhatikan
respon yang terjadi pada suku bunga akibat kejutan variabel lain;
6. Diharapkan pemerintah menjaga kestabilan Neraca Transaksi Berjalan,
Pendapatan Domestik Bruto dan juga suku bunga untuk jangka panjang dan
harus memperhatikan respon yang terjadi pada neraca transaksi berjalan akibat
DAFTAR PUSTAKA
Amisano, Gianni dan Carlo Giannini. (1997). Topics in Structural VAR
Econometrics. Springer-Verlag Berlin. Heidelberg. Germany.
Bachtiar, Adella. (2010), Analisis Pergerakan Nilai Tukar Terhadap Neraca
Transaksi Berjalan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia.
Bank Indonesia. Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia, 2000-2011.
Bank Indonesia. Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2000-2011.
Boediono. 2000, Ekonomi Moneter, edisi 3, BPFE: Yogyakarta.
Darwanto. (2007), Kejutan Pertumbuhan Nilai Tukar Riil Terhadap Inflasi, Pertumbuhan Output, dan Pertumbuhan Neraca Transaksi Berjalan di
Indonesia. Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta.
Dornbusch, Rudiger E. (1991). Makroekonomi. Edisi Empat. Ahli Bahasa Julius
A, Mulyadi. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Eachern, William. A. Mc. (2000). Ekonomi Makro: Pendekatan Temporer. Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.
Enders, W. (2004), Applied Econometric Time Series, Second Edition. John Wiley & Sony Inc.
Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics, Fourth Edition. McGraw Hill. Singapore
Haris, Richard (1995), Cointegration Analysis in Econometric Modelling. Prentice Hall.
Irawan, Andi. 2005. Analisis Perilaku Instabilitas Perekonomian Indonesia:
Aplikasi Vector Error Correction Model. Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan.
Krugman, P.R., Obstfeld, M. 2001. International Economic : Theory and policy. Addison-Wesley, New York.
Laksono, Arief Tegar. (2011), Manajemen Uang Internasional. eKuliahpedia.
107
Mankiw, Gregory N. (2003), Macroeconomics, Fourth Edition, Terjemaahan, New York : Worth Publishers. Inc.
Manurung, Jonni & Manurung, Adler H. (2009). Ekonomi Keuangan & Kebijakan
Moneter. Salemba Empat : Jakarta.
Manurung, Jonni. (2009). Ekonometrika. Bahan Materi Kuliah Pascasarjana
Unimed. Medan.
Nanga, Muana. (2005). Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Raja Grafika Persada.
Nopeline, Nanci. (2009), Pengaruh Nilai Tukar Rill Terhadap Neraca
Perdagangan Bilateral Indonesia (Marshall-Lerner Condition dan
Fenomena J-Curve). Pascasarjana, USU.
Nopirin. (2000), Ekonomi Moneter. BPFE: Jakarta.
Nugraha, Fickry Widya. (2006). Efek Perubahan (Pass-Through Effect) Kurs
Terhadap Indeks Harga Konsumen di Asean-5, Jepang dan Korea Selatan.
Institut Pertanian Bogor.
Nugroho, Yohanes Yuni Eko. (2010), Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum di Indonesia.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Pugel, Thomas A. (2004), International Economics, 12th Edition. Irwin McGraw- Hill.
Puspasari, Intan R. (2009), Faktor Fundamental Ekonomi Yang Akan
Mempengaruhi Volatilitas Nilai Tukar Rupiah.
Rahardja, Prathama. (1997). Uang dan Perbankan. Jakarta: Rineka Cipta.
Salvatore, Dominick (1999), International Economics, Sixth Edition. NewYork : John Wiley & Sons, Inc.
Sam, Arianto. (2012), Neraca Pembayaran. Bisnis, Sahabat Bersama.
Samuelson, Nordhaus. 2003. Ilmu Mikro Ekonomi Edisi Tujuh Belas. Penerbit Mesia Global Edukasi.
Santoso, Wijoyo dkk. (2009), Pengendalian Moneter Dalam Sistem Nilai Tukar
Yang Fleksibel. Kepala Bagian Studi Ekonomi Makro, DKM – BI. Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan.
108
Wang, Peiji (2003), Financial Econometrics, Method and Models. Routledge Taylor & Francis Group.
Wibowo, Tri & Amir, Hidayat. (2005), Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai
Tukar Rupiah. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan. Departemen
Keuangan.
Wisnu, Mawardi. (2005). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum
Dengan Total Asset Kurang Dari 1 Triliun), Jurnal Bisnis Dan Strategi.
Vol.14. No.1. Juli 2005.