• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Hubungan Antara Sikap Terhadap Sumpah Prajurit Dengan Agresivitas Pada Anggota TNI-AD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Hubungan Antara Sikap Terhadap Sumpah Prajurit Dengan Agresivitas Pada Anggota TNI-AD."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perspektif di Indonesia, dinamika kehidupan terlalu cepat berubah.

Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan

mengakibatkan hubungan interaksi manusia memiliki dampak negatif, salah

satunya contohnya adalah agresivitas. Perilaku tersebut bukan hanya di dominasi

oleh remaja yang sering tawuran ataupun berkelahi namun juga terjadi pada orang

dewasa. Perilaku agresi tersebut merambat pada anggota TNI-AD di Indonesia

dimana cenderung menjadi sorotan bagi masyarakat sekitar, terlebih dengan

fenomena kekerasan yang dilakukan dari anggota TNI-AD.

Pada dasarnya warga Indonesia tahu bahwa TNI adalah wadah bagi warga

Negara Indonesia untuk menjaga, melindungi, membela bahkan Negara Indonesia

menjadi suatu harga mati bagi mereka. Dapat dilihat dengan adanya bentuk – bentuk pengorbanan mereka seperti merelakan diri menjadi relawan ketika Negara

Indonesia mendapat ancaman bersenjata baik dari luar atau dalam negeri, menjadi

relawan ketika masyarakat terkena bencana alam seperti banjir, gunung meletus,

gempa, dan sebagainya. Namun dengan adanya kekerasan yang semakin menjadi

pada era global ini menjadikan warga sipil tidak lagi percaya sepenuhnya dengan

tanggung jawab para anggota TNI.

Perilaku agresi diartikan dengan perilaku yang melukai orang lain dimana

(2)

belum terpecahkan, Seperti halnya yang terjadi pada akhir - akhir ini dimana juga

terekspose di berbagai media. Kejadian yang dilakukan oleh anggota TNI tidak

hanya bentrok dengan warga namun juga dengan polri. Seperti kejadian bulan lalu

yang di terbitkan oleh ANTARAnews.com (27/1/2013), diberitakan dari media

dimana Anggota TNI tewas ditembak mati Oknum Polisi. Konflik yang terjadi di

daerah Sumatra Selatan ini karena salah paham yang berujung perang mulut

antara kedua oknum sehingga mengakibatkan tembakan pada Anggota TNI dan

meninggal. Dengan adanya kejadian itu, puluhan anggota TNI-AD dari Batalyon

Artileri Medan (Yon Armed) 76/15 Tarik Martapura melakukan penyerangan dan

pembakaran habis – habisan ke Mapolres OKU.

Fenomena lain perilaku agresi seperti yang dilansir oleh Polisi Daerah

Militer IV/Diponegoro Detasemen Polisi Militer IV/4, dari wawancara yang

peneliti lakukan, mengatakan bahwa di dapat anggota TNI AD yang bertugas di

kesatuan Grup 2 Kopassus Kartasura melakukan peganiayaan berupa tamparan

pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012 pada seorang mahasiswa Fakultas

Kedokteran UNS karena masuk dalam kopassus tetapi tidak melakukan ijin

terlebih dahulu pada pos penjagaan. Fakta selanjutnya yang diterbitkan

Kompas.com (23/4/2012) diberitakan dimana konflik Brimop dan Kostrad yang

menyebabkan enam anggota Kostrad mengalami luka akibat pertikaiannya dengan

anggota Brimob di Gorontalo. Kejadian itu bermula dari satu regu Brimob yang

melakukan patroli dengan menggunakan mobil truk dan melintas di depan Kantor

KPU Limboto. Tiba-tiba mobil itu dilempari batu dan botol oleh sekelompok

(3)

melapor ke kantor Polres Limboto bahwa dua anggota terluka di bagian kepala

akibat lemparan batu. Kemudian selang beberapa hari setelah kejadian tersebut

sempat terjadi kericuhan yang terjadi di Jakarta Barat adalah aksi Koboy Palmerah

dimana seorang perwira yang mengeluarkan pistol kepada anggota sipil karena

tidak terima telah menyerempet mobilnya, KOMPAS.com (3/5/2012).

Dari kejadian pengeroyokan, pemukulan yang dilakukan oleh TNI AD

dengan rentan waktu yang tidak lama menunjukkan bahwa mereka telah

melakukan perilaku agresi. Byrne (2003) menyatakan bahwa agresi sebagai suatu

bentuk perilaku yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain

yang tidak menginginkan adanya perilaku tersebut. Perilaku agresi memberikan

dampak secara fisik bagi korban agresi, harta, bahkan juga nyawa. Sarlito (2009)

mengatakan bahwa agresi merupakan tindakan melukai yang disengaja oleh

seseorang/institusi terhadap orang/institusi lain yang sejatinya disengaja. Chaplin

(2011) menyatakan dalam Kamus Lengkap Psikologi mendefinisikan perilaku

agresi merupakan satu serangan atau serbuan serta tindakan permusuhan yang

ditujukan pada seseorang. Perilaku agresi oleh masyarakat luas sering

diidentikkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan pertengkaran, pertikaian,

perkelahian, perusakan, dan penganiayaan.

Perilaku agresi merupakan tingkah laku yang dilakukan individu dengan

tujuan melukai atau mencelakakan orang lain. Berkaitan dengan akibat dari

perilaku agresi, ketika seseorang melakukan perilaku agresi, maka hal tersebut

terjadi karena terpengaruhi dari berbagai faktor. Menurut Walgito (2010),

(4)

lingkungan yang berpengaruh), internal conditions that instigate aggression

(pengaruh kondisi fisik dan kepribadian), conditions that reduce inhibitions

against aggression dan situasional factors that stimulate aggression. Jika dilihat

dalam salah satu factor tersebut dimana berasal dari lingkungan seseorang yaitu

learned habits (kondisi lingkungan yang berpengaruh), maka seseorang akan

belajar dari stimulus yang didapat dari lingkungan sekitar. Proses pembelajaran

dapat terjadi ketika suatu stimulus selalu diikuti oleh stimulus yang lain, sehingga

rangsang yang pertama menjadi suatu isyarat bagi rangsang yang kedua, dan

inilah salah satu proses untuk pembentukan sikap.

Dalam berperilaku, anggota TNI-AD sudah mempunyai aturan – aturan yang harus dilaksanakan. Sumpah prajurit adalah salah satunya, seperti yang

dijelaskan ketika wawancara kepada salah satu perwira dikesatuan Infantri

413/6/2/Kostrad dan Infantri 403/Wirasada Prastita dimana keduanya mengatakan

bahwa sumpah prajurit adalah salah satu pedoman yang dipegang oleh seluruh

TNI di Indonesia untuk berinteraksi. Suatu aturan yang salah satu fungsinya

menjadi batasan dalam bertindak. Ketika seorang anggota TNI-AD melakukan

kesalahan dengan berbagai aturan yang ada, dapat berarti para anggota TNI

khususnya TNI-AD kurang baik dalam menerima stimulus yaitu memiliki sikap

yang negatif sehingga menyebabkan perilaku yang kurang baik.

Sumpah prajurit adalah pedoman yang berdiri bersamaan dengan

berdirinya TNI, harapannya adalah dapat mematuhi dan menjalankan pedoman

tersebut. Salah satu contoh yang tertera pada Sumpah Prajurit adalah Tunduk

(5)

adanya pedoman seperti itu para anggota TNI-AD benar – benar memegang erat, bukan malah sebaliknya dimana mereka merasa paling kuat diantara warga sipil,

merasa berpangkat sehingga dapat menggunakan kekuatan mereka untuk

melawan. Seharusnya, dengan adanya peraturan yang berlaku, individu – individu tersebut mampu menjaga citra dari TNI serta mengindahkan peraturan yang

berlaku, mampu memberikan contoh bagi masyarakat bukan malah menjadi

sorotan negatif.

Adanya kesalahan dalam menjalankan aturan yang ada, maka secara tidak

langsung akan mengubah cara pemikiran ataupun pemahaman para anggota

TNI-AD sehingga membuat mereka menjadi melakukan kesalahan dalam bertindak.

Walgito (2008) yang memandang sikap sebagai suatu tindakan afeksi baik yang

bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek

psikologis. Afeksi yang positif yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi yang negatif

adalah afeksi yang tidak menyenangkan.

Atas dasar penjelasan tersebut, penulis merumuskan masalah dalam

penelitian ini yaitu, “Apakah ada hubungan antara sikap terhadap sumpah prajurit

terhadap agresivitas pada anggota TNI AD?” Berdasarkan rumusan masalah terebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan antara sikap terhadap sumpah prajurit terhadap agresivitas pada

(6)

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui hubungan antara sikap terhadap Sumpah Prajurit dengan perilaku

agresif anggota TNI AD

2. Mengetahui tingkat sikap terhadap Sumpah Prajurit anggota TNI AD

3. Mengetahui tingkat perilaku agresif anggota TNI AD

4. Mengetahui seberapa besar peran sikap terhadap Sumpah Prajurit terhadap

Agresivitas

C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis

Dapat memberikan masukan dan pengetahuan bagi anggota TNI AD

tentang nilai positif negatifnya dari sikap Sumpah Prajurit dan agresivitas serta

ikut berperan dalam membantu TNI AD melakukan perubahan ke arah yang

lebih baik.

2. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memperkaya pengetahuan bagi pengembangan ilmu

di bidang psikologi sosial dan psikologi militer, khususnya menyangkut

masalah yang muncul pada anggota TNI AD yang berkaitan dengan sikap

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Aljabar max-min, yaitu himpunan semua bilangan real R dilengkapi dengan operasi max (maksimum) dan min (minimum), telah dapat digunakan dengan baik untuk memodelkan dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (p> 0,05) pada perbandingan jumlah leukosit dan diferensial leukosit di gua alami Cokakan dan

Berdasarkan hasil analisis terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat, dalam penelitian ini responden tidak dapat dorongan untuk berobat

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer, data yang didapat.. dari sumber pertama baik dari individu ataupun kelompok terhadap

 Inflasi Jawa Timur bulan April 2012 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada

Oleh karena itu kebijakan pertanian yang lebih baik adalah yang dapat mencapai tujuan nasional untuk menaikkan produksi secara optimal dengan perlakuan yang adil pada pihak-pihak

[r]