BPS PROVINSI JAWA TIMUR
No.25/05/35/Th.X, 1 Mei 2012
P
ERKEMBANGANI
NDEKSH
ARGAK
ONSUMEN/
I
NFLASIJ
AWAT
IMURB
ULANA
PRIL2012
Bulan April 2012 Jawa Timur mengalami Inflasi sebesar 0,16 persen
Pada bulan April 2012 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,16 persen. Dari 7 kota IHK di Jawa Timur, 6 kota mengalami inflasi dan 1 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jember sebesar 0,34 persen, diikuti Probolinggo sebesar 0,30 persen, Malang sebesar 0,27 persen, Madiun sebesar 0,24 persen, Surabaya sebesar 0,12 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kediri sebesar 0,05 persen, sedangkan deflasi terjadi di Sumenep sebesar 0,07 persen.
Inflasi Jawa Timur bulan April 2012 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,84 persen, kelompok perumahan 0,44 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,24 persen, kelompok transpor-komunikasi-jasa/keuangan sebesar 0,04 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,03 persen. Sementara itu kelompok sandang dan kelompok bahan makanan mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,77 persen dan 0,21 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah gula pasir, rokok kretek filter, cabe rawit, bawang putih, bawang merah, tomat sayur, pepaya, batu bata/batu tela, rokok kretek, dan nangka muda.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah daging ayam ras, telur ayam ras, emas perhiasan, beras, jagung muda, jeruk, kacang panjang, cabe merah, ketimun, dan wortel.
Dari 6 ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 0,36 persen, diikuti Bandung sebesar 0,18 persen, Semarang sebesar 0,14 persen, Jakarta sebesar 0,13 persen, Surabaya sebesar 0,12 persen, dan inflasi terendah terjadi di Yogyakarta sebesar 0,11 persen.
Dari 66 kota IHK nasional, 52 kota mengalami inflasi dan 14 kota lainnya mengalami deflasi. Lima kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,76 persen, diikuti Manado sebesar 1,63 persen, Sorong sebesar 1,62 persen, Gorontalo sebesar 1,33 persen, dan Maumere sebesar 1,20 persen. Sedangkan lima kota yang mengalami deflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 0,51 persen, dikuti Kupang sebesar 0,30 persen, Tanjung Pinang sebesar 0,29 persen, Palangkaraya sebesar 0,28 persen dan Tasikmalaya sebesar 0,25 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-April 2012) Jawa Timur mencapai 0,85 persen, sedangkan laju inflasi year on year (April 2012 terhadap April 2011) Jawa Timur sebesar 4,47 persen.
1. Inflasi Jawa Timur
Penghitungan inflasi Jawa Timur tahun 2012 didasarkan pada hasil pemantauan/pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pasar tradisional dan pasar modern di 7 kota IHK nasional yaitu; Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Sumenep, Probolinggo, dan Madiun.
Gambar 1. Inflasi Bulanan Jawa Timur
Tahun 2007 - 2012 0.25 0.08 0.16 0,55 -0.05 1.06 1.59 0.87 0.35 Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Dari hasil pendataan harga tersebut diperoleh bahwa pada bulan April 2012 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,16 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 130,57 pada bulan Maret 2012 menjadi 130,78 pada bulan April 2012. Apabila dibandingkan dengan inflasi yang terjadi enam tahun terakhir pada bulan yang sama, maka inflasi bulan April 2012 ini merupakan inflasi terendah, dan inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 0,88 persen, kemudian diikuti oleh tahun 2007 sebesar 0,35 persen, dan tahun 2010 sebesar 0,19 persen. Sedangkan dua tahun sebelumnya mengalami deflasi, dan deflasi terbesar terjadi pada tahun 2009 sebesar 0,47 persen, dan tahun 2011 sebesar 0,44 persen.
Inflasi Jawa Timur bulan April 2012 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,84 persen, kelompok perumahan 0,44 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,24 persen, kelompok transpor-komunikasi-jasa/keuangan sebesar 0,04 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,03 persen. Sementara itu kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,77 persen, dan kelompok bahan makanan sebesar 0,21 persen, sebagaimana terlihat pada lampiran 3.
Kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,15 persen, sedangkan komoditas pada kelompok pengeluaran ini yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah gula pasir, rokok kretek filter, dan rokok kretek. Kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan terbesar kedua adalah kelompok perumahan sebesar 0,05 persen, sedangkan komoditas pada kelompok ini yang memberikan sumbangan inflasi yang cukup signifikan adalah batu bata/batu tela. Walaupun kelompok bahan makanan mengalami deflasi, namun ada beberapa komoditas pada kelompok ini yang memberikan sumbangan inflasi yang signifikan, seperti cabe rawit, bawang putih, bawang merah, tomat sayur, pepaya, dan nangka muda.
Tekanan terhadap inflasi datang dari kelompok bahan makanan, dan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar seperti daging ayam ras, telur ayam ras, beras, jagung muda, jeruk, kacang panjang, cabe merah, ketimun, dan wortel. Seiring dengan musim panen raya padi yang puncaknya terjadi pada bulan April 2012, maka jumlah penawaran lebih besar dibandingkan dengan permintaan sehingga harga komoditas beras pada bulan April mengalami deflasi sebesar 0,7034 persen dan memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,0436 persen. Penurunan harga beras terjadi sejak minggu ketiga bulan Februari 2012, dan penurunan harga terbesar terjadi selama bulan Maret sedangkan pada bulan April 2012 penurunan harga beras semakin landai. Dan tekanan inflasi terjadi juga pada kelompok sandang, komoditas utama yang memberikan sumbangan deflasi adalah emas perhiasan secara rata-rata harga emas perhiasan bulan April mengalami deflasi sebesar 2,1228 persen, dan memberikan sumbangan
No. Komoditi Mak Jadi, Minuman, Rokok
dan Tembakau 0,8354 0,1537 1 Makanan Jadi 0,0735 0,0079 2 Minuman yang tdk beralkohol 2,0816 0,0708 3 Tembakau dan Min.
beralkohol 2,1364 0,0751
Tabel 2.
Bulan April 2012 (%)
Inflasi Sumbangan
Inflasi dan Sumbangan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
No. Komoditi
BAHAN MAKANAN -0,2063 -0,0516
1 Padi-2an, umbi-2an & hsl-nya -0,6069 -0,0434 2 Daging & hasilnya -1,8088 -0,0550
3 Ikan Segar -0,0188 -0,0021
4 Ikan Diawetkan 1,7093 0,0119
5 Telur, Susu dan hsl-nya -2,2310 -0,0525
6 Sayur-2an -3,6278 -0,0567
7 Kacang-2an 0,2191 0,0039
8 Buah-2an 0,9001 0,0212
9 Bumbu-2an 6,5900 0,1071
10 Lemak dan Minyak 0,7035 0,0110
11 Bahan makanan lainnya 1,9215 0,0027
Tabel 1. Bulan April 2012 (%)
Inflasi Sumbangan Inflasi dan Sumbangan Kelompok Bahan Makanan
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
Bahan Makanan
Kelompok ini pada bulan April 2012 mengalami deflasi sebesar 0,2063 persen. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok ini, 5 sub kelompok mengalami deflasi dan 6 sub kelompok mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sayur-sayuran sebesar 3,6278 persen, dan deflasi terendah terjadi pada sub kelompok ikan segar sebesar 0,0188 persen.
Kelompok ini di bulan April 2012 memberikan sumbangan negatif sebesar 0,0516 persen. Sumbangan negatif terbesar diberikan oleh sub kelompok sayur-sayuran sebesar 0,0567 persen dan sumbangan negatif terkecil diberikan oleh sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,0434 persen.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok ini pada bulan April 2012 mengalami inflasi sebesar 0,8354 persen. Dari 3 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman sebesar 2,1364 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok makanan jadi sebesar 0,0735 persen.
Kelompok ini pada bulan April 2012 menyumbang inflasi sebesar 0,1537 persen. Sumbangan inflasi tertinggi diberikan oleh sub kelompok tembakau dan minuman beralkhohol sebesar 0,0751 persen.
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Kelompok ini pada bulan April 2012 mengalami inflasi sebesar 0,4423 persen. Dari 4 semua sub kelompok kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,7499 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok perlengkapan rumahtangga sebesar 0,0173 persen.
No. Komoditi
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan
Bakar 0,4423 0,0944
1 Biaya tempat tinggal 0,7499 0,0752
2 Bahan bakar, penerangan dan air 0,1908 0,0111
3 Perlengkapan rumahtangga 0,0173 0,0006
4 Penyelenggaraan rumahtangga 0,2478 0,0075
Tabel 3.
Inflasi dan Sumbangan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Inflasi Sumbangan
No. Komoditi
Sandang -0,7673 -0,0526
1 Sandang laki-laki 0,0424 0,0007
2 Sandang wanita -0,0631 -0,0009
3 Sandang anak-anak 0,2293 0,0022
4 Barang pribadi dan
sandang lainnya -1,7678 -0,0546
Tabel 4.
Inflasi dan Sumbangan Kelompok Sandang Bulan April 2012 (%)
Inflasi Sumbangan
Kelompok ini pada bulan April 2012 menyumbang inflasi sebesar 0,0944 persen. Sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,0752 persen
Sandang
Kelompok ini pada bulan April 2012 mengalami deflasi sebesar 0,7673 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami deflasi dan 2 sub kelompok mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 1,7678 persen.
Kelompok ini pada bulan April 2012 memberikan sumbangan terjadinya deflasi sebesar 0,0526 persen. Sumbangan deflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,0546 persen.
Kesehatan
Kelompok ini pada bulan April 2012 mengalami inflasi sebesar 0,2389 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,3376 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0,1399 persen.
Kelompok ini pada bulan April 2012 menyumbang inflasi sebesar 0,0113 persen. Sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,0065 persen.
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok ini pada bulan April 2012 mengalami inflasi sebesar 0,0304 persen. Dari 5 sub kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi, 1 sub kelompok mengalami deflasi dan 2 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok olah raga sebesar 0,2658 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok rekreasi sebesar 0,1067 persen.
No. Komoditi Kesehatan 0,2389 0,0113 1 Jasa Kesehatan 0,1399 0,0016 2 Obat-obatan 0,3249 0,0031 3 Jasa Perawatan jasmani 0,0000 0,0000 4 Perawatan jasmani dan kosmetika 0,3376 0,0065 Tabel 5.
Inflasi dan Sumbangan Kelompok Kesehatan Bulan April 2012 (%)
Inflasi Sumbangan
No. Komoditi
Pendidikan, Rekreasi & OR 0,0304 0,0024
1 Jasa Pendidikan 0,0000 0,0000 2 Kursus2 / Pelatihan 0,0000 0,0000 3 Perlengkapan/Peralatan Pendidikan -0,0263 -0,0003 4 Rekreasi 0,1067 0,0024 5 Olah raga 0,2658 0,0003 Tabel 6.
Inflasi dan Sumbangan Kelompok Pendidikan Rekreasi & Olah Raga
Inflasi Sumbangan Bulan April 2012(%)
Kelompok ini di bulan April 2012 menyumbang inflasi sebesar 0,0024 persen. Sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok rekreasi sebesar 0,0024 persen dan sumbangan inflasi terendah di sumbang oleh sub kelompok olah raga sebesar 0,0003 persen.
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Kelompok ini pada bulan April 2012 mengalami inflasi sebesar 0,0361 persen. Dari 4 sub
kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi, 1 sub kelompok mengalami deflasi
dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sarana
dan penunjang transpor sebesar 0,1377
persen dan inflasi terendah terjadi pada sub
kelompok transpor sebesar 0,0347 persen.
Kelompok ini di bulan April 2012
menyumbang inflasi sebesar 0,0062 persen.
Sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh sub
kelompok transpor sebesar 0,0034 persen.
2.
Inflasi 7 Kota di Jawa Timur
Dari 7 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan April
2012 ini, 6 kota di Jawa Timur mengalami inflasi dan 1 kota
mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jember
sebesar 0,34 persen dan inflasi terendah terjadi di Kediri
sebesar 0,05 persen, sedangkan deflasi terjadi di
Sumenep sebesar 0,07 persen, sebagaimana terlihat pada
Gambar 2.
Komoditas yang memberikan sumbangan
terbesar pada Inflasi di Jawa Timur adalah gula pasir,
rokok kretek filter, cabe rawit, bawang putih, bawang
merah, tomat sayur, pepaya, batu bata/batu tela, rokok
kretek dan nangka muda.
Sepuluh komoditas di Jember yang menyebabkan
terjadinya inflasi tertinggi di banding dengan kota lainnya di Jawa Timur disebabkan oleh naiknya harga cabe
rawit, tarip air minum PAM, genteng, bawang putih, cat tembok, rekreasi, gula pasir, pasir, keramik dan besi
beton.
Gambar 2. Inflasi Jawa Timur Bulan April 2012 0,34 -0,07 0,05 0,27 0,30 0,24 0,12 0,16 Jatim Sby Madiun Prob. Malang Kediri Sumenep Jember No. Komoditi
Transpor, Komunikasi & Jasa
Keuangan 0,0361 0,0062
1 Transpor 0,0347 0,0034 2 Komunikasi Dan Pengiriman -0,0115 -0,0002
3 Sarana dan Penunjang Transpor 0,1377 0,0030
4 Jasa Keuangan 0,0000 0,0000 Tabel 7.
Inflasi dan Sumbangan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Inflasi Sumbangan Bulan April 2012 (%)
Gambar 4. Inflasi ibukota provinsi di Pulau Jawa dan Jawa Timur Bulan April 2012
0,13 0,36 0,18 0,14 0,11 0,12 0,16
Jakarta Serang Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Jawa Timur
Gambar 3.
Inflasi y-o-y 7 Kota dan Jawa Timur (April 2011 - April 2012) 4,47 3,63 5,52 4,71 4,49 3,84 4,26 4,55
Jbr. Smnp. Kdr. Mlg. Prob. Mdn. Sby. Jatim
Dilihat dari inflasi
year-on-year
(April
2012 terhadap April 2011), Jawa Timur
mengalami inflasi 4,47 persen. Dari semua
kota, inflasi y-o-y tertinggi terjadi di Sumenep
sebesar 5,52 persen, diikuti oleh Kediri
sebesar 4,71 persen, Surabaya sebesar
4,55 persen, Malang sebesar 4,49 persen,
Madiun sebesar 4,26 persen, Probolinggo
sebesar 3,84 persen dan Jember sebesar
3,63 persen sebagaimana terlihat pada
Gambar 3.
3.
Inflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa
Dari 6 ibukota provinsi di Pulau Jawa,
semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi
terjadi di Serang sebesar 0,36 persen, diikuti oleh
Bandung sebesar 0,18 persen, Semarang sebesar
0,14 persen, Jakarta sebesar 0,13 persen,
Surabaya sebesar 0,12 persen, dan inflasi terendah
terjadi di Yogyakarta sebesar 0,11 persen
sebagaimana terlihat pada Gambar 4.
Sampai dengan bulan April 2012 ini,
inflasi y-o-y enam ibukota provinsi di pulau Jawa,
tertinggi terjadi di Serang sebesar 4,79 persen
diikuti oleh Surabaya sebesar 4,55 persen,
Semarang sebesar 4,34 persen, Jakarta sebesar
4,19 persen, Bandung sebesar 3,97 persen,
serta terendah di Yogyakarta sebesar 3,85
persen sebagaimana terlihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Inflasi YoY Ibukota Provinsi Di Pulau Jawa dan Jatim ( April 2011 - April 2012 )
4,19 4,79
3,97 4,34 3,85
4,55 4,47
Jakarta Serang Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Jawa Timur