• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Bulan Juli 2016 Sulawesi Selatan Inflasi 1,04 persen

 Pada bulan Juli 2016, Sulawesi Selatan mengalami inflasi 1,04 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 124,93. Dari 5 kota IHK di Sulawesi Selatan, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Parepare sebesar 1,31 persen dengan IHK 122,11 dan terendah terjadi di Bulukumba sebesar 0,09 persen dengan IHK 128,32.

 Inflasi di Sulawesi Selatan bulan Juli 2016 terjadi karena terdapat enam kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 2,83 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,35 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,17 persen; kelompok sandang sebesar 0,69 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,20 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 1,12 persen, sedangkan kelompok kesehatan tidak mengalami perubahan atau stabil.

 Dari 11 kota di Pulau Sulawesi, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bau-bau sebesar 1,54 persen dan dengan IHK 130,17, sedangkan inflasi terendah terjadi Gorontalo 0,06 persen dengan IHK 121,72.

 Dari 82 kota IHK Nasional, 78 kota mengalami inflasi sedangkan 4 kota lainnya deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 2,34 persen dengan IHK 133,37 dan inflasi terendah terjadi di Gorontalo sebesar 0,06 persen dengan IHK 121,72.

 Laju inflasi tahun kalender (Januari-Juli 2016) Sulawesi Selatan mencapai 2,30 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Juli 2016 terhadap Juli 2015) sebesar 4,14 persen.

 Komponen inti di Sulawesi Selatan pada Juli 2016 mengalami inflasi sebesar 0,33 persen, tingkat inflasi komponen inti tahun kalender sebesar 2,26 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Juli 2016 terhadap Juli 2015) sebesar 3,46 persen.

 Perubahan IHK untuk kota Makassar terjadi inflasi 1,13 persen dengan IHK sebesar 125,56.

No. 41/08/73/Th. XX, 1 Agustus 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI SULAWESI SELATAN

BULAN JULI 2016

Penghitungan inflasi Sulawesi Selatan dibulan Juli 2016 didasarkan pada hasil Survei Harga Konsumen yang dilakukan oleh BPS Provinsi Sulawesi Selatan pada pasar tradisional dan pasar modern/swalayan di 5 kota IHK nasional yaitu : Bulukumba, Watampone, Makassar, Parepare dan Palopo terjadi inflasi di Sulawesi Selatan sebesar

(2)

1,04 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 123,65 pada Juni 2016 menjadi 124,93 pada Juli 2016. Tingkat inflasi tahun kalender 2016 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2016 terhadap Juli 2015) masing-masing sebesar 2,30 persen dan 4,14 persen.

Inflasi Sulawesi Selatan bulan Juli 2016 terjadi karena terdapat enam kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 2,83 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,35 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,17 persen; kelompok sandang sebesar 0,69 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,20 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 1,12 persen, sedangkan kelompok kesehatan tidak mengalami perubahan atau stabil.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Juli 2016 antara lain: beras, angkutan udara, ikan layang, ikan cakalang, emas perhiasan, wortel, teri basah, tomat sayur, kentang dan kelapa.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah: bawang merah, lemari pakaian, daging ayam ras, bawang putih, tempe, daun kacang panjang muda, kacang panjang, daun bawang, kol putih/kubis dan telur ayam ras.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Juli 2016, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,6750 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,0577 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,0387 persen; kelompok sandang 0,0533 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,0115 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,1971 persen, sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi yaitu: kelompok kesehatan -0,0004 persen.

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan Juli 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun Ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran Desember IHK 2015 IHK Juni 2016 IHK Juli 2016 Inflasi Juli 20161) Laju Inflasi Tahun Kalender 20162) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m (Headline) 122,13 123.65 124.93 1.04 2.30 4.14 1. Bahan Makanan 136,01 140.14 144.11 2.83 5.96 10.45

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 120,36 123.09 123.52 0.35 2.63 4.59 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 119,63 121.43 121.63 0.17 1.67 2.48

4. Sandang 117,48 120.97 121.81 0.69 3.68 3.88

5. Kesehatan 114,73 116.73 116.73 0.00 1.74 2.32

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 108,16 108.39 108.61 0.20 0.41 2.26 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 120,29 117.11 118.43 1.12 -1.55 -0.79

1) Persentase Perubahan IHK Juli 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase Perubahan IHK Juli 2016 terhadap IHK Desember 2015 3) Persentase Perubahan IHK Juli 2016 terhadap IHK Juli 2015

(3)

N o . Kel o mp o k/ Sub Kel o mp o k

B A HA N M A KA N A N 2 . 8 3 0 . 6 750

1 Padi-2an, umbi-2an & hsl-nya 2.78 0.1543

2 Daging & hasilnya 0.38 0.0081

3 Ikan Segar 5.50 0.3217

4 Ikan Diawet kan 1.08 0.0046

5 Telur, Susu dan hsl-nya -0.10 -0.0025

6 Sayur-2an 4.91 0.1297

7 Kacang-2an -0.92 -0.0051

8 Buah-2an 1.67 0.0356

9 Bumbu-2an 0.09 0.0002

10 Lemak dan M inyak 2.67 0.0281

11 Bahan makanan lainnya 0.40 0.0003

T ab el 3

Jul i 2 0 16 ( %)

I nf l asi Sumb ang an I nf l asi d an Sumb ang an Kel o mp o k B ahan M akanan

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan (2012=100) Juli 2016 (persen)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi

(%)

(1) (2)

U M U M 1.0329

1. Bahan Makanan 0.6750

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau 0.0577

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar 0.0387

4. Sandang 0.0533

5. Kesehatan -0.0004

6. Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga 0.0115

7. Transpor, Komunikasi,dan Jasa Keuangan 0.1971

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok ini pada bulan Juli 2016 mengalami inflasi 2,83 persen. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok ini, 9 sub kelompok mengalami inflasi dan 2 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok ikan segar sebesar 5,50 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,09 persen.

Kelompok ini di bulan Juli 2106 memberi sumbangan positif 0,6750 persen. Sumbangan positif terbesar diberikan sub kelompok ikan segar sebesar 0,3217 persen dan sumbangan positif terkecil oleh sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,0002 persen.

(4)

N o . Kelo mp o k/ Sub Kelo mp o k

M akanan Jad i, M inuman,

R o ko k d an T emb akau 0 .3 5 0 .0 577

1 M akanan Jadi 0.38 0.0366

2 M inuman yang tdk beralkohol 0.54 0.0173

3 Tembakau dan M in. beralkohol 0.09 0.0037

T ab el 4 .

Inf lasi Sumb ang an Inf lasi d an Sumb ang an Kelo mp o k M akanan Jad i, M inuman, R o ko k

d an T emb akau Juli 2 0 16 ( %)

N o . Kel o mp o k/ Sub Kel o mp o k

Sand ang 0 . 6 9 0 . 0 53 3

1 Sandang laki-laki 0.04 0.0010

2 Sandang wanit a 0.13 0.0024

3 Sandang anak-anak -0.01 -0.0001

4 Barang pribadi dan sandang lainnya

2.27 0.0500

T ab el 6 .

I nf l asi d an Sumb ang an Kel o mp o k Sand ang Jul i 2 0 16 ( %)

I nf l asi Sumb ang an

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada bulan Juli 2016 mengalami inflasi sebesar 0,35 persen. Dari 3 sub kelompok dalam kelompok ini, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok minuman tidak beralkohol sebesar 0,54 persen, inflasi terendah terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,09 persen.

Kelompok pengeluaran ini pada bulan Juli 2016

menyumbang inflasi sebesar 0,0577 persen.

Sumbangan inflasi tertinggi diberikan oleh sub kelompok makanan jadi sebesar 0,0366 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada bulan Juli 2016 mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, dua mengalamai inflasi dan dua lainnya deflasi. Inflasi terbesar terjadi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,59 persen.

Kelompok ini pada Bulan Juli 2016 menyumbang inflasi sebesar 0,0387 persen. Sumbangan inflasi tertinggi diberikan oleh sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,0309 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok ini bulan Juli 2016 mengalami inflasi 0,69 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini , dua mengalami inflasi dan dua lainnya deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sandang wanita sebesar 0,13 persen.

Kelompok ini menyumbang inflasi 0,0533

persen. Inflasi tertinggi disumbangkan oleh sub

kelompok sandang wanita sebesar 0,0024 persen.

No. Kelompok/ Sub Kelompok Perumahan, Air, List rik, Gas & Bahan

Bakar 0 .17 0 .0 3 8 7

1 Biaya tempat tinggal 0.18 0.0205 2 Bahan bakar, penerangan dan air 0.59 0.0309 3 Perlengkapan rumahtangga -0.29 -0.0121 4 Penyelenggaraan rumahtangga -0.04 -0.0005

Tabel 5.

Inf lasi dan Sumbangan Kelompok Perumahan, Air,

Inf lasi Sumbangan List rik, Gas, dan Bahan Bakar Juli 2 0 16 ( %)

(5)

5. Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan bulan ini tidak mengalami perubahan. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, satu sub kelompok mengalami inflasi dan satu sub kelompok lainnya deflasi. Inflasi terjadi pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,04 persen dan deflasi terjadi pada sub kelompok obat-obatan sebesar -0,14 persen.

Kelompok ini pada bulan Juli 2016 menyumbang deflasi -0,0004 persen. Kontribusi deflasi diberikan oleh sub kelompok obat-obatan sebesar -0,0009 persen.

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga

Kelompok ini pada bulan Juli 2016 mengalami inflasi 0,20 persen. Dari 5 sub kelompok yang ada, 4 sub kelompok mengalami inflasi, sedangkan 1 sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok jasa pendidikan sebesar 0,33 persen.

Kelompok ini di bulan Juli 2016 menyumbang inflasi sebesar 0,0115 persen. Sumbangan inflasi tertinggi diberikan oleh sub kelompok jasa pendidikan sebesar 0,0101 persen.

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Juli 2016 mengalami inflasi 1,12 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 1 sub kelompok inflasi, 1 sub kelompok deflasi dan 2 sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan (stabil). Inflasi terjadi pada sub kelompok transpor sebesar 1,68 persen.

Kelompok ini di bulan Juli 2016 memberi kontribusi inflasi 0,1971 persen. Sub kelompok yang memberikan kontribusi positif adalah sub kelompok transpor sebesar 0,1975 persen.

N o . Kelo mp o k/ Sub Kelo mp o k

Kesehatan 0 .0 0 - 0 .0 0 0 4

1 Jasa Kesehatan 0.00 0.0000

2 Obat-obatan -0.14 -0.0009

3 Jasa Perawatan jasmani 0.00 0.0000

4 Perawatan jasmani dan kosmetika 0.04 0.0006

T ab el 7.

Inf lasi d an Sumb ang an Kelo mp o k Kesehat an Juli 2 0 16 ( %)

Inf lasi Sumb ang an

N o . Kelo mp o k/ Sub Kelo mp o k

Pend id ikan, R ekr easi & Olah

R ag a 0 .2 0 0 .0 115 1 Jasa Pendidikan 0.33 0.0101 2 Kursus2 / Pelatihan 0.00 0.0000 3 Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 0.10 0.0008 4 Rekreasi 0.01 0.0001 5 Olah raga 0.32 0.0005 T ab el 8 .

Inf lasi d an Sumb ang an Kelo mp o k Pend id ikan R ekr easi & Olah R ag a Juli 2 0 16 ( %)

Inf lasi Sumb ang an

N o . Kelo mp o k/ Sub Kelo mp o k

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1.12 0.1971

1 Transpor 1.68 0.1975

2 Komunikasi Dan Pengiriman 0.00 0.0000

3 Sarana dan Penunjang Transpor -0.03 -0.0004

4 Jasa Keuangan 0.00 0.0000

T ab el 9 .

Inf lasi d an Sumb ang an Kelo mp o k T ransp o r, Ko munikasi d an Jasa Keuang an Juli 2 0 16 ( %)

(6)

PERBANDINGAN INFLASI PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2012 – 2016

Pada bulan Juli tahun 2016 Sulawesi Selatan mengalami inflasi 1,04 persen, inflasi bulan ini lebih rendah dibanding tahun 2013 sebesar 3,05 persen, tahun 2015 sebesar 1,19 persen dan tahun 2014 sebesar 1,17 persen, tapi masil lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 sebesar 0,68 persen.

Laju inflasi tahun kalender Sulawesi Selatan Juli 2016 sebesar 2,30 persen lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar 5,41 persen, tahun 2014 sebesar 3,14 persen, tahun 2012 sebesar 3,03 persen dan 2015 sebesar 2,64 persen.

Laju inflasi ”year on year” Sulawesi Selatan (Juli 2016 terhadap Juli 2015) sebesar 4,14 persen lebih rendah dibanding periode tahun 2015 sebesar 8,08 persen, tahun 2013 sebesar 6,82 persen dan tahun 2014 sebesar 4,25 persen, tapi masih lebih tinggi dibanding tahun 2012 sebesar 3,82.

Tabel 10

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan Tahun ke Tahun, Tahun 2012 – 2016

Inflasi (2007 = 100)2012 (2007 = 100)2013 (2012 = 100)2014 (2012 = 100)2015 (2012 = 100) 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Juli 0,68 3,05 1,17 1,19 1,04

2. (Juli) tahun kalender 3,03 5,41 3,14 2,64 2,30

(7)

JULI 2016 KOTA MAKASSAR INFLASI 1,13 PERSEN

Kota Makassar pada Juli 2016 ini mengalami inflasi 1,13 persen, atau terjadi perubahan indeks dari 124,16 pada bulan Juni 2016 naik menjadi 125,56 pada bulan Juli 2016. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Juli 2016) sebesar 2,46 persen, dan laju inflasi ”year on year” (Juli 2016 terhadap Juli 2015) sebesar 4,46 persen.

Inflasi dipicu oleh naiknya harga-harga komoditi yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 3,25 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,35 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,15 persen; kelompok sandang sebesar 0,79 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,01 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,08 persen.

Tabel 11

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Makassar Juli 2016, Tahun kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Desember 2015 IHK Juni 2016 IHK Juli 2016 Inflasi Juni 20161) Laju Inflasi Tahun Kalender 2016 2) Inflasi Tahun ke Tahun 3) Andil (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) U M U M 122,54 124.16 125.56 1.13 2.46 4.46 1. Bahan Makanan 137,12 142.04 146.65 3.25 6.95 11.79 0.7757 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan

Tembakau 120,04 122.14 122.57 0.35 2.11 4.09 0.0579

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 120,26 122.24 122.42 0.15 1.80 2.75 0.0348

4. Sandang 119,78 123.47 124.44 0.79 3.89 4.08 0.0616

5. Kesehatan 115,74 117.68 117.78 0.08 1.76 2.28 0.0034

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 108,19 108.33 108.34 0.01 0.14 2.19 0.0005 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 120,27 117.08 118.35 1.08 -1.60 -0.55 0.1920

1) Persentase perubahan IHK Juli 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK Juli 2016 terhadap IHK Desember 2015 3) Persentase perubahan IHK Juli 2016 terhadap IHK Juli 2015

(8)

PERBANDINGAN ANTAR KOTA IHK DI PULAU SULAWESI

Kota-kota IHK di wilayah pulau Sulawesi yang berjumlah 11 kota, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bau-bau sebesar 1,54 persen dengan IHK 130,17, terendah di Gorontalo sebesar 0,06 persen dengan IHK 121,72. (lihat tabel 12 kolom 6).

Laju inflasi tertinggi berdasarkan tahun kalender terjadi di Kendari sebesar 3,04 persen; diikuti berturut-turut Bau-bau sebesar 2,74 persen; Palopo sebesar 2,49 persen; Makassar sebesar 2,46 persen; Parepare sebesar 2,12 persen; Mamuju sebesar 1,43 persen; Gorontalo sebesar 1,25 persen; Watampone sebesar 1,11 persen; Palu sebesar 0,64 persen; Manado sebesar 0,12 persen dan Bulukumba sebesar -0,02 persen

Laju inflasi tertinggi berdasarkan ”tahun ke tahun” (Juli 2016 terhadap Juli 2015) terjadi di Makassar sebesar 4,46 persen; diikuti berturut-turut Kendari sebesar 4,38 persen; Gorontalo sebesar 4,18 persen; Palopo sebesar 3,97 persen; Mamuju sebesar 3,93 persen; Bau-bau sebesar 3,82 persen; Manado sebesar 3,47 persen; Palu sebesar 3,25 persen; Parepare sebesar 3,16 persen; Watampone sebesar 2,47 persen dan Bulukumba sebesar 1,28 persen.

Tabel 12

Perbandingan Indeks dan Inflasi Juli 2016 Antar Kota di Pulau Sulawesi (2012=100)

No. K o t a IHK Desember 2015 IHK Juni 2016 IHK Juli 2016 Inflasi Juli 2016 1) Laju Inflasi Tahun Kalender 2016 2) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. BAU-BAU 126,70 128.20 130.17 1.54 2.74 3.82 02. PAREPARE 119,57 120.53 122.11 1.31 2.12 3.16 03. MAKASSAR 122,54 124.16 125.56 1.13 2.46 4.46 04. MANADO 125,20 124.31 125.35 0.84 0.12 3.47 05. KENDARI 118,06 120.72 121.65 0.77 3.04 4.38 06. PALOPO 120,48 122.65 123.48 0.68 2.49 3.97 07. MAMUJU 122,78 123.74 124.53 0.64 1.43 3.93 08. PALU 125,22 125.53 126.02 0.39 0.64 3.25 09. WATAMPONE 118,49 119.46 119.81 0.29 1.11 2.47 10. BULUKUMBA 128,34 128.21 128.32 0.09 -0.02 1.28 11. GORONTALO 120,22 121.65 121.72 0.06 1.25 4.18

1) Persentase perubahan IHK Juli 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK Juli 2016 terhadap IHK Desember 2015 3) Persentase perubahan IHK Juli 2016 terhadap IHK Juli 2015

(9)

INFLASI MENURUT KOMPONEN JULI 2016

Komponen inti Sulawesi Selatan pada bulan Juli 2016 inflasi sebesar 0,33 persen, komponen diatur pemerintah inflasi 1,40 persen; dan komponen bergejolak inflasi 2,84 persen. Sementara itu komponen inti untuk kota Makassar pada Juli 2016 mengalami inflasi sebesar 0,35 persen; komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi 1,34 persen, dan komponen bergejolak inflasi 3,28 persen. Kota Watampone komponen inti inflasi sebesar 0,31 persen; harga diatur pemerintah inflasi 0,07 persen; dan komponen bergejolak inflasi 0,40 persen. Kota Parepare komponen inti inflasi 0,34 persen; harga diatur pemerintah inflasi 1,58 persen; dan komponen bergejolak inflasi 3,72 persen. Kota Palopo komponen inti inflasi sebesar 0,12 persen; harga diatur pemerintah inflasi 3,70 persen; dan komponen bergejolak deflasi 0,09 persen. Kota Bulukumba komponen inti inflasi 0,16 persen; harga diatur pemerintah inflasi 0,13 persen; dan komponen bergejolak deflasi 0,12 persen.

Tabel 13

Laju Inflasi Juli 2016, Inflasi Tahun Kalender 2016 dan Inflasi Year on Year Menurut Komponen

Di Provinsi Sulawesi Selatan

Komponen

Kota Makassar Kota Watampone Kota Parepare

IHK Juli 2016 Perubahan IHK (%) IHK Juli 2016 Perubahan IHK (%) IHK Juli 2016 Perubahan IHK (%) Juli 2016 Tahun Kalender 2016 Year on Year Juli 2016 Tahun Kalender 2016 Year on Year Juli 2016 Tahun Kalender 2016 Year on Year (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) U M U M 125.56 1.13 2.46 4.46 119.81 0.29 1.11 2.47 122.11 1.31 2.12 3.16 Inti 118.02 0.35 2.24 3.60 111.67 0.31 1.64 2.26 113.78 0.34 2.20 2.99 Harga Diatur Pemerintah 127.99 1.34 -2.39 -1.60 126.94 0.07 -2.88 -2.24 138.06 1.58 -0.70 -1.12 Bergejolak 149.52 3.28 7.14 12.31 139.60 0.40 2.59 6.40 135.68 3.72 4.26 7.32 Komponen

Kota Palopo Kota Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan IHK Juli 2016 Perubahan IHK (%) IHK Juli 2016 Perubahan IHK (%) IHK Juli 2016 Perubahan IHK (%) Juli 2016 Tahun Kalender 2016 Year on Year Juli 2016 Tahun Kalender 2016 Year on Year Juli 2016 Tahun Kalender 2016 Year on Year (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) U M U M 123.48 0.68 2.49 3.97 128.32 0.09 -0.02 1.28 124.93 1.04 2.30 4.14 Inti 116.28 0.12 3.13 3.83 125.04 0.16 2.22 2.24 117.76 0.33 2.26 3.46 Harga Diatur Pemerintah 135.94 3.70 1.45 2.00 141.88 0.13 -1.51 1.73 129.52 1.40 -2.03 -1.28 Bergejolak 135.02 -0.09 1.66 5.77 128.00 -0.12 -3.99 -1.22 146.47 2.84 6.02 10.83

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ISLAMIC

1 főre eső nettó jövedelem 1000 lakosra vetített szellemi álláskeresők száma 1000 lakosra számított éttermek, büfék száma 1000 lakosra vetített

Kemampuan dalam mengambil keputusan adalah sangat penting bagi Kemampuan dalam mengambil keputusan adalah sangat penting bagi klien untuk menyelesaikan masalah kegawatdaruratan

Untuk Indonesia, berdasarkan fakta bahwa pertumbuhan penduduk setiap periode selalu mengalami perubahan, maka jelas bahwa Indonesia tidak tepat jika didekati dengan model

kekurangan dan kelebihan, begitupula teknik ARTS.. 1) Teknik ini memiliki struktur yang memudahkan terjadinya interaksi spontan dan alamiah karena kolaborasi guru

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Pengembangan Lab Dalam Kepingan (LDK) Berbasis Kertas Untuk Penentuan Kadar Asam Urat, Protein, dan pH

Abstrak: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan komparatif untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan tentang

Pembangunan Bangunan Dam Parit 1 Paket Kelompok Tani Vois Desa Tunas Muda.. Pembangunan Bangunan Dam Parit 1 Paket Kelompok Jujuk Permai