BPS PROVINSI JAWA TIMUR
No. 15/03/35/Th.XI, 1 Maret 2013
P
ERKEMBANGANI
NDEKSH
ARGAK
ONSUMEN/
I
NFLASIJ
AWAT
IMURB
ULANF
EBRUARI2013
Bulan Februari 2013 Jawa Timur mengalami Inflasi sebesar 0,97 persen
Pada bulan Februari 2013 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,97 persen. Dari 7 kota IHK di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 1,03 persen, diikuti oleh Sumenep sebesar 1,00 persen, Jember sebesar 0,95 persen, Kediri sebesar 0,94 persen, Malang sebesar 0,88 persen, Probolinggo sebesar 0,86 persen, dan inflasi terendah terjadi di Madiun sebesar 0,75 persen.
Inflasi Jawa Timur bulan Februari 2013 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikkan harga yang ditunjukkan oleh kenaikkan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 2,71 persen, kelompok perumahan sebesar 1,37 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,50 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,31 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,09 persen, dan kelompok transpor-komunikasi-jasa/keuangan sebesar 0,06 persen. Sementara itu, kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 1,05 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah bawang putih, tomat sayur, tarip listrik, bawang merah, tukang bukan mandor, kontrak rumah, upah pembantu rumah tangga, batu bata/batu tela, jagung muda dan nasi.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah emas perhiasan, tarip kereta api, ketimun, kacang panjang, ikan bandeng, cumi-cumi, cabe merah, udang basah, kentang, dan labu siam/jipang. Dari 6 ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 1,10 persen, diikuti oleh Bandung dan Surabaya masing-masing sebesar 1,03 persen, Yogyakarta sebesar 0,93 persen, Semarang sebesar 0,90 persen, dan inflasi terendah terjadi di Jakarta sebesar 0,65 persen. Dari 66 kota IHK nasional, 60 kota mengalami inflasi dan 6 kota lainnya mengalami deflasi. Lima kota yang
mengalami inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 3,15 persen, diikuti oleh Lhok Seumawe sebesar 1,78 persen, Manado sebesar 1,30 persen, Cilegon sebesar 1,23 persen dan Denpasar sebesar 1,19 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 2,29 persen, diikuti oleh Maumere sebesar 0,92 persen, Kendari dan Palangkaraya masing-masing sebesar 0,10 persen, dan Gorontalo sebesar 0,06 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Desember 2012-Februari 2013) Jawa Timur mencapai 1,96 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Februari 2013 terhadap Februari 2012) Jawa Timur sebesar 5,89 persen.
1. Inflasi Jawa Timur
Penghitungan inflasi Jawa Timur tahun 2013 didasarkan pada hasil pemantauan/pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pasar tradisional dan pasar modern di 7 kota IHK nasional yaitu; Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Sumenep, Probolinggo, dan Madiun.
Dari hasil pendataan tersebut diperoleh bahwa pada bulan Februari 2013 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,97 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 136,83 pada bulan Januari 2013 menjadi 138,16 pada bulan Februari 2013. Apabila dilihat inflasi yang terjadi selama tujuh tahun terakhir pada bulan yang sama, maka inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 0,97 persen, diikuti tahun 2009 sebesar 0,78 persen, tahun 2008 sebesar 0,58 persen, tahun 2010 sebesar 0,31 persen, tahun 2007 sebesar 0,26 persen, tahun 2012 sebesar 0,26 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 0,16 persen.
Inflasi Jawa Timur bulan Februari 2013 terjadi karena sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikkan harga yang ditunjukkan oleh kenaikkan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 2,71 persen, kelompok perumahan sebesar 1,37 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,50 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,31 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,09 persen, dan kelompok transpor-komunikasi-jasa/keuangan sebesar 0,06 persen. Sementara itu, kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 1,05 persen.
Tingginya inflasi di kelompok bahan makanan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,63 persen, inflasi tertinggi pada kelompok ini terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 13,12 persen dan memberikan sumbangan inflasi tertinggi sebesar 0,25 persen, komoditas yang mengalami inflasi dan memberikan sumbangan inflasi yang sangat signifikan pada sub kelompok ini adalah bawang putih, tomat sayur, dan bawang merah. Sub kelompok bumbu-bumbuan ini mengalami inflasi yang cukup besar di semua kota IHK Jawa Timur, karena pada umumnya dipengaruhi oleh permintaan yang sangat besar dan pengaruh curah hujan yang sangat tinggi pada tiga bulan terakhir tahun ini. Sub kelompok lain yang mengalami inflasi yang cukup besar pada kelompok ini terjadi pada sub kelompok sayur-sayuran, mengalami inflasi sebesar 8,29 persen dan memberikan sumbangan yang cukup signifikan sebesar 0,15 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar sub kelompok ini adalah jagung muda. Selain itu kelompok lain yang memberikan sumbangan yang cukup besar terjadinya inflasi adalah kelompok perumahan mengalami inflasi sebesar 1,37 persen dan sumbangan inflasinya sebesar 0,29 persen, terutama pada sub kelompok biaya tempat tinggal mengalami inflasi sebesar 1,51 persen, dan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,15 persen. Komoditas yang memberikan andil besar pada sub kelompok ini adalah kontrak rumah. Laju inflasi bertambah besar setelah Pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan tarif listrik mulai bulan Januari 2013 secara bertahap triwulanan, sehingga pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air pada sub kelompok ini mengalami inflasi
sebesar 1,55 persen dan memberikan andil sebesar 0,09 persen, yang dipicu oleh kenaikkan tarif listrik pada Triwulan I tahun 2013 sebesar 3,25 persen dan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,085 persen.
Tekanan terhadap inflasi datang dari kelompok sandang sebesar 0,07 persen. Sub kelompok yang menghambat laju inflasi pada kelompok ini adalah sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,08 persen, komoditas yang mengalami deflasi adalah emas perhiasan. Tekanan terhadap inflasi semakin besar akibat turunnya harga tarip kereta api, ketimun, kacang panjang, bandeng, cumi-cumi, cabe merah, udang basah, kentang dan labu siam/jipang.
No. Komoditi Mak Jadi, Minuman, Rokok
dan Tembakau 0,4953 0,0911
1 Makanan Jadi 0,5918 0,0677
2 Minuman yang tdk beralkohol 0,3816 0,0134 3 Tembakau dan Min.
beralkohol 0,2781 0,0100
Tabel 2.
bulan Februari 2013 (%)
Inflasi Sumbangan
Inflasi dan Sumbangan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
No. Komoditi
BAHAN MAKANAN 2,7075 0,6330
1 Padi-2an, umbi-2an & hsl-nya 0,0868 0,0067 2 Daging & hasilnya 0,8850 0,0308 3 Ikan Segar 0,3749 0,0038 4 Ikan Diawetkan 7,3405 0,0446 5 Telur, Susu dan hsl-nya 0,5679 0,0137 6 Sayur-2an 8,2856 0,1467 7 Kacang-2an 1,0183 0,0157 8 Buah-2an 4,8334 0,1036 9 Bumbu-2an 13,1231 0,2511 10 Lemak dan Minyak 0,9761 0,0162 11 Bahan makanan lainnya 0,0161 0,0000
Tabel 1. bulan Februari 2013 (%)
Inflasi Sumbangan Inflasi dan Sumbangan Kelompok Bahan Makanan
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
Bahan Makanan
Kelompok ini pada bulan Februari 2013 mengalami inflasi sebesar 2,7075 persen. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 13,1231 persen, dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,0161 persen.
Kelompok ini di bulan Februari 2013
memberikan sumbangan positif sebesar 0,6330 persen. Sumbangan positif terbesar diberikan oleh sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,2511 persen dan sumbangan positif terkecil diberikan oleh sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,0000 persen.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok ini pada bulan Februari 2013 mengalami inflasi sebesar 0,4953 persen. Dari 3 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok makanan jadi sebesar 0,5918 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman berakhohol sebesar 0,2781 persen. Kelompok ini pada bulan Februari 2013 menyumbang inflasi sebesar 0,0911 persen. Sumbangan inflasi tertinggi diberikan oleh sub kelompok makanan jadi sebesar 0,0677 persen.
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Kelompok ini pada bulan Februari 2013 mengalami inflasi sebesar 1,3718 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 1,5527 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok perlengkapan rumahtangga sebesar 0,2381 persen.
Kelompok ini pada bulan Februari 2013 menyumbang inflasi sebesar 0,2864 persen. Sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,1527 persen, dan sumbangan inflasi terkecil diberikan oleh sub kelompok perlengkapan rumahtangga sebesar 0,0039 persen.
No. Komoditi
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan
Bakar 1,3718 0,2864
1 Biaya tempat tinggal 1,5121 0,1527
2 Bahan bakar, penerangan dan air 1,5527 0,0917
3 Perlengkapan rumahtangga 0,2381 0,0039
4 Penyelenggaraan rumahtangga 1,2414 0,0381
Tabel 3.
Inflasi dan Sumbangan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Inflasi Sumbangan
No. Komoditi
Sandang -1,0465 -0,0707
1 Sandang laki-laki 0,0667 0,0007
2 Sandang wanita 0,2639 0,0034
3 Sandang anak-anak 0,2967 0,0030
4 Barang pribadi dan
sandang lainnya -2,5665 -0,0778
Tabel 4.
Inflasi dan Sumbangan Kelompok Sandang bulan Februari 2013 (%)
Inflasi Sumbangan Sandang
Kelompok ini pada bulan Februari 2013 mengalami deflasi sebesar 1,0465 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami inflasi dan satu sub kelompok mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 2,5665 persen.
Kelompok ini pada bulan Februari 2013 menghambat deflasi sebesar 0,0707 persen. Hambatan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,0778 persen.
Kesehatan
Kelompok ini pada bulan Februari 2013 mengalami inflasi sebesar 0,3080 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok jasa perawatan jasmani sebesar 0,5695 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,2020 persen.
Kelompok ini pada bulan Februari 2013 menyumbang inflasi sebesar 0,0139 persen. Sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok obat-obatan sebesar 0,0043 persen.
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok ini pada bulan Februari 2013 mengalami inflasi sebesar 0,0949 persen. Dari 5 sub kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 3 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,4251 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok rekreasi sebesar 0,1500 persen.
Kelompok ini di bulan Februari 2013 menyumbang inflasi sebesar 0,0081 persen. Sumbangan inflasi terbesar diberikan oleh sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,0060 persen dan sumbangan inflasi terkecil diberikan oleh sub kelompok rekreasi sebesar 0,0021 persen.
No. Komoditi Kesehatan 0,3080 0,0139 1 Jasa Kesehatan 0,2686 0,0037 2 Obat-obatan 0,4632 0,0043 3 Jasa Perawatan jasmani 0,5695 0,0019
4 Perawatan jasmani dan
kosmetika 0,2020 0,0039
Tabel 5.
Inflasi dan Sumbangan Kelompok Kesehatan bulan Februari 2013 (%)
Inflasi Sumbangan
No. Komoditi
Pendidikan, Rekreasi & OR 0,0949 0,0081
1 Jasa Pendidikan 0,0000 0,0000 2 Kursus2 / Pelatihan 0,0000 0,0000 3 Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 0,4251 0,0060 4 Rekreasi 0,1500 0,0021 5 Olah raga 0,0000 0,0000 Tabel 6.
Inflasi dan Sumbangan Kelompok Pendidikan Rekreasi & Olah Raga
Inflasi Sumbangan bulan Februari 2013 (%)
Gambar 3.
Inflasi y-o-y 7 Kota dan Jawa Timur (Februari 2012 - Februari 2013)
5,89 6,13 6,82 6,21 6,04 6,84
5,25 5,72
Jbr. Smnp. Kdr. Mlg. Prob. Mdn. Sby. Jatim Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Kelompok ini pada bulan Februari 2013 mengalami inflasi sebesar 0,0622 persen. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi, dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok transpor sebesar 0,0934 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok komunikasi dan pengiriman sebesar 0,0000 persen.
Kelompok ini di bulan Februari 2013 menyumbang inflasi sebesar 0,0111 persen. Sub kelompok yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah sub kelompok transpor sebesar 0,0106 persen.
2. Inflasi 7 Kota di Jawa Timur
Dari 7 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan Februari 2013 ini, semua kota di Jawa Timur mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 1,03 persen dan inflasi terendah terjadi di Madiun sebesar 0,75 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar pada Inflasi di Jawa Timur adalah bawang putih, tomat sayur, tarip listrik, bawang merah, tukang bukan mandor, kontrak rumah, upah pembantu RT, batu bata/batu tela, jagung muda dan nasi. Sepuluh komoditas di Surabaya penyebab terjadinya inflasi tertinggi di banding dengan kota lainnya di Jawa Timur disebabkan oleh naiknya harga bawang putih, tarip listrik, tomat sayur, kontrak rumah, upah pembantu RT, jagung muda, bawang merah, melon, batu bata/batu tela dan tukang bukan mandor.
. Dilihat dari inflasi year-on-year (Februari 2013 terhadap Februari 2012), Jawa Timur mengalami inflasi 5,89 persen. Dari semua kota, inflasi y-o-y tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 6,84 persen, diikuti Sumenep sebesar 6,82 persen, Kediri sebesar 6,21 persen, Jember sebesar 6,13 persen, Malang sebesar 6,04 persen, Surabaya sebesar 5,72 persen dan inflasi terkecil terjadi di Madiun sebesar 5,25 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 3.
Gambar 2. Inflasi Jawa Timur Bulan Februari 2013 0,95 1,00 0,94 0,88 0,86 0,75 1,03 0,97 Jatim Sby Madiun Prob. Malang Kediri Sumenep Jember No. Komoditi
Transpor, Komunikasi & Jasa
Keuangan 0,0622 0,0111
1 Transpor 0,0934 0,0106
2 Komunikasi Dan Pengiriman 0,0000 -0,0002
3 Sarana dan Penunjang Transpor 0,0270 0,0007
4 Jasa Keuangan 0,0000 0,0000
Tabel 7.
Inflasi dan Sumbangan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Inflasi Sumbangan bulan Februari 2013 (%)
Gambar 4. Inflasi ibukota provinsi di Pulau Jawa dan Jawa Timur Bulan Februari 2013
0.65
1.10 1.03
0.90 0.93
1.03 0.97
Jakarta Serang Bandung Semarang
Yogyakarta Surabaya Jawa Timur
3. Inflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa
Dari 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 1,10 persen diikuti oleh Bandung dan Surabaya masing-masing sebesar 1,03 persen, Yogyakarta sebesar 0,93 persen, Semarang sebesar 0,90 persen, dan terendah di Jakarta sebesar 0,65 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 4.
Inflasi y-o-y bulan Februari 2013 pada enam ibukota provinsi di pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Semarang sebesar 6,00 persen diikuti oleh Serang sebesar 5.95 persen, Yogyakarta sebesar 5,91 persen, Surabaya sebesar 5.72 persen, Jakarta sebesar 5,44 persen dan inflasi terendah terjadi di Bandung sebesar 4,51 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Inflasi YoY Ibukota Provinsi Di Pulau Jawa dan Jatim (Februari 2012 - Februari 2013)
5.44 5.95 4.51
6.00 5.91 5.72 5.89
Jakarta Serang Bandung Semarang