• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran Jasa Tambahan (The Expanded Marketing Mix Service) terhadap Load Factor Travel X-Trans Jakarta - Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran Jasa Tambahan (The Expanded Marketing Mix Service) terhadap Load Factor Travel X-Trans Jakarta - Bandung."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

 

i

ABSTRAK

Dyah, 2009, Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran Jasa Tambahan (The Expanded Marketing Mix Service) Terhadap Load Factor Travel X – Trans Jakarta – Bandung, di bawah bimbingan Dr. Ir. Surachman Surjaatmadja, MM.

Dari hasil penelitian diketahui besarnya korelasi pearson antara bauran pemasaran jasa tambahan (The Expanded Marketing Mix Service) dengan Load Factor adalah 0,755 kemudian didapat besaran koefisien determinasi sebesar 76.03% untuk People, 39.5641% untuk Physical Evidence, dan 52.41% untuk Process. Bauran pemasaran jasa tambahan ditinjau dari tiga aspek, yaitu : People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik/lingkungan fisik), Process (Proses). Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif verifikatif. Tipe penelitian ini adalah deskriptif verifikatif. Unit analisis (Unit of Analysis) penelitian ini adalah individu yaitu para penumpang travel X – Trans jurusan Jakarta – Bandung. Dilihat dari waktu pengumpulan datanya (Time Horizon) penelitian ini bersifat cross section.

(2)

 

i

ABSTRACT

Dyah, 2009, The Effect on Application of The Marketing Mix Added Services (The Expanded Marketing Mix Service) to The Load Factor Surjaatmadja, MM.

Based on the observation, identified that Pearson Correlation number between the marketing mix for added services (The Expanded Marketing Mix Service) by load factor is 0,755 then obtained that Determination Coefficient number is, 76.03% for People, 39.5641% for Physical Evidence, and 52.41% for Process.

The marketing mix for added services is noticed by 3 (three) aspect, such as : People, Physical Evidence, Process. Observation method that been employed by writer are descriptive and verificative. These kinds of observation are description verification type of observation. The unit of analysis on this observation is individual, comprise of consumer X – Trans Jakarta – Bandung Travel. Based on the time collecting data (Time Horizon) this observation is typically cross-section.

(3)

  1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 14

1.3.Tujuan Penelitian ... 15

1.4. Kegunaan Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ... 17

2.1.1. Pengertian Jasa ... 17

2.1.2. Karakteristik Jasa ... 18

2.1.3. Perbedaan Antara Jasa dan Barang ... 20

2.1.4. Klasifikasi Jasa ... 22

2.1.5. Ruang Lingkup Pemasaran Jasa ... 25

2.1.6. Bauran Pemasaran Jasa ... 29

2.1.7. People (Orang) ... 30

2.1.7.1 Pelaksanaan Unsur People ... 32

2.1.7.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Unsur People... 33

2.1.8. Physical Evidence (Bukti Fisik atau Lingkungan Fisik) ... 33

2.1.8.1 Pelaksanaan Unsur Physical Evidence ... 38

(4)

 

i

2.1.9. Process (Proses) ... 39

2.1.9.1 Pelaksanaan Unsur Proses ... 41

2.1.9.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Unsur Process ... 41

2.1.9.3 Jasa Sebagai Suatu Proses ... 42

2.2. Jasa Angkutan ... 44

2.2.1. Definisi Angkutan ... 44

2.2.2. Penggolongan Alat Angkutan ... 45

2.3. Load Factor ... 48

2.4. Kerangka Pemikiran ... 49

2.5. Hipotesis ... 51

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 52

3.2. Metode Penelitian ... 52

3.2.1. Desain Penelitian ... 52

3.2.2. Definisi Operasional Variabel ... 53

3.2.3. Jenis Dan Sumber Data ... 57

3.2.4. Teknik Penentuan Sampel ... 57

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 59

3.4. Metode Analisis Data ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 67

4.1.1. Sejarah Perusahaan ... 67

4.1.2. Gambaran Umum X - Trans ... 69

4.1.3. Tugas Pokok Perusahaan ... 70

4.1.4. Nilai, Visi, dan Misi ... 71

4.1.5. Struktur Organisasi Dan Manajemen X – Trans... 71

4.2. Profil Responden ... 76

(5)

 

i

4.2.2. Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran Jasa Tambahan (The Expanded Marketing Mix) Terhadap Load Factor Travel X – Trans

Jakarta - Bandung ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 111 5.2. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ………. 114

(6)

 

Bandung Bulan Januari – juni 2008 ... ..8 Tabel V Tujuh Elemen Bauran Pemasaran Jasa ... 30 Tabel VI Elemen Physical Evidence 34

Tabel VII Definisi Operasional Variabel ... 55 Tabel VIII Jumlah Penumpang Travel Jakarta – Bandung X – Trans Pada

Pool Yang Berbeda Bulan Juni 2008 ... 58 Tabel IX Tingkat Keeratan Hubungan Korelasi ... 64 Tabel X Jenis Kelamin ... 77

Tabel XI Usia 78

Tabel XII Pekerjaan ... 78 Tabel XIII Pendapatan 79

Tabel XIV Tanggapan Responden Mengenai Karyawan Berpakaian Rapi / Sopan ... 81 Tabel XV Tanggapan Responden Mengenai mengenai Karyawan Dalam

Menangani Keluhan Penumpang ... 82 Tabel XVI Tanggapan Responden Mengenai Karyawan Mudah

Memberikan Informasi Yang Dibutuhkan Penumpang ... 83 Tabel XVII Tanggapan Responden Mengenai Karyawan Perhatian

Terhadap Keinginan Dan Kebutuhan Penumpang ... 84 Tabel XVIII Tanggapan Responden Mengenai Karyawan Mampu Bersikap

(7)

 

i

Tabel XIX Tanggapan Responden Mengenai Travel Memenuhi Standar Keamanan ... 87 Tabel XX Tanggapan Responden Mengenai Kenyamanan Penggunaan Jasa Travel ... 88 Tabel XXI Tanggapan Responden Mengenai kebersihan Travel ... 89 Tabel XXII Tanggapan Responden Mengenai Sarana Dan Prasarana

Travel Memadai…….……….……..………...…90 Tabel XXIII Tanggapan Responden Mengenai Sarana Dan Prasarana Pool

Keberangkatan Dan Kedatangan Travel………..91 Tabel XXIV Tanggapan Responden Mengenai Pemesanan Tiket Mudah…...92 Tabel XXV Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Jadwal

Keberangkatan………..93 Tabel XXVI Tanggapan Responden Mengenai Jaminan Keselamatan

Dalam Perjalanan ………...95 Tabel XXVII Tanggapan Responden Mengenai Keamanan Perjalanan

Terjamin…..……….96 Tabel XXVIII Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Penumpang

Dalam Satu Route Pemberangkatan……….97 Tabel XXIX Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Kursi Yang

Terisi Dalam Satu Rit Pemberangkatan…..………...99 Tabel XXX Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Kursi Yang

Tidak Terisi Dalam Satu Rit Pemberangkatan………...100 Tabel XXXI Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Load Factor

Yang Tidak Tercapai Dalam Satu Rit Pemberangkatan……...102 Tabel XXXII Korelasi Subvariabel Dan Variabel Bauran Pemasaran

Jasa Tambahan Terhadap Load Factor ….…………...……...104 Tabel XXXIII Korelasi Bauran Pemasaran Jasa Tambahan Terhadap

(8)

 

i

DAFTAR GAMBAR

(9)

 

i

LAMPIRAN - LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan.

2. Surat Penelitian Penyusuna Skripsi di X – Trans yang beralamat di Jl.

Cihampelas No. 145 Bandung.

3. Gambar Struktur Organisasi X – Trans.

4. Berita Acara Bimbingan.

5. Kuesioner Penelitian.

6. Tabulasi Nilai Total Tanggapan Responden (ordinal).

(10)

Bab I Pendahuluan 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Dalam kondisi perekonomian saat ini, kenyataannya bahwa banyak

perusahaan-perusahaan menghadapi persaingan semakin ketat dalam menjual

produk atau jasa kepada konsumen. Oleh karena itu perusahaan dihadapkan

kepada masalah pengelolaan yang kompleks. Perusahaan harus meningkatkan

pengelolaan sumber daya yang dimiliki serta dituntut untuk dapat melihat peluang

yang ada, agar dapat mengatasi masalah persaingan yang dihadapi baik dalam

jangka panjang maupun jangka pendek. Selain itu perusahaan juga harus dapat

memberikan kepuasan yang optimal kepada konsumennya (Buchari Alma

1998:35).

Secara umum kinerja perekonomian di Indonesia dibandingkan dengan

negara-negara berkembang lainnya masih tampak tertinggal, tetapi ada pula

beberapa sektor perekonomian Indonesia yang telah mengalami pertumbuhan,

khususnya pada sektor industri. Selain itu sektor pengangkutan dan komunikasi

juga memberikan kontribusi yang baik pula bagi Produk Domestik Bruto (PDB).

(11)

Bab I Pendahuluan 2

Tabel I

Produk Domestik Regional Bruto Kota Jakarta Tahun 2003 – 2006

No Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006

Industri Pengolahan ( Tanpa

Migas)

Listrik,Gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel &

Restoran

Pengangkutan dan

Komunikasi

Keuangan, Persewaan & jasa

Perusahaan

PDRB / GRDP 334.331.300 375.561.523 433.860.253 501.584.807 Sumber : Badan Pusat Statistik 2007

Berdasarkan tabel diatas, perkembangan pengangkutan dan komunikasi

dari tahun ke tahun sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 selalu mengalami

kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha di bidang tersebut mengalami

kemajuan, tampak pada struktur perekonomian DKI Jakarta yang mulai bergeser

dari struktur pertanian menjadi industri dan perdagangan. Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya dukungan yang memadai di bidang pengangkutan

dan komunikasi. Berdasarkan data triwulan IV – 2007 secara umum pulau Jawa

masih merupakan kontributor terbesar terhadap perekonomian Indonesia (58,2%),

dimana DKI Jakarta merupakan propinsi penyumbang terbesar (15,9%) dengan

(12)

Bab I Pendahuluan 3

dominasi perekonomian di Jawa, khususnya DKI Jakarta yaitu sumbangan

ekonominya cenderung menurun (Berita Resmi Statistik, Februari 2008).

Dengan adanya laju pertumbuhan ekonomi tersebut menjadikan kota

Jakarta sebagai target/tujuan utama para pengusaha untuk berlomba-lomba

mencari peluang bisnis. Sebagai konsekuensinya PEMDA DKI harus mampu

menyediakan sarana angkutan darat yang memadai baik dari segi kwantitas

(jumlah) maupun kwalitas (keandalan kendaraan), para pengguna jasa angkutan

akan merasa nyaman apabila jumlah kendaraannya cukup, sehingga penumpang

merasa nyaman, tidak berdesak-desakan dan merasa puas karena dapat tepat

waktu baik keberangkatan maupun kedatangan di pool yang telah ditentukan.

Berkat keandalan kendaraan, maka dampak lainnya adalah lalu lintas menjadi

lancar karena tidak ada kendaraan yang mengalami kerusakan/mogok di jalan.

Untuk pemberian izin trayek, selain trayek di dalam kota perlu diperhatikan pula

kemudahan dalam pemberian ijin utuk trayek kendaraan keluar kota terutama

untuk kota-kota disekitar DKI Jakarta. Izin tersebut dapat diberi asalkan sudah

memenuhi syarat administrasi, terutama untuk kelayakan kendaraannya.

Hal tersebut diperlukan untuk mendukung kepentingan para pengguna jasa

misalnya : pegawai/karyawan dan pengusaha yang berkantor/tempat bisnisnya di

Jakarta, tetapi tempat tinggalnya diluar wilayah DKI. Atau dapat pula dikatakan

untuk mendukung keinginan masyarakat Jakarta yang hendak berekreasi pada

(13)

Bab I Pendahuluan 4

Tabel II

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Tahun 2003 – 2006

No Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006

Industri Pengolahan ( Tanpa

Migas)

Listrik,Gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel & Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan & jasa

Perusahaan

PDRB 23.895.430 27.977.195 34.792.184 43.491.380

Sumber : Badan Pusat Statistik 2007

Berdasarkan tabel diatas di Kota Bandung sebagaimana halnya DKI

Jakarta perkembangan pengangkutan dan komunikasi dari tahun ke tahun sejak

tahun 2003 sampai tahun 2006 selalu mengalami kenaikan. Kota Bandung

walaupun tidak memiliki kemajuan Produk Domestik Regional Bruto setara

dengan DKI Jakarta, tetapi masih memiliki kelebihan di bidang lainnya antara lain

wisata alam, wisata kuliner, tempat perbelanjaan yang menjual hasil produksi atau

kerajinan yang bersifat spesifik yang sudah dikenal banyak orang, misalnya sepatu

Cibaduyut, dan pakaian-pakaian yang terbuat dari bahan jeans di Cihampelas.

Hal ini terbukti bahwa berdasarkan tabel diatas perkembangan Perdagangan,

Hotel & Restoran dari tahun ke tahun sejak tahun 2003 sampai tahun 2006 selalu

mengalami kenaikan yang signifikan. Kelebihan lain yang dimiliki oleh Kota

Bandung adalah tentang tenaga kerja yang memadai baik secara kwalitas (jumlah)

(14)

Bab I Pendahuluan 5

seperti ITB, UNPAD, MARANATHA, dan UNPAR. Sebagai kota wisata,

Bandung banyak dikunjungi wisatawan dan masyarakat dari kota lain disekitarnya

seperti Jakarta, Jogja, Semarang, Surabaya dan kota-kota besar lainnya.

Seperti halnya PEMDA DKI Jakarta maka PEMDA kota Bandung harus

mampu juga untuk menyediakan sarana angkutan darat yang memadai untuk

pemberian ijin trayek kendaraan umum dalam kota, guna melayani keperluan

wisatawan dan masyarakat yang akan berbelanja atau melakukan kegiatan di

dalam kota Bandung, sedangkan untuk pemberian ijin trayek kendaraan umum ke

luar kota Bandung adalah untuk mempermudah wisatawan atau masyarakat luar

kota yang akan berkunjung ke Bandung dan untuk mendukung keperluan

masyarakat kota Bandung yang akan melakukan kegiatan baik sebagai karyawan

maupun pengusaha yang akan bekerja atau berbisnis diluar kota Bandung,

terutama di wilayah DKI Jakarta.

Jakarta dan Bandung adalah sama-sama kota besar dan sebagai ibu kota

propinsi yang berdekatan walaupun memiliki perbedaan tetapi ada juga

persamaannya yaitu sama-sama berbasis struktur perekonomian industri dan

perdagangan. Untuk itu apabila antara Jakarta dan Bandung dipadukan melalui

moda transportasi maka akan memiliki hubungan yang saling melengkapi

kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Paska dibukanya tol Cipularang tahun 2005 perjalanan jarak tempuh

Jakarta – Bandung hanya kurang lebih dua jam, sedangkan apabila menggunakan

Kereta Api memerlukan waktu kurang lebih tiga jam. Sejak itu penumpang

(15)

Bab I Pendahuluan 6

angkutan (Kereta Api) ke moda angkutan jalan raya. Atas dasar hal tersebut

pengusaha transportasi tertarik untuk membuat bisnis di bidang travel jurusan

Jakarta – Bandung.

Perusahaan Travel yang melayani rute Jakarta - Bandung merupakan sub

sektor jasa pengangkutan darat, yaitu jenis Angkutan Antar Kota Antar Propinsi

(AKAP). Selain itu ada pula Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan

Angkutan Kota Dalam Kota (AKDK).

Tabel III

Beberapa Perusahaan (Travel) Berdasarkan Tarif/Dengan Sistem

Pengangkutan Jakarta – Bandung Di Kota Bandung Tahun 2008

Nama Perusahaan Tarif Keterangan

1 X-Trans Rp 70.000,- Pool ke pool

(16)

Bab I Pendahuluan 7

Dari beberapa perusahaan travel Bandung – Jakarta diatas, dapat dilihat

bahwa tarif setiap perusahaan tidak jauh berbeda, karena adanya peraturan

pemerintah yang mengaturnya, agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa travel yang memiliki tarif tertinggi adalah :

X-Trans, Cipaganti Shuttle, dan Transline. Ketiga travel tersebut tetap mampu

bersaing dengan travel-travel lainnya, walaupun ketiga trafel tersebut menetapkan

tarif lebih tinggi, jika dibandingkan dengan travel-travel lainnya. Travel lain yang

tarifnya rendah adalah : Baraya Travel, dan V3 Trans, dll.

Secara umum perusahaan bertujuan untuk tetap hidup dan berkembang

baik perusahaan jasa maupun industri. Hal ini dilakukan perusahaan agar

memperoleh keuntungan dengan mempertahankan yang sudah ada, bahkan

diusahakan untuk semakin meningkatkan pelayanan yaitu dengan cara

meningkatkan dan mempertahankan pangsa pasar. Dalam hal ini banyak faktor

yang mempengaruhi perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung

sehingga mau tidak mau perusahaan harus bisa merubah atau memanfaatkan

faktor-faktor yang mempengaruhinya menjadi suatu bantuan yang berguna bagi

tujuan perusahaan (Fandy Tjiptono,2000:20).

Occupancy Rate/Load Factor merupakan tujuan utama perusahaan angkutan. Maksimum dari potensi pasar yang diharapkan dapat diperoleh sebuah

perusahaan individual dalam sebuah industri untuk sebuah produk yang spesifik

(Galih Deden, 2006). Seperti halnya perusahaan lain, X-Trans juga berupaya

untuk dapat memperoleh laba, sehingga perusahaan dapat tumbuh dan

(17)

Bab I Pendahuluan 8

angkutan penumpang sebanyak mungkin, sehingga hasil penjualannya dapat

melebihi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Kaitannya dengan angkutan

Travel AKAP adalah jumlah kursi yang terisi dapat dibandingkan dengan jumlah

kursi yang tersedia, hal ini lebih dikenal dengan istilah Occupancy Rate/Load

Factor. Jumlah kursi dan jumlah penumpang yang disediakan X-Trans dalam skala jumlah penumpang yang dirata-ratakan pada bulan Januari – Juni 2008,

disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel IV

Realisasi dan Load Factor Jasa Travel X-Trans Jakarta – Bandung Bulan

Januari – Juni 2008

Tujuan Jumlah

Sumber : Manajemen X-Trans Cihampelas, 2008.

Dari data realisasi jumlah operasi dan jumlah penumpang X-Trans pada

tabel diatas terlihat bahwa jumlah Load Factor tiap tempat tujuan tidaklah sama

pada bulan Januari – Juni 2008. Pada tujuan Blora jumlah kursi terisi dan jumlah

penumpangnya menempati peringkat tertinggi di antara tempat tujuan lainnya

yaitu pada jumlah kursi terisi mencapai 895 dan jumlah penumpangnya mencapai

7001 orang/penumpang dengan rata-rata 78,2%. Pada tujuan Semanggi jumlah

(18)

Bab I Pendahuluan 9

orang/penumpang dengan rata-rata 51,4%. Pada tujuan Tomang jumlah kursi

terisinya paling kecil dibandingkan tempat tujuan lainnya yaitu mencapai 295 dan

jumlah penumpangnya mencapai 1967 orang/penumpang dengan rata-rata 67,6%.

Pada tujuan Bandara menempati posisi kedua tertinggi yang mana jumlah kursi

terisinya mencapai 562 dan jumlah penumpangnya mencapai 3612

orang/penumpang dengan rata-rata 64,3%. Pada tujuan Pancoran jumlah kursi

terisinya mencapai 460 dan jumlah penumpagnya mencapai 2786

orang/penumpang dengan rata-rata 60,6%.

Jika dilihat dari tabel realisasi dan Load Factor diatas, maka tampak tidak

pernah mencapai target atau Load Factor tidak pernah 100%. Hal ini disebabkan

kemungkinan oleh tidak tepatnya alat bauran pemasaran yang dipakai. Bauran

pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk

terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran (Kotler, 2005 : 17).

Ada 4 faktor yang termasuk Bauran Pemasaran yang dikenal dengan “The 4 P’s”

yaitu : Produc, Price, Place, Promotion. Untuk perusahaan yang menghasilkan

produk barang dan jasa, selain komponen-komponen bauran pemasan diatas,

menurut Booms dan Bitner yang dikutip oleh Kotler (2005; 116)

™ Jasa. Jasa adalah apa saja yang dapat ditawarkan oleh perusahaan pada pasar

yang dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen

(Kotler, 2003 : 395).

Produk yang ditawarkan oleh X-Trans adalah produk jasa transportasi darat

antar kota dengan menggunakan travel (dalam trayek Jakarta – Bandung )

(19)

Bab I Pendahuluan 10

™ Harga. Harga adalah jumlah uang (Kemungkinan di tambah beberapa barang)

untuk memperoleh kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang

menyertainya (Kotler, 2003 : 345).

Harga yang diberikan X-Trans berdasarkan jarak tempuh, dan pertimbangan

biaya oprasional yang dikeluarkan setelah ada kenaikan harga BBM pada

bulan Juli 2008 adalah :

Harga Umum yaitu Rp 70.000,-

Harga Khusus/Pelajar yaitu Rp 60.000,-

™ Promosi. Promosi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan

produknya ke pasar sasaran (kotler, 2003 : 397).

Promosi yang dilakukan oleh pihak X-Trans melalui media cetak,

membagikan brosur-brosur, serta melalui promosi secara langsung yaitu

seperti dari mulut kemulut dan dari para penumpang.

™ Distribusi. Distribusi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan

untuk membuat produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia bagi

pelanggan sasaran (Kotler, 2003:400).

Dalam rangka memberikan pelayanan kepada penumpang, travel X-Trans

Bandung memberikan beberapa alternatif tempat sebagai pool

pemberangkatan dan kedatangan menuju Jakarta yaitu di Cihampelas

(Promenade, Bumi X-Trans), Dago, MTC, Kopo. Dengan demikian calon

(20)

Bab I Pendahuluan 11

tempat tinggalnya di Bandung atau merupakan pool terdekat dari tujuan

penumpang yang berangkat dari Jakarta.

Karena Travel merupakan perusahaan jasa, maka bauran pemasaran yang

tepat untuk digunakan menurut (Rust, 1996:11) sesuai dengan karakteristiknya

memerlukan tambahan alat yang disebut The Expanded Marketing Mix yaitu :

Physical evidence, People (participants) and process. Dengan demikian The Service Marketing Mix mencakup The Sevent Ps (Rust, 1996;11). Dalam proses pemasaran jasa, markrting mix inilah yang membentuk nilai jasa bagi pelanggan

(customer value).

™ Orang/people. Orang/people adalah dalam hubungan dengan pemasaran jasa,

maka people berfungsi sebagai service provider yang sangat mempengaruhi

kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam people ini berhubungan

dengan seleksi, motivasi, pelatihan, dan pengembangan, dan manajemen

SDM. Pentingannya people dalam pemasaran jasa berkaitan erat dengan

Internal Marketing. Internal Marketing adalah interaksi atau hubungan antara setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan, dalam hal ini dapat

diposisikan sebagai Internal Customer dan Internal Supplier (Rambat

Lupioyadi 2001;63).

Pada X-Trans seluruh karyawan diberi pelatihan untuk bagaimana cara

melayani para penumpang dengan baik, baik itu pada saat di pool tempat

tunggu, ataupun pada saat pelayanan didalam travel saat perjalanan.

™ Proses. Proses adalah merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri

(21)

Bab I Pendahuluan 12

dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada pelanggan (Rambat

Lupioyadi, 2001;64).

Proses yang dilakukan oleh X-Trans adalah memberikan jasa pelayanan

transportasi travel Jakarta Bandung sesuai dengan yang diharapkan

penumpang dengan proses pelayanan terbaik, antara lain : adanya kemudahan

dalam proses pesan tiket karena dapat dipesan melalui telepon dan dilakukan

beberapa hari sebelum keberangkatan. Ruang tunggu sebelum keberangkatan

yang nyaman, pelayanan yang ramah dan penuh kekeluargaan. Selama

perjalanan penumpang merasa nyaman dan aman karena tempat duduk tidak

berdesakan dan dikemudikan oleh sopir yang berpengalaman. Waktu

berangkat dan kedatangannya pun tepat waktu.

™ Fisik / physical evidence. Bukti fisik / physical evidence adalah lingkungan

fisik perusahaan tempat penyedia jasa dan konsumen berinteraksi, ditambah

elemen tangible apa saja yang diguanakan untuk mengkomunikasikan atau

mendukung peranan jasa itu. Dalam bisnis jasa, pemasaran perlu

menyediakan petunjuk fisik untuk dimensi intangible jasa yang ditawarkan

perusahaan agar mendukung positioning, image, serta meningkatkan lingkup

produk (Rambat Lupioadi, 2001;60).

Bukti fisik yang digunakan oleh X-Trans untuk mendukung jasa-jasa yang

diberikan kepada penumpang adalah alat transportasi/mobil yang digunakan

berupa travel, kelengkapan perlengkapan travel, tersedia kantor cabang di

(22)

Bab I Pendahuluan 13

pelayanan yang ramah dan informatif dari CSO, adanya SOP (Standart

Operation Procedure) sehingga penumpang merasa lebih nyaman dan aman,

sopir yang berseragam rapi dan ramah serta informatif, setiap kantor cabang

memiliki ruang tunggu yang nyaman, desain fasilitas kantor, kebersihan

kantor.

Zeithaml dan Bitner (1996; 113-115) mengemukakan bahwa pada

perusahaan jasa, dikarenakan sifatnya yang intangible, maka stimulus, yang

merupakan dasar adanya response atau perilaku dari seorang konsumen, tidak

akan terlihat, tercium ataupun teraba, oleh karenanya salah satu cara untuk

mempengaruhi persepsi konsumen dalam perusahaan jasa adalah mentangiblekan

dimensi-dimensi yang terdapat pada produk jasa yang secara sederhana dapat kita

identikan dengan atribut yang terdapat pada produk-produk manufaktur,

dimensi-dimensi tersebut, adalah karyawan (people), proses (process), dan bukti fisik

(physical evidence). Sehingga pengelolaan variabel-variabel yang mempengaruhi

persepsi konsumen dalam perusahaan jasa adalah melalui perhatian yang serius

terhadap ketiga faktor diatas.

Mengacu kepada konsep yang dikemukakan Zeithaml dan Bitner (1996;

113-115), serta sikap sebagai evaluasi, maka dapat diperkirakan bahwa produk

jasa umumnya akan dipersepsi atau dievaluasi oleh konsumen berdasarkan bukti

fisik, karyawan, dan prosesnya, sikap terhadap ketiga hal tersebut tentu akan

mempengaruhi kepercayaan dan komitmen atau niat pelanggan untuk melakukan

(23)

Bab I Pendahuluan 14

adalah bauran pemasaran seperti bauran fisik (Physical Evidence), proses

(Process), dan participant/people.

Oleh karena itu bauran jasa tersebut sangatlah penting untuk meningkatkan

penjualan, karena berhubungan langsung dengan konsumen yang mempunyai

tingkat kepuasan yang berbeda. Pelayanan yang baik dari penyelia jasa (people)

akan membentuk suatu physical evidence pada pelanggan akibat process

pemberian jasa yang dilakukan sangat baik. Dari physical evidence yang telah

terbentuk memungkinkan untuk meningkakan jumlah pelanggan yang ingin

menggunakan jasa layanan yang sama.

Pada X-Trans jasa pelayanan mempunyai peranan yang penting sebagai

penentu utama pilihan konsumen, untuk dapat menentukan pangsa pasar dan

profitabilitas perusahaan. Mungkin secara teori bauran pemasaran jasa tambahan

(The Expanded Marketing Mix) dapat mempengaruhi load factor.

Melihat sangat pentinganya pelaksaan bauran jasa tambahan yang tepat

di X-Trans serta pengaruhnya terhadap load factor, maka perlu diteliti mengenai :

“ PENGARUH PELAKSAAN BAURAN PEMSARAN JASA TAMBAHAN

(THE EXPANDED MARKETING MIX SERVICE) TERHADAP LOAD

FACTOR TRAVEL X-TRANS JAKARTA - BANDUNG ”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkam uraian diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah

(24)

Bab I Pendahuluan 15

1. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran jasa tambahan (People,

Physical Evidence, Process) yang dilakukan X-Trans?

2. Bagaimana load factor pada travel X-Trans Jakarta-Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh pelaksaan bauran pemasaran jasa tambahan

(People, Physical Evidence, Process) terhadap load factor travel X-Trans

Jakarta-Bandung ?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui pelaksaan bauran pemasaran jasa tambahan yang

dilakukan oleh Travel X-Trans.

2. Untuk mengetahui besarnya load factor pada Travel X-Trans

Jakarta-Bandung.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksaan bauran pemasaran

jasa tambahan terhadap load factor Travel X-Trans Jakarta-Bandung.

1.4Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :

1. Kegunaan secara teoritis :

Dapat dijadikan bahan informasi tambahan dalam pengembangan disiplin

ilmu ekonomi, khususnya manajemen pemasaran terutama tentang

(25)

Bab I Pendahuluan 16

yang terungkap dalam penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan

rujukan bagi penelitian berikutnya.

2. Kegunaan secara praktis :

Memberikan masukan bagi perusahaan untuk mengevaluasi pelaksanaan

bauran pemasaran jasa tambahan yang selama ini telah dijalankan

perusahaan dan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah

satu bahan masukan bagi manajemen perusahaan dalam menilai hasil

kebijakan perusahaan, dan dapat dipergunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pelaksanaan strategi jasa dalam meningkatkan jumlah

(26)

 

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan  111

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari hasil pembahasan sebelumnya, secara umum dapat dikatakan bahwa

bauran pemasaran jasa tambahan (People, Physical Evidence, Process)

yang dilakukan X – Trans cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan

sebagian besar respomden yang menilai bahwa Karyawan X – Trans

berpakaian rapi/sopan (67%), tanggap dalam menangani keluhan

penumpang (33%), mudah memberikan informasi yang dibutuhkan

penumpang (44%), memperhatikan keinginan dan kebutuhan penumpang

(36%) dan bersikap ramah kepada penumpang (51%). Kemudian dari sisi

bukti fisik travel X-Trans memenuhi standar keamanan (77%), nyaman

dalam perjalanan (67%), bersih (71%), sarana dan prasarana travel (56%),

serta sarana dan prasarana Pool keberangkatan dan kedatangan X – Trans

tetap (66%). Selain itu dari sisi prosesnya adalah pemesanan tiket X –

Trans mudah (71%), jadwal keberangkatan sesuai (45%), jaminan

keselamatan dalam perjalanan (49%) dan jaminan keamanan dalam

perjalanan (47%).

2. Dari sisi load factor yaitu jumlah penumpang dalam satu route

pemberangkatan rata-rata mencapai 60% - 80%, jumlah kursi yang terisi

dalam setiap rit pemberangkatan rata-rata adalah 6 – 8 kursi, jumlah kursi

(27)

 

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan  112

kursi, dan jumlah load factor yang tidak tercapai dalam satu rit

pemberangkatan adalah 20% - 40%.

3. Berdasarkan hasil koefisien determinasi didapatkan bahwa adanya

pengaruh antara bauran pemasaran jasa tambahan (People, Physical

Evidence, Process) terhadap Load Factor atau dapat dikatakan bauran

pemasaran jasa tambahan memiliki pengaruh positif terhadap nilai Load

Factor travel X – Trans jurusan Jakarta – Bandung. Nilai koefisien korelasi

Pearson sebesar People (Orang) adalah 0.872 hubungan yang sangat kuat,

Physical Evidence (Bukti fisik) adalah 0.629 hubungannya erat/kuat, Process (Proses) adalah 0.764 hubungannya erat/kuat, artinya makin baik bauran pemasaran jasa tambahan (People, Physical Evidence, Process)

maka makin tinggi pula nilai Load Factor travel X – Trans jurusan Jakarta

– Bandung. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi didapat hasil

dari variabel bauran pemasaran jasa tambahan (People, Physical Evidence,

Process) yaitu sebesar : 76,03% untuk People, 39,5641% untuk Physical Evidence, dan 52,41 untuk Process. Antara variabel yang satu dan variabel yang lainnya tidak dapat dihitung secara bersamaan karena masing-masing

variabel mempunyai hubungan yang berbeda.

5.2. Saran

1. Hasil pengujian statistik, dimana terdapat pengaruh yang positif antara

bauran pemasaran jasa tambahan terhadap nilai Load Factor travel X –

(28)

 

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan  113

terutama pada ketepatan waktu perjalanan dan juga sarana dan prasarana

travel ditingkatkan.

2. Dimensi People pada bauran pemasaran berpengaruh cukup besar terhadap

load factor, untuk itu manajemen travel X – Trans jurusan Jakarta – Bandung hendaknya memperhatikan dan selalu meningkatkan kualitas,

kuantitas dan kemampuan pegawai (sopir) dalam memberikan pelayanan

kepada penumpang sehingga pada akhirnya dapat memberikan kepuasan

kepada penumpang travel.

3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memperhatikan

faktor-faktor lain yang mungkin memiliki hubungan yang lebih besar dengan

load factor X – Trans.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Andi, 2002, 10 Model Penelitian dan Pengolahannya Dengan SPSS 10.01, 2002, Andi Yogyakarta dan Wahana Komputer Semarang.

Alma, Buchari, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung.

Alma, Buchari, 2002, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Boyd Harper W.Jr, Orville C. Walker. Jr, Jean Claude Larreche, 2000, Manajemen Pemasaran, Suatu Pendekatan Strategis dan Orientasi Global, diterjemahkan oleh Imam Nurmawan, Edisi II, Jilid 2, Penerbit erlangga.

Djaslim, Saladin, 2003, Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran, Linda Karya, Bandung.

Djaslim, Saladin, 2002, Manajemen Pemasaran : Analisis, Pelaksanaan dan Pengendalian, Linda Karya, Bandung.

Fandy Tjiptono, 2004, Manajemen Jasa, Edisi II, Andi, Yogyakarta.

Freddy Rangkut, 2002, Riset Pemasaran, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Galih, Deden, 2006, Buku Panduan Manajemen Angkutan, Jakarta.

Gregorius Chandra, 2002, Strategi dan Program Pemasaran, Andi, Yogyakarta.

Husein Umar, 2002, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Iqbal Hasan, 2003, Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif), PT Bumi Aksara, Jakarta.

Iqbal Hasan, 2002, Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif), PT Bumi Aksara, Jakarta.

(30)

Kotler, Philip, 2003, Marketing Management, Eleventh Edition, Prentice – Hall, Inc, New Jersey.

Lamb, W. Charles., Joseph F. Hair, Carl Mc. Daniel, 2001, Pemasaran, Edisi Pertama, PT. Salemba Empat, Jakarta.

Lovelock, Christoper, 2005 Service Marketing and Management, Second Edition, Prentice Hall, New York.

Oliver, Richard, 1997, Satisfaction A Behavioral Perspective On The Consumer, International Edition 1997, Mc Graw – Hill.

Parasuraman, Zeithaml, L.L. Berry, 1994, Delivery Service Quality, Balancing Customer Perceptions and Expectations, The free Press A Division of MC Millan, Inc, New York. Journal of Marketing.

Rambat Lupioadi, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi I, Salemba Empat, Jakarta.

Ratih Hurriyati, 2005, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, CV Alfabeta, Bandung.

Saladin, Djasmin, 2002, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian, Penerbit Linda Karya Bandung.

Sucherly, Strategi Pemasaran Jasa Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing.

Stanton, William J., 2002, Fundamental of Marketing, 10th Edition, Mc Graw Hill International, Singapore.

Widayat Amirullah, 2002, Riset Bisnis, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Zeithaml, A. Valerie and Marry jo Bitner, 2000, Service Marketing, Mc Graw Hill, New Jersey.

www.BPS.go.id

Gambar

Tabel I
Tabel II
Tabel III Beberapa
Tabel IV

Referensi

Dokumen terkait

Peranan Gereja dan misionaris juga turut mewarnai kondisi pertanian dan lahan pekarangan di NTT (Aritonang & Steenbrink 2008; Kapita, 1976). Berbagai program

Perubahan lain yang dapat terjadi sepanjang masa hidupnya adalah perubahan yang mengarah pada kedewasaan atau perubahan-perubahan yang tidak dapat diukur dengan alat ukur..

8.640.000,- (Delapan Juta Enam Ratus Empat Puluh Ribu rupiah).. Panitera

Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur acoustic backscattering strength dasar perairan pada berbagai tipe substrat di perairan Selat Gaspar dan sekitarnya...

Plot data klorofil-a dari hasil rekaman citra SeaWiFS dilakukan untuk melihat gambaran data tanpa dilakukan proses persentase ≥75% data spasial dan ≥ 5 tahun data temporal. Plot

koridor/solid (bertujuan agar debu yang berasal dari solid tidak pindah ke ruang pengolahan liquid yang relatif tidak berdebu) 3. Tekanan diruang produksi non-betalaktam >

sebagai bahan perekat dalam pembuatan pakan ikan dari bahan baku limbah bulu. ayam dan ampas tahu yang telah difermentasi serta ikan rucah sebagai