• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Tekanan Darah Pada Posisi Berbaring dan Berdiri.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengukuran Tekanan Darah Pada Posisi Berbaring dan Berdiri."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA POSISI BERBARING DAN

BERDIRI

Nia Rachadiyani, 200 1.

Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS ; dr. Pinandojo DS., Drs.

Latar belakang : Pada sebagian masyarakat kita terdapat pendapat yang mengatakan bahwa bila seseorang berbaring dalam waktu yang lama kemudian secara tiba-tiba berdiri, akan timbul perasaan mual, pusing, bahkan ada yang hilang kesadaran. Hal ini disebutkan sebagai gejala kurang darah.

Tujuan : Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perubahan sikap tubuh yaitu dari posisi berbaring ke posisi berdiri dapat mempengaruhi tekanan darah.

Metode : Pada 10 orang mahasiswi FK UKM yang berumur antara 20-28

tahun, dilakukan pengukuran tekanan darah pada posisi berbaring dan pada posisi berdiri. Analisis data memakai uji “ t “ yang berpasangan.

Hasil : Tekanan darah berdiri sebesar 105,4/73,6 mmHg lebih tinggi daripada tekanan darah berbaring yaitu sebesar 97,2/65,8 mmHg ( p < 0,05 ).

Kesimpulan : Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tekanan darah saat berdiri lebih tinggi daripada tekanan darah saat berbaring.

Saran : Bagi orang tua ataupun yang mempunyai refleks kurang baik, disarankan untuk tidak langsung ( tiba-tiba ) berdiri apabila berada pada posisi duduk dalam waktu yang lama.

(2)

ABSTRACT

MEASUREMENT OF BLOOD PRESSURE IN THE LYING AND

STANDING POSITIONS

Nia Rachadiyani, 2001

Tutor : Dr. Iwan Budiman, dr. ,MS. ; dr. Pinandojo DS., Drs.

Background : Some people think that if someone lying down on the long time, and then stand up, he will feel a headache, disgusted, even unconsiousness, that known as anemia symtomps.

Purpose : This writing have apurpose to know how the changes of body positions, from the lying positions to the standing position, may influence the

blood pressure.

Methods : From IO student of FK UKM ( age : 20-28 years old ), conducted measurement of blood pressure in the lying and standing positions. Data analysis use the t in pairs experiment.

Results : Blood pressure in the standing position ( 105,4/ 73,6 mmHg ) are higher than blood pressure in the lying position ( 97,2/ 65,8 mmHg ).

Conclutions : Blood pressure in the standing position are higher than Suggestions : To the oldman or someone who have a bad reflex, suggested ( p <0,05).

blood pressure in the lying position.

to not suddenly stand up, if in the lying position on the long time.

(3)

DAFTAR ISI

2.2. Susunan syaraf otonom jantung.. ... 2.5.1. Faktor-faktor tambahan yang mempengaruhi tekanan darah 2.6. Hubungan tekanan darah dengan curah jantung dan tahanan.. . . 8

2.7. Perubahan sikap tubuh.. . . 9

2.7.1. Baroreseptor 9 2.7.2. Pernapasan.. . . . 10

(4)

2.7.3. Otot rangka ... 11

2.8. Pengukuran tekanan darah sistemik.. ... 1 1 2.8.1. Cara palpasi.. ... .11

2.8.3. Cara gabungan.. ... 13

BAB III B A "DAN METODE PENELITI AN ... . . . 15

3.1. Subjek penelitian ... 15

3.2. Alat-alat yang digunakan.. ... 3.3. Metode penelitian.. ... 2.8.2. Cara auskultasi.. ... ... 12

... 15

. . . 15

3.3.1. VariabeI perlakuan dan variabel respon.. ... .15

3.3.2. Prosedur penelitian.. ... 16

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

...

1 . Surat Persetujuan 22

2 . Daftar Naracoba ... 27

(6)

BAB

I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mengingat adanya pendapat di sebagian masyarakat kita yang mengatakan bahwa bila seorang berada dalam posisi berbaring dalam jangka waktu yang agak lama, lalu tiba-tiba berdiri, orang tersebut akan merasa pusing, bahkan dapat hilang kesadaran, yang mana menurut pendapat orang awam hal tersebut merupakan gejala kurang darah.

Tetapi secara fisiologis hal tersebut tidak ada hubungannya dengan gejala kurang darah, melainkan disebabkan karena adanya kompensasi dari sejumlah refleks kardiovaskuler. Maka untuk mendalami hal tersebut akan diteliti bagaimana perubahan tekanan darah dari posisi berbaring ke posisi berdiri.

1.2. Identifikasi Masalah

Apakah tekanan darah pada posisi berdiri lebih tinggi daripada posisi berbaring?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

(7)

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai informasi ilmiah untuk mengetahui perbedaan tekanan darah pada posisi berbaring dan berdiri, dimana pada orang usia muda perubahan posisi inipun memerlukan refleks Baroreseptor yang baik, dan informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memberikan saran bagi orang-orang dengan refleks kardiovaskuler yang kurang baik, misalnya pada usia lanjut, sakit kronis yang banyak berbaring, dimana refleks-refleks terutama Baroreseptor berjalan kurang baik.

1.5. Kerangka Pemikiran

Tekanan darah dipengaruhi oleh perubahan posisi tubuh. Pada posisi berbaring tekanan darah diseluruh tubuh adalah sama. Hal ini disebabkan pembuluh darah diseluruh tubuh akan sejajar atau setinggi jantung, dan ini akan menyebabkan darah untuk kembali ke jantung menjadi mudah. Pada saat terjadi perubahan posisi dari berbaring ke berdiri, darah akan terkumpul di tungkai sehingga pengembalian darah ke jantung akan menjadi sukar. Ini menyebabkan otak akan kekurangan darah. Akibatnya dapat menyebabkan timbulnya perasaan pusing dan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran pada seseorang. Tetapi penurunan tekanan darah ini dapat segera diatasi oleh kompensasi sejumlah refleks kardiovaskuler yang berfungsi meningkatkan tekanan darah.

1.6. Hipotesis Penelitian

(8)

3

1.7. Metodologi

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, bersifat komparatif, memakai Rancang Percobaan Acak Lengkap ( RAL ) , dengan desain pra tes dan pos tes.

Data yang diukur adalah tekanan darah sistol dan diastol pada posisi berbaring dan berdiri. Analisis data memakai uji “t” yang berpasangan dengan

1.8. Lokasi dan Waktu

(9)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Tekanan darah pada posisi berdiri lebih tinggi daripada posisi berbaring.

5.2. Saran

Bila seseorang berada dalam posisi berbaring, disarankan untuk tidak langsung (tiba-tiba) berdiri, sebaiknya duduk dahulu beberapa saat, hal ini dilakukan agar tubuh dapat beradaptasi dengan perubahan tekanan darah yang t erj adi.

(10)

DAFTAR PIJSTAKA

Ganong, W. F., th 1995, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta : EGC hal 551- 5 5 9 .

Guyton, A. C., th 199 1 , Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakt, Jakarta :

Houssay, B. A., th 1955, Human Physiology, Tokyo : Kogakusha co., Ltd, hal Masud, I. , th. 1992, Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler, Jakarta : EGC, hal 1 ,

EGC hal 128, 131-132, 163, 165, 189, 198-199,217-219.

182 - 185,236,248,250.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran tekanan darah pada lengan atas kanan dan kiri pada posisi berdiri menunjukan perbedaan, hal ini karena pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena

Pembentukan dan perubahan sikap, kadang-kadang diperoleh atau diubah secara agak tiba-tiba atau dipelajari secara sambil lalu, dibentuk tanpa bimbingan dan arah yang

Tujuan:Untuk mengetahui perbedaan nilai saturasi oksigen dan tekanan darah pada pasien gagal jantung sebelum dan sesudah diberikan pengaturan posisi fowler di RSUD

arteri menstimulasi kemoreseptor perifer untuk menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah. Pengaturan tekanan darah jangka panjang mengatur homeostasis sirkulasi

Setelah pengumpulan data lalu dianalisis menggunakan uji korelasi untuk melihat korelasi pengukuran antropometri dengan kadar AGT plasma dan tekanan darah subyek

Hasil penelitian ini menunjukkan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dilakukan pemberian posisi trendelenburg pada pasien syok hipovolemik terjadi penurunan

Hal ini disebabkan saat orang berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke jantung melalui

Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah hasil pengolahan data di atas menunjukan ada perbedaan hasil pengukuran tekanan sistolik pada posisi flat on bed dan