• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh keadilan organisasional terhadap kinerja karyawan PT. Jaeil Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh keadilan organisasional terhadap kinerja karyawan PT. Jaeil Indonesia."

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

xviii

ABSTRAK

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. JAEIL INDONESIA

Ester Devi Rias Anastasia

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keadilan

organisasional terhadap kinerja karyawan di PT. Jaeil Indonesia

Cikarang, Bekasi. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan

nonmanajerial dan berstatus karyawan tetap pada PT. Jaeil Indonesia

Cikarang, Bekasi yang berjumlah 65 karyawan. Teknik pengambilan

sampel menggunakan sampel purposive. Teknik pengumpulan data

dengan kuesioner, dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik

analisis regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pengaruh keadilan organisasional tidak berpengaruh positif terhadap

kinerja karyawan. Keadilan organisasional telah diterapkan dengan

secara adil di dalam PT. Jaeil Indonesia dan telah diterapkan secara

terus-menerus di dalam perusahaan.

(2)

xix

THE INFLUENCE OF ORGANIZATIONAL JUSTICE ON EMPLOYEES’

PERFORMANCE OF PT. JAEIL INDONESIA

Ester Devi Rias Anastasia

Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2017

This research was aimed at assessing the influence of organizational

justice towards employees’ performance of PT. Jaeil Indonesia Cikarang,

Bekasi. The sample of this research was non-managerial employees with

permanent employee status in PT. Jaeil Indonesia Cikarang, Bekasi. The

respondents were 65 employees. The sampling techniques was purposive

sampling. The data gathering techniques were questionnaire and interview.

The data analysis technique was simple regression technique. The result of

this research shows that organizational justice does not has positive influence

on employees’ performance. Organizational Justice had been established

fairly in PT. Jaeil Indonesia and has been apllied continuosly in the company.

(3)

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. JAEIL INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Ester Devi Rias Anastasia NIM: 132214007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. JAEIL INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Ester Devi Rias Anastasia NIM: 132214007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO :

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku

mengenai kamu, Demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai

sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu

hari depan yang penuh harapan.

(Yeremia 29:11)

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Yang selalu Menyertai

2. Bapak dan Ibu tercinta

(8)
(9)
(10)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Keadilan Organisasional terhadap Kinerja Karyawan PT. Jaeil Indonesia”.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus yang selalu menyertaiku dan membimbingku

2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.BA., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen pembimbing I, yang

telah meluangkan waktu, pikiran untuk membimbing dengan

kesungguhan hati dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

4. Bapak DRS. Rubiyatno, M.M., selaku dosen pembimbing II, yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan

penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

5. Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa,

perhatian, dan kasih sayang.

6. Bapak Achadoen, selaku HRD PT. Jaeil Indonesia yang telah

memberikan izin.

7. Bapak Reza, selaku karyawan PT. Jaeil Indonesia yang telah

(11)
(12)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ii

HALAMAN MOTTO ………... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iv

HALAMAN KATA PENGANTAR ………... vi

HALAMAN DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xv

HALAMAN LAMPIRAN ... xvi

HALAMAN ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ……….... 1

(13)

x

C. Pembatasan Masalah ………. 4

D. Tujuan Penelitian……… 5

E. Manfaat Penelitian ………. 5

F. Sistematika Penulisan ……… 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….………. A. Manajemen Organisasi ………... 8

1. Pengertian Organisasi ... 8

2. Ciri-Ciri Organisasi ... 9

3. Bentuk-bentuk Organisasi ... 9

4. Prinsip-prinsip Organisasi ... 10

B. Keadilan Organisasonal ……….. 12

1. Pengertian Keadilan Organisasional ... 12

2. Tipe-tipe Keadilan Organisasional ... 13

3. Mengukur Keadilan Organisasional ... 19

C. Kinerja ……….... 20

1. Pengertian Kinerja ... 21

2. Syarat-Syarat Kinerja ... 21

3. Ukuran-ukuran Kinerja Karyawan ... 22

4. Faktor-faktor Mempengaruhi Kinerja ... 23

(14)

xi

1. Pengertian Penilaian Kinerja ... 24

2. Kriteria Penilaian Kinerja ……….. 25

3. Indikator Penilaian Kinerja ……… 27

4. Manfaat Penilaian Kinerja ………. 28

E. Penelitian Sebelumnya ……….. 33

F. Rumusan Hipotesis ……… 34

BAB III METODE PENELITIAN……….. 35

A. Jenis Penelitian ……….. 35

B. Subjek dan Objek Penelitian ……….. 35

1. Subjek Penelitian ………. 35

2. Objek Penelitian ……….. 35

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 35

1. Lokasi Penelitian ………. 35

2. Waktu Penelitian ………. 35

D. Variabel Penelitian ………. 36

1. Identifikasi Variabel ………. 36

2. Operasional Variabel ……… 36

3. Pengukuran Variabel ……… 37

E. Populasi dan Sampel……… ... 38

(15)

xii

2. Sampel ………. 38

F. Teknik Pengambilan Sampel ……….… 40

G. Sumber Data …..…...…….………. 40

H. Teknik Pengumpulan Data………. 41

1. Kuesioner ………. 41

2. Wawancara ……….. 41

I. Teknik Pengujian Instrumen ……… 41

1. Uji Validitas ……….... 41

2. Uji Reliabilitas ………. 42

J. Teknik Analisis Data ………. 43

1. Analisis Regresi Sederhana ………. 43

2. Uji Asumsi Klasik ………... 44

3. Pengujian Hipotesis ………. 44

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Perusahaan ……… 46

B. Visi, Misi, dan Motto ………. 47

C. Struktur Organisasi ………. ... 48

(16)

xiii

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

A. Karakteristik Responden ………. 61

1. Jenis Kelamin ……… .... 61

2. Pendidikan Terakhir ……….. 62

3. Lama Bekerja ……… .... 63

4. Usia ……….... 64

B. Pengujian Instrumen Penelitian ………... 65

1. Uji Validitas ……….. 65

2. Uji Reliabilitas ……….. 67

C. Uji Asumsi Klasik ……….………. 68

1. Uji Normalitas ... 68

D. Deskripsi Variabel ... 69

1. Variabel Keadilan Organisasional ... 69

2. Variabel Kinerja Karyawan ... 73

E. Analisis Data ………... 78

1. Analisis Regresi Sederhana ... 78

2. Pengujian Hipotesis ... 79

(17)

xiv

BAB VI Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan

A. Kesimpulan ………. 83

B. Saran ……… 84

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 62

V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 63

V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja... 64

V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 65

V.5 Uji Validitas Keadilan Organisasional ... 67

V.6 Uji Validitas Kinerja Karyawan ... 67

V.7 Uji Reliabilitas Keadilan Organisasional... 68

V.8 Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan... 69

V.9 Uji Normalitas ... 69

V.10 Tabel Deskripsi Variabel Keadilan Organisasional ... 70

V.11 Tabel Deskripsi Variabel Kinerja Karyawan ... 74

(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 95

Lampiran 2 Tabulasi Data ... 99

Lampiran 3 Output Uji Validitas Keadilan ... 103

Lampiran 4 Output Uji Validitas Kinerja ... 104

Lampiran 5 Output Uji Reliabilitas Keadilan ... 106

Lampiran 6 Output Uji Reliabilitas Kinerja ... 107

Lampiran 7 Output Uji Normalitas ... 108

(21)

xviii

ABSTRAK

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. JAEIL INDONESIA

Ester Devi Rias Anastasia

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keadilan

organisasional terhadap kinerja karyawan di PT. Jaeil Indonesia

Cikarang, Bekasi. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan

nonmanajerial dan berstatus karyawan tetap pada PT. Jaeil Indonesia

Cikarang, Bekasi yang berjumlah 65 karyawan. Teknik pengambilan

sampel menggunakan sampel purposive. Teknik pengumpulan data

dengan kuesioner, dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik

analisis regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pengaruh keadilan organisasional tidak berpengaruh positif terhadap

kinerja karyawan. Keadilan organisasional telah diterapkan dengan

secara adil di dalam PT. Jaeil Indonesia dan telah diterapkan secara

terus-menerus di dalam perusahaan.

(22)

xix

THE INFLUENCE OF ORGANIZATIONAL JUSTICE ON EMPLOYEES’

PERFORMANCE OF PT. JAEIL INDONESIA

Ester Devi Rias Anastasia

Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2017

This research was aimed at assessing the influence of organizational

justice towards employees’ performance of PT. Jaeil Indonesia Cikarang,

Bekasi. The sample of this research was non-managerial employees with

permanent employee status in PT. Jaeil Indonesia Cikarang, Bekasi. The

respondents were 65 employees. The sampling techniques was purposive

sampling. The data gathering techniques were questionnaire and interview.

The data analysis technique was simple regression technique. The result of

this research shows that organizational justice does not has positive influence

on employees’ performance. Organizational Justice had been established

fairly in PT. Jaeil Indonesia and has been apllied continuosly in the company.

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini sumber daya manusia merupakan salah

satu faktor penting di dalam perusahaan. Daya saing organisasi atau

perusahaan sepenuhnya tergantung dari sumber daya manusia yang

dimiliki perusahaan, maka pentingnya pengelolaan sumber daya manusia

dengan baik sehingga dapat mencapai tingkat profitabilitas perusahaan.

Sumber daya manusia memiliki peranan penting baik di dalam perusahaan

kecil maupun perusahaan besar karena dapat mempengaruhi kinerja

perusahaan, dengan adanya penetapan sumber daya manusia sesuai dengan

fungsi dan peranannya perusahaan akan mencapai tujuan yang diinginkan.

Perusahaan besar yang sekarang ini semakin terus meningkat hendaknya

di imbangi dengan kinerja perusahaan yang terus meningkat, di samping

faktor yang lain seperti teknologi, operasional dan lainnya. Menurut

Wirawan (2008:3), sumber daya manusia merupakan sumber energi,

tenaga, kekuatan (power) yang diperlukan untuk menciptakan daya

gerakan, aktivitas, kegiatan, dan tindakan.

Menurut Hariandja (2002:2) sumber daya manusia merupakan

salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di samping

(24)

Oleh karena itu, di dalam perusahaan membutuhkan sumber daya

manusia dan kinerja karyawan yang unggul, agar tujuannya untuk mencapai

target perusahaan sesuai dengan keinginan. Tujuan tersebut tidak akan

terwujud dengan baik, apabila tanpa peran aktif karyawan, bagaimanapun

canggihnya alat–alat yang dimiliki perusahaan tersebut. Menurut

Mangkunegara, (2000:34) mengatakan bahwa prestasi kinerja karyawan

merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.

Oleh karena itu, untuk menilai kinerja itu berkualitas di dalam

perusahaan, perlu adanya faktor-faktor yang mendukung kinerja lebih

meningkat, salah satunya ialah faktor keadilan. Faktor keadilan organisasional

merupakan salah satu faktor penting di dalam organisasi tujuannya untuk

meningkatkan kinerja karyawan yang berkualitas. Aspek keadilan

organisasional menjadi sangat penting dalam kehidupan organisasi karena

apabila keadilan organisasional tersebut tidak diterapkan dengan baik di

dalam perusahaan, maka dapat menyebabkan turunnya komitmen karyawan

terhadap perusahaan karena karyawan merasa bahwa ia tidak dihargai dan

diperhatikan. Keadilan organisasional sangat dibutuhkan oleh karyawan

dengan tujuan karyawan lebih semangat lagi dalam bekerja. Oleh karena itu,

(25)

yang diberikan ialah dengan cara memberi keadilan kepada tiap karyawan

dengan cara atasan memperlakukan karyawan dengan sama di organisasi,

selain itu karyawan diberikan tanda jasa yang adil atas pekerjaan yang telah

karyawan berikan oleh perusahaan dan karyawan dilibatkan di dalam

pengambilan keputusan dengan memberikan kesempatan karyawan untuk

menyuarakan pendapatnya. Dampak yang positif setelah karyawan

mendapatkan keadilan organisasional, karyawan akan merasa dihargai dan

semakin giat lagi dalam bekerja. Hal ini sangat mendukung meningkatkan

kinerja karyawan, selain itu karyawan akan memberikan pengabdian kepada

perusahaan dengan sepenuh hati karena perusahaan telah memberikan

kewajibannya kepada setiap karyawannya dengan secara adil.

Aspek keadilan ini sangat diperlukan di semua kalangan perusahaan

salah satunya pada PT. Jaeil Indonesia ini juga harus menerapkan keadilan

organisasional, karena faktor keadilan ini menjadi salah satu faktor penting

yang harus diterapkan oleh perusahaan untuk keberhasilan sumber daya

manusia yang baik untuk kemajuan dan kemajuan setiap perusahaan. Oleh

sebab itu, apabila kinerja karyawan terhadap perusahaan kurang baik maka

ada faktor penyebab yang terjadi seperti karyawan kurang diberi keadilan oleh

pimpinan dan kurangnya timbal balik dari perusahaan atas jasa yang telah

diberikan karyawan dari perusahaan, hal tersebut akan berpengaruh terhadap

kinerja karyawan yang kurang baik sehingga akan berdampak pada kinerja

(26)

Oleh karena itu, PT. Jaeil Indonesia perlu adanya keadilan

organisasional yang harus diterapkan dengan baik untuk mencapai manajemen

sumber daya manusia yang berkualitas di dalam perusahaan agar mendapat

kinerja yang lebih baik dan maksimal dari karyawan untuk membuat sumber

daya manusia menjadi keuntungan bagi perusahaan dan mencapai kinerja

yang berkualitas, apabila keadilan organisasional itu diterapkan dengan baik

di dalam perusahaan oleh pimpinan maka dari situ karyawan akan merasa

dihargai dan terjadi keberhasilan pada sumber daya manusia yang maksimal

pada PT. Jaeil Indonesia tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Keadilan Organisasional Terhadap Kinerja

Karyawan PT. Jaeil Indonesia”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka masalah yang akan dirumuskan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana deskripsi keadilan organisasional pada PT. Jaeil Indonesia?

2. Apakah keadilan organisasional berpengaruh positif terhadap kinerja

(27)

B. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Keadilan organisasi yang akan diteliti adalah mengenai keadilan yang

berkaitan dengan kewajaran alokasi sumber daya, keadilan mengenai

proses pengambilan keputusan seperti menyuarakan pendapat karyawan

terhadap atasan, dan keadilan mengenai pemeliharaan hubungan antar

pribadi.

2. Kinerja karyawan yang akan diteliti adalah kualitas kerja, kuantitas kerja,

pengetahuan, penyesuaian kerja, keandalan, dan hubungan kerja.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tujuan yang akan dicapai dengan

melakukan penelitian tersebut. Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui deskripsi keadilan organisasional pada PT. Jaeil

Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh keadilan organisasional terhadap kinerja

(28)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pihak-pihak seperti:

1. Bagi Perusahaan

Penulis berharap, hasil penelitian ini dapat memberikan dasar masukan

yang positif kepada PT. Jaeil Indonesia mengenai keadilan organisasional,

agar dapat menentukan kebijaksanaan dalam memimpin khususnya dalam

memperlakukan karyawannya secara adil dan tidak membeda-bedakan,

serta kinerja karyawan meningkat.

2. Bagi Universitas

Sebagai bahan untuk menambah kepustakaan mengenai keadilan

organisasional terhadap kinerja karyawan dalam bidang manajemen

sumber daya manusia.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan ilmu teori dalam persiapan

menghadapi kerja nyata dan menambah pengetahuan di bidang sumber

daya manusia khususnya dalam hal kinerja seorang karyawan.

E. Sistematika Penulisan

(29)

BAB I Pendahuluan

menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan

BAB II Kajian Pustaka

Menguraikan mengenai teori pendukung penulisan skripsi ini

meliputi pengertian sumber daya manusia, pengertian keadilan

organisasional, pengertian kinerja karyawan, indikator kinerja

karyawan, faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan, dan hipotesis

BAB III Metode Penelitian

Berisi tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,

waktu dan lokasi penelitian, variable penelitian, definisi

operasional, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel,

sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik pengujian

kuesioner.

BAB IV Gambaran Umum Subjek Penelitian

Bab ini berisi mengenai gambaran umum perusahaan seperti,

visi–misi perusahaan, sejarah berdirinya perusahaan, dan lain

(30)

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang selanjutnya

dianalisis untuk menentukan apakah keadilan organisasional

diterapkan pimpinan terhadap kinerja karyawan.

BAB VI Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan

Bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan tentang

pengaruh keadilan organisasional terhadap kinerja karyawan,

dan saran yang dapat diusulkan kepada perusahaan dan

(31)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Organisasi merupakan suatu sekumpulan orang yang bekerja sama

untuk mencapai tujuan bersama, bukan hanya di dalam suatu

perusahaan tetapi juga pada organisasi tertentu.

Berikut ini merupakan beberapa pengertian organisasi menurut para

ahli:

a. Siagian (1982:5), mengatakan bahwa organisasi adalah suatu

bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja

sama untuk mencapai sesuatu tujuan bersama dan terikat secara

formal dalam suatu ikatan hirarki dimana selalu terdapat

hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut

bawahan.

b. Ernawan (2011:29) mengatakan sebagai suatu perserikatan

orang-orang yang masing-masing diberi peranan tertentu dan

melaksanakan kegiatan sesuai dengan peranan tersebut

bersama-sama secara terpadu mencapai tujuan yang telah ditentukan

(32)

c. Effendi (2014:128) mengatakan organisasi adalah mengatur atau

menyusun bagian-bagian yang terpisah-pisah sehingga menjadi satu

kesatuan yang dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan.

1. Ciri – Ciri Organisasi

Menurut Siagian (1982:7) menyebutkan bahwa terdapat beberapa ciri

pokok, yaitu :

a. Bentuk dan strukturnya semakin kompleks.

b. Orang–orang itu melibatkan diri satu sama lain; mereka berinteraksi

secara intensif atau sekedar nya.

c. Interaksi itu selalu dapat disusun atau digambarkan dalam sebuah

struktur.

d. Semakin terbatasnya sumber-sumber yang dapat digali dan

dimanfaatkan.

e. Semakin perlunya orientasi kepada efisiensi.

f. Semakin meningkatnya kesadaran bahwa pada analisas terakhir,

faktor manusialah yang akan menentukan berhasil tidaknya

organisasi mencapai tujuan.

2. Bentuk-Bentuk Organisasi

Menurut Effendi (2014:133-136) ia menyebutkan bahwa terdapat

(33)

a. Bentuk organisasi garis, yaitu suatu bentuk organisasi, yang paling

tua dan sederhana, dahulu sering digunakan dalam organisasi

kalangan militer.

b. Bentuk organisasi fungsional, dalam bentuk organisasi ini

pemimpin tidak mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap

atasan berwenang memberi komando kepada setiap bawahan,

sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut.

c. Bentuk organisasi garis dan staf, merupakan bentuk organisasi

yang besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang

tugas yang beraneka ragam dan rumit dengan jumlah pekerja yang

banyak. Biasanya terdapat satu tenaga staf atau lebih. Staf yaitu

orang yang ahli dalam bidang tertetu yang tugasnya memberi

nasihat dan saran dalam bidangnya kepada pejabat pemimpin di

dalam organisasi tersebut.

d. Bentuk organisasi staf dan fungsional merupakan campuran dari

bentuk organisasi fungsional, garis dan staf. Kebaikan dan

kebrukannya dari organisasi ini kombinasi kedua bentuk organisasi

tersebut.

3. Prinsip–Prinsip Organisasi

Menurut Effendi (2014:137-139) mengatakan ada beberapa

(34)

a. Spesialisasi kegiatan yaitu berkenaan dengan spesifikasi

tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian

kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan kerja

(departementalisasi).

b. Standardisasi kegiatan yaitu prosedur yang diguankan organisasi

untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang

direncanakan. Standardisasi kegiatan merujuk secara formal

bahwa sejauh mana tingkah laku karyawan di bimbing oleh

peraturan dan prosedur.

c. Koordinasi kegiatan yaitu suatu gambaran yang menunjukkan

prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan

kerja dalam organisasi. Koordinasi adalah usaha mengarahkan

kegiatan unit-unit organisasi agar tertuju untuk memberikan

sumbangan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan

organisasi secara keseluruhan.

d. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan yang

menunjukkan posisi (letak) otoritas pembuatan keputusan.

Sentralisasi adalah melukiskan sejauh mana pengambilan

keputusan itu terkonsentrasi atau terpusat di tingkat-tingkat atas

organisasi, sedangkan desentralisasi adalah sejauh mana manajer

(35)

e. Ukuran satuan kerja yaitu menunjukkan jumlah karyawan dalam

suatu kelompok kerja. Hendaknya diusahakan agar organisasi

sesederhana mungkin, selain memudahkan komunikasi, juga

memberikan motivasi dan memudahkan dalam melakukan

pengawasan.

B. Keadilan Organisasional

1. Pengertian Keadilan Organisasional

Menurut Istiani (2015), Keadilan organisasional merupakan salah satu

bentuk perilaku organisasional yang masih terus mengalami perkembangan

hingga saat ini. Berikut ini definisi keadilan organisasional menurut para

ahli:

a. Menurut Lind dan Tyler (dalam Yasadiputra & Putra, 2014:55)

Keadilan organisasional adalah situasi sosial ketika segala norma

tentang hak dan kelayakan di penuhi.

b. Menurut Gibson et al. (dalam Kristanto, 2015:87)

Keadilan organisasional sebagai suatu tingkat dimana seorang individu

merasa diperlakukan sama di organisasi tempat dia bekerja.

2. Tipe-Tipe Keadilan Organisasional

Menurut Artikelsiana, (2015) ada beberapa tipe-tipe keadilan organisasional

(36)

a. Keadilan Distributif

Keadilan distributif adalah suatu keadilan yang memberikan kepada

setiap orang didasarkan atas jasa-jasanya atau pembagian menurut

haknya masing-masing. Keadilan distributif ini berperan bahwa

pimpinan memberikan suatu hasil kepada karyawan atas jasa–jasa yang

telah karyawan berikan kepada organisasi sesuai dengan hak nya

masing–masing.

Dari keadilan di atas bahwa keadilan distributif meliputi tiga hal, yaitu;

1) Terletak pada nilai, yang mana di maksud bahwa keadilan hanya

berlaku sesuai dengan nilai yang dianut. Prinsip pemerataan

dikatakan adil berdasarkan pada nilai apa yang dianut oleh

pengambil kebijakan. Nilai yang dianut merupakan peraturan yang

telah dibuat dan disepakati bersama.

2) Terletak pada perumusan nilai-nilai menjadi sebuah peraturan,

meskipun satu prinsip keadilan distributif telah disepakati sehingga

ketidakadilan pada tingkat nilai menjadi tidak muncul, belum tentu

keadilan distributif telah ditegakkan. Yang terpenting pada konsep

ini adalah bagaimana menterjemahkan nilai menjadi sebuah aturan

yang bertindak pada aktivitas dan kegiatan–kegiatan yang

(37)

gilirannya nanti mampu menjadikan acuan dalam bentuk perlakuan

atau tindakan.

3) Terletak pada implementasi peraturan, untuk menilai distribusi adil

atau tidak, dapat dilihat dari tegaknya peraturan yang diterapkan.

Aspek ini cukup menentukan, karena pada akhirnya orang akan

melihat adil atau tidak adil justru dari pelaksanaan yang terencana

dalam tindakan yang nyata atas aturan yang telah dibuat. Meskipun

nilai yang dianut cukup fair dan aturannya cukup tegas dan kuat,

namun dalam tindakannya banyak pelanggaran yang dibuat maka

orang akan tetap memandang tidak adil.

b. Keadilan Prosedural

Keadilan prosedural adalah keadilan yang terjadi apabila seseorang

melaksanakan perbuatan sesuai dengan tata cara yang diharapkan.

Keadilan prosedural dalam penerapannya terdapat beberapa aturan

pokok yang harus diperhatikan:

1) Konsistensi, yang mana prosedur yang adil seharusnya konsisten

dalam bentuk pemberian perlakuan. Konsistensi perlakuan itu

terhadap satu orang dengan orang yang lain, juga konsistensi dari

satu waktu ke waktu yang lain. Dalam hal ini setiap orang memiliki

(38)

2) Minimalisasi kesalahan, untuk meminimalisasi kesalahan perlu

dikenali sumber kesalahannya, sering kali sumber kesalahan yang

muncul yaitu demi kepentingan individu dan demi suatu tindakan

yang memaksa bahwa suatu kasus itu benar dan diyakini kepada

yang memihak. Oleh karenanya, dalam upaya meminimalisasi

kesalahan baik kepentingan individu maupun keberpihakan

haruslah dihindari. Oleh karena itu kepentingan pribadi haruslah di

minimalisasi kan agar terhindar dari kesalahan yang kompleks bagi

aturan yang telah dibuat.

3) Informasi yang akurat, bahwa informasi yang dibutuhkan untuk

menentukan agar penilaian dan perlakuan mengarah pada keadilan

maka informasi itu harus akurat. Informasi yang akurat adalah

informasi yang mendasarkan pada fakta. Kalaupun terpaksa opini

sebagai dasar informasi, maka hal itu harus disampaikan oleh

orang yang benar-benar mengetahui permasalahan dan informasi

yang disampaikan harus lengkap.

4) Dapat diperbaiki, upaya untuk memperbaiki kesalahan merupakan

salah satu tujuan penting yang perlu ditegakkan untuk menuju pada

keadilan. Oleh karena itu, prosedur yang adil juga mengandung

aturan yang bertujuan untuk memperbaiki kesalahan yang ada

(39)

5) Representatif, prosedur dikatakan adil jika sejak awal ada upaya

untuk melibatkan semua pihak yang terkait dengan perlakuan.

Meskipun kadar keterlibatan yang dimaksudkan dapat disesuaikan

dengan sub-sub kelompok yang ada, secara prinsip harus ada

penyertaan dari berbagai pihak sehingga akses untuk melakukan

control juga terbuka. Hal ini bila dikatakan adil jika semua anggota

dilibatkan dalam suatu perlakuan secara sama.

6) Etis, prosedur yang adil harus berdasarkan pada standar etika dan

moral. Artinya, meskipun berbagai hal di atas telah dipenuhi untuk

menuju pada keadilan, namun bila substansinya tidak memenuhi

standar etika dan moral, maka seluruh perlakuan organisasi tidak

bisa dikatakan adil.

c. Keadilan Interaksional

Keadilan interaksional adalah persepsi individu tentang tingkat

sampai dimana seorang karyawan diperlakukan dengan penuh

martabat, perhatian, dan rasa hormat. Pada keadilan interaksional ini

persepsi individu terhadap pimpinan dalam memperlakukan bawahan

(40)

Keadilan interaksional terdapat dua aspek:

1) Keadilan informasional

Keadilan informasional adalah persepsi individu tentang keadilan

informasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan.

2) Keadilan Interpersonal

Keadilan interpersonal adalah persepsi individu tentang sampai

dimana seorang karyawan diperlakukan yang sama.

Menurut Artikelsiana (2015) menyebutkan ada tiga hal penting yang

patut diperhatikan dalam membahas keadilan interaksional, yaitu:

1) Penghargaan, khususnya penghargaan kepada status seseorang,

hal ini tercermin dalam bentuk perlakuan. Lebih khusus lagi

adalah bentuk perlakuan atau tindakan dari orang yang berkuasa

(pimpinan) terhadap anggota kelompoknya. Apabila makin baik

kualitas perlakuan pimpinan terhadap para anggota maka

interaksinya dinilai makin adil oleh anggotanya.

2) Netralitas, konsep ini berkembang karena butuh keterlibatan

pihak ketiga manakala ada masal ah hubungan sosial antara satu

pihak dengan pihak yang lain. Netralitas dalam keputusan atas

konflik kedua belah pihak dapat tercapai manakala dasar-dasar

(41)

dan bukan opini, apalagi fakta yang ditampilkan mempunyai nilai

objektivitas yang tinggi juga punya nilai validitas yang tinggi

pula. Pada netralitas ini membutuhkan pihak ketiga atau pihak

lainnya untuk menyelesaikan suatu masalah, karena dalam

pengambilan keputusan perlu fakta dalam berbagai pihak

sehingga dapat mengambil keputusan secara adil.

3) Kepercayaan, hal ini yang banyak dikaji pada aspek keadilan

interaksional. Kepercayaan (trust) sering didefinisikan sebagai

harapan pihak lain dalam melakukan hubungan sosial, yang di

dalamnya mencakup resiko yang berkaitan dengan harapan

tersebut.

3. Mengukur keadilan organisasional

Menurut Dyna and Graham (dalam Kristanto, 2015:87) keadilan

organisasional dapat diketahui dengan mengukur tiga hal :

a. Keadilan yang berkaitan dengan kewajaran alokasi sumber daya.

Organisasi dapat dikatakan adil oleh karyawan, jika memberikan gaji

sesuai dengan hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan. Apabila

perbandingan antara gaji yang diterima dengan hasil kerja yang

dilakukan karyawan dirasa tidak sebanding, maka karyawan akan

(42)

b. Keadilan dalam proses pengambilan keputusan. Organisasi dapat

dikatakan adil oleh karyawan apabila dalam pengambilan keputusan,

karyawan diberikan kesempatan untuk menyuarakan pendapat dan

pandangannya.

c. Keadilan dalam persepsi kewajaran atas pemeliharaan hubungan antar

pribadi. Organisasi dapat dikatakan adil oleh karyawan apabila

hubungan antar atasan dengan bawahan baik, seperti mendapatkan

perlakuan yang baik sewajarnya.

C. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan suatu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut para ahli tentang kinerja sebagai berikut:

a. Wirawan (2008:5) mengemukakan kinerja adalah keluaran yang

dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu

pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.

b. Fahmi (2010:65) mengemukakan kinerja adalah proses mengevaluasi

(43)

dibandingkan dengan satu set standar, kemudian

mengomunikasikan informasi tersebut.

c. Siagian (2005:120) mengemukakan kinerja adalah konsep yang

bersifat universal yang merupakan efektivitas operasional

karyawan, bagian organisasi dan bagian yang berdasar standard dan

kriteria yang ditetapkan.

d. Mangkunegara (2000:38) mengemukakan kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikannya.

e. Rivai & Basri (dalam Riani 2011:97) mengemukakan kinerja adalah

hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam

melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran

atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah

disepakati bersama.

2. Syarat–Syarat Kinerja

Menurut Riani (2011:98) Mutu karyawan secara langsung mempengaruhi

kinerja perusahaan, guna mendapatkan kontribusi karyawan yang optimal,

(44)

mengukur dan meningkatkan kinerja, yang dimulai terlebih dahulu dengan

menetukan tolok ukur kinerja.

Menurut Riani (2011:98) ada beberapa syarat tolak ukur kinerja yang

baik, yaitu:

a. Tolok ukur yang baik haruslah mampu diukur dengan cara yang dapat

diukur dengan cara yang dapat di percaya.

b. Tolok ukur yang baik harus mampu membedakan individu–individu

sesuai dengan kinerja mereka.

c. Tolok ukur yang baik harus sensitive terhadap masukan dan

tindakan-tindakan dari pemegang jabatan.

d. Tolok ukur yang baik harus dapat diterima oleh individu yang

mengetahui kinerjanya sedang dinilai.

3. Ukuran–Ukuran Kinerja Karyawan

Artikelsiana (2015) menyatakan terdapat ukuran-ukuran kinerja karyawan

sebagai berikut:

a. Quantity of Work: jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode

yang ditentukan. Jumlah pekerjaan yang diselesaikan dalam berapa

periode tertentu.

b. Quality of Work: kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat–syarat

(45)

c. Job Knowledge: luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

ketrampilanya.

d. Creativeness: keaslian gagasan–gagasan yang dimunculkan dan

tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan–persoalan yang

timbul.

e. Cooperation: kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau

sesama anggota organisasi.

f. Dependability: kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran

dan penyelesaian kerja.

g. Initiative: semangat untuk melaksanakan tugas–tugas baru dan dalam

memperbesar tanggungjawabnya.

h. Personal Qualities: menyangkut kepribadian, kepemimpinan,

keramahtamahan dan integritas pribadi.

4. Faktor–Faktor yang mempengaruhi Kinerja

Menurut Steers (dalam Riani, 2011:100) Faktor–faktor yang mempengaruhi

kinerja adalah:

a. Kemampuan, kepribadian dan minat kerja.

b. Kejelasan dan penerimaan atau penjelasan peran seorang pekerja yang

merupakan taraf pengertian dan penerimaan seseorang atas tugas yang

(46)

c. Tingkat motivasi pekerja yaitu daya energi yang mendorong,

mengarahkan dan mempertahankan perilaku.

Menurut Arep & Tanjung (2003:36) ada faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi kinerja sebagai berikut:

1) Gaji dan keamanan, pengawasan, lingkungan kerja, hubungan

pribadi, dan kebijakan perusahaan.

2) Pencapaian tujuan, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan dan

perkembangan kinerja.

Menurut McCormick dan Tiffin (dalam Riani, 2011:100) mengatakan

bahwa terdapat dua variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu:

a. Variabel individu

Variabel individu terdiri dari pengalaman, pendidikan, jenis

kelamin, umur, motivasi, keadaan fisik, kepribadian dan sikap.

b. Variable situasional

Variabel situasional menyangkut dua faktor yaitu:

1) Faktor sosial dari organisasi, meliputi: kebijakan, jenis latihan

dan pengalaman, sistem upah serta lingkungan sosial.

2) Faktor fisik dan pekerjaan, meliputi: metode kerja, pengaturan

dan kondisi, perlengkapan kerja, pengaturan ruang kerja,

(47)

D. Penilaian Kinerja

1. Pengertian Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja berarti mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan atau

di masa lalu relatif terhadap standar kinerjanya (Riani, 2011:101). Penilaian

kinerja juga selalu mengasumsikan bahwa karyawan memahami apa standar

kinerja mereka, dan penyelia juga memberikan karyawan umpan balik,

pengembangan, dan insentif yang diperlukan untuk membantu orang yang

bersangkutan menghilangkan kinerja yang kurang baik atau melanjutkan

kinerja yang baik (Deissler, dalam Riani, 2015:101).

2. Kriteria Penilaian Kinerja

Secara garis besar, menurut Martoyo (dalam Riani, 2011:101)

penilaian kinerja dibagi pada penilaian yang berorientasi ke masa lalu dan

masa depan.

a. Berorientasi masa lalu

Metode ini memperlakukan kinerja yang telah terjadi. Evaluasi

kinerja masa lalu menjadi umpan balik bagi karyawan untuk

perbaikan-perbaikan.

Teknik penilaian kinerja yang berorientasi ke masa lalu meliputi:

1) Rating scale

Kinerja dinilai dengan skor yang didasarkan pada kriteria atau

(48)

2) Checklist

Atau disebut metode peristiwa kritis; adalah penilaian yang

mendasarkan pada catatan–catatan penilai yang menggambarkan

perilaku yang sangat baik atau sangat buruk dalam kaitan dengan

pelaksanaaan kerja.

3) Metode peninjauan lapangan

Inspeksi langsung ke lapangan untuk mencocokkan apakah kinerja

karyawan di lapangan sesuai dengan yang dilaporkan atasannya.

Metode ini menerapkan bahwa pihak pimpinan terjun langsung ke

lapangan untuk mengawasi langsung kinerja karyawan apakah

sudah sesuai dengan laporan yang dilaporkan oleh pengawas.

4) Tes dan Observasi kinerja

Tes berdasarkan pengetahuan dan keterampilan. Dapat dilakukan

dengan tertulis, lisan, peragaan atau kombinasi dari ketiganya.

5) Metode Evaluasi Kelompok

a) Metode rangking: membandingkan karyawan satu dengan

karyawan lain, siapa yang lebih baik.

b) Grading/Forced Distributions: memilah–milah karyawan dalam

berbagai klasifikasi.

c) Point Allocations Methods ditentukan nilai total yang akan

didistribusikan kepada karyawan yang dinilai (dalam

(49)

b. Berorientasi Masa depan .

1) Penilaian Diri (Self Appraisal): teknik ini berguna bila tujuannya

adalah evaluasi untuk pengembangan diri.

2) Penilaian psikologis (Pcychological Appraisal): dilakukan dengan

wawancara mendalam, tes–tes psikologi, diskusi dengan atasan

langsung dan review evaluasi lainnya.

3) Pendekatan Manajemen Tujuan (Management by Objectives/MBO):

setiap karyawan dan penyelia bersama–sama menetapkan tujuan–

tujuan atau sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang.

4) Teknik Pusat Penelitian: bentuk penilaian karyawan yang

distandarisasi yang bergantung pada tipe penilaian. Meliputi

wawancara mendalam, tes–tes psikologi, diskusi kelompok,

simulasi dan evaluasi potensi karyawan pada masa yang akan

datang. Teknik ini pada inti nya sama dengan penilaian psikologis

karna melakukan wawancara mendalam, tes–tes psikologi, diskusi

dengan atasan langsung dan review evaluasi lainnya.

3. Indikator Penilaian Kinerja

Menurut Supardi 1999 (dalam Kristanto, 2015:89), terdapat tujuh indikator

(50)

a. Kualitas kerja

Meliputi akurasi ketelitian, kerapian, melaksanakan pekerjaan,

mempergunakan dan memelihara alat kerja, keterampilan dan

kecakapan melaksanakan tugas.

b. Kuantitas kerja

Meliputi keluaran dan target dari pekerjaan. Menyelesaikan tugas

sesuai dengan target yang sudah ditentukan.

c. Pengetahuan

Adalah kemampuan seseorang karyawan sehubungan dengan hal–hal

yang berhubungan dengan tugas dan prosedur kerja, penggunaan alat-

alat kerja maupun kemampuan teknis atau pekerjaan.

d. Penyesuaian pekerjaan

Penyesuaian pekerjaan di tinjau dari kemampuan karyawan dalam

melaksanakan tugasnya di luar pekerjaan maupun adanya tugas baru

serta kecepatannya berpikir dan bertindak dalam bekerja.

e. Keandalan

Adalah kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas, misalnya

saat melaksanakan prosedur, peraturan kerja, inisiatif, kedisiplinan,

(51)

f. Hubungan kerja

Hubungan kerja dapat dilihat dari sikap karyawan terhadap lainnya,

sikap karyawan terhadap aturan, dan kesedian dalam menerima

perubahan-perubahan kerja.

g. Keselamatan kerja

Keselamatan kerja menyangkut bagaimana perhatian karyawan pada

Keselamatan kerja.

4. Manfaat Penilaian Kinerja

Manfaat Penilaian Kinerja bagi semua pihak adalah agar bagi mereka

mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan (Rivai & Basri) (dalam

Riani, 2011:105-108). Pihak-pihak yang berkepentingan dalam penilaian

adalah :

1). Orang yang dinilai (karyawan)

2). Penilai (atasan, supervisor, pimpinan, manager, konsultan)

3). Perusahaan

a) Manfaat bagi karyawan yang dinilai

Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian

kinerja adalah:

1) Meningkatkan motivasi

2) Meningkatkan kepuasaan hidup

(52)

4) Umpan balik dari kinerja lalu yang kurang akurat dan

memperbaiki kinerja yang lalu.

5) Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih

besar

6) Pengembangan tantang pengetahuan dan kelemahan menjadi

lebih besar

7) Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atas

8) Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi

9) Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan

dan bagaimana mereka mengatasinya.

10) Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan

atasan.

b. Manfaat bagi penilai (supervisor/manager)

Beberapa manfaat penilaian kinerja bagi penilai:

1) Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasi

kecenderungan kinerja karyawan untuk perbaikan

manajemen selanjutnya

2) Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum

tentang pekerjaan individu dan departemen yang lengkap.

3) Memberikan peluang untuk mengembangkan system

pengawasan baik untuk pekerjaan manajer sendiri, maupun

(53)

4) Peningkatan kepuasan kerja.

5) Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan dari para

manajer maupun dari para karyawan.

6) Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilai

dengan memberikan pandangan yang lebih baik terhadap

bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih

besar kepada perusahaan.

7) Sebagai media untuk meningkatkan interpersonal relationship

atau hubungan antar pribadi antara karyawan dan manajer.

8) Merupakan kesempatan berharga bagi manajer agar dapat

menilai kembali apa yang telah dilakukan sehingga ada

kemungkinan mereview target atau menyusun prioritas

kembali.

9) Bisa mengidentifikasi kesempatan untuk rotasi atau

perubahan tugas karyawan.

c. Manfaat bagi perusahaan

Bagi perusahaan, manfaat penilaian adalah:

1) Perbaikan seluruh simpul unit–unit yang ada ada dalam

perusahaan karena:

a) Komunikasi menjadi lebih efektif mengenai tujuan

perusahaan

(54)

c) Peningkatan kemampuan dan kemauan manajer untuk

menggunakan keterampilan dan keahlian memimpinnya

untuk memotivasi karyawan dan mengembangkan

kemauan dan keterampilan karyawan.

2) Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang

dilakukan oleh masing–masing karyawan.

3) Meningkatkan kualitas komunikasi.

4) Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan

5) Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian

tujuan perusahaan.

6) Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan.

7) Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap kegiatan

yang dilakukan oleh setiap karyawan.

8) Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan

yang dibutuhkan.

9) Kemampuan menemukan dan mengenali setiap permasalahan.

10) Karyawan yang potensial dan memungkinkan untuk menjadi

pimpinan perusahaan atau sedikitnya yang dapat

dipromosikan menjadi lebih mudah terlihat, mudah

diidentifikasi, mudah dikembangkan lebih lanjut, dan

(55)

11) Jika penilaian kinerja ini telah melembaga dan keuntungan

yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar, penilaian

kinerja akan menjadi salah satu sarana yang paling utama

dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

E. Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu oleh Harris Kristanto dengan jurnal skripsi tentang

keadilan organisasional, komitmen organisasional dan kinerja karyawan, studi

kasus dilakakukan di CV Tanaya Fiberglass Surabaya. Mahasiswa dari

Universitas Kristen Petra dan program Manajemen Bisnis (2015). Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keadilan organisasional

terhadap kinerja karyawan dengan komitmen organisasional sebagai variabel

intervening di CV. Tanaya Fiberglass Surabaya, dengan sampel sebanyak 38

karyawan dan populasi relatif kecil, kurang dari 100 responden. Penelitian ini

mengenai tentang 1). Apakah keadilan organisasional berpengaruh terhadap

komitmen organisasional terhadap karyawan bagi produksi CV. Tanaya

Fiberglass. 2). Apakah keadilan Organisasional berpengaruh terhadap kinerja

karyawan. Untuk mendapatkan informasi penulis memilih sumber data primer

dan data sekunder, teknik pengambilan data dengan cara wawancara, dan

kuesioner dengan mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan

dengan objek penelitian yang diperoleh dari perusahaan. Teknik analisis data

(56)

Berdasarkan analisis Harris Kristianto mengambil kesimpulan bahwa

keadilan organisasional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan

komitmen organisasional sebagai variabel intervening. Keadilan

organisasional juga berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

F. Hipotesis

Jawad et al. (2012) yang meneliti karyawan Universitas di Propinsi

Bengkulu termasuk dosen; dan Yazicioglu and Topaloglu 2009 (dalam

Kristianto, 2015) yang meneliti karyawan perusahaan yang dipilih secara acak

menyatakan bahwa keadilan organisasional mempunyai pengaruh yang positif

terhadap kinerja karyawan. Artinya, semakin tinggi keadilan organisasional di

suatu perusahaan, maka kinerja karyawan juga semakin tinggi. Oleh karena

itu, dalam penelitian ini hipotesis nya adalah keadilan organisasional sangat

perlu untuk dilakukan karena keadilan organisasional berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan. Apabila perusahaan memberikan keadilan kepada

karyawan maka kinerja karyawan akan semakin baik karena karyawan akan

merasa dihargai oleh pimpinan oleh karena itu perusahaan akan menerima

(57)

Berdasarkan uraian tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

(58)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dilakukan dengan survei. Survei yang dilakukan

dalam melakukan penelitian yaitu keadilan organisasional yang diberikan

pimpinan kepada karyawan dan pengaruh terhadap kinerja karyawan di

PT. Jaeil Indonesia.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian yang akan diteliti adalah karyawan PT. Jaeil

Indonesia.

2. Objek penelitian yang akan diteliti adalah keadilan organisasional dan

kinerja karyawan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Jaeil Indonesia Jl. Industri Utama Jababeka

II Pasirasi, Cikarang Selatan, Bekasi.

(59)

D. Variabel penelitian

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

Sugiyono (2009:38). Dari penjelasan tersebut maka variabel bebas nya

adalah keadilan organisasional.

b. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Sugiyono (2009:39).

Dari penjelasan tersebut maka variabel terikat nya adalah kinerja

karyawan.

2. Operasional variabel

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan satu variabel

terikat. Variabel bebas terdiri dari keadilan organisasional sedangkan

variabel terikatnya yaitu kinerja karyawan. Sebelum variabel–variabel

tersebut dilakukan analisis terlebih dahulu akan diadakan

pengukuran/indikator :

a. Keadilan organisasional adalah salah satu konsep dalam perilaku

organisasional yang masih terus mengalami perkembangan hingga

(60)

sebagai berikut: Keadilan yang berkaitan dengan kewajaran alokasi

sumber daya, keadilan dalam proses pengambilan keputusan, dan

keadilan dalam persepsi kewajaran atas pemeliharaan hubungan antar

pribadi. Dalam keadilan organisasional ini terdapat indikator sebagai

suatu batasan untuk menilai sejauh mana keadilan organisasional

diterapkan pada perusahaan.

b. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikannya (Mangkunegara, 2000:38).

Indikator–indikator yang digunakan sebagai berikut: kualitas kerja,

kuantitas kerja, pengetahuan, penyesuaian pekerjaan, keandalan, dan

hubungan kerja. Dalam penelitian ini hanya menggunakan enam

indikator karena bagi penulis indikator-indikator tersebut sudah

menggambarkan tentang sejauh mana kinerja karyawan di PT. Jaeil

Indonesia. Indikator keselamatan kerja tidak digunakan dalam

penelitian karena bagi penulis di dalam enam indikator sudah cukup

untuk di lakukan penelitian pada PT. Jaeil Indonesia. Dalam kinerja

juga terdapat berbagai indikator untuk menjadi suatu batasan menilai

sampai sejauh mana kinerja karyawan di dalam perusahaan terlebih

(61)

3. Pengukuran Variabel

Semua variabel dalam penelitian ini akan diukur dengan Rating Scale,

pada skala penilaian, responden memberi angka pada kontinum dimana

individu atau objek akan ditempatkan. Penilaian oleh hanya satu orang

umumnya dianggap kurang reliabilitas. Yang akan menilai kinerja

karyawan adalah atasan.

Memberi point 5 untuk Sangat Sutuju, 4 Setuju, 3 Netral, 2 Tidak

Setuju, dan 1 Sangat Tidak Setuju untuk tiap–tiap variabel baik itu

variabel bebas maupun variabel terikat.

Berikut contoh instrument penilaiannya:

1. Untuk jawaban SS akan diberi skor : 5

2. Untuk jawabana S akan diberi skor : 4

3. Untuk jawaban N akan diberi skor : 3

4. Untuk jawaban TS akan diberi skor : 2

5. Untuk jawaban STS akan diberi skor : 1

A. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiono (2009:116) Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri dari atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

(62)

populasi adalah karyawan tetap dari karyawan PT. Jaeil Indonesia yang

terdiri dari beberapa divisi.

Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah sebagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel tersebut

adalah manajer garis pertama dan karyawan nonmanajerial seluruh

departemen dari sebagian karyawan PT. Jaeil Indonesia. Ukuran sampel

ditentukan menurut ketentuan Slovin. Adapun rumus yang digunakan

tersebut adalah:

Keterangan :

n = ukuran sampel,

N = ukuran populasi

α = tingkat kesalahan dalam persen atau toleransi ketidaktelitian dalam

menentukan banyaknya responden.

Adapun hasil perhitungan dalam menentukan responden penelitian ini adalah

sebagai berikut :

(63)

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = banyaknya populasi karyawan tetap di PT. Jaeil Indonesia, Cikarang

Selatan, Bekasi = 172 orang.

α = 10%

Dengan demikian, berdasarkan perhitungan ukuran sampel tersebut,

jumlah responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah

63,23 dibulatkan menjadi 65 responden dengan toleransi ketidaktelitian (α)

10% dan populasi sebesar 172 orang.

B. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini penulis memilih metode pengambilan sampel yaitu

sample non probability dengan teknik sampling purposive. Non probability

adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan

sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel

(Sugiyono 2001:77). Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu, misal dengan menggunakan syarat–syarat

tertentu yang digunakan untuk mengambil data (Sugiyono 2001:78). Peneliti

mengambil data karyawan dengan syarat karyawan yang mempunyai

pengalaman kerja di bidang tersebut minimal satu tahun, karyawan yang

sudah tetap di perusahaan tersebut, karyawan yang bukan menjadi pimpinan

(64)

pada pengambilan sampel responden pada keadilan organisasional, karyawan

yang sebagai HRD dan kepala bagian devisi untuk menilai kinerja karyawan

dan yang sudah mempunyai pengalaman kerja di bidang tersebut.

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis mengambil sumber data primer dan sekunder.

Data primer adalah data yang di dapat dari sumber pertama, sumber pertama

yang dimaksud adalah responden yang telah mengisi kuesioner ini, sedangkan

data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi

bentuk–bentuk seperti tabel, grafik, dan lain sebagainya. Biasanya minta dari

dokumen perusahaan.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Suatu daftar yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Dalam penelitian ini

membuat daftar pertanyaan mengenai variabel independen yang berisi

tentang keadilan organisasional dan kinerja karyawan (dependen). Daftar

pertanyaan tersebut dibagikan kepada responden karyawan untuk diisi

sesuai dengan keadaannya saat ini sehingga dapat diketahui

(65)

2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada HRD dari perusahaan yang mempunyai

informasi tentang kondisi perusahaan dan sejarah perusahaan.

E. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas dalam penelitian ini dapat mengukur suatu derajad ketepatan

antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian dengan data

yang dilaporkan oleh peneliti (Umar, 2005:52). Tujuan uji validitas untuk

memastikan bahwa alat yang digunakan untuk mengukur sudah benar

sesuai dengan data yang akan diolah. Rumus yang digunakan adalah

korelasi product moment, yaitu sebagai berikut :

Keterangan

r xy : Koefisien korelasi product moment

X : nilai dari setiap variabel

Y : nilat total dari semua variabel

XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y

(66)

Untuk menentukan valid atau tidaknya, dengan cara membandingkan rtabel

dengan rhitung yang terdapat pada hasil output SPSS pada tabel korelasi.

Berikut adalah ketentuan sebagai berikut :

a. Jika rhitung ≥ rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2, maka

instrumen tersebut dikatakan valid.

b. Jika rhitung < rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2, maka

instrumen tersebut dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajad ketepatan, ketelitian atau keakuratan

yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran. (Umar, 2005:56). Semakin

tinggi nilai reliabilitas suatu instrumen semakin reliabel jawaban yang

diperoleh dari responden. Dalam menghitung reliabilitas, penelitian ini uji

reliabilitas dilakukan dengan rumus Alpha-Cronbach yang dirumuskan

sebagai berikut :

Keterangan :

r11 : Reliabilitas yang dicari

n : Banyaknya pertanyaan

∑σ t2

:Jumlah varians skor tiap-tiap item

σ t2

: Varians total

(67)

a. Jika nilai rhitung ≥ rtabel dengan toleransi ketidaktelitian (α)

sebesar 5%, maka instrumen tersebut dikatakan reliabel.

b. Jika nilai rhitung < rtabel dengan toleransi ketidaktelitian (α)

sebesar 5%, maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Sederhana

Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi sederhana yang

modelnya di rumuskan sebagai berikut.

Y = a + bX

Keterangan

Y = subyek variabel dependen (kinerja karyawan)

X = subyek pada variabel independen (keadilan organisasional).

a = harga Y bila X = 0 (harga konstan).

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variable dependen yang didasarkan

pada variable independen. Bila b ( + ) maka naik, dan bila ( - ) maka

terjadi penurunan. Untuk mencari a dan b dapat ditemukan dengan

rumus sebagai berikut:

1) a =. ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑

2) b ∑ ∑ ∑

(68)

2. Uji Asumsi Klasik

Model regresi sederhana dapat disebut baik jika terbebas dari

asumsi-asumsi klasik statistik (Sunyoto, 2009 : 145). Uji asumsi-asumsi klasik sebagai

berikut:

Uji Normalitas

Pada uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui data apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai

data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati

normal atau normal sama sekali (Sunyoto, 2009:148).

3. Pengujian Hipotesis

Uji t

Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh yang signifikan variabel–variabel

bebas yaitu keadilan organisaional secara sendiri–sendiri terhadap variabel

terikat yaitu kinerja karyawan.

a. Menentukan H0 Ha

H0 : b1 = 0, artinya ada pengaruh positif keadilan organisasional

terhadap kinerja karyawan.

Ha : b1 ≠ 0, artinya tidak ada pengaruh positif variabel independen

terhadap variabel dependen.

(69)

Dalam penelitian ini tingkat signifikansinya sebesar 0,05 (5%) dengan

derajad bebas (df) = n-2 dan n merupakan jumlah sampel pada

penelitian.

c. Menentukan thitung menggunakan SPSS atau dengan rumus thitung

(sunyoto, 2009:152)

Thitung = Dimana :

bi = koefisien regresi variabel dan sb2 = Standar eror dari variabel i

d. Melalui analisis ini maka pengambilan keputusan akan berdasarkan

pada:

Jika : thitung≤ ttabel : maka H0 diterima ( Ha ditolak)

(70)

48

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Perusahaan

PT. Jaeil Indonesia merupakan perusahaan industri mesin percetakan

plastik yang profesional dengan fasilitas produksi di Cikarang, Indonesia.

Didirikan pada tahun 1999 PT. JAEIL IDONESIA sudah tersebar secara

berkesinambungan dengan sukses dan bergabung dengan teknologi mesin dan

dengan kebanggaan keterampilan yang tinggi. Dimulai dari 2014, manajemen

sudah diubah menjadi perusahaan lokal dan menguatkan partner bisnis kami

dari 100% perusahaan Jepang untuk berkontribusi dalam meningkatkan

hubungan antara perusahaan lokal dan Jepang sebagai kunci dari target

kebijakan pemerintah. Perusahaan industri PT. Jaeil Indonesia ini

menggunakan material berbahan plastik, secara garis besar material plastik

yang digunakan dibagi menjadi dua bagian utama yaitu material plastik

thermoplast dan material plastik thermoset. Plastik thermoplast adalah plastik

yang dapat didaur ulang sedangkan plastik thermoset adalah plastik yang

tidak dapat didaur ulang. PT. Jaeil Indonesia sangat membuka partner bisnis

yang luas untuk membangun peningkatan hubungan kerja sama serta

membangun budaya antara proses dan teknologi, untuk mendukung dan

(71)

B. Visi dan Misi

1. Visi

Visi kami adalah menjadi perusahaan terbesar dan pemimpin dari

perusahann injeksi plastik di Indonesia dengan memprioritaskan dalam

kualitas dan kepuasan dari parter bisnis melalui peningkatan dan inovasi,

menjaga reputasi hubungan melalui kesempurnaan dalam kualitas sistem

produksi dan penyampaian secara tepat waktu.

2. Misi

Misi kami adalah melanjutkan peningkatan karyawan kami dan

kesejahteraan untuk mengambangkan sumber daya manusia di Indonesia.

Kami juga mempunyai misi untuk warisan kesehatan dan ramah

(72)

Struktur organisasi PT. Jaeil Indonesia dapat dilihat pada tampilan bagan berikut ini:

Marketing Mgr Com Buss div MGR

IQC

Engineering Production Maintenance

HRD

QA system & Doc Control

Gambar

Tabel    Judul
Gambar
Gambar IV.1: Struktur Organisasi.
Tabel V. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian menunjukkan bahwa valuasi ekonomi sumber daya genetik padi penting untuk dilakukan supaya dapat menjadi acuan bagi para pemulia padi dalam merakit varietas

Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan database informasi Institusi Kesehatan dalam bentuk sistem informasi geografis di Kabupaten Lampung Timur. Penelitian

Bagian ini sangat penting untuk menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan

Sabar merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan. Oleh sebab itu kesabaran dari seorang guru sangat dibutuhkan. Berdasarkan pemikiran KH. Hasyim

menghargai orang lain dengan baik dan benar, sehingga mereka dapat hidup bersama dalam masyarakat yang sangat beragam ( learning to live together ). Demi tercapainya

KOMPUTASI METODE NEWTON RAPHSON DENGAN SOFTWARE R UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI SECARA GEOGRAFIS (RLOTG).. Fakultas Matematika

Media komunikasi data antara satu terminal pengukur dengan sistem pengolah data (control room) dapat dilakukan dengan beberapa pilihan antara lain : dapat melalui

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil tes siswa maka dapat disimpulkan bahwa, (1) Nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan media