• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan modul pembelajaran IPA untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan kelas IV di SD BOPKRI Gondolayu dengan pendekatan PPR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan modul pembelajaran IPA untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan kelas IV di SD BOPKRI Gondolayu dengan pendekatan PPR"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL PELAJARAN IPA

UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN

KELAS IV DI SD BOPKRI GONDOLAYU

DENGAN PENDEKATAN PPR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

ONGKO HUTAMA ELYAS

NIM : 131134132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGEMBANGAN MODUL PELAJARAN IPA

UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN

KELAS IV DI SD BOPKRI GONDOLAYU

DENGAN PENDEKATAN PPR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

ONGKO HUTAMA ELYAS

NIM : 131134132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

ii

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL PELAJARAN IPA

UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN KELAS IV

DI SD BOPKRI GONDOLAYU DENGAN PENDEKATAN PPR

Oleh:

Ongko Hutama Elyas

NIM : 131134132

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Eny Winarti, M.Hum., Ph.D. Tanggal 1 Maret 2017

Pembimbing II

(4)

iii

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL PELAJARAN IPA

UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN KELAS IV

DI SD BOPKRI GONDOLAYU DENGAN PENDEKATAN PPR

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Ongko Hutama Elyas

NIM : 131134132

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 15 Maret 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ... Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ... Anggota I : Eny Winarti, M.Hum., Ph.D. ... Anggota II : Wahyu Wido Sari, S.Si., M. Biotech. ... Anggota III : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ...

Yogyakarta, 15 Maret 2017

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

1. Kedua orangtua tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis mampu menyandang gelar sarjana pendidikan. 2. Kakak yang selalu memberi dukungan dan mendoakan penulis.

(6)

v

MOTTO

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,

tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah

dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Maret 2017

Peneliti

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Ongko Hutama Elyas

Nomor Mahasiswa : 131134132

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN MODUL PELAJARAN IPA UNTUK

MENUMBUHKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN KELAS IV DI SD

BOPKRI GONDOLAYU DENGAN PENDEKATAN PPR

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secaa terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penuis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 15 Maret 2017 Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN KELAS IV DI SD

BOPKRI GONDOLAYU DENGAN PENDEKATAN PPR.

Ongko Hutama Elyas Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang didasari dengan analisis kebutuhan. Peneliti melakukan observasi, wawancara dan menyebarkan kuesioner untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa. Dari hasil analisis kebutuhan di SD BOPKRI Gondolayu tersebut, peneliti mendapatkan data bahwa sikap peduli siswa terhadap lingkungan masih kurang dan perlu ditingkatkan. Guru juga membutuhkan modul pembelajaran yang dapat mengajarkan sikap peduli lingkungan.

Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk mengembangkan produk berupa modul pembelajaran IPA untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan siswa dengan pendekatan PPR. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan 5 tahapan dari Tomlinsson. Tahapan tersebut meliputi: (1) analisis kebutuhan, (2) desain, (3) implementasi, (4) evaluasi, (5) revisi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui cara mengembangkan modul pelajaran IPA kelas IV untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan, mengetahui kualitas modul pelajaran IPA kelas IV untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan, mengetahui pengaruh penggunaan modul pelajaran IPA kelas IV untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan.

Hasil penelitian berdasarkan persepsi siswa terhadap modul pembelajaran IPA untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan siswa kelas IV SD mendapatkan skor rata-rata 3,08 dengan kategori baik. Hasil observasi yang dilakukan selama implementasi modul pembelajaran IPA menunjukkan bahwa modul pembelajaran IPA sudah memenuhi 8 kriteria pengembangan menurut tomlinson, sehingga modul pembelajaran IPA layak untuk digunakan. Serta pengaruh penggunaan modul pembelajaran IPA dapat membuat siswa menjadi terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada siswa (humanis). Membuat siswa tertarik, memunculkan rasa ingn tahu, dan muncul kesadaran untuk menjaga lingkungan (kesadaran kritis). Membuat siswa berani untuk mengungkapkan pendapatnya dan saling bertukar pendapat antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa (mempertanyakan sistem).

(10)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING MODULE SCIENCE TO GROW ATTITUDE CARING ENVIRONMENT CLASS IV IN PRIMARY SCHOOLS BOPKRI GONDOLAYU WITH THE APPROACH PPR

Ongko Hutama Elyas Sanata Dharma University

2017

This study is a research and development based on the needs analysis. Researchers conducted observations, interviews and distributed questionnaires to find out the analysis of the needs of teachers and students. From the analysis of the needs in elementary BOPKRI Gondolayu, the researchers have shown that caring attitude of students towards the environment is still lacking and needs to be improved. Teachers also need a learning module that can mengajarakn environmentally conscious attitude.

Therefore, researchers are encouraged to develop products such as science learning modules to cultivate a caring attitude to the environment students PPR approach. This research is a research and development (Research and Development). This study uses five stages of Tomlinsson. These stages include: (1) analysis of needs, (2) design of the product, (3) implementation, (4) evaluation, (5) a revision. The purpose of this research is to know how to develop modules for teaching science classes IV to cultivate an attitude of care for the environment, knowing the quality of the fourth grade science lesson modules to cultivate an attitude of care for the environment, know the influence of the fourth grade science lesson modules to cultivate an attitude of care for the environment.

The results based on students perceptions of science learning modules to foster environmentally conscious attitude fourth grade students receive an average score of 3.08 in both categories. The results of observations made during the implementation of the module learning science shows that science learning modules already meet eight criteria of development according to Tomlinson, so science learning module unfit for use. As well as the effect of the use of learning modules IPA can make the students actively involved in learning and foster a caring attitude to the environment students (humanist). Make students interested, bring a ingn know, and the awareness to protect the environment (critical consciousness). Make students dare to express their opinions and exchange ideas between students and teachers and students with a student (questioning the system).

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

PENGEMBANGAN MODUL PELAJARAN IPA UNTUK ENUMBUHKAN

SIKAP PEDULI LINGKUNGAN KELAS IV DI SD BOPKRI GONDOLAYU

DENGAN PENDEKATAN PPR, skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu serta memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Eny Winarti, Ph. D. Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dukungan, waktu, pikiran dan tenaga selama proses penyusunan skripsi ini. 5. Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech., Dosen Pembimbing II yang telah

(12)

xi

6. Seluruh dosen dan staff karyawan PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pelayanan prima selama perkuliahan.

7. Validator instrumen penelitian dan validator modul.

8. Ester Markis Sarwo Rini S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD BOPKRI Gondolayu yang telah mengijinkan peneliti dalam melakukan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini.

9. Para guru kelas IV.2 SD BOPKRI Gondolayu yang telah membantu peneliti mengambil data analisis kebutuhan.

10.Siswa kelas IV.2 SD BOPKRI Gondolayu yang telah bekerja sama dengan baik selama proses penelitian.

11.Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Matheus Katam dan Ibu Dwi Purwani yang selalu memberikan semangat, doa, harapan, perhatian, dan kasih sayang. 12.Kakakku Samuel Indriatama yang selalu memberikan semangat dan dukungan. 13.Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan dan nasehat. 14.Keluarga Kost Griya Emanuel yang selalu memberikan semangat dan hiburan

kepada peneliti.

15.Teman seperjuangankku mahasiswa angkatan 2013 yang telah memberikan semangat, canda, dan tawa.

16.Teman satu payungku dalam penelitian yang selalu memberi semangat dan membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

(13)

xii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 15 Maret 2017 Penulis

(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEGIATAN AKADENIS ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB IPENDAHULUAN

1.6 Definisi Operasional ... 7

1.7 Spesifikasi Modul yang Dikembangkan ... 7

BAB IILANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Latar Belakang Sekolah ... 9

2.1.2 Peduli Lingkungan ... 10

2.1.3 Pendidikan Emansipatoris... 12

(15)

xiv

2.1.5 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ... 17

2.1.6 Gambaran Umum Perkembangan Peserta Didik SD ... 19

2.1.7 Modul ... 21

2.1.8 IPA ... 25

2.2 Penelitian yang Relevan ... 27

2.2.1 Penelitian tentang Modul ... 27

2.2.2 Penelitian tentang Peduli Lingkungan` ... 28

2.3 Desain Diagram ... 31

2.4 Kerangka Berpikir ... 32

BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Setting Penelitian ... 33

3.2.1 Subjek penelitian ... 33

3.2.2 Obyek Penelitian ... 34

3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Prosedur Pengembangan ... 34

3.4 Instrumen Penelitian ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.6 Teknik Analisis Data ... 46

3.6.1 Data Kualitatif ... 46

3.6.2 Data Kuantitatif ... 46

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian ... 48

4.1.1 Proses Pengembangan Modul Pembelajaran IPA ... 48

4.1.2 Kualitas Pengembangan Modul Pembelajaran... 63

4.1.3 Pengaruh Penggunaan Modul Pembelajaran ... 70

4.2 Pembahasan ... 74

BAB VPENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Keterbatasan ... 84

5.3 Saran ... 84

(16)

xv

(17)

xvi

DAFTAR BAGAN

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi ... 38

Tabel 3.2 Kiri-kisi Wawancara Guru Kelas IV ... 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa Kelas IV ... 39

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 39

Tabel 3.5 Lembar Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa... 39

Tabel 3.6 Lembar Observasi Sikap Peduli Lingkungan... 40

Tabel 3.7 Kuesioner Validasi Modul Pembelajaran IPA ... 41

Tabel 3.8 Lembar Instumen Validasi oleh Ahli ... 42

Tabel 3.9 Skala Likert ... 47

Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Guru ... 51

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Wawancara ... 53

Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 55

Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 56

Tabel 4.5 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Siswa ... 57

Tabel 4.6 Hasil Validasi Modul Pembelajaran IPA ... 64

Tabel 4.7 Hasil Kualitas Modul Pembelajaran IPA ... 66

Tabel 4.8 Komentar dan Saran dari ahli IPA ... 67

Tabel 4.9 Komentar dan Saran dari ahli Bahasa ... 68

Tabel 4.10 Tabel Revisi Modul Pembelajaran IPA ... 68

Tabel 4.11 Kesan Siswa Selama Melaksanakan Aksi ... 71

Tabel 4.12 Pengelompokan Kesan Siswa ... 71

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola PPR ... 15

Gambar 4.1 Eksperimen ... 59

Gambar 4.2 Lembar aksi ... 59

Gambar 4.3 Siswa melakukan eksperimen ... 60

Gambar 4.4 uraian materi ... 61

Gambar 4.5 Mengamati gambar ... 62

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus dan RPP... 88

Lampiran 2 Instrumen Wawancara Guru ...111

Lampiran 3 Instrumen Wawancara Siswa ...112

Lampiran 4 Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ...113

Lampiran 5 Rubrik Penilaian Validator ...114

Lampiran 6 Lembar Observasi Sikap ...120

Lampiran 7 Instrumen Penilaian Persepsi Siswa ...121

Lampiran 8 Lembar Penilaian Validasi Instrumen Guru ...122

Lampiran 9 Lembar Penilaian Validasi Instrumen Siswa ...123

Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian ...124

Lampiran 11 Surat Pernyataan Telah Menyelesaikan Penelitian ...125

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) batasan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6) definisi operasional, serta (7) spesifikasi modul yang dikembangkan.

1.1Latar Belakang Masalah

Penulis melakukan wawancara pada salah satu tokoh penggiat lingkungan di Pusat Studi Lingkungan (PSL), yang bercerita tentang antusiasme siswa SD kelas 1 dan 2 dalam menanam biji sayuran, dari pengalaman menanam itu secara langsung mereka akan merekam kegiatan yang mereka lakukan tanpa harus diminta untuk mengingat. Ketika dewasa pengalaman itu tidak akan terlupakan karena mereka mengalami sendiri. Berbeda halnya dengan pembelajaran di Sekolah Dasar yang kurang dalam melibatkan lingkungan sekitar sebagai wahana untuk belajar.

(22)

dibiarkan tidak hanya akan merusak citra kota Denpasar sebagai daerah pariwisata namun juga memperburuk kualitas hidup masyarakatnya (dikutip dari BaliTVNews, 16 November 2014).

Hal ini yang perlu disadari oleh manusia bahwa dalam melakukan kegiatan harus memperhatikan akibatnya dan harus bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. Hal ini pula yang perlu disadari oleh manusia untuk peduli terhadap lingkungan sekitar. Peduli lingkungan adalah suatu sikap keteladanan yang bertujuan untuk (1) mewujudkan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup, (2) menciptakan insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup, (3) mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha atau perusakan lingkunga hidup (Yaumi, 2014: 111). Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang mencegah dan memperbaiki kerusakan di lingkungan alam sekitar, untuk mewujudkan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan manusia dengan makhluk hidup.

(23)

dipakai terdapat kertas dan sampah tissu di lantai ruang kelas yang dibiarkan saja hingga akhir kegiatan pembelajaran.

Pada saat melakukan observasi di luar kelas pada saat kegiatan Jumat bersih pada tanggan 5 Agustus 2016. Siswa SD BOPKRI Gondolayu khususnya kelas IV.2 pada saat jumat bersih ada siswa yang tidak mau ikut dalam kegiatan kerjabakti. Meski sudah di minta oleh guru kelasnya, tetap saja siswa tidak mau ikut kerjabakti membersihkan lingkungan sekolah. Siswa memilih duduk dan melihat temannya yang kerjabakti.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas IV SD BOPKRI Gondolayu yang mengajar matapelajaran IPA pada tanggal 6 Agustus 2016. Guru masih kesulitan untuk menumbuhkan sikap peduli di dalam diri anak. Guru pernah menggunakan modul pembelajaran IPA di kelas namun belum ada modul pembelajaran IPA yang menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan. Guru juga pernah mengajak siswa untuk pembelajaran di luar kelas dengan mengamati macam-macam bentuk daun. Siswa pada saat mengikuti pembelajaran di luar kelas sangat antusias.

(24)

PPR sebagai salah satu alternatif proses pembelajaran yang bertujuan supaya siswa memiliki kecerdasan pikiran dan hati secara menyeluruh. (Tim Redaksi Kanisius, 2010 : 65). PPR terwujud dalam 3 unsur yang ada pada tujuan pembelajaran. (1) competence merupakan kemampuan secara kognitif atau intelektual, (2) conscience merupakan afektif dalam menentukan pilihan-pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral, (3) compassion adalah kemampuan psikomotorik yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai sikap bela rasa bagi semua (Subagya, 2010: 23-24).

Oleh karena itu peneliti mengembangkan modul pembelajaran IPA untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan dengan judul penelitian Pengembangan

Modul Pelajaran IPA untuk Menumbuhkan Sikap Peduli Lingkungan Kelas

IV di SD BOPKRI Gondolayu dengan Pendekatan PPR. Modul pembelajaran

IPA diharapkan dapat membantu siswa untuk mengembangkan sikap peduli terhadap lingkungan. Selain itu modul pembelajaran juga dapat membantu guru dalam menjadikan pembelajaran lebih aktif dan inovatif.

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan modul pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan di SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017?

(25)

1.2.3 Bagaimana penggaruh penggunaan modul pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan di SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017?

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan masalah dalam penelitian ini bertujuan supaya peneliti tidak menyimpang dari tujuan yang diterapkan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.3.1 Materi yang disajikan dalam modul pembelajaran IPA adalah pada Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya, dan Kompetensi Dasar 5.2 Mendeskripsikan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya 1.3.2 Sekolah Dasar yang dijadikan subjek penelitian adalah SD BOPKRI

Gondolayu.

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Mengetahui cara mengembangkan modul pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan di SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017.

(26)

1.4.3 Mengetahui pengaruh penggunaan modul pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan di SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017.

1.5Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Praktis a. Bagi guru

Modul pembelajaran IPA dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

b. Bagi siswa

1. Mempermudah siswa dalam memahami materi.

2. Melatih siswa untuk aktif dan peduli dengn lingkungan.

3. Melatih kerjasama, komunikasi, dan tanggung jawab antar siswa. c. Bagi Sekolah

Modul pembelajaran IPA dapat menambah sumber belajar baik bagi guru maupun siswa.

d. Bagi peneliti

Menambah pegetahuan, wawasan dan keterampilan peneliti dalam membuat modul pembelajaran IPA.

1.5.2 Manfaat Teoritis

(27)

1.6Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.6.1 IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar termasuk makhluk hidup.

1.6.2 Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan untuk merawat dan menjaga lingkungan.

1.6.3 PPR adalah sebuah pola pikir dalam menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang mempunyai nilai kemanusiaan.

1.6.4 Modul adalah salah satu bahan ajar atau sumber belajar yang berguna untuk siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaan secara mandiri.

1.7Spesifikasi Modul yang Dikembangkan

(28)
(29)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas mengenai kajian pustaka yaitu (1) Latar Belakang Sekolah, Pendidikan Emansipatoris, IPA, Peduli Lingkungan, Modul, Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), (2) penelitian yang relevan, (3) desain diagram dan (4) kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Latar Belakang Sekolah

Peneliti mendapatkan latar belakang sekolah melalui observasi secara langsung dan wawancara terhadap guru dan siswa. Adapun hasilnya sebagai berikut: SD Bopkri Gondolayu terletak diantara permukiman yang padat dan dekat dengan jalan raya yang sangat ramai. SD Bopkri Gondolayu, terletak di Jalan Jendral Sudirman No.24, Jetis, Kota Yogyakarta.

(30)

terakreditasi A pada tanggal 12 Oktober 2009. VISI Sekolah Dasar Kristen di Propinsi DIY yang mendidik siswa menjadi cerdas, bermartabat dan kompetitif berdasarkan cinta kasih. MISI menyelenggarakan pendidikan dasar secara professional, efektif, variatif agar potensianak berkembang optimal.

2.1.2 Peduli Lingkungan

2.1.2.1 Pengertian Peduli Lingkungan

Kant dkk (2013:33-39) menjelaskan bahwa lingkungan adalah kondisi-kondisi yang mempengaruhi perkembangan atau pertumbuhan, meliputi: udara, air, tanah, tumbuh-tumbuhan, flora, dan fauna. Definisi tersebut bermakna bahwa lingkungan terdiri dari lingkungan mati (abiotik) seperti udara, air, tanah; dan lingkungan hidup (biotik) seperti flora dan fauna. Lingkungan menurut Gustavo (dalam Hamzah, 2013:5) adalah jumlah total dari semua kondisi yang mempengaruhi eksistensi, pertumbuhan, dan kesejahteraan dari suatu organisme yang ada di bumi. Kedua definisi tersebut menunjukkan bahwa peran lingkugan sangat penting bagi kehidupan manusia.

(31)

hidup lingkungan, tidak pernah merusak dan mengeksploitasi sehingga di kemudian hari tercipta lingkungan yang menguntungkan semua manusia yang termasuk bagian dari lingkungan tersebut.

Berdasarkan penjelasan yang sudah dipaparkan di atas, sikap peduli lingkungan merupakan upaya mencegah kerusakan pada lingkungan di sekitarnya, dan berusaha untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang sudah terjadi.

2.1.2.2 Indikator Peduli Lingkungan

Nenggala (2007:173) indikator seseorang yang peduli lingkungan yaitu: 1) Selalu menjaga kelestarian lingkungan sekitar, 2) Tidak mengambil, menebang atau mencabut tumbuh-tumbuhan yang terdapat di sepanjang perjalanan, 3) Tidak mencoret-coret, menorehkan tulisan pada pohon, batu-batu, jalan atau dinding, 4) Selalu membuang sampah pada tempatnya, 5) Tidak membakar sampah di sekitar perumahan, 6) Melaksanakan kegiatan membersihkan lingkungan, 7) Menimbun barang-barang bekas, dan 8) Membersihkan sampah-sampah yang menyumbat saluran air.

(32)

2.1.3 Pendidikan Emansipatoris

2.1.3.1 Pengertian Pendidikan Emansipatoris

Pendidikan emansipatoris oleh Giroux (2001) dipandang sebagai pendidikan yang pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat yang adil dan demokratis. Ada tiga kata kunci untuk model pendidikan emansipatoris, yaitu humanis, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem. Mangunwijaya dalam (Yunus, 2007:5) juga berpendapat bahwa semestinya pendidikan di sekolah harus terbuka dan menjadi peristiwa perjumpaan antar pribadi yang saling mengasihi dan sebagai ajang untuk menjalin kemitraan, bukan penjinakan terhadap mereka, dengan adanya interaksi yang baik maka akan menumbuhkan rasa persaudaraan yang menggembirakan. Sehingga pendidikan tidak hanya terjadi interaksi satu arah melainkan dua arah antara guru dan siswa. Mangunwijaya (2004: xi) tugas pendidikan (sekolah) ialah menghantar dan menolong peserta didik untuk mengenali dan mengembangkan potensi-potensi dirinya agar menjadi manusia yang mandiri, dewasa, dan utuh.

(33)

Mangunwijaya (2004: xi) Pendidikan diarahkan pada proses emansipasi para peserta didik. Ada tiga tujuan emansipatorik yaitu:

a. Manusia eksplorator: suka mencari, bertanya, berpetualang, punya keyakinan bahwa manusia yang bertanya jauh lebih tinggi tingkatnya daripada yang pintar menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada. b. Manusia kreatif: pembaharu, berjiwa terbuka, dan merdeka; kritis, kaya

imajinasi, dan fantasi; dan tidak mudah menyerah pada nasib.

c. Manusia integral: sadar akan multidimensionalitas kehidupan, paham akan kemungkinan jalan-jalan alternatif, pandai membuat pilihan yang benar atas dasar pertimbangan yang benar, yakin akan benar atas dasar pertimbangan yang benar, dan yakin akan kebhinekaaan kehidupan namun mampu mengintegrasikannya dalam suatu kerangka yang sederhana.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan emansipatoris adalah pendidikan yang mengembangkan kesadaran kritis siswa maupun guru. Guru dan siswa dalam pendidikan emansipatoris adalah pembelajar. Pendidikan Emansipatoris dalam penelitian ini berfungsi sebagai pedoman dalam menyusun materi pembelajaran berdasarkan tiga model pendidikan emansipatoris yaitu humanis, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem.

2.1.4 Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

2.1.4.1 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

(34)

pembelajaran. Pedagogi adalah suatu cara pendidik untuk mendampingi para peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya (Subagya, 2010:22). Sedangkan reflektif adalah meninjau kembali pengalaman, topik tertentu, gagasan, reaksi, spontan maupun yang direncanakan dari berbagai sudut pandang secara rasional dengan tujuan agar semakin mampu memahami maknanya secara penuh (Tim PPR SD Kanisius, 2009:7). Berdasarkan paparan pengertian poin dari Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) maka dapat kita ketahui bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah suatu pendekatan atau model pembelajaran yang menekankan refleksi dalam menemukan nilai-nilai hidup dalam proses pendidikan dimana nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pijakan dalam menentukan sikap atau tindakan.

(35)

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PPR adalah pola pembelajaran dengan mengintegrasikan pengetahuan, pengalaman, dan sikap yang didapatkan siswa dan merefleksikannya.

2.1.4.2 Siklus/ Langkah PPR

Gambar 2.1 Pola PPR menurut Suparno (2015: 21).

Keterangan:

a. Konteks: Guru dalam langkah ini sebagai penggali konteks kehidupan yang ada pada diri siswa. Guru sebagai fasilitator mengajak siswa untuk mengamati kondisi kehidupan yang dialami siswa. Berdasarkan konteks yang dialami siswa, siswa diberikan kegiatan yang berkaitan dengan konteks siswa.

b. Pengalaman: (Subagya, 2010) berpendapat bahwa pengalaman merupakan proses dimana siswa memahami materi yang dipelajarinya secara mendalam dengan melibatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengalaman dalam pembelajaran dibedakan menjadi dua yaitu pegalaman langsung dan tidak langsung. Pengalaman langsung dalam pembelajaran misalnya siswa diajak untuk melakukan eksperimen dalam kelompok. Pada saat melakukan eksperimen siswa tidak hanya mendapatkan pengalaman Context

Reflection

Experience

Action Evaluation

Learner Truth

(36)

melakukan eksperimen saja namun siswa juga belajar untuk berinteraksi dengan orang lain, bekerjasama dalam kelompok, dan saling bertukar pendapat. Sedangkan pengalaman tidak langsung biasanya siswa diajak untuk membayangkan, diajak untuk berimajinasi, melihat gambar dan bermain peran.

c. Refleksi: berdasarkan pengalaman yang siswa lakukan, siswa akan merefleksikan pengalaman itu dan akan mengambil makna dari apa yang telah mereka dapatkan untuk kehidupan mereka selanjutnya. Refleksi juga akan memantapkan mereka dalam mengambil keputusan dan mengetahui konsekuensinya.

d. Aksi: guru memfasilitasi siswa dengan pertanyaan aksi agar siswa terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai hasil refleksinya. Aksi merupakan pertumbuhan batin yang mencakup dua tahap yaitu hasil dari refleksi pengalaman dan kemudian diwujudkan dengan aksi nyata.

e. Evaluation : (1) apakah tujuan tercapai? (2) mana yang baik dan mana yang kurang? (3) Apa dampak dari eksperimen?

Siklus dalam PPR tersebut akan mendasari langkah – langkah pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan sebagai alur dalam kegiatan pembelajaran. Siklus PPR akan digunakan semua yaitu 1) Konteks, 2) Pengalaman, 3) Refleksi, 4) Aksi, dan 5) Evaluasi dalam pembuatan langkah -langkah kegiatan pembelajaran.

2.1.4.3 Tujuan Paradigma Pedagogi Relektif (PPR)

(37)

dalam upaya untuk semakin memperdalam pemahaman akan pembelajaran yang telah diterima di sekolah dan lingkungan sosial mereka, sehingga kelak akan menghasilkan lulusan yang handal dan cukup dalam mengatasi permasalahan yang ada di kehidupan sosialnya (Subagya, 2010:22-25).

2.1.5 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

2.1.5.1 Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (BSNP 2006: 3). Menurut Mulyasa (2006: 12), KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan memperhatikan Undang-undang Nomor 20 Pasal 36 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (BSNP 2006: 9).

(38)

2.1.5.2 Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP

(39)

merupakan keniscayaan. (5) Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. (6) Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. (7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

2.1.6 Gambaran Umum Perkembangan Peserta Didik SD

2.1.6.1 Aspek-Aspek Perkembangan Peserta Didik SD

(40)

dikelompokkan kedalam tiga aspek perkembangan, yaitu perkembangan fisik perkembangan kognitif dan perkembangan psikososial (Desmita, 2009:33).

Perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ inderawi, pertambahan tinggi dan berat), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu menggunakan tubuhnya seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembanagn seksual. Perkembangan kognitif salah satu perkembangan peserta didik yag berkaitan dengan pengetahuan adalah proses psikologis peserta didik yang mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Perkembangan kognitif meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa. Melalui lingkungannya peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan yang ada dalam dirinnya. Pada perkembangan psikososial peserta didik mengembangkan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Peserta didik diharapkan mengerti orang lain, mampu menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan, dirasakan dan diinginkan serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain.

2.1.6.2 Karakteristik anak usia Sekolah Dasar

(41)

Karakteristik anak sekolah dasar menurut (Desmita, 2009:35) anak senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Menurut Havighurst dalam (Desmita, 2009 :35) tujuan perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitaas fisik, membina hidup sehat, belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok, belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, belajar membaca, menulis, dan berhitungn agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat, memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif, mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai, serta mencapai kemandirian pribadi.

2.1.7 Modul

2.1.7.1 Pengertian Modul

(42)

Jadi dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah bahan ajar yang ditulis secara sistematis untuk membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran secara mandiri.

2.1.7.2Karakteristik modul

(43)

bersahabat dengan pemakainya. Pengguanan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan.

Menurut Tomlinson (1998:7-12) kriteria materi pembelajaran yang baik ada enam belas kriteria. Kriteria tersebut yaitu (a) materi pembelajaran semestinya memiliki pengaruh yang kuat kepada peserta didik, (b) materi pembelajaran harus membantu peserta didik merasa mudah belajar, (c) materi pembelajaran harus membantu peserta didik untuk berkembang dengan penuh percaya diri, (d) apa yang diajarkan harus dirasakan oleh peserta didik sebagai relevan dan berguna, (e) materi pembelajaran harus menyediakan dan memfasilitasi peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri, (f) materi pembelajaran semestinya tersedia sesuai dengan fokus pembelajaran yang diajarkan, (g) bahan harus mengekspos peserta didik untuk bahasa yang digunakan otentik, (h) peserta didik perhatian harus diambil untuk fitur linguistik input, (i) bahan harus menyediakan pelajar dengan kesempatan untuk menggunakan bahasa target untuk mencapai tujuan komunikatif, (j) bahan harus memperhitungkan bahwa efek positif dari instruksi biasanya tertunda, (k) bahan harus memperhitungkan bahwa peserta didik berbeda dalam gaya belajar, (l) bahan harus memperhitungkan bahwa peserta didik berbeda dalam sikap afektif, (m) bahan harus izin periode diam pada awal instruksi, (n) bahan harus memaksimalkan potensi belajar dengan mendorong intelektual, estetika dan keterlibatan emosional yang menstimulasi aktivitas otak kanan dan kiri, (o) bahan tidak harus bergantung terlalu banyak pada praktek dikendalikan, (p) bahan harus memberikan kesempatan untuk umpan balik hasil.

(44)
(45)

didik dapat melatih emosional otak kanan dan otak kiri. (h) materi pembelajaran harus menyediakan kesempatan untuk pemberian umpan balik. Materi pembelajaran juga dilengkapi denga soal latihan, refleksi, evaluasi dan aksi untuk mengetahui umpan balik yang diberikan oleh siswa.

2.1.8 IPA

Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Jadi pengertian dari ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa, 2016:3). Sedangkan menurut Wonoraharjo (2010:12) menyatakan sains atau ilmu pengetahuan alam adalah sekumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui metode tertentu. Winaputra dalam Samatowa (2016:3) mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.

(46)

juga coba-coba dan melakukan kesalahan, gagal dan mencoba lagi. IPA tidak menyediakan semua jawaban untuk semua masalah yang kita ajukan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa- peristiwa yang terjadi dengan menggunakan metode ilmiah untuk memechkan masalah. IPA melatih anak untuk berpikir kritis dan obyektif.

Tujuan pembelajaran IPA di SD yang tercantum di dalam lampiran Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 antara lain adalah agar siswa dapat: (1) memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari; (2) mempunyai minat untuk meneliti dan mempelajari benda-benda atau kejadiankejadian di lingkungan sekitar dan (3) bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasama, dan mendiri.

Dari paparan para beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain pegamatan, penyusunan dan penyajian hasil pengamatan.

(47)

2.2 Penelitian yang Relevan

2.2.1 Penelitian tentang Modul

Theresia Dwi Kurniawati (2016), meneliti tentang pengembangan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong siswa kelas IV berpikir kritis. Tujuan pengembangan ini adalah: 1) Mengetahui cara mengembangkan modul praktikum IPA, 2) Mengetahui kualitas modul praktikum IPA, 3) mengetahui pengaruh penggunaan modul praktikum IPA. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Prosedur pengembangan modul dilakukan dengan langkah: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi produk pada ahi, (5) Revisi produk, (6) Uji coba produk, (7) Revisi produk.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul praktikum IPA layak untuk digunakan sebagai bahan ajar siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hal ini ditunjukkan keseluruhan dari hasil validasi produk oleh guru kelas IV SD Kanisius Ganjuran, 4 siswa kelas IV SD N Bareng Lor Klaten, 19 Siswa kelas IV SD N Kanisius ganjuran, rata-rata keseluruhan skor 3,3 dengan kategori layak.

(48)

divalidasi oleh dua ahli yaitu ahli bahasa dengan skor 4,15 (layak) dan ahli IPA dengan skor 4,41 (layak), dengan berdasarkan hasil validasi modul tanaman obat “Daun Ajaib” layak diuji cobakan.

Wahyu Wido Sari (2014), meneliti tentang persepsi guru dan siswa SD di Yogyakarta terhadap program conservation scout. Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon sekolah, persepsi guru, persepsi siswa, dan keberhasilan sekolah dalam mendukung program conservation scout. Metode yang digunakan adalah action reseach, survey, dan diskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan hasil validasi sangat baik. Sekolah memberikan respon sangat positif (84%) terhadap program conservation scout, dari 38 sekolah yang diundang, ada 32 sekolah yang mengikuti program ini. Guru memberikan persepsi negatif (2,50), bukan pada esensi program melainkan pada teknik pelaksanaan program. Siswa memberikan persepsi positif (3,51) dan 36 dari 70 siswa berhasil melakukan peer tutoring dan kampanye mengenai konservasi. Ada 53, 12 % SD yang siswanya menjadi duta konservasi lingkungan.

2.2.2 Penelitian tentang Peduli Lingkungan`

(49)

tanggapan siswa mencapai 87,27%, dan ketuntasan klasikal sebesar 84,38% yaitu 27 dari 32 siswa mencapai nilai KKM (75). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat peraga pemanasan global berbahan bekas pakai yang dikembangkan layak dan efektif digunakan. Hasil observasi menyatakan bahwa tingkat karakter peduli lingkungan pada siswa berada pada tingkat mulai terlihat dengan persentase 57,47%

Agil Lepiyanto, Dasrieny pratiwi (2015), meneliti tentang pengembangan bahan ajar berbasis inkuiri terintegrasi nilai karakter peduli lingkunga pada materi ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh materi pembelajaran berdasarkan inkuiri terintegrasi nilai karakter peduli lingkungan. Penelitian ini menggunakan model penelitian (research and development). Hasil ini penelitian menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran materi berdasarkan penyelidikan terintegrasi karakter nilai peduli lingkungan adalah nilai validasi ahli materi adalah 90%, ahli desain adalah 86 875% dan ilmu guru di 94.74%. materi pembelajaran berdasarkan karakter terpadu berbasis inquiry nilai peduli lingkungan harus terus direvisi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

(50)

(2005). Ketiga model tersebut dimodifikasi sehingga menghasilkan tahapan sederhana yaitu studi pendahuluan, perencanaan, dan pengembangan.

Berdasarkan hasil validasi ahli materi dengan skala 5 pada aspek pembelajaran adalah 4,35 (“Sangat Baik”), aspek materi 4,57 (“Sangat Baik”).

Hasil validasi ahli media pada aspek fisik 4,50 (“Sangat Baik”), aspek tampilan 4,31 (“Sangat Baik”), dan aspek pemrograman 4,33 (“Sangat Baik”). Hasil

penilaian guru pada aspek tampilan adalah 4,36 “Sangat Baik”, aspek pemrograman 4,66 “Sangat Baik”, aspek materi 4,60 “Sangat Baik”, aspek pembelajaran 4,80

“Sangat Baik”. Dengan menggunakan teknik skala tiga, hasil ujicoba perorangan 2,73 (“Baik”), hasil uji coba kelompok kecil 2,82 (“Baik”), dan uji coba lapangan

2,83 (“Baik”). Jadi dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan telah

layak untuk digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.

(51)

2.3 Desain Diagram

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan

Modul Peduli Lingkungan

Theresia Dwi Kurniawati (2016)

Hasilnya modul praktikum IPA layak untuk digunakan sebagai bahan ajar siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Rismawati Halawa (2016)

Hasilnya modul tanaman obat “Daun Ajaib” untuk pendidikan konservasi lingkungan layak diuji cobakan.

Wahyu Wido Sari (2014)

Hasilnya Sekolah memberikan respon sangat positif (84%)

terhadap program conservation

scout. Siswa memberikan persepsi positif (3,5).

Aulia Mutiara Sari (2014)

Hasilnya alat peraga pemanasan global berbahan bekas pakai yang dikembangkan layak dan efektif digunakan dan dapat

meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa.

Agil Lepiyanto, Dasrieny pratiwi (2015)

Hasil pengembangan bahan ajar berbasis inkuiri terintegrasi nilai karakter peduli lingkunga pada materi ekosistem adalah harus terus direvisi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Sumiyati (2016)

Hasil pengembangan multimedia pendidikan karakter peduli lingkungan telah layak untuk digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.

Pengembangan Modul Pelajaran IPA Untuk Menumbuhkan Sikap Peduli Lingkungan Kelas IV di SD BOPKRI Gondolayu Dengan

(52)

2.4 Kerangka Berpikir

Lingkungan merupakan sumber dari kehidupan makhluk hidup. Seiring berkembangnya jaman lingkungan yang semulanya asri sekarang mulai hilang. Perubahan itu timbul karena kurangnya rasa pedulli manusia terhadap lingkungan sekitarnya. Seperti membuang sampah tidak pada tempatnya. Namun manusia tidak menyadari bahwa apa yang telah dilakukan itu akan merusak lingkungan. Seharusnya melalui pendidikan tingkat dasar sudah mulai ditanamkan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar. Salah satunya dengan mata pelajaran IPA tentang materi dampak perubahan ligkungan terhadap makhluk hidup.

Dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran maka siswa akan menemukan pengalaman dan mengembangkan dirinya menjadi pibadi yang utuh. PPR adalah salah satu model/ pendekatan yang tepat untuk menemukan dan mengembangkan pribadi siswa secara utuh. Sehingga peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator bagi siswa. Untuk menciptakan pembelajaran yang aktif salah satunya dengan menggunakan modul pembelajaran.

Modul pembelajaran berisi kegiatan siswa mengamati lingkungan dan melakukan eksperimen. Bahan eksperimen juga sangat mudah untuk didapatkan di ingkungan sekitar. Selain itu, modul juga dapat membantu siswa dalam menumbuhkan sikap peduli lingkungan.

(53)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini metode penelitian dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi: jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, uji coba modul, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Research and Development (R n D) atau penelitian dan pengembangan. Menurut Sukmadinata (2008: 164) penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Senada dengan pernyataan tersebut, pengembangan materi pembelajaran bisa dalam bentuk buku teks, buku kerja, kaset, CD-ROM, video, handout fotokopi, koran, sebuah paragraf yang ditulis pada papan tulis atau apa pun yang menyajikan atau menginformasikan tentang bahasa yang dipelajari (Tomlinson 1998: xi). Produk yang dihasilkan berupa modul kegiatan pembelajaran IPA utuk kelas IV sekolah dasar. Modul ini diharapkan mampu meningkatkan sikap peduli siswa kelas IV terhadap lingkungan sekitar.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Subjek penelitian

(54)

3.2.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah pengembangan modul kegiatan pembelajaran IPA pada materi Bab 5 Makhluk Hidup dan Lingkungannya, sub bab Pengaruh Perubahan Lingkungan.

3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di kelas IV.

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 – Februari 2017 yaitu memulai dengan membuat instrumen analisis kebutuhan hingga penyelesaian laporan kegiatan.

3.3 Prosedur Pengembangan

(55)

Bagan 3.1 Tahap Penelitian dan Pengembangan Tomlinson

Cheker oleh ahli Bahasa

Validasi Modul Cheker oleh ahli IPA

Hasil

Analisis kualitas modul dan hasil observasi Ujicoba modul pembelajaran IPA kepada

siswa kelas IV.2 SD BOPKRI Gondolayu Observasi Sikap

Peduli Modul divalidasi

oleh siswa

Tahap Kelima

Revisi Modul

Revisi Produk Produk Akhir Modul Pembelajaran

(56)

1. Analisis kebutuhan

Tahap pertama peneliti melakukan identifikasi terhadap tujuan pembelajaran di SD BOPKRI Gondolayu. Peneliti melakukan wawancara terhadap guru dan siswa yang bertujuan untuk mencari tahu kesulitan dan kebutuhan yag diperlukan guru dan siswa di Sekolah Dasar terutama pada mata pelajaran IPA. Peneliti melakukan analisis terhadap hasil identifikasi dan menentukan indikator pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Indikator tersebut meliputi competence, conscience, dan compassion. Hasil analisis kebutuhan dibuat menjadi silabus.

2. Desain modul

(57)

3. Implementasi

Pada tahap III dalam penelitian ini adalah implementasi modul atau ujicoba modul. Ujicoba modul dilaksanakan kepada 29 siswa kelas IV.2 SD BOPKRI Gondolayu. Ujicoba modul dilakukan untuk mengetahui dampak prngembangan modul terhadap sikap peduli lingkungan siswa. Peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaran untuk mengetahui sikap peduli siswa terhadap lingkungan.

4. Evaluasi

Pada tahap IV dalam penelitian ini adalah evaluasi. Peneliti melakukan evaluasi terhadap modul pembelajaran IPA. Peneliti melakukan analisis kualitas Modul pembelajaran dan pengaruh penggunaan modul Pembelajaran IPAuntuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan.

5. Revisi Modul

Pada tahap V dalam penelitian ini adalah revisi modul setelah di ujicobakan. Revisi modul dilakukan dengan melihat hasil analisis dari hasil pembelajaran.

3.4 Instrumen Penelitian

(58)

kelas saat siswa istirahat untuk analisis kebutuhan.. Wawacara dilakukan secara langsung kepada guru kelas dan siswa untuk mengetahui analisis kebutuhan.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi

No.

Aitem Kisi-kisi Observasi

Objek yang Diamati

1

Ketersediaan modul pembelajaran IPA untuk mengajar.

Adanya modul pembelajaran IPA yang digunakan guru pada saat mengajar.

2,3

Partisipasi siswa pada saat

pembelajaran IPA berlangsung

Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran seperti menjawab

pertanyaan dari guru, mengerjakan soal, dan memperhatikan saat pembelajaran berlangsung.

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPA.

4,5

Penanaman sikap peduli pada pembelajaran IPA

Siswa sadar akan kebersihan lingkungan Kegiatan siswa dalam kegiatan sikap peduli

Tabel 3.2 Kiri-kisi Wawancara Guru Kelas IV

No Topik Pertanyaan

No

Pertanyaan

1 Latar belakang siswa kelas IV 1

2 Proses pembelajaran IPA di kelas 2

3 Kesulitan yang dialami guru pada saat mengajar 3,4

4 Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar 5

5 Penanaman sikap pada saat kegiatan belajar 6,7

6 Pendapat bapak/ibu guru dalam penggunaan modul pembelajaran untuk penanaman sikap peduli.

8,9

(59)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa Kelas IV

No Topik Pertanyaan

No Pertanyaan

1 Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA di kelas

1

2 Penggunaan sumber belajar 2

3 Pendapat siswa tentang pembelajaran yang menarik

3

4 Keterlibatan siswa pada saat pembelajaran IPA di kelas.

4

5 Keterlibatan siswa dalam kegiatan sekolah. 5,6 6 Kepedulian siswa terhadap lingkungan 7,8

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

No Aspek Nomor Item

1 Pembelajaran yang menarik 1-2

2 Keterlibatan siswa dalam pembelajaran 3-4

3 Manfaat modul pembelajaran 5-8

4 Pembelajaran untuk menumbuhkan sikap peduli lingkugan

8-10

Tabel 3.5 Lembar Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

No Pertanyaan

Jawaban

Ya Tidak

1 Saya senang belajar dengan cara praktik langsung

2 Saya senang belajar dengan menggunakan media.

(60)

No Pertanyaan

Jawaban

Ya Tidak

4 Saya aktif dalam kegiatan diskusi kelompok

5 Saya menggunakan modul pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran

6 Saya lebih mudah memahami materi pelajaran menggunakkan modul.

7 Saya menjadi lebih mandiri dalam belajar menggunakan modul.

8 Dengan modul pembelajaran saya menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

9 Saya pernah melakukan kegiatan menjaga lingkungan.

10 Saya perlu mempelajari materi tentang menjaga lingkungan agar menjadi lebih baik.

Tabel 3.6 Lembar Observasi Sikap Peduli Lingkungan

No. Indikator Terlihat Tidak

terlihat Keterangan

1 Menggunakan bahan percobaan seperlunya. 2 Melakukan percobaan secara

berkelompok

3 Membersihkan bahan percobaan setelah selesai melakukan percobaan. 4 Membuang sampah pada

tempatnya

5 Membersihkan tangan

setelah melakukan percobaan 6 Tidak mencorat-coret di meja

(61)

No. Indikator Terlihat Tidak

terlihat Keterangan

7 Tidak merusak SDA

8 Membersihkan kelas setelah melakukan percobaan.

Tabel 3.7 Kuesioner Validasi Modul Pembelajaran IPA

No Aspek yang

Kesesuian dengan Kompetensi Dasar 2

2

pembelajaran dengan indikator 4

3

dengan tujuan pembelajaran 5 Kesesuaian isi modul pembelajaran

dengan karakteristik peserta didik 6 Kesesuaian tampilan modul

pembelajaran dengan karakteristik peserta didik

7

Keruntutan dan sistematika modul

pembelajaran 8

4

Pemilihan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran

Kesesuaian sumber belajar dan media pembelajaran dengan tujuan

pembelajaran

9

Kesesuaian sumber belajar dan media pembelajaran dengan pendekatan PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif)

10

5 Skenario/Kegiatan Pembelajaran

Kesesuaian kegiatan pembelajaran

(62)

No Aspek yang

dinilai Indikator

Nomor aitem

pengalaman, refleksi, evaluasi dan aksi)

6 Penggunaan Bahasa Tulis

Menggunakan bahasa yang sederhana

dan mudah dipahami 12

Ketepatan struktur kalimat 13

Kejelasan struktur kalimat 14

Kebakuan bentuk huruf dan angka 15

7 Cover

Gambar sesuai dengan materi 16

Cover menarik perhatian siswa untuk

belajar. 17

Tabel 3.8 Lembar Instumen Validasi oleh Ahli

No ASPEK yang dinilai

SKOR

Saran/Kometar 1 2 3 4

I Perumusan Indikator

1 Kesesuaian dengan Standar Kompetensi

2 Kesesuian dengan Kompetensi Dasar

II Uraian Tujuan Pembelajaran yang akan dicapai peserta didik

3 Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran

4 Kesesuaian perumusan tujuan pembelajaran dengan indikator

III

Pemilihan dan

(63)

No ASPEK yang dinilai

SKOR

Saran/Kometar 1 2 3 4

5 Kesesuain modul pembelajaran dengan tujuan pembelajaran

6 Keseuaian isi modul pembelajaran dengan karakteristik peserta didik

7

Keseuaian tampilan modul

pembelajaran dengan karakteristik peserta didik

8 Keruntutan dan sistematika modul pembelajaran

IV Pemilihan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran

9

Kesesuaian sumber belajar dan media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran

10

Kesesuaian sumber belajar dan media pembelajaran dengan dengan pendekatan PPR (konteks, pengalaman, refleksi, evaluasi dan aksi)

VI Penggunaan Bahasa Tulis

12 Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami 13 Ketepatan struktur kalimat 14 Kejelasan struktur kalimat 15 Kebakuan bentuk huruf

VI

(64)

No ASPEK yang dinilai

SKOR

Saran/Kometar 1 2 3 4

16 Gambar sesuai dengan materi

17 Cover menarik perhatian siswa untuk belajar.

Total

Saran Validator:

Kesimpulan (mohon lingkari salah satu)

Modul Pembelajaran yang disusun dinyatakan:

1. Layak untuk digunakan/ uji coba lapangan tanpa revisi.

2. Layak untuk digunakan / uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. 3. Tidak layak utuk digunakan / uji coba lapangan.

Berdasarkan hasil validasi dapat diperoleh nilai rata-rata dengan rumus secagai berikut:

� � � �ℎ =� � �� � �ℎ �

(65)

Instrumen yang dibuat di atas telah melalui tahap validasi ahli adapun hasil validasi dari ahli sebagai berikut:

Validasi instrumen guru

Total skor keseluruhan : 24

Jumlah komponen yang dinilai: 8

Skor terbobot (X) = �� � ℎ

�ℎ �� � �

=

24

8

=

Validasi instrumen siswa

Total skor keseluruhan : 24

Jumlah komponen yang dinilai: 8

Skor terbobot (X) = �� � ℎ

�ℎ �� � �

=

24

8

=

3.5 Teknik Pengumpulan Data

(66)

modul kepada dosen ahli untuk divalidasi dan dinilai kualitas modul yang dikembangkan.

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, wawancara kepada guru, wawancara kepada siswa serta saran dan komentar pada hasil validasi modul yang diperoleh dari dua dosen ahli yaitu ahli bahasa dan ahli IPA, serta penilaian dari siswa setelah melakukan implementasi. Data dianalisis secara deskriptif sebagai pedoman untuk memperbaiki kelayakan modul yang dihasilkan.

3.6.2 Data Kuantitatif

(67)

�� � � = �ℎ �� − �ℎ

= − = ,7

Berdasarkan perhitungan interval dapat diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif sebagai berikut:

Tabel 3.9 Skala Likert

Skor Klasifikasi

>3,25 s/d 4,0 Sangat Baik (SB)

>2,5 s/d 3,25 Baik (B)

(68)

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas hasil penelitian yang meliputi (1) proses pegembangan modul pembelajaran IPA, (2) kualitas pengembangan modul Pembelajaran IPA, dan (3) pengaruh penggunaan modul.

4.1 Hasil penelitian

4.1.1 Proses Pengembangan Modul Pembelajaran IPA

(69)

Proses pengembangan modul pembelajaran IPA kelas IV untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan dimulai dengan menganalisis kebutuhan di sekolah. Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara terhadap guru dan siswa keals IV SD BOPKRI Gondolayu. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi pembelajaran di kelas khususnya pada pelajaran matematika. Selain itu juga analisis kebutuhan berguna untuk mengetahui kebutuhan atau permasalahan para guru dan siswa sehingga peneliti dapat mencari solusi yang tepat.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi mengenai situasi dan kondisi pembelajaran di sekolah yang menjadi subjek penelitian. Terkait dengan situasi pembelajaran maka peneliti dapat menemukan permasalahan serta kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan di sekolah dasar. Dari hal tersebut, peneliti menemukan solusi untuk mengembangkan modul yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi masalah di sekolah dasar.

1. Analisis kebutuhan

(70)

a. Observasi

Peneliti melakukan observasi pembelajaran di kelas IV SD BOPKRI Gondolayu saat guru melakukan proses pembelajaran. Peneliti menemukan permasalahan Saat mengikuti pelajaran, guru pada waktu itu mengajar tidak dengan modul melainkan dengan buku paket dan LKS, interaksi antara siswa dengan guru sangat kurang, interasi hanya terjadi satu arah saja yaitu guru yang menjelaskan materi di depan kelas. Kegiatan siswa cenderung pasif mereka hanya duduk mendengarkan guru. Penampilan siswa ada yang sudah lusuh akibat bermain bola pada waktu istirahat. Pada laci meja terdapat kertas dan buku buku yang ditinggal sehingga mengakibatkan sarang nyamuk. Ruang kelas yang dipakai terdapat kertas dan sampah tissu di lantai ruang kelas yang dibiarkan saja hingga akhir kegiatan pembelajaran. Peneliti juga melakukan observasi di luar kelas pada saat kegiatan jumat bersih, peneliti menemukan siswa yang tidak mau ikut melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan sekolah pada saat jumat bersih. Siswa hanya duduk melihat temannya melakukan kegiatan bersih-bersih. Setelah peneliti bertaya dengan guru kelas ternyata siswa itu memang tidak mau karena takut kotor. Guru kelas sudah pernah mengajaknya namun siswa tetap tidak mau ikut bersih bersih. Di sisi lain peneliti juga menemukan siswa yang bermain air setelah melakukan kegatan Jumat bersih.

b. Wawancara

(71)

pembelajaran IPA yang menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan. Guru mengatakan bahwa sikap peduli lingkungan siswa kelas IV.2 masih kurang dan perlu ditingkatkan. Karena masih ada siswa yang tidak mau melaksanakan kegiatan piket dan kegiatan membersihkan lingkungan sekolah.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada empat siswa kelas IV.2 pada saat pulang sekolah sehabis melaksanakan piket. Dari empat siswa yang peneliti wawancarai didapatkan hasil wawancara bahwa siswa kadang-kadang malas untuk melaksanakan piket karena teman satu kelompok piketnya tidak mau melaksanakan piket meskipun sudah diingatkan oleh temannya. Siswa lebih memilih untuk bermain dibandingkan membantu temannya untuk piket kelas.

Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Guru

No. Pertanyaan Jawaban guru 1 Jawaban guru 2

1 Bagaimana latar belakang siswa di keals IV ini?

Bermacam-macam mas latar belakangnya, ada yang orang tuanya jadi PNS, Dosen, Pedagang, dan LKS yang sudah ada.

Proses pembelajarannya biasanya di kelas

menggunakan buku dan LKS yang sudah ada.

3 Bagaimana cara khusus untuk siswa yang susah untuk memahami materi.

(72)

No. Pertanyaan Jawaban guru 1 Jawaban guru 2 telah ada di buku. Seperti kerjasama dan percaya diri.

Saya menanamkan sikap sesuai indikator yang ada di buku.

Banyak mas, bisa melalui keigatan pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas. Kalau

pembelajaran di dalam kelas bisa menggunakan buku paket, LKS dan modul. Kalau dengan praktik siswa bisa mengalami langsung dan dapat menyimpulkan sendiri kegiatan yang telah mereka lakukan.

Sikap bisa ditanamkan melalui pengalaman siswa itu sendiri mas, sehingga siswa tahu apa yang mereka lakukan.

Contohnya sikap percaya diri, siswa di ajak untuk maju kedepan untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas itu akan menjadi pengalaman yang menarik aktif, siswa juga dapat belajar dengan

mengalami secara langsung.

(73)

No. Pertanyaan Jawaban guru 1 Jawaban guru 2 kelas IV ini masih kurang dan perlu di tingkatkan. Karena begini mas, pada waktu itu pernah ada siswa saat melaksanakan kegiatan membersihkan

lingkungan sekolah siswa itu hanya duduk melihat temannya melakukan kegiatan bersih-bersih. Saya sudah mencoba untuk mengajak siswa itu mengikuti kegiatan bersih-bersih namun siswa itu tetap tidak mau. Pada waktu piket kelas juga ada siswa yang tidak mau melaksanakan piket.

Menurut saya sikap peduli lingkungan di kelas IV ii masih perlu untuk di tingkatkan. Karena begini mas, masih ada siswa yang menyimpan sampah di laci dan banyak kertas yang tercecer di lantai hingga sepulang sekolah.

Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru, peneliti mengambil beberapa poin penting yang akan digunakan untuk analisis kebutuhan. Poin hasil wawancara dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Wawancara

No Topik Pertanyaan Hasil Wawancara

1 Latar belakang siswa kelas IV

Siswa berasal dari keluarga menengah keatas, orangtuanya bekerja sebagai PNS, Guru,

(74)

No Topik Pertanyaan Hasil Wawancara 2 Penanaman sikap

pada kegiatan belajar

Guru dalam menanamkan sikap berdasarkan indikator sikap yang sudah tertulis pada buku. Penanaman sikap dapat dilakukan dengan kegiatan pembelajaran secara langsung dan tidak langsung. Pembelajaran secara sangsung siswa mengalami sendiri kegiatan tersebut, seperti kegiatan praktek. Pembelajaran secara tidak langsung siswa belajar dengan buku atau ilustrasi seperti gambar, bermain peran, dan melihat video. Untuk penanaman sikap peduli guru belum menemukan modulnya.

3 Pendapat bapak/ibu guru dalam

penggunaan modul pembelajaran untuk penanaman sikap peduli.

Guru mengatakan bahwa dengan adanya modul pembelajaran untuk penanaman sikap peduli itu bagus. Modul pembelajaran bisa membuat siswa untuk belajar mandiri dan mengetahui bagaima peduli dengan lingkungan secara langsung melalui kegiatan praktek dan disertakan ilustrasi dan gambar untuk memantapkan pemahaman siswa. 4 Kepedulian siswa

terhadap lingkungan sekitar.

Sikap peduli lingkungan di kelas IV masih perlu untuk ditigkatkan karena kesadaran siswa untuk membuang sampah pada tempatnya masih kurang. Masih ada siswa yang membuang sampah di laci meja, memilih untuk bermain dengan temannya dibandingkan piket membersihkan kelas dan pada waktu jumat bersih tidak mau membantu temannya meski sudah diajak gurunya.

Gambar

Gambar 4.6 Lembar evaluasi siswa .....................................................................
Gambar 2.1 Pola PPR menurut Suparno (2015: 21).
Tabel 3.2 Kiri-kisi Wawancara Guru Kelas IV
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa Kelas IV
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan wawancara orang-orang untuk memperoleh data yang pasti mengenai kondisi umbul sebagai dasar dalam perancangan city branding dan mengenai perkembangan pariwisata

[r]

microcontroller. Sehingga saat terjadi penekanan tombol sistem akan berjalan sesuai dengan proses yang telah ditanam dalam chip microcontroller. Dan proses penekanan tombol

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyuluh di lokasi penelitian, mengetahui kinerja penyuluh perkebunan di

Surat undangan ini disamping dikirimkan melalui email juga ditayangkan pada website SPSE Kabupaten Bolaang Mongondow, oleh karenanya Pokja tidak dapat menerima dalih

Title, number of pages and language(s) of the notified document: Amendment to Enforcement Order of Industrial Safety and Health Law and related

[r]