ABSTRAK
Liah, Sisilia Song. 2016.
Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Artikel
Jurnal Terakreditasi Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas
Kristen Petra. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah kesalahan kebahasaan,
khususnya dalam bidang ejaan dan kalimat pada artikel Jurnal Akuntansi dan
Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra. Kesalahan ejaan dianalisis berdasarkan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, sedangkan kesalahan kalimat dianalisis
berdasarkan struktur dan isi kalimatnya. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan kesalahan penggunaan ejaan dan kesalahan kalimat dalam Jurnal
Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini
adalah kalimat-kalimat yang berisi kesalahan penggunaan kebahasaan berupa
kesalahan penggunaan ejaan dan kalimat dalam artikel jurnal terakreditasi. Sumber
data penelitian ini yaitu Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen
Petra yang terdiri atas dua edisi yaitu edisi bulan Mei dan November.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa dalam jurnal akuntansi dan keuangan
2014 Universitas Kristen Petra terdapat kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat.
Kesalahan ejaan itu meliputi, (a) kesalahan pemakaian huruf yaitu huruf kapital dan
huruf miring, (b) kesalahan penulisan kata yaitu penulisan kata depan
di-
, (c)
kesalahan pemakaian tanda baca yaitu tanda baca koma dan tanda pisah, dan (d)
kesalahan penggunaan unsur serapan. Adapun kesalahan kalimat yang terkumpul
meliputi kesalahan struktur kalimat dan kesalahan penggunaan konjungsi.
Kesalahan struktur kalimat yaitu, (a) tidak adanya unsur subjek, dan (b) tidak
adanya unsur subjek dan unsur predikat. Kesalahan dalam penggunaan konjungsi
yaitu (a) kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif, (b) kesalahan konjungsi
suboordinatif, dan (c) kesalahan penggunaan konjungsi antarkalimat. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa kesalahan ejaan dan kalimat masih sering
ditemukan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyampaikan beberapa saran yang
ditujukan kepada (a) kaum akademisi, (b) perguruan tinggi, dan (c) peneliti lain.
Pertama,
kaum akademisi harus memahami pentingnya penggunaan kebahasaan
yang tepat dalam penulisan artikel.
Kedua,
perguruan tinggi harus memperhatikan
kualitas jurnal yang diterbitkan terlebih jurnal yang statusnya terakreditasi.
Ketiga,
peneliti lain dapat melakukan penelitian terhadap kesalahan kebahasaan pada objek
penelitian yang berbeda.
ABSTRACT
Liah, Sisilia Song. 2016. The Analysis of Spelling and Syntax Errors in Accredited
Journal Article of Accounting and Finance Journals 2014 of Petra
Christian University. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language Literary
Education Study Program, Department of Language Education and Arts,
Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.
The problems which are raised in this research are on the linguistic errors,
particularly in the areas of spelling and syntax in the article of Accounting and
Finance Journals 2014 of Petra Christian University. The spelling errors are
analyzed based on the General Guidelines for Spelling of Indonesian Language,
meanwhile the syntax errors are analyzed based on the structure and content of the
sentence. The aim of this study is to describe the spelling and syntax errors in the
Accounting and Finance Journals 2014 of Petra Christian University.
The research employed descriptive-qualitative research. The data of this
research were the sentences that contain the linguistic errors such as spelling and
syntax errors in accredited journal articles. The data source of this research were
Accounting and Finance Journals 2014 of Petra Christian University which
consisted of two editions in May and November.
The results of the analyzed data in Accounting and Finance Journals 2014
of Petra Christian University showed that there were spelling and syntax errors. The
spelling mistakes include, (a) usage error letters are capital and italic letters, (b)
word errors are usage
di-
preposition, (c) usage errors coma and dash, and (d)
misapplication of elements uptake. The syintax errors had collected are sentence
structure and usage of conjunctions errors. The sentence structure errors are (a) the
absence of the subject elements, (b) the absence of the subject and predicate
elements. The conjunction usage errors are (a) coordinating conjunction errors, (b)
subordinating conjunction errors, and (c) inter sentence conjunction errors. Thus, it
can be concluded that the spelling and syntax errors still often found.
Based on these results, researchers imparting some suggestions are aim to
(a) academics, (b) universities, and (c) other researchers.
First
, academics must
understand the importance of usage linguistics in writing articles.
Second
,
universities should pay attention to the quality of published journals, especially
journal had acredited status.
Third
, other researchers can make research on
linguistic errors in different research objects.
PADA ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI
JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN 2014
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Sisilia Song Liah
NIM: 121224071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT
PADA ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI JURNAL
AKUNTANSI DAN KEUANGAN 2014 UNIVERSITAS
KRISTEN PETRA
Oleh:
Sisilia Song Liah
121224071
•
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing,
ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT
PADA ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI JURNAL
AklJNTANSI DAN KEUANGAN 2014 UNIVERSITAS
KRISTEN PETRA
Dipersiapkan dan disusun oleh: Sisilia Song Liah
121224071
Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada tanggal, 28 Juli 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
•
SUSUNANPANITIA PENGUJI
Anggota III : Dr. Y. Karmin, M.Pd.
Ketua
Sekretaris
AnggotaI
AnggotaII
Nama Lengkap
Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.
Dr.R. Kunjana Rahardi, M.Hum.
Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.
Dr.R. Kunjana Rahardi, M.Hum.
Yogyakarta, 28 Juli 2016
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
&,:,:,::9'~versitas Sanata Dharma .c~ ~r.I"","" ':-~
j~
L~D~~'
\~~ ~'-r
~ 1;~Jt.~~~~j;
/
r\\ nt. f .'
~"l.~~l'·';'frJ~;·:?"'~.~ ~\,,~ •.<;....t> I} A"\"«"~'I)
~'-'.~
Karya ini kupersembahkan kepada :
(1)
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, Santa Sesilia yang senantisa memberikan
kekuatan, mendampingi, dan menjaga dalam setiap nafas kehidupan yang
telah dijalani.
(2)
Keluarga
Kedua orang tuaku tercinta, Lorensius Liah Ding, Lidia Levung Ingan, dan
ketiga adikku, Petronela Pidang Liah, Roybertus Anget Liah, Teresa Aren
Liah dan semua keluarga besar baik yang di Yogyakarta maupun di
Kalimantan Timur yang selalu memberikan doa, perhatian, kasih sayang,
semangat untuk menyelesaikan pendidikan dan mereka menjadi alasan untuk
bersemangat dalam menyelesaikan pendidikan.
(3)
Yang terkasih
Jalung Okta Helgrefest yang selalu memotivasi dan menjadi penyemangat
dalam keadaan apapun.
(4)
Sahabat karib
Claria Francisca Meylani, Marta Susanti S.Pd., Melyda Agustini Rahman
S.Pd., dan Fauzi Lestari yang selalu membantu dan mengisi hari-hari saya
sehingga lebih bersemangat dalam menyelesaikan pendidikan.
(5)
Keluarga Besar PBSI Angkatan 2012 Kelas B
“
Tuhan tidak membenci orang malas, tapi Dia mengizinkan orang rajin mendapat
rezeki lebih banyak. Ketika kita diam dan tidak melakukan apapun, seseorang
akan mengambil jatah kita’
’
Bong Chandra
“Aku tahu segala perkerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang
tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa,
namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.”
(Wahyu 3: 8)
Bila kamu tidak tahan dengan lelahnya belajar, maka persiapkan dirimu untuk
menanggung
perihnya kebodohan.
Penulis
Jika tidak bisa menjadi yang terbaik, jadilah yang berbeda.
Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Juli 2016
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna : Nama : Sisilia Song Liah
Nomor mahasiswa : 121224071
Demi pengembangan ilmu dan pengetahuan, saya memberian karya ilmiah kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dhanna yang berjudul:
ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT
PADA
ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI JURNAL
AKUNTANSI DAN KEUANGAN 2014 UNIVERSITAS
KRISTEN PETRA
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dhanna hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dan saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta, pada tanggal 28 Juli 2016
Ytjtakan,
Liah, Sisilia Song. 2016. Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Artikel
Jurnal Terakreditasi Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014
Universitas Kristen Petra. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma.
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah kesalahan kebahasaan,
khususnya dalam bidang ejaan dan kalimat pada artikel Jurnal Akuntansi dan
Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra. Kesalahan ejaan dianalisis berdasarkan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, sedangkan kesalahan kalimat dianalisis
berdasarkan struktur dan isi kalimatnya. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan kesalahan penggunaan ejaan dan kesalahan kalimat dalam Jurnal
Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini
adalah kalimat-kalimat yang berisi kesalahan penggunaan kebahasaan berupa
kesalahan penggunaan ejaan dan kalimat dalam artikel jurnal terakreditasi.
Sumber data penelitian ini yaitu Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas
Kristen Petra yang terdiri atas dua edisi yaitu edisi bulan Mei dan November.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa dalam jurnal akuntansi dan
keuangan 2014 Universitas Kristen Petra terdapat kesalahan ejaan dan kesalahan
kalimat. Kesalahan ejaan itu meliputi, (a) kesalahan pemakaian huruf yaitu huruf
kapital dan huruf miring, (b) kesalahan penulisan kata yaitu penulisan kata depan
di-
, (c) kesalahan pemakaian tanda baca yaitu tanda baca koma dan tanda pisah,
dan (d) kesalahan penggunaan unsur serapan. Adapun kesalahan kalimat yang
terkumpul meliputi kesalahan struktur kalimat dan kesalahan penggunaan
konjungsi. Kesalahan struktur kalimat yaitu, (a) tidak adanya unsur subjek, dan
(b) tidak adanya unsur subjek dan unsur predikat. Kesalahan dalam penggunaan
konjungsi yaitu (a) kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif, (b) kesalahan
konjungsi suboordinatif, dan (c) kesalahan penggunaan konjungsi antarkalimat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesalahan ejaan dan kalimat masih
sering ditemukan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyampaikan beberapa saran
yang ditujukan kepada (a) kaum akademisi, (b) perguruan tinggi, dan (c) peneliti
lain.
Pertama,
kaum akademisi harus memahami pentingnya penggunaan
kebahasaan yang tepat dalam penulisan artikel.
Kedua,
perguruan tinggi harus
memperhatikan kualitas jurnal yang diterbitkan terlebih jurnal yang statusnya
terakreditasi.
Ketiga,
peneliti lain dapat melakukan penelitian terhadap kesalahan
kebahasaan pada objek penelitian yang berbeda.
Liah, Sisilia Song. 2016. The Analysis of Spelling and Syntax Errors in
Accredited Journal Article of Accounting and Finance Journals 2014 of
Petra Christian University. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language
Literary Education Study Program, Department of Language Education
and Arts, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma
University.
The problems which are raised in this research are on the linguistic errors,
particularly in the areas of spelling and syntax in the article of Accounting and
Finance Journals 2014 of Petra Christian University. The spelling errors are
analyzed based on the General Guidelines for Spelling of Indonesian Language,
meanwhile the syntax errors are analyzed based on the structure and content of the
sentence. The aim of this study is to describe the spelling and syntax errors in the
Accounting and Finance Journals 2014 of Petra Christian University.
The research employed descriptive-qualitative research. The data of this
research were the sentences that contain the linguistic errors such as spelling and
syntax errors in accredited journal articles. The data source of this research were
Accounting and Finance Journals 2014 of Petra Christian University which
consisted of two editions in May and November.
The results of the analyzed data in Accounting and Finance Journals 2014
of Petra Christian University showed that there were spelling and syntax errors.
The spelling mistakes include, (a) usage error letters are capital and italic letters,
(b) word errors are usage
di-
preposition, (c) usage errors coma and dash, and (d)
misapplication of elements uptake. The syintax errors had collected are sentence
structure and usage of conjunctions errors. The sentence structure errors are (a)
the absence of the subject elements, (b) the absence of the subject and predicate
elements. The conjunction usage errors are (a) coordinating conjunction errors, (b)
subordinating conjunction errors, and (c) inter sentence conjunction errors. Thus,
it can be concluded that the spelling and syntax errors still often found.
Based on these results, researchers imparting some suggestions are aim to
(a) academics, (b) universities, and (c) other researchers.
First
, academics must
understand the importance of usage linguistics in writing articles.
Second
,
universities should pay attention to the quality of published journals, especially
journal had acredited status.
Third
, other researchers can make research on
linguistic errors in different research objects.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Artikel Jurnal Terakreditasi Jurnal
Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra
.
Tugas akhir dalam
bentuk skripsi ini sebagai syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan meraih
gelar sarjana pendidikan sesuai kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),
Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan dan
dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2.
Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing, yang selalu
membimbing penulis dengan penuh pengertian dan kesabaran,
memotivasi, dan memberikan masukan bagi penulis dari awal penulisan
skripsi hingga akhir.
3.
Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., dan Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku
triangulator yang memvalidasi hasil analisis dan memberikan masukan
bagi penulis.
Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan berbagai layanan administrasi.
6.
Kedua orang tua saya, Bapak Lorensius Liah Ding dan Ibu Lidia Levung
Ingan, ketiga adik saya: Petronela Pidang Liah, Roybertus Anget Liah,
dan Tresa Aren Liah, serta semua keluarga besar yang di Yogyakarta
maupun di Kalimantan Timur.
7.
Yang terkasih, Jalung Okta Helgrefest yang selalu memotivasi dan
menjadi penyemangat dalam keadaan apapun.
8.
Sahabat-sahabat karib: Marta Susanti S.Pd., Melyda Agustini. R S.Pd.,
Claria Francisca Meylani, dan Muhammad Fauzi Lestari.
banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis
berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
HALAMAN JUDUL
... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
... ii
HALAMAN PENGESAHAN
... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
... iv
MOTTO
... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
... vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
... vii
ABSTRAK
... ix
ABSTRACT ... x
KATA PENGANTAR
... xi
DAFTAR ISI
... xiv
BAB I PENDAHULUAN
... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat penelitian ... 5
1.5 Batasan Istilah ... 6
1.6 Sistematika Penyajian ... 7
BAB II LANDASAN TEORI
... 8
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 8
2.2 Kajian Teori ... 10
2.2.1 Pengertian Ejaan ... 11
2.2.2 Jenis-jenis Kesalahan Ejaan ... 11
2.2.3 Pengertian Kalimat ... 19
2.2.4 Unsur-unsur Fungsional Kalimat ... 21
2.2.5 Kesalahan dalam Bidang Kalimat ... 25
3.1 Jenis Penelitian ... 33
3.2 Data dan Sumber Data ... 34
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.4 Instrumen Penelitian... 36
3.5 Teknik Analisis Data ... 36
3.6 Triangulasi Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
... 40
4.1 Deskripsi Data ... 40
4.2 Hasil Penelitian ... 41
4.2.1 Kesalahan Kebahasaan ... 41
4.3 Kesalahan Kebahasaan yang Dominan ... 54
4.4 Pembahasaan ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
... 65
5.1 Kesimpulan ... 65
5.2 Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA
... 68
LAMPIRAN
... 70
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini merupakan bab pendahuluan, di mana di dalamnya akan dikaji enam
hal, yaitu (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4)
manfaat penelitian, (5) batasan istilah, dan (6) sistematika penyajian. Keenam hal di
atas akan dijelaskan satu per satu dalam subbab di bawah ini.
1.1
Latar Belakang Masalah
Pada umumnya manusia memerlukan bahasa untuk dapat berinteraksi dengan
sesama. Bahasa yang digunakan memiliki ragam yang berbeda-beda di negara yang
terdapat di dunia. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) bahasa adalah
sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat
untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Sistem lambang bunyi
yang dimaksudkan di sini adalah sesuatu yang dapat mewakilkan ide, perasaan,
pikiraan, benda, dan tindakan secara arbiter.
Paragraf merupakan bagian karangan/tulisan yang membentuk satu
kesatuan pikiran, ide, dan gagasan. Setiap paragraf dikendalikan oleh satu ide
pokok. Ide pokok paragraf harus dikemas dalam sebuah kalimat, yang disebut
juga kalimat utama. Dari kalimat utama paragraf itulah kalimat-kalimat penjelas,
baik yang sifatnya mayor maupun minor, dituliskan secara tuntang, lengkap, dan
terperinci (Rahardi, 2009: 158).
Dalam paragraf terdapat unsur lahiriah seperti kalimat dan kata. Kalimat
adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Kalimat dalam wujud
lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, (.), tanda tanya (?) ,
dan tanda seru (!). Kalimat yang baik yaitu kalimat yang setidaknya memiliki
subjek, predikat, dan objek di dalamnya, sehingga menghasilkan kesatuan ujaran
yang utuh dan dapat dipahami. Subjek atau pokok kalimat di sini merupakan
unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat, sedangkan
predikat berfungsi sebagai bagian memberi keterangan tentang sesuatu yang
berdiri sendiri tentulah menyatakan apa yang dikerjakan atau dalam keadaan
apakah subjek itu. Oleh karena itu, biasanya predikat terjadi dari kata kerja atau
kata keadaan dan kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat
kalimat serta ciri khas objek itu sendiri.
sangat penting karena kata mengandung makna, bunyi, dan asosiasi, sehingga
harus dipertimbangkan keserasianya oleh seorang penulis. Dalam pemilihan kata
untuk menuliskan sebuah karya ilmiah, para penulis hendaknya memperhatikan
aspek ketepatan, kesaksamaan, dan kelaziman kata-kata yang akan digunakan.
Kata yang digunakan harus tepat makna yang akan disampaikan dan harus sesuai
dengan situasi pemakaiannya.
Menurut KBBI ejaan didefinisikan sebagai kaidah-kaidah cara
mengambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan
(huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Jelaslah bahwa ejaan tidak hanya
berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan
dengan cara mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya
saja kata, kelompok kata, atau kalimat. Kecuali itu, ejaan berkaitan pula dengan
penggunaan tanda baca pada satuan-satuan huruf tersebut.
Jurnal terakreditasi diharapkan sudah menggunakan kalimat yang
sempurna, yaitu kalimat yang sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan atau harus
sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
. Kalimat yang terdapat di
dalam jurnal terakreditasi kiranya sudah sangat baik dan seharusnya tidak terdapat
kesalahan kebahasaan lagi karena seperti yang kita ketahui jurnal terakreditasi
pada keseluruhan isi harus baik terutama dalam penyusunan kalimat dan
pemilihan kata yang digunakan, sehingga tidak ada kesalahan dalam penulisan
artikel misalnya dalam penggunaan ejaan, kata dan kalimatnya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat oleh
peneliti sebagai berikut
(1)
Kesalahan ejaan dan kalimat apa saja yang terdapat dalam artikel Jurnal
Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra?
(2)
Kesalahan kebahasaan apa yang paling dominan yang terdapat pada artikel
Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis-jenis
kesalahan ejaan dan kalimat yang terdapat dalam artikel
Jurnal Akuntansi dan
Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra
dan kesalahan kebahasaan yang paling
dominan yang terdapat pada jurnal.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun
praktis. Adapun manfaat secara teoritis dan praktis adalah sebagai berikut.
1.4.1
Manfaat Teoretis
1.4.2
Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik
pembaca maupun penulis jurnal yang menjadi sasaran utama dalam pembelajaran
bahasa. Bagi pembaca maupun penulis jurnal, penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan kebahasaan dalam aspek menulis khususnya tentang
ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan kebahasaan dalam menuliskan sebuah
artikel. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat menghindari kesalahan
kalimat dalam menulis karangan.
1.5
Batasan Istilah
Agar mempunyai konsep yang sama dalam berbagai istilah yang digunakan
dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan istilah. Adapun batasan istilah
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1)
Kesalahan
Kesalahan adalah penyimpangan yang terjadi dalam pemakaian bahasa dan
kesalahan biasanya terjadi secara konsisten dalam kurun waktu yang lama (KBBI,
2008: 1206).
(2)
Kesalahan kebahasaan
sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan tersebut, mengklasifikasikan
kesalahan itu, mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan itu (Setyawati, 2010: 18).
(3)
Jurnal terakreditasi
Jurnal terakreditasi adalah majalah yang khusus memuat artikel dalam
bidang ilmu tertentu yang diterbitkan oleh suatu perguruan tinggi atau instansi
tertentu (KBBI, 2008: 594).
1.6
Sistematika Penyajian
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II ini merupakan bab landasan teori, yang di dalamnya akan dikaji dua hal,
yaitu (1) penelitian terdahulu yang relevan dan (2) kajian teori.Kedua hal di atas akan
dijelaskan satu per satu dalam subbab di bawah ini.
2.1
Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian tentang kesalahan penggunaan konjungsi sudah banyak dilakukan
oleh peneliti lain. Penelitian ini pun sangat beragam sesuai dengan permasalahan
yang diamati. Hal yang menjadi keberagaman penelitian mengenai kesalahan
kebahasaan lainnya adalah sumber data yang dianalisis.
Penelitian mengenai kesalahan kalimat yang dilakukan oleh Anggit Kuntarti
(2015) dalam skripsi yang berjudul
‘Analisis Kesalahan Kalimat pada Skripsi
Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni
Deny Pradita Tri Nandaru (2015) dalam skripsinya yang berjudul
‘Jenis-jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi dalam Tugas Akhir Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Tahun 2013’.
Penelitian
tersebut menemukan bentuk-bentuk kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif,
korelatif, subordinatif, dan antarkalimat. Jenis konjungsi subordinatif memiliki
frekuensi kesalahan penggunaan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan
jenis konjungsi yang lain. Sebagian besar kesalahan-kesalahan konjungsi
subordinatif itu ditandai dengan penggunaan konjungsi ganda yang menyalahi
prinsip penyusunan kalimat majemuk bertingkat. Sementara itu, jenis konjungsi
koordinatif adalah jenis yang paling dikuasai oleh mahasiswa pendidikan sejarah.
Hal ini ditandai dengan frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif
yang paling sedikit.
Penelitian mengenai konjungsi juga dilakukan oleh Ade Supiyanto (2015)
dengan judul
‘Jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi dalam Kalimat Majemuk
pada Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Lulusan Tahun 2013
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta’
. Terdapat beberapa kesalahan dalam
kalimat majemuk meliputi (1) kesalahan penggunaan konjungsi dalam kalimat
majemuk setara, (2) kesalahan penggunaan konjungsi dalam kalimat majemuk
bertingkat, dan (3) kesalahan penggunaan konjungsi dalam kalimat majemuk
campuran.
pada kesalahan kalimat pada tugas akhir mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra
Indonesia. Penelitian Deny (2015) menelaah kesalahan penggunaan konjungsi
pada tugas akhir mahasiswa program studi pendidikan sejarah. Penelitian Ade
(2015) menelaah jenis kesalahan penggunaan konjungsi dalam kalimat majemuk
pada tugas akhir mahasiswa program studi teknik elektro. Ketiga penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian tentang analisis kesalahan kebahasaan sudah banyak dilakukan,
tetapi penelitian tersebut masih layak diteliti lebih lanjut. Bentuk-bentuk
kesalahan berbahasa dalam hal kebahasaan masih ditemukan dalam artikel jurnal
yang terakreditasi seperti kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat. Padahal karya
tulis ilmiah berupa artikel jurnal yang merupakan salah satu contoh situasi
pemakaian bahasa yang mutlak harus memperhatikan kebahasaannya. Format
bahasa yang digunakan harus memenuhi standar ilmiah serta harus sesuai dengan
tata bahasa baku. Oleh karena itu, akan dihadirkan suatu penelitian yang berbeda
dari penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu kesalahan kebahasaan pada artikel
jurnal terakreditasi bagian akuntansi. Pemecahan masalah yang dilakukan oleh
peneliti tidak hanya sebatas jenis-jenis kesalahan kebahasaan yang digunakan,
tetapi juga alternatif pembenarannya.
2.2
Kajian Teori
2.2.1
Pengertian Ejaan
Menurut KKBI (2008: 353), ejaan didefinisikan sebagai kaidah-kaidah cara
mengambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan
(huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Jelaslah bahwa ejaan tidak hanya
berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan
dengan cara mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya
saja kata, kelompok kata, atau kalimat. Kecuali itu, ejaan berkaitan pula dengan
penggunaan tanda baca pada satuan-satuan huruf tersebut.
Menurut Arifin (1987: 29), yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan
peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antar
lambang-lambang itu dan secara teknis yang dimaksud dengan ejaan adalah
penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca. Dikemukakan juga
oleh Kridalaksana (1982: 39), ejaan adalah sistem atau perlambang bunyi bahasa
dengan huruf, aturan menuliskan kata-kata dan cara-cara mempergunakan tanda
baca. Dengan demikian, ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja kata,
tetapi yang lebih utama berkaitan dengan cara mengatur penulisan huruf manjadi
satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata, atau kalimat.
2.2.2
Jenis-jenis Kesalahan Ejaan
terakreditasi. Dalam buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
terdiri dari
empat bab yaitu, (1) Pemakaian Huruf, (2) Penulisan Kata, (3) Pemakaian Tanda
Baca dan (4) Penulisan Unsur Serapan.
2.2.2.1
Pemakaian Huruf
Pada bagian ini, peneliti akan membahas mengenai beberapa kesalahan
ejaan yang masih sering ditemui. Peneliti menggunakan buku
Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia
sebagai acuan dalam menganalisis kesalahan kebahasaan
pada jurnal terakreditasi bagian akuntansi. Berikut ini akan diuraikan beberapa
kesalahan dalam pemakain huruf adalah sebagai berikut.
(a)
Huruf Kapital
yang dipakai sebagai sapaan. (7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai
sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
(8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa. (9). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
dan hari besar atau hari raya. (10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur nama peristiwa sejarah (11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama geografi. (12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga,
badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti
di, ke, dari, dan,
yang,
dan
untuk
. (13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata
(termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan
makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti
di, ke,
dari, dan, yang,
dan
untuk
, yang tidak terletak pada posisi awal. (14) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau
sapaan. (15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti
bapak, ibu, kakak, adik
, dan
paman,
serta kata atau ungkapan
lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Pada penulisan-penulisan resmi, masih banyak penulisan yang menyimpang
dari kaidah kebahasaan, contoh kalimat yang keliru dalam penggunaan huruf
kapital adalah sebagai berikut.
Pada kalimat (1) kata bibi seharusnya menggunakan huruf kapital karena
dalam buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
, huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan. Kalimat di atas
menjadi benar apabila ditulis sebagai berikut.
(1a) Besok Bibi akan ikut ke pasar untuk membeli tape.
(b)
Huruf Miring
Dalam buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
, terdapat beberapa
kententuan dalam penggunaan huruf miring yaitu; (1) Huruf miring dipakai untuk
menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam
tulisan, termasuk dalam daftar pustaka, (2) Huruf miring dipakai untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata
dalam kalimat, dan (3) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau
ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Masih sering terjadi kesalahan
pada media cetak dan jurnal-jurnal ilmiah dalam penulisan bahasa asing yang
seharusnya ditulis miring. Adapun kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai
berikut.
(2)
Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode
pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi daya
dengan biaya yang relatif rendah (
cost-effective
) dan dapat menghindari
bias interview (Roberts 1999).
(2a) Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode
pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi daya
dengan biaya yang relatif rendah (
cost-effective
) dan dapat menghindari
bias
interview (
Roberts 1999).
2.2.2.2
Penulisan kata
Pada bagian ini, peneliti akan membahas mengenai kesalahan ejaan yang
masih sering ditemui dalam penulisan kata. Peneliti menggunakan buku
Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia
sebagai acuan dalam menganalisis kesalahan
dalam penulisan kata yang terdapat pada jurnal terakreditasi bagian akuntansi.
Dengan demikian, akan diuraikan kesalahan dalam penulisan kata adalah sebagai
berikut.
(a)
Kata Depan
Dalam buku
Padoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
, terdapat kententuan
dalam penggunaan kata depan yaitu, Kata depan seperti
di, ke,
dan
dari
, ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh kalimat yang kurang tepat dalam
penggunaan kata depan adalah sebagai berikut.
(3)
Dimana aspek sosial terdiri dari empat sub-dimensi yaitu.
Kata Dimana dalam contoh kalimat (3) tidak benar karena pada buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
kata depan dalam sebuah kalimat harus
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, bentuk contoh kalimat yang
menggunkan kata depan yang benar adalah sebagai berikut.
2.2.2.3
Pemakaian Tanda Baca
Hal-hal yang diuraikan dalam pemakaian tanda baca atau pungtuasi ini
adalah petunjuk bagaimana penggunaan tanda titik, koma, titik koma, titik dua,
tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda elips, tanda petik, tanda
petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda garis miring, dan tanda
penyingkat atau apostrof. Berikut ini akan diuraikan sedikit tentang kesalahan
yang terdapat dalam jurnal terakreditasi bidang akuntansi, yaitu dalam pemakaian
tanya koma (,) dan tanda pisah (—).
(a)
Tanda Koma (,)
(9) dipakai di antara bagian-bagian dalam cacatan kaki atau cacatan akhir,
(10) dipakai di antara nama orang dan gelar akademis yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga, (11) dipakai
sebelum angka desimal atau diantara dolar dan sen, (12) dipakai untuk mengapit
keterangan atau keterangan aposisi dan (13) dipakai di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/ salah pengertian.
Tanda koma masih sering sekali dihilangkan pada kalimat setara yang satu
dengan kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti,
tetapi,
melainkan, sedangkan
dan
kecuali
. Tanda koma juga sering dihilangkan dalam
ungkapan kata hubung antarkalimat yang terdapat di awal kalimat, seperti:
oleh
karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu
, dan
meskipun begitu
.
Contoh kalimat yang menghilangkan tanda koma adalah sebagai berikut.
4)
Dengan demikian kepemilikan atas sumber daya yang ada tidak dirupakan
dalam bentuk saham yang dapat diperjualbelikan, melainkan diatur
melalui kebijakan yang didasarkan pada konsensus dengan melibatkan
para organ yayasan, diantaranya adalah pembina, pengurus, pengawasan
dan lembaga pelaksanaanya. (JA/2014/H39/P2/K3).
Kalimat yang terdapat pada no (4) mengalami kesalahan karena di belakang
kata dengan demikian tidak disertai tanda koma. Kalimat (4) akan benar apabila
dituliskan dengan cara.
(4a) Dengan demikian
,
kepemilikan atas sumber daya yang ada tidak
merupakan dalam bentuk saham yang dapat diperjualbelikan, melainkan
diatur melalui kebijakan yang didasarkan pada konsensus dengan
melibatkan para orang yayasan, diantaranya adalah pembina, pengurus,
pengawasan dan lembaga pelaksanaanya.
(b)
Tanda Pisah (— )
Dalam buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
, terdapat beberapa
ketentuan dalam penggunaan tanda pisah yaitu; (1) Tanda pisah dapat dipakai
untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangun kalimat, (2) Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain, (3) Tanda pisah dipakai di antara
dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti “sampai dengan” atau “sampai
ke”. Contoh kalimat yang masih sering ditemukan dalam media cetak yaitu
sebagai berikut.
5)
Data sekunder ini berupa laporan keuangan triwulanan dan laporan
keuangan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang
dipublikasikan pada pariode 2010-2012 dalam satuan rupiah untuk
menggunakan
revenue model
. ( JA/2014/H46/P1/K2).
Kalimat (5) kurang tepat kerena menggunakan tanda sambung, kalimat akan
benar jika ditulis sebagai berikut.
(5a) Data sekunder ini berupa laporan keuangan triwulanan dan laporan
keuangan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang
dipublikasikan pada pariode 2010—2012 dalam satuan rupiah untuk
menggunakan revenue model. ( JA/2014/H46/P1/K2) .
2.2.2.4
Penulisan Unsur Serapan
dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti
cartoon
(kartun),
central
(sentral),
china
(Cina),
effeck
(efek). Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia
dengan mengubah ejaan seperlunya saja, sehingga bentuk Indonesianya masih
dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.
2.2.3
Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran yang lengkap.
Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
di sela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf
latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.),
tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Kalimat yang baik adalah kalimat yang
setidaknya memiliki subjek, predikat dan objek di dalamnya, sehingga
menghasilkan kesatuan ujaran yang utuh dan dapat dipahami. Subjek atau pokok
kalimat di sini merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan
makna kalimat, sedangkan predikat berfungsi sebagai bagian memberi keterangan
tentang sesuatu yang berdiri sendiri tentulah menyatakan apa yang dikerjakan atau
dalam keadaan apakah subjek itu. Oleh karena itu, biasanya predikat terjadi dari
kata kerja atau kata keadaan dan kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada
jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri.
atau Pelengkap, dan Ket atau Keterangan. Dari segi makna,
S
adalah unsur
kalimat yang dibicarakan, sedangkan P ialah unsur kalimat yang membicarakan
S
.
O
ialah unsur kalimat yang dikenai perbuatan yang tersebut pada
P
yang berupa
verbal transitif, dan apabila dipasifkan kata yang menduduki fungsi
O
itu akan
menduduki fungsi
S
, sedangkan Pel adalah unsur kalimat yang ikut melengkapi
P
yang berupa varba transitif di samping
O
, atau melengkapi
P
yang berupa verba
intransitif. Akhirnya, ket adalah unsur kalimat yang pada umumnya memiliki
tempat yang bebas, mungkin terletak di muka
S-P
, mungkin terletak di belakang
S-P
, bahkan ada juga yang terletak di antara
S
dan
P
. Berdasarkan maknanya, Ket
memberikan keterangan
tempat, waktu, cara, sebab, akibat,
dan lain-lainya.
sesungguhnya di atas tataran kalimat itu masih terdapat suatu kebahasaan lain
yang jauh lebih besar. Arifin (1989: 92) juga mendefinisikan kalimat adalah suatu
bagian pernyataan yang selesai dan menunjukan pikiran yang lengkap.
Dari pendapat beberapa ahli di atas peneliti mengacu pada definisi yang
dikemukan oleh Alwi (2003: 311), kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam
wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam
wujud tulisan dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.),
tanda tanya (?), atau tanda seru (!), sementara itu, di dalamnya disertakan pula
beberapa tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-) dan spasi.
2.2.4
Unsur-unsur Fungsional Kalimat
Dari ketiga pendapat yang diterangkan di atas, peneliti hanya mengaju pada
pendapat yang disampaikan oleh Alwi, dkk. (2003) yaitu setiap kata atau prasa
yang menjadi konstituen kalimat mempunyai unsur-unsur kalimat. Berikut adalah
uraian-uraian yang peneliti gunakkan dalam menganalisis data
.
2.2.4.1
Subjek
2.2.4.2
Predikat
Rahardi ( 2009: 80) menyatakan bahwa predikat sama-sama sebagai unsur
pokok di dalam kalimat, predikat memiliki karakter yang tidak sama dengan
subjek. Akan tetapi, kejatian sebuah subjek menjadi jelas juga karena ada subjek
kalimatnya. Dengan demikian, dapat dikatakan subjek dan predikat kalimat itu
merupakan unsur pokok dalam kalimat. Alwi, dkk. (2003: 326), predikat
merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di sebelah kiri dan
jika ada konstituen O, Pel / Ket wajib di sebelah kanan. Kedudukan P dapat
ditukar tempatnya dengan S, dalam arti unsur S dapat terletak di muka P atau
sebaliknya. Predikat kalimat biasanya berupa prasa nominal, prasa numerel, prasa
preposisional, frasa verbal, dan frasa adjektiva. Hal serupa juga disampaikan oleh
Sugono, menurut Sugono (2009: 55) predikat merupakan unsur utama suatu
kalimat sebelum subjek. Dengan demikian, peneliti sejalan dengan teori yang
disampaikan oleh Rahardi (2009) yaitu predikat memiliki karakter yang berbeda
dengan subjek, tetapi memiliki peran yang sama penting dalam pembentukan
sebuah kalimat, sehingga menjadikan subjek dan predikat sebagai unsur pokok
dalam membentukan sebuah kalimat. Adapun ciri-ciri predikat menurut Sugono
yaitu (1) jawaban atas pertanyaan
mengapa
atau
bagaimana
, (2) kata
adalah
atau
ialah,
(3) dapat diingkari, dan (4) dapat disertai kata-kata aspek dan modalitas.
2.2.4.3
Objek
Kedudukan unsur objek selalu di belakang predikat. Rahardi (2009: 82) juga
berpendapat bahwa dalam banyak hal dapat dikatakan bahwa objek kalimat
berlawanan dengan subjek kalimat. Tempatnya juga hampir pasti berlawanan di
dalam kalimat. Objek kalimat hanya dimungkinkan hadir apabila predikat kalimat
tersebut merupakan verba atau kata kerja yang bersifat aktif transitif. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa objek dapat berperan sebagai subjek dalam
bentuk pasif, tetapi tidak dapat didahului proposisi. Adapun ciri-ciri objek
menurut Sugono (2009: 71—78), yaitu (1) langsung di belakang predikat,
(2) dapat menjadi subjek kalimat pasif, (3) tidak didahului preposisi.
2.2.4.4
Pelengkap
2.2.4.5
Keterangan
Rahardi (2009: 85) menyatakan keterangan adalah unsur kalimat yang
sifatnya tidak wajib hadir. Berbeda dengan subjek, predikat, objek, dan pelengkap
yang sifatnya wajib hadir. Adapun fungsi keterangan adalah untuk menambahkan
informasi pada kalimat itu. Hal serupa juga disampaikan oleh Sugono (2009: 84),
keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut
tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat misalnya, memberi informasi
tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kata “keterangan” tidak diharuskan hadir dalam sebuah
kalimat karena fungsi keterangan hanya sebagai pelengkap dalam sebuah kalimat.
Berikut dikemukakan beberapa ciri-ciri dari keterangan, menurut Sugono (2009:
84—95) yaitu (1) bukan unsur utama, dan (2) tidak terikat posisi. Dalam Sugono
(2009: 86—95), katerangan terbagi ke dalam beberapa bentuk yaitu keterangan
waktu, tempat, cara, sebab, tujuan aposisi, tambahan, dan pewatas.
2.2.5
Kesalahan dalam Bidang Kalimat
Kesalahan dalam bidang kalimat pada kajian ini merujuk pada kajian
mengenai kalimat yang tidak memiliki unsur subjek, kalimat yang tidak memiliki
unsur predikat, dan kalimat yang penggunaan konjungsinya tidak sesuai.
2.2.5.1
Kalimat yang Tidak Memiliki Unsur Subjek
jawaban atas sebuah pertanyaan. Biasanya kalimat yang subjeknya tidak jelas itu
terdapat dalam kalimat rancu (kacau), yaitu kalimat yang berpredikat kata kerja
aktif transitif di depan subjeknya terdapat kata depan. Adapun contoh kalimat
yang tidak memiliki unsur subjek adalah sebagai berikut.
(6)
Pada
model 1 (gambar 4) keadilan distributif tidak berpengaruh pada
komitmen terhadap tuhuan sehingga tidak mendukung H1b.
Arifin mengungkapkan bahwa, apabila subjek kalimat aktif didahului kata
pada
,
di
, dan
dari
seperti contoh kalimat di atas, subjek itu menjadi tidak jelas,
kabur dan dapat menimbulkan berbagai taksiran. Kata-kata lain, yang tidak boleh
didahului subjek yang sejenis dengan itu adalah
bagi, dalam, dengan, sebagai,
merupakan, kepada
, dan
untuk
. Bila disunting kalimat di atas menjadi tepat
apabila;
(6a) Model 1 (gambar 4) keadilan distributif tidak berpengaruh pada
komitmen terhadap tuhuan, sehingga tidak mendukung H1b.
2.2.5.2
Kalimat yang Tidak Bersubjek dan Tidak Berpredikat/Kalimat
Buntung
(7)
Pada era globalisasi ini, di mana hambatan-hambatan perekonomian
semakin pudar.
Karena
peralihan arus dana dari pihak yang surplus
kepada yang defisit akan semakin cepat dan tanpa hambatan.
Kalimat yang diawali oleh kata-kata yang digarisbawahi jelas bukan kalimat
baku karena kalimat itu tidak beruntun, tidak bersubjek, dan tidak berpredikat.
Arifin (1987: 21) menurut kaidah yang berlaku, kalimat tunggal bahasa Indonesia
tidak boleh diawali oleh kata-kata
karena, sehingga, apabila, agar, seperti, kalau
,
walaupun, jika
dan kata penghubung lainya. Kata penghubung seperti itu dapat
mengawali kalimat jika yang diawali oleh kata-kata itu merupakan anak kalimat
yang mendahului induk kalimat. Dengan demikian, kalimat di atas seharusnya
ditulis dengan cara.
(7a) Pada era globalisasi, di mana hambatan-hambatan perekonomian semakin
pudar. Peralihan arus dana dari pihak yang surplus kepada yang defisit
akan semakin cepat dan tanpa hambatan.
2.2.5.3
Kalimat yang Penggunaan Konjungsinya Tidak Sesuai
adalah kata yang bertugas menghubungkan atau menyambungkan ide atau pikiran
yang dalam sebuah kalimat dengan ide atau pikiran pada kalimat yang lainnya.
Dari ketiga definisi konjungsi yang dipaparkan di atas, peneliti mengacu
pada pendapat Rahardi, karena sudah mencangkup berbagai macam jenis
konjungsi atau kata hubung. Rahardi (2009) mengatakan bahwa, konjungsi dalam
bahasa Indonesia terbagi menjadi empat bagian. Adapun keempat konjungsi
tersebut adalah sebagai berikut.
a)
Konjungsi koordinatif
Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang bertugas menghubungkan
dua unsur kebahasaan atau lebih yang cendrung sama tataran atau tingkat
kepentingannya. Konjungsi koordinatif juga bertugas menghubungkan dua unsur
kebahasaan atau lebih yang berstatus sama. Status yang dimaksud sama ialah
antara kata dan kata, antara frasa dan frasa, antara klausa dan klausa, dan
seterusnya. (Rahardi, 14—15). Konjungsi koordinarif dalam bahasa Indonesia
memiliki beberapa jenis konjungsi seperti;
dan, serta, atau, tetapi, melainkan,
sedangkan.
Contoh kalimat yang kurang tepat dalam penggunaan konjungsi
koordinatif adalah sebagai berikut.
(8)
Dan
peneliti tidak membahas komponan-komponen perubahan dalam
konvergensi IFRS yang berdampak pada hasil penelitian.
(8a) ....
dan
peneliti tidak membahas komponan-komponen perubahan dalam
konvergensi IFRS yang berdampak pada hasil penelitian.
b)
Konjungsi subordinatif
Konjungsi subordinatif menurut Rahardi (2009: 20), konjungsi yang
bertugas menghubungkan dua buah klausa atau lebih. Klausa-klausa yang
dihubungkannya tidak memiliki status sintaksis atau status kalimat yang sama.
Klausa tersebut dikatakan tidak sama karena klausa yang satu merupakan induk
kalimat. Terdapat tiga belas jenis konjungsi subordinatif yang dikelompokkan,
yaitu;
1)
Konjungsi subordinatif yang menyatakan waktu:
sejak, semenjak, sedari,
sewaktu, ketika, takkala, sementara, begitu, seraya, selama, serta, sambil,
demi, setelah, sesudah, sehabis, selesai, sesuai, hingga, sampai.
2)
Konjungsi subordinatif yang menyatakan syarat:
jika, jikalau, kalau, asal
(kan), bila, manakala.
3)
Konjungsi subordinatif yang menyatakan pengandaian:
andaikan, seadainya,
umpamanya, sekiranya.
4)
Konjungsi subordinatif yang menyatakan tujuan:
agar, supaya, biar
.
5)
Konjungsi subordinatif konsesif:
biarpun, meskipun, walau (pun), kendati
(pun), sekalipun.
6)
Konjungsi subordinatif yang menyatakan perbandingan:
seakan-akan,
seolah-olah, sebagaimana, seperti
8)
Konjungsi subordinatif yang menyatakan hasil:
sehingga, sampai(-sampai),
makanya.
9)
Konjungsi subordinatif yang menyatakan alat
: dengan, tanpa
10)
Konjungsi subordinatif yang menyatakan cara:
dengan, tanpa
11)
Konjungsi subordinatif komplementasi:
bahwa
12)
Konjungsi subordinatif adtributif:
yang
13)
Konjungsi subordinatif yang menyatakan perbandingan:
sama...lebih,
dari(pada).
Berikut salah satu contoh kalimat dalam penggunaan konjungsi subordinatif.
(9)
Jika
survei dirancang dan dilakukan dengan benar,
maka
metode ini akan
dapat menjadi metode untuk memperoleh sumber data dengan skala besar
dan berkualitas tinggi.
Kalimat (9) kurang tepat karena menggunakan dua tanda hubung yang tidak
sesuai dengan kalimat di atas yaitu pada kata jika dan maka , kalimat tersebut
akan benar apabila ditulis sebagai berikut.
(9a)
Jika
survei dirancang dan dilakukan dengan benar, metode ini akan dapat
menjadi metode untuk memperoleh sumber data dengan skala besar dan
berkualitas tinggi.
c)
Konjungsi Antarkalimat
yang baru. Adapun contoh-contoh konjungsi antarkalimat yang terdapat dalam
bahasa Indonesia menurut Rahardi (2009) yaitu sebagai berikut:
biarpun
demikian, biarpun begitu, meskipun demikian, sekalipun begitu, walaupun
demikian, walaupun begitu, meskipun demikian, meskipun begitu, sungguhpun
demikian, sungguhpun begitu, kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya,
tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahwasanya,
malahan, malah, bahkan, akan tetapi, namun, kecuali itu, dengan demikian, oleh
karena itu, oleh sebab itu, sebelum itu.
Contoh kalimat yang kurang tepat dalam
penggunaan konjungsi antarkalimat adalah sebagai berikut.
(10)
Sedangkan menurut Bakesbang, organisasi sektor publik di luar
pemerintah adalah organisasi kemasyarakatan yang di dalamnya meliputi
organisasi keagamaan, kepemudaan, wanita, profesi, fungsionaris,
penghayat kepercayaan dan lembaga swadaya masyarakat.
(JA/2014/H36/P2/K2).
Kalimat (10) kurang tepat karena kata hubung sedangkan bertugas untuk
menghubungkan ide atau gagasan pada suatu kalimat yang satu dengan ide atau
gagasan pada kalimat yang lainnya. Kalimat (10a) akan tepat apabila.
(10a) Menurut Bakesbang, organisasi sektor publik di luar pemerintah adalah
organisasi kemasyarakatan yang di dalamnya meliputi organisasi
keagamaan, kepemudaan, wanita, profesi, fungsionaris, penghayat
kepercayaan dan lembaga swadaya masyarakat.
2.2.6
Jurnal Terakreditasi
ini juga terdiri atas beberapa artikel di dalamnya. Menurut Kamus
Besar Bahasa
Indonesia
(2008: 28), terakreditasi adalah sudah diakrediatsi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini merupakan bab metodologi penelitian, yang di dalamnya akan
dikaji lima hal, yaitu (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) teknik
pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, dan (5) teknik analisis data. Kelima
hal di atas akan dijelaskan satu per satu dalam subbab di bawah ini.
3.1
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan lebih cenderung menggunakan
analisis. Menurut Arikunto (2010: 33) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan,
yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan. Noor (2011: 35) mengungkapkan
bahwa melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa
atau kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus
terhadap peristiwa tersebut.
tersebut akan dideskripsikan secara apa adanya atau sesuai dengan yang terlihat.
Hal ini sesuai dengan apa yang ungkapkan oleh Arikunto (2011: 3) bahwa dalam
penelitian deskriptifi, peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek yang
diteliti. Peneliti tidak sekalipun menambah, mengurangi atau bahkan
memanipulasi objek penelitian.
Dalam penelitian ini, jumlah kesalahan berbahasa pada artikel jurnal
terakreditasi sebagai fenomena yang terdapat pada subjek penelitian,
dideskripsikan dengan kata-kata dan peneliti juga mendeskripsikan/memaparkan
hasil analisis dengan apa adanya dengan menggunakan kata-kata.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Kemudian, hasil penelitian disajikan
dalam bentuk laporan penelitian.
3.2
Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini berupa kata-kata yaitu kesalahan ejaan dan
kesalahan kalimat yang terdapat pada jurnal terakreditasi bidang akuntansi dan
keuangan 2014 dari Universitas Kristen Petra sebagai sumber tertulis.
Sumber data adalah subjek dari mana dapat diperoleh (Arikunto, 2010:
172). Sumber data yang akan peneliti gunakan di sini adalah artikel Jurnal
Akuntansi dan Keuangan 2014 dari Universitas Kristen Petra.
3.3
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada suatu penelitian merupakan suatu yang sangat
penting. Menurut Noor (2011: 138), teknik pengumpulan data adalah cara yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk
menjawab rumusan masalah penelitian. Menurut Arikunto (2010: 274), teknik
dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, dan sebagainya.
Peneliti mengumpulkan data yang berupa artikel jurnal terakreditasi bidang
akuntansi.
Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
ialah sebagai berikut.
(1)
Mengunduh artikel jurnal terakreditasi bidang akuntansi.
(2)
Membaca dan menandai kesalahan kebahasaan pada data tersebut dengan
memberi tanda pada kesalahan kebahasaan yang terdapat dalam data.
(4)
Memberi kode pada setiap data yang salah tersebut dengan JA sebagai jurnal
terakreditasi, 2014 sebagai tahun terbit, Hi sebagai halaman 1, P1 sebagai
pragraf 1 dan K1 sebagai kalimat 1.
(5)
Mengelompokkan kesalahan kebahasaan sesuai dengan jenisnya.
3.4
Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2010: 203), instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Hal mengenai instrumen penelitian juga dijelaskan oleh Meleong
(2008:168), instrumen penelitian adalah alat pengumpul data. Instrumen
penelitian ini adalah penelitian sendiri. Moleong (2008:168) menegaskan bahwa
kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana,
pelaksana, pengumpul, penganalisis, penafsiran data, dan pada akhirnya menjadi
pelapor hasil penelitian.
3.5
Teknik Analisis Data
1)
Mencatat hasih penelitian lapangan dengan memberi kode agar sumber
datanya tepat dapat ditelusuri.
2)
Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,
membuat iktisar, dan membuat indeks.
3)
Berpikir, dengan jalan membuat agar katagori data itu mempunyai makna,
mencari, dan menemukan pola, dan hubungan-hubungan, dan membuat
temuan-temuan umum.
Peneliti juga menggunakan teknik analitik yaitu cara kerjanya seperti
menyusun data dari sumber data yang telah dikumpulkan. Adapun
langkah-langkah analisis data yang dilakukan oleh peneliti ialah sebagai berikut.
(1)
Membaca dan mengidentifikasi kesalahan kebahasaan yang terdapat dalam
data.
(2)
Menghubungkan data dengan teori-teori yang digunakan.
(3)
Menganalisis kesalahan kebahasaan yang terdapat dalam data.
(4)
Membuat tabel dan memasukan data yang telah dianalisis.
(5)
Menyerahkan data yang telah yang telah dianalisis kepada triangulator untuk
diuji keabsahanya.
(6)
Melakukan perbaikan data dan diberikan kepada triangulator jika masih
mengalami kesalahan.
3.6
Triagulasi Data
keperluan pengecekkan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Penelitian ini
membutuhkan triagulasi agar memiliki keabsahan data dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan triagulasi teori dan triagulasi
logis. Dengan adanya triagulasi teori, peneliti dapat membandingkan teori-teori
tentang kebahasaan menganalisis berbagai bentuk penggunaan kebahasaan pada
artikel jurnal terakreditasi. Adapun triagulasi logis yaitu dengan cara peneliti
melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing, yaitu Ibu Dr. Yuliana
Setyaningsih, M.Pd,. Selain itu, Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., dan Drs.
P. Hariyanto, M.Pd., sebagai triangulator karena mereka memang berpengalaman
dalam bidang pengajaran bahasa Indonesia.
Dalam proses triagulasi data, ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu :
(1)
Peneliti menyerahkan hasil yang telah dianalisis kepada triangulator.
(2)
Triagulator menerima dan mengoreksi hasil analisis yang dilakukan oleh
peneliti. Jika terdapat kesalahan maka peneliti bertugas untuk memperbaiki
dan kembali menyerahkan data tersebut kepada triagulator.
(3)
Triangulator mengisi kolom yang bertuliskan ‘setuju/tidak setuju’ yang telah
tertera pada tabel analisis data.
(4)
Setelah menerima masukan dari kedua triangulator, peneliti bisa
menggunakan hasilnya untuk menyusun bab IV.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini merupakan bab hasil penelitian dan pembahasan, di mana di
dalamnya akan dikaji dua hal, yaitu (1) deskripsi data, dan (2) hasil analisis data
dan pembahasan. Kedua hal di atas akan dibahas satu per satu dalam subbab di
bawah ini
4.1
Deskripsi Data Penelitian
Data dalam penelitian ini diperoleh dari artikel Jurnal Akuntansi dan
Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra yang terbit dua tahun sekali. Kedua
jurnal ini bila digabungkan berisikan 120 halaman dan itu yang diteliti oleh
peneliti. Berdasarkan langkah-langkah penelitian pada bab III, peneliti akan
menyajikan data yang terkumpul tentang kesalahan kebahasaan yang terdapat
pada jurnal tersebut.
juga keliru dalam membenarkan kesalahan kebahasaan yang terdapat dalam jurnal
yaitu dengan menggarisbawahi dan memberi huruf tebal pada kata yang sudah
peneliti benarkan, sehingga data tersebut tidak disetujui oleh kedua trianggulator
karena penggunaan garis bawah dan huruf tebal hanya untuk kata-kata tertentu
saja. Dari masukan yang disampaikan oleh kedua triangulator, peneliti
mengklasifikasikan kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat secara lebih mendetail,
adapun hasil analisis data yang ditemukan pada jurnal di atas adalah kesalahan
pemakaian huruf yaitu huruf kapital dan huruf miring, kesalahan penulisan kata
yaitu kata depan
di-
, kesalahan pemakaian tanda baca yaitu tanda koma dan tanda
pisah, dan kesalahan unsur serapan. Terdapat pula kesalahan pada bidang kalimat
yaitu kesalahan pada sruktur kalimat dan kesalahan penggunaan konjungsi.
4.2
Hasil Analisis Data
Dalam hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan kesalahan kebahasaan
apa saja yang terdapat di dalam jurnal dan memaparkan kesalahan kebahasaan apa
yang dominan dalam jurnal tersebut.
4.2.1
Kesalahan Kebahasaan
4.2.1.1
Kesalahan Ejaan
Seperti yang telah dikatakan di depan, kesalahan ejaan meliputi kesalahan
pemakaian huruf, kesalahan penulisan kata, kesalahan penulisan tanda baca, dan
kesalahan penulisan unsur serapan. Di bawah ini dikutip contoh masing-masing
kesalahan.
a.
Pemakain Huruf
Dalam pemakaian huruf peneliti menemukan kesalahan dalam penulisan
huruf kapital, beberapa contoh kesalahan penulisan huruf kapital adalah sebagai
berikut.
(11)
Standarisasi atau Rumah Sakit bersalin dipenuhi dengan baik sebagai
ketentuan utama. (JA/2014/H38/P2/K3).
(12)
Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan
oleh Institut Angkutan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar
umum, standar perkerjaan lapangan, dan standar pelaporan berserta
interpretasinya. (JA/2014/H34/P1/K1).
(13)
Hal ini sedikit berbeda pada Yayasan di Pondok Pesantren Sunan Drajat
melalui unit usahanya dan juga Yayasan Soerya di RSAB Soerya yang
cenderung bergaya Konseptual. (JA/2014/H39/P2/K1).
(
11a
)
Standarisasi atau rumah sakit bersalin dipenuhi dengan baik sebagai
ketentuan utama.
Kalimat (12)
dan
(13) juga mengandung kesalahan dalam penggunaan
huruf kapital yaitu pada kata Auditing dan Konseptual
.
Kata Auditing pada
kalimat (12) dan Konseptual pada kalimat (13) bukan termasuk nama lembaga
resmi, jadi tidak seharusnya diawali dengan huruf kapital, sehingga huruf pada
kata auditing dan huruf
k
pada kata konseptual
dicetak dengan huruf non-kapital
sehingga menjadi auditing dan konseptual. Hal tersebut telah ditetapkan pada
buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(2015) dengan demikian, bentuk
kalimat (12) dan (13) yang benar adalah sebagai berikut.
(12a) Standar auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan
oleh Institut Angkutan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar
umum, standar perkerjaan lapangan, dan standar pelaporan berserta
interpretasinya.
(13a) Hal ini sedikit berbeda pada Yayasan di Pondok Pesantren Sunan Drajat
melalui unit usahanya dan juga Yayasan Soerya di RSAB Soerya yang
cenderung bergaya konseptual.
Terdapat pula beberapa kesalahan dalam penggunaan huruf miring. Berikut
beberapa contoh kesalahan huruf miring yang terdapat pada jurnal.
(14)
Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode
pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi daya
dengan biaya yang relatif rendah (
cost-effective
) dan dapat menghindari
bias interview (Roberts 1999). (JA/2014/H1/P1/K3)
(15)
Porter dan Kramer (2006) menyatakan bahwa CSR yang dilakukan
perusahaan dapat memperbaiki kesan (
image
) perusahaan, memperkuat
merk, dan bahkan memperkuat nilai sahamnya. (JA/2014/H66/P8/K6).
(16)
Zuhroh (1997) menyatakan bahwa besar kecilnya asset yang dimiliki
(17)
Dalam rangka meningkatkan validitas internal, penelitian
mendatangdapat menggunakan settingeksperimen laboratorium.
(JA/2014/H73/P3/K6).
Kesalahan penulisan huruf miring terdapat pada kalimat (14), (15), (16),
dan (17). Kesalahan tersebut terdapat pada kata interview, merk, asset, dan setting
yang seharusnya dicetak miring seperti yang tertera