• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kesalahan ejaan dan kalimat pada artikel jurnal terakreditasi Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kesalahan ejaan dan kalimat pada artikel jurnal terakreditasi Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra."

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Liah, Sisilia Song. 2016.

Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Artikel

Jurnal Terakreditasi Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas

Kristen Petra. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah kesalahan kebahasaan,

khususnya dalam bidang ejaan dan kalimat pada artikel Jurnal Akuntansi dan

Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra. Kesalahan ejaan dianalisis berdasarkan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, sedangkan kesalahan kalimat dianalisis

berdasarkan struktur dan isi kalimatnya. Tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan kesalahan penggunaan ejaan dan kesalahan kalimat dalam Jurnal

Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini

adalah kalimat-kalimat yang berisi kesalahan penggunaan kebahasaan berupa

kesalahan penggunaan ejaan dan kalimat dalam artikel jurnal terakreditasi. Sumber

data penelitian ini yaitu Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen

Petra yang terdiri atas dua edisi yaitu edisi bulan Mei dan November.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa dalam jurnal akuntansi dan keuangan

2014 Universitas Kristen Petra terdapat kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat.

Kesalahan ejaan itu meliputi, (a) kesalahan pemakaian huruf yaitu huruf kapital dan

huruf miring, (b) kesalahan penulisan kata yaitu penulisan kata depan

di-

, (c)

kesalahan pemakaian tanda baca yaitu tanda baca koma dan tanda pisah, dan (d)

kesalahan penggunaan unsur serapan. Adapun kesalahan kalimat yang terkumpul

meliputi kesalahan struktur kalimat dan kesalahan penggunaan konjungsi.

Kesalahan struktur kalimat yaitu, (a) tidak adanya unsur subjek, dan (b) tidak

adanya unsur subjek dan unsur predikat. Kesalahan dalam penggunaan konjungsi

yaitu (a) kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif, (b) kesalahan konjungsi

suboordinatif, dan (c) kesalahan penggunaan konjungsi antarkalimat. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa kesalahan ejaan dan kalimat masih sering

ditemukan.

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyampaikan beberapa saran yang

ditujukan kepada (a) kaum akademisi, (b) perguruan tinggi, dan (c) peneliti lain.

Pertama,

kaum akademisi harus memahami pentingnya penggunaan kebahasaan

yang tepat dalam penulisan artikel.

Kedua,

perguruan tinggi harus memperhatikan

kualitas jurnal yang diterbitkan terlebih jurnal yang statusnya terakreditasi.

Ketiga,

peneliti lain dapat melakukan penelitian terhadap kesalahan kebahasaan pada objek

penelitian yang berbeda.

(2)

ABSTRACT

Liah, Sisilia Song. 2016. The Analysis of Spelling and Syntax Errors in Accredited

Journal Article of Accounting and Finance Journals 2014 of Petra

Christian University. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language Literary

Education Study Program, Department of Language Education and Arts,

Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

The problems which are raised in this research are on the linguistic errors,

particularly in the areas of spelling and syntax in the article of Accounting and

Finance Journals 2014 of Petra Christian University. The spelling errors are

analyzed based on the General Guidelines for Spelling of Indonesian Language,

meanwhile the syntax errors are analyzed based on the structure and content of the

sentence. The aim of this study is to describe the spelling and syntax errors in the

Accounting and Finance Journals 2014 of Petra Christian University.

The research employed descriptive-qualitative research. The data of this

research were the sentences that contain the linguistic errors such as spelling and

syntax errors in accredited journal articles. The data source of this research were

Accounting and Finance Journals 2014 of Petra Christian University which

consisted of two editions in May and November.

The results of the analyzed data in Accounting and Finance Journals 2014

of Petra Christian University showed that there were spelling and syntax errors. The

spelling mistakes include, (a) usage error letters are capital and italic letters, (b)

word errors are usage

di-

preposition, (c) usage errors coma and dash, and (d)

misapplication of elements uptake. The syintax errors had collected are sentence

structure and usage of conjunctions errors. The sentence structure errors are (a) the

absence of the subject elements, (b) the absence of the subject and predicate

elements. The conjunction usage errors are (a) coordinating conjunction errors, (b)

subordinating conjunction errors, and (c) inter sentence conjunction errors. Thus, it

can be concluded that the spelling and syntax errors still often found.

Based on these results, researchers imparting some suggestions are aim to

(a) academics, (b) universities, and (c) other researchers.

First

, academics must

understand the importance of usage linguistics in writing articles.

Second

,

universities should pay attention to the quality of published journals, especially

journal had acredited status.

Third

, other researchers can make research on

linguistic errors in different research objects.

(3)

PADA ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN 2014

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Sisilia Song Liah

NIM: 121224071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT

PADA ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI JURNAL

AKUNTANSI DAN KEUANGAN 2014 UNIVERSITAS

KRISTEN PETRA

Oleh:

Sisilia Song Liah

121224071

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing,

(5)

ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT

PADA ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI JURNAL

AklJNTANSI DAN KEUANGAN 2014 UNIVERSITAS

KRISTEN PETRA

Dipersiapkan dan disusun oleh: Sisilia Song Liah

121224071

Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada tanggal, 28 Juli 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

SUSUNANPANITIA PENGUJI

Anggota III : Dr. Y. Karmin, M.Pd.

Ketua

Sekretaris

AnggotaI

AnggotaII

Nama Lengkap

Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.

Dr.R. Kunjana Rahardi, M.Hum.

Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.

Dr.R. Kunjana Rahardi, M.Hum.

Yogyakarta, 28 Juli 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

&,:,:,::9'~versitas Sanata Dharma .c~ ~r.I"","" ':-~

j~

L~D~~'

\~~ ~'-r

~ 1;~Jt.~~~~j;

/

r

\\ nt. f .'

~"l.~~l'·';'frJ~;·:?"'~.~ ~\,,~ •.<;....t> I} A"\"«"~'I)

~'-'.~

(6)

Karya ini kupersembahkan kepada :

 

(1)

Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, Santa Sesilia yang senantisa memberikan

kekuatan, mendampingi, dan menjaga dalam setiap nafas kehidupan yang

telah dijalani.

(2)

Keluarga

Kedua orang tuaku tercinta, Lorensius Liah Ding, Lidia Levung Ingan, dan

ketiga adikku, Petronela Pidang Liah, Roybertus Anget Liah, Teresa Aren

Liah dan semua keluarga besar baik yang di Yogyakarta maupun di

Kalimantan Timur yang selalu memberikan doa, perhatian, kasih sayang,

semangat untuk menyelesaikan pendidikan dan mereka menjadi alasan untuk

bersemangat dalam menyelesaikan pendidikan.

(3)

Yang terkasih

Jalung Okta Helgrefest yang selalu memotivasi dan menjadi penyemangat

dalam keadaan apapun.

(4)

Sahabat karib

Claria Francisca Meylani, Marta Susanti S.Pd., Melyda Agustini Rahman

S.Pd., dan Fauzi Lestari yang selalu membantu dan mengisi hari-hari saya

sehingga lebih bersemangat dalam menyelesaikan pendidikan.

(5)

Keluarga Besar PBSI Angkatan 2012 Kelas B

(7)
(8)

Tuhan tidak membenci orang malas, tapi Dia mengizinkan orang rajin mendapat

rezeki lebih banyak. Ketika kita diam dan tidak melakukan apapun, seseorang

akan mengambil jatah kita’

Bong Chandra

“Aku tahu segala perkerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang

tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa,

namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.”

(Wahyu 3: 8)

Bila kamu tidak tahan dengan lelahnya belajar, maka persiapkan dirimu untuk

menanggung

perihnya kebodohan.

Penulis

Jika tidak bisa menjadi yang terbaik, jadilah yang berbeda.

(9)

Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Juli 2016

(10)

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna : Nama : Sisilia Song Liah

Nomor mahasiswa : 121224071

Demi pengembangan ilmu dan pengetahuan, saya memberian karya ilmiah kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dhanna yang berjudul:

ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT

PADA

ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI JURNAL

AKUNTANSI DAN KEUANGAN 2014 UNIVERSITAS

KRISTEN PETRA

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dhanna hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dan saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta, pada tanggal 28 Juli 2016

Ytjtakan,

(11)

Liah, Sisilia Song. 2016. Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Artikel

Jurnal Terakreditasi Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014

Universitas Kristen Petra. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma.

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah kesalahan kebahasaan,

khususnya dalam bidang ejaan dan kalimat pada artikel Jurnal Akuntansi dan

Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra. Kesalahan ejaan dianalisis berdasarkan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, sedangkan kesalahan kalimat dianalisis

berdasarkan struktur dan isi kalimatnya. Tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan kesalahan penggunaan ejaan dan kesalahan kalimat dalam Jurnal

Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini

adalah kalimat-kalimat yang berisi kesalahan penggunaan kebahasaan berupa

kesalahan penggunaan ejaan dan kalimat dalam artikel jurnal terakreditasi.

Sumber data penelitian ini yaitu Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas

Kristen Petra yang terdiri atas dua edisi yaitu edisi bulan Mei dan November.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa dalam jurnal akuntansi dan

keuangan 2014 Universitas Kristen Petra terdapat kesalahan ejaan dan kesalahan

kalimat. Kesalahan ejaan itu meliputi, (a) kesalahan pemakaian huruf yaitu huruf

kapital dan huruf miring, (b) kesalahan penulisan kata yaitu penulisan kata depan

di-

, (c) kesalahan pemakaian tanda baca yaitu tanda baca koma dan tanda pisah,

dan (d) kesalahan penggunaan unsur serapan. Adapun kesalahan kalimat yang

terkumpul meliputi kesalahan struktur kalimat dan kesalahan penggunaan

konjungsi. Kesalahan struktur kalimat yaitu, (a) tidak adanya unsur subjek, dan

(b) tidak adanya unsur subjek dan unsur predikat. Kesalahan dalam penggunaan

konjungsi yaitu (a) kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif, (b) kesalahan

konjungsi suboordinatif, dan (c) kesalahan penggunaan konjungsi antarkalimat.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesalahan ejaan dan kalimat masih

sering ditemukan.

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyampaikan beberapa saran

yang ditujukan kepada (a) kaum akademisi, (b) perguruan tinggi, dan (c) peneliti

lain.

Pertama,

kaum akademisi harus memahami pentingnya penggunaan

kebahasaan yang tepat dalam penulisan artikel.

Kedua,

perguruan tinggi harus

memperhatikan kualitas jurnal yang diterbitkan terlebih jurnal yang statusnya

terakreditasi.

Ketiga,

peneliti lain dapat melakukan penelitian terhadap kesalahan

kebahasaan pada objek penelitian yang berbeda.

(12)

Liah, Sisilia Song. 2016. The Analysis of Spelling and Syntax Errors in

Accredited Journal Article of Accounting and Finance Journals 2014 of

Petra Christian University. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language

Literary Education Study Program, Department of Language Education

and Arts, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma

University.

The problems which are raised in this research are on the linguistic errors,

particularly in the areas of spelling and syntax in the article of Accounting and

Finance Journals 2014 of Petra Christian University. The spelling errors are

analyzed based on the General Guidelines for Spelling of Indonesian Language,

meanwhile the syntax errors are analyzed based on the structure and content of the

sentence. The aim of this study is to describe the spelling and syntax errors in the

Accounting and Finance Journals 2014 of Petra Christian University.

The research employed descriptive-qualitative research. The data of this

research were the sentences that contain the linguistic errors such as spelling and

syntax errors in accredited journal articles. The data source of this research were

Accounting and Finance Journals 2014 of Petra Christian University which

consisted of two editions in May and November.

The results of the analyzed data in Accounting and Finance Journals 2014

of Petra Christian University showed that there were spelling and syntax errors.

The spelling mistakes include, (a) usage error letters are capital and italic letters,

(b) word errors are usage

di-

preposition, (c) usage errors coma and dash, and (d)

misapplication of elements uptake. The syintax errors had collected are sentence

structure and usage of conjunctions errors. The sentence structure errors are (a)

the absence of the subject elements, (b) the absence of the subject and predicate

elements. The conjunction usage errors are (a) coordinating conjunction errors, (b)

subordinating conjunction errors, and (c) inter sentence conjunction errors. Thus,

it can be concluded that the spelling and syntax errors still often found.

Based on these results, researchers imparting some suggestions are aim to

(a) academics, (b) universities, and (c) other researchers.

First

, academics must

understand the importance of usage linguistics in writing articles.

Second

,

universities should pay attention to the quality of published journals, especially

journal had acredited status.

Third

, other researchers can make research on

linguistic errors in different research objects.

(13)

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat

dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Artikel Jurnal Terakreditasi Jurnal

Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra

.

Tugas akhir dalam

bentuk skripsi ini sebagai syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan meraih

gelar sarjana pendidikan sesuai kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),

Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan dan

dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1.

Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

2.

Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing, yang selalu

membimbing penulis dengan penuh pengertian dan kesabaran,

memotivasi, dan memberikan masukan bagi penulis dari awal penulisan

skripsi hingga akhir.

3.

Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., dan Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku

triangulator yang memvalidasi hasil analisis dan memberikan masukan

bagi penulis.

(14)

Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan berbagai layanan administrasi.

6.

Kedua orang tua saya, Bapak Lorensius Liah Ding dan Ibu Lidia Levung

Ingan, ketiga adik saya: Petronela Pidang Liah, Roybertus Anget Liah,

dan Tresa Aren Liah, serta semua keluarga besar yang di Yogyakarta

maupun di Kalimantan Timur.

7.

Yang terkasih, Jalung Okta Helgrefest yang selalu memotivasi dan

menjadi penyemangat dalam keadaan apapun.

8.

Sahabat-sahabat karib: Marta Susanti S.Pd., Melyda Agustini. R S.Pd.,

Claria Francisca Meylani, dan Muhammad Fauzi Lestari.

(15)

banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis

berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

(16)

HALAMAN JUDUL

... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

... ii

HALAMAN PENGESAHAN

... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

... iv

MOTTO

... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

... vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

... vii

ABSTRAK

... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR

... xi

DAFTAR ISI

... xiv

BAB I PENDAHULUAN

... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat penelitian ... 5

1.5 Batasan Istilah ... 6

1.6 Sistematika Penyajian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI

... 8

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 8

2.2 Kajian Teori ... 10

2.2.1 Pengertian Ejaan ... 11

2.2.2 Jenis-jenis Kesalahan Ejaan ... 11

2.2.3 Pengertian Kalimat ... 19

2.2.4 Unsur-unsur Fungsional Kalimat ... 21

2.2.5 Kesalahan dalam Bidang Kalimat ... 25

(17)

3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Data dan Sumber Data ... 34

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.4 Instrumen Penelitian... 36

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

3.6 Triangulasi Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

... 40

4.1 Deskripsi Data ... 40

4.2 Hasil Penelitian ... 41

4.2.1 Kesalahan Kebahasaan ... 41

4.3 Kesalahan Kebahasaan yang Dominan ... 54

4.4 Pembahasaan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA

... 68

LAMPIRAN

... 70

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini merupakan bab pendahuluan, di mana di dalamnya akan dikaji enam

hal, yaitu (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4)

manfaat penelitian, (5) batasan istilah, dan (6) sistematika penyajian. Keenam hal di

atas akan dijelaskan satu per satu dalam subbab di bawah ini.

1.1

Latar Belakang Masalah

Pada umumnya manusia memerlukan bahasa untuk dapat berinteraksi dengan

sesama. Bahasa yang digunakan memiliki ragam yang berbeda-beda di negara yang

terdapat di dunia. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) bahasa adalah

sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat

untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Sistem lambang bunyi

yang dimaksudkan di sini adalah sesuatu yang dapat mewakilkan ide, perasaan,

pikiraan, benda, dan tindakan secara arbiter.

(19)

Paragraf merupakan bagian karangan/tulisan yang membentuk satu

kesatuan pikiran, ide, dan gagasan. Setiap paragraf dikendalikan oleh satu ide

pokok. Ide pokok paragraf harus dikemas dalam sebuah kalimat, yang disebut

juga kalimat utama. Dari kalimat utama paragraf itulah kalimat-kalimat penjelas,

baik yang sifatnya mayor maupun minor, dituliskan secara tuntang, lengkap, dan

terperinci (Rahardi, 2009: 158).

Dalam paragraf terdapat unsur lahiriah seperti kalimat dan kata. Kalimat

adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Kalimat dalam wujud

lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,disela jeda, dan

diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat

dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, (.), tanda tanya (?) ,

dan tanda seru (!). Kalimat yang baik yaitu kalimat yang setidaknya memiliki

subjek, predikat, dan objek di dalamnya, sehingga menghasilkan kesatuan ujaran

yang utuh dan dapat dipahami. Subjek atau pokok kalimat di sini merupakan

unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat, sedangkan

predikat berfungsi sebagai bagian memberi keterangan tentang sesuatu yang

berdiri sendiri tentulah menyatakan apa yang dikerjakan atau dalam keadaan

apakah subjek itu. Oleh karena itu, biasanya predikat terjadi dari kata kerja atau

kata keadaan dan kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat

kalimat serta ciri khas objek itu sendiri.

(20)

sangat penting karena kata mengandung makna, bunyi, dan asosiasi, sehingga

harus dipertimbangkan keserasianya oleh seorang penulis. Dalam pemilihan kata

untuk menuliskan sebuah karya ilmiah, para penulis hendaknya memperhatikan

aspek ketepatan, kesaksamaan, dan kelaziman kata-kata yang akan digunakan.

Kata yang digunakan harus tepat makna yang akan disampaikan dan harus sesuai

dengan situasi pemakaiannya.

Menurut KBBI ejaan didefinisikan sebagai kaidah-kaidah cara

mengambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan

(huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Jelaslah bahwa ejaan tidak hanya

berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan

dengan cara mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya

saja kata, kelompok kata, atau kalimat. Kecuali itu, ejaan berkaitan pula dengan

penggunaan tanda baca pada satuan-satuan huruf tersebut.

(21)

Jurnal terakreditasi diharapkan sudah menggunakan kalimat yang

sempurna, yaitu kalimat yang sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan atau harus

sesuai dengan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

. Kalimat yang terdapat di

dalam jurnal terakreditasi kiranya sudah sangat baik dan seharusnya tidak terdapat

kesalahan kebahasaan lagi karena seperti yang kita ketahui jurnal terakreditasi

pada keseluruhan isi harus baik terutama dalam penyusunan kalimat dan

pemilihan kata yang digunakan, sehingga tidak ada kesalahan dalam penulisan

artikel misalnya dalam penggunaan ejaan, kata dan kalimatnya.

(22)

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat oleh

peneliti sebagai berikut

(1)

Kesalahan ejaan dan kalimat apa saja yang terdapat dalam artikel Jurnal

Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra?

(2)

Kesalahan kebahasaan apa yang paling dominan yang terdapat pada artikel

Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra?

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis-jenis

kesalahan ejaan dan kalimat yang terdapat dalam artikel

Jurnal Akuntansi dan

Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra

dan kesalahan kebahasaan yang paling

dominan yang terdapat pada jurnal.

1.4

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun

praktis. Adapun manfaat secara teoritis dan praktis adalah sebagai berikut.

1.4.1

Manfaat Teoretis

(23)

1.4.2

Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik

pembaca maupun penulis jurnal yang menjadi sasaran utama dalam pembelajaran

bahasa. Bagi pembaca maupun penulis jurnal, penelitian ini diharapkan dapat

menambah pengetahuan kebahasaan dalam aspek menulis khususnya tentang

ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan kebahasaan dalam menuliskan sebuah

artikel. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat menghindari kesalahan

kalimat dalam menulis karangan.

1.5

Batasan Istilah

Agar mempunyai konsep yang sama dalam berbagai istilah yang digunakan

dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan istilah. Adapun batasan istilah

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1)

Kesalahan

Kesalahan adalah penyimpangan yang terjadi dalam pemakaian bahasa dan

kesalahan biasanya terjadi secara konsisten dalam kurun waktu yang lama (KBBI,

2008: 1206).

(2)

Kesalahan kebahasaan

(24)

sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan tersebut, mengklasifikasikan

kesalahan itu, mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan itu (Setyawati, 2010: 18).

(3)

Jurnal terakreditasi

Jurnal terakreditasi adalah majalah yang khusus memuat artikel dalam

bidang ilmu tertentu yang diterbitkan oleh suatu perguruan tinggi atau instansi

tertentu (KBBI, 2008: 594).

1.6

Sistematika Penyajian

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini merupakan bab landasan teori, yang di dalamnya akan dikaji dua hal,

yaitu (1) penelitian terdahulu yang relevan dan (2) kajian teori.Kedua hal di atas akan

dijelaskan satu per satu dalam subbab di bawah ini.

2.1

Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian tentang kesalahan penggunaan konjungsi sudah banyak dilakukan

oleh peneliti lain. Penelitian ini pun sangat beragam sesuai dengan permasalahan

yang diamati. Hal yang menjadi keberagaman penelitian mengenai kesalahan

kebahasaan lainnya adalah sumber data yang dianalisis.

Penelitian mengenai kesalahan kalimat yang dilakukan oleh Anggit Kuntarti

(2015) dalam skripsi yang berjudul

‘Analisis Kesalahan Kalimat pada Skripsi

Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni

(26)

Deny Pradita Tri Nandaru (2015) dalam skripsinya yang berjudul

‘Jenis-jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi dalam Tugas Akhir Mahasiswa Program

Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Tahun 2013’.

Penelitian

tersebut menemukan bentuk-bentuk kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif,

korelatif, subordinatif, dan antarkalimat. Jenis konjungsi subordinatif memiliki

frekuensi kesalahan penggunaan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan

jenis konjungsi yang lain. Sebagian besar kesalahan-kesalahan konjungsi

subordinatif itu ditandai dengan penggunaan konjungsi ganda yang menyalahi

prinsip penyusunan kalimat majemuk bertingkat. Sementara itu, jenis konjungsi

koordinatif adalah jenis yang paling dikuasai oleh mahasiswa pendidikan sejarah.

Hal ini ditandai dengan frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif

yang paling sedikit.

Penelitian mengenai konjungsi juga dilakukan oleh Ade Supiyanto (2015)

dengan judul

‘Jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi dalam Kalimat Majemuk

pada Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Lulusan Tahun 2013

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta’

. Terdapat beberapa kesalahan dalam

kalimat majemuk meliputi (1) kesalahan penggunaan konjungsi dalam kalimat

majemuk setara, (2) kesalahan penggunaan konjungsi dalam kalimat majemuk

bertingkat, dan (3) kesalahan penggunaan konjungsi dalam kalimat majemuk

campuran.

(27)

pada kesalahan kalimat pada tugas akhir mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra

Indonesia. Penelitian Deny (2015) menelaah kesalahan penggunaan konjungsi

pada tugas akhir mahasiswa program studi pendidikan sejarah. Penelitian Ade

(2015) menelaah jenis kesalahan penggunaan konjungsi dalam kalimat majemuk

pada tugas akhir mahasiswa program studi teknik elektro. Ketiga penelitian ini

menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian tentang analisis kesalahan kebahasaan sudah banyak dilakukan,

tetapi penelitian tersebut masih layak diteliti lebih lanjut. Bentuk-bentuk

kesalahan berbahasa dalam hal kebahasaan masih ditemukan dalam artikel jurnal

yang terakreditasi seperti kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat. Padahal karya

tulis ilmiah berupa artikel jurnal yang merupakan salah satu contoh situasi

pemakaian bahasa yang mutlak harus memperhatikan kebahasaannya. Format

bahasa yang digunakan harus memenuhi standar ilmiah serta harus sesuai dengan

tata bahasa baku. Oleh karena itu, akan dihadirkan suatu penelitian yang berbeda

dari penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu kesalahan kebahasaan pada artikel

jurnal terakreditasi bagian akuntansi. Pemecahan masalah yang dilakukan oleh

peneliti tidak hanya sebatas jenis-jenis kesalahan kebahasaan yang digunakan,

tetapi juga alternatif pembenarannya.

2.2

Kajian Teori

(28)

2.2.1

Pengertian Ejaan

Menurut KKBI (2008: 353), ejaan didefinisikan sebagai kaidah-kaidah cara

mengambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan

(huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Jelaslah bahwa ejaan tidak hanya

berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan

dengan cara mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya

saja kata, kelompok kata, atau kalimat. Kecuali itu, ejaan berkaitan pula dengan

penggunaan tanda baca pada satuan-satuan huruf tersebut.

Menurut Arifin (1987: 29), yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan

peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antar

lambang-lambang itu dan secara teknis yang dimaksud dengan ejaan adalah

penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca. Dikemukakan juga

oleh Kridalaksana (1982: 39), ejaan adalah sistem atau perlambang bunyi bahasa

dengan huruf, aturan menuliskan kata-kata dan cara-cara mempergunakan tanda

baca. Dengan demikian, ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja kata,

tetapi yang lebih utama berkaitan dengan cara mengatur penulisan huruf manjadi

satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata, atau kalimat.

2.2.2

Jenis-jenis Kesalahan Ejaan

(29)

terakreditasi. Dalam buku

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

terdiri dari

empat bab yaitu, (1) Pemakaian Huruf, (2) Penulisan Kata, (3) Pemakaian Tanda

Baca dan (4) Penulisan Unsur Serapan.

2.2.2.1

Pemakaian Huruf

Pada bagian ini, peneliti akan membahas mengenai beberapa kesalahan

ejaan yang masih sering ditemui. Peneliti menggunakan buku

Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia

sebagai acuan dalam menganalisis kesalahan kebahasaan

pada jurnal terakreditasi bagian akuntansi. Berikut ini akan diuraikan beberapa

kesalahan dalam pemakain huruf adalah sebagai berikut.

(a)

Huruf Kapital

(30)

yang dipakai sebagai sapaan. (7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama

unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai

sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

(8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan

bahasa. (9). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,

dan hari besar atau hari raya. (10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama

unsur nama peristiwa sejarah (11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama

nama geografi. (12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata

(termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga,

badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti

di, ke, dari, dan,

yang,

dan

untuk

. (13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata

(termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan

makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti

di, ke,

dari, dan, yang,

dan

untuk

, yang tidak terletak pada posisi awal. (14) Huruf

kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau

sapaan. (15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan

kekerabatan, seperti

bapak, ibu, kakak, adik

, dan

paman,

serta kata atau ungkapan

lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.

Pada penulisan-penulisan resmi, masih banyak penulisan yang menyimpang

dari kaidah kebahasaan, contoh kalimat yang keliru dalam penggunaan huruf

kapital adalah sebagai berikut.

(31)

Pada kalimat (1) kata bibi seharusnya menggunakan huruf kapital karena

dalam buku

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

, huruf kapital dipakai

sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan. Kalimat di atas

menjadi benar apabila ditulis sebagai berikut.

(1a) Besok Bibi akan ikut ke pasar untuk membeli tape.

(b)

Huruf Miring

Dalam buku

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

, terdapat beberapa

kententuan dalam penggunaan huruf miring yaitu; (1) Huruf miring dipakai untuk

menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam

tulisan, termasuk dalam daftar pustaka, (2) Huruf miring dipakai untuk

menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata

dalam kalimat, dan (3) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau

ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Masih sering terjadi kesalahan

pada media cetak dan jurnal-jurnal ilmiah dalam penulisan bahasa asing yang

seharusnya ditulis miring. Adapun kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai

berikut.

(2)

Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode

pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi daya

dengan biaya yang relatif rendah (

cost-effective

) dan dapat menghindari

bias interview (Roberts 1999).

(32)

(2a) Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode

pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi daya

dengan biaya yang relatif rendah (

cost-effective

) dan dapat menghindari

bias

interview (

Roberts 1999).

2.2.2.2

Penulisan kata

Pada bagian ini, peneliti akan membahas mengenai kesalahan ejaan yang

masih sering ditemui dalam penulisan kata. Peneliti menggunakan buku

Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia

sebagai acuan dalam menganalisis kesalahan

dalam penulisan kata yang terdapat pada jurnal terakreditasi bagian akuntansi.

Dengan demikian, akan diuraikan kesalahan dalam penulisan kata adalah sebagai

berikut.

(a)

Kata Depan

Dalam buku

Padoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

, terdapat kententuan

dalam penggunaan kata depan yaitu, Kata depan seperti

di, ke,

dan

dari

, ditulis

terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh kalimat yang kurang tepat dalam

penggunaan kata depan adalah sebagai berikut.

(3)

Dimana aspek sosial terdiri dari empat sub-dimensi yaitu.

Kata Dimana dalam contoh kalimat (3) tidak benar karena pada buku

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

kata depan dalam sebuah kalimat harus

ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, bentuk contoh kalimat yang

menggunkan kata depan yang benar adalah sebagai berikut.

(33)

2.2.2.3

Pemakaian Tanda Baca

Hal-hal yang diuraikan dalam pemakaian tanda baca atau pungtuasi ini

adalah petunjuk bagaimana penggunaan tanda titik, koma, titik koma, titik dua,

tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda elips, tanda petik, tanda

petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda garis miring, dan tanda

penyingkat atau apostrof. Berikut ini akan diuraikan sedikit tentang kesalahan

yang terdapat dalam jurnal terakreditasi bidang akuntansi, yaitu dalam pemakaian

tanya koma (,) dan tanda pisah (—).

(a)

Tanda Koma (,)

(34)

(9) dipakai di antara bagian-bagian dalam cacatan kaki atau cacatan akhir,

(10) dipakai di antara nama orang dan gelar akademis yang mengikutinya untuk

membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga, (11) dipakai

sebelum angka desimal atau diantara dolar dan sen, (12) dipakai untuk mengapit

keterangan atau keterangan aposisi dan (13) dipakai di belakang keterangan yang

terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/ salah pengertian.

Tanda koma masih sering sekali dihilangkan pada kalimat setara yang satu

dengan kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti,

tetapi,

melainkan, sedangkan

dan

kecuali

. Tanda koma juga sering dihilangkan dalam

ungkapan kata hubung antarkalimat yang terdapat di awal kalimat, seperti:

oleh

karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu

, dan

meskipun begitu

.

Contoh kalimat yang menghilangkan tanda koma adalah sebagai berikut.

4)

Dengan demikian kepemilikan atas sumber daya yang ada tidak dirupakan

dalam bentuk saham yang dapat diperjualbelikan, melainkan diatur

melalui kebijakan yang didasarkan pada konsensus dengan melibatkan

para organ yayasan, diantaranya adalah pembina, pengurus, pengawasan

dan lembaga pelaksanaanya. (JA/2014/H39/P2/K3).

Kalimat yang terdapat pada no (4) mengalami kesalahan karena di belakang

kata dengan demikian tidak disertai tanda koma. Kalimat (4) akan benar apabila

dituliskan dengan cara.

(4a) Dengan demikian

,

kepemilikan atas sumber daya yang ada tidak

merupakan dalam bentuk saham yang dapat diperjualbelikan, melainkan

diatur melalui kebijakan yang didasarkan pada konsensus dengan

melibatkan para orang yayasan, diantaranya adalah pembina, pengurus,

pengawasan dan lembaga pelaksanaanya.

(35)

(b)

Tanda Pisah (— )

Dalam buku

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

, terdapat beberapa

ketentuan dalam penggunaan tanda pisah yaitu; (1) Tanda pisah dapat dipakai

untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar

bangun kalimat, (2) Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya

keterangan aposisi atau keterangan yang lain, (3) Tanda pisah dipakai di antara

dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti “sampai dengan” atau “sampai

ke”. Contoh kalimat yang masih sering ditemukan dalam media cetak yaitu

sebagai berikut.

5)

Data sekunder ini berupa laporan keuangan triwulanan dan laporan

keuangan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang

dipublikasikan pada pariode 2010-2012 dalam satuan rupiah untuk

menggunakan

revenue model

. ( JA/2014/H46/P1/K2).

Kalimat (5) kurang tepat kerena menggunakan tanda sambung, kalimat akan

benar jika ditulis sebagai berikut.

(5a) Data sekunder ini berupa laporan keuangan triwulanan dan laporan

keuangan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang

dipublikasikan pada pariode 2010—2012 dalam satuan rupiah untuk

menggunakan revenue model. ( JA/2014/H46/P1/K2) .

2.2.2.4

Penulisan Unsur Serapan

(36)

dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti

cartoon

(kartun),

central

(sentral),

china

(Cina),

effeck

(efek). Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia

dengan mengubah ejaan seperlunya saja, sehingga bentuk Indonesianya masih

dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.

2.2.3

Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran yang lengkap.

Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,

di sela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf

latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.),

tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Kalimat yang baik adalah kalimat yang

setidaknya memiliki subjek, predikat dan objek di dalamnya, sehingga

menghasilkan kesatuan ujaran yang utuh dan dapat dipahami. Subjek atau pokok

kalimat di sini merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan

makna kalimat, sedangkan predikat berfungsi sebagai bagian memberi keterangan

tentang sesuatu yang berdiri sendiri tentulah menyatakan apa yang dikerjakan atau

dalam keadaan apakah subjek itu. Oleh karena itu, biasanya predikat terjadi dari

kata kerja atau kata keadaan dan kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada

jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri.

(37)

atau Pelengkap, dan Ket atau Keterangan. Dari segi makna,

S

adalah unsur

kalimat yang dibicarakan, sedangkan P ialah unsur kalimat yang membicarakan

S

.

O

ialah unsur kalimat yang dikenai perbuatan yang tersebut pada

P

yang berupa

verbal transitif, dan apabila dipasifkan kata yang menduduki fungsi

O

itu akan

menduduki fungsi

S

, sedangkan Pel adalah unsur kalimat yang ikut melengkapi

P

yang berupa varba transitif di samping

O

, atau melengkapi

P

yang berupa verba

intransitif. Akhirnya, ket adalah unsur kalimat yang pada umumnya memiliki

tempat yang bebas, mungkin terletak di muka

S-P

, mungkin terletak di belakang

S-P

, bahkan ada juga yang terletak di antara

S

dan

P

. Berdasarkan maknanya, Ket

memberikan keterangan

tempat, waktu, cara, sebab, akibat,

dan lain-lainya.

(38)

sesungguhnya di atas tataran kalimat itu masih terdapat suatu kebahasaan lain

yang jauh lebih besar. Arifin (1989: 92) juga mendefinisikan kalimat adalah suatu

bagian pernyataan yang selesai dan menunjukan pikiran yang lengkap.

Dari pendapat beberapa ahli di atas peneliti mengacu pada definisi yang

dikemukan oleh Alwi (2003: 311), kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam

wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam

wujud tulisan dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.),

tanda tanya (?), atau tanda seru (!), sementara itu, di dalamnya disertakan pula

beberapa tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-) dan spasi.

2.2.4

Unsur-unsur Fungsional Kalimat

(39)

Dari ketiga pendapat yang diterangkan di atas, peneliti hanya mengaju pada

pendapat yang disampaikan oleh Alwi, dkk. (2003) yaitu setiap kata atau prasa

yang menjadi konstituen kalimat mempunyai unsur-unsur kalimat. Berikut adalah

uraian-uraian yang peneliti gunakkan dalam menganalisis data

.

2.2.4.1

Subjek

(40)

2.2.4.2

Predikat

Rahardi ( 2009: 80) menyatakan bahwa predikat sama-sama sebagai unsur

pokok di dalam kalimat, predikat memiliki karakter yang tidak sama dengan

subjek. Akan tetapi, kejatian sebuah subjek menjadi jelas juga karena ada subjek

kalimatnya. Dengan demikian, dapat dikatakan subjek dan predikat kalimat itu

merupakan unsur pokok dalam kalimat. Alwi, dkk. (2003: 326), predikat

merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di sebelah kiri dan

jika ada konstituen O, Pel / Ket wajib di sebelah kanan. Kedudukan P dapat

ditukar tempatnya dengan S, dalam arti unsur S dapat terletak di muka P atau

sebaliknya. Predikat kalimat biasanya berupa prasa nominal, prasa numerel, prasa

preposisional, frasa verbal, dan frasa adjektiva. Hal serupa juga disampaikan oleh

Sugono, menurut Sugono (2009: 55) predikat merupakan unsur utama suatu

kalimat sebelum subjek. Dengan demikian, peneliti sejalan dengan teori yang

disampaikan oleh Rahardi (2009) yaitu predikat memiliki karakter yang berbeda

dengan subjek, tetapi memiliki peran yang sama penting dalam pembentukan

sebuah kalimat, sehingga menjadikan subjek dan predikat sebagai unsur pokok

dalam membentukan sebuah kalimat. Adapun ciri-ciri predikat menurut Sugono

yaitu (1) jawaban atas pertanyaan

mengapa

atau

bagaimana

, (2) kata

adalah

atau

ialah,

(3) dapat diingkari, dan (4) dapat disertai kata-kata aspek dan modalitas.

2.2.4.3

Objek

(41)

Kedudukan unsur objek selalu di belakang predikat. Rahardi (2009: 82) juga

berpendapat bahwa dalam banyak hal dapat dikatakan bahwa objek kalimat

berlawanan dengan subjek kalimat. Tempatnya juga hampir pasti berlawanan di

dalam kalimat. Objek kalimat hanya dimungkinkan hadir apabila predikat kalimat

tersebut merupakan verba atau kata kerja yang bersifat aktif transitif. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa objek dapat berperan sebagai subjek dalam

bentuk pasif, tetapi tidak dapat didahului proposisi. Adapun ciri-ciri objek

menurut Sugono (2009: 71—78), yaitu (1) langsung di belakang predikat,

(2) dapat menjadi subjek kalimat pasif, (3) tidak didahului preposisi.

2.2.4.4

Pelengkap

(42)

2.2.4.5

Keterangan

Rahardi (2009: 85) menyatakan keterangan adalah unsur kalimat yang

sifatnya tidak wajib hadir. Berbeda dengan subjek, predikat, objek, dan pelengkap

yang sifatnya wajib hadir. Adapun fungsi keterangan adalah untuk menambahkan

informasi pada kalimat itu. Hal serupa juga disampaikan oleh Sugono (2009: 84),

keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut

tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat misalnya, memberi informasi

tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa kata “keterangan” tidak diharuskan hadir dalam sebuah

kalimat karena fungsi keterangan hanya sebagai pelengkap dalam sebuah kalimat.

Berikut dikemukakan beberapa ciri-ciri dari keterangan, menurut Sugono (2009:

84—95) yaitu (1) bukan unsur utama, dan (2) tidak terikat posisi. Dalam Sugono

(2009: 86—95), katerangan terbagi ke dalam beberapa bentuk yaitu keterangan

waktu, tempat, cara, sebab, tujuan aposisi, tambahan, dan pewatas.

2.2.5

Kesalahan dalam Bidang Kalimat

Kesalahan dalam bidang kalimat pada kajian ini merujuk pada kajian

mengenai kalimat yang tidak memiliki unsur subjek, kalimat yang tidak memiliki

unsur predikat, dan kalimat yang penggunaan konjungsinya tidak sesuai.

2.2.5.1

Kalimat yang Tidak Memiliki Unsur Subjek

(43)

jawaban atas sebuah pertanyaan. Biasanya kalimat yang subjeknya tidak jelas itu

terdapat dalam kalimat rancu (kacau), yaitu kalimat yang berpredikat kata kerja

aktif transitif di depan subjeknya terdapat kata depan. Adapun contoh kalimat

yang tidak memiliki unsur subjek adalah sebagai berikut.

(6)

Pada

model 1 (gambar 4) keadilan distributif tidak berpengaruh pada

komitmen terhadap tuhuan sehingga tidak mendukung H1b.

Arifin mengungkapkan bahwa, apabila subjek kalimat aktif didahului kata

pada

,

di

, dan

dari

seperti contoh kalimat di atas, subjek itu menjadi tidak jelas,

kabur dan dapat menimbulkan berbagai taksiran. Kata-kata lain, yang tidak boleh

didahului subjek yang sejenis dengan itu adalah

bagi, dalam, dengan, sebagai,

merupakan, kepada

, dan

untuk

. Bila disunting kalimat di atas menjadi tepat

apabila;

(6a) Model 1 (gambar 4) keadilan distributif tidak berpengaruh pada

komitmen terhadap tuhuan, sehingga tidak mendukung H1b.

2.2.5.2

Kalimat yang Tidak Bersubjek dan Tidak Berpredikat/Kalimat

Buntung

(44)

(7)

Pada era globalisasi ini, di mana hambatan-hambatan perekonomian

semakin pudar.

Karena

peralihan arus dana dari pihak yang surplus

kepada yang defisit akan semakin cepat dan tanpa hambatan.

Kalimat yang diawali oleh kata-kata yang digarisbawahi jelas bukan kalimat

baku karena kalimat itu tidak beruntun, tidak bersubjek, dan tidak berpredikat.

Arifin (1987: 21) menurut kaidah yang berlaku, kalimat tunggal bahasa Indonesia

tidak boleh diawali oleh kata-kata

karena, sehingga, apabila, agar, seperti, kalau

,

walaupun, jika

dan kata penghubung lainya. Kata penghubung seperti itu dapat

mengawali kalimat jika yang diawali oleh kata-kata itu merupakan anak kalimat

yang mendahului induk kalimat. Dengan demikian, kalimat di atas seharusnya

ditulis dengan cara.

(7a) Pada era globalisasi, di mana hambatan-hambatan perekonomian semakin

pudar. Peralihan arus dana dari pihak yang surplus kepada yang defisit

akan semakin cepat dan tanpa hambatan.

2.2.5.3

Kalimat yang Penggunaan Konjungsinya Tidak Sesuai

(45)

adalah kata yang bertugas menghubungkan atau menyambungkan ide atau pikiran

yang dalam sebuah kalimat dengan ide atau pikiran pada kalimat yang lainnya.

Dari ketiga definisi konjungsi yang dipaparkan di atas, peneliti mengacu

pada pendapat Rahardi, karena sudah mencangkup berbagai macam jenis

konjungsi atau kata hubung. Rahardi (2009) mengatakan bahwa, konjungsi dalam

bahasa Indonesia terbagi menjadi empat bagian. Adapun keempat konjungsi

tersebut adalah sebagai berikut.

a)

Konjungsi koordinatif

Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang bertugas menghubungkan

dua unsur kebahasaan atau lebih yang cendrung sama tataran atau tingkat

kepentingannya. Konjungsi koordinatif juga bertugas menghubungkan dua unsur

kebahasaan atau lebih yang berstatus sama. Status yang dimaksud sama ialah

antara kata dan kata, antara frasa dan frasa, antara klausa dan klausa, dan

seterusnya. (Rahardi, 14—15). Konjungsi koordinarif dalam bahasa Indonesia

memiliki beberapa jenis konjungsi seperti;

dan, serta, atau, tetapi, melainkan,

sedangkan.

Contoh kalimat yang kurang tepat dalam penggunaan konjungsi

koordinatif adalah sebagai berikut.

(8)

Dan

peneliti tidak membahas komponan-komponen perubahan dalam

konvergensi IFRS yang berdampak pada hasil penelitian.

(46)

(8a) ....

dan

peneliti tidak membahas komponan-komponen perubahan dalam

konvergensi IFRS yang berdampak pada hasil penelitian.

b)

Konjungsi subordinatif

Konjungsi subordinatif menurut Rahardi (2009: 20), konjungsi yang

bertugas menghubungkan dua buah klausa atau lebih. Klausa-klausa yang

dihubungkannya tidak memiliki status sintaksis atau status kalimat yang sama.

Klausa tersebut dikatakan tidak sama karena klausa yang satu merupakan induk

kalimat. Terdapat tiga belas jenis konjungsi subordinatif yang dikelompokkan,

yaitu;

1)

Konjungsi subordinatif yang menyatakan waktu:

sejak, semenjak, sedari,

sewaktu, ketika, takkala, sementara, begitu, seraya, selama, serta, sambil,

demi, setelah, sesudah, sehabis, selesai, sesuai, hingga, sampai.

2)

Konjungsi subordinatif yang menyatakan syarat:

jika, jikalau, kalau, asal

(kan), bila, manakala.

3)

Konjungsi subordinatif yang menyatakan pengandaian:

andaikan, seadainya,

umpamanya, sekiranya.

4)

Konjungsi subordinatif yang menyatakan tujuan:

agar, supaya, biar

.

5)

Konjungsi subordinatif konsesif:

biarpun, meskipun, walau (pun), kendati

(pun), sekalipun.

6)

Konjungsi subordinatif yang menyatakan perbandingan:

seakan-akan,

seolah-olah, sebagaimana, seperti

(47)

8)

Konjungsi subordinatif yang menyatakan hasil:

sehingga, sampai(-sampai),

makanya.

9)

Konjungsi subordinatif yang menyatakan alat

: dengan, tanpa

10)

Konjungsi subordinatif yang menyatakan cara:

dengan, tanpa

11)

Konjungsi subordinatif komplementasi:

bahwa

12)

Konjungsi subordinatif adtributif:

yang

13)

Konjungsi subordinatif yang menyatakan perbandingan:

sama...lebih,

dari(pada).

Berikut salah satu contoh kalimat dalam penggunaan konjungsi subordinatif.

(9)

Jika

survei dirancang dan dilakukan dengan benar,

maka

metode ini akan

dapat menjadi metode untuk memperoleh sumber data dengan skala besar

dan berkualitas tinggi.

Kalimat (9) kurang tepat karena menggunakan dua tanda hubung yang tidak

sesuai dengan kalimat di atas yaitu pada kata jika dan maka , kalimat tersebut

akan benar apabila ditulis sebagai berikut.

(9a)

Jika

survei dirancang dan dilakukan dengan benar, metode ini akan dapat

menjadi metode untuk memperoleh sumber data dengan skala besar dan

berkualitas tinggi.

c)

Konjungsi Antarkalimat

(48)

yang baru. Adapun contoh-contoh konjungsi antarkalimat yang terdapat dalam

bahasa Indonesia menurut Rahardi (2009) yaitu sebagai berikut:

biarpun

demikian, biarpun begitu, meskipun demikian, sekalipun begitu, walaupun

demikian, walaupun begitu, meskipun demikian, meskipun begitu, sungguhpun

demikian, sungguhpun begitu, kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya,

tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahwasanya,

malahan, malah, bahkan, akan tetapi, namun, kecuali itu, dengan demikian, oleh

karena itu, oleh sebab itu, sebelum itu.

Contoh kalimat yang kurang tepat dalam

penggunaan konjungsi antarkalimat adalah sebagai berikut.

(10)

Sedangkan menurut Bakesbang, organisasi sektor publik di luar

pemerintah adalah organisasi kemasyarakatan yang di dalamnya meliputi

organisasi keagamaan, kepemudaan, wanita, profesi, fungsionaris,

penghayat kepercayaan dan lembaga swadaya masyarakat.

(JA/2014/H36/P2/K2).

Kalimat (10) kurang tepat karena kata hubung sedangkan bertugas untuk

menghubungkan ide atau gagasan pada suatu kalimat yang satu dengan ide atau

gagasan pada kalimat yang lainnya. Kalimat (10a) akan tepat apabila.

(10a) Menurut Bakesbang, organisasi sektor publik di luar pemerintah adalah

organisasi kemasyarakatan yang di dalamnya meliputi organisasi

keagamaan, kepemudaan, wanita, profesi, fungsionaris, penghayat

kepercayaan dan lembaga swadaya masyarakat.

2.2.6

Jurnal Terakreditasi

(49)

ini juga terdiri atas beberapa artikel di dalamnya. Menurut Kamus

Besar Bahasa

Indonesia

(2008: 28), terakreditasi adalah sudah diakrediatsi.

(50)

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III ini merupakan bab metodologi penelitian, yang di dalamnya akan

dikaji lima hal, yaitu (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) teknik

pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, dan (5) teknik analisis data. Kelima

hal di atas akan dijelaskan satu per satu dalam subbab di bawah ini.

3.1

Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan lebih cenderung menggunakan

analisis. Menurut Arikunto (2010: 33) penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan,

yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan. Noor (2011: 35) mengungkapkan

bahwa melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa

atau kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus

terhadap peristiwa tersebut.

(51)

tersebut akan dideskripsikan secara apa adanya atau sesuai dengan yang terlihat.

Hal ini sesuai dengan apa yang ungkapkan oleh Arikunto (2011: 3) bahwa dalam

penelitian deskriptifi, peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek yang

diteliti. Peneliti tidak sekalipun menambah, mengurangi atau bahkan

memanipulasi objek penelitian.

Dalam penelitian ini, jumlah kesalahan berbahasa pada artikel jurnal

terakreditasi sebagai fenomena yang terdapat pada subjek penelitian,

dideskripsikan dengan kata-kata dan peneliti juga mendeskripsikan/memaparkan

hasil analisis dengan apa adanya dengan menggunakan kata-kata.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Kemudian, hasil penelitian disajikan

dalam bentuk laporan penelitian.

3.2

Data dan Sumber Data

(52)

Data dalam penelitian ini berupa kata-kata yaitu kesalahan ejaan dan

kesalahan kalimat yang terdapat pada jurnal terakreditasi bidang akuntansi dan

keuangan 2014 dari Universitas Kristen Petra sebagai sumber tertulis.

Sumber data adalah subjek dari mana dapat diperoleh (Arikunto, 2010:

172). Sumber data yang akan peneliti gunakan di sini adalah artikel Jurnal

Akuntansi dan Keuangan 2014 dari Universitas Kristen Petra.

3.3

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada suatu penelitian merupakan suatu yang sangat

penting. Menurut Noor (2011: 138), teknik pengumpulan data adalah cara yang

dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk

menjawab rumusan masalah penelitian. Menurut Arikunto (2010: 274), teknik

dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, dan sebagainya.

Peneliti mengumpulkan data yang berupa artikel jurnal terakreditasi bidang

akuntansi.

Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti

ialah sebagai berikut.

(1)

Mengunduh artikel jurnal terakreditasi bidang akuntansi.

(2)

Membaca dan menandai kesalahan kebahasaan pada data tersebut dengan

memberi tanda pada kesalahan kebahasaan yang terdapat dalam data.

(53)

(4)

Memberi kode pada setiap data yang salah tersebut dengan JA sebagai jurnal

terakreditasi, 2014 sebagai tahun terbit, Hi sebagai halaman 1, P1 sebagai

pragraf 1 dan K1 sebagai kalimat 1.

(5)

Mengelompokkan kesalahan kebahasaan sesuai dengan jenisnya.

3.4

Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 203), instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Hal mengenai instrumen penelitian juga dijelaskan oleh Meleong

(2008:168), instrumen penelitian adalah alat pengumpul data. Instrumen

penelitian ini adalah penelitian sendiri. Moleong (2008:168) menegaskan bahwa

kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana,

pelaksana, pengumpul, penganalisis, penafsiran data, dan pada akhirnya menjadi

pelapor hasil penelitian.

3.5

Teknik Analisis Data

(54)

1)

Mencatat hasih penelitian lapangan dengan memberi kode agar sumber

datanya tepat dapat ditelusuri.

2)

Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,

membuat iktisar, dan membuat indeks.

3)

Berpikir, dengan jalan membuat agar katagori data itu mempunyai makna,

mencari, dan menemukan pola, dan hubungan-hubungan, dan membuat

temuan-temuan umum.

Peneliti juga menggunakan teknik analitik yaitu cara kerjanya seperti

menyusun data dari sumber data yang telah dikumpulkan. Adapun

langkah-langkah analisis data yang dilakukan oleh peneliti ialah sebagai berikut.

(1)

Membaca dan mengidentifikasi kesalahan kebahasaan yang terdapat dalam

data.

(2)

Menghubungkan data dengan teori-teori yang digunakan.

(3)

Menganalisis kesalahan kebahasaan yang terdapat dalam data.

(4)

Membuat tabel dan memasukan data yang telah dianalisis.

(5)

Menyerahkan data yang telah yang telah dianalisis kepada triangulator untuk

diuji keabsahanya.

(6)

Melakukan perbaikan data dan diberikan kepada triangulator jika masih

mengalami kesalahan.

3.6

Triagulasi Data

(55)

keperluan pengecekkan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Penelitian ini

membutuhkan triagulasi agar memiliki keabsahan data dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan triagulasi teori dan triagulasi

logis. Dengan adanya triagulasi teori, peneliti dapat membandingkan teori-teori

tentang kebahasaan menganalisis berbagai bentuk penggunaan kebahasaan pada

artikel jurnal terakreditasi. Adapun triagulasi logis yaitu dengan cara peneliti

melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing, yaitu Ibu Dr. Yuliana

Setyaningsih, M.Pd,. Selain itu, Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., dan Drs.

P. Hariyanto, M.Pd., sebagai triangulator karena mereka memang berpengalaman

dalam bidang pengajaran bahasa Indonesia.

Dalam proses triagulasi data, ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu :

(1)

Peneliti menyerahkan hasil yang telah dianalisis kepada triangulator.

(2)

Triagulator menerima dan mengoreksi hasil analisis yang dilakukan oleh

peneliti. Jika terdapat kesalahan maka peneliti bertugas untuk memperbaiki

dan kembali menyerahkan data tersebut kepada triagulator.

(3)

Triangulator mengisi kolom yang bertuliskan ‘setuju/tidak setuju’ yang telah

tertera pada tabel analisis data.

(4)

Setelah menerima masukan dari kedua triangulator, peneliti bisa

menggunakan hasilnya untuk menyusun bab IV.

(56)
(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini merupakan bab hasil penelitian dan pembahasan, di mana di

dalamnya akan dikaji dua hal, yaitu (1) deskripsi data, dan (2) hasil analisis data

dan pembahasan. Kedua hal di atas akan dibahas satu per satu dalam subbab di

bawah ini

4.1

Deskripsi Data Penelitian

Data dalam penelitian ini diperoleh dari artikel Jurnal Akuntansi dan

Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra yang terbit dua tahun sekali. Kedua

jurnal ini bila digabungkan berisikan 120 halaman dan itu yang diteliti oleh

peneliti. Berdasarkan langkah-langkah penelitian pada bab III, peneliti akan

menyajikan data yang terkumpul tentang kesalahan kebahasaan yang terdapat

pada jurnal tersebut.

(58)

juga keliru dalam membenarkan kesalahan kebahasaan yang terdapat dalam jurnal

yaitu dengan menggarisbawahi dan memberi huruf tebal pada kata yang sudah

peneliti benarkan, sehingga data tersebut tidak disetujui oleh kedua trianggulator

karena penggunaan garis bawah dan huruf tebal hanya untuk kata-kata tertentu

saja. Dari masukan yang disampaikan oleh kedua triangulator, peneliti

mengklasifikasikan kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat secara lebih mendetail,

adapun hasil analisis data yang ditemukan pada jurnal di atas adalah kesalahan

pemakaian huruf yaitu huruf kapital dan huruf miring, kesalahan penulisan kata

yaitu kata depan

di-

, kesalahan pemakaian tanda baca yaitu tanda koma dan tanda

pisah, dan kesalahan unsur serapan. Terdapat pula kesalahan pada bidang kalimat

yaitu kesalahan pada sruktur kalimat dan kesalahan penggunaan konjungsi.

4.2

Hasil Analisis Data

Dalam hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan kesalahan kebahasaan

apa saja yang terdapat di dalam jurnal dan memaparkan kesalahan kebahasaan apa

yang dominan dalam jurnal tersebut.

4.2.1

Kesalahan Kebahasaan

(59)

4.2.1.1

Kesalahan Ejaan

Seperti yang telah dikatakan di depan, kesalahan ejaan meliputi kesalahan

pemakaian huruf, kesalahan penulisan kata, kesalahan penulisan tanda baca, dan

kesalahan penulisan unsur serapan. Di bawah ini dikutip contoh masing-masing

kesalahan.

a.

Pemakain Huruf

Dalam pemakaian huruf peneliti menemukan kesalahan dalam penulisan

huruf kapital, beberapa contoh kesalahan penulisan huruf kapital adalah sebagai

berikut.

(11)

Standarisasi atau Rumah Sakit bersalin dipenuhi dengan baik sebagai

ketentuan utama. (JA/2014/H38/P2/K3).

(12)

Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan

oleh Institut Angkutan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar

umum, standar perkerjaan lapangan, dan standar pelaporan berserta

interpretasinya. (JA/2014/H34/P1/K1).

(13)

Hal ini sedikit berbeda pada Yayasan di Pondok Pesantren Sunan Drajat

melalui unit usahanya dan juga Yayasan Soerya di RSAB Soerya yang

cenderung bergaya Konseptual. (JA/2014/H39/P2/K1).

(60)

(

11a

)

Standarisasi atau rumah sakit bersalin dipenuhi dengan baik sebagai

ketentuan utama.

Kalimat (12)

dan

(13) juga mengandung kesalahan dalam penggunaan

huruf kapital yaitu pada kata Auditing dan Konseptual

.

Kata Auditing pada

kalimat (12) dan Konseptual pada kalimat (13) bukan termasuk nama lembaga

resmi, jadi tidak seharusnya diawali dengan huruf kapital, sehingga huruf pada

kata auditing dan huruf

k

pada kata konseptual

dicetak dengan huruf non-kapital

sehingga menjadi auditing dan konseptual. Hal tersebut telah ditetapkan pada

buku

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(2015) dengan demikian, bentuk

kalimat (12) dan (13) yang benar adalah sebagai berikut.

(12a) Standar auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan

oleh Institut Angkutan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar

umum, standar perkerjaan lapangan, dan standar pelaporan berserta

interpretasinya.

(13a) Hal ini sedikit berbeda pada Yayasan di Pondok Pesantren Sunan Drajat

melalui unit usahanya dan juga Yayasan Soerya di RSAB Soerya yang

cenderung bergaya konseptual.

Terdapat pula beberapa kesalahan dalam penggunaan huruf miring. Berikut

beberapa contoh kesalahan huruf miring yang terdapat pada jurnal.

(14)

Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode

pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi daya

dengan biaya yang relatif rendah (

cost-effective

) dan dapat menghindari

bias interview (Roberts 1999). (JA/2014/H1/P1/K3)

(15)

Porter dan Kramer (2006) menyatakan bahwa CSR yang dilakukan

perusahaan dapat memperbaiki kesan (

image

) perusahaan, memperkuat

merk, dan bahkan memperkuat nilai sahamnya. (JA/2014/H66/P8/K6).

(16)

Zuhroh (1997) menyatakan bahwa besar kecilnya asset yang dimiliki

(61)

(17)

Dalam rangka meningkatkan validitas internal, penelitian

mendatangdapat menggunakan settingeksperimen laboratorium.

(JA/2014/H73/P3/K6).

Kesalahan penulisan huruf miring terdapat pada kalimat (14), (15), (16),

dan (17). Kesalahan tersebut terdapat pada kata interview, merk, asset, dan setting

yang seharusnya dicetak miring seperti yang tertera

Gambar

Gambar 3. ( JA/2014/H29/P1/K2).
tabel tersebut.
Gambar 2 dan Gambar 3

Referensi

Dokumen terkait

Golongan rumah tangga bukan pertanian dengan kepala rumah tangga atau penerima pendapatan terbesar bekerja sebagai pengusaha bebas golongan rendah, tenaga tata usaha golongan

!lur sungai melewati 4atuan dengan resistensi keras, maka angkutan sedimen yang terangkut aliran sangat lebih kecil jika dibandingkan pada luar sungai yang melewati

Selain dengan itu Ridho Baharudin Ar Rosyid siswa perwakilan kelas XI IPA 1, juga memberikan tanggapan sebagai berikut: “Ya tentu saja, saya selalu menanamkan hal

Pada penelitian ini digunakan 2 jenis perlakuan awal dalam pembuatan tepung kacang hijau ( steaming dan ekstrusi) dan 4 konsentrasi tepung konjak (1,2%, 1,3%, 1,4%, 1,5%) sebagai

Beberapa penelitian yang terkait dengan deteksi kedipan mata telah banyak dilakukan sebelumnya untuk berbagai macam tujuan, antara lain: mendeteksi kelelahan pada

Rezultati anketnog istraživanju su pokazali da su ispitanici poprilično neodlični po pitanju odabira resursa na kojem bi se mogla kreirati turistička marka

Pemasaran safe deposit box iB Ar-Rahman pada Bank Kalsel Syariah Kantor Cabang Banjarmasin harus dilakukan dengan sebaik mungkin, agar dapat bersaing dengan bank-bank

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa