• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I Efektifitas Pemberian Terapi Ultrasound Dan Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation Dengan Ultrasound Dan Mobilisasi Saraf Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Pasien Carpal Tunnel Syndrome.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " BAB I Efektifitas Pemberian Terapi Ultrasound Dan Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation Dengan Ultrasound Dan Mobilisasi Saraf Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Pasien Carpal Tunnel Syndrome."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang

Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan suatu kumpulan gejala akibat

kompresi pada nervus medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan, tepatnya di bawah fleksor retinakulum (Helmi, 2012). CTS merupakan salah satu penyakit yang dikategorikan sebagai repetitive stress injuries,

cumulative trauma disorder, overuse syndrome, atau repetitive motion disorders.

Gangguan yang timbul pada CTS disebabkan oleh penggunaan tangan yang berlebihan dengan tekanan berulang dan gerakan memutar dari pergelangan tangan. Kondisi yang sering berhubungan dengan CTS adalah kehamilan, arthritis inflamasi, fraktur colles, amyloidosis, hipotiroid dan diabetes mellitus (Tamba et al., 2008).

Gejala yang dikeluhkan adalah nyeri yang digambarkan seperti terbakar dan kesemutan (tingling) di daerah yang dipersarafi nervus medianus, yaitu ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah sisi palmar. Gejala dapat mengganggu tidur pasien, gejala dapat dihilangkan dengan menggerakkan (shaking) atau menggosok

(rubbing) tangan. Gejala biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga bilateral

(2)

CTS mengakibatkan jaringan di pergelangan tangan meradang, hal ini dapat mempengaruhi saraf di pergelangan tangan dan menyebabkan nyeri. Peradangan terjadi apabila sel-sel atau jaringan mengalami cedera. Secara spesifik, peradangan merupakan reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan interstitial pada daerah cedera. Proses peradangan meliputi rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (rasa sakit), tumor (pembengkakan), fungsio laesa (perubahan fungsi). Dolor (rasa sakit) dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan berbagai cara. Pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan tekanan lokal yang pasti menimbulkan rasa sakit (Helmi, 2012).

Pada tahun 2006 di RS Dr. Kariadi Semarang terdapat 34 penderita CTS baru selama 1 tahun, yaitu 4% dari seluruh pasien baru (838 orang). Sebanyak 32 orang (94,1%) adalah perempuan dan 2 orang (5,9%) laki-laki. Ada 18 orang (53%) unilateral dan 16 orang (47%) bilateral. Kelompok usia terbanyak adalah 41-50 tahun (38,2%) dan 51-60 tahun (35,3%). Pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga (61,8%). Keluhan atau gejala terbanyak adalah parestesi (97%) dengan tanda Tinel positif didapatkan pada 88,2% penderita. Pemeriksaan elektrodiagnostik dilakukan pada 17 orang (50%). Program rehabilitasi terbanyak diberikan adalah terapi ultrasound pada 26 orang (76,5%) dengan frekuensi tiap hari selama satu minggu (Tamba et al., 2008).

(3)

dari 193 pasien baru yang berkunjung ke instalasi rehabilitasi medik. Terjadi peningkatan kunjungan dari tahun sebelumnya yaitu 35 pasien CTS baru. Hal ini mungkin terjadi karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan terhadap keluhan yang dialami.

Berdasarkan data diatas, maka perlu adanya pemberian terapi yang tepat sehingga dapat mempercepat penyembuhan CTS. Karena, jika terlambat akan mengakibatkan kelemahan otot jari yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari walaupun yang sederhana. Terdapat kesulitan membedakan antara panas, dingin dan sentuhan. Jangka panjang akan terjadi atrofi

thenar, yang dapat dilihat dengan cara membandingkan kedua telapak tangan

(Aroori et al., 2008).

Pemberian terapi untuk pasien CTS yang dipilih yaitu US dan TENS dengan US dan mobilisasi saraf. Mekanisme pengurangan nyeri CTS dengan modalitas US dan TENS dimulai dengan pemberian terapi US, gelombang suara frekuensi tinggi diaplikasikan pada area yang mengalami inflamasi. Gelombang suara diubah menjadi panas, sehingga meningkatkan suhu dalam jaringan pergelangan tangan, terjadi pelebaran pembuluh darah, penambahan jumlah oksigen yang dikirim ke jaringan yang cidera, mempercepat proses penyembuhan jaringan (Ono

et al., 2010). Kemudian dilanjutkan dengan TENS, proses pengurangan nyeri CTS

(4)

Mekanisme pengurangan nyeri dengan modalitas US dan mobilisasi saraf dimulai dengan pemberian terapi US, gelombang suara frekuensi tinggi diaplikasikan pada area yang mengalami inflamasi. Gelombang suara diubah menjadi panas, sehingga meningkatkan suhu dalam jaringan pergelangan tangan, terjadi pelebaran pembuluh darah, penambahan jumlah oksigen yang dikirim ke jaringan yang cidera, mempercepat proses penyembuhan jaringan (Ono et al., 2010). Kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi saraf, dengan pemberian mobilisasi saraf terjadi peningkatan penguluran yang nyata dari saraf, mengurangi gejala dengan cara membuat saraf bergerak bebas, mengurangi perlengketan, fasilitasi aliran darah balik vena dan menghilangkan oedema. Melalui teknik ini, dapat membantu oksigenasi saraf medianus pada area pergelangan tangan dan tangan, terjadi penurunan tekanan didalam perineum, penurunan tekanan carpal

tunnel, pengurangan nyeri iskemik (Atya et al., 2011).

Dari keterangan diatas, maka diperlukan penelitian untuk mengetahui perbandingan dan keefektifan antara pemberian terapi US dan TENS dengan US dan mobilisasi saraf, sehingga pasien CTS mendapat terapi yang optimal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

(5)

2. Apakah ada pengaruh pemberian terapi US dan mobilisasi saraf tehadap pengurangan nyeri pada pasien CTS ?

3. Apakah ada perbedaan pengaruh antara pemberian terapi US dan TENS dengan US dan mobilisasi saraf terhadap pengurangan nyeri pada pasien CTS?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi US dan TENS terhadap

pengurangan nyeri pada pasien CTS.

2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi US dan mobilisasi saraf terhadap pengurangan nyeri pada pasien CTS.

3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian US dan TENS dengan US dan mobilisasi saraf terhadap pengurangan nyeri pada pasien CTS.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini, diharapkan berbagai manfaat dapat diambil yaitu: 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan sebagai pedoman dalam pemberian terapi yang tepat untuk mengatasi keluhan nyeri pada pasien CTS.

2. Manfaat praktis

Referensi

Dokumen terkait

Analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi yang ada pada penambahan ekstrak jahe ( Zingiber Officinale ) dan asap cair ( Liquid Smoke ) terhadap kualitas telur

Puji dan syukur kami kepada Tuhan YME atas berkat, kekuatan, semangat, dan inspirasi yang memampukan penulis menyelesaikan penulisan skripsi tepat pada waktunya untuk memenuhi

This paper describes the use of systems dynamics to mimic the value chain of teak from forest to final furniture market using phases of conceptual design, model specification,

Agar penelitian ini nantinya dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang memerlukan, baik bagi pembaca pada umumnya, Dealer-dealer sepeda motor sebagai bahan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN:.

Semakin tinggi dosis senyawa humat yang diaplikasikan pada tanaman jagung akan meningkatkan tinggi, bobot basah, dan bobot kering tanaman jagung, tetapi jumlah daun relatif

Disbursements for Foreign Exchange Costso (a) After satisfaction of conditions precedent, the Borrower may obtain disbursments of funds under the Loan for the

Tugas akhir ini saya membuat dan merancang sistem pengendalian blok traffic light yang memiliki pengaturan rush hour yang dapat diatur secara.. terjadwal, berikut ini