• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA PROBIOTIK A, B, DAN C TERHADAP DAYA HAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Perbedaan Pengaruh Antara Probiotik A, B, Dan C Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans (Kajian In Vitro).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH ANTARA PROBIOTIK A, B, DAN C TERHADAP DAYA HAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Perbedaan Pengaruh Antara Probiotik A, B, Dan C Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans (Kajian In Vitro)."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA PROBIOTIK A, B, DAN C

TERHADAP DAYA HAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI

Aggregatibacter actinomycetemcomitans

(Kajian In Vitro)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

DHONY NURLITA SARI

J 52010 0006

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

(2)
(3)

3 INTISARI

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA PROBIOTIK A, B, DAN C TERHADAP DAYA HAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Aggregatibacter

Actinomycetemcomitans (Kajian In Vitro)

Dhony Nurlita Sari1, Soetomo Nawawi2, Rahadian ALif3

Latar Belakang: Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang dapat memberikan efek menguntungkan bagi host jika diberikan dalam jumlah yang sesuai. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa probiotik dapat mencegah timbulnya plak yang menjadi faktor predisposisi munculnya karies, penyakit periodontal serta halitosis. Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit rongga mulut yang paling sering dijumpai pada populasi orang dewasa. Salah satu bakteri patogen yang dapat

menimbulkan penyakit periodontal adalah Aggregatibacter actinomycetemcomitans.

Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara probiotik A, B, dan C terhadap

daya hambat pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans secara in

vitro.

Metode: Pada penelitian ini digunakan tiga macam probiotik yang masing-masing memiliki kandungan bakteri yang berbeda. Probiotik A mengandung bakteri

Lactobacillus Sp., Bifidobacterium, dan Staphylococcus thermophilus, probiotik B berisi

Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus serta Lactobacillus casei pada probiotik C. Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan jumlah sampel sebanyak 30 sampel untuk ketiga perlakuan dengan 9 kali replikasi. Pada setiap media dibuat sumuran dengan diameter 6 mm. Kemudian di dalamnya ditetesi dengan bahan uji sebanyak 0,5 µl pada setiap sumuran. Selanjutnya diinkubasi selama (1-2)x24 jam pada suhu 370 C. Pengaruh antara ketiga macam probiotik yang diteliti dalam menghambat

bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dapat diketahui dengan cara

membandingkan diameter zona hambatan yang terbentuk pada media MHA, kemudian diukur menggunakan jangka sorong dengan batas ketelitian 0,05 mm.

Hasil: Pada uji Anava satu jalur menunjukkan bahwa ketiga probiotik berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans (p<0,05). Uji LSD menunjukkan perbedaan bermakna antara probiotik A dengan B dan A dengan C. Namun, antara probiotik B dengan C tidak menunjukkan perbedaan daya hambat yang signifikan. Perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan antara kelompok perlakuan dengan kontrol. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah probiotik mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans yang

merupakan bakteri patogen jaringan periodontal, serta terdapat perbedaan pengaruh antara tiga macam probiotik yang digunakan dan probiotik A memiliki daya hambat paling besar dalam menghambat bakteri uji.

______________________________________________________________________

Kata Kunci: Probiotik, Daya Hambat Antibakteri, Aggregatibacter actinomycetemcomitans

1

Mahasiswa Strata 1 Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

2

(4)

4 (THE DIFFERENCE OF INFLUENCE BETWEEN A, B, AND C OF PROBIOTICS IN INHIBITING

Aggregatibacter actinomycetemcomitans BACTERIAGROWTH (invitro study) )

ABSTRACT

Background: Probiotics is live microorganisms that confer a health benefit on the host when it administered in adequate amounts. Some research has been found that probiotics can prevent the incidence of plaque that become predisposition factor of caries, periodontal disease, and halitosis. Periodontal disease is one of oral disease that most often found in adult population. One of all pathogen bacteria that can cause periodontal

disease is Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Objective: The aim of this study was

to find out of the difference of influence between A, B, and C of probiotics in inhibiting

Aggregatibacter actinomycetemcomitans bacteria growth (Invitro Study). Method: In this study used three kind of probiotics that each of them has a difference containing of bacteria. A probiotics containing Lactobacillus Sp., Bifidobacterium, and Staphylococcus thermophilus bacteria, B probiotics containing Lactobacillus bulgaricus and

Streptococcus thermophilus, and also Lactobacillus casei in C probiotics. Result: The result of this study were showed that each of kind probiotics influence to inhibiting

Aggregatibacter actinomycetemcomitans growth (p<0,05). The presence of antibacterial activity were shown by inhibiting zone which formed around whells in agar plate. LSD test was showed significant differences between probiotik A-B and A-C. However, between probiotik B-C not showed significant differences. The statistically significant differences were also showed by treatment group and control group. The conclusion from this study that probiotic can inhibiting Aggregatibacter actinomycetemcomitans bacteria growth, there was the difference of influence between three kind of probiotics used and A probiotics had the broadest inhibitory effect toward bacteria.

Key words: Probiotics, Antibacterial activities, Aggregatibacter actinomycetemcomitans

1

University student, Faculty of Dentistry Muhammadiyah University of Surakarta

2

Teaching staff, Faculty of Dentistry Muhammadiyah University of Surakarta

PENDAHULUAN

Penyakit periodontal merupakan penyakit dalam rongga mulut yang diderita oleh hampir semua manusia di dunia dan mencapai angka 50% dari jumlah populasi

orang dewasa.1 Penyakit periodontal

adalah lesi rongga mulut yang

menyebabkan daerah penyangga gigi kehilangan struktur kolagennya, dan merupakan respon terhadap akumulasi bakteri pada jaringan periodontal. Penyakit

periodontal diklasifikasikan menjadi 2,

yaitu gingivitis dan periodontitis.

Gingivitis dikarakteristikkan sebagai

inflamasi pada gingiva, sedangkan

periodontitis merupakan kelanjutan dari

gingivitis, terjadi kerusakan secara

(5)

5

bakteri.1 Oleh karena itu, penyakit

periodontal menjadi penyakit yang sulit dicegah dan dirawat.4

Periodontitis merupakan suatu

inflamasi yang diakibatkan oleh infeksi pada jaringan pendukung gigi, terjadi kerusakan secara progesif pada ligamen periodontal dan tulang alveolar.5 Salah satu bakteri anaerob gram negatif yang

berperan dalam pembentukan plak

subgingiva penyebab periodontitis adalah

Aggregatibacter actinomycetemcomitans.

Bakteri ini menghasilkan Leukotoxin yang

berperan dalam menurunkan respon imun

dalam gingiva serta mendegradasi

perlekatan epitel pada jaringan

periodontal.1

Berdasarkan hal diatas, maka

diperlukan usaha untuk mengontrol plak.6 Menghilangkan plak secara mekanik merupakan cara yang paling efektif untuk mengontrol biofilm plak gigi. Namun, penggunaan sikat gigi dan dental floss

hanya mampu membersihkan permukaan supragingiva dan tidak dapat mencapai daerah subgingiva. Oleh karena itu, perlu dikombinasikan dengan penggunaan agen antimikroba maupun antibiotik.4

Probiotik telah banyak dikenal sebagai bakteri menguntungkan pada usus

atau saluran pencernaan.7 Namun, dari

beberapa studi menunjukkan bahwa

bakteri ini juga memiliki pengaruh dalam

ekologi rongga mulut.8 Probiotik

merupakan mikroorganisme hidup yang dapat meningkatkan kesehatan bagi host ketika diberikan dalam jumlah yang memadai. 9.10 Bakteri asam laktat ini mampu menghasilkan senyawa metabolit yang berfungsi sebagai antimikroba. Banyak manfaat yang bisa ditemukan

dalam probiotik, diantaranya adalah

membantu respon imun, meningkatkan

resistensi terhadap bakteri patogen,

mengurangi bakteri merugikan, serta menjaga keseimbangan mikroba dalam tubuh.11 Dari berbagai studi klinis yang telah dilakukan, menyebutkan bahwa probiotik dapat mencegah timbulnya plak

yang menjadi faktor predisposisi

munculnya karies, penyakit periodontal serta halitosis. Bakteri yang terkandung dalam probiotik akan mencegah adhesi

dan invasi bakteri patogen.7 Menurut

Samaranayake (2012) bakteri probiotik

yang sering digunakan adalah

Lactobacillus sp, Bifidobacterium, dan

Streptococcus.13

Gambar 1.Aktifitas probiotik di dalam rongga mulut

PROBIOTIK

Manajemen Karies Manajemen Penyakit Periodontal

Meningkatkan resistensi terhadap infeksi oral

(6)

6 BAHAN DAN METODE

Pada penelitian ini digunakan tiga macam minuman probiotik yang masing-masing memiliki kandungan bakteri yang berbeda. Probiotik A mengandung bakteri

Lactobacillus Sp., Bifidobacterium, dan

Staphylococcus thermophilus, probiotik B

berisi Lactobacillus bulgaricus dan

Streptococcus thermophilus serta

Lactobacillus casei pada probiotik C. Metode yang digunakan adalah metode difusi agar dengan jumlah sampel sebanyak 30. Pada setiap media dibuat

sumuran dengan diameter 6 mm.

Kemudian di dalamnya ditetesi dengan bahan uji sebanyak 0,5 µl pada setiap sumuran. Selanjutnya diinkubasi selama (1-2)x24 jam pada suhu 370 C.

Pengaruh antara ketiga macam probiotik yang diteliti dalam menghambat

bakteri Aggregatibacter

actinomycetemcomitans dapat diketahui dengan cara membandingkan diameter zona hambatan yang terbentuk pada media MHA, kemudian diukur menggunakan jangka sorong dengan batas ketelitian 0,05 mm.

HASIL

Pada media MHA terbentuk zona bening di sekitar sumuran yang berisi bahan uji berupa probiotik. Zona hambatan diukur dalam millimeter mulai dari batas tepi sumuran sampai lingkar terluar zona jernih menggunakan jangka sorong.

Tabel 1. Besar zona hambat yang terbentuk pada probiotik A, B, dan C (satuan mm)

REPLIKASI PROBIOTIK Kontrol (-)

A B C

Nilai rata-rata diameter zona hambat pada probiotik A sebesar 3,70 mm, probiotik B sebesar 2,66 mm, dan probiotik C sebesar 2,97, sedangkan kontrol negatif tidak menunjukkan zona

(7)

7

Pada uji normalitas, diketahui data terdistribusi normal. Namun, pada uji

homogenitas diketahui bahwa data

memiliki varian yang tidak sama. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan bahan uji yang digunakan. Karena varian data tidak sama, maka hasil uji Anava berikutnya tidak valid, oleh karena itu perlu dilakukan transformasi data terlebih dahulu. Pada uji

homogenitas data hasil transformasi

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

varians antar kelompok data yang

dibandingkan. Perbedaan pengaruh secara bermakna ditunjukkan oleh probiotik A-B dan A-C, sedangkan antara probiotik B-C tidak menunjukkan perbedaan secara bermakna.

PEMBAHASAN

Hasil perhitungan statistik dengan

menggunakan Anava satu jalur

menunjukkan adanya pengaruh antara probiotik A, B, dan C dengan kelompok kontrol (p<0,05). Efek antibakteri yang

dimiliki oleh probiotik mampu

menghambat pertumbuhan bakteri

Aggregatibacter actinomycetemcomitans.

Kemampuan menghambat bakteri

probiotik dipengaruhi oleh jenis strain spesifik atau strain kombinasi yang digunakan, kandungan prebiotik, serta kondisi kesehatan dari host (tingkat

keparahan penyakit yang diderita

mempengaruhi kecepatan

penyembuhan).12

Zona hambatan yang terbentuk pada

media MHA di sekitar sumuran

menunjukkan aktif dan resisten tidaknya

bakteri terhadap senyawa atau zat

antibakteri. Apabila zona hambat

terbentuk, maka diasumsikan bahwa bakteri telah mati dan tidak resisten

terhadap produk senyawa metabolit

bakteri probiotik. Sebaliknya, apabila tidak terbentuk zona hambat maka

diasumsikan bahwa bakteri masih aktif dan resisten terhadap produk senyawa metabolit bakteri probiotik. Besar kecilnya daya hambat suatu senyawa atau zat antibakteri dipengaruhi oleh konsentrasi senyawa antimikroba, jumlah mikroba, waktu kontak, suhu, jenis mikroba, pH, zat atau bahan organik terlarut.11

Probiotik A diketahui lebih besar menghasilkan daya hambat dikarenakan memiliki kandungan bakteri probiotik yang beragam dalam satu kemasan dan juga terdapat prebiotik dalam komposisi yang sesuai. Prebiotik merupakan bahan makanan yang tidak dapat diserna serta mampu menstimulasi pertumbuhan bakteri menguntungkan secara selektif. Prebiotik yang digunakan pada bahan A adalah air kelapa, gula nira, susu, serta kunyit dan temulawak sebagai perasa. Probiotik B memiliki bahan tambahan berupa serat

prebiotik, yaitu Inulin dan GOS,

didalamnya juga banyak sekali komposisi yang menyertai. Sedangkan probiotik C menggunakan susu fermentasi untuk

menghasilkan bakteri L.casei. Perbedaan

komposisi yang dimiliki masing-masing

probiotik yang digunakan, akan

mempengaruhi besar daya hambat yang dihasilkan. Namun, perbedaan ini tidak

mengubah fungsi probiotik yang

sesungguhnya, terbukti bahwa dari

ketiganya mampu menghasilkan zona

hambat pada bakteri Aggregatibacter

actinomycetemcomitans.

Perbedaan besar daya hambat pada

probiotik yang digunakan juga

dipengaruhi oleh jumlah mikroba

(8)

8

Bakteri probiotik merupakan bakteri asam laktat yang mampu menghasilkan senyawa metabolit yang berfungsi sebagai

antimikroba.11 Dalam penelitian ini

digunakan probiotik dalam sediaan

minuman, sehingga cara kerjanya

dipengaruhi oleh efek sistemik yang dihasilkan. Mekanisme kerja bakteri probiotik secara sistemik dimulai dari penghambatan adhesi dan kolonisasi bakteri patogen yang akan membentuk biofilm. Kemudian bakteri probiotik akan

menginduksi protein cytoprotective pada

permukaan sel host. Protein ini berguna untuk melindungi sel host agar tidak

dirusak oleh bakteri patogen serta

mencegah perlekatan dari bakteri

pathogen.2

Bakteri A.actinomycetemcomitans

mampu memproduksi enzim kolagenase yang dapat merusak kolagen tipe I. Rusaknya kolagen berbentuk fiber oleh

bakteri A.actinomycetemcomitans akan

menyebabkan terjadinya gangguan pada

jaringan ikat periodontal (Lamont

dkk.,2006). Senyawa metabolit bakteri probiotik berperan dalam menghambat produksi enzim kolagenase oleh bakteri

A.actinomycetemcomitans serta molekul penyebab inflamasi pada jaringan.2

Probiotik juga mampu menstimulasi dan memodulasi sistem imun dari host, misalnya dengan menurunkan produksi

proinflammatory cytokines melalui kerja NF (Necrotic Factor) dan menaikkan

produksi anti-inflammatory cytokines

seperti IL-10.2 Selain itu, sistem imun tubuh juga merespon terhadap jaringan yang terinfeksi dengan mengeluarkan mediator inflamatori seperti interleukin-1 (IL-1), IL-6, IL-8, IL-12, TNF-α, aktivator

plasminogen, phospholipase,

prostaglandin, oxygen radicals, proxide,

dan nitric oxide.5 Sitokin merupakan suatu

protein dan peptide yang terlarut dan berfungsi sebagai regulator. Fungsi kerja sitokin hampir sama dengan hormon, yaitu mampu mempengaruhi sel yang letaknya jauh dari tempatnya diproduksi. Selain sebagai mediator, sitokin juga berperan sebagai pengatur pertumbuhan limfosit, mengaktifkan sel inflamatori seperti sel

makrofag, serta mengaktifkan

hematopoiesis atau proses pembentukan komponen sel darah.2

TNF-α merupakan sitokin pertama yang diproduksi pada respon inflamasi dan berfungsi mengaktifkan monosit sehingga dapat meningkatkan fagositosit serta memodulasi IL-1 dan IL-6. IL-6 akan mengaktivasi proliferasi sel T yang berhubungan langsung dengan proses fagositosis. Sel T ini akan membunuh antigen asing dengan melihat ada/tidaknya

MHC-1 pada bakteri atau virus.

Sedangkan IL-4 akan memodulasi sel Th-1 menjadi sel Th-2 untuk mengaktifkan sel B yang berfungsi sebagai antibodi.

Antibodi yang terbentuk akan

menyelubungi antigen asing, sehingga

akan memudahkan makrofag untuk

menelan antigen asing tersebut. Oleh karena itu, IL-4 dikatakan sebagai sitokin

yang berperan dalam proses

penyembuhan.

Modulasi proliferasi sel dan

apoptesis oleh probiotik dapat terjadi

melalui sitokin untuk menstimulasi

apoptosis (sel yang di program supaya mati). Hal ini sangat berperan pada proses infeksi selanjutnya. Sehingga sistem imun mampu mengenali antigen di permukaan sel dan akan memudahkan sistem imun

untuk menghancurkan antigen.2

Kemampuan bakteri probiotik

menghasilkan substansi antimikrobial

berupa H2O2 akan mengoksidasi sel

(9)

9

enzim pada bakteri tersebut. Selain itu, substansi lain berupa bakteriosin yang merupakan peptida bersifat antibakteri, toksin yang dihasilkan mampu mencegah pertumbuhan bakteri sejenis.7.11

KESIMPULAN

Probiotik mampu mereduksi bakteri patogen dalam rongga mulut melalui interaksi antara senyawa metabolit bakteri probiotik dengan bakteri patogen. Dari hasil uji analisis diketahui bahawa terdapat perbedaan pengaruh antara probiotik A, B, dan C. Namun dari ketiga macam probiotik tersebut, probiotik A memiliki

daya hambat paling besar dalam

menghambat bakteri Aggregatibacter

actinomycetemcomitans. Besar kecilnya

daya hambat suatu senyawa atau zat antibakteri dipengaruhi oleh konsentrasi senyawa antimikroba, jumlah mikroba, waktu kontak, suhu, jenis mikroba, pH, zat atau bahan organik terlarut. Keseimbangan konsentrasi suatu bahan yang mengandung bakteri probiotik akan mempengaruhi efektifitas daya hambat.

SARAN

Bagi masyarakat disarankan untuk mulai

membiasakan diri mengkonsumsi

probiotik. Selain telah dikenal sebagai bakteri baik pada saluran pencernaan, probiotik juga memiliki efek yang menguntungkan pada rongga mulut dalam mereduksi bakteri penyebab masalah kesehatan gigi dan mulut.

DAFTAR PUSTAKA 2. Gupta G,2011,Probiotics and Periodontal health,

J.Medicine and Life; 4(4):387-94.

3. Lumentut,R.A.N.,

Gunawan,P.N., dan Mintjelungan,C.N., 2013, Status periodontal dan kebutuhan perawatan

Periodontics for the

Dental Hygienist.

China:Wolters Kluwer Health.p.95-118.

5. Lamont,R.J., Burne,R.A., Lantz M.S., dan 7. Bonifait,L. Chandad,F.

dan Grenier,D., 2009, Mutans and Lactobacilli Levels Following Probiotic Cheese Consumption In Adult: A double blind randomized clinical trial,

J.Res.Med.Sci: 17(1): 57-66.

9. Goldin,B.R., dan Gorbach S.L.,2008, Clinical Indications for Probiotics: An Overview.Clinical

Infectious Diseases;

46:S96-100.

10. Sanders,M.E.,2008,Probio tics: Definition, Sources, Selection, and Uses,

Clinical Infectious

Diseases; 46:558-61. 11. Parameswari,A.,

Kuntari,S., dan Herawati, 2011, Daya Hambat Probiotics and Prebiotik

for Oral

Applications,Oral

Microbiology; DOI:

10.3402/jom.v1i0.1949. 13. Samaranayake,

Lakshman,2012,Essential

Microbiology for

Dentistry fourth edition,

Elsevier

,China

14. Kumar,R., dan Shubhashini,N.,2012,Plat elet Rich Fibrin: A New Paradigm in Periodontal Regeneration,Cell Tissue

(10)

Gambar

Gambar 1.Aktifitas probiotik di dalam rongga mulut
Tabel 1. Besar zona hambat yang terbentuk pada probiotik A, B, dan C (satuan mm)

Referensi

Dokumen terkait

 Kedua orangtua tidak memiliki riwayat alergi (termasuk asma), maka anak tetap dapat terkena alergi dengan tingkat resiko maksimum 15 persen..  Salah satu orangtua mengalami

Dari data pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa keempat variabel bebas yang digunakan, yaitu sosialisasi perpajakan, pengetahuan perpajakan, persepsi wajib pajak tentang sanksi

‘I know you won’t really see,’ Hsien-Ko said, ‘but this is not how I would prefer it to be.’ Woo thought she looked genuinely remorseful, but long experience had taught him

Maka, dengan memanfaatkan perkembangan android saat ini, peneliti akan membuat sebuah aplikasi augmented reality sebagai alat peraga atau media pembelajaran pengenalan hardware

Selain terjadinya permasalahan tersebut, suku cadang consumable merupakan material yang harus dihitung mulai dari proses kebutuhan, penggunaan, pengadaan, hingga pemenuhannya

Studi ini menemukan bahwa perempuan pekerja seks komersial sadar atas tindakan melacur yang dilakukan adalah sesuatu yang dilarang di dalam agama.. Maka perempuan

Pengembangan jaringan sosial atau kemitraan kelompok dapat digali dan dibangun dengan kelompok masyarakat yang lain dan lembaga atau instansi luar, (2) kepada pemerintahan

Menyiapkan bahan – bahan yang akan digunakan yaitu : semen, agregat halus, agregat kasar ( kerikil + limbah / daur ulang beton dengan berbagai variasi ).. 2 Membuat