• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Fashion Clothing Involvement terhadap Recretional Shopper Indentify dengan Gender sebagai Variabel Moderasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Fashion Clothing Involvement terhadap Recretional Shopper Indentify dengan Gender sebagai Variabel Moderasi."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini lebih menekankan pada bagaimana pengaruh Fashion Clothing Involvement terhadap Recreational Shopper Identity dengan gender sebagai variabel moderasi. Metode analisis data yang digunakan untuk menguji keakuratan dan kekonsistenan instrument penelitian adalah uji pendahuluan (validitas dan reabilitas). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi dengan model mediasi serta menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan akhir yang dapat ditarik adalah : Tidak terdapat pengaruh Fashion Clothing Involvement terhadap Recreational Shopper Identity, sebesar 9,6%. Sedangkan sisanya 90,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil penelitian ini mendukung teori yang mengatakan tidak terdapat peranan FC dalam meningkatkan RS dalam diri responden dan mendukung teori yang mengatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara pria dan wanita dalam hal Fashion Clothing Involvement dan Recreational Shopper Identity. Solomon ( 2004) menjelaskan bahwa pakaian merupakan bagian dari fashion adalah kategori produk yang dikenal dapat mencerminkan kehidupan social konsumen, fantasi, dan keanggotaannya.

(2)

iv Universitas Kristen Maranatha

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

1.5 Batas Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 6

2.1 Pemasaran ... 6

2.2 Perilaku Konsumen ... 6

2.3 Fashion Clothing Involvement ... 10

2.4 Recreational Shopper Identity ... 11

2.5 Rerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ... 12

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Metode Pengambilan Sampel ... 26

3.2.1 Populasi ... 27

3.2.2 Sampel ... 27

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 27

3.4 Kegunaan Operasionalisasi Variabel ... 28

3.5 Pengujian Instrumen Penelitian ... 32

3.5.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 33

(3)

v Universitas Kristen Maranatha

3.6 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Karakteristik Responden ... 41

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 41

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ... 42

4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bula ... 43

4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah uang yang ditabung Per Bulan ... 44

4.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 45

4.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

4.2 Pengaruh Uji Pengaruh Fashion Clothing Involvement pada Recreational Shopper Identity ... 46

4.3. Uji Variabel Moderasi Gender ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 56

5.3 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 66

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ... 66

4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bula ... 67

4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah uang yang ditabung Per Bulan ... 67

4.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 68

(4)

vi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Stimulus-Response Model of Buyer Behaviour ... 7

Tabel 2.2 Tipe Pengambilan Keputusan ... 9

Tabel 2.3 Empat Tipe Perilaku Pembelian ... 10

Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi Variable ... 29

Tabel 3.2 KMO and Bartlett’s Test Awal ... 33

Tabel 3.3 Rotated Component Matrix ... 34

Tabel 3.4 KMO and Bartlett's Test Akhir ... 35

Tabel 3.5 Rotated Component Matrixa ... 36

Tabel 3.6 Nilai Cronbach Alpha ... 37

Tabel 4.1 Karakteristik Responen Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 41

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ... 42

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan ... 43

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah uang yang ditabung Per Bulan ... 44

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Pekerjaan ... 45

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.7 Besar Pengaruh FC pada RS ... 46

Tabel 4.8 Uji Model Penelitian ... 48

Tabel 4.9 Uji Pengaruh FC pada RS ... 48

Tabel 5.0 Hasil-hasil Regresi Total Responden ... 50

Tabel 5.1 Hasil Regresi dengan Observasi Pria ... 51

(5)

vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Daur Hidup Fashion ... 14

Gambar 2.2 Piramida Maslow Hierarchy of Needs ... 16

Gambar 2.3 Kurva Consumer Buying Cycle vs Consumer Use Cycle ... 18

Gambar 2.4 Model of Buyer Behaviour ... 21

(6)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

(7)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini fashion telah menjadi suatu bagian penting dalam kehidupan masyarakat, baik

itu pria dan wanita. Pertumbuhan dan pergerakan fashion sendiri mengalami percepatan yang

mengakibatkan masyarakat berlomba-lomba mengikuti fashion tersebut. Karena jika tidak

mengikuti perkembangan fashion tersebut maka akan dianggap tidak gaul dan ketinggalan

jaman. Dan jika ditanya kota yang identik dengan sebutan kota mode dunia, anda pasti akan

menjawab Paris atau Milan. Namun, dua kota ini tidak lagi menempati peringkat pertama

kota yang dianggap sebagai kota mode dunia.Menurut http://female.kompas.com/, London

menempati urutan pertama sebagai kota mode dan sebagai tren center saat ini. Survei Global

Language Monitor ini juga menunjukkan bagaimana Berlin kini juga mulai menunjukkan

pengaruh yang cukup besar terhadap dunia fashion. Yang tidak terduga, Indonesia juga

masuk dalam daftar 25 kota mode di dunia. Namun, bukan Jakarta atau Bandung yang

disebutkan dalam daftar, melainkan Bali.

Berbelanja dan mengikuti fashion adalah merupakan sebuah rekreasi yang dapat

menghilangkan kepenatan dalam aktivitasnya sehari-hari juga memberikan kesenangan

tersendiri. Walaupun barang yang dibeli terkadang bukan barang kebutuhan melainkan hanya

untuk kesenangan semata. Padahal, rekreasi itu sendiri dapat merupakan aktivitas lain seperti

(8)

2 Universitas Kristen Maranatha Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat dipengaruhi

oleh berbagai faktor baik yang berasal dari diri konsumen maupun luar konsumen. Proses

pengambilan keputusan seseorang untuk membeli suatu produk biasanya dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Menurut Kotler (2002: 183), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

perilaku konsumen diantaranya adalah faktor pribadi dan psikologis. Salah satu dari faktor

tersebut dapat memberikan pengaruh lebih besar dari faktor yang lain.

Dan menariknya, bukan hanya wanita saja yang memperhatikan penampilan dan suka

berbelanja untuk kesenangan pribadi tetapi pria pun turut ambil bagian dalam proses

berbelanja tersebut. Menurut Direktur Riset Konsumer Nielsen, Catherine Eddy dalam

Global Online Shopping report oleh The Nielsen Company, menyatakan hasil survey bahwa

konsumen pria Indonesia membeli buku (34 persen), perangkat keras komputer (33 persen)

dan peralatan elektronik (32 persen). Sementara konsumen wanita lebih memilih pakaian,

aksesoris, tas dan sepatu (43 persen) dan tiket penerbangan (37 persen). Dari hasil survey

tersebut dapat diambil kesimpulan kecenderungan masyarakat Indonesia terutama ber-gender

wanita lebih sering untuk membeli pakaian sesuai mode/trend bukan sesuai dengan

kebutuhan.

Jenis kelamin pun memberikan perbedaan dalam proses berbelanja. Wanita biasanya

memiliki afinitas pemikiran yang besar pada saat berbelanja, karena ia akan berjalan santay

di setiap toko, memeriksa barang, membandingkan produk dan nilainya, berinteraksi dengan

staf penjual, mengajukan pertanyaan dan mencobanya hingga ahirnya melakukan pembelian.

Sedangkan pria biasanya hanya datang pada 1 toko kemudian membeli barang kebutuhannya

dan kemudian pulang. Oleh sebab itu,perbedaan gender dalam penelitian dijadikan sebagai

(9)

3 Universitas Kristen Maranatha Alasan memilih objek penelitian Maranatha dan dalam konteks fashion dan recreational

shooper adalah karena menurut peneliti, mahasiswa Maranatha termasuk orang-orang yang

sangat memperhatikan fashion dalam kesehariannya berkuliah dan melakukan kegiatan

belanja sebagai kesenangan pribadi. Dan setelah melakukan pretest kepada 10 mahasiswa

maka kesimpulan yang didapat yaitu mereka memperhatikan fashion dan melakukan belanja

sebagai sebuah kesenangan yaitu untuk mengikuti jaman, dan dilihat dari segi ekonomi

mereka berada pada tingkat menengah keatas. Juga karna adanya fenomena yang terjadi yaitu

pada saat seseorang berpenampilan baik pada saat ke kampus maka mereka akan dipandang

baik oleh teman-temannya dan dihargai.

Perilaku konsumen dalam membeli produk fashion clothing sangat menarik untuk diteliti,

karena hal itu sangat kompleks dan dilandasi oleh berbagai faktor. Dan fenomena ini akan

semakin berlanjut dengan adanya pergerakan keadaan perekonomian masyarakat kearah yang

lebih baik. Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka penelitian ini berjudul :”Pengaruh

Fashion Clothing Involvement Terhadap Recreational Shopper Identity Dengan Gender

Sebagai Variabel Moderasi. “

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas,maka penulis merumuskan masalah :

1. Apakah terdapat pengaruh Fashion Clothing Involvement terhadap Recreational Shopper

Identify?

2. Apakah terdapat pengaruh moderasi gender terhadap Fashion Clothing involvement dan

(10)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka penulis menetapkan tujuan penelitian yaitu :

1. Menganalisis pengaruh Fashion Clothing Involvement terhadap Recreational Shopper

Identify?

2. Menganalisis pengaruh moderasi gender terhadap Fashion Clothing involvement dan

Recretional Shopper Identity?

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi berupa :

1. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat mengenai

fenomena Fashion Clothing Involvement dan Recretional Shopper Identity,serta

keterkaitan keduanya dengan gender.

2. Kegunaan Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai konsep Fashion

Clothing involvement dan Recretional Shopper Identity.Selain itu informasi yang akan

didapat dalam penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam penelitian perilaku

konsumen,khususnya mengenai pengaruh Fashion Clothing involvement dan Recretional

Shopper Identity, dan pengaruh moderasi gender dalam Fashion Clothing involvement

(11)

5 Universitas Kristen Maranatha

1.5 Batas Penelitian

Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Topik yang dibahas dalam penelitian ini adalah seputar fashion clothing involvement,

recreational shopper identity dan gender sebagai variabel moderasi.

2. Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan

perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam Women Studies

Ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat

perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional

antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

3. Objek Penelitian dilakukan pada mahasiswa atau mahasiswi fakultas ekonomi jurusan

(12)

55 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini lebih menekankan pada bagaimana pengaruh Fashion Clothing

Involvement terhadap Recreational Shopper Identity dengan gender sebagai variable

moderasi.Metode analisis data yang digunakan untuk menguji keakuratan dan konsistensi

instrument penelitian adalah uji pendahuluan (validitas dan reliabilitas).Metode analisis data

yang digunakan adalah analisis regresi dengan model mediasi serta menggunakan bantuan

program SPSS 17.0 for Windows.

Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan akhir yang dapat ditarik adalah :

Terdapat pengaruh Fashion Clothing Involvement terhadap Recreational Shopper Identity,

adalah sebesar 5,5%. Sedangkan sisanya 94,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil penelitian ini

mendukung teori yang mengatakan terdapat peranan FC dalam meningkatkan RS dalam diri

responden dan mendukung teori yang mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara pria dan

wanita dalam hal Fashion Clothing Involvement dan Recreational Shopper Identity. Champbell

(1997b) menjelaskan bahwa perempuan jauh lebih memiliki keterlibatan penuh dalam belanja

dibandingkan laki-laki. Solomon (2004) menjelaskan bahwa pakaian merupakan bagian dari

fashion adalah kategori produk yang dikenal dapat mencerminkan kehidupan social

(13)

56 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan penelitian ini, hasil yang diperoleh ternyata bahwa Fashion Clothing

Involvement memberikan pengaruh terhadap Recreational Shopper Identity. Namun besarnya

pengaruh masih sedikit yaitu sebesar 5,5 % . Dan beberapa faktor lain yang mempengaruhi

Recretional Shopper Identity antara lain prestise, hal itulah yang dicari oleh konsumen untuk

dapat dihargai oleh orang lain, sehingga berbelanja adalah sebuah kesenangan pribadi untuk

dapat memuaskan hasrat tersebut.Seorang konsumen menjadi merasa eksis dengan mengikuti

perkembangan zaman yang sedang trend saat ini dengan berburu mode terbaru dan memiliki

hasrat yang tinggi untuk membelinya. Berbelanja terkadang hanya untuk memenuhi kesenangan

pribadi bukan suatu kebutuhan, tetapi kebanyakan konsumen berbelanja karena hal demikian.

Dan terdapat pengaruh moderasi gender terhadap hubungan Fashion Clothing Involvement pada

Recreational Shopper Identity.

Karena keterbatasan waktu, biaya, dan tempat, peneliti ini hanya mengukur 100

responden yang diambil secara acak dengan kriteria tertentu. Hasil penelitian mungkin akan

berbeda jika responden lebih banyak lagi dengan jangkauan daerah yang lebih luas.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang sudah dijelaskan dalam

pembahasan di atas, peneliti mengambil beberapa saran yaitu akan lebih baik apabila

mengkombinasikan penelitian ini dengan faktor-faktor lain seperti citra diri,kelas sosial, gaya

hidup, persepsi,prestise, dll. Ihalauw (2005) juga mengatakan terdapat faktor lain yang dapat

mempengaruhi konsep diri Recreational Shopper Identity ini, yaitu citra yang diinginkan

seseorang dimata sendiri maupun orang lain mengenai dirinya. Solomon dalam bukunya

(14)

57 Universitas Kristen Maranatha mempengaruhi keputusan, yaitu motivasi, nilai, konsep diri, usia, kelas social, pendapatan, gaya

(15)

58 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arnold, M. J., Reynolds, K. E. (2003). Hedonic Shopping Motivations. Journal of Retailing 79,77-95.

Auty, S., Elliott, R. (1998). Fashion involvement, self-monitoring and the meaning of brands. Journal

of Product and Brand Management 7 (2) 109-123.

Bloch, P.H (1986). The product enthusiast : implications for marketing strategy.Journal of Consumer

Marketing 3 (3), 51-62.

Bloch, P.H., Ridgway, N.M., Sherrell, D.L.(1989). Extending the Concept of Shopping : An

Investigation of Browsing Activity. Journal of the Academy of Marketing Science 17 (1), 13-21.

Browne, B., Kaldenberg, D (1997). Conceptualizing self-monitoring : Links to materialism and

product involvement. Journal of Consumer Marketing 14 (1), 31-44.

Cardoso, P.R., Pinto,S.C.(2010). Hedonic and utiliarian shopping motivations among Portuguese

young adult consumers.International Journal of Retail & distribution Management 38 (7),

538-558.

Celsi L.R., Olson J.C. (1998). The role of involvement in attention and comprehension processes .

Journal of Consumer Research 15, 210-224.

Cox, A. D., Cox, D., Anderson, R.D. (2005). Reassessing the pleasure of store shopping. Journal of

Business research 58, 250-529.

Engel, J.F., Blackwell, R.D., Miniard, P.W. (2005). Consumer Behaviour, 10th ed., South-Western

(16)

59 Universitas Kristen Maranatha

Guiry, M dan Lutz, R.J. (2006). Defining and Measuring Recreational Shopper Identity. Journal of the

Academy of Marketing Science. Volume 34, No.1, pages 74-83.

Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan program SPSS. Edisi 3. Andi: Yogyakarta.

Hartono, J. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi

2004/2005. Cetakan pertama. Yogyakarta : BPFE.

Hair, J.F., W.C. Black., B.J. Babin., R.E. Anderson., and R.L. Tathan. (2006). Multivariate Data

Analysis. 6th edition. New Jersey : Pearson Education.

Jordaan, Y., Simpson, M.N., (2006). Consumer innovativeness among females in specific fashion

stores in the Menlyn shopping centre. Journal of Family Ecology and Consumer Sciences 34,

32-40.

Kotler, P and Keller. (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas, Jilid kedua, terjemahan Drs.

Benyamin Molan, Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler dan Keller. 2001. Marketing Management. 12th ed. Prentice Hall, Pearson Educational

International.

Martin, C., (1998). Relationship marketing : A high-involvement product attribute approach. Journal

of Product and Brand Management 7 (1), pp.6-26.

McFatter, R.D. (2005). Fashion involvement of affluent female consumers. Master Thesis, Louisiana

State University and Agricultural and Machanical College, Louisiana. Meyers, L.S., Gams, G.,

Guarino, A.J., 2006. Applied Multivariate Research : design and interpretation. SAGE

(17)

60 Universitas Kristen Maranatha

McFatter, R.D. (2002). Fashion involvement of affluent female consumers. Master Thesis, Louisiana

State University and Agricultural and Machanical College, Louisiana

O’Cass, A. (2000). An assessment of consumers’ product, purchase decision, advertising and

consumption involvement in fashion clothing. Journal of Economic Psychology 21 (5), 545-576.

O’Cass, A. (2004). Fashion clothing consumption: antecedents and consequences of fashion clothing

involvement. European Journal of Marketing 388 (7), 69-82.

Prasetijo, R. dan Ihalauw, J. (2005). Perilaku Konsumen. Edisi I. Penerbit Andi Yogyakarta.

Prus, Robert and Lorne Dawson (1991).Shop ‘till You Drop : Shopping as Recreational and

Laborious Activity, Canadian Journal of Sociology, 16 ( Springs).

Pandin, L. Marina. 2009. Potret Bisnis Ritel di Indonesia : Pasar Modern. Economic Review. No.25.

Sekaran, U. (2003). Research Methods for Business : A Skill-Building Approach. Fourth Edition. New

York : John Wiley & Sons, Inc.

Solomon, M.R.,Robolt, N.J. (2004). Consumer Behaviour in Fashion, Prentice-Hall, Englewood Cliffs,

New Jersy.

www.swa.co.id

http://demografi.bps.go.id

http://davidmlane.com

Referensi

Dokumen terkait

mulai dari kebiasaan, tatacara, sampai adat. Perilaku tak bermoral adalah perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial dikarenakan pelanggaran terhadap rambu-rambu

Laporan tugas akhir ini berkaitan dengan salah satu protocol routing dalam Mobile ad hoc network (MANET) yaitu protocol routing Ad hoc on demand multipath distance

Deputy Charman, Council of Administration, Malaysian Press Institute, 2006- 2008 Member, UMNO Malaysia Information Committee, 2003-2008. Member, National Economic Action Council

Adalah jelas bahwa dalam bagian kedua dari Suluk Cebolek, pengarang ingin menggambarkan Ketib Anom Kudus sebagai seorang yang memiliki pengetahuan tentang isi dan arti

Menurut (Muawanah & Poernawati, 2015:407) “Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau

Menurut Buckle et al (1987), gula mampu memberi stabilitas mikroorganisme pada suatu produk makanan jika diberikan dalam konsentrasi yang cukup (di atas 70% padatan terlarut

"Datanglah ke warung kopi itu lagi, mungkin saja kau akan berjumpa laki-laki itu lagi, Entah dia memang mirip Rangga atau dia hanya halusinasimu, setidaknya

Bravais lattice,miller indices 3,4 Mampu menjelaskan kurva stress and strain pada material teknik serta mengidentifikasi material teknik berdasarkan mechanical