• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUDUKAN ALAT BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PERSAINGAN USAHA DITINJAU DARI UU NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEDUDUKAN ALAT BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PERSAINGAN USAHA DITINJAU DARI UU NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

 

iv   

KEDUDUKAN ALAT BUKTI TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVIDENCE) DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PERSAINGAN USAHA DITINJAU DARI

UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

ABSTRAK Aldi Prapanca 110110100258

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) merupakan lembaga independen yang memiliki fungsi pengawas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Salah satu kewenangan KPPU ialah mengenai mendapatkan, meneliti dan atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain guna kepentingan pemeriksaan yang di dalamnya termasuk alat bukti tidak langsung (indirect evidence).

Penulisan skripsi ini dikaji berdasarkan metode pendekatan yuridis normatif dan metode deskriptif analitis, yaitu memfokuskan pemecahan masalah berdasarkan data yang diperoleh kemudian dianalisa berdasarkan ketentuan dalam perundang-undangan terkait Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, literatur serta bahan lain yang berhubungan dengan penelitian dan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer melalui wawancara dan selanjutnya data dianalisis secara yuridis kualitatif.

(2)

 

v    

The Position Of Indirect Evidence In Business Competition Cases Authenticated By The Terms Of Law Of The Republic Of Indonesia Number 5 of 1999 Concerning Prohibition Of Monopolistic Practices and Unfair Business

Competition

ABSTRACT

Aldi Prapanca

110110100258

The Business Competition Supervisory Commission (KPPU) is constituted as and independent body which is functioned to supervise the implementation of Law of the Republic of Indonesia Number 5 of 1999 concerning the Prohibition of the practice of Monopoly and unfair Business Competition. One of the authorities of the KPPU is to gain, analyze and/or assess letters, documents, or evidence for the interest of examining which includes indirect evidence.

This thesis study is based on the normative juridical approach and descriptive analytical method, which focuses in solving problems based on the data obtained which then will be analyzed by relevant provisions related on the legislation of Competition Law in Indonesia, literature and other materials related to the research and field research to obtain primary data through interviews and the data will be analyzed by qualitative juridical.

Referensi

Dokumen terkait

5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Studi Putusan KPPU Perkara No. Permasalahan yang akan dibahas didalam skripsi ini

SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 300 K/PDT/2010)” yang disusun guna memenuhi salah satu syarat

perundang-undangan di Indonesia, penegakan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dan putusan-putusan

Berkaitan dengan larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, salah satu kegiatan yang dilarang adalah pemasokan barang dan atau jasa dengan cara melakukan

Ketika seorang pelaku usaha masuk ke- dalam suatu pasar persaingan, maka terdapat beberapa syarat formal yang wajib dilalui ber- dasarkan peraturan yang ada di samping syarat

1) Alasan yuridis pengecualian perjanjian waralaba dalam Pasal 50 huruf (b) UU No 5 Tahun 1999 adalah disebabkan karena perjanjian waralaba berkaitan erat dengan

Bilamana bahkan sekalipun pemegang saham tidak memiliki askses terhadap kegiatan usaha perseroan terbatas selaku pelaku usaha, yang dapat dituangkan dalam berbagai

3. Pasal 16 tentang larangan membuat perjanjian dengan pihak lain di luar negeri yang memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan/atau persaingan