• Tidak ada hasil yang ditemukan

MICRO TEACHING GROUP 2

N/A
N/A
Obat Pelancar WC Sumbat Di Medan

Academic year: 2022

Membagikan "MICRO TEACHING GROUP 2"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Unsur Pendahuluan (Pembuka Pembelajaran)

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Micro Teaching

Dosen Pengampuh: Gunawan, M.A D

i s u s u n Oleh:

Kelompok 2

 Thalita Fitri Arisanti

 Bagus Pratama

 Rosmaniar

 Habibah Hanum

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hikmah Medan

2022 /2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah micro teaching ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan dari bapak Gunawan M.A atas dorongan, dan bimbingan orangtua dan dosen sehingga kendala-kendala tersebut dapat teratasi.

Kami berterimakasih kepada bapak Selaku dosen mata kuliah micro teaching atas bimbingan dan nasehat yang telah diberikan dalam penyelesaian makalah ini. Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah, juga untuk memperluas pengetahuan para pembaca khususnya bagi penulis.

Dalam makalah ini membahas tentang unsur pendahuluan (pembuka pembelajaran).

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun agar kami dapat membuat makalah selanjutnya lebih baik lagi.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih, semoga apa yang kami kerjakan bisa bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Medan, 12 Juli 2022

Kelompok 2

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan Penulisan ... 1

BAB II PEMBAHASAN ... 2

A. Pengertian Pembuka Pembelajaran ... 2

B. Tujuan Pembuka Pembelajaran ... 4

C. Komponen-Komponen Pembuka Pembelajaran ... 5

D. Prinsip-Prinsip Pembuka Pembelajaran ... 8

E. Contoh Pembuka Pembelajaran ... 9

BAB III PENUTUP ... 10

A. Kesimpulan ... 10

B. Saran ... 10

DAFTAR PUSTAKA...11

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengajar merupakan pekerjaan profesional yang memerlukan keahlian khusus yang ditempuh melalui pendidikan dan pengalaman. Karena itu, tidak semua orang dapat menjadi guru yang baik. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara professional, guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengajar secara teori maupun praktik.

Kemampuan mengajar merupakan perpaduan antara kemampuan intelektual, keterampilan mengajar, bakat, dan seni. Keterampilan mengajar dapat dilatih secara terus-menerus melalui pelatihan mengajar. Kemampuan Intelektual dapat dipelajari dari teori pendidikan. Sedangkan bakat dan seni mengajar dapat dikembangkan melalui berbagai pengalaman mengajar.

Tugas mengajar adalah pekerjaan khusus yang dilakukan guru atau dosen.

Pekerjaan ini berwujud rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan melaksanakan proses mengatur dan mengorganisasi kegiatan belajar sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dari pembuka pembelajaran ? 2. Bagaimana tujuan pembuka pembelajaran?

3. Bagaimana komponen-komponen pembuka pembelajaran?

4. Bagaimana prinsip-prinsip pembuka pembelajaran?

5. Bagaimana contoh pembuka pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan

6. Untuk mendeskripsikan pengertian dari pembuka pembelajaran.

7. Untuk mendeskripsikan tujuan pembuka pembelajaran.

8. Untuk mendeskripsikan komponen-komponen pembuka pembelajaran.

9. Untuk mendeskripsikan prisip-prinsip pembuka pembelajaran.

10. Untuk mendeskripsikan contoh pembuka pembelajaran.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembuka Pembelajaran

Banyak orang beranggapan bahwa kesan pertama dari suatu bentuk hubungan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain pertemuan atau kesan yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula.

Dengan demikian, keterampilan membuka pelajaran mempakan kunci yang harus didahului dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang dinamis tidak akan tercapai jika guru pada awal pelajaran tidak bisa menarik perhatian siswa.

Membuka pelajaran atau set induction adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar, dan pada akhirnya akan memudahkan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

Membuka pelajaran juga merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain membuka pelajaran itu adalah kegiatan mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.

Dalam otak siswa itu sudah tersedia kapling-kapling sesuai dengan pengalaman masing-masing. Suatu materi pelajaran baru akan mudah diterima oleh otak kita manakala sudah tersedia kapling yang relevan. Demikian juga sebaliknya materi pelajaran baru tidak mungkin mudah dicerna manakala belum tersedia kapling yang relevan. Sama halnya dengan kerja sebuah komputer, kita akan sulit memasukkan data seandainya belum tersedia filenya.

Oleh sebab itu agar data itu masuk dan dapat disimpan terlebih dahulu perlu disiapkan filenya. Misalnya teori pesawat terbang akan sulit diterima manakala diberikan kepada mahasiswa ekonomi yang sama sekali belum mengenal teori tersebut.

(6)

Oleh karena itu di otak mahasiswa tersebut belum tersedia kapling tentang teori pesawat terbang. Nah,bagaimana agar materi itu mudah diterima? Tentu saja kita harus membuat kapling (file) tentang hal-hal yang berhubungan dengan pesawat terbang. Inilah makna dari kegiatan membuka pelajaran.

Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan pada awal pelajaran saja melainkan juga pada awal setiap penggal kegiatan, misalnya pada saat memulai kegiatan tanya jawab, mengenalkan konsep baru, memulai kegiatan diskusi, mengawali pekerjaan tugas dan lain-lain.

Contoh: ketika guru ingin memberikan pelajaran baru tentang rukun Islam yang kelima yaitu naik haji, guru dapat mengatakan seperti ini: ”Nah, anak-anak!

pada pertemuan ini kita akan mempelajari pokok bahasan baru tentang rukun Islam yang kelima yaitu ’naik haji’. Tetapi sebelum kita pelajari lebih lanjut topik itu, cobalah kalian perhatikan dahulu ke depan!, gambar apa yang ibu pegang ini?”.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa keterampilan membuka pelajaran merupakan skill atau kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap guru.

Selanjutnya membuka pelajaran adalah kegiatan awal yang dilakukan oleh guru setiap kali mengawali kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menyiapkan mental siswa dan sekaligus untuk memusatkan perhatian siswa kepada pelajaran yang akan dipelajarinya.

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi peserta didik agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Kegiatan membuka pelajaran dilakukan pada awal perkuliahan. Pada saat ini tenaga pendidik mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian peserta didik, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi yang telah dikuasai oleh peserta didik dengan bahan yang akan dipelajarinya. Guru dikatakan telah membuka pelajaran apabila telah berhasil membuka konflik psikis pada diri siswa siswa. 1

1 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching,(Ciputat: Quantum Teaching, 2007), hlm, 99

(7)

B. Tujuan Pembuka Pembelajaran

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya secara umum tujuan membuka pelajaran adalah untuk memusatkan perhatian siswa kepada pelajaran yang akan dipelajarinya dan dengan begitu ia akan konsentrasi selama proses pembelajaran berlangsung.

Uzer Usman (2007:92) memaparkan tujuan membuka pelajaran adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan mental siswa. Kegiatan membuka pelajaran bertujuan untuk menyatukan jiwa dan raga siswa dalam satu tempat dan waktu agar ia ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas dan memicu minat serta pemusatan perhatian siswa pada materi pelajaran yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.

2. Menumbuhkan semangat, motivasi, dan perhatian siswa agar siswa menyadari batas-batas tugasnya.

3. Agar siswa memahami hubungan antara materi yang telah dikuasainya dengan materi yang akan dipelajarinya

4. Agar siswa menyadari tingkat keberhasilan yang telah dicapainya.2 Sementara itu Wina Sanjaya menyebutkan tujuan khusus membuka pelajaran adalah sebagai berikut:

Pertama, menarik perhatian siswa, yang bisa dilakukan melalui: meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya, melakukan hal-hal yang dinggap aneh bagi siswa, dan melakukan interaksi yang menyenangkan.

Kedua, menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan:

membangun suasana yang akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa atau berkomunikasi secara kekeluargaan, menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak membahas peristiwa atau topik yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat, mengemukakan ide yang bertentangan, misalnya mengemukakan pendapat yang berbeda dengan pendapat masyarakat umum, mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa, mengambil topik yang menarik dan guru meyakinkan siswa bahwa topik tersebut berguna bagi dirinya.

2 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm, 92

(8)

Ketiga, memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan yang dapat dilakukan dengan cara: mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan, menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan, menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran berlangsung, membuat kaitan atau hubungan antara pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa dengan materi atau pengalaman pelajaran yang akan diberikan kepada siswa.

Keempat, membuka pelajaran juga dapat digunakan untuk mengetahui entering behavior atau tingkat kesiapan dan penguasaan siswa terhadap materi yang akan diajarkan.3

C. Komponen-Komponen Pembuka Pembelajaran

Salah satu usaha mengkondisikan kelas adalah adanya kegiatan membuka pelajaran sebelum memasuki kegiatan inti. Oleh karena itu kegiatan membuka pelajaran merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang memiliki peran yang penting dalam menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran.

Keterampilan membuka pelajaran bukanlah sekedar kegiatan mengabsen siswa, atau meminta siswa berdo’a. Akan tetapi kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan menyiapkan mental siswa untuk siap menerima dan mengikuti pelajaran yang akan disampaikan.

Oleh karena itu ada beberapa komponen yang harus dilaksanakan oleh seorang guru dalam kegiatan membuka pelajaran, dan merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai guru dalam kegiatan membuka pelajaran, meliputi :

1. Keterampilan menarik minat dan perhatian siswa, banyak cara yang dapat digunakan oleh guru untuk menarik perhatian siswa, antara lain gaya mengajar guru, penggunaan alat bantu mengajar, pola interaksi yang bervariasi.

2. Keterampilan menimbulkan dan meningkatkan motivasi siswa, dengan cara

3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana prenada Media Group, 2008), hlm, 43

(9)

disertai suasana yang hangat dan keantusiasan karena salah satu ciri guru yang bisa memotivasi adalah antusiasme, guru peduli dengan apa yang dia ajarkan dan mengkomunikasikannya dengan para siswa bahwa apa yang sedang mereka pelajari itu penting dan guru dapat memberikan bukti nyata, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, memperhatikan minat siswa.

3. Keterampilan memberi acuan melalui berbagai usaha seperti: mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, meningkatkan masalah pokok yang akan dibahas, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, membuat kaitan atau hubungan di antara materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa.

Selain itu, di dalam kegiatan membuka pelajaran ada keterampilan yang tidak kalah pentingnya yang harus dimiliki oleh guru yaitu keterampilan melaksanakan pretes. Pretes adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengajukan satu pertanyaan atau lebih kepada para siswa tentang bahan yang akan dijadikan topik sebelum membahas pelajaran tersebut yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa tentang pelajaran tersebut.

Dalam melaksanakan pretes ini guru harus memiliki keterampilan bertanya,baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya lanjut.

Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan siswa untuk berfikir dan mengemukakan jawaban yang sesuai dengan harapan guru.

Guru dalam mengajukan pertanyaan kepada seorang siswa sering kali tidak terjawab, sebab maksud pertanyaan tersebut kurang dapat dipahami oleh siswa.

Dalam hal ini, Sardinian sebagaimana dikutip oleh Fitriani mengatakan bahwa pertanyaan yang baik mempunyai ciri-ciri:

1. Kalimatnya singkat dan jelas.

2. Tujuannya jelas.

3. Setiap pertanyaan hanya satu masalah.

4. Mendorong anak untuk berfikir kritis.

5. Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak.

6. Bahasa dalam pertanyaan dikenal baik oleh siswa.

7. Tidak menimbulkan tafsiran ganda.4

4 E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung: PT.

(10)

Pretes memiliki keguanaan dalam menjajaki proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pretes mempunyai peran yang penting untuk keefektifan proses pembelajaran. Adapun fungsi pretes antara lain:

1. Menyiapkan siswa dalam belajar. Karena dengan pretes pikiran siswa akan terfokus pada persoalan yang harus dipelajarinya.

2. Untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan.

3. Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki oleh siswa mengenai bahan ajar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran.

4. Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai dan tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai oleh siswa.

Sedangkan menurut Al-Abrasyi sebelum siswa itu menerima pelajaran dari gurunya hendaklah terlebih dahulu membersihkan hatinya dari segala sifat yang buruk.5

Dan ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Baaqarah (2) ayat 151:

Artinya : Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah (As Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.6

Ayat di atas menjelaskan bahwa sebelum melaksanakan pengajaran terlebih dahulu dilaksanakan penyucian, yaitu mensucikan anak didik (siswa). Adapun yang perlu disucikan antara lain: Badan dan pakaian haruslah bersih dari najis, makanan yang dikonsumsinya bersumber dari penghasilan, Hati agar terlepas dari sifat-sifat buruk seperti sombong, iri, benci dan sebagainya

Remaja Rosdakarya, 2006), hlm, 101

5 Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta: Filsafat Pendidikan Islam) 2010,hlm, 110

6 Alqur’an dan Terjemahannya, Semarang, Karta Toha Putra, 2006

(11)

D. Prinsip-Prinsip Pembuka Pembelajaran

Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan oleh guru dalam penggunaan keterampilan membuka dan menutup pelajaran sebagaimana dipaparkan oleh Marno dan Idris yaitu sebagai berikut:

1. Bermakna Prinsip bermakna adalah mempunyai nilai tercapainya tujuan penggunaan keterampilan membuka pelajaran. Artinya dalam usaha menarik perhatian atau memotivasi siswa, guru hendaknya memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan pelajaran.

2. Kontinyu Berkesinambungan Aktivitas yang ditempuh oleh guru dalam memperkenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok penting pelajaran hendaknya merupakan bagian dari kesatuan yang utuh. Dalam mewujudkan prinsip ini perlu diusahakan suatu susunan yang tepat, berhubungan dengan minat siswa, ada kaitannya yang jelas antara satu bagian dengan bagian lainnya, atau ada kaitannya dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimilki siswa.

3. Fleksibel Penggunaan secara luwes Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak terputus-putus atau lancar.

Kelancaran dalam susunan gagasan, ide, atau cerita dapat memudahkan peserta didik dalam mengonsepsi keutuhan konsep pembuka maupun penutup dan dapat pula dengan mudah mengantisipasi pokok bahasan yang akan dipelajari.

4. Antusiasme dan kehangatan dalam mengkomunikasikan gagasan Antusiasme menandai kadar motivasi yang tinggi dari guru dan hasil ini akan berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik. Dengan antusiasme guru dalam berkomunikasi, mendorong anak untuk menilai bahwa pokok bahasan yang dipelajari mempunyai arti yang penting. Dengan demikian peserta didik akan tinggi perhatian dan minatnya, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingginya aktivitas belajar.7

7 Dadang sukirman, dkk, Pembelajran Mikro, (Bandung: Upi Press, 2006), hlm.177

(12)

E. Contoh Pembuka Pembelajaran

Contoh pembukaan kegiatan awal dalam mengajar anak sd di ambil dari pengalaman salah satu bagian dari kelompok kami yaitu Thalita ketika melaksanakan kegiatan mengajar di SDS Kasih Ibu Di patumbak , saat itu Penggunaan alat bantu mengajar dan pola interaksi yang bervariasi akan sangat mudah menarik perhatian siswa. cara membuka pelajaran yang benar.

membangkitkan motivasi peserta didik.

Cara yang dapat dilakukan antara lain dengan menunjukan kehangatan dan antusiasme, menimbulkan rasa ingin tahu (coriosity, mengemukakan ide ide yang menantang. Kegiatan pembuka pelajaran sangat penting di kelas karena jangan sampai kita membuat anak tidak mood belajar. ingat pepatah "kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda", jika kegiatan pembuka kelas berhasil maka kelar sudah hidup lo. 7 cara mengajar anak sd yang terbukti menyenangkan diantaranya yaitu sebagai berikut:

a) Suasana ruangan yang berbeda b) Perbanyak interaksi

c) Beri perhatian yang sama ke semua siswa d) Pahami latar belakang murid

e) Berika support penuh kepada seluruh siswa f) Gunakan teknologi

g) Gunanakan media pembelajaran praktek

Lalu yang beliau lakukan ketika membuka pembelajaran yaitu dengan mengucapkan salam terlebih dahulu serta menyapa anak-anak,setelah itu sebagai lanjutan dari menyapa anak-anak kemudian beliau menanyakan hari dan tanggal menggunakan bahasa inggris dan mereka pun menjawabnya,kemudian memerintahkan kepada anak-anak untuk kita lanjut dengan tepuk semangat agar anak-anak lebih semangat, setelah selesai dilanjut dengan memberi aba-aba yang di sampaikan ketua kelas bahwa mereka akan segera membaca surah al-fathihah dan dilanjutkan dengan 4 surah pilihan secara bersama menggunakan bahasa inggris, setelah selesai maka ketua kelas akan menyampaikan aba-aba kembali ketika hendak berdoa, setelah selesai maka saya pun mendata atau mengabsensi anak satu persatu, dan terakhir langsung masuk ke dalam pembelajaran.

(13)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi peserta didik agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya.

Kegiatan membuka pelajaran dilakukan pada awal perkuliahan. Pada saat ini tenaga pendidik mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian peserta didik, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi yang telah dikuasai oleh peserta didik dengan bahan yang akan dipelajarinya. Guru dikatakan telah membuka pelajaran apabila telah berhasil membuka konflik psikis pada diri siswa siswa.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang banyak bagi kita semua. Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka penulis mengharapkan masukkan dan kritikan yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Atas masukkan dan kritikan dan sarannya, penulis ucapkan terima kasih.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching,(Ciputat: Quantum Teaching, 2007).

M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2007).

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana prenada Media Group, 2008).

E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006).

Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta: Filsafat Pendidikan Islam) 2010,hlm, 110

Alqur’an dan Terjemahannya, Semarang, Karta Toha Putra, 2006.

Dadang sukirman, dkk, Pembelajran Mikro, (Bandung: Upi Press, 2006).

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

berada pada kebun binatang ini, ada beberapa hal yang dapat di nikmati oleh para pengunjung salah satu hal yang cukup menarik pada arena kebun binatang ini adalah melihat bagaimana

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau hukum- hukum, rumus,

A.4.9.2 Agar berfungsi sebagaimana dimaksud, sistem pembuangan bangunan memerlukan bukaan saluran masuk udara segar dalam jumlah besar mencukupi pada level bawah. Itu

Edit Video [TIKTOK] Proses pembuatan video Rekap COVID untuk YOUTUBE. 25 23 September 2020 Pidato di

Penulis melakukan kerja magang selama 60 hari kerja dengan melakukan praktik kerja magang secara work from home (WFH) karena faktor pandemi mengharuskan beberapa

Sedangkan menurut Balai Pengembangan Produktivitas Daerah dalam Sedarmayanti (2009, hlm. 71), “enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja adalah

Kuesioner ini bertujuan untuk menghimpun data atau informasi kinerja guru dari peserta didik tentang penguasaan materi, kemahiran dalam pelaksanaan