NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Secara teknis IHSG masih terkonfirmasikan fase bearish dalam pekan ini, hal ini tercermin baik dari lagging indicator maupun leading indicator. Dari Leading Indikator, seperti Stochastic dan MACD mensinyalkan negatif untuk pergerakan IHSG. Demikian dengan lagging indicator yang tercermin dari MA5 dan MA20 terkonfirmasi pola downtrend bagi indeks
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4228.501 +64.772 8,440.25 6,872.96
LQ-45 708.262 +16.057 2,025.01 5,185.46
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
IHSG akhirnya bergerak di teritori positif ke level 4.228,50 atau menguat sejumlah 1,56%. Stimulus yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhir pekan lalu mendapatkan reaksi dari investor. Sejumlah emiten memang telah mengumumkan rencana untuk buyback saham. Selain itu, pemerintah juga akan melakukan pembelian kembali saham-saham pelat merah yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp10 triliun untuk merealisasikan operasi pasar saham ini. Namun, ia tidak menyebutkan dari mana anggaran untuk buyback itu disiapkan. Indikator yang akan dipergunakan adalah seberapa besar saham suatu BUMN turun. Yang paling besar penurunannya akan menjadi prioritas untuk dilakukan buyback. Ditambah lagi, tiga investor institusi lokal terbesar, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, Indonesia Investment Club (IIC), dan dana pensiun (dapen) siap membeli saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), menyusul anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG). Dari global, harga minyak dan sejumlah komoditas lainnya rebound di pasar Asia, namun masih dalam tekanan menyusul aksi jual global dipicu oleh menguatnya kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi China. Investor khawatir perlambatan ekonomi China akan menghambat permintaan bahan industri yang membantu penguatan yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. Pasar minyak, mengalami penurunan pembalian dari China, yang merupakan importir energi terbesar di dunia, bisa menjadi bencana saat pasar internasional sudah sangat kelebihan pasokan, dan segera mendapatkan tambahan dengan kembalinya minyak Iran setelah kesepakatan nuklirnya. Dari Asia, Indeks bursa Jepang ditutup melemah 3,96% ke level 17.806,70. Perdagangan saham di bursa Jepang berfluktuasi dan mencatatkan volatilitas tertinggi dalam 4 tahun terakhir. Saham Shanghai ditutup kembali menurun drastic sebesar 7,63% ke level 2.964,97 didorong oleh aksi panic selling para investor. Sebaliknya, saham Hang Seng berhasil menguat sebanyak 0,72% ke level 21.404,96. Dari Eropa, indeks bursa Eropa rebound pada Selasa (25/8/2015) menuju penguatan pertama dalam 5 hari terakhir. Saham-saham produsen kimia dan bank memimpin rebound di bursa-bursa Eropa.
Hingga perdagangan hari Selasa indeks saham bursa global sebagian masih diwarnai tekanan yang kuat, meski disisi lain sebagian dari indeks bursa saham berkurang tekanannya. Seperti indeks saham di Asia, indeks Hangseng dan IHSG telah berhasil ditutup positif. Penguatan atas indeks Hangseng, seiring sentimen risk aversion berkurang dan di bantu oleh peningkatan perdagangan saham. Sedangkan penguatan saham bursa Indonesia, terkait dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meredam kejatuhan atas IHSG yang terjadi akhir-akhir ini. Salah satu alternatifnya yang dilakukan Kementerian BUMN, dengan buy back di pasar saham. Pemerintah rencananya menyiapkan dana minimal Rp10 triliun untuk buyback saham. Rencananya, pembelian kembali tersebut akan dilakukan hari ini, Rabu (26/8), oleh 13 BUMN yang terdaftar di bursa. Sebelumnya pemerintah telah mengintruksi 13 BUMN tersebut untuk melakukan pembelian kembali sahamnya pada hari Selasa kemarin. Alhasil dari realisasi buyback tersebut IHSG berhasil ditutup menguat. Diperkirakan langkah buyback lanjutan yang akan dilakukan oleh BUMN tersebut pada hari ini, dapat mendorong potensi membaiknya IHSG pada perdagangan saham hingga kembali melaju ke zona hijau. Selain itu, pemerintah juga meminta BUMN Asuransi dan Dana Pensiun sejumlah perusahaan milik negara ikut masuk ke pasar modal mendukung program buy back saham BUMN dalam rangka menahan anjloknya indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia. BUMN Asuransi yang dimaksud seperti PT Taspen, PT Asuransi Jiwasraya, Asuransi ABRI sedangkan Dana Pensiun diharapkan dari BUMN-BUMN besar. Ketentuan Buyback tersebut telah ditetapkan melalui Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 22/SEOJK.04/2015 tentang Kondisi Lain sebagai Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik. Di pihak lain, Pasar saham Eropa ditutup menguat tajam pada hari Selasa, Sentimen pasar global mendapat angin segar setelah Cina melakukan intervensi guna menopang pertumbuhan ekonomnyai. People's Bank of China pada hari Selasa mengumumkan pemangkasan 0,25 bps untuk suku bunga acuan pinjaman 1 tahun menjadi 4,6% dan penurunan suku bunga deposito 1 tahun menjadi 1,75%. PBoC juga meningkatkan jumlah uang yang tersedia untuk pinjaman, dengan mengurangi giro wajib minimun perbankan. Selain itu, pemulihan harga minyak pun turut mendorong optimistis investor, terhadap perusahaan sektor minyak dan gas ditutup di zona hijau .
DAILY REPORT
26 Agustus 2015
• Produksi CPO AALI hingga Juli 2015 naik 1,1% YoY • ANJT peroleh pinjaman Rp 2,1 triliun
• SGRO optimis membukukan pertumbuhan volume penjualan • ADHI tunda rights issue
• WSKT cari pinjaman Rp2 triliun • WIKA tidak terlibat studi kelayakan • UNVR mulai naikkan harga jual produk • UNVR ekspansi pabrik Rp 2,8 triliun
• UNVR resmikan pabrik bumbu masak di kawasan Jababeka • INAF dan KAEF tidak ubah target
• Laba SMGR 2015 diprediksi turun 2%-3%
• SMGR telah lakukan hedging antisipasi gejolak rupiah • KRAS-Nippon siap pasok 80% baja otomotif • Stock split LMSH efektif September 2015
• MAIN right issue rasio 1 : 4 di harga Rp1200-1600/saham • Anak usaha INDX tutup kontrak kerja sama dengan VMP • DNET ekspansi di 22 kota
• SSIA dorong backdoor listing LMS melalui META • TRIO dan Singpost resmi bentuk JV
• BABP siap terapkan basel III
• BMRI tidak terburu-buru buy back saham • BBRI targetkan Kupedes mencapai Rp 20 triliun
• RUPSLB BNII setujui ubah nama jadi Bank Maybank Indonesia
Support Level 4173/4118/4053
Resistance Level 4293/4357/4413
Major Trend Down
26 August 2015
26 August 2015
Produksi CPO Astra Agro Lestari (AALI) sampai dengan Juli 2015 naik 1,1% YoY mencapai 984.559 ton dari periode sama tahun 2014 mencapai 973.406 ton. Kenaikan ini disebabkan adanya trend peningkatan produksi TBS sejak bulan Mei 2015, disamping itu juga didukung dengan adanya pembelian buah eksternal. Sementara volume penjualan CPO sampai dengan Juli 2015 turun 21,2% YoY atau sebanyak 614.042 ton. Penurunan ini terjadi karena sebagian produksi CPO AALI dialihkan menjadi Olein, yang berdampak pada volume penjualan Olein jadi meningkat signifikan mencapai 223.516 ton atau naik 85,7%. Hingga Juli 2015 harga jual rata-rata CPO AALI tercatat Rp 7.609/kg atau turun 12,4% dari Rp 8.687/kg. Sedangkan harga jual rata-rata kernel turun 14,2% dari Rp 5.767/kg menjadi Rp 4.948/kg.
Sampoerna Agro (SGRO) optimis mampu membukukan pertumbuhan volume penjualan hingga akhir tahun. Hal tersebut ditopang oleh tingginya volume produksi CPO semester kedua. Perseroan menargetkan volume produksi tahun ini mencapai 369.150 ton atau naik 10-15% dibandingkan volume produksi 2014 sebesar 321.000 ton.
Austindo Nusantara Jaya (ANJT) beserta enam anak usahanya memperoleh fasilitas pinjaman bank senilai total Rp 2,13 triliun dari Bank OCBC NISP (NISP). Besaran tersebut terdiri atas utang berdenominasi Dolar sebesar USD 49,5 juta dan Rupiah sebesar Rp 1,44 triliun. Fasilitas pinjaman akan digunakan untuk pembiayaan biaya operasional sehari-hari, pembiayaan kebutuhan modal kerja, pembiayaan kembali fasilitas pinjaman dari OCBC yang telah ada sebelumnya, pembiayaan kebutuhan belanja modal serta memenuhi kebutuhan lindung nilai.
Semen Indonesia (SMGR) telah melakukan lindung nilai (
hedging)
untuk mengantisipasi potensi terjadinya gejolak nilaitukar
,
khususnya untuk investasi 2 pabrik yang membutuhkanbiaya hingga Rp 8,5 triliun. Perseroan melakukan
hedging
terhadap 80% dari total investasi berdenominasi valuta asing (valas) untuk pembangunan 2 pabrik baru yang berlokasi di Rembang, Jawa Tengah dan Indarung, Sumatera Barat. Masing-masing pabrik membutuhkan dana investasi sebesar Rp 4,5 triliun dan Rp 4 triliun. Sebesar 50% dari kebutuhan investasi berbentuk valas yaitu euro dan US dollar. Dua pabrik baru itu beroperasi pada kuartal III 2016 untuk di Rembang. Sedangkan, pabrik di Indarung diharapkan selesai pada kuartal IV 2016. Masing-masing pabrik memiliki kapasitas 3 juta ton per tahun. Sedangkan secara operasional, komponen US dollar sekitar 5%-7%.
Semen Indonesia (SMGR) memprediksi laba bersih pada 2015 turun 2%-3% dari tahun lalu. Bila terealisasi, maka perseroan akan membukukan laba bersih tahun ini sebesar Rp5,39 triliun-Rp5,45 triliun. Margin EBITDA tahun ini akan tergerus 3% dari tahun lalu sebesar 30,8%. Biaya listrik tahun ini diperkirakan naik 5%-6% dari 2014 dan komponen biaya listrik ini berkontribusi sekitar 20% terhadap total beban. Sementara itu, pendapatan tahun ini diperkirakan stagnan atau sama dengan 2014 sebesar Rp26,99 triliun. Penjualan semen kemungkinan turun 1% pada 2015 dibandingkan tahun lalu sebanyak 28,5 juta ton. Hal ini disebabkan oleh melemahnya permintaan semen di domestik pada tahun ini dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Adhi Karya (ADHI) menunda rencana untuk melakukan rights issue senilai Rp2,09 triliun karena kondisi pasar yang sedang melemah. Awalnya dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan investasi proyek LRT Tahap I yang mencapai total Rp12,56 triliun. Kendati demikian, perseroan tetap siap untuk
memulai konstruksi proyek LRT segera setelah perpres ditandatangani.
Wijaya Karya (WIKA) tidak lagi terlibat dalam studi kelayakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menyusul keputusan pemerintah mempercayakan seluruh perencanaan pada kedua negara yang berkompetisi, China dan Jepang.
Waskita Karya (WSKT) berencana mencari pinjaman Rp2 triliun guna mendanai berbagai proyek jalan tol dalam waktu dekat ini. Pencarian pinjaman ini dilakukan setelah perseroan melakukan penawaran umum terbatas (rights issue) pada Mei 2015 dengan total dana yang dikumpulkan mencapai Rp5,3 triliun, dimana Rp3,5 triliun merupakan tambahan modal dari negara.
Surya Semesta Internusa (SSIA) akan mendorong Lintas Marga Sedaya (LMS) untuk melakukan backdoor listing di BEI. Untuk itu, LMS berencana mengakuisisi 43,42% saham Nusantara Infrastructure (META) dari Grup Rajawali dan Eagle Infrastructure.
Unilever Indonesia (UNVR) meresmikan pabrik bumbu masak baru di Kawasan Industri Jababeka. Pabrik
home of savoury
inimemproduksi bumbu Royco dan kecap Bango. UNVR menanamkan investasi sebesar Rp 820 miliar untuk pabrik tersebut. Ini merupakan bagian dari investasi sebesar Rp 8,5 triliun yang ditanamkan UNVR selama 5 tahun terakhir. Pabrik kesembilan UNVR ini memiliki luas bangunan 63.000 meter
persegi dengan kapasitas produksi 7 miliar
pieces
per tahununtuk produk Royco dan Bango.
Unilever Indonesia (UNVR) mulai menaikkan harga jual sejumlah produknya rata-rata 1% pada Agustus 2015. Hal tersebut sebagai upaya menjaga pertumbuhan di tengah perlambatan ekonomi nasional. Pertumbuhan pendapatan perseroan ditopang oleh kenaikan harga dan volume penjualan. Manajemen akan melakukan tiga strategi utama untuk menghadapi tantangan tahun ini. Pertama, mengubah kombinasi produk untuk meningkatkan margin. Kedua, memperkuat jaringan distribusi dengan menambah fasilitas di area yang telah dikuasai. Ketiga, meluncurkan produk baru untuk meningkatkan margin.
Unilever Indonesia (UNVR) menginvestasikan dana Rp 2,8 triliun untuk membangun pabrik bumbu masak dan oleokimia. Pabrik bumbu masak yang menyerap investasi Rp 820 miliar diresmikan 25 Agustus 2015, sedangkan pabrik oleokimia senilai Rp 2 triliun pada November mendatang.
Malindo Feedmill (MAIN) melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 447,75 juta saham baru atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Perseroan berpotensi memperoleh dana sebesar Rp 716,5 miliar. Setiap pemegang 4 saham lama berhak atas 1 HMETD (rasio 4 : 1). Perseroan menetapkan harga pelaksanaan antara Rp 1.200 - Rp 1.600 per saham. Pengendali saham MAIN, yaitu Dragon Amity Pte. Ltd akan melaksanakan HEMTD sesuai haknya. Dragon Amity memiliki 51,48% saham MAIN dan akan mengeksekusi saham MAIN sebanyak 230,49 juta saham. Nantinya Dragon Amity juga akan menjadi pembeli siaga rights issue MAIN. Seluruh dana dari penerbitan saham baru ini akan digunakan untuk membayar utang perseroan. Sekitar 50%-75% dana PUT akan dipakai untuk melunasi pinjaman dari Bank Central Asia (BBCA). Nilai fasilitas utang ini per Juni 2015 mencapai Rp 245,05 miliar dan sebagian akan jatuh tempo pada tahun 2016. Sisa dana rights issue sebesar 25%-50% akan digunakan untuk membayar
26 August 2015
26 August 2015
utang MAIN kepada Bank CIMB Niaga (BNGA). Utang in dalam bentuk US dollar dan rupiah dengan nilai total mencapai Rp 267,7 miliar.
Indofarma (INAF) dan Kimia Farma (KAEF) tidak mengubah rencana kerja perseroan sekalipun nilai tukar rupiah meleset jauh dari asumsi yang dipakai pada awal tahun. Masing - masing perseroan tetap mengejar target penjualan dan laba bersih masing - masing Rp1,7 triliun dan Rp30 miliar.
Bank Mandiri (BMRI) menyatakan tidak ingin terburu-buru melakukan pembelian kembali (buyback) saham meski regulator pasar modal telah mengeluarkan aturan yang mempermudah aksi korporasi tersebut. Menteri BUMN, Rini Soemarno, mengarahkan agar buyback saham dilakukan based on fundamental.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) tidak akan menghapus Kredit Usaha Pedesaan (Kupedes), meskipun mulai pertengahan bulan ini kembali menyalurkan program kredit usaha rakyat (KUR) dengan target sebesar Rp 21 triliun hingga 2015. Untuk Kupedes, perseroan menargetkan penyaluran kredit di atas Rp 20 triliun. BBRI telah menaikkan plafon Kupedes menjadi Rp 200 juta.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Internasional Indonesia (BNII) menyepakati perubahan nama perusahaan menjadi PT Bank Maybank Indonesia Tbk. Perseroan akan meminta persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia serta regulator guna menindaklanjuti hasil RUPSLB BII pada Senin (24/8) lalu.
MNC Bank Internasional (BABP) memperkuat permodalan melalui mekanisme rights issue untuk mempersiapkan penerapan Basel III. Dengan mekanisme rights issue, diharapkan dapat meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) hingga 18% pada akhir tahun.
Indoritel Makmur Interasional (DNET) akan memulai ekspansi di bisnis serta optik dengan membuka jaringan di 22 kota sepanjang tahun ini. Pengembangan bisnis yang kebutuhan dananya mencapai Rp2,8 triliun tersebut dilakukan oleh Mega Akses Persada (MAP).
Trikomsel Oke (TRIO) menggandeng perusahaan asal Singapura, Singpost Ecommerce Pte Ltd, membentuk perusahaan patungan (JV) bidang e-commerce bernama Trio Specommerce Indonesia (TSI). TRIO menguasai 67% dan sisanya dikuasai Singpost. Modal ditempatkan dan disetor TSI sebesar Rp 3 miliar. TSI akan menjadi penyedia solusi omni channel ecommerce bagi perusahaan-perusahaan global dan merk-merk terkenal di Indonesia. TRIO akan bertindak sebagai distributor, sedangkan SingPost akan membantu operasional logistik dan e-commerce.
Krakatau Nippon Steel Sumikin, perusahaan patungan Nippon Steel dan Sumitomo Metal Corporation dan Krakatau Steel (KRAS), mulai membangun pabrik baja otomotif berkapasitas 480 ribu ton per tahun di Krakatau Industrial Estate, KCilegon. Pabrik yang membutuhkan investasi USD 300 juta tersebut ditargetkan mulai berproduksi Agustus 2017.
Lionmesh Prima (LMSH) siap menjual nominal saham baru pada bulan depan senilai Rp100 per lembar dari sebelumnya Rp1.000 per lembar. Keputusan itu berdasarkan rapat umum pemegang saham perseroan pada 4 Juni. Dengan rasio 1:10, maka jumlah saham yang dikeluarkan dan ditempatkan perseroan berubah dari
9,6 juta lembar menjadi 96 juta lembar. Dengan demikian, setelah stock split, modal dasar persreoam menjadi Rp38 miliar, sedangkan modal ditempatkan dan disetor penuh Rp9,6 miliar. Perdagangan saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan negosiasi berakhir pada 2 September sedangkan penyelesaian transaksinya dibatasi hingga 4 September.
Anak usaha dari Tanah Laut (INDX), yaitu Pelayaran Indx Lines (PIL), telah menutup kontrak pekerjaan bongkar muat batubara dengan PT Virgo Makmur Perkasa (VMP) pada 21 Agustus 2015. Penutupan kontrak ini akan berimbas pada turunnya kegiatan operasional PIL dan akan mempengaruhi kondisi keuangan anak usahanya tersebut. Namun perseroan maupun PIL akan tetap terus mencari kontrak-kontrak (spot basis/jangka panjang) lainnya untuk menjaga kelangsungan usaha perseroan ke depan. Kontrak kerja sama antara PIL dan VMP yakni melakukan pekerjaan jasa bongkar muat batubara dengan menggunakan Floating Crane dan Tongkang dari Terminal Muat Batubara Bukit (PTBA) Tarahan ke Achorage Pelabuhan Muat PTBA di Pelabuhan Tarahan, Bandar Lampung.
Pemerintah akan intervensi pasar saham dengan
cara
buyback
atau membeli kembali saham perusahaan BUMN diBursa Efek Indonesia (BEI). Anggaran untuk pembelian itu sebesar Rp 10 triliun. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, memastikan dana tersebut bukan berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), tetapi bisa dari dana pensiun, dari perusahaan-perusahaan sendiri. Pemerintah berencana untuk membeli saham 13 BUMN . Hal itu ditentukan berdasarkan saham-saham BUMN yang paling besar penurunannya. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya
memperbolehkan emiten untuk melakukan
buyback
sahamnyatanpa melalui rapat umum pemegang saham Luar Biasa (RUPSLB).
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan siap mengucurkan dana sebesar Rp 5 triliun - Rp 10 triliun ke pasar modal. Hal ini dilakukan untuk membendung terus turunnya indeks harga saham gabungan (IHSG). Dana investasi yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan per Juli 2015 mencapai Rp 194,81 triliun atau 92,62% dari target tahun 2015. Aset alokasi sampai Juli 2015 didominasi oleh instrumen surat utang sebesar 41,65% dan deposito 25,83%.
Bank Indonesia mencatat posisi utang luar legeri Indonesia pada akhir kuartal II 2015 mencapai USD 304,3 miliar atau tumbuh sebesar 6,3% YoY dari periode yang sama 2014 senilai USD 286,3 miliar. Pertumbuhan utang luar negeri pada kuartal II 2015 itu lebih lambat dibandingkan dengan kuartal I 2015 yang tumbuh 7,9% YoY. Utang luar negeri (ULN) pada kuartal II 2015 itu terdiri dari ULN sektor publik senilai USD 134,6 miliar atau 44,2% dari total ULN dan ULN sektor swasta senilai USD 169,7 miliar atau 55,8% dari total ULN.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan semakin membaik pada tahun 2016. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 6%, meski DPR hanya mengusulkan pertumbuhan ekonomi 5,5% di dalam pembahasan R-APBN 2016. Peningkatan tersebut merujuk pada prediksi pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan akan lebih baik dari pada tahun 2015. Prospek membaiknya ekonomi global itu diperkirakan akan turut mendorong kinerja pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi terutama ditopang dari permintaan dalam negeri, antara lain masih kuatnya konsumsi dan peningkatan investasi yang cukup signifikan, melalui belanja infrastruktur pemerintah pada sektor pertanian dan maritim.
26 August 2015
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 39,23 -0,08 TLKM (US) 37 13.112 -516
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,69 0,00 ANTM (GR) 0,02 325 -179
Gold (US$)/Ounce 1145,60 5,21
Nickel (US$)/MT 9610,00 95,00
Tin (US$)/MT 14250,00 195,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 58,55 -3,85
Coal (RB) (US$)/MT* 54,40 -8,96
CPO (ROTH) (US$)/MT 570,00 0,00
CPO (MYR)/MT 1843,00 -75,50
Rubber (MYR/Kg) 677,50 -3,00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 802,97 0,52
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 15666,44 -1,29 -12,10 14,22 13,04 2,66 2,49 4.711,2
USA NASDAQ COMPOSITE 4506,49 -0,44 -4,85 19,67 17,26 3,04 2,85 7.120,8
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6081,34 3,09 -7,38 14,90 13,45 1,72 1,65 1.446,7
CHINA SHANGHAI SE A SH 3106,33 -7,63 -8,35 12,19 10,79 1,47 1,33 3.784,2
CHINA SHENZHEN SE A SH 1829,64 -7,10 23,75 25,60 20,05 3,07 2,73 2.682,8
HONG KONG HANG SENG INDEX 21404,96 0,72 -9,32 10,63 9,73 1,12 1,05 1.717,8
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4228,50 1,56 -19,10 13,69 11,71 2,13 1,89 288,4
JAPAN NIKKEI 225 17806,70 -3,96 2,04 16,82 15,30 1,53 1,43 2.760,0
MALAYSIA KLCI 1563,94 2,08 -11,20 14,71 13,47 1,70 1,60 219,4
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2886,29 1,51 -14,23 12,31 11,31 1,08 1,02 337,2
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 14.054,05 4,05 1000 IDR/ USD 0,07 0,0000
EUR/IDR 16.229,48 -8,48 EUR / USD 1,15 0,0031
JPY/IDR 118,56 1,07 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 10.008,94 -35,14 SGD / USD 0,71 0,0008
AUD/IDR 9.995,24 -123,89 AUD / USD 0,71 -0,0018
GBP/IDR 22.061,34 -118,44 GBP / USD 1,57 0,0011
CNY/IDR 2.191,56 0,00 CNY / USD 0,16 -0,0002
MYR/IDR 3.349,39 44,27 MYR / USD 0,24 0,0026
KRW/IDR 11,76 0,04 100 KRW / USD 0,08 0,0002
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.98
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
26 August 2015
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description July-15 June-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 1.90 0.96 SBI (9M) 6,66058
Inflation YOY % 7.26 7.26 SBIS (9M) 6,66058
Inflation MOM % 0.93 0.54
Foreign Reserve (USD) 107.55 Bn 108.03 Bn
GDP (IDR Bn) 2,866,909.10 2,728,847.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
26 Aug Indonesia Money Supply YoY --
26 Aug US Durable Goods Orders Turun menjadi -0.5% dari 3.4%
27 Aug US GDP Annualized QoQ Naik menjadi 3.2% dari 2.3%
27 Aug US GDP Price Index Tetap 2.0%
27 Aug US Personal Consumption Naik menjadi 3.0% dari 2.9%
27 Aug US Initial Jobless Claims Turun menjadi 274 ribu dari 277 ribu
27 Aug US Continuing Claims Turun menjadi 2247 ribu dari 2254 ribu
27 Aug US Pending Home Sales MoM Naik menjadi 1.0% dari -1.8%
28 Aug US Personal Income Tetap 0.4%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
UNVR IJ 37100 9.12 24.80 ASII IJ 5600 -1.32 -3.18 BBRI IJ 9500 3.83 8.96 INDF IJ 4680 -5.55 -2.53 BBCA IJ 11625 2.88 8.32 ICBP IJ 12400 -1.98 -1.53 BMRI IJ 8500 3.98 7.87 SSMS IJ 1645 -6.53 -1.15 TLKM IJ 2705 1.69 4.76 MDIA IJ 2650 -8.78 -1.05 BBNI IJ 4350 5.45 4.36 BMTR IJ 1090 -6.03 -1.04 SMGR IJ 7700 6.94 3.11 LINK IJ 4380 -6.61 -0.99 KLBF IJ 1565 3.64 2.70 MPPA IJ 2130 -6.99 -0.90 ADRO IJ 545 14.98 2.38 ACES IJ 580 -7.94 -0.90 LPPF IJ 15650 5.03 2.30 PGAS IJ 2845 -1.22 -0.89
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
Gelombang Seismic Indonesia
26 August 2015
26 August 2015
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
APII 5.94 Cash Dividend 25 Aug-15 26 Aug-15 28 Aug-15 09 Sep-15
CTRA TBA Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15
CTRS TBA
Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15
CTRP TBA
Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
RIMO Rights Issue 1:90 265.00 TBA TBA TBA
SRAJ Rights Issue 3:2 200.00 31 Aug-15 01 Sep-15 07 Sep – 14 Sep’15
ADHI Rights Issue 100000:76190 1510-2400 03 Sep-15 04 Sep-15
10 Sep – 16 Sep’15
BRNA Rights Issue 35:13 585.00 08 Sep-15 09 Sep-15
15 Sep – 21 Sep’15
MAYA Rights Issue 10:1 1665.00 17 Sep-15 18 Sep-15
25 Sep – 01 Oct’15
HMSP Rights Issue 65:4 63000-99000 28 Sep-15 29 Sep-15
05 Oct – 09 Oct’15
UNTX Tender Offer -- 5305.00 -- -- 11 Aug - 10 Sep’15
TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
ADHI RUPSLB 27-Aug-15
BSWD RUPSLB 28-Aug-15
INVS RUPST/LB 31-Aug-15
BRNA RUPSLB 01-Sep-15
SRIL RUPSLB 02-Sep-15
DSNG RUPSLB 02-Sep-15
BBTN RUPSLB 02-Sep-15
TRIM RUPSLB 03-Sep-15
CTRA RUPSLB 08-Sep-15
CTRS RUPSLB 08-Sep-15
CTRP RUPSLB 08-Sep-15
BFIN RUPSLB 08-Sep-15
MDRN RUPSLB 10-Sep-15
26 August 2015
26 August 2015
TLKM
TRADING BUY
S1 2645 R1 2765 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 2525 R2 2885
Closing
Price 2705
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band Prediksi • Trading range Rp 2645-Rp 2765
• Entry Rp 2705, take Profit Rp 2765
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 33.38 Positif
MACD 10.07 Negatif
True Strength Index (TSI) -55.77 Positif
Bollinger Band (Mid) 2863 Negatif
MA5 2769 Negatif 2,580.0 2,640.0 2,700.0 2,760.0 2,820.0 2,880.0 2,940.0 3,000.0
February March April May Jun Jul August TLKM Upward Sloping Channel
2,862.75 2,802.5 2,785 2,769 2,705 2,705 2,705 2,896.47 2,896.47 2,939.14 2,970 2,976 2,976 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 30.62, Stochastic %K = 18.33, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 18.3333 18.3333 30.6227 30.6227 80 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 TLKM - MACD (5,3) = 30.89, Signal() = 28.89 28.893 30.8856 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 TLKM - TSI(3,5,3) = -57.77, Volume() = 98,001,800.00 -50.0354 -57.7737 0.00000 98,001,800 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 TLKM - William's % R(14) = -71.62, Volume() = 98,001,800.00 -71.621698,001,800
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
UNVR
TRADING BUY
S1 34675 R1 38450 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 30900 R2 42225
Closing
Price 37100
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 34675-Rp 38450
• Entry Rp 37100, take Profit Rp 38450
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 13.77 Positif
MACD -270.04 Positif
True Strength Index (TSI) -19.39 Positif
Bollinger Band (Mid) 37620 Negatif
MA5 35680 Positif 32,000 34,000 36,000 38,000 40,000 42,000 44,000 46,000
February March April May Jun Jul August
UNVR Downward Sloping Channel
37,100 37,100 36,115.6 35,680 35,525 34,446.4 34,446.4 37,100 37,620 37,951 37,951 38,700 41,162.4 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 UNVR - Stochastic %D(6,3,3) = 21.47, Stochastic %K = 41.53, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
21.4663 21.4663 20 41.5347 41.5347 80 -600 -400 -200 0 200 400 600 0 UNVR - MACD (5,3) = -44.46, Signal() = 164.68
-44.4629 164.676 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 UNVR - TSI(3,5,3) = -19.39, Volume() = 2,358,500.00
-19.3893 -35.7766 0.00000 2,358,500 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
UNVR - William's % R(14) = -35.18, Volume() = 2,358,500.00 -35.1779
2,358,500
26 August 2015
26 August 2015
KLBF
TRADING BUY
S1 1525 R1 1605 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1445 R2 1685
Closing
Price 1565
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 1525-Rp 1605 • Entry Rp 1565, take Profit Rp 1605
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 46.52 Positif
MACD -10.12 Positif
True Strength Index (TSI) -15.25 Positif
Bollinger Band (Mid) 1614 Negatif
MA5 1540 Positif 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900
February March April May Jun Jul August KLBF Wedge Bullish Breakout 1,555.91 1,555.91 1,551.88 1,540 1,456.43 1,456.43 1,405 1,565 1,565 1,565 1,613.5 1,615 1,693.45 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 KLBF - Stochastic %D(6,3,3) = 47.67, Stochastic %K = 46.11, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
46.1062 46.1062 20 47.6717 47.6717 80 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 KLBF - MACD (5,3) = 0.87, Signal() = 5.62 0.867142 5.61602 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 KLBF - TSI(3,5,3) = -15.25, Volume() = 45,460,100.00 -15.2514 -18.5745 0.00000 45,460,100 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 KLBF - William's % R(14) = -43.86, Volume() = 45,460,100.00 -43.8596 45,460,100
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
BBCA
TRADING BUY
S1 11350 R1 11925 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 10775 R2 12500
Closing
Price 11625
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 11350-Rp 11925 • Entry Rp 11625, take Profit Rp 11925
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 6.34 Positif
MACD -265.02 Negatif
True Strength Index (TSI) -75.61 Positif
Bollinger Band (Mid) 12965 Negatif
MA5 11955 Negatif 10,800 11,400 12,000 12,600 13,200 13,800 14,400 15,000 15,600
February March April May Jun Jul August BBCA 12,400 11,955 11,625 11,625 11,625 10,902.9 10,902.9 12,850 12,965 13,325 13,754.1 13,900 13,900 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BBCA - Stochastic %D(6,3,3) = 7.38, Stochastic %K = 13.83, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
13.8266 7.38045 7.38045 13.8266 20 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 240.0 300.0 0.0 BBCA - MACD (5,3) = 238.30, Signal() = 249.26
238.303 249.259 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBCA - TSI(3,5,3) = -75.61, Volume() = 36,831,200.00
-75.6125 -76.5258 0.00000 36,831,200 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BBCA - William's % R(14) = -78.45, Volume() = 36,831,200.00
-78.4483 36,831,200
26 August 2015
26 August 2015
BBTN
TRADING BUY
S1 955 R1 1020 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 890 R2 1085
Closing
Price 990
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 955-Rp 1085 • Entry Rp 990, take Profit Rp 1085
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 13.16 Positif
MACD -27.55 Negatif
True Strength Index (TSI) -64.67 Positif
Bollinger Band (Mid) 1140 Negatif
MA5 1035 Negatif 960.0 1,020.0 1,080.0 1,140.0 1,200.0 1,260.0
February March April May Jun Jul August BBTN Upward Sloping Channel
1,094.32 1,090 1,076.88 1,035 990 990 990 1,094.32 1,139.75 1,226.91 1,255 1,297.86 1,297.86 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BBTN - Stochastic %D(6,3,3) = 12.34, Stochastic %K = 13.04, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
13.0406 12.3375 12.3375 13.0406 20 80 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 BBTN - MACD (5,3) = 26.55, Signal() = 26.30 26.297 26.5536 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBTN - TSI(3,5,3) = -64.67, Volume() = 56,752,200.00 -61.4898 -64.6748 0.00000 56,752,200 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BBTN - William's % R(14) = -82.81, Volume() = 56,752,200.00 -82.812556,752,200
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
BMRI
TRADING BUY
S1 8250 R1 8700 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 7800 R2 9150
Closing
Price 8500
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 8250-Rp 8700 • Entry Rp 8500, take Profit Rp 8700
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 91.17 Positif
MACD 19.63 Negatif
True Strength Index (TSI) -51.94 Positif
Bollinger Band (Mid) 1996 Positif
MA5 8515 Negatif 8,400 9,000 9,600 10,200 10,800 11,400 12,000 12,600
February March April May Jun Jul August BMRI Downward Sloping Channel
8,525 8,515 8,500 8,500 8,500 7,979.55 7,979.55 8,684.38 9,167.5 9,720.45 9,720.45 10,075 10,113 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BMRI - Stochastic %D(6,3,3) = 17.91, Stochastic %K = 20.30, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 17.9139 17.9139 20.2962 20.2962 80 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 240.0 0.0 BMRI - MACD (5,3) = 78.66, Signal() = 99.21
78.6561 99.2128 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 BMRI - TSI(3,5,3) = -51.94, Volume() = 74,196,200.00
-51.9391 -56.7713 0.00000 74,196,200 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BMRI - William's % R(14) = -80.77, Volume() = 74,196,200.00
-80.7692 74,196,200
26 August 2015
26 August 2015
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
25-08-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Sell 14800 15825 14175 12525 14175 15825 17475 Negatif Negatif Negatif 26000 14425
LSIP Trading Buy 940 940 965 865 915 965 1015 Negatif Positif Negatif 1660 910
SGRO Trading Sell 1500 1500 1480 1435 1480 1525 1570 Negatif Positif Negatif 1750 1445
Mining
PTBA Trading Buy 5475 5475 5725 4785 5250 5725 6200 Positif Positif Positif 8200 5025
ADRO Trading Buy 545 545 595 363 480 595 715 Positif Positif Positif 745 467
MEDC Trading Sell 1375 1375 1305 1135 1305 1475 1645 Negatif Positif Negatif 2590 1455
INCO Trading Sell 1250 1250 1200 1075 1200 1325 1450 Negatif Positif Negatif 2685 1280
ANTM Trading Buy 500 500 535 383 458 535 610 Negatif Positif Negatif 665 450
TINS Trading Buy 530 530 550 470 510 550 590 Negatif Positif Negatif 705 510
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 855 855 890 780 835 890 945 Negatif Negatif Negatif 1160 840
SMGR Trading Buy 7700 7700 7925 6825 7375 7925 8475 Positif Positif Negatif 12000 7100
INTP Trading Buy 16800 16800 17225 15575 16400 17225 18050 Negatif Positif Negatif 22450 16175
SMCB Trading Buy 945 945 1030 730 880 1030 1180 Negatif Positif Negatif 1610 920
Miscellaneous Industry
ASII Trading Sell 5600 5600 5425 4965 5425 5875 6325 Negatif Positif Negatif 7000 5650
GJTL Trading Sell 450 450 440 410 440 470 500 Negatif Negatif Negatif 875 474
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 4680 4515 4995 4035 4515 4995 5475 Negatif Negatif Negatif 6650 4890
GGRM Trading Buy 41425 41425 42750 38800 40775 42750 44725 Negatif Positif Negatif 54150 41000
UNVR Trading Buy 37100 37100 38450 30900 34675 38450 42225 Positif Positif Positif 41200 33000
KLBF Trading Buy 1565 1565 1605 1445 1525 1605 1685 Positif Positif Positif 1745 1405
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1440 1440 1485 1325 1405 1485 1565 Negatif Positif Negatif 1885 1285
PTPP Trading Sell 3145 3145 2985 2610 2985 3360 3735 Negatif Negatif Negatif 4190 3005
WIKA Trading Buy 2570 2495 2655 2335 2495 2655 2815 Negatif Positif Negatif 3190 2370
ADHI Trading Buy 1735 1680 1820 1540 1680 1820 1960 Negatif Positif Negatif 2795 1720
WSKT Trading Buy 1570 1570 1645 1385 1515 1645 1775 Negatif Positif Negatif 1900 1565
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2845 2845 3025 2465 2745 3025 3305 Negatif Negatif Negatif 4290 2780
JSMR Trading Buy 5075 5075 5175 4715 4940 5175 5400 Negatif Positif Negatif 6050 4810
ISAT Trading Sell 4000 4000 3980 3950 3980 4010 4040 Negatif Positif Negatif 4420 3900
TLKM Trading Buy 2705 2705 2765 2525 2645 2765 2885 Negatif Positif Negatif 2970 2600
Finance
BMRI Trading Buy 8500 8500 8700 7800 8250 8700 9150 Positif Positif Negatif 10400 8125
BBRI Trading Buy 9500 9500 9750 8750 9250 9750 10250 Negatif Positif Negatif 10875 9025
BBNI Trading Buy 4350 4350 4425 4125 4275 4425 4575 Positif Positif Positif 5575 4070
BBCA Trading Buy 11625 11625 11925 10775 11350 11925 12500 Negatif Positif Negatif 13900 11000
BBTN Trading Buy 990 990 1085 890 955 1020 1085 Negatif Positif Negatif 1255 935
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Sell 17275 17275 16900 16175 16900 17625 18350 Negatif Positif Negatif 20750 16850