• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah dalam Menyusun Rencana Kerja Sekolah Melalui Pendampingan Manajerial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah dalam Menyusun Rencana Kerja Sekolah Melalui Pendampingan Manajerial"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIG : Jurnal Pendidikan Dosen dan Guru Vol. 01 No. 01 (2021) : 1-12

Available online at: https://jurnal.pcpergunubatanghari.com/index.php/jpdg/article/view/1

Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah dalam Menyusun Rencana Kerja Sekolah Melalui Pendampingan Manajerial

Adi Wibowo1, Ita Nurmalasari2 & Ade Arifin STAI An-Nawawi Purworejo, Jawa Tengah , Indonesia

Email : adiwibowo@staiannawawi.ac.id1, itanurmalasari75@gmail.com2

DOI:

Received: Desember 2020 Accepted: Desember 2020 Published: Januari 2021

Abstract:

This study aims to improve the ability of schools in preparing the Work Plan School (RKS) through Mentoring Managerial in school in MA An-Nawawi Berjan.. The study was conducted in two cycles, each cycle consisting of four phases, namely: Planning, Implementation, observation and Reflection. The results showed that through Mentoring Managerial be able to improve the Principal in preparing the Work Plan School (RKS) in accordance with the prescribed criteria.

Based on the analysis in each cycle show an increase in the ability of the principal in formulating RKS namely: an increase in performance Principal so as to prepare a Work Plan School (RKS).

Key words: Head Master, Manajerial

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Sekolah dalam menyusun Rencana Kerja Sekolah ( RKS ) melalui Pendampingan Manajerial di Sekolah MA An-Nawawi Berjan.

Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu:

Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui pendampingan manajerial dapat meningkatkan kemampuan Kepala Sekolah dlam menyusun Rencana Kerja Sekolah (RKS) sesuai dengan kriteria yang ditentukan berasarkan hasil analisis pada masing masing siklus menunjukan peningkatan kemampuan Kepala Sekolah dalam menyusun RKS yakni: adanya peningkatan kinerja kepala sekolah sehingga mampu menyusun Rencana Kerja Sekolah (RKS).

Kata Kunci: Kepala Sekolah, Manajerial PENDAHULUAN

Planning merupakan kegiatan strategis, dalam manajemen pendidikan di sekolah/madrasah, perencanaan sekolah/madrasah pun menjadi strategis diselenggarakan untuk memberikan arah dan bimbingan bagi segenap pegiat pendidikan di dalam sekolah/madrasah tersebut dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita (visi). Dengan kata lain, perencanaan adalah aspek manajemen dari pencapaian tujuan dan cita-cita (visi); cita- cita (visi) dan tujuan sekolah/madrasah menjadi mustahil dapat diraih tanpa kegiatan

(2)

perencanaan. Dengan demikian sebenarnya sebelum kegiatan perencanaan dilakukan, visi- misi dan tujuan sekolah/madrasah harus dibuat; apa visi-misi dan tujuan penyelenggaraan sekolah/madrasah itu? Adapun visi-misi dan tujuan itu terlahir dari proses evaluasi diri secara terus-menerus yang kemudian membentuk nilai-nilai khas yang mengerucut dan mengkristal menjadi cita-cita luhurnya. Perencanaan kerja pendidikan di sekolah/madrasah mewujud dalam bentuk proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di sekolah/madrasah ke depan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya untuk menjamin pencapaian cita-cita (visi) dan tujuan sekolah/madrasah dapat dilaksanakan dengan jelas, terukur, pasti, dan minim resiko. Dalam prakteknya, perencanaan kerja pendidikan ini berupa proses penyusunan rencana kerja sekolah/madrasah (RKS/M).

Rencana Kerja Sekolah (RKS) terdiri dari Rencana Jangka Menengah (RKJM) yang dijabarkan pada Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan dinyatakan dalam Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) mutlak perlu bagi sekolah dan sebagai pedoman dan dasar pengelolaan sekolah. Hal tersebut sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 pasal 53 ayat 1, yang menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar Rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun, serta Peraturan menteri no.19 tahun 2007 yang menyebutkan bahwa :Sekolah membuat rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan.Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS/M) dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah. Namun realita di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar sekolah belum menyusun RKS (RKJM, RKT dan RKAS). Jika ada sekolah yang membuatnya, belum merupakan satu kesatuan yang urut, tetapi pembuat RKJM, RKT dan RKAS masing-masing masih secara terpisah dan tidak adaketerkaitan antara program kerja dengan kegiatannya. Karena penyusunan RKJM, RKT dan RKAS tidak diawali dari Evaluasi Diri Sekolah (EDS), sehingga program kerja dan kegiatannya tidak mendasarkan pada kebutuhan realistis sekolah tetapi hanya mendasarkan pada keinginan sesaat bagi penyusunan program tersebut.

(3)

EDS ini, menurut Hendarwan1, merupakan proses pemetaan mutu sekolah oleh pihak sekolah sendiri secara jujur dan transparan sehingga dapat ditemukan akar permasalahan yang dihadapi dalam penjaminan mutu pendidikan, yang selanjutnya dapat dirumuskan rekomendasi atau langkah nyata dalam penjaminan mutu pendidikan. Pusat Penegembangan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebududayaan2, menjelaskan konsep EDS sebagai proses evaluasi diri sekolah yang bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang kasilnya dipakai sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M) dan sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat kabupaten/kota dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan kata lain bahwa evaluasi diri sekolah/madrasah (EDS/M) itu kegiatan evaluasi yang (1) berdasarkan SPM dan SNP (2) dilakukan oleh sekolah/madrasah yang bersangkutan di bawah koordinasi kepala sekolah/ madrasah, (3) terhadap mutu pendidikannya sendiri, (4) untuk menemukan akar permasalahan yang dihadapi, dan (5) untuk membuat rekomendasi dan langkah nyata perbaikan mutu pendidikannya sendiri pada waktu yang akan datang dalam bentuk RKS/M.(Akhirin 2018)

Di atas telah disebutkan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP atau 8 SNP ini meliputi (1)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (2)standar isi/kurikulum, (3)standar proses, (4)standar penilaian, (5)standar kelulusan, (6)standar pengelolaan, (7)standar pembiayaan, dan (8)standar sarana dan prasarana3. Terkait dengan EDS/M di atas, langkah-langkah evaluasinya harus berdasarkan pada 8 SNP tersebut dan kemudian hasilnya dipergunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (RPS/M) dan Rencana Kegiatan Sekolah/Madrasah (RKS/M) beserta penganggarannya. Adapun prinsip EDS/M adalah (1) berbasis pada tujuan yang telah ditetapkan sekolah/madrasah, (2) mengacu pada kriteria keberhasilan berdasarkan SNP dan SPM, (3) berazas manfaat dimana EDS/M harus memberikan manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan, dan (4)obyektif dimana kegiatan EDS dilaksanakan secara jujur dan apa adanya.4

1 Hendarwan, Kendala-Kendala Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah (EDS), dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Volume 20, Nomor 1, Maret 2014, Hal 74-86

2 Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Evaluasi Diri Sekolah, Tahun 2015, Hal. 3

3 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)

4 Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, ..., 2015, hal.4

(4)

Penyusunan RKS biasanya belum dibuat oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) dan utamanya kepala sekolah, anggota komite sekolah dan perwakilan dari dewan guru tetapi hanya dibuat oleh guru-guru dan ditunjuk oleh kepala sekolah. Selain itu agar RKS mampu sebagai pedoman dan dasar pengelolaan sekolah maka harus disusun dengan memperhatikan hasil evaluasi diri sekolah sehingga program kerja dan kegiatan sekolah realistis saling berkaitan, terpadu dan merupakan satu kesatuan dalam mewujudkan tujuan sekolah dan meningkatkan mutu lulusan.

Berdasarkan informasi dan pengamatan di lapangan secara langsung Kepala Sekolah di sekolah MA An Nawawi masih dalam tahap pengembangan penyusunan Rencana Kerja Sekolah ( RKS ), maka perlu dilakukan upaya peningkatan kemampuan Kepala Sekolah dalam menyusun Rencana Kerja Sekolah. Agar kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyusun RKS maka diperlukan pendampingan manajerial pengawas secara kolaboratif, yaitu pendampingan yang menyangkut manajemen sekolah antara pendamping dengan yang di dampingi bersifat sharing, kerja sama dan saling memberi atau menerima tidak bersifat menggurui. Dengan pendekatan kolaborasi maka pendampingan akan lebih berhasil karena yang didampingi dengan yang pendamping mempunyai kedudukan yang sama, duduk sama rendah berdiri sama tinggi, jadi pendamping bersifat luwes, kekeluargaan dan tidak bersifat kaku.

KAJIAN TEORI

Rencana Kerja Sekolah (RKS) merupakan sebuah proses perencanaan atas semua hal dengan baik dan teliti untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan tujuan ini sekolah dapat disesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, sosial budaya masyarakat, potensi sekolah dan kebutuhan peserta didik. RKS (Rencana Kerja Sekolah) disusun sebagai pedoman kerja pengembangan sekolah, dan sebagai bahan acuan untuk mengidentifikasi serta mengajukan sumber daya yang diperlukan. Penyususnan RKS mengacu pada Undang- undang Nomer 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan dan Rencana Strategis Kementrian Pendidikan Nasional 2010-2014 (Salim, Nasuka, and Abid 2018). Penerapan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah (MPMBM) sebenarnya merupakan

(5)

jawaban dari terhadap semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan sekaligus menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan .Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan tersebut , Madrasah diharapkan memiliki alternatif dan kebijakan / langkah yang dapat diterima oleh masyarakat . Segala potensi yang ada diMadrasah di optimalkan agar menjadi Madrasah yang berprestasi, berdisiplin, berbudaya, dilandasi iman dan taqwa, sesuai dengan visinya dan kondisi obyektif Madrasah(Musolin 2020). Kegiatan – kegiatan tersebut di atas harus ditunjang dengan pelayanan administrasi Madrasah yang terencana, teratur, terarah, dan berkesinambungan yang dituangkan dalam bentuk Rencana Kerja Sekolah (RKS). Landasan hukum penyusunan RKS ini sebagai berikut :

1. UU Nomor 20 / 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 4 (Pengelolaan dana pendidikan berdasar pada prinsip keeadilan, efisiensi, transparasi dan akuntabilitas publik).

2. Undang – undang nomor 25 tahun 2004 Tentang sistem perencanaan Pembangunan Nasional .

3. PP No. 19 / 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 53 (Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 tahun).

4. Permendiknas 19 Tahun 2007 tentang standar pengelola pendidikan. Madrasah membuat rencana kerja jangka menengah (RKJM) 4 tahun. Rencana kerja tahunan (RKT) dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RKAM) dilaksanakan berdasarkan RKJM. RKJM/T disetujui saat dewan pendidikan setelah memperhatikan pertimbangan dari komite Madrasah.

5. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan menyatakan bahwa Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS) meliputi:

a. Sekolah/Madrasah membuat:

1) Rencana Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan;

(6)

2) Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M), dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.

b. Rencana kerja jangka menengah dan tahunan sekolah/madrasah:

1) Disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah/madrasah dan disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Pada sekolah/madrasah swasta rencana kerja ini disahkan berlakunya oleh penyelenggara sekolah/madrasah;

2) Dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.

c. Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan denganpersetujuanrapat dewan pendidik dan pertimbangan komite sekolah/madrasah.

d.Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah/madrasah ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

e. Rencan kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai:

1) Kesiswaan;

2) Kurikulum dan kegiatan pembelajaran;

3) Pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya;

4) Sarana dan prasarana;

5) Keuangan dan pembiayaan;

6) Budaya dan lingkungan sekolah;

7) Peranserta masyarakat dan kemitraan;

8) Rrencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu.5

Selanjutnya Glosarium butir 10 Permendiknas tersebut menyatakan, bahwa: “RKT adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-S/M).

Dalam hal ini juga Muhaimin, et al (2009:185) mengungkapkan bahwa: “Rencana program dikembangkan dengan tujuan untuk memperjelas bagaimana suatu visi dapat dicapai.

Rencana program pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi utama

5 Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan

(7)

organisasi. Rencana program merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana”. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan di MA An-Nawawi. Alasan utama dari hasil pengamatan langsung dan informasi yang di terima, bahwa 90% atau 6 orang Kepala Sekolah belum mampu menyusun Rencana Kerja Sekolah (RKS) sesuai dengan keadaan dan kondisi sekolah masing-masing. Hal ini desebabkan oleh kurangnya informasi yang diterima dan mengingat juga dengan tugas-tugas kepala sekolah yang sangat banyak dan kompleks.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang prosedur penelitian menghasilkan data berupa kata tertulis atau lisann dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam penulisan ini peneliti menggunakan metode kualitatif, yaitu metode yang meneliti atau menggambarkan fenomena dengan apa adanya serta meneliti suatu kondisi, pemikiran atau suatu peristiwa pada masa sekarang ini, yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematika, factual dan akurat mengenai fakta-fakta fenomena yang diselidiki. Di sini penulis bermaksud menggambarkan dan menjelaskan bagimana pelaksanaan RKS di MA An-Nawawi. Adapun jenis pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memusatkan diri pada pembahasan dan pemecahan masalah yang ada pada saat sekaran ini serta actual dengan jalan untuk memperoleh data di lapangan, penulis menggunakan penelitian (field research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara langsung ke lapangan. Hal ini penulis lakukan dengan teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan teknik observasi, dan wawancara. Sebagai sebuah penelitian, maka proses dan langkah-langkah disusun agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu. Sebelum penelitian tindakan ini dilaksanakan maka rancangan penelitian ditentukan. Penelitian tindakan ini dirancang dengan menggunakan 4 tahapan dimulai dari: perencanaan (planning); tindakan (acting); observasi (observing); dan refleksi (reflecting). Jika hasil dari siklus pertama belum berhasil maka dilanjutkan dengan siklus kedua yang dimulai dari dengan perencanaan ulang (replanning), tindakan, observasi,dan refleksi.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diambil penulis dapat diketahui bahwa melalui Pendampingan Manajerial Kepala Sekolah mampu menyusun RKS yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan.Yang pada awalnya sekolah tidak memiliki RKS dan tidak memiliki perencanaan, jadi setelah dibimbing melalui Pendampingan Manajerial menghsilkan Rencana

(8)

Kerja Sekolah ( RKS ) yang sesuai dengan karakteristik sekolah masing masing, walaupun belum mencapai optimal namun sudah ada peningkatan. Pelaksanaan pendampingan oleh pengawas sekolah dengan Pendampingan Manajerial secara berlangsung dengan suasana kekeluargaan , kebersamaan , keterbukaan dan keteladanan. Disamping itu hubungan antara pengawas dengan Kepala Sekolah bersifat obyektif serta didasari hubungan manusiawi yang sehat. Selanjutnya interaksi antara pengawas dilandasi oleh nilai nilai tersebut melahirkan tanggungjawab bersama dalam upaya perbaikan pengelolaan sekolah .Masalah yang dihadapi dalam penerapan Pendampingan Manajerial ini adalah kurangnya waktu dalam penyusunan RKS mengingat tugas Kepala Sekolah sangat banyak dan komplek . Namun setelah terjadi proses pembinaan langung ke sekolah sekolah secara kekeluargaan, disamping pendampingan kelompok dan berdasarkan informasi kepala sekolah cara ini sangat efektif sehingga Kepala Sekolah bisa memiliki Rencana Kerja Sekolah ( RKS ) komprehensif. Hal ini sesuai dengan makna kata Pendampingan Manajerial pada dasarnya adalah suatu proses untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dan kemampuan seorang kepala sekolah atau sekelompok Kepala Sekolah dalam menyusun Rencana Kerja Sekolah ( RKS )

Berdasarkan informasi dan pengamatan di lapangan secara langsung Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang ada di MA An-Nawawi Berjan Bpk Sahlan S.Ag MSI. Menyatakan bahwa Rencana Kerja Sekolah di MA An-Nawawi masih dalam tahap pengembangan. Yang dijadikan acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Sekolah yakni berdasar pada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) apa saja kegiatan yang dilakukan di MA An-Nawawi seperti di bawaah ini:

1. Standar Isi

Standar Isi yang ada di MA An-Nawawi ada 5 poin yakni a) Pelaksanaan Worksop Metode dan model pembelajaran

b) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pengayaan dan pemantapan persiapan ujian c) Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

d) Pengadaan Ruang Layanan Konseling

e) Melengkapi kebutuhan kegiatan ekstrakurikuler 2. Standar Proses

3. Standar Proses yang ada di MA An-Nawawi ada 8 poin yakni 4. Penyusunan dan pengembangan program pembelajaran terintegrasi 5. Penyusunan dan review silabus

6. Supervisi program pembelajaran tindak lanjut hasil supervisi

7. Pengadaan buku penunjang mulok dan materi kurikulum terintegrasi

(9)

8. Pelatihan, diskusi, dan micro teaching

9. Pelaksanaan pembelajaran K13 revisi dan K13 terintegrasi 10. Supervisi pelaksanaan pembelajaran

11. Pelaksannaan penilaian kinerja guru 12. Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan yang ada di MA An-Nawawi ada 14 poin yakni a) Pelaksanaan bimbingan karier

b) Keikutsertaan dalam lomba akademik dan non akademik c) Pemberian beasiswa

d) Pemberian bantuan sosial e) Pengadaan laboratorium praktik f) Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler g) Pembinaan kegiatan minat peserta didik

h) Sholat dhuha dan jama’ah sholat dhuhur, mujahadah waqi’ah, asma’ul husna, kultum, 3S (senyum, sapa, salam)

i) Penerbitan makalah kalam

j) Mengadakan program kantin kejujuran k) Workshop keterampilan siswa

l) Mengadakan bina mental siswa

m) Pengadaan buku CR (Cummulative Record) n) Pengadaan peragaan dan pameran

13. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang ada di MA An-Nawawi ada 12 poin yakni

a) Pembayaran gaji GTY/KT dan honorarium GTT/PTT/KTT/Guru Tutorial b) Peningkatan kualifikasi akademik bagi yang belum S-2

c) Mengikuti PPG

d) Pengangkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan tetap di madrasah e) Transpot perjalanan dinas

f) Pembinaan dan pelatihan tenaga kependidikan tetap di madrasah g) Peningkatan profesionalisme guru

h) Pemberdayaan kegiatan MGMP rumpun madrasah dan KKMA i) Pelatihan tenaga pustakawan

j) Pelatihan tenaga IT

k) Pemberian reward untuk tenaga pendidik dan kependidikan yang teladan l) Pengembangan kewirausahaan kepala madrasah

14. Standar Sarana Prasarana

Standar Sarana Prasarana yang ada di MA An-Nawawi ada 20 poin yakni a) Rehab dan pembuatan kelas baru dan perawtan halaman

b) Pengadaan alat pramuka

c) Pengadaan kendaraan madrasah d) Pengadaan peralatan TIK e) Pengadaan peralatan kesenian

(10)

f) Pengadaan ruang dan peralatan uks g) Pengadaan media pembelajaran lain h) Pengadaan peralatan dapur

i) Pengadaan alat dn perlengkapan kebersihan j) Pengecatan gedung

k) Pengadaan KM/WC l) Pengadaan sarana olahraga m)Pengadaan sarana ibadah n) Pengadaan sound system o) Pengadaan lahan parkir

p) Pembuatan sertifikat tanah madrasah q) Pengadaan kantin sehat

r) Pengadaan gudang

s) Pengadaan ruang display karya siswa t) Program inventarisasi aset madrasah 15. Standar Pengelolaan

Standar Pengelolaan yang ada di MA An-Nawawi ada 11 poin yakni a) Rapat review Visi dan Misi madrasah

b) Penyusunan LPJ

c) Pembentukan tim pengembang madrasah d) Pelaksanaan EDM

e) Pembekalan 8 SNP kepada TPM, pelaksanaan RKM, RKT, dan RKAM f) Sosialisasi RKM melalui media online

g) Validasi data siswa, guru, dan karyawan h) Sosialisasi system pengelolaan data berbasis IT i) Perbaikan system jaringan internet

j) Monitoring dan evaluasi TPK k) Pemeriksaan kesehatan siswa 16. Standar Pembiayaan

Standar Pembiayaan yang ada di MA An-Nawawi ada 7 poin yakni a) Penyusunan RKAM

b) Penyusunan LPJ Keuangan dan pengiriman laporan c) Pengadaan belanja bahan

d) Bantuan beasiswa

e) Pemeliharaan sarana prasarana f) Daya dan jasa

g) Rapat komite, Rapat wali murid 17. Penilaian Pendidikan

Penilaian Pendidikan yang ada di MA An-Nawawi ada poin yakni a) Penetapan KKM madrasah

b) Pengembangan instrumen penilaian c) Kelengkapan administrasi pembelajaran d) Hasil evaluasi

e) Ulangan tengah semester f) Ulangan akhir semester

(11)

g) Ulangan kenaikan elas h) USBN

i) Ujian praktik j) UAMBN

k) Ujian mapel diniyyah l) Ujian nasional

m) Laporan hasil belajar n) Pemanfaatan hasil penilaian o) Penillaian proses dan hasil belajar

SIMPULAN

Dengan dilaksanakan Pendampingan Manajerial penyusunan RKS yang dilakukan secara kekeluargaan , Kepala Sekolah merasa terbantu dalam melaksanakan tugas tugasnya selaku kepala sekolah khususnya dalam penyusunan perencanaan sekolah. Pendampingan Manajerial Kepala Sekolah mampu menyusun RKS yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan.Yang pada awalnya sekolah tidak memiliki RKS dan tidak memiliki perencanaan, jadi setelah dibimbing melalui Pendampingan Manajerial menghsilkan Rencana Kerja Sekolah ( RKS ) yang sesuai dengan karakteristik sekolah masing masing, walaupun belum mencapai optimal namun sudah ada peningkatan. Pelaksanaan pendampingan oleh pengawas sekolah dengan Pendampingan Manajerial secara berlangsung dengan suasana kekeluargaan , kebersamaan , keterbukaan dan keteladanan. Disamping itu hubungan antara pengawas dengan Kepala Sekolah bersifat obyektif serta didasari hubungan manusiawi yang sehat. Selanjutnya interaksi antara pengawas dilandasi oleh nilai nilai tersebut melahirkan tanggungjawab bersama dalam upaya perbaikan pengelolaan sekolah .Masalah yang dihadapi dalam penerapan Pendampingan Manajerial ini adalah kurangnya waktu dalam penyusunan RKS mengingat tugas Kepala Sekolah sangat banyak dan komplek . Namun setelah terjadi proses pembinaan langung ke sekolah sekolah secara kekeluargaan, disamping pendampingan kelompok dan berdasarkan informasi kepala sekolah cara ini sangat efektif sehingga Kepala Sekolah bisa memiliki Rencana Kerja Sekolah ( RKS ) komprehensif. Hal ini sesuai dengan makna kata Pendampingan Manajerial pada dasarnya adalah suatu proses untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dan kemampuan seorang kepala sekolah atau sekelompok Kepala Sekolah dalam menyusun Rencana Kerja Sekolah ( RKS )

Disamping hal tersebut sekolah mimiliki RKS yang bertujuan untuk : (1) agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai ,

(2) mendukung koordinasi antar pelaku sekolah,

(3) adanya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan penganggaran, pelaksanaan dan

(12)

pengawasan.

(4) mengoptimalkan partisipasi masyarakat ,

(5) penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif dan berkelanjutan.

Dengan Pendampingan Manajerial kemampuan Kepala Sekolah dapat ditingkatkan utamanya kemampuan menyusun RKS.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Akhirin. 2018. “School Committee Performance in Minimum Service Standard of Basic Education.” Jurnal At-Tarbiyat : Jurnal Pendidikan Islam 3 (1): 41–53.

https://doi.org/10.37758/jat.v3i1.205.

Musolin, Muhlil. 2020. “Nilai Maqosid Al Syariah Dalam Pancasila Sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Dialog 43 (1): 59–74.

https://doi.org/10.47655/dialog.v43i1.346.

Salim, Nur, Moh Nasuka, and M Novailul Abid. 2018. “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar, Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar Melalui Strategi Direct Instruction.” Jurnal At-Tarbiyat : Jurnal Pendidikan Islam 3 (1): 67–85. https://doi.org/10.37758/jat.v3i1.202.

Hendarwan, Kendala-Kendala Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah (EDS), dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudyaan, Volume 20, Nomor 1, Maret 2014

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007. Standar Pengelolaan Pendidikan dan Rencana Strategis Kementrian Pendidikan Nasional 2010-2014

Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. Tahun 2015. Evaluasi Diri Sekolah

Undang-undang No. 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional

Undang-undang Nomer 25 Tahun 2004. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai untuk pelbagai segmen pelancong Kemudahan sukan yang disediakan berada dalam keadaan baik Kurang papan tanda Kurang tempat letak kereta Ketiadaan infrastruktur

Dengan adanya tokoh Bima baru, penulis berharap dapat menyampaikan pengalaman penulis dalam penciptaan dan menyatukan pengalaman penulis yang diwakilkan menggunakan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa remediasi menggunakan metode learning together memberikan perubahan positif yang signifikan

Hal ini dilihat dari meskipun tingkat kebutuhan wanita karir akan adanya ruang laktasi dan tingkat pengetahuan pemimpin BUMN atau orang yang ditunjuk mengenai PP RI

Dari penelitian sebelumnya, metabolit sekunder yang terdapat pada daun ternyata memiliki kerangka dasar yang berbeda jika dibandingkan dengan bagian-bagian lain dari tumbuhan

Harta kekayaan yang merupakan hasil tindak pidana ( dirty money ) ini berasal dari berbagai kejahatan baik skala nasional maupun internasional yang dilakukan secara

Makalah diseminarkan pada acara The International Seminar on Information and Communication Technology (ICT) in Education, tanggal 13-14 Februari 2009, di gedung KPLT FT UNY 4

pengadaan barang/jasa pemerintah. Surat menyurat dalam proses pengadaan barang/jasa dapat diibaratkan seperti sebuah lilin, siang hari tidak diperlukan, demikian juga di malam