• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Eksis ISSN : ISSN (online) Volume 15 No 2 Oktober 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Eksis ISSN : ISSN (online) Volume 15 No 2 Oktober 2019"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 15 No 2 Oktober 2019

Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 1

ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI SPEED BOAT FIBER GLASS PADA PT BUAN NUSA RESPATI SAMARINDA TAHUN 2014-2018

(Studi Kasus: pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Samarinda (2014- 2018)

Sucipto1), Farindika Metandi2), dan Novia Nurindah3) [email protected], [email protected], [email protected]

123 Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Samarinda

123 Jl. Cipto Mangunkusumo, Sungai Keledang, Kec. Samarinda Seberang Kota Samarinda, 75242

ABSTRACT

The objectives of this research is to determine the favorable variance for the cost of production of small marine speed boat fiber glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M PT Buran Nusa Respati Samarinda in 2014 s / d in 2018 and what causes favorable variance. The analytical method used is the analysis of variance. The result of the study shown that variance occurs in the production cost of small marine speed boat fiber glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M in 2014, 2015, 2016, 2017, and 2018 are the difference in production costs is the increase and decrease in the purchase price of raw materials and the amount of raw material purchases, the increase and decrease in the number and hourly rate processing employee and increase and decrease of factory overhead costs.

Keywords: Analysis of Variance, Cost of production, and Favorable Variance.

ABSTRAK

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya favorable variance (selisih yang menguntungkan) untuk biaya produksi small marine speed boat fiber glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M PT.Buran Nusa Respati Samarinda pada tahun 2014 s/d 2018 dan apa yang menyebakan terjadinya favorable variance (selisih yang menguntungkan). Metode analisis yang digunakan adalah analisis varians. Hasil Penelitian adalah Besarnya varians yang terjadi pada biaya produksi small marine speed boat fiber glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M tahun 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018 adalah adanya kenaikan dan penurunan harga beli bahan baku, jumlah pembelian bahan baku, kenaikan dan penurunan harga beli bahan baku, jumlah pembelian bahan baku. Kenaikan dan penurunan jumlah dan tarif per jam.

Kenaikan dan Penurunan biaya-biaya overhead pabrik.

Kata Kunci: Analisis Varians, Biaya Produksi, dan Favorable Variance

PENDAHULUAN Latar Belakang

Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan adalah suatu hal yang sangat penting. Secara umum telah diketahui bahwa tujuan didirikan suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan laba dan menjaga kelangsungan perkembangan usahanya. Tanpa adanya laba suatu perusahaan, baik perusahaan jasa, dagang dan manufaktur akan sulit berkembang. Suatu perusahaan harus memperoleh keuntungan yang maksimal untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya, yaitu dengan memperhatikan besar kecilnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoduksi suatu barang supaya biaya lebih efektif dan efisien karena perusahaan manufaktur dalam kegiatan mengolah bahan baku menjadi produk jadi melalui proses produksi tidak lepas dari unsur biaya. Dalam rangka inilah maka dikembangkan pemikiran dan pengkajian untuk medapatkan cara-cara yang lebih baik untuk menghasilkan biaya produksi secara efisien. Sebelum melakukan kegiatan produksi, perusahaan membuat anggaran yang merupakan alat pengendalian.

(2)

Volume 15 No 2 Oktober 2019

Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 2

PT.Buran Nusa Respati adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kapal besi atau baja dan small marine speed boat fiber glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M (galangan) dan juga melayani pengadaan barang dan jasa khususnya penyewaan alat angkutan laut atau sungai yaitu pengadaan/sewa speed boat beserta tug boat dan landing craft transfport. Small Marine Speed boat fiber glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M merupakan alat transfortasi yang paling banyak diminati oleh perusahaan lain untuk dibeli atau disewakan pada PT.Buran Nusa Respati, Small Marine Speed Boat Fiber Glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M merupakan produk utama yang diproduksi dan pengerjaanya terbilang tidak lama, oleh karena itu hanya small marine speed boat fiber glass yang akan diteliti. Dibawah ini adalah presentase permintaan penyewaan small marine speed boat fiber glass, sea trug, dan tug boat.

Tabel 1.1

Tabel Permintaan Penyewaan Small Marine Speed Boat Fiber Glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M , Sea Truck, dan Tug Boat Pada PT Buran Nusa Respati Tahun 2014 s/d 2018

Dari Tabel 1.1 menunjukan persentase permintaan penyewaan tiga produk utama yang ada di PT Buran Nusa Respati Samarinda yaitu Small Marine Speed Boat Fiber Glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M, Sea Truck, dan Tug Boat. Berdasarkan Tabel diatas permintaan penyewaan Small Marine Speed Boat Fiber Glass menunjukan persentase paling tinggi dibandingkan dengan dua produk lainnya oleh karena itu Small Marine Speed Boat Fiber Glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M yang dipilih untuk diteliti.

Berdasarkan dari penelitian skripsi tahun 2015 pada PT Buran Nusa Respati terjadi selisih tidak menguntungkan antara anggaran dengan realisasinya yaitu pada tahun 2011 menunjukan varians unfavorable sebesar Rp 5.627.226 dan pada tahun 2012 menunjukan varians favorable sebesar Rp 34.958.444. Dengan adanya penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besarnya selisih (varians) yang terjadi merupakan indikasi bahwa pengendalian Dalam hal ini akan menyebabkan kerugian yang semakin besar bagi pihak manajemen.

Mengingat pentingnya anggaran tersebut bagi pihak manajemen perusahaan maka peneliti merasa perlu untuk membahas masalah tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi

Manurung (2011:1) “Akuntansi adalah proses mencatat semua kejadian yang bersifat keuangan (transaksi) dan melaporkannya dalam bentuk yang lazim untuk dikomunikasikan kepada pengguna.” Menurut suwarjono (2002) akuntansi didefinisikan sebagai seni pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan transaksi yang bersifat keuangan yang terjadi dalam suatu perusahaan.”

Akuntansi Biaya

Mulyadi (2002:12) “Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam mwmonitor dan merekam transaksin biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Akuntansi biaya saat ini ditujukan untuk menyajikan informasi biaya bagi manajemen baik biaya produksi maupun non produksi.” Supriyono (2012:12) “Akuntansi biaya adalah salah satu cabang

Tahun

Speed Boat

Fiber Glass Sea Truck

Tug Boat

2014 81 70 35

2015 78 60 50

2016 83 70 64

2017 79 65 60

2018 84 72 68

(3)

Volume 15 No 2 Oktober 2019

Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 3

akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.” Yadiati (2010:11) “Akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang menekankan kegiatan pada penetapan biaya Kontrol atas biaya. Terutama yang berhubungan dengan biaya produksi suatu barang.”

Biaya

Mulyadi (2014:8) menyatakan bahwa “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.” Supriyono (2012:16) menyatakan bahwa “Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.” Mursyidi (2008:14)

“Biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini atau masa yang akan datang.”

Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya produksi sering disebut sebagai biaya pabrikasi atau biaya pabrik. Kuswadi (2005:22 ) “Biaya produksi berkaitan dengan perhitungan beban pokok produksi atau beban pokok penjualan. Beban produksi terdiri atas biaya bahan baku dan bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik”. Salman dan Farid (2016:33) “Biaya Produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyedia jasa. Biaya produksi meliputi bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik”.

Anggaran

Horngen dan Foster (2006:211) “Anggaran adalah alat akuntansi yang umum digunakan perusahaan untuk merencanakan dan mengawasi hal-hal yang harus dilakukan untuk memuaskan pelanggan dan memperoleh sukses di pasar.” Carter dan Usry (2006:13) “Anggaran adalah pernyataan terkuantifikasi dan tertulis dari rencana manajemen. Seluruh tingkatan manajemen sebaiknya terlibat dalam membuatnya. Anggaran yang dapat dilaksanakan meningkatkan koordinasi dari pekeja, klarifikasi kebijakan, dan kristalisasi rencana.”

Biaya Standar

Mulyadi (2014:387) “Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu.”

Sed angkan M enurut Usry Lawren (2001:11) “Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk meproduksi satu unit atau sejumlah unit produk selama periode tertentu dimasa datang”.

Analisis Varians

Kuswandi (2005:167) Dalam “Varians adalah selisih antara biaya standard dan biaya aktual. Varians dianggap baik apabila biaya aktualnya lebih kecil daripada biaya standar. Sebaliknya, dianggap tidak baik apabila biaya aktualnya lebih tinggi dari pada biaya standar. Dengan membandingkan biaya standard dan biaya aktual, setiap karyawan diharapkan dapat memperhatikan penyimpangan, penyimpangan yang terjadi dan dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.” Bastian dan Bustami “Varians adalah selisih antara biaya aktual dengan standar yang ditetapkan sebelum kegiatan operasi perusahaan dilakukan. Varians tersebut menyangkut tiga elemen biaya produksi yaitu : Varians Bahan Baku, Varians Tenaga Kerja, dan Varians Overhead Pabrik.”

METODE PENELITIAN

Salah satu fungsi dari manajemen yaitu perencanaan (Planning). Berikut ini penulis menguraikan variable- variabel yang terkait atas dasar keadaan relevan perusahaan, antara lain :

(4)

Volume 15 No 2 Oktober 2019

Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 4

1. Analisis

Analisis yang dilakukan pada PT Buran Nusa Respati berfokus terhadap suatu produksi yang telah dilalui pada tahun 2014-2018

2. Anggaran

Anggaran adalah rencana yang telah ditetapkan oleh manajemen pada PT Buran Nusa Respati Samarinda dengan tujuan sebagai pedoman kerja.

3. Realisasi

Realisasi adalah Biaya yang telah dikeluarkan atau yang telah terjadi pada PT Buran Nusa Respati Samarinda.

4. Bahan Baku Bahan Baku yang digunakan dalam pembuatan small marine speed boat fiber glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M terdiri dari Hemilton Jet 273, Kayu, Stir Speed Boat, Hidrolik, Life Jacket, Kaca Speed boat, Seat Pessenger, Fireman Tube, GPS, Ban, Lampu Sorot, Lampu Kabut Kuning, Lampu Jalan Merah Hijau, Lampu Kabin, Lampu Kamar Mesin, P. Super White, P. Signal Red, P. Brigh Blue, P. Ancausa Blue, P. Black, P. Dolphin Green, P. Super White Jadi, P. French Blue, Mat 450, Mat 300, Roving, Resin Justus, Jilgut Justus, Resin Arindo, Catalis, Cobal, Erosil, Talk, Miror Giaze, Miror Arindo.

Produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan atau menghasilkan atau menambah nilai guna terhadap suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan oleh orang atau badan. Produksi yang dilakukan oleh PT Buran Nusa Respati adalah produksi satuan KWH (Kilo Watt Hours) Listrik.

5. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja merupakan nilai harga yang dibebankan oleh PT Buran Nusa Respati untuk penggunaan tenaga kerja manusia yang bekerja pada PT Buran Nusa Respati, baik pekerja operasional dan perawatan maupun pekerja lainnya. Ada 5 jenis tenaga kerja dalam pembuatan speed boat fiber glass yaitu Carpenter, Fiberglass, Eletrik, Helper, dan Mekanik.

6. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik PT Buran Nusa Respati adalah seluruh biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku atau tenaga kerja langsung, seperti biaya bahan penolong, biaya pajak bumi dan bangunan, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan kendaraan, biaya listrik, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya telepon.

Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Buran Nusa Respati Pada bulan Februari 2019 April 2019.

Metode Analisis Data Analisis Varians

Analisis penyimpangan biaya produksi digunakan untuk mencari penyebab terjadinya varians produksi. Adapun rumus-rumus varians biaya prooduksi yang dipakai sebagai berikut :

1. Selisih Biaya Bahan Baku a. Selisih Harga Bahan Baku

Menurut Supriyono (2012:103), selisih harga bahan baku dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

SHB = (HS – HSt) KS Keterangan :

SHB = Selisih Harga Bahan Baku

HS = Harga Beli Sesungguhnya setiap tahun KS = Kuantitas Sesungguhnya yang dibeli HSt = Harga Beli Standar setiap tahun

(5)

Volume 15 No 2 Oktober 2019

Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 5

Dalam menghitung selisih harga bahan baku dapat ditentukan apakah sifat selisih harga menguntungkan atau tidak menguntungkan yaitu apabila :

HS < HSt, maka selisih harga tidak menguntungkan (unfavorable) HS < HSt, maka selisih harga menguntungkan (favorable)

b. Selisih Kuantitas Bahan Baku

Menurut Supriyono (2012:105), selisih kuantitas bahan baku dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

SKB = (KS – KSt) HSt Keterangan :

SKB = Selisih Kuantitas Bahan Baku

KS = Kuantitas Sesungguhnya bahan baku dipakai KS = Kuantitas Standar atas bahan baku dipakai HSt = Harga Beli Standar bahan baku dipakai

Selisih kuantitas bahan baku apakah menguntungkan atau tidak menguntungkan dapat ditentukan sebagai berikut :

KS > KSt, maka selisih kuantitas tidak menguntungkan (Unfavorable) KS < KSt, maka selisih kuantitas menguntungkan (favorable)

2. Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung a. Selisih Tarif Upah Langsung

Menurut Supriyono (2012:107), selisih tariff upah langsung dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

STU = (TS – TSt) JS Keterangan :

STU = Selisih tarif Upah Langsung

TS = Tarif Sesungguhnya dari upah langsung perjam TSt = Tarif standar dari upah langsung perjam JS = Jam Sesungguhnya

Dalam menghitung selisih tarif upah langsung dapat ditentukan apakah selisih menguntungkan atau tidak menguntungkan yaitu apabila :

TS > TSt, maka selisih tarif upah langsung sifatnya tidak menguntungkan (Unfavorable) TS < TSt, maka selisih tarif upah langsung sifatnya menguntungkan (favorable)

A. Selisih Efisiensi Upah Langsung

Menurut Supriyono (2012:109), selisih efisiensi upah langsung dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

SEUL = (TSt x JS) – (TSt x JSt) SEUL = (JS – JSt) TSt

Keterangan :

SEUL = Selisih efisiensi upah langsung

TSt = Tarif Standar dari upah langsung perjam JS = Jam Sesungguhnya

JSt = Jam Standar

(6)

Volume 15 No 2 Oktober 2019

Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 6

Dalam Menghitung selisih efisiensi upah langsung dapat ditentukan apakah sifat selisih menguntungkan atau tidak menguntungkan yaitu apabila :

JS > JSt, maka selisih efisiensi upah langsung tidak menguntungkan (unfavorable) JS < JSt, maka selisih efisiensi upah langsung menguntungkan (favorable)

B. Selisih Biaya Overhead Pabrik a. Selisih Anggaran

Menurut Supriyono (2012:115), selisih anggaran dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut ; SA = BOPS – AFKS ....(3.5)

Keterangan :

SA = Selisih Anggaran

BOPS = Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

AFKS = Anggaran Fleksibel pada Kapasitas Sesungguhnya KS = Kapasitas Sesungguhnya

TV = Tarif Variabel KN = Kapasitas Normal TT = Tarif Tetap

Dalam menghitung selisih anggaran dapat ditentukan apakah sifat selisih menguntungkan atau tidak menguntungkan yaitu apabila :

BOPS > AFKS, maka biaya sesungguhnya lebih besar dibandingkan biaya dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya, maka selisih anggaran sifatnya tidak menguntungkan (Unfavorable)

BOPS < AFKS, maka biaya sesungguhnya lebih kecil dibandingkan biaya dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya, maka selisih anggaran sifatnya menguntungkan (favorable).

b. Selisih Efisiensi Tetap

Menurut Supriyono (2012:118), selisih efisiensi tetap dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : SET = KS x TT) – (KSt – TT)

= (KS – KSt) TT Keterangan :

SET = Selisih Efisiensi Tetap KS = Kapasitas Sesungguhnya KSt = Kapasitas Standar TT = Tarif Tetap

Dalam menghitung selisih efisiensi tetap dapat ditentukan apakah sifat selisih menguntungkan atau tidak menguntungkan yaitu apabila :

KS > KSt, Selisih efisiensi tetap sifatnya tidak menguntungkan (Unfavorable) KS < KSt, Selisih efisiensi tetap sifatnya menguntungkan (favorable)

c. Selisih Efisiensi Variabel

Menurut Supriyono (2012:118), selisih efisiensi variable dapat dihitung meng-gunakan rumus sebagai berikut :

SEV = ( KS x TV) – (KSt x TV) = (KS – KSt) TV

Keterangan :

(7)

Volume 15 No 2 Oktober 2019

Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 7

SEV = Selisih Efisiensi Variabel KS = Kapasitas Sesungguhnya KSt = Kapasitas Standar TV = Tarif Variabel

Dalam menghitung selisih efisiensi variable dapat ditentukan apakah sifat selisih menguntungkan atau tidak menguntungkan yaitu apabila :

1. KS > KSt, Selisih Efisiensi variable sifatnya tidak menguntungkan (Unfavorable) 2. KS < KSt, Selisih Efisiensi variable sifatnya menguntungkan (favorable)

Hasil Penelitian

Analisis Varian Bahan Baku

Analisis varians bahan baku terdiri dari varians harga dan efisiensi penggunaan 1. Analisis Varians Harga Bahan Baku

Analisis varians harga bahan baku disajikan dalam perhitungan berikut : Analisis Varian Biaya Bahan Baku Tahun 2014 :

SHB = (HS – HSt) KS

SHB = (Rp 1.206.800.750 – Rp 1.215.204.150) 1 SHB = Rp 8.403.400 x 1

= Rp 8.403.400 (favorable)

Analisis Varian Biaya Bahan Baku Tahun 2015 : SHB = (HS – HSt) KS

SHB = (Rp 1.220.911.950 – Rp 1.232.499.150) SHB = Rp 11.587.200 x 1

= Rp 11.587.200 (favorable)

Analisis Varian Biaya Bahan Baku Tahun 2016 : SHB = (HS – HSt) KS

SHB = (Rp 1.223.658.450 – Rp 1.233.204.150 ) SHB = Rp 9.545.700 x 1

= Rp 9.545.700 (favorable)

Analisis Varian Biaya Bahan Baku Tahun 2017 : SHB = (HS – HSt) KS

SHB = (Rp 1.231.840.750 – Rp 1.232.499.150) 1 SHB = Rp 658.400 x 1

= Rp 658.400 (favorable)

Analisis Varian Biaya Bahan Baku Tahun 2018 : SHB = (HS – HSt) KS

SHB = (Rp 1.276.839.350 – Rp 1.277.065.500) SHB = Rp 226.150 x 1

= Rp 226.150 (favorable) Analisis Varians Tenaga Kerja

Analisis Varians Tenaga Kerja akan disajikan pada table berikut :

1. Analisis varian Tenaga Kerja Berdasarkan Selisih Tarif Upah Langsung disajikan dalam perhitungan berikut :

Analisis Selisih Tarif Upah Langsung Tahun 2014 : STU = (TS – TSt) JS

(8)

Volume 15 No 2 Oktober 2019

Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 8

STU = (Rp 14.960 – Rp 14.857) 20.000 (Jam) = (Rp 103) 20.000

= Rp 2.060.000 (Favorable)

Analisis Selisih Tarif Upah Langsung Tahun 2015 : STU = (TS – TSt) JS

STU = (Rp 15.012 – Rp 15.403) 20.010 (Jam) = (Rp -391) 20.010

= Rp 7.823.910 (Unfavorable)

Analisis Selisih Tarif Upah Langsung Tahun 2016 : STU = (TS – TSt) JS

STU = (Rp 15.267 – Rp 15.495) 19.700 (Jam) = (Rp -228) 19.700

= Rp 4.491.600 (Unfavorable)

Analisis Selisih Tarif Upah Langsung Tahun 2017 : STU = (TS – TSt) JS

STU = (Rp 16.137 – Rp 16.078) 19.850 (Jam) = (Rp 59) 19.850

= Rp 1.171.150 (favorable)

Analisis Selisih Tarif Upah Langsung Tahun 2018 : STU = (TS – TSt) JS

STU = (Rp 17.636 – Rp 16.891) 19.680 (Jam) = (Rp 745) 19.680

= Rp 14.661.600 (favorable)

2. Analisis Varian Biaya Tenaga Kerja Langsung Berdasarkan Selisih Upah Langsung disajikan dalam perhitungan berikut :

Analisis Varian Selisih Efisiensi Upah Langsung Tahun 2014 : SEUL = (JS – JSt) TSt

SEUL = (20.000 – 19.840) Rp 14.857 SEUL = (160) Rp 14.857

SEUL = Rp 2.377.161 (Favorable)

Analisis Varian Selisih Efisiensi Upah Langsung Tahun 2015 : SEUL = (JS – JSt) TSt

SEUL = (20.010 – 19.900) Rp 15.403 SEUL = (110) Rp 15.403

SEUL = Rp 1.694.310 (Favorable)

Analisis Varian Selisih Efisiensi Upah Langsung Tahun 2016 : SEUL = (JS – JSt) TSt

SEUL = (19.700 – 19.850) Rp 15.495 SEUL = (-150) Rp 15.495

SEUL = Rp 2.324.222 (Unfavorable)

Analisis Varian Selisih Efisiensi Upah Langsung Tahun 2017 : SEUL = (JS – JSt) TSt

SEUL = (19.850 – 19.900) Rp 16.078 SEUL = (-50) Rp 16.078

SEUL = Rp 803.910 (Unfavorable)

Analisis Varian Selisih Efisiensi Upah Langsung Tahun 2018 : SEUL = (JS – JSt) TSt

(9)

Volume 15 No 2 Oktober 2019

Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 9

SEUL = (19.680 – 20.100) Rp 16.891 SEUL = (-420) Rp 16.891

SEUL = Rp 7.094.364 (Unfavorable) Selisih Anggaran

SA = BOPS - BOPKSt Selisih Efisiensi Tetap

Analisis Varian Selisih Efisiensi Tetap disajikan dalam perhitungan berikut : Analisis Varian Selisih Efisiensi Tetap Tahun 2014 :

SET = (KS – KSt) Tt

SET = (20.000 – 19.840) Rp 7.428 SET = (160) Rp 7.428

= Rp 1.188.503 (Favorable)

Analisis Varian Selisih Efisiensi Tetap Tahun 2015 : SET = (KS – KSt) Tt

SET = (20.010 – 19.900) Rp 7.390 SET = (110) Rp 7.390

= Rp 812.850 (Favorable)

Analisis Varian Selisih Efisiensi Tetap Tahun 2016 : SET = (KS – KSt) Tt

SET = (19.700 – 19.850) Rp 7.408 SET = (-150) Rp 7.408

= Rp 1.111.242 (Unfavorable)

Analisis Varian Selisih Efisiensi Tetap Tahun 2017 : SET = (KS – KSt) Tt

SET = (19.850 – 19.900) Rp 7.395 SET = (-50) Rp 7.395

= Rp 369.750 (Unfavorable)

Analisis Varian Selisih Efisiensi Tetap Tahun 2018 : SET = (KS – KSt) Tt

SET = (19.680 – 20.100) Rp 7.428 SET = (-420) Rp 7.322

= Rp 3.075.077 (Unfavorable) Selisih Efisiensi Variabel

Analisis Varian Biaya Tenaga Kerja Berdasarkan Selisih Efisiensi Variabel Analisis Varian Selisih Efisiensi Variabel tahun 2014 :

SEV = (KS – KSt) TV

SEV = (19.840 – 20.000) Rp 3.327 SEV = (160) Rp 3.327

SEV = Rp 532.258 (Unfavorable)

Analisis Varian Selisih Efisiensi Variabel tahun 2015 : SEV = (KS – KSt) TV

SEV = (19.900 – 20.010) Rp 2.915 SEV = (110) Rp 2.915

(10)

Volume 15 No 2 Oktober 2019

Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 10

SEV = Rp 320.603 (Unfavorable)

Analisis Varian Selisih Efisiensi Variabel tahun 2016 : SEV = (KS – KSt) TV

SEV = (19.850 – 19.700) Rp 2.922 SEV = (150) Rp 2.922

SEV = Rp 438.287 (favorable)

Analisis Varian Selisih Efisiensi Variabel tahun 2017 : SEV = (KS – KSt) TV

SEV = (19.900 – 19.850) Rp 3.417 SEV = (50) Rp 3.417

SEV = Rp 170.854 (favorable)

Analisis Varian Selisih Efisiensi Variabel tahun 2018 : SEV = (KS – KSt) TV

SEV = (20.100 – 19.680) Rp 3.383 SEV = (160) Rp 3.383

SEV = Rp 1.420.896 (favorable) PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Standar harga bahan baku selama tahun 2014 telah ditetapkan oleh PT Buran Nusa Respati Samarinda dengan realisasi harga yang selalu berubah- ubah mengakibatkan terjadinya selisih baik favorable maupun unfavorable.

varians menyatakan favorable yaitu sebesar Rp. 8.403.400 selama 3 bulan proses pembuatan small marine speed boat fiber glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M. Terjadinya selisih varians ini disebabkan naiknya nilai mata uang rupiah dilihat dari pembelian 2 bahan baku utama yaitu mesin dan jet yang menggunakan mata uang asing.

Sedangkan untuk bahan baku lainnya terjadi selisih varian dikarenakan naik turunnya harga bahan baku yang ditetapkan supplier.

Standar Kauntitas Bahan Baku selama tahun 2014 telah ditetapkan oleh PT Buran Nusa Respati Samarinda dengan realisasi kuantitas yang berubah ubah dikarenakanperbedaan jumlah kuantitas bahan baku yang digunakan khususnya untuk bahan pewarna yang berbeda beda setiap pembuatan small marine speed boat fiber glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M mengakibatkan terjadinya selisih baik favorable maupun unfavorable. Varians yang menyatakan unfavorable yaitu sebesar Rp. 1.061.800 dan varians yang menyatakan favorable yaitu sebesar Rp.

1.199.000 selama 3 bulan proses pembuatan small marine speed boat fiber glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M.

Terjadinya selisih varians ini disebabkan kuantitas bahan baku yang digunakan berbeda-beda setiap pembuatan small marine speed boat fiber glass 7.20 M x 2.40 M x 1.25 M khususnya untuk bahan pewarna.

Hasil perhitungan dari selisih upah langsung menunjukkan pada tahun 2014 terjadi selisih menguntungkan (favorable) yaitu sebesar Rp 2.060.000,- dikarenakan oleh tarif upah langsung sesungguhnya ternyata lebih kecil dari tarif upah langsung yang distandarkan. Kenaikan tarif upah langsung yang terjadi dikarenakan oleh bahan baku yang diproduksi lebih kecil dari yang dianggarkan sehingga mempengaruhi tarif upah langsung menjadi lebih kecil.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan 3 metode yaitu Analisis Varian Biaya berdasarkan Selisih Anggaran, Analisis Varian Biaya berdasarkan Selisih Efisiensi Tetap, Analisis Varian Biaya berdasarkan Selisih Efisiensi Variabel dapat diketahui dari perhitungan diatas BOPS merupakan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, BOPKSt merupakan biaya overhead pabrik yang distandarkan.

Hasil perhitungan selisih anggaran menunjukkan pada tahun 2014 terjadi selisih tidak menguntungkan (unfavorable) sebesar Rp 11.581.692,- pada tahun 2015 terjadi selisih tidak menguntungkan sebesar Rp 7.821.944,- pada tahun 2016 terjadi selisih tidak menguntungkan sebesar Rp 7.821.944,- pada tahun 2017 terjadi selisih tidak menguntungkan Rp 5.028.424,- Faktor penyebab biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih besar disebabkan jumlah pemakaian bahan baku lebih besar dalam proses produksi mengakibatkan biaya-biaya proses

(11)

Volume 15 No 2 Oktober 2019

Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 11

produksi yang sesungguhnya lebih besar dari yang dianggarkan. pada tahun 2018 terjadi selisih menguntungkan yaitu sebesar Rp 7.542.636,- dikarenakan oleh biaya overhead pabrik yang sesungguhnya lebih kecil dari biaya overhead yang distandarkan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT Buran Nusa Respati Samarinda terhadap anggaran yang seharusnya terjadi dengan realisasi yang sebenarnya terjadi, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

a. Selisih Biaya Bahan Baku

Pada tahun 2014-2018 terjadi selisih menguntungkan yang disebabkan oleh penurunan jumlah pemakaian bahan baku yang distandarkan dan turunnya harga bahan baku. Pada Tahun 2014 varians yang terjadi menunjukkan varians menguntungkan (favorable) sebesar Rp 6.225.000,- pada tahun 2015 varian yang terjadi menunjukkan varians menguntungkan sebesar Rp 12.135.000,- tahun 2016 varian yang terjadi menunjukkan varians menguntungkan sebesar Rp 6.579.100,- tahun 2017 varian yang terjadi menunjukkan varians menguntungkan sebesar Rp 1.234.600,- dan pada tahun 2018 menunjukkan varians menguntungkan sebesar Rp 4.214.350,- Sedangkan untuk bahan baku lainnya yang terjadi selisih varians unfavorable dikarenakan naiknya harga yang ditetapkan supplier.

b. Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung

Pada tahun 2014-2015 terjadi selisih menguntungkan (favorable) dikarenakan tarif sesungguhnya tenaga kerja langsung per jam lebih kecil dari tarif standar tenaga kerja per jam dan pada tahun 2016-2018 terjadi selisih tidak menguntungkan karena tarif sesungguhnya tenaga kerja langsung per jam lebih besar dari tarif standar tenaga kerja per jam.

c. Selisih Biaya Overhead Pabrik

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan 3 metode dapat diketahui bahwa pada metode selisih anggaran pada tahun 2014-2018 terjadi selisih yang tidak menguntungkan dikarenakan oleh biaya overhead pabrik yang sesungguhnya lebih besar dari biaya overhead yang distandarkan. Pada metode selisih efisiensi tetap terdapat selisih menguntungkan yang terjadi pada tahun 2014-2015 dikarenakan dikarenakan oleh kapasitas operasi mesin sesungguhnya lebih kecil dari kapasitas operasi mesin standar.

SARAN

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Penetapan Standar untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik hendaknya lebih cermat dengan memperhatikan faktor-faktor baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan agar varians yang terjadi dapat diminimalisir.

2. Standar sebagai alat pengendalian biaya hendaknya ditinjau secara periodik agar selalu up to date karena standar yang tidak pernah ditinjau tidak dapat dipakai sebagai alat pengendalian biaya yang akurat.

DAFTAR RUJUKAN

Afifah Lutfi Nurazizah. 2013. Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada PT Wijayanti Nganjuk. Universitas Brawijaya Malang.

Febryna Islamiyyah. 2015. Analisis Varians Biaya Produksi Speed Boat Fiber Glass Pada PT Buran Nusa Respati Samarinda. Politeknik Negeri Samarinda.

Murniati, 2017. Analisis Varians Biaya Produksi Pada PT. Perkebunan Nusantara XIII Pabrik Minyak Sawit Samuntai Tahun 2016. Skripsi. Politeknik Negeri Samarinda.

(12)

Volume 15 No 2 Oktober 2019

Sosial, Ekonomi dan Bisnis Halaman 12

Stefan Danies Woro. 2014. Penerapan Biaya Standar Sebagai Alat Bantu Pengendalian Produksi Pada UKM Kerupuk Tengiri. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Adolph Matz (1997). Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian. Edisi 9, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Al. Haryono Jusup. Dasar-dasar Akuntansi. Edisi . Badan Penerbit Universitas Gajah Mada.

Elvy Maria Manurung. 2011. Akuntansi Dasar : Untuk Pemula. Penerbit Erlangga dan Pencetakan PT. Gelora Aksara Pratama.

Harrison Jr, W.T., Horngren, C.T., Thomas, C.W., & Suwardy, T. (2011). Akuntansi Keuangan: International Financial Reporting Standard – IFRS (8th ed.). Erlangga, Penerjemah. Jakarta: Erlangga.

Horngren. Charles T. (2006). Akuntansi Biaya (12nd ed.). Jakarta: Erlangga.

Kuswandi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. Jakarta:

PT Elex Media Komputindo.

Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya. (edisi 5). Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Supriyono, R.A. (2012). Akuntansi Biaya: Perencanaan Dan Pengendalian Biaya Serta Pembuatan Keputusan (2nd ed.). Yogyakarta: BPFE

Suwarjono (2002). Pengantar Akuntansi 1. Jakarta: Erlangga. Suatu Pendekatan Terhadap Siklus Akuntansi.

Yadiati, Winwin (2010) Akuntansi Biaya. Jakarta : Kecncana Prenada Media Group

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online – Arti Kata Analisis.

http://kbbi.web.id/analisis. (Diaskes 02 Desember 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Mahadi Saputra, Universitas Pamulang (Jurnal Pemasaran Kompetitif ISSN No.print 2598-0823 Vol. 2 No.1 Oktober 2018) mengenai “Pengaruh

bahwa dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah Kabupaten Aceh Barat Daya sesuai pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan pembelajaran yang diajarkan oleh guru kepada siswa di kelas VII SMPN 8 Lembah Gumanti Kabupaten Solok sudah terlaksana dengan

Hal-hal yang ditemukan dari penelitian ini jaksa di Kejaksaan Negeri Medan dan pembimbing kemasyarakatan BAPAS Klas I Medan belum optimal melaksanakan tugas pengawasan dan

Dirancang untuk secara efisien menerapkan horsepower yang lebih tinggi dari engine 3512C, transmisi power shift planetary yang telah terbukti ini dibuat dengan kokoh untuk

Jadi, dalam penerjemahan teks yang memiliki tingkat kebermarkahan yang tinggi ini, jelaslah bahwa selain menggunakan metode yang tidak kaku, penerjemah juga harus

; Bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2008 (y-on-y), PDRB Jawa Tengah triwulan III-2009 ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,5 persen, dimana semua sektor

Berdasarkan hasil analisis ragam, daya cerna pati garut modifikasi 3 siklus dengan waktu gelatinisasi 15 dan 30 menit menghasilkan daya cerna yang tidak