• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBINAAN KEAGAMAAN ISLAM TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SHALAT (Studi Kasus Pada Anak-Anak Keluarga Petani Di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2015) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PEMBINAAN KEAGAMAAN ISLAM TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SHALAT (Studi Kasus Pada Anak-Anak Keluarga Petani Di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2015) - Test Repository"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PEMBINAAN KEAGAMAAN ISLAM

TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SHALAT (Studi

Kasus Pada Anak-Anak Keluarga Petani Di Dusun Kerep

Desa Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2015)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

AJI ABIDIN

NIM 111 11 026

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

“Jika kamu bersungguh

-sungguh dalam melakukan sesuatu,

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Penulis Persembahkan Untuk:

1. Kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda M. Kirom dan Ibunda Siti

Fatimah yang karena segala limpahan kasih sayang, pengorbanan dan

doanya penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini dengan

baik dan lancar. Semoga Allah swt selalu dan akan selalu melimpahkan

rahmat, kasih sayang, dan kucuran karunia kesehatan bagi beliau berdua.

2. Kakak Erna Fatmawati, adik Ali Mujahidin, dan teman spesialku yang

telah banyak berkorban untuk kelancaran studi penulis.

3. Dr. M. Zulfa, M.Ag. yang membimbing dan memotifasi penulis dengan

sabar dari bangku studi sampai terselesaikannya skripsi ini.

4. Seluruh dosen di IAIN Salatiga yang telah memberika hikmah dan

pengajaran, motifasi dan apresiai, sehingga penulis selalu bersemangat

untuk terus maju dan berkembang, semoga Allah membalas segala amal

dan menjadikannya ladang ilmin tuntafa’u bihyang terus mengalir dan

menyebar. Sehat dan panjang umur untuk beliau semua.

5. Semua guruku yang mendidik dan mengajarkanku tentang pentingnya

ilmu dan arti hidup.

6. Keluarga besar dan sahabat di BIRO TAZKIA, teruskan karya yang

bermanfaat, di manapun dan kapanpun.

7.

Teman, rekan, sahabat selama studi di IAIN Salatiga semua angkatan, terkhusus angkatan 2011, dan semua yang rekan yang mendukung dan

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini sebagai salah satu persyaratan wajib untuk dapat memperoleh gelar Sarjana

Srata Satu Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Tak

lupa sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemui hambatan, tetapi

dengan rahmat-Nya dan perjuangan penulis serta bantuan berbagai pihak sehingga

skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak

terima kasih atas segala nasehat, bimbingan, dukungan, dan bantuannya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Kajur PAI IAIN Salatiga.

4. Bapak Dr. M. Zulfa, M. Ag. selaku pembimbing skripsi sekaligus

pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, pengarahan,

dan sumbangan pemikiran terbaiknya dalam masa bimbingan hingga

(9)
(10)

x ABSTRAK

Abidin, Aji 2015. 11111026. Pengaruh Pembinaan Keagamaan Islam Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat (Studi Kasus Pada Anak-Anak Keluarga Petani Di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2015). Pembimbing: Dr. H. M. Zulfa M.Ag.

Kata kunci: Keagamaan Islam, ibadah shalat anak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) pembinaan keagamaan Islam di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2015, 2) pengamalan ibadah shalat di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang Kab.Semarang Tahun 2015, 3) Ada tidaknya Pengaruh Pembinaan Keagamaan Islam Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat Anak (Studi Kasus Pada Anak-Anak Keluarga Petani Di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2015). Alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, angket, dan dokumentasi. Yang menjadi subjek penelitian adalah anak yaitu 30 orang, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik random sampling.

Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis statistik, dengan menggunakan rumus product moment. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara Pembinaan Keagamaan Islam Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Petani Di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2015). Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket dari pembinaan keagamaan Islam yang memperoleh kategori tinggi mencapai 80%, kategori sedang 20% dan kategori rendah 0%. Sedangkan hasil untuk pengamalan ibadah shalat anak yang memperoleh kategori tinggi mencapai 13,33%, kategori sedang mencapai 70% dan kategori rendah 16,67%. Dari analisis yang telah dilakukan secara sistematik diperoleh hasil akhirya itu hasil

rhitung (rh) sebesar 0,609 berada di atas rtabel (rt) pada taraf signifikan 5% yaitu

0,361 dengan N = 30.

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN... vii

(12)

xii BAB II : LANDASAN TEORI

1. Pembinaan Keagamaan Islam ... 18

a. Keagamaan Islam ... 18

b. Pembinaan ………... 19

2. Bentuk-bentuk Pembinaan Keagamaan Islam ... 20

a. Agama Sebagai Kebutuhan Psykhis Yang Perlu Dipenuhi... 20

1. Rasa Kasih Sayang ... 21

4. Pengaruh Pembinaan Keagamaan Islam Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat ... 41

BAB III : LAPORAN PENELITIAN A.Gambaran Objek penelitian ... 43

1. Letak Geografis ... 43

(13)

xiii

B. Penyajian Data ... 47

1. Daftar Nama Responden ... 49

2. Hasil Jawaban Angket Pembinaan Keagamaan Islam ... 50

3. Hasil Jawaban Rating Scala Pengamalan Ibadah Shalat Anak 52

BAB IV :ANALISA DATA A.Analisis Pertama ... 56

B.Analisis Kedua ... 63

C.Analisis Ketiga ... 70

D.Analisis Lanjutan ... 74

BAB V :PENUTUP A.Kesimpulan ... 76

B.Saran ... 78

C.Penutup ... 79

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Tabel Mata Pencaharian Penduduk

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 3 : Jumlah Sarana dan Prasarana

Tabel 4 : Daftar Nama Responden

Tabel 5 : Jawaban Angket Tentang Pembinaan Keagamaan Islam

Tabel 6 : Jawaban Rating Scala Tentang Pengamalan Ibadah Shalat Anak

Tabel 7 : Daftar Nilai Hasil Observasi Dalam Daftar Pembinaan Keagamaan

Islam

Tabel 8 : Daftar Tentang Distribusi Frekuensi Jawaban Pembinaan Keagamaan

Islam

Tabel 9 : Distribusi Frekuensi Pembinaan Keagamaan Islam

Tabel 10 : Daftar Nilai Hasil Obsevasi Dalam Daftar Rating Scala

Pengamalan Ibadah Shalat Anak

Tabel 11 : Daftar Tentang Distribusi Frekuensi Jawaban Pengamalan Ibadah

Shalat Anak

Tabel 12 : Distribusi Frekuensi Pengamaln Ibadah Shalat Anak

Tabel 13 : Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Pengaruh Pembinaan

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup

Nota Pembimbing Skripsi

Angket

Izin Penelitian

Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lembar Konsultasi

Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif

Surat Keterangan Kegiatan

(16)

xvi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Shalat adalah ibadah yang tidak akan pernah hilang dari napas

kehidupan setiap mukmin, dalam kondisi bagaimana, kapan dan

dimanapun.Sejauh itu pula kewajiban shalat tetap berlaku.Tentu saja

berlakunya kewajiban ini sesuai dengan syariat.Yaitu orang beriman yang

dikenai kewajiban disini adalah yang baligh, berakal, dan tidak ada udzur.

Shalat adalah rukun Islam paling utama yang melatih menaklukkan

akal, dan islam menetapkan batas-batas penaklukannya sehingga dapat

memelihara akal, dan Islam mengamankan akal dengan batas-batas yang di

tetapkanya (Bahnasi, 2004:97). Orang yang Shalat, utamanya, akan

memperoleh ketenangan jiwa karena hubunganya dengan Allah yang

langgeng dalam shalatnya. Maka, pada saat – saat terakhir hidupnya, dia akan

tenang karena jawaban atas soal pertama yang ditanyakan kepadanya pada

saat diperjalanan kehidupan akhirat. Rasulullah Saw. Bersabda, “ Amal yang

akan dihisab pertama kali kepada seorang hamba adalah Shalat. Jika

Shalatnya rusak, rusaklah seluruh perbuatanya”. Rasulullah Saw juga

bersabda, “ Kunci Surga adalah Shalat” (Bahnasi, 2004:71).

Anak adalah amanah Allah SWT bagi kedua orang tuanya. Yang

merupakan buah hati bagi orang tua dalam sebuah keluarga sekaligus sebagai

(17)

xvii

Setiap orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar di dalam mendidik

dan membentuk anak agar masa depan anak menjadi generasi yang baik dan

bermanfaat bagi keluarga, bangsa dan negara.

Orang tua mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam

pembentukan pribadi anak, karena kegagalan anak merupakan sebuah

kekecewaan pada diri orang tuasendiri, tetapi jika anak berhasil itu

merupakan sebuah kebanggaan bagi orangtua. Orang tua harus

memperkenalkan dan memperlihatkan kewajiban-kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh anak sejak dini, sehingga pada waktunya nanti, ketika anak

tersebut sudah terkena kewajiban untuk melaksanakan sesuatu - dalam hal ini

ibadahia sudah terbiasa melakukannya tanpa ada rasa beban dan tanpa harus

ada paksaan.

Orang tua mempunyai kewajiban untuk membina dan membimbing

anak-anaknya dalam hal agama.Sudah selayaknya orang tua mencontohkan

bahkan mengajak anaknya untuk melaksanakan ibadah. Setiap masuk waktu

shalat, orang tua semestinya mengajak anaknya untuk shalat berjama'ah,

sehingga jika dilakukan terus-menerus anak akan benar-benar terbiasa

melakukannya sampai ia dewasa bahkan sampai ia meninggal.

Setiap keluarga muslim dituntut adanya rasa tanggung jawab atas

(18)

xviii

Artinya :Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasa, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang dperintahkan-Nya kepada mereka

dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Anak membutuhkan pendidikan khususnya agama pendidikan di

lingkungan keluarga. Pendidikan agama merupakan pendidikan dasar yang

diberikan ketika anak masih kecil ketika pribadinya masih mudah dapat

dibentuk (Nasution, 1995 : 443).

Dalam keluarga pendidikan agama sangatlah penting diajarkan

sejak masa kecil, bukan hanya sekedar mengajarkan pengetahuan agama

tetapi ditujukan kepada anak seutuhnya.Mulai dari pembinaan sikap

pribadinya sampai kepembinaan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran

agama.

Pembentukan sikap, pembinaan moral dan pribadi pada umumnya

terjadi melalui pengalaman sejak kecil.Pendidik atau pembina pertama

adalah orang tua, kemudian guru (Daradjat, 1970: 62). Dalam keluarga,

orang tua merupakan pembina pribadi yang pertama bagi anak, dan tokoh

(19)

xix

kepribadian yang baik atau berakhlakul karimah (akhlak yang mulia)

mengingat pentingnya akan arti pendidikan di dalam keluarga maka

seluruh komponen pendidikan yang meliputi orang tua, guru waktu di

sekolah serta lingkungan masyarakat sekitar.

Pada dasarnya pelajaran agama Islam membekali anak agar

memiliki pengetahuan lengkap tentang ajaran Islam dan mampu

mengaplikasikannya dalam bentuk ibadah kepada Allah.Dengan demikian

anak dapat melaksanakan ritual-ritual ibadah yang benar menurut ajaran

Islam sesuai dengan ibadah yang dipraktekkan dan diajarkan Rasulullah

SAW.

Di zaman sekarang ini kita dapat melihat banyak sekali fenomena

tentang perilaku anak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam

yang disyariatkan sehingga anak memiliki jiwa yang pemberontak,

penentang, sulit diatur, bertindak/berbuatamoral yang dapat merugikan diri

sendiri bahkan orang lain. Perbuatan yang dilakukan anak karena pengaruh

pola didik anak yang salah dan kurang tepat di sebuah keluarga.Sehingga

anak tidak memiliki akhlak yang baik sesuai dengan syariat Islam yang

diajarkan oleh Rasulullah walaupun sosial juga memegang peranan yang

penting alam membentuk anak agar menjadi anak yang baik.Akan tetapi

pada intinya perilaku dan tindakan anak itu tergantung pada pola didik di

lingkungan keluarga.Jadi, pola asuh dan pola didik di lingkungan

(20)

xx

agar menjadi anak yang baik, berakhlakul karimah, berguna bagi nusa,

bangsa dan negara.

Dengan memperhatikan pentingnya pendidikan agama dan

problematika yang muncul, dalam hal ini penulis melakukan penelitian

pada keluarga petani karena mempunyai kesibukan dalam mencari nafkah

untuk keluarganya.Bila dilihat dari waktu bekerjanya, keluarga petani

yang sebagian waktunya dihabiskan di sawah atau ladang.Mereka mulai

berangkat ke sawah atau ladang dari pagi sampai siang kemudian

dilanjutkan sampai sore hari baru pulang ke rumah.

Bahwa dengan adanya kesibukan orang tua yang lebih

mengutamakan pekerjaannnya, maka anak kurang mendapat kasih sayang,

perhatian, arahan, dan bimbingan keagamaan dari orang tuanya.

Berdasarkan masalah di atas, maka penulis ingin mengadakan

penelitian yang berjudul “PENGARUH PEMBINAAN KEAGAMAAN

ISLAM TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SHALAT ANAK

(Studi Kasus Pada Keluarga Petani di Dusun Kerep Desa Jombor

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2015)”.

(21)

xxi

Dalam kaitannya dengan judul yang penulis kemukakan diatas, maka

disini ada beberapa pokok permasalahan yaitu:

1. Bagaimana pembinaan keagamaan IslamdiDusun KerepDesa

Jombor, Kecamatan Tuntang,Kab. Semarang pada tahun 2015?

2. Bagaimana pengamalan ibadah shalat anak di Dusun KerepDesa

Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada tahun 2015?

3. Adakah pengaruh pembinaan keagamaan Islam terhadap ibadah

shalat anak di Dusun KerepDesa Jombor, Kecamatan Tuntang,Kab.

Semarang pada tahun 2015?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui pembinaan keagamaan Islam di Dusun

KerepDesa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada

tahun 2015.

2. Untuk mengetahui pengamalan ibadah shalat anak diDusun

KerepDesa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada

tahun2015.

3. Untukmengetahui pengaruhpembinaan keagamaan Islam terhadap

pengamalan ibadah shalat anak di Dusun Kerep Desa Jombor,

Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada tahun 2015.

(22)

xxii

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi

Arikunto, 1998:67).Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh

pembinaan keagamaan Islam terhadap pengamalan ibadah shalat anak di

Dusun Kerep DesaJombor, kecamatan Tuntang, kab.Semarang Tahun2015.

E. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritik

maupun secara praktik.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat teorietis

Secara teorietis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam khasanah keilmuwan khususnya yang

berkaitan dengan pembinaan keagamaan Islam dan pengamalan

ibadah shalat anak.

b. Manfaat praktik

Secara praktik penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai panduan masyarakat mengenai pembinaan keagamaan

Islam, perhatian orang tua, bimbingan orang tua dalam

membimbing anaknya.

(23)

xxiii

Agar tidak terjadi berbagai interpretasi yang keliru dan untuk

membatasi ruang lingkup pembahasan penelitian ini, perlu dijelaskan kata

kunci yang terkandung dalam judul skripsi ini, yaitu:

1. Pengaruh

Yaitu sesuatu yang diberikan atau diperoleh satu pihak ke pihak

lain sehingga dapat mengubah tindakan.

2. Pembinaan

Pembinaan berasal dari kata “bina” yang mendapat awalan “pe”

dan akhiran “an” yang bisa diartikan membangun, mengusahakan

supaya lebih baik. Secara luasnya yaitu pembinaan yaitu proses

pembuatan, cara membina, pembaharuan, penyempurnaan, usaha dan

kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh

hasil yang lebih baik (Departemen Pendidikan Nasional, 2007:152)

3. Keagamaan

Keagamaan berasal dari kata “agama” diberi awalan “ke” dan

akhiran “an” sehingga memiliki arti segala sesuatu yang mengenai

agama (Poerwadarminto, 2006:11).

4. Islam

Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,

berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan kedunia

(24)

xxiv

Jadi pembinaan keagamaan Islam dapat diartikan usaha sadar

melakukan kegiatan pembinaan, pengajaran maupun latiahan yang

berhubungan dengan agama, sehingga mendorong peserta menghayati

kebenaran Tuhan dan menjalankan agamanya (agama Islam) secara

baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun indikator pembinaan keagamaan islam antara lain:

1) Pembinaan aqidah

a) Membina anak agar terbiasa mengucapkan

kalimat-kalimat tauhid.

b) Membina anak agar selalu berdo’a sehabis shalat.

2) Pembinaan fiqih

a) Membina anak agar aktif shalat lima waktu.

b) Membina anak agar shalat lima waktu secara

berjamaah.

c) Membina anak agar melaksanakan shalat sunat.

3) Pembinaan akhlak

a) Menanamkan kebiasaan anak berperilaku saling

menghormati, menghargai terhadap orang lain.

b) Membina anak untuk hidup susila terhadap sesama

makhluk Tuhan.

c) Membina anak untuk bersikap jujur, hemat, dan

(25)

xxv

5. Pengamalan

Pengamalan yaitu proses, cara, perbuatan mengamalkan,

melaksanakan perbuatan, menunaikan kewajiban / tugas (Departemen

Pendidikan Nasional, 2007:34)

Amal yang dimaksud penulis adalah perbuatan manusia terhadap

sang pencipta. Kata amal mendapat kata imbuhan pe-anyang

mengandung arti kata kerja, dari amal menjadi pengamalan, sehingga

pengamalan di sini adalah perbutan manusia dalam lingkup

mengerjakan shalat.

6. Ibadah

Ibadah (beribadah) adalah: Setiap amal yang baik (mulia) yang

dilakukan dalam rangka mentaati Allah SWT serta mengharapkan

ridho-Nya (Khalil, 2006:1).

7. Shalat

Shalat secara bahasa berarti do’a. Sedangkan menurut istilah

syara’ shalat adalah ibadah yang terdiri dari beberapa perbuatan dan

perkataan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam, menurut cara-cara dan syarat-syarat serta rukun yang ditentukan

oleh syara’(Mujieb, 1994:313).

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)

tahun, dalan penelitian ini merupakan anak yang masih sekolah kelas 5

hingga kelas 7 sekolah dasar.Karena pada dasarnya pendidikan agama

(26)

xxvi

Indikator pengamalan ibadah shalat anak adalah:

1) Anak melaksanakan shalat lima waktu

2) Anak dapat melaksanakan shalat sunah

3) Anak melaksanakan shalat dengan tepat waktu

4) Anak melaksanakan shalat pada waktunya

5) Anak melakukan shalat berjama’ah di masjid atau mushola

6) Anak melakukan shalat dengan orang tua

7) Anak melakukan shalat dengan khusyu’

8) Anak berdo’a setelah melaksnakan shalat

G. Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami sesuatu objek

(Soeharto, 1989:141). Sementara penelitian menurut California adalah

suatu teknik pengukuran secara sistematis yang diperhalus dengan

menggunakan perkakas-perkakas khusus, alat-alat dan

prosedur-prosedur, dalam rangka usaha mencapai pemecahan suatu problem

secara lebih baik dari pada yang dicapai dengan alat-alat biasa

(Kasiram, 2008:36).

1. Pendekatan dan rancangan penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif,

(27)

xxvii

mengenai faktor-faktor pendukung antar variabel, kemudian dianalisis

untuk menemukan peranan antar variabel.

2. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Dusun Kerep, Desa

Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.Menurut peneliti

terdapat sesuatu yang menarik untuk diteliti yaitu tentang pembinaan

keagamaan Islam dan pengamalan ibadah shalat anak.

3. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,

2006:130).Populasi dalam penelitian ini diambil dari orang tua

dananak di dusun kerep, desa jombor kecamatan tuntang,

kab.Semarang tahun 2015 yang berjumlah 2 RT, kemudian diambil

secara random samplingyaitu pengambilan sampel secara acak. Dari

jumlah kelurga di dusun kerep yang berjumlah 230 keluarga, peneliti

mengambil sebanyak 30 anak.

4. Sampel dan teknik pengambilan sampel

Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diselidiki. (Arikunto, 2006:131).

Adapun teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah

(28)

xxviii

penelitian ini peneliti mengambil sampel darianak karena peneliti ingin

mengetahui pembinaan orang tua dan pengamalan ibadah shalat anak.

5. Teknik Pengumpulan Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subyek

darimana data diperoleh, sedangkan data adalah hasil dari penelitian

yang diperoleh melalui subyek penelitian. Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi

Pada awalnya peneliti melakukan observasi deskriptif dalam tahap

eksplorasi umum. Kemudian dilanjutkan observasi berfokus pada

anak-anak keluaraga petani yng umur 11-14 .Observasi deskriptif

dan disempurnakan dengan observasi terseleksi untuk memperoleh

data yang diperlukan untuk menganalisis.Metode ini penulis

gunakan dalam pengumpulan data lapangan yang berupa keadaan

fisik dan lainnya yang terdapat di Dusun Kerep Desa Jombor

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

b. Angket (kuesioner)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya( Sugiyono, 2011: 142).

Angket yang digunakan adalah angket tertutup, jawaban diberikan

(29)

xxix

disediakan sehingga responden tinggal menyilang jawaban yang

sudah tersedia dalam angket.Tujuan dari penggunaan ini untuk

memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau

hal-hal yang diketahuinya. Metode ini berhubungan dengan cara orang

tua dalam memberikan pembinaan keagamaan Islam pada anak dan

pengamalan ibadah shalat di Dusun Kerep Desa Jombor

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2015.

c. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010:201) mengatakan bahwa dokumentasi

berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.

Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi data monografi

tentang anak-anak di Dusun Kerep Desa Jombor Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang.

6. Analisis Data

Dilakukan dengan menggunakan metode statistika tergantung pada

skala pengukuran variabel karena beberapa prosedur analisis hanya

cocok untuk skala pengukuran tertentu.

Untuk meganalisis data adalah sebagai berikut :

a. Analisis pertama

Pada tahap ini digunakan penghitungan awal untuk tujuan

penelitian yang pertama dan kedua maka penulis menggunakan

(30)

xxx Keterangan :

P

Keterangan:

P = Angka persentase

F = Frekuensi yang sedang di cari prosentasinya

N = Jumlah anak petani.

100% = Bilangan konstan

b. Analisis kedua

Dalam meneliti subjek penelitian, penulis membagi kedalam

dua variabel yaitu pembinaan keagamaan Islam dan pengamalan

ibadah shalat anak,maka penulis menggunakan rumus korelasi

productmoment. Adapun rumusnya sebagai berikut:

=

( )( )

(31)

xxxi

dikemukakan hasil yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, defiisi operasional,

metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan pembahasan teori tentang pembinaan keagamaan

Islam dan pengamalan ibadah shalat. Pada bab ini dijabarkan tentang

pengertian pembinaan keagamaan Islam serta bentuk-bentu dan fungsi

pembinaan keagamaan Islam. Selain itu juga akan diuraikan tentang

pengertian Pengertian pengamalan ibadah shalat anak, dan berbagai macam

(32)

xxxii BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas hasil penelitian yang berupa gambaran

lokasi penelitian dan penyajian hasil jawaban angket yang diberikan

BAB IV ANALISIS DATA

Bab ini membahas analisa data yang meliputi analisis pendahuluan,

analisis uji hipotensis, dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang penutup yang berisikan kesimpulan, saran-saran,

(33)

xxxiii BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembinaan Keagamaan Islam

1. Keagamaan Islam

Sebagaimana telah diuaraikan dalam bab pendahuluan bahwa

Keagamaan berasal dari kata “agama” diberi awalan “ke” dan akhiran

“an” sehingga memiliki arti segala sesuatu yang mengenai agama

(Poerwadarminto, 2006:11).

Sementara itu, pengertian agama dalam kamus besar bahasa

Indonesiayaitu: “Kepercayaan kepada Tuhan (dewa, dan sebagainya)

dengan ajaran kebaktian dan kewajiban kewajiban yang bertalian dengan

kepercayan itu” (syafaa dkk, 2008:12)

Keagamaan berasal dari kata agama yaitu kebutuhan jiwa

(psikis)manusia yang mengatur dan mengendalikan sikap, pandangan

hidup, kelakuan,dan cara menghadapi tiap-tiap masalah (Daradjat,

1975:47).

Menurut Syaifuddin Anshari, keagamaan adalah suatu sistem

credo(tata keyakinan) atas adanya yang mutlak itu, serta sistem norma

(tatakaidah) yang mengatur dengan hubungan manusia dengan manusia

dan alamlainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata

(34)

xxxiv

Sedangkan pengertian Islam adalah agama yang diajarkan oleh

nabi Muhammad SAW, yang berpedoman kitab suci Al-Qur‟an yang

diturunkan kedunia melalui wahyu Allah SWT (Syafaat dkk, 2008:15).

2. Pembinaan

Pembinaan berarti “pembaharuan atau penyempurnaan” dan “usaha”

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk

memperoleh hasil yang lebih baik.Menurut Hendiyat Soetopo dan Westy

Soemanto. Pembinaan adalah menunjuk pada suatu kegiatan yang

mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada (Syafaat dkk,

2008: 152-153).

Dari penjelasan diatas pembinaan keagamaan islam adalah suatu

proses cara atau usaha yang dilakukan dalam membangun atau membina

tentang nilai-nilai agama yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad

SAW dengan pedoman Al-Qur’an dan hadist. Seseorang yang

menyempurnakan sesuai dengan pendoman Al-Qur’an maka peraturan

yang bersumber dari Allah Swt, baik hubungan manusia dengan Sang

Pencipta hubungan antar sesamanya, demi untuk mengharapkan ridho

Allah Swt. Untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akirat. Dengan

pembinaan keagamaan islam seseorang akan mendapatkan ajaran yang

(35)

xxxv

B. Bentuk-bentukPembinaan Keagamaan Islam

Berbicara tentang pentingnya agama dalam kehidupan manusia,

kita perlu menganalisanya secara ilmiah, dalam hal ini kita akan

meninjau dan membagi masalah kepada:

a. Agama Sebagai Kebutuhan Psykis Yang Perlu Dipenuhi

Kalau kita perhatikan sejarah perkembangan manusia ini dari

zaman purbakala, zaman primitif, sampai sekarang, abad atom, dan

nuklir ini, akan kita dapati bahwa semua generasi manusia yang hidup

dizaman apa saja, tentu mempunyai sesuatu yang dianggapnya

berkuasa, bahkan kita lihat mereka itu mencari-cari sesuatu yang

dianggapnya paling berkuasa, yang dinamakan Tuhan.

Dalam semua kepercayaan dan mecam-macam agama itu

terdapat satu faktor yang sama yaitu: Tuhan adalah lembang dari

kekuasaan, yaitu suatu yang mempunyai kekuasaan yang hebat, lebih

dari kekuasaan yang pernah dikenal oleh manusia di zamannya.

Dari kesehatan mental, akan dapatlah kita uaraikan beberapa hal

yang berhubungan dengan itu. Setelah melalui

pengalaman-pengalaman yang banyak dengan pasien-pasien diklinik jiwa, maka

ahli-ahli jiwa berpendapat, bahwa tindakan-tindakan dan tingkah

lakumanusia bermacam-macam itu dikendalakan oleh

kebutuhan-kebutuhan yang selalu mendorongnya supaya mencari jalan untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Sebelum kebutuhan itu terpenuhi,

(36)

xxxvi

(kebutuhan itu). kebutuhan-kebutuhan yang bermacam itu berbeda

dari satu orang ke lain orang, menurut pengalaman, pendidikan, dan

lingkungannya masing-masing.

Akan tetapi dalam keragaman dan perbedaan

kebutuhan-kebutuha jiwa manusia yang banyak itu, ada juga kebutuhan-kebutuhan jiwa yang

dirasakan oleh tiap-tiap orang. Baik ia sebagai orang kecil, besar, tua,

muda, kaya, miskin, maupun sehat atau terganggu kesehatan

mentalnya, yaitu kebutuhan-kebutuhan yang akan mendorong serta

mengendalikan perbuatan dan tingkah lakunya dalam kehidupan

sehari-hari. Kebutuhan kebutuhan tersebut antara lain:

1) Rasa Kasih Sayang

Merasa bahwa kita disayangi dan dicintai orang, akanmembawa rasa

bahagia. Tandanya bahwa kita dicintai orang antara lain kita diperhatikan

orang, dihargai dan ditolong apabila kita mengalami kesusahan. Maka

orang yang merasa dicintai oleh orang banyak itu, akan merasa cinta pula

kepada orang pada umumnya, hidupnya tenang, karena ia tidak merasa

dibenci atau dimusuhi. Tapi bagi orang yang merasa tidak dicintai orang,

hidupnya akan penuh kecurigaan, ia akan curiga pada setiap tindakan

orang, baik tindakan-tindakan orang itu terlihat merugikan maupun

menguntungkan.

Maka dalam kesepian atau kehialangan kecintaan orang lain,

manusia akan merasakan gelisah, sedih, bahkan mungkin terganggu

(37)

xxxvii

seorang yang berkuasa, yang cinta kepadanya untuk mengimbangi

kecintaan orang banyak yang telah hilang. Bagi orang yang telah

mempunyai kepercayaan kepada Tuhan, persoalan itu akan mudah, karena

dalam agama, Tuhan tetap Maha Kuasa dan Maha Pengasih. Itulah

sebabnya, maka dalam Islam orang dianjurkan membaca bismillah, setiap

memulai pekerjaan, untuk mengingatkan kepada dirinya, bahwa Tuhan

Maha Pengasih dan Penyayang. Disinilah kita bisa lihat orang-orang yang

tidak lagi mempunyai kekuasaan atau yang merasa tidak dicintai orang

lain, mulai mencari Tuhan dan mengabdi kepada-Nya.

2) Rasa Aman

Rasa amanpun atau kebutuhan jiwa yang paling penting dalam

kehidupan manusia. Setiap orang ingin merasakan bahwa hidupnya ini

tidak dirongrong oleh apa saja. Orang ingin merasa bahwa tidak ada

ancaman apapun terhadap dirinya. Kebutuhan rasa aman itulah yang

mendorong orang untuk mencari rezeki sekuat tenaga, kendatipun

hartanya sudah banyak dan sudah mencukupi hidupnya sekarang, tetapi ia

ingin supaya hari tuanya terjamin, bahkan ingin supaya dapat dijamin pula

kehidupan yang wajar dan baik bagi anak cucunya dikemudian hari. Jika

ditinjau dari segi psychology, kita akan melihat betapa gelisahnya

orangyang merasa tidak aman, dan rasa aman itu betul-betul dibutuhkan

dalam hidup, bahkan dalam kehidupan sesudah mati nantiternyata bahwa

rasa aman itu memanag sangat dibutuhkan sejak manusia mengenal

(38)

xxxviii

Disinilah peranan agama yang sangat penting, ajaran agama

memberiakan jalan kepada manusia untuk mencapai rasa aman rasa tidak

takut/cemas menghadapi hidup ini.Ajaran-ajaran agama menunjukan

cara-cara yang harus dilakukan dan menjelaskan pula hal-hal yang harus

ditinggalkan, supaya kita dapat mencapai rasa aman selama hidup ini dan

selanjutnya diajarkan pula bagaimana mempersiapkan diri dengan

perbuatan-perbuatan baik dan menjauhi tindakan-tindakan yang yang

mengganggu kesenangan orang lain, supaya rasa aman nanti dialam yang

kedua tetap terjamin. Percaya akan adanya Tuhan dan bahwa kekuasaan

Tuhan itu melibihi kekuasaan apapun didunia ini, memberi rasa aman

kepada orang yang percaya, bahwa Tuhan itu akan melindunginya dari

segala bahaya, karena Tuhan itu Maha Penyayang dan Pengasih. Inilah

sebabnya, maka orang yang percaya kepada Tuhan terlihat tenang, tentram

dan tidak merasa takut karena ia merasa, bahwa ada Tuhan yang Maha

dihargai itu, tidak percaya kepada Tuhan, maka tidak akan ada jalan yang

terbuka baginya untuk mengadakan kompensasi, semua yang dilihat dan

dipercayainya hanya alam riil yang dilihatnya, sedangkan alam riil yang

(39)

xxxix

dan penghargaan kepada dirinya.Makaia akan mudah dipengaruhi dan

digerakkan untuk berbuat kejam dan merusak kesenangan orang lain.

Akan tetapi, bagi orang yang percaya kepada Tuhan, ia mersa bahwa

dirinya dekat kepada Tuhan, karena itu dengan sendirinya ia tidak akan

kehilangan rasa harga diri, sebab ia berada dekat kepada yang Maha Kuasa

dan Maha Tinggi. Kurangnya penghargaan orang lain tidak akan banyak

menyusahkan fikirannya yang penting baginya,supaya ia selalu dapat

memelihara perhatian Tuhan, maka ia akan mencari kepuasan dengan

berserah diri kepada Tuhan.

4) Rasa Bebas

Memang tepat sekali apa yang dimuat didalam piagam hak-hak azazi

manusia (human rihgts) dimana dicantumkan, bahwa salah satu hak yang

pokok bagi manusia adalah kebebasan, karena setiap orang, harus diberi

kebebasan, kalau tidak, akan timbulah tantangan terhadap orang yang

memperkosa kebebasan itu. Rasa bebas inipun termasuk kebutuhan pokok,

yang andai kata oleh karena hukum yang berlaku atau oleh yang berkuasa

dalam negeri,orang terpaksa menekan rasa ingin bebasnya, terutama dalam

mengeluarkan pendapat. Maka bagi orang yang mempunyai kepercayaan

kepada Tuhan akan dapatlah ia mengaduakan perasaannya itu kepada

Tuhan, ia dapat berkata-kata langsung kepada Tuhan dalam sembahyang

dan doa’nya, dia merasa bebas berbicara dengan yang paling berkuasa

(40)

xl

5) Rasa Ingin Mengenal

Setiap orang tak mau tinggal diam saja, ketika berhadapan dengan

hal-hal yang samar. Ia ingin tahu dan berusaha mempelajari sampai

terjawab semua hal yang menjadi keraguan terhadap jiwanya. Kebutuhan

akanmengenal itulah yang membawa kemajuan, yang mendorong orang

untuk mempelajari segala sesuatu yang bertemu dalam hidupnya, itulah

yang mendorong ahli-ahli mahasiswa-mahasiswa, untuk membuat

research(penelitian-penelitian ilmiah) supaya terjawab semua yang

diragukan (samar).

Dalam hal ini, kepercayaan akan kebijaksanaan dan kekuasaan

Tuhan dibutuhkan, supaya orang yang bisa merasa tenang dan tentram. Ia

tidak akan menyebabkan kesehatan mentalnya terganggu, kalau banyak

dari perhitungannya secara logika, yang membawa kepada kegagalan. Dan

ia tidak pula akan menimbulkan kesalahan kepada orang lain.

6) Rasa Sukses

Setiap kegagalan membawa kepada rasa tidak enak, baik kegagalan

itu mengenai hal-hal yang kecil dan remeh terlihatnya. Misalnya

kegagalan dalam hidup sehari-hari, baik dalam keluarga, dalam dinas

maupun dalam masyarakat. Kegagalan yang berulang-ulang itu akan

membawa oang kepada rasa pessimis dan putus asa, perasaan putus asa itu

akan membawa kepada hilangnya ketenangan jiwa dan hilangnya pula rasa

(41)

xli

Maka hendaklah setiap langkah dan usaha yang dilakukan

menimbulkan rasa, bahwa kita tidak gagal, kendatipun terlihatnya gagal,

tetapi jadikanlah kegagalan itu pelajaran untuk mendapati sukses. Sukses

akanmendorong kita untuk bekerja lebih giat dan akan membawa pada

sukses yang lain.

Bagi orang yang percaya kepada Tuhan, akan lebih mudah baginya

menghadapi kegagalan dari pada orang yang tidak bertuhan. Karena tugas

orang yang bertuhan lebih ringan, ia tidak usah gelisah mengamuk

kesana-kemari atas gegalan yang dialami, cukuplah ia kembali kepada kekuasaan

Tuhan. Mungkin ada hikmahnya dari Tuhan, makanya ia tidak berhasil

pada wakyu tertentu (Daradjat, 1975:10-18).

Dalam hal ini penulis menyimpulkan, bahwa agama sangatlah perlu

bagi manusia , karena agama merupakan pedoman bagi seseorang dalam

kepercayaan kepada Tuhan. Agama juga merupakan kebutuhan psykhis

yang perlu dipenuhi.

b. Pengetahuan Tanpa Agama Akan Bahaya

Suatu fakta yang tragis dalam kehidupan manusia, ialah semakin

pandai dan maju manusia itu, semakin jauh mereka dari ketentraman

batin. Hal ini dapat kita lihat didunia yang telah maju dan dunia yang

sedang berkembang.Pada abad ke XX ini, bahkan telah mulai terasa

sejak abad XIX, dinegara-negara yang telah maju perindustriannya,

(42)

xlii

mereka capai.Seolah-olah tidak ada lagi yang sukar bagi manusia

mencapainya. Dengan dapatnya mencapai apa yang diinginkan, dan

dapatnya diadakan penelitian secara empiris ilmiah terhadap segala

sesuatu yang dahulu mereka ragukan, maka berkuranglah perpegangan

manusia kepada kepercayaan terhadap Tuhan dan ghaib-ghaib,

sampai-sampai Tuhanpun inginmereka teliti secara empiris ilmiah

pula.

Jika kita kembali kepada ahli-ahli pengetahuan yang kurang

percaya kepada Tuhan atau telah meninggalkan ketentuan-ketentuan

pokok ajaran agama, maka pengetahuan yang dimilikinya itu belum

tentu dapat membawa perbaikan dan kebahagiaan bagi masyarakat

dimana ia hidup, bahkan kebahagiaan dirinya pun tidak akan tercapai.

Karena pengetahuan itu akan digunakannya untuk mencapai

keinginan-keinginan yang kadang-kadang berlawanan dengan

dasar-dasar moral dan hukum agama. Keadaan ini dapat kita lihat dalam

kenyataan hidup sehari-hari, terutama dikota-kota besar, dimana orang

hidup mementingkan diri sendiri dan kurang mengindahkan

kepentingan masyarakat banyak (Daradjat, 1975:19-20).

Dari penjelasan tersebut penulis menyatakan bahwa agama

sangatlah penting bagi manusia, karena tanpa agama akan bahaya.

Apabila tidak memiliki pokok ajaran agama dan kurang kepercayan

(43)

xliii

kebahagiaan. Apa yang diinginkan sulit tercapai karena melanggar

norma atau hukum agama.

Adapun fungsi-fungsi pembinaan keagamaan yaitu:

a) Fungsi Edukatif

Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama

yang mencangkup tugas mengajar dan tugas bimbingan.Lain

dari instansi (institusi profan) agama dianggap sanggup

memberikan pengajaran yang otoritatif, bahkan dalam hal yang

“sakral” tidak dapat salah.Agama menyampaikan ajarannya

dengan perantaraan petuagas-petugasnya baik didalam upacara

(perayaan) keagamaan, khotbah, renungan (meditasi),

pendalaman roahani, dan lain-lain.

Tugas bimbingan yang diberikan petugas-petugas agama

jugadibenarkan dan diterimaberdasarkan pertimbangan yang

sama. Pengalaman dari masa ke masa mengukuhkan dan

membenarkan apa yang dikatakan di atas, masyarakat

mempercayakan anggota-anggotanya kepada instansi agama

dengan keyakinan bahwa mereka sebagai manusia (di bawah

bimbingan agama) akan berhasil mencapai kedewasaan

pribadinyayang penuh melalui proses hidup yang telah

ditentukan olehhukum pertumbuhan yang penuh ancaman dari

(44)

xliv

menggagalkannya mulai dari masa kelahiran dan kanak-kanak

menuju ke masa remaja dan masa dewasa.

b) Fungsi Penyelamatan

Tanpa atau dengan penelitianilmiah, cukup berdasarkan

pengalaman sehari-hari, dapat di pastikan bahwa setiap manusia

menginginkan keselamatannya baik dalam hidup sekarang ini

maupun sesudah mati.Usaha untuk mencapai cita-cita tertinggi

(yang tumbuh dari naluri manusia sendiri) itu tidak boleh

dipandang ringan begitu saja.Jaminan untuk itu mereka temukan

dengan agama. Terutama agama mengajarkan dan memberikan

jaminan dengan cara-cara yang khas untuk mencapai

kebahagiaan yang “terkhir”, yang pencapaiannya mengatasi

kemampuan manusia secara mutlak, karena kebahagiaan itu

berada di luar batas kekuatan manusia.

c) Fungsi Pengawasan Sosial

Agama merasa ikut bertanggung jawab atas adanya

norma-norma susila yang baik yang diberlakukan atas

masyarakat manusia umumnya.Maka agama menyeleksi

kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik sebagai

kaidah yang baik dan menolak kaidah yang buruk untuk

ditinggalkan sebagai larangan atau tabu.Agama memberi juga

(45)

xlv

melanggarnya dan mengadakan pengawasan yang ketat atas

pelaksanaannya.

d) Fungsi Memupuk Persaudaraan

Bahwa semua manusia mendambakan persaudaraan dan

perdamaian adalah sesuatu yang sudah jelas dengan

sendirinya.Tidak perlu dibuktikan secara sosiologis ataupun

filosofis.Dunia tidak menginginkan perpecahan dan permusuhan

melainkan persatuan dan perdamaian.Bahkan bukan asal ada

persatuan sembarang, melainkan persatuan yang tertinggi dan

yang lestari sebagai jalan untuk mencapai kedamaian yang

sempurna mungkin (Hendropuspito, 1983:38-56).

Bahwa kesimpulan yang dapat diambil dari fungsi-fungsi

pembinaan keagamaan islam ialah mempercayakan semua usaha

atau cara dalam membina perlu didasari ajaran agama. Sangatlah

penting bagi kita dengan mendekatkan diri kepada Tuhan dan

menjalankan perintahnya, maka kita tidak akan keluar dari

norma-norma ajaran agama.

C. Pengamalan Ibadah Shalat

1. Pengerian Pengamalan Ibadah Shalat

Pengamalan adalah dari kata amal, yang berarti perbuatan, pekerjaan,

segala sesuatu yang dikerjakan dengan maksud berbuatkebaikan.Dari

(46)

xlvi

maksud berbuat kebaikan, dari hal di atas pengamalanmasih butuh objek

kegiatan.

Dari segi bahasa, kata ibadah berarti taat, tunduk, merendah diri, dan

menghambakan diri.Ibnu Taimiyah memberikan pengertian ibadah menurut

istilah syarak dengan tunduk dan cinta, yaitu tunduk mutlak kepada Allah

disertai cinta sepenuhnya kepada-Nya (Basyir, 2003:11).

Jika kita renungi hakikat ibadah, kita pun yakin bahwa

perintahberibadah itu pada hakikatnya berupa peringatan, memperingatkan

kitamenunaikan kewajiban terhadap Allah yang telah melimpahkan

karunia-Nya.

telahmenciptakanmudan orangorang yang sebelummu, agar kamu

bertakwa" (QS. AlBaqarah/ 2: 21).

Ibadah itulah ghayah atau tujuan dijadikannya jin, manusia

danmakhluk selainnya (Hasbi Ash-Shiddieqy, 1952: 10).

(47)

xlvii

Artinya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supayamereka menyembah-Ku". (Q. S. Adz Dzariyat / 51:56).

Menurut bahasa shalat berarti do’a, sedangkan menurut syara’ artinya

bentuk ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang dimulai

dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Suyono, 1998:61).

Anak merupakan amanat dari Allah yang dititipkan kepada kedua

orang tua.Dimana seorang anak membutuhkan perawatan dan perlindungan

serta perhatian yang cukup dari kedua orang tuanya, karena

kepbribadiannya atau keshalehan dan keshalehahannya sangat bergantung

pada pendidikan masa kecilnya. Karena di sanalah anak akan membangun

fondasi bagi tegaknya kepribadian yang sempurna, sebab pendidikan yang

diperolehnya pada masa kecil akan jauh lebih membekas dalam membentuk

kepribadiannya daripada pendidikan yang diperoleh ketika telah beranjak

dewasa (Juwariyah, 2010:69).

Dengan demikian, maka sesungguhnya kedua orang tualah yang

memiliki tanggung jawab langsung dan lebih besar terhadap pendidikan

anak-anaknya, sabda Nabi saw

ًََازصًٌٌََّادٌٍَِْاْببفَةزطفلاَىلعَدلٌْلَّاَدْلَْهَيهَبه

ًََبسجوٌّ

Artinya: Setiap anak yang lahir dilahirkan dalam keadaan

(48)

xlviii

atauMajusi (H.R. Thabrani dan Baihaqi), dalam Aljami’ash-Shaghiir,

287,hadits No, 2386).

Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan, bahwa pengamalan

ibadah shalat anak yaitu seorang anak melakukan perbuatan atau segala

sesuatu yang dikerjakan atas dasar kebaikan.Dengan menunaikan ibadah

shalat yang tertib sesuai ajaran Islam.Supayamemperingatkan

kitamenunaikan ibadah shalat merupakan kewajiban terhadap Allah yang

telah melimpahkan karunia-Nya.

2. Kedudukan Shalat

Dalam Islam, shalat menempati kedudukan tertinggi dibandingkan

ibadah apapun. Ia merupakan tiang agama.

Sabda Nabi Muhammad SAW.

“Shalat itu tiang agama, maka barang siapa yang mendirikan shalat

berarti ia menegakkan agama.Dan barang siapa yang meninggalkannya,

sungguh ia telah merobohkan agama”(Suyono, 1998:61).

Shalat dinyatakan dalam hadis Nabi sebagai salah satu sendi Islam

yang lima. Lengkapnya, hadis Nabi mangajarkan bahwa Islam ditegakkan

atas lima sendi yaitu: syahadat (persaksian), bahwa tidak ada Tuhan selain

(49)

xlix

membayar zakat, haji kebaitullah dan puasa ramadhan (HR Ahmad, Bukhari,

Muslim, Turmudzi, dan Nasai dari Ibnu Umar).

a. Fungsi Shalat

Fungsi shalat dapat di tinjau dari dua aspek yaitu rohani dan

jasmani.

1) Aspek Rohani

Dari aspek rohani, shalat berfungsi untuk mengingatkan

manusia kepada Tuhannya yang Mahatinggi, yang telah

menciptakan manusia dan alam semesta. Dalam hubungan ini QS

Thaahaa [20]: 14 menegaskan, “ …..

Firman Allah SWT

(yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat

untuk mengingat Aku

Selalu ingat kepada Allah akan mendatangkan ketenangan

(50)

l

28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka

manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya

dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram

mengajarkan bahwa hanya dengan mengingat Allah, hati

menjadi tentram. Dengan hati yang selalu ingat dengan Allah, akan

lahirlah kekuatan rohaniah pada manusia, yang amat besar artinya

dalam menghadapi masalah hidup yang penuh dengan berbagai

macam problema yang seringkali dirasakan amat berat oleh yang

mengalaminya.

Dengan kekuatan rohaniah itu, berbagai macam ujian hidup

akan dapat dihadapi dengan kesabaran. Pergolakan hidup akan

dapat ditanggapi dengan sikap tenang, rela, dan hati yang tentram.

Fungsi shalat untuk mengingatkan manusia kepada Tuhan

dan ingat kepada Tuhan mendatangkan ketenangan hati itu tidak

dapat diartikan bahwa shalat hanya menjadi sarana. Ingat kepada

Tuhan adalah tujuannya sehingga apabila orang sudah dapat selalu

ingat kepada Tuhan berarti tujuan shalat sudah tercapai, shalat

tidak perlu lagi: atau alternatif lain, tujuan shalat adalah untuk

mengingatkan kepada Tuhan, dan untuk ingat kepada Tuhan

sebenarnya dapat dicapai dengan cara lain sehingga apabila orang

dengan cara lain dapat membawakan ingat kepada Tuhan, shalat

(51)

li

Tafsiran teleologis seperti itu tidak dapat dilakukan sebab

shalat berkedudukan sebagai ibadah khusus yang wajib

dilaksanakan dengan cara tertentu yang telah diajarkan Nabi.

Shalat daim yang diartikan dengan selalu ingat kepada Tuhan yang

berakibat adanya anggapan shalat lima waktu tidak perlu sama

sekali tidak dapat dibenarkan menurut ketentuan Alquran dan

sunah Rasul.

2) Aspek Jasmani

Dari aspek jasmani, shalat berfungsi untuk menimbulkan sifat

suka kepada kebersihan, kerapian, dan kerajinan. Shalat,

mensyaratkan harus suci badan, pakaian, dan tempat dari najis.,

demikian pula mensyaratkan bersuci dengan mandi atau wudhu,

berfungsi mengajarkan kebersihan. Islam mengajarkan bahwa

bersih merupakan cabang dari iman. Hadis Nabi riwayat Turmudzi

mengajarkan bahwa Allah adalah Zat Yang Baik, cinta kepada

kebaikan: Zat Yang Bersih, dan cinta kepada kebersihan.

Kecuali mendidik kebersihan dan kerapian, shalat juga

berfungsi mendidik orang rajin dan mempunyai

ketangkasan.Gerakan badan dalam shalat, berdiri, ruku’, sujud, dan

sebagainya mempunyai peranan dalam segi kejasmanian.Pada

waktu bagung pagi, sebelum terbit matahari, sudah diperintahkan

melakukan shalat subuh.Siang hari, pada waktu orang tengah

(52)

lii

melakukan shalat zuhur.Petang hari, sehabis orang bekerja,

diperintahkan shalat ashar.Setelah matahari terbenam,

diperintahkan mengerjakan shalat magrib.Sebelum tidur,

diperintahkan shalat isya.

Shalat lima waktu, yang kecuali dilakukan dengan sepenuh

hati dan pikiran yang terpusatkan, harus dilakukan juga dengan

gerakan jasmaniah yang hidup, penuh dengan gerak tangkas, tidak

merupakan gerak malas. Namun, hal itu tidak berarti bahwa

gerakan jasmani dalam shalat harus dilskukan seperti kalau orang

sedang berolahraga; gerakan jasmani dilakukan dengan wajar yang

pada dirinya telah mengandung unsur gerak tangkas, yang berrti

suatu latihan jasmaniah yang amat besar kegunaannya bagi orang

melakuakan shalat.

b. Shalat Jamaah

Meskipun shalat dapat dilakukan secara perseorangan, Islam

menganjurkan agar shalat wajib lima waktu itu dilakukan secara jamaah.

Makin banyak anggota jamaah, main baik, meskipun sudah cukup hanya

terdiri dari dua orang yaitu seorang imam dan seorang makmum.

Kecuali shalat lima waktu, jamaah diperintahkan dalam juga shalat

Hari Raya Fitrah dan Kurban, demikian pula dalam kesempatan tertentu

seperti shalat gerhana, dan sebagainya.

Kecualai keutamaan ibadah, shalat jamaah mempunyai arti yang amat

(53)

liii

dan pimpinan supaya bertindak bijaksana, memperhatikan jamaah yang

dipimpinnya.Shalat jamaah menanamkan rasa kebebasan, persaudaraan, dan

persamaan.

Rasa kebebasan terlatih karena dalam mengerjakan shalat jamaah

secara kolektif.Anggota jamaah merasakanbebas shalat di masjid, bebas dari

tradisi yang berlawanan dengan ajaran ibadah, pujian dan pujian hanya

dapat dilakukan terhadap Allah saja.

Rasa persaudaraan amat jelas terlukis bila kita ingat bahwa masjid

terbuka untuk seluruh umat Islam, apa pun suku dan bangsanya. Setiap

muslim akan merasa bertemu denga saudara seagama dalam shalat jamaah.

Mereka bersaudara, shalat di belakang seorang imam, satu gerak mengikuti

komando imam, menghadap ke arah satu kiblat, membaca satu Kitab

Alquran dan menyembah Tuhan yang satu, Allah swt.

Rasa persamaan tumbuh dalam shalat jamaah.Para makmum berderet

bersaf-saf. Yang berpangkat, yang rakyat biasa, yang kaya, yang miskin,

yang keturunan raja maupun yang rakyat kebanyakan,semuanya berbaris

satu saf. Siapa yang datang dulu menempati saf depan, meskipun rakyat

jelata, dan yang datang kemudian mendapat barisan belakang, meskipun

seorang bupati (Basyir, 2003:48-62).

c. Shalat khusyuk

Sejak kita mulai belajar shalat di masa kecil, kita tidak diajarkan

bagaimana meraih rasa khusyuk, karena sang ustadz telah menetapkan itu

(54)

liv

gerakan-gerakan rakaat tanpa ruh, sehingga di saat Ramadhan tiba,

berlangsung adu cepat dalam melaksanakan shalat tarawih. Kita akan

mencari imam yang mampu menempuh target yang lebih cepat (ekpres).

Ketidakmampuan kita mendapatkan rasa khusyuk sering dikaitkan

dengan persoalan dosa yang telah kita lakukan.Namun perlu disadari bahwa

shalat juga dijadikan untuk melebur kesalahan, sebagai mana Nabi Saw

besabda, “Sesungguhnya shalat itu lima, menjadi kafarat bagi segala dosa

yang dikerjakan, diantaranya, selama engkau menjauhkan diri dari segala

dosa besar.”Selain itu, berbagai problem kehidupan yang dihadapi dalam

kesehariannya juga dianggap sebagai biang keladi yang menyebabkan

seorang sulit meraih kekhusyukan (Khadimullah, 2006:55).

d. Shalat Wajib Tepat Waktu

Allah swt. Dalam al-Qur’an telah berfirman, “Sungguh, shalat

diwajibkan atas orang-orang mukmin pada waktu-waktu yang

ditentukan.”(Q.s. 4: 103). Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. Telah

bersabda, “ada lima shalat yang diwajibkan Allah swt.untuk para

hamba-Nya, bagi mereka yang melaksanakannya dengan baik, tanpa pernah

mengabaikannya, tersedia baginya jaminan Tuhan yang akan memasukan

mereka ke dalam surga-Nya.Sedang bagi mereka yang tidak mematuhinya,

Tuhan tidak memberikan jaminannya; Dia mungkin memberikan hukuman

(55)

lv

memaafkan dengan memasukannya ke dalam surga, semuanya sangat

bergantung pada kehendak-Nya.”(H.r. Abu Dawud, an-Nasa’I, Ibnu Majah

dan lainnya) (Al-Ghazali, 2001:3-4).

D. Pengaruh Pembinaan Keagamaan Islam Terhadap Pengamalan Ibadah

Shalat

Keluarga merupakan sumber pendidikan utama, karena segala bentuk

pengetahuan manusia diperoleh pertama-tama dari orang tua sendiri. Proses

keagamaan berperan internalisasi dan transformasi nilai-nilai keagamaan

(56)

lvi

menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah atau ceramah-ceramah

keagamaan.Kegiatan seperti ini sangat mempengaruhi kepribadian

anak.Kenyataannya semasa kecil anak tidak tahu dengan hal-hal yang

berhubungan dengan hidup keagamaan, tidak pernah ke masjid bersama

orang tuanya, tidak pernah mendengar khutbah dan ceramah, maka setelah

dewasa mereka tidak ada perhatian terhadap agama. Kehidupan dalam

keluarga hendaknya memberikan kondisi kepada anak untuk mengalami

suasana hidup keagamaan (Azmi, 2006 : 81)

Orang tua melalaikan kepentingan pembinaan kegamaan kepada anak

bahkan menganggap sebagai hal yang sepele.Sesungguhnya pembinaan

adalah hak orang tuanya, seperti hak makan dan minum serta nafkah dari

mereka.Perhatian yang besar terhadap pembinaan keagamaan disebabkan

menghasilkan hati yang terbuka, dan hati yang terbuka menghasilkan

kebiasaan yang baik.Kebiasaan baik menghasilkan perilaku yang terpuji,

perilaku terpuji menghasilkan amal shaleh, amal shaleh menghasilkan ridha

Allah, dan ridha Allah menghasilkan kemuliaan yang abadi.

Anak setelah mendapatkan pembinaan keagaman dari orang tua dalam

hal melaksanakan ibadah shalat. Dia akan mengerti bagaimana pengamalan

ibadah shalat yang benar sesuai ajaran agama Islam. Adapun orang tua yang

sibuk dengan pekerjaannya tetapi dalam pembinaaan keagamaannya tetap

berusaha dilakukan dengan baik, sehingga anak dalam melaksanakan shalat

(57)

lvii

keagamaan Islam orang tua terhadap anaknya dilakukan dengan lebih baik

lagi, maka pengamalan ibadah shalat anak juga akan meningkat lebih baik.

Dari paparan di atas peneliti ingin meneliti pengaruh pembinaan

keagamaan islam terhadap pengamalan ibada shalat anak.

BAB III

LAPORAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh pembinaan keagamaan

Islam terhadap pengamalan ibadah shalat anak. Sebelum penulis membahas

(58)

lviii

penting hasil observasi di Dusun Kerep Desa Jombor Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang tahun 2015.

A. Diskripsi Objek Penelitian

1. Letak Geografis

Dusun Kerep merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa

Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dengan jarak dari

kantor kelurahan 500 meter, jarak dari kecamatan 5 km dan jarak

dari kabupaten +_ 30 km (sumber data tata usaha pemerintahan Desa

Jombor tahun 2015).

a. Adapun batas – batas wilayah Dusun Kerep adalah sebagai

berikut :

1) Sebelah Utara : Dusun Ngelosari

2) Sebelah Selatan : Perum Candirejo

3) SebelahTimur : Kota Salatiga

(59)

lix

4) Pemakaman : ada.

2. Monografis

Jumlah penduduk dusun Kerep 800 jiwa ,terdiri dari 230

kepala keluarga yang terbagi dalam 2 RT (Sumber Tata Usaha

Pemerintahan Desa Jombor Kecamatan Tuntang).

a. Mata pencaharian

Mata pencaharian warga masyarakat dusun Kerep Desa Jombor

kebanyakan adalah petani. Berdasarkan data dari dusun Kerep Desa

Jombor diperoleh rincian dengan mata pencaharian penduduk sebagai

(60)

lx

b. Kondisi Keagamaan

Kondisi keagamaan penduduk Dusun Kerep tergolong kedalam

perkampungan muslim, karena berdasarkan data dari hasil penelitian

dilapangan bahwa penduduk Dusun Kerep 100% memeluk agama

Islam.

c. Keadaan sosial

1. Adat istiadat

Penduduk Dusun Kerep khususnya dan warga Desa

Jombor pada umumnya masih menjunjung tinggi adat istiadat

misalnya gotongroyong membersihkan jalan dan selokan

sebulan sekali setiap hari minggu, peringatan hari ke 7, 40, 100

dan 1000 hari bagi orang yang sudah meninggal untuk

mengenang dan membacakan tahlil dan surat yasin. Peringatan

hari besar keagamaan seperti Maulid nabi Muhammad SAW,

isra’ mi’raj.Selainharibesarkeagamaanadakegiatan yang lain

sepertikarangtarunaremajasetiap sebulan sekalidankegiatan PKK

ibu – ibusetiap sebulan sekalijuga.

2. Keadaan sosial pendidikan

Masyarakat Kerep rata – rata peduli terhadap pendidikan.

Hal ini dapat dilihat dari data statistik yang penulis peroleh

(61)

lxi Tabel II

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Tingkat Perguruan Tinggi 24 orang

(62)

lxii

B. Penyajian Data

Penulis setelah melakukan dokumentasi, interview dan observasi, maka

langkah berikutnya melakukan penelitian dengan penyebaran angket dan

rating scala, karena obsesvasi dalam hal ini menggunakan rating scala. Untuk

memperlancar semuanya maka peneliti terlebih dahulu menyajikan bentuk data

guna memperlancar langkah suatu penelitian.

Kemudian untuk memperoleh data tentang pembinaan keagamaan Islam

dan pengamalan ibadah shalat anak dusun kerep menggunaka angket dan rating

scala. Dengan masing-masing 10 pertanyaan tentang pembinaan keagamaan

Islam dan 10 pertanyaan tentang pengamalan ibadah shalat anak. Dengan

pilihan jawaban selalu, kadang-kadang dan jarang yang dijukan kepada anak

dusun Kerep yang berumur 11-14 tahun. Dan setiap item pertanyaan

mempunyai 3 jawaban alternatif yaitu:

(63)

lxiii

a. Alternatif jawaban selalu dengan nilai 3

b. Alternatif jawaban kadang-kadang dengan nilai 2

c. Alternatif jawaban jarang dengan nilai 1

Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitiann di

dusun Kerep Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun

2015.

Daftar Nama Responden Pembinaan Keagamaan Islam dan Pengamlan

Ibadah Shalat Anak

2. Muhammad Isnaini Solikhudin 14 / VII

(64)
(65)

lxv

30. Annisa Eka Putri 12 / V

Pada penelitian ini penulis mengambil dua variabel yang diurai dalam

item pertanyaan dalam angket dan rating scala yang sudah terlampir, hasil

jawaban dari opsi pertanyaan tersebut adalah:

a. Pembinaan Keagamaan Islam

Data hasil jawaban angket tentang pembinaan keagamaan Islam dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel V

Jawaban Angket Tentang Pembinaan Keagamaan Islam

(66)
(67)

lxvii

30 A B C A A A C A A A 7 1 2

Jumlah 207 63 30

b. Pengamalan Ibadah Shalat Anak

Data hasil jawaban angket rating scala pengamalan ibadah shalat anak

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel VI

Jawaban Rating Scala Tentang pengamalan Ibadah Shalat Anak

(68)
(69)
(70)

lxx BAB IV ANALISIS DATA

Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul

sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh pembinaan keagamaan Islam terhadap

pengamalan ibadah shalat anak di dusun Kerep desa Jombor tahun 2015. Analisis

ini diperlukan untuk mengetahui tujuan penelitian.

Analisis data tersebut digunakan untuk memperoleh jawaban atas pokok

permasalahan yang diajukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu:

1. Bagaimana pembinaan keagamaan Islam diDusun Kerep Desa

Jombor, Kecamatan Tuntang,Kab. Semarang pada tahun 2015?

2. Bagaimana pengamalan ibadah shalat anak di Dusun Kerep Desa

Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada tahun 2015?

3. Adakah pengaruh pembinaan keagamaan Islam terhadap ibadah

shalat anak di Dusun Kerep Desa Jombor, Kecamatan Tuntang,Kab.

Semarang pada tahun 2015?

Berdasarkan pada ketiga tujuan tersebut, maka analisis pertama, kedua dan

ketiga penulis menggunakan rumus interval dan prosentase:

Keterangan:

P = prosentase

F = frekuensi

(71)

lxxi

Sedangkan untuk mengetahui tujuan ketiga penulis menggunakan dengan

menggunakan rumus producct moment sebagai berikut:

=

( )( )

√ ( ) ( )

Keterangan:

= koefisien korelasi antara X dan Y

XY = Produk dari X kali Y

X = Variabel skor 1

Y = Variabel skor 2

N = Jumlah responden

A. Analisis Pertama

Untuk mengetahui tentang data dari pembinaan keagamaan Islam. Adapun

langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam

daftar angket pada variabel terhadap pembinaan keagamaan Islam.

2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket.

3. Memprosentasikan jawaban.

(72)

lxxii Tabel VII

Daftar Nilai Hasil Observasi Dalam Daftar Pembinaan Keagamaan Islam

(73)

lxxiii

Daftar Tentang Distribusi Frekuensi Jawaban Pembinaan Keagamaan Islam NO

RESPONDEN

ALTERNATIF JAWABAN TOTAL NOMINASI

A B C

1 7 2 1 26 A

(74)

lxxiv

3 3 3 4 19 B

4 10 0 0 30 A

5 8 2 0 28 A

6 6 1 3 23 B

7 7 2 1 26 A

8 5 4 1 24 A

9 7 2 1 26 A

10 9 0 1 28 A

11 8 2 0 28 A

12 8 1 1 27 A

13 9 1 0 29 A

14 7 2 1 26 B

15 4 3 3 21 B

16 5 3 2 23 B

17 5 5 0 25 A

(75)

lxxv

19 3 5 2 21 B

20 8 2 0 28 A

21 8 1 1 27 A

22 6 3 1 25 A

23 5 4 1 24 A

24 8 1 1 27 A

25 8 2 0 28 A

26 9 1 0 29 A

27 6 3 1 25 A

28 6 3 1 25 A

29 7 2 1 26 A

30 7 1 2 25 A

Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari

intervalnya dengan menggunakan rumus :

Gambar

Tabel Mata PencaharianPenduduk
Tabel II
Tabel IV Daftar Nama Responden
Tabel V
+7

Referensi

Dokumen terkait

Quick lock : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua

dalam bentuk skala likert 5 poin yang digunakan untuk mengukur persepsi. level computer anxiety yang dirasakan

Diantara gejala tersebut diantaranya para peserta didik kurang perhatian dan kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran PPKn, mudah menyerah dalam belajar ketika

Penelitian yang berjudul Teknik Penciptaan Humor Berdasarkan Segi Bahasa dan Segi Logika Dalam Acara Stand Up Seru (SUPER) di Kompas TV edisi Oktober 2015

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa melalui pendekatan saintifik dengan metode outdoor study dapat meningkatkan sikap tanggung jawab dan prestasi

Wanayasa (Sumber: Data Monografi Desa Kasimpar 2015).. Desa Kasimpar merupakan salah satu desa yang ada di

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk mengetahui pengaruh keahlian independensi dan profesionalitas pengawasan fungsional

kesadaran wajib pajak tinggi yang datang dari motivasi untuk membayar pajak,. maka kemauan untuk membayar pajakpun akan tinggi dan