• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT ANAK BAWAH LIMA TAHUN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT ANAK BAWAH LIMA TAHUN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 5 No. 2, Juli 2021 P-ISSN : 2548-9739 E-ISSN : 2685-5240

250

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT ANAK BAWAH LIMA TAHUN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

HERMANTO

Universitas Bina Sarana Informatika Jl. Kramat Raya No. 98, Senen, Jakarta Pusat

Email : [email protected] ABSTRACT

Health for children who are very vulnerable and susceptible to various diseases, therefore with a healthy body of a toddler will grow well and healthy. The symptoms of illness to children under five have adverse effects. The disease is going on, for the availability of people - the type of illness suffered, for it needs to build a disease immune system. This research consists of three stages. The first stage is data and information from Integrated Management of Toddler Pain (MTBS) and interview with Midwife. From the data and information found facts of disease, complaints, symptoms and suggestions. In this study I also developed an expert system to diagnose childhood illness under five years using the method. System by using PHP programming language and its MySQL database. Test results with percentage of 90% indicates the ability of this system is able to diagnose the disease of children under five based on the symptoms felt by the child with a certainty factor that shows the level of truth, the accuracy of the possible disease that often occurs in children under five

Keywords: Expert System, Certainty Factor, Dianoga Disease, Toddler.

ABSTRAK

Kesehatan sangatlah penting bagi manusia khususnya anak balita yang rawan dan rentan terhadap gangguan berbagai macam penyakit, karena itu dengan tubuh yang sehat balita akan tumbuh kembang dengan baik dan sehat. Gejala-gejala penyakit terhadap anak balita memiliki dampak buruk apabila terlambat mendapatkan penanganan yang kurang tepat, untuk memudahkan para orang tua mendeteksi jenis penyakit yang diderita, untuk itu perlu dibangun sebuah aplikasi sistem pakar deteksi penyakit pada anak untuk mendapatkan deteksi awal penyakit. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan data dan informasi dari Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan wawancara dengan Bidan. Dari pengumpulan data dan informasi tersebut ditemukan fakta penyakit, keluhan, gejala dan saran penanganan. Dalam penelitian in juga i dikembangkan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit anak bawah lima tahun menggunakan metode Certainty Factor, Sistem pakar ini berjalan berdasarkan gejala yang dirasakan oleh anak atau yang terjadi pada pasien. Sistem dibangun berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database nya MySQL. Hasil pengujian dengan persentase 90% menunjukkan bahwa sistem pakar ini mampu melakukan diagnosa penyakit anak balita berdasarkan gejala-gejala yang dirasakan oleh anak disertai nilai certainty factor yang menunjukkan tingkat kebenaran, keakuratan dari kemungkinan penyakit yang sering terjadi pada anak balita.

Kata Kunci: Sistem Pakar, Certainty Factor, Dianoga Penyakit, Anak Balita

(2)

Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 5 No. 2, Juli 2021 P-ISSN : 2548-9739 E-ISSN : 2685-5240

251 1. PENDAHULUAN

Kesehatan anak merupakan hal terpenting bagi orang tua dalam melakukan pantauan terhadap makanan dan lingkungan yang terjadi disekitar anak. Anak berumur 1 sampai kurang dari 5 tahun merupakan kondisi anak yang rentan kesehatannya yang disebabkan oleh bakteri atau virus pada makanan dan lingkungan. Kesehatan pencernaan sering diabaikan oleh orangtua sehingga penting jika anak memiliki saluran pencernaan yang sehat, tubuhnya memiliki stamina yang baik dan bisa kuat melawan berbagai penyakit. Penyakit anak yang disebabkan virus sangat rentan terjadi pada anak-anak, hal tersebut disebabkan oleh sistem imunitas yang ada di dalam tubuh anak belum terbangun secara sempurna. Kebanyakan dari kalangan orang tua juga sering kali tidak mengenai gejala- gejala penyakit pada tubuh anak yang timbul diakibatkan infeksi virus tersebut. Informasi mengenai gejala-gejala penyakit pada tubuh anak tersebut sangat penting untuk diketahui orang tua, hal tersebut agar tidak terjadi kesalahan ataupun keterlambatan dalam mengenali jenis penyakit anak yang ditimbulkan oleh infeksi virus. Kesalahan ataupun keterlambatan dalam mengenali gejala-gejala serta jenis penyakit anak yang timbul diakibatkan infeksi virus dapat menyebabkan kesalahan ataupun keterlambatan dalam penanganan pengobatannya.

Sistem pakar adalah suatu cabang kecerdasan buatan yang menggunakan pengetahuan-pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seorang ahli untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Dalam perkembangannya, sistem pakar banyak membantu manusia dalam berbagai bidang, antara lain dalam bidang kesehatan. Sistem pakar juga dapat digunakan untuk membantu dalam mendiagnosa penyakit anak dengan mengumpulkan berbagai pengetahuan tentang gejala-gejala penyakit anak dari para ahli yang ada.

2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Waterfall

Pada model pengembangan sistem pakar ini menggunakan model waterfall. Metode waterfall merupakan model pengembangan sistem pakar yang sistematik dan sekuensial.

Adapun beberapa tahapan yang digunakan, diantaranya [1]. Adapun beberapa tahapan yang digunakan, diantaranya [2].

1. Analisa Kebutuhan Software

Dalam tahap ini, dilakukan analisa kebutuhan sistem dalam pengembangan aplikasi berdasarkan data-data yang telah didapatkan, serta menentukan software pendukung apa saja yang dibutuhkan untuk membangun aplikasi sistem pakar ini dan yang dapat digunakan dalam implementasinya

2. Design

Dalam tahap ini, dilakukan perancangan desain baik dari segi database, software architecture, metode dan user interface.

Setelah itu, dilanjutkan kedalam tahap perancangan program aplikasi sistem pakar berdasarkan analisa kebutuhan yang telah dibuat

3. Code Generation

Dalam tahap ini membuat dan menampilkan listing program pada form aplikasi sistem pakar yang dirancang, karena program dibangun menggunakan cara pemrograman terstruktur

4. Testing

Dalam tahap ini, menggunakan metode whitebox testing untuk pengujiannya. Setelah program lulus dari tahap testing maka dilakukan implementasi program aplikasi.

5. Support

Dalam tahap ini, dilakukan pemeliharaan atau pengontrolan terhadap aplikasi setelah dilakukan implementasi

2.2. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan, antara lain:

1. Observasi

Yaitu teknik pengambilan data-data dengan cara mengamati secara langsung hasil

(3)

Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 5 No. 2, Juli 2021 P-ISSN : 2548-9739 E-ISSN : 2685-5240

252 rekam medis yang akan diteliti agar dapat

memberikan informasi yang tepat dan jelas.

2. Wawancara

Yaitu melakukan tanya jawab secara langsung kepada pakar kebidanan tentang penyakit anak balita yang sering terjadi dan cara menanganinya

3. Studi Pustaka

Penulis mencari bahan-bahan atau materi sumber yang dapat digunakan sebagai referensi penulis atau mencari hal-hal yang dapat digunakan dalam membuat penelitian ini.

4. Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada ibu-ibu dan pakar kebidanan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Analisa Kebutuhan

Dalam perancangan aplikasi ini menggunakan web karena dianggap media yang mudah diakses oleh siapa pun tanpa perlu meminta aplikasi ini langsung dari pihak perusahaan dan mampu dioperasikan dari manapun asalkan memiliki jaringan internet dan media yang sesuai seperti laptop, komputer, handphone berbasis android/blackbary/iphone. Tetapi tidak menutup kemungkinan aplikasi ini selanjutnya dapat dikembangkan dalam bentuk aplikasi android mobile karena melihat makin banyaknya pengguna handphone android dan keunggulannya pengguna tidak perlu lagi menggunakan jaringan internet untuk mengakses aplikasi ini karena cukup menginstal sekali dan pengguna sudah bisa menggunakan di handphone nya sendiri kapanpun dan dimanapun walaupun tidak memiliki jaringan internet untuk selanjutnya.

1. Kebutuhan Fungsional

Di dalam kebutuhan fungsional ini penulis akan menjelaskan proses – proses yang akan dilakukan oleh system. Adapun kebutuhan fungsional yang ada di dalam fitur atau pun fungsi yang terdapat pada

program aplikasi berbasis web ini, di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Mampu menganalisa atau mendiagnosa indikasi/gejala penyakit pada anak balita.

b. Mampu memberikan nilai tingkat kepastian sesuai dengan basis pengetahuan yang dimiliki program.

c. Dapat melihat hasil diagnosa yang pernah dilakukan oleh pengguna.

d. Mampu menyimpan hasil diagnosa agar sewaktu-waktu dapat di lihat kembali apabila solusi yang diberikan dianggap tidak mampu mengatasi permasalahan yang ada. Dengan demikian maka basis pengetahuan yang telah ada diharap segera memberikan alternatif solusi.

e. Terdapat fasilitas untuk mengelola basis pengetahuan sistem pakar yang dilakukan oleh pakar seperti data indikasi/gejala, penyakit, diagnosa, dan rule atau aturan pakar.

f. Terdapat fasilitas untuk mengelola data administrator dan atau pakar 2. Kebutuhan Non-Fungsional

Kebutuhan non-fungsional dalam aplikasi pengelolaan akta kependudukan ini meliputi kebutuhan hardware, kebutuhan software dan kebutuhan brainware [3]. Adapun kebutuhan non fungsional adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) - CPU (Central Processing Unit) • Processor : 1,3 Ghz

• Memory : 1 GB • Harddisk : 320 GB - Monitor: Resolution 1366 x 768 HD LCD

b. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) - Sistem Operasi : Microsoft Windows 7 - WebServer : WAMPP Server - Apache : Versi 2.2.11 - MySQL : Versi 5.1.36 - PHP : Versi 5.3.0

c. Kebutuhan Perangkat Manusia (Brainware)

Rancangan aplikasi berbasis web ini ada dua level pengguna yaitu user dan

(4)

Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 5 No. 2, Juli 2021 P-ISSN : 2548-9739 E-ISSN : 2685-5240

253 admin yang mana masing – masing

memiliki hak akses pengguna yang berbeda – beda.

3.2. Rancangan Algoritma

Rancangan algoritma aplikasi sistem pakar akan penulis gambarkan dengan menggunakan frowchart sederhana secara singkat agar nantinya dapat dipahami proses kerja dari sistem pakar.

Gambar 1. Flowchart Sistem pakar 3.3. Basis Pengetahuan

Isi dari basis pengetahuan adalah fakta- fakta dan aturan yang dipakai oleh beberapa pakar yang dilandasi pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman pakar.

1. Tabel Pakar

Dalam pembuatan tabel pakar dibutuhkan daftar gejala dan penyakit pada anak balita.

Berikut ini adalah gejala-gejala dan tabel penyakit pada anak balita :

Tabel 1. Tabel Gejala

No. Kode

Gejala Gejala

1 G001 Apakah pasien Demam?

2 G002 Apakah pasien tubuhnya menggigil?

3 G003 Apakah pasien air liur berlebihan?

4 G004 Apakah pasien gelisah?

5 G005 Apakah pasien tenggorokan tampak merah?

6 G006 akah pasien nafsu makannya berkurang?

7 G007 Apakah pada tubuh pasien nyeri-nyeri pada sendi?

8 G008 Apakah kepala pasien sakit?

9 G009 Apakah kondisi pasien lesu atau lemah?

G010 Apakah pada tubuh pasien 10 nyeri-nyeri pada

punggungnya?

11 G011 Apakah pasien mengalami BAB insentif?

12 G012 akah pasien mengalami bising usus?

13 G013 Apakah pasien muntah- muntah?

14 G014 Apakah pasien rewel?

15 G015 Apakah pasien siagonis (kebiruan pada kulit) ? 16 G016 apakah tubuh Pasien muncul

tonjolan merah?

G017 Apakah pasien kesulitan 17 mengeluarkan nafas dari

paru-paru?

18 G018 akah pasien batuk-batuk?

19 G019 Apakah pada tubuh pasien nyeri-nyeri pada ototnya?

20 G020 Apakah pada hidung pasien meler?

21 G021 Apakah mata pasien merah?

22 G022 apakah pasien mual-mual?

23 G023 Apakah pasien rasa haus atau lapar udara?

G024 Apakah pasien 24 pengehembusan nafas

berbunyi?

Tabel 2. Tabel Penyakit

No. Kode

Nama Penyakit Penyakit

1 P001 Campak

2 P002 Demam Berdarah (DBD) 3 P003 Diare

4 P004 Polio

5 P005 Asma

(5)

Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 5 No. 2, Juli 2021 P-ISSN : 2548-9739 E-ISSN : 2685-5240

254 6 P006 Cacar Air

Tabel 3. Tabel Pakar

RUL P00 P0

E 1 P002 P003 P004 P005 06

G001 X X X

G002 X G003 X

G004 X

G005 X

G006 X X

G007 X G008 X G009 X G010 X X G011 X G012 X G013 X X G014 X

G015 X

G016 X

G017 X

G018 X X

G019 X G020 X G021 X

G022 X

G023 X

G024 X

Keterangan :

a Baris pertama menerangkan rule macam-macam penyakit yang terdapat di tabel penyakit.

b Kolom Pertama menunjukkan gejala-gejala pada pakar yang terdapat di tabel pakar.

2. Rule- rule pada Pakar.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan dengan menggunakan Certainty Factor yaitu merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengatasi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.

Berikut ini adalah respresentasi pengetahuan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit anak balita dengan pendekatan sistem pakar, yang pada dasarnya berupa aturan (rule) yang berbentuk IF-THEN.

Rule 1 : IF Demam

AND Hidung meler AND Batuk

AND Nyeri Otot AND Mata merah AND Nyeri Punggung

THEN anda di diagnosa mengalami Campak Rule 2 :

IF Lesu atau lemah AND Sakit kepala AND Nyeri sendi AND Tubuh menggigil

AND Nafsu makan berkurang THEN anda di diagnosa mengalami Demam Berdarah (DBD)

Rule 3 :

IF Bising usus AND BAB insentif AND Muntah-muntah AND Rewel

THEN anda di diagnosa mengalami Diare Rule 4 :

IF Tenggorokan tampak merah AND Sakit kepala

AND Nyeri Punggung AND Air liur berlebihan AND Muntah-muntah

THEN anda di diagnosa mengalami Polio Rule 5 :

IF Gelisah

AND Pengehembusan nafas berbunyi AND Batuk

AND Kesulitan mengeluarkan nafas dari paru-paru AND Rasa haus dan lapar udara

AND Siagonis (kebiruan kulit)

THEN anda di diagnosa mengalami Asma Rule 6 :

IF Demam

(6)

Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 5 No. 2, Juli 2021 P-ISSN : 2548-9739 E-ISSN : 2685-5240

255 AND Muncul Tonjolan

Merah AND Mual- mual

AND Tubuh menggigil AND Nafsu makan berkurang

THEN anda di diagnosa mengalami Cacar Air 3.4. Rancangan Sistem

Rancangan sistem pakar, terdiri dari berberapa rancangan, diantaranya rancangan database, rancangan sistem menggunakan UML.

1.

Rancangan Database

Langkah awal yang harus dilakukan ketika akan merancang suatu Database adalah dengan melakukan pengumpulan kebutuhan informasi yang dibutuhkan [4].

1. ERD (Entity Relationship Diagram)

Entity Relationship Diagram (ERD) suatu model yang menjelaskan kumpulan data – data pada basis data [5]. Berfungsi untuk mempermudah menganalisis pada suatu basis data atau sistem dengan cara tepat dan mudah menjelaskan data berdasarkan objek dasar data yang mempunyai hubungan yang dihubungkan oleh suatu relasi [6].

Gambar 2. Rancangan Basis Data

Sistem Pakar Penyakit Anak Balita 3.5. Rancangan User Interface

1. Pendaftaran Pasien

Halaman ini berfungsi untuk pendaftaran pasien baru untuk melakukan konsultasi.

Gambar 3. Menu Pendaftaran Pasien 2. Rancanga menu konsultasi pasien.

Halaman ini berfungsi untuk pasien melakukan konsultasi dengan gejala yang dialami atau dirasakan

Gambar 4 Tampilan Halaman Gejala 3. Rancangan Menu Hasil Konsultasi

Halaman ini berfungsi untuk menampilkan hasil konsultasi pasien dan menampilkan penyakit yang diderita pasien melalui pemilihan gejalan yang dialami.

Gambar 5. Gambar Menu Hasil Konsultasi Pasien

(7)

Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 5 No. 2, Juli 2021 P-ISSN : 2548-9739 E-ISSN : 2685-5240

256 4. Rancangan Menu Login Admin

Halaman ini berfungsi untuk menampilkan menu admin dalam mengelolahan data penyakit dan gejala penyakit sertam rekam medis pasien.

Gambar 6. Gambar Menu Login Admin

5. Data Pasien

Halaman ini berfungsi untuk menampilkan data pendaftaran pasien yang telah mendaftar.

Gambar 7 Tampilan Data Pasien 6. Data Kaidah Diagnosa

Halaman ini berfungsi untuk menampilkan data kaidah diognasa penyakit anak balita.

Gambar 8 Tampilan Kaidah Diagnosa Penyakit

7. Data Penyakit

Halaman ini berfungsi untuk menampilkan data penyakit anak balita.

Gambar 9 Tampilan Data Penyakit 4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Sistem pakar ini mendiagnosa dengan cara memilih beberapa gejala penyakit pada anak balita meliputi (Campak, DBD, Diare, Polio, Asma dan Cacar Air) penangananya yang diberikan untuk tiap pasien berdasarkan tiap penyakit.

2. Berdasarkan hasil pengujian pakar dapat diambil kesimpulan bahwa hasil yang direkomendasikan oleh sistem pakar diagonosa penyakit anak telah cocok dan memiliki kesamaan sebesar 90% dengan hasil pakar serta dapat digunakan untuk khalayak ramai.

(8)

Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 5 No. 2, Juli 2021 P-ISSN : 2548-9739 E-ISSN : 2685-5240

257

3.

Aplikasi sistem pakar memiliki fitur- fitur sebagai berikut entri data pasien, diagnosapenyakit, kelola gejala, kelola penyakit dan kaidah diagnosa.

penyakit, kelola gejala, kelola penyakit dan kaidah diagnosa.

5. SARAN

Sistem pakar ini masih banyak kekurangan dan masih butuh pengembangan karena masih jauh untuk dibilang sempurna.

Berikut ini beberapa pengembangan yang bisa dilakukan untuk membuat sistem pakar ini bisa lebih baik:

1. Sistem ini bisa dikembangkan menjadi Android Mobile atau Web Mobile agar bisa menjadi lebih efektif dan effisien bagi pengguna.

2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan jenis penyakit pada anak balita ysng lain. Karena dengan gejala yang lebih banyak dapat memberikan informasi lebih mengenai faktor kepastian semua penyakit pada anak balita tidak hanya berfokus pada gejalanya melainkan harus ada antisipasi dan penanagan lebih awal.

3. Tampilan atau antar muka pemakai dapat lebih disempurnakan lagi sehingga lebih menarik dan lebih mudah dalam pemakaiannya ( user friendly).

Saran di atas merupakan masukan dari penulis agar sistem yang diharapkan dapat memberikan hasil kerja yang berguna dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

[1] G. W. Sasmito, “Penerapan Metode Waterfall Pada Desain Sistem Informasi Geografis Industri Kabupaten Tegal,” J. Inform. Pengemb.

IT, vol. 2, no. 1, pp. 6–12, 2017.

[2] G. W. Sasmito, “Penerapan Metode Waterfall Pada Desain Sistem Informasi Geografis Industri Kabupaten Tegal,” J. Inform. Pengemb.

IT, vol. 2, no. 1, pp. 6–12, 2017.

[3] R. Muhidin, N. F. Kharie, and M.

Kubais, “ANALISIS DAN

PERANCANGAN SISTEM

INFORMASI PADA SMA NEGERI

18 HALMAHERA SELATAN

SEBAGAI MEDIA PROMOSI

BERBASIS WEB,” IJIS-Indonesia J.

Inf. Syst., vol. 2, no. September, pp. 56–

68, 2017.

[4] I. Mardiono, R. Fil’aini, and F. S.

Didin, “Perancangan Sistem Basis Data Offline Dokumen Akreditasi Program Studi,” Opsi, vol. 12, no. 2, p. 101, 2019.

[5] M. Septiani, N. Afni, and R. L.

Andharsaputri, “Perancangan Sistem Informasi Penyewaan Alat Berat,”

JUSIM (Jurnal Sist. Inf. Musirawas), vol. 4, no. 02, pp. 127–135, 2019.

[6] M. Septiani, N. Afni, and R. L.

Andharsaputri, “Perancangan Sistem Informasi Penyewaan Alat Berat,” JUSIM (Jurnal Sist. Inf. Musirawas), vol. 4, no. 02, pp. 127–135, 2019

Gambar

Gambar 1. Flowchart Sistem pakar  3.3. Basis Pengetahuan
Tabel 3. Tabel Pakar
Gambar 2. Rancangan Basis Data
Gambar 6. Gambar Menu Login  Admin

Referensi

Dokumen terkait

Dibanding tanaman kopi asal benih maupun cangkok, tanaman kopi asal kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, yaitu: proses pembuatannya lebih praktis, karena hanya dilakukan

Frank O’Hara was the A rst poet I ever read who “sounded like me.” Obviously he doesn’t sound at all like me or most of the many people who’ve reacted similarly to his work: he

Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny”I” selama kehamilan trimester III dengan Kehamilan Resiko Tinggi (Jarak Kehamilan Terlalu Dekat), pada persalinan

Pada Tabel.5 menunjukkan bahwa Ciprofloxacin memiliki angka sensitivitas yaitu sebesar 60% dan intermediet sebesar 40% serta tidak menunjukan angka yang resisten

Pada penelitian ini variabel PDRB memiliki signifikansi pengaruh terhadap kemiskinan hanya pada α 20%, hal ini sesuai temuan dari world bank (2006) bahwa

Agar penelitian tidak keluar dari pembahasan, serta agar analisis menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup

Dengan diketahui keadaan dokumentasi suatu bahasa, tahap selanjutnya dapat dirancang tugas khusus dan memungkinkan.. untuk mendesain proyek penelitian bersama-sama dengan

Sebagaimana diuraikan di atas, di dalam situasi diglosia ada tradisi keilmuan yang memilih ragam pokok yang tinggi sebagai dasar usaha pembakuan. Di Indonesia pun hal itu