• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA ETOS KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA ETOS KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN GOWA"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd) Jurusan anajemen Pendidikan Islam

pada Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh:

NABILA ALIM LOPA 20300115009

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah swt., Tuhan semesta alam. Peneliti sangat bersyukur kepada Allah swt., karena atas limpahan rahmat, hidayah-Nya serta taufik- Nya sehingga karya tulis yang berjudul “Hubungan Etos Kerja dengan Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa”, dapat penulis selesaikan dengan baik. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi masyarakat luas. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan umat manusia yakni baginda Rasulullah saw., para keluarga, sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa sejak persiapan dan proses penelitian hingga pelaporan hasil penelitian ini terdapat banyak kesulitan dan tantangan yang di hadapi, namun berkat ridha dari Allah swt., dan bimbingan dari berbagai pihak maka segala kesulitan dan tantangan yang dihadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, lewat tulisan ini penulis mengucapkan terimah kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis mengucapkan permohonan maaf dan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada Ayahanda H.Alimuddin Lopa dan Ibunda HJ.Raodha Muis tercinta yang dengan penuh cinta dan kesabaran serta kasih sayang dalam membesarkan serta mendidik penulis yang tak henti-hentinya memanjatkan doa demi keberhasilan dan kebahagiaan penulis, serta kepada kakak yang selalu memberikan semangat kepada penulis. Terutama Kak Maknun yang selalu memberikan support yang luar biasa, terima kasih. Begitu pula penulis mengucapkan terima kasih kepada :

(6)

v

1. Prof. Dr. H. Hamdan Juhannis, MA., Ph.D. Selaku Rektor UIN Alauddin Makasar beserta wakil Rektor I,II,III, dan IV yang selama ini berusaha memajukan Universitas Islam Negri Alauddin Makassar dan memberikan bantuan fisik maupun material serta memberikan fasilitas dalam proses perkuliahan.

2. Dr. H. A. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta wakil dekan I,II, dan III atas segala fasilitas yang diberikan dan senantiasa selalu memberikan nasehat bimbingan kepada penilis.

3. Ridwan Idris, S.Ag, M.Pd. dan Mardiah, S.Ag., M.Pd. Selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Manajemen Pendidikan Islam UIN Alauddin Makassar yang selama ini selama ini selalu memberikan motivasi, arahan dan dorongan dalam proses perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi.

4. Dr. Baharuddin, M.M. dan Dr. Jamaluddin Iskandar, M.Pd. selaku Pembimbing I dan II yang telah memberi arahan, koreksi, pengetahuan baru dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai tahap penyelesaian.

5. Para Dosen dan Staf Program Manajemen Pendidikan Islam UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. H. Anwar Abu Bakar, S.Ag., M. Selaku kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian, serta para pegawai yang juga ikut membantu dalam penelitian ini.

(7)

vi

7. Teman-Teman KKN Posko 1 Angkatan 60 Kec. Parigi Desa Majannang Kab.Gowa yang telah memberikan pengalaman yang begitu mengesankan selama menjadi mahasiswa kurang lebih 45 hari , beserta bapak dan ibu posko pengganti orang tua selama KKN.

8. Semua teman-teman seangkatan pada jurusan Manajemen Pendidikan Islam kelas 1&2 angkatan 2015 yang senantiasa selalu memberikan dukungan dan motivasi selama semasa kuliah hingga penyusunan skripsi.

9. Terima kasih kepada kakanda senior Nur Intan atas dukungan ,bimbingan dan bantuannya selama ini yang telah diberikan kepada saya selama penyusunan skripsi.

10. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan sumbangsih kepada penyusun selama kuliah hingga penyelesaian skripsi ini selesai.

Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis serahkan segalanya, semoga semua pihak yang membantu, mendapat pahala di sisi Allah swt., serta semoga skripsi ini bermanfaat bagi khalayak khususnya bagi penulis sendiri.

Samata, 05 November 2019 Penyusun

Nabila Alim Lopa

NIM:20300115009

(8)
(9)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ..1

B. Batasan Masalah ... ..8

C. Rumusan Masalah ... ..8

D. Hipotesis Penelitian ... ..9

E. Defenisi Operasional ... 10

F. Tujuan dan Manfaat ... 10

G. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 11

(10)

viii

B. Kepuasan Kerja ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Instrumen Penelitian……… ... 30

D. Prosedur Pengumpulan Data………. ... 32

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan ……… ... 56

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. Implikasi... ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(11)
(12)

ix Rata-rata Etos Kerja

Tabel 4.3: Standar Etos Kerja Tabel 4.4: Persentase Etos

Tabel 4.5: Kategorisasi Etos Kerja

Tabel 4.6: Distribusi Kepuasan Kerja Pegawai Tabel 4.7: Rata-rata Kepuasan Kerja Pegawai Tabel 4.8: Standar Deviasi Kepuasan Kerja Pegawai Tabel 4.9: Persentase Kepuasan Kerja Pegawai Tabel 4.10: Kategorisasi Kepuasan Kerja Pegawai Tabel 4.12: Uji Normalitas

Tabel 4.13: Uji Homogenitas Tabel 4.14: Uji t Kreativitas

(13)

x

Judul : Hubumgan antara Etos Kerja dengan Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa

Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimana gambaran Etos Kerja di Kementerian Agama Kabupaten Gowa; (2) Bagaimana gambaran Kepuasan Kerja di Kementerian Agama Kabupaten Gowa: (3) Adakah Hubungan antara Etos Kerja pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

Penelitian ini bertujuan untk mengetahui: Gambaran Etos Kerja di Kementerian agama Kabupaten Gowa: (2) Gambaran Etos Kerja di Kementerian Agama Kabupaten Gowa; (3) Gambaran hubungan Etos kerja dengan Kepuasan Kerja pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

Penelitian ini merupakan penelitian ‘ex post facto”. Subyek penelitian ini merupakan pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa berjumlah 50 orang dan menggunakan Sampling Insidental. Teknik pengumpulan data menggunakan angkat. Metode keantitaf . Analisis deskriptif kuantitatif dan analisis inferensial melalui regresi sederhana. Selanjutnya penyajian data menggunakan teknik presentase jawaban dari keseluruhan reponden

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan SPSS 16.0, terdapat Hubungan Etos Kerja dan Kepuasan Kerja Pegai dengan taraf signifikan 0,000 . Adapun implikasi dalam penelitian ini sebagai berikut; (1) Bagi organisasi, diharapkan lebih menerapkan etos kerja yang baik sebagai tolak ukur dalam menjalankan tugas dan kewajiban pegawai agar rasa puas dalam bekerja dapat terpenuhi secara lahir dan bathin setiap pegawai; (2) Bagi pegawai diharapkan mempertahan sikap dan perilaku yang baik dalam menjalankan tugas dan kewajibannya; (3) Bagi Peneliti selanjutnya, disarankan agar mengadakan penelitian dengan cakupan materi lainnya berdasarkan etos kerja dan kepuasan kerja pegawai yang peneliti lakukan .

(14)

1

Penelitian Etos kerja dikatakan sebagai faktor penentu dari keberhasilan individu, kelompok, institusi dan juga yang terluas ialah bangsa dalam mencapai tujuannya. Pada pelaksanaan administrasi publik juga dipengaruhi oleh etos kerja yang dimiliki oleh pejabat-pejabat publik dalam tugasnya menyelenggarakan kebutuhan masyarakat. Etos kerja merupakan yang hal utama dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai keunggulan budi dan keunggulan karakter yang menghasilkan kerja dan kinerja yang unggul pula. Tentunya, keunggulan tersebut berasal dari buah ketekunan seorang manusia Maha karya.

Di dalam agama Islam, keharusan setiap individu untuk bermanfaat bagi dirinya dan orang di sekelilingnya dimanifestasikan dalam anjuran atau perintah bekerja.1 Yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai tuntunan dan pegangan bagi kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur umat dalam segi ibadah saja melainkan juga mengatur umat dalam memberikan tuntutan dalam masalah yang berkenaan dengan kerja. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Mu’minun ayat 51:

$pκš‰r'¯≈tƒ ã≅ß™”9$#

(#θè=ä.

zÏΒ ÏM≈t6Íh‹©Ü9$#

(#θè=uΗùå$#uρ

$·sÎ=≈|¹

(

’ÎoΤÎ)

$yϑÎ/

tβθè=yϑ÷ès?

×ΛÎ=tæ

∩∈⊇∪

Terjemahan:

1 Yan Orgianus, Moralitas Islam Dalam Ekonomi Dan Bisnis, (MARJA: 2012), h. 128.

(15)

“ Wahai para Rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”2

Hubungan ayat diatas dengan etos kerja dan kepuasan kerja yaitu sangat jelas dikatakan bahwa Allah telah memerintahkan kepada hambanya agar memakan makanan yang baik dan mengerjakan kebajikan. Ketika seseorang bekerja secara tidak profesional atau tidak melakukan pekerjaan secara maksimal, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut memakan gaji buta. Contohnya, pulang dari tempat kerja sebelum waktunya, datang terlambat tanpa alasan yang jelas, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut telah melanggar aturan dan melakukan suatu keburukan dalam bekerja.

Kemampuan menghayati pekerjaan menjadi sangat penting sebagai upaya menciptakan keunggulan. Menghayati pekerjaan sebagai pelayanan memerlukan kemampuan transendensi (kesadaran ketuhanan atau kesadaran vertikal manusia) yang bersifat melampaui ruang gerak manusia yang kecil. Hal ini semua dapat terlihat dan tertuang dalam etos kerja.

Etos kerja pegawai menjadi gambaran secara umum semangat kerja dan kesungguhan kerja pegawai dan bagi masyarakat yang memperoleh pelayanan dengan baik . etos kerja para tenaga pegawai sekarang ini, maka tidak akan terlalu sukar untuk menentukan apa yang harus dilakukan di lingkungan kita untuk memantapkan etos kerja ini. keinginan untuk menjaga mutu atau kualitas pekerjaan, misalnya, merupakan suatu ciri yang harus ditanamkan secara intensif

2 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan ( Bandung: CV Diponegoro, 2010), h. 346.

(16)

dihati masing-masing pegawai. Bagi seorang pegawai yang benar-benar professional tidak akan puas dengan mengulang materi kuliah yangtelah disusunnya dua atau tiga tahun yang lalu. Dia akan malu terhadap diri sendiri kalau dari tahun ketahun, dari suatu tempat ke tempat yang lain ia tetap membicarakan yang itu-itu saja.

Pengawasan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya divisi (kelompok) dalam operasionalisasi suatu rencana sehingga berbagai kegiatan operasional yang sedang berlangsung terlaksana dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang setinggi mungkin3.

Etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan,memandang meyakini dan memberikan makna yang ada sesuatu,yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high performance).4Etos kerja bila dimisalkan dengan seseorang pedagang akan lahir semangat untuk menjalankan sebuah usaha dengan sungguh-sungguh,adanya keyakinan bahwa dengan berusaha secara maksimal hasil yang akan didapat tentunya akan maksimal pula.

Etos kerja bermakna semangat kerja dan kesungguhan kerja. Ada delapan etos kerja menurut Sunamo yang berpengaruh pada peningkatan profesionalisme yaitu kerja adalah rahmat, kerja adalah amanah, kerja adalah panggilan, kerja adalah aktualisasi, kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja adalah kehormatan, dan kerja adalah pelayanan.5

3Sondang Siagian,Manajemen Strategik,(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2008), h. 258.

4Jansen,Sunamo,8Etos Kerja Profesional, (Jakarta:PT.BPK Gunung Mulia,2010), h.114.

5 Jansen,Sunamo, 8Etos Kerja Profesional, h.115.

(17)

Seperti firman Allah dalam Q.S Al-Qashash ayat 77:

Æ tGö/$#uρ!$yϑ‹Ïùš9t?#uª!$#u‘#¤$!$#nοtÅzFψ$#(Ÿωuρš[Ψs?y7t7ŠÅÁtΡš∅ÏΒ$u‹÷Ρ‘‰9$#(Å¡ômr&uρ!$yϑŸ2z

|¡ômr&ª!$#šø‹s9Î)(ŸωuρÆ ö7s?yŠ$|¡x ø9$#’ÎûÇÚö‘F{$#(¨βÎ)©!$#Ÿω=Ïtä†tωšø ßϑø9$#∩∠∠∪

Terjemahan:

”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.6

Allah SWT. Memerintahkan manusia bekerja dan berusaha untuk kepentingan urusan duniawi dan ukhrawi secara seimbang. Tidak boleh orang mengejar dunianya saja dan melupakan akhiratnya. Begitu juga sebaliknya, keduanya hendaknya berjalan dan diperhatikan secara seimbang.

Etos kerja sebagai acuan, panutan, merupakan virus semangat yang dapat berpengaruh pada kondisi kerja pegawai. Dengan demikian menciptakan atmosfir kerja yang sehat maka dapat membentuk pegawai yang berjiwa kompetitif.

Kenyataan yang terjadi masih ditemukan beberapa kendala dan kesenjangan di antara pegawai Kementerian Agama di Kabupaten Gowa terutama dalam memanfaatkan media teknologi informasi dalam pelaksanaan pelayanan, keterampilan dan kemampuan, pemanfaatan media pembelajaran, penilaian hasil kinerja, pelaksanaan pelayanan, dan sebagainya, Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

6Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan ( Bandung: CV Diponegoro, 2010), h. 395.

(18)

Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, jika tanpa tujuan dan target yang ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja pada seseorang atau kinerja organisasi tidak mungkin dapat diketahui bila tidak ada tolak ukur keberhasilannya7.

Kinerja menurut Mangkunegara adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan8.Kinerja karyawan merupakan hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja yang lebih tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas, atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian tugas yang dibebankan kepada seorang karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Salah satu yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai adalah menghargai waktu. Sikap menghargai waktu dari pegawai itu rendah di tunjukan dengan masih tingginya persentasi waktu kerja yang hilang dari para pegawai. Sikap mengahargai waktu ini merupakan hal yang sangat penting karena jikalau pegawai memiliki sikap yang sangat menghargai waktu maka pegawai tersebut secara tidak langsung mengahragai terhadap apa yang menjadi kewajibanya sebagai seorang

7 (Moheriono ,2012).h.95

8(Mangkunegara,2015).h.67

(19)

pegawai. Begitupun sebaliknya, apabila sikap menghargai waktu dari pegawai itu rendah maka dapat dikatakan bahwa pegawai tersebut memiliki kewajiban terhadap pekerjaannya yang rendah pula.

Sehubungan dengan kerja adalah sarana yang tepat untuk mewujudkan tujuan dan sasaran-sasaran Islami. Kerja memberikan makna eksistensial pada hidup manusia, bukti tanggung jawab secara vertikal kepada Allah SWT dan horizontal kepada sesama makhluk. Selain itu, keaktifan bekerja secara baik merupakan pemenuhan kewajiban. Itu semua hakikatnya merupakan basis nilai- nilai kerja Islami yang melandasi sikap hidup mendasar orang Islam dalam bekerja.9

Penerapan etos kerja Islami dalam bekerja akan terpancar dari keimanan seseorang yang berdampak di kinerja seseorang. Permasalahan kinerja menjadi faktor penting terhadap keberhasilan pengelolaan daerah terutama dalam otonomi daerah. Pekerjaan dikantor adalah tempat untuk belajar dan mengembangkanpotensi diri karyawan. Karir promosi jabatan menanti mereka yang bekerja danberkarya secara sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggungjawab. Namun yangperlu dicermati adalah karyawan yang berhasil bukan karena dalam melaksanakanpekerjaannya adalah buah hasil keringat sendiri, tetapi lebih kepada sumber dayalain mendukung. Organisasi yang maju dimana karyawannya dalam mengerjakanpekerjaannya selalu dalam bentuk tim (team work). Karyawan yang bekerjasendiri tanpa meminta bantuan kepada orang atau tidak menerima bantuan darikaryawan lain maka akan berdampak pada

9Ahmad Janan Asifudin, Etos Kerja Islami, Etos Kerja Islami, (Surakarta:

Muhammadiyah University Press, 2004), h. 169

(20)

sebuah egoisme atau kesombongan.Untuk mancapai kinerja yang baik dibutuhkan etos kerja karyawanyang unggul dan profesional dalam mengerjakan pekerjaanya.

Etos kerja harusdidukung oleh sumber daya lain seperti fasilitas kerja, kesehatan, penghargaan,jaminan hari tua, dan sebagainya yang mendorong karyawan untuk melaksanakanpekerjaanya.

Produktivitas dan kualitas serta efesiensi merupakan nilai lebih bagi bangsa dalam pencaturan ekonomi dunia yang memprihatinkan di mana tingkat persaingan di segala bidang berlangsung dengan sangat ketat. Rasa bangga akan mempunya bangsa bersaing dalam pencaturan dunia ini akan menimbulkan etos kerja produktif dengan mengutamakan kualitas.10

Salah satu cara efektif untuk mengembangkan etos kerja adalah melalui penginternalisasian pegawai. Budaya lembaga yang wajib diwujudkan dalam berbagai macam kebijakan,aturan,sistem,dan prosedur kerja. Termasuk di dalamnya,seperti panduan etika,panduan code of conduct,dan panduan sop yang jelas.11 Nilai-nilai perjuangan yang ada dalam budaya lembaga tersebut harus dieksplorasi untuk dicerahkan kepada setia pegawai.Kepuasan kerja pegawai merupakan satu faktor penting dalam upaya meningkatkan kinerja.

Berdasarkan hasil observasi melalui hasilwawancara kami dengan pegawai di Dikbud Kab. Polman Bapak Alimuddin menyatakan bahwa belum memberikan kepuasan kerja pegawai yang bagus, hal ini di tandai dengan sikap dan perilaku pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan pegawai masih rendah karena tidak

10 Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa Dan Bagaimana, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h. 145.

11Rukiyati , Dina Dwikurniariani, Sosialisasi Etos Kerja Modern dalam Pengentasan Kemiskinan,(Jakarta :Cakrawala Pendidikan,1994),h.282

(21)

didukung dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, dan fasilitas kerja yang tidak mendukung sehingga tidak bias memberi semangat dan etos kerja yang bagus. Oleh karena itu setiap lembaga perlu berusaha agar pegawainya mempunyai kinerja yang tinggi sehingga kinerja suatu lembaga secara keseluruhan akan tinggi. Kepuasan kerja secara umum menyangkut sikap seseorang mengenai pekerjaannya. Oleh karena itu kepuasan kerja akan Nampak terwujud dalam perilaku dan kinerja seseorang. Orang yang merasa puas akan pekerjaan, akan bekerja dengan semangat kerja tinggi sehingga kinerja karyawan tersebut tinggi.

Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana Hubungan Etos Kerja dengan Kepuasan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, peneliti perlu membatasi masalah yang ada pada penelitian ini sebagai berikut

1. Pengeloaan etos kerja adalah suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian untuk mencapai peningkatan kerja Pegawai.

2. Sasaran pengelolaan etos kerja kepegawaian di Kementerian Agama 3. Kepuasan kerja pegawai

C. Rumusan Masalah

(22)

Rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran etos kerja pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa?

2. Bagaimana gambaran kepuasan kerja pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa?

3. Adakah hubungan antara etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa?

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan jawaban sementara atas pernyataan penelitian. Adapun Hipotesis dalam penelitian yaitu :Adanya Hubungan antara Etos Kerja dengan Kepuasan kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Etos Kerja adalah sikap, perilaku dan karakter yang ada pada diri pegawai yang dapat mempengaruhi kualitas kerja serta membentuk kepribadian pegawai, yang meliputi:

a. Kerja adalah rahmat. Apapun kerja kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat dari Tuhan.

b. Kerja adalah amanah. Kerja merupakan titipan berharga yang dipercayakan pada kita sehingga secara moral kita harus bekerja dengan benar dan penuh tanggung jawab.

(23)

c. Kerja adalah panggilan. Kerja merupakan suatu darma yang sesuai dengan panggilan jiwa sehingga kita mampu bekerja dengan penuh integritas.

d. Kerja adalah aktualisasi. Pekerjaan adalah sarana bagi kita untuk mencapai hakikat manusia yang tinggi, sehingga kita akan bekerja keras dengan penuh semangat.

e. Kerja adalah ibadah. Bekerja merupakan bentuk bakti dan ketakwaan kepada tuhan, sehingga melalui pekerjaan manusia mengarahkan dirinya pada tujuan agung Sang pencipta dalam pengabdian.

2. Kepuasan kerja adalah perasaan yang timbul dari diri seorang pegawai terhadap kinerja yang ia lakukan selama bekerja baik itu sebuah pencapaian prestasi kerja serta kepuasan upah kerja yang diterima,yang meliputi:

a. Pemenuhan Kebutuhan ( Need fulfilment) b. Perbedaan (Discepancies)

c. PencapaianNilai (Value attaintment) d. Keadilan (equity)

e. Komponen Genetik (Disponsitional/ genetic components)

F. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelusuran terhadap literatur-literatur yang berkaitan dengan objek dalam penelitian ini, terdapat beberapa karya tulis ilmiah berupa skripsi dan buku-buku yang memiliki relevansi dengan penelitian ini.

1. Skripsi Andi Budi Faderika MM tahun 2016, dengan judul “Pengaruh Etos Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo”. Kesimpulan

(24)

hasil penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh positif etos kerja dan kepuasan kerja tehadap produktivitas kerja karyawan di Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo. Peneliian ini menemukan bahwa etos kerja dan kepuasan kerja karyawan dapat menjadi prediktor produktivitas kerja karyawan.

2. Skripsi Indhyra Hennifa Nurrochmah tahun 2010, dengan judul “Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Etos Kerja pada Karyawan PT (Persero) Asuransi Jiwasraya Semarang Timur Branch Office”. Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel kepuasan kerja dengan etos kerja karyawan adalah hubungan positif yang sangat signifkan.

Artinya variabel kepuasan kerja dapat digunakan sebagai prediktor untuk memprediksi etos kerja karyawan, semakin tinggi kepuasan kerja makan semakin tinggi pula kepuasan kerja.

G. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan tentang:

1. Untuk mengetahui gambaranetos kerja pegawai di Kementerian Agama ! 2. Untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja pegawai di Kementerian

Agama!

3. Untuk mengetaui gambaran hubungan etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai di Kementerian Agama!

(25)

H. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a. Mendapatkan pengetahuan tentang pengelolaan etos kerja di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

b. Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi/bahan rujukan dan pengembangan penelitian berikutnya yang sejenis.

2. Manfaat lembaga

Memberikan manfaat tentang perencanaan, pelaksanaan, dan Penilaian etos kerja dan kepuasan kerja pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

3. .Manfaat Peneliti

Sebagai bahan rujukan bagi peneliti dan para mahasiswa dalam melakukan penelitian sekaligus belajar agar kedepannya peneliti mampu menerapkan dan melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien.

I. Ruang lingkup dan setting penelitian 1. Ruang lingkup penelitian

Untuk menghindari salah implementasi dan memudahkan pembaca dalam memahami isi proposal ini,dapat dipaparkan batasan masalah yang diteliti sebagai berikut:

Bagaimana hubungan etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

(26)

2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi yang akan dijadikan lokasi penelitian terkait dengan judul yang diambil yaitu Hubungan etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai di Kementerian Agama Kaupaten Gowa. Alasan peneliti memilih judul penelitian diatas karena peneliti ingin mengetahui lebih detail apakah ada hubungan yang akurat antara etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai. Juga ingin megetahui apakah pegawai tersebut sudah merasa puas dengan kerja mereka saat ini.

Mengapa memilih meneliti di Kementerian Agama Kabupaten Gowa karena tempatnya sistematis dan mudah dijangkau, dan ketika melakukan obsevasi awal, pegawai disana mudah diajak berkomunikasi sehingga peneliti merasa akan lebih memudahkan dalam proses penelitian selanjutnya.

(27)

14 a. Pengertian Etos

Secara etimologi etos berasal dari bahasa yunani, yang berarti sebagai sesuatu yang diyakini, cara berbuat,sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja.1 Dan dapat pula diartikan sebagai tempat tinggal yang biasa, kebiasaan ,adat, waktu dan perasaan. Secara terminologis , kata etos mengalami perubahan makna yang luas digunakan dalam tiga pengertian yang berbeda yaitu:

1) Aturan umum atau cara hidup 2) Suatu tatanan dari perilaku

3) Penyelidikan tentang jalan hidup serta seperangkat aturan tingkah laku

Berdasarkan defenisi di atas memberikan gambaran bahwa dalam melaksanakan etos kerja maka sifat yang terjadi pada diri seseorang yang sangat diperlukan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, yang menitik beratkan pada segala tingkah laku manusia berdasarkan aturan-aturan serta nilai-nilai kehidupan masyarakat.

Etika tentu bukan hanya dimiliki bangsa tertentu. Masyarakat dan bangsa apapun mempunyai etika, ini merupakan nilai-nilai universal. Nilai-nilai etik yang dikaitkan dengan etos kerja seperti rajin, bekerja keras ,berdisiplin tinggi,

1Toto Tasmara, EtosKerjaPribadi Muslim. (Jakarta Cet 1 Yogyakarta PT Dana Bakti Wakaf,2000), h.24.

(28)

Menahan diri, ulet, tekun dan nilai-nilai etika lainnya bias juga ditemukan pada masyarakat dan bangsa lain.

Etos kerja menurut pandangan islam mempunyai makna bahwa etos kerja bagi orang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh dengan mengarahkan seluruh asset fikir dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik atau dengan kata lain juga dikatakan bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.2

Dapat disimpulkan bahwa etos kerja merupakan suatu sikap serta perilaku seorang pegawai ataupun kariyawan yang mencerminkan perilaku yang baik terhadap satu dengan yang lain sehingga dapat menciptakan hubungan yang baik antara sesama pegawai untuk mencapai tujuan bersama.

b. Aspek-Aspek Etos (Etika) Kerja

Menurut Sinamo ,setiap manusia memiliki spirit (roh) keberhasilan, yaitu motivasi murni untuk meraih dan menikmati keberhasilan. Rohinilah yang menjelma menjadi perilaku yang khas seperti kerja keras, disiplin, teliti, tekun, integritas, rasional, bertanggungjawab dan sebagainya. Lalu perilaku yang khas ini berproses menjadi kerja yang positif, kreatif dan produktif.

2Toto Tasmara, EtosKerjaPribadi Muslim., h.27.

(29)

Dari ratusan teori sukses yang beredar di masyarakat sekarang ini, Sinamo menyederhanakanny amenjadi empat pilar teoriutama. Keempat pilar inilah yang sesungguhnya bertanggungjawab menopang semua jenis dan system keberhasilan yang berkelanjutan (sustainable success system) pada semua tingkatan. Keempat elemen itu lalu dikonstruksikan dalam sebuah konsep besar yang disebutnya sebagai Catur Dharma Mahardika (bahasa Sansekerta) yang berarti Empat Darma Keberhasilan Utama, yaitu:

1. Mencetak prestasi dengan motivasi superior.

2. Membangun masa depan dengan kepemimpinan visioner.

3. Menciptakan nilai baru dengan inovasi kreatif.

4. Meningkatkan mutu dengan keunggulan insani.

Keempat darma ini kemudian dirumuskan menjadi delapan aspek etos kerja sebagai berikut:

1. Kerja adalah rahmat. Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat dari Tuhan. Anugerah itu kita terima tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeser pun.

2. Kerja adalah amanah. Kerja merupakan titipan berharga yang dipercayakan pada kita sehingga secara moral kita harus bekerja dengan benar dan penuh

(30)

tanggungjawab. Etos ini membuat kita bias bekerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.

3. Kerja adalah panggilan. Kerja merupakan suatu darma yang sesuai dengan panggilan jiwa sehingga kita mampu bekerja dengan penuh integritas. Jadi, jika pekerjaan atau profesi disadari sebagai panggilan, kita bias berucap pada diri sendiri, I'm doing my best!. Dengan begitu kita tidak akan merasapuas jika hasil karya kita kurang baik mutunya.

4. Kerja adalah aktualisasi. Pekerjaan adalah sarana bagi kita untuk mencapai hakikat manusia yang tertinggi, sehingga kita akan bekerja keras dengan penuh semangat. Apa pun pekerjaan kita, entah dokter, akuntan, ahli hukum, semuanya bentuk aktualisasi diri. Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa ada. Bagaimanapun sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan dari pada duduk termenung tanpa pekerjaan.

5. Kerja adalah ibadah. Bekerja merupakan bentuk bakti dan ketakwaan kepadaTuhan, sehingga melalui pekerjaan manusia mengarahkan dirinya pada tujuan agung Sang Pencipta dalam pengabdian. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita bias bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata.

6. Kerja adalah seni. Kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan perasaan senang seperti halnya melakukan hobi. Sinamo mencontohkan Edward V Appleton, seorang fisikawan peraih nobel. Dia mengaku, rahasia

(31)

keberhasilannya meraih penghargaan sains paling begengsi itu adalah karena dia bias menikmati pekerjaannya.

7. Kerja adalah kehormatan. Seremeh apapun pekerjaan kita, itu adala hsebuah kehormatan. Jika bias menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan lain yang lebih besar akan dating kepada kita. Sinamo mengambil contoh etos kerja Pramoedya Ananta Toer. Sastrawan Indonesia kawakan ini tetap bekerja (menulis), meskipun ia dikucilkan di Pulau Buru yang serba terbatas.

Baginya, menulis merupakan sebuah kehormatan. Hasilnya, semua novelnya menjadi karya sastra kelas dunia.

8. Kerja adalah pelayanan. Manusia bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri saja tetapi untuk melayani, sehingga harus bekerja dengan sempurna dan penuh kerendahan hati. Apa pun pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercusuar, semuanya bias dimaknai sebagai pengabdian kepada sesama.3

Anoraga juga memaparkan secara eksplisit beberapa sikap yang seharusnya mendasari seseorang dalam memberi nilai pada kerja, yang disimpulkan sebagai berikut:

1. Bekerja adalah hakikat kehidupan manusia.

2. Bekerja adalah suatu berkat Tuhan.

3 Sinamo, Jansen. 2005. Delapan Etos Kerja Profesional: Navigator Anda Menuju Sukses.

Grafika Mardi Yuana, Bogor. Ha. 23.

(32)

3. Bekerja merupakan sumber penghasilan yang halal dan tidak amoral.

4. Bekerja merupakan suatu kesempatan untuk mengembangkan diri dan berbakti.

5. Bekerja merupakan sarana pelayanan dan perwuju dan kasih4

Dalam tulisannya, Kusnan menyimpulkan pemahaman bahwa etos kerja mencerminkan suatu sikap yang memiliki dua alternatif, positif dan negatif. Suatu individu atau kelompok masyarakat dapat dikatakan memiliki etos kerja yang tinggi apabila menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:

1. Mempunyai penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia,

2. Menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur bagi eksistensi manusia,

3. Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan manusia,

4. Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita,

5. Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah

Bagi individu atau kelompok masyarakat yang memiliki etos kerja yang rendah, maka akan ditunjukkan ciri-ciri yang sebaliknya , yaitu :5

4Anoraga, Pandji. 2009. Manajemen Bisnis. Rineka Cipta, Jakarta. Hal 134.

(33)

1. Kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri, 2. Kurang dan bahkan tidak menghargai hasil kerja manusia,

3. Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam memperoleh kesenangan, 4. Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan,

5. Kerja dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas hidup.

Dari berbagai aspek yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki etos kerja tinggi akan terus berusaha untuk memperbaiki dirinya, sehingga nilai pekerjaannya bukan hanya bersifat produktif materialistic tapi juga melibatkan kepuasa anspiritualitas dan emosional.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Kerja

Faktor agama

Jika agama dibicarakan dalam kaitannya dengan etos kerja , maka persoalan dalam islam, dimana sebagai seseorang islam sudah selayaknya mengeluarkan segala kemampuan untuk mencari reski dengan sekuat tenaga. Akan tetapi reski yang diusahakan haruslah halal,tidak mengutamakan penghasilan yang banyak semata,tanpa mengindahkan aturan-aturan yang telah ditetapkan karena itu akan mempengaruhi etos kerjanya sebagai seorang tenanga pengajar.

Faktor Budaya

5 Kusnan, Ahmad. 2004. Analisis Sikap, Iklim Organisasi, Etos Kerja dan Disiplin Kerja dalam menentukan Efektifitas Kinerja Organisasi di Garnisun Tetap III Surabaya. Tesis. Universitas Airlangga, Surabaya.hal. 68.

(34)

Etos Kerja pada hakikatnya merupakan bagian suatu kebudayaan. Sebagai suatu proses menghadapi dan menjawab tantangan yang dihadapkan pada manusia.

Etos kerja dibentuk oleh suatu proses kebudayaan yang panjang,yang kemudian membentuk suatu kepribadian. Jika suatu masyarakat tertentu mempunyai etos kerja yang berbeda,hal itu disebabkan oleh proses kebudayaaan dan tangan yang berbeda-beda yang dihadakan kepadanya,serta perbedaan dalam memberi jawaban atas tantangan.

Faktor sosial

Etos kerja pada hakikatnya berkaitan erat dengan berbagai dimensi kehidupan manusia,yaitu dimensi individual,dimensi sosial dan lingkungan. Dalam dimensi individual etos kerja berkaitan dengan motif-motif yang bersifat pribadi,dimana etos kerja dipandang sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar yang bersifat individu. Dalam dimensi sosial etos kerja berkaitan dengan nilai-nilai sosial yang melatar belakangi kegiatan kerjanya yang kemudian memotivasi pada tujuan-tujuan dari kerjanya yaitu untuk mendapatkan penghargaan dan status sosial tertentu. Berkaitan dengan lingkungan alam yang kemudian membentuk keterampilan tertentu dalam dunia kerja yang membedakan antara satu dengan yang lain.

Etos kerja yang baik lahir dari kesadaran perusahaan untuk secara tulus menggali semua potensi positifnya dalam rangkan memberikan nilai-nilai terbaiknya kepada setiap individunya. Terdapat pengaruh yang signifikan etos

(35)

kerja terhadap produktivitas yaitu semakin tinggi tingkat etos kerja yang dimiliki karyawan maka semakin tinggi pula produktivitas kerjanya. Begitu juga sebaliknya semakin rendah etos kerja maka semakin rendah pula produktivitas yang dimiliki karyawan.

Secara psikologis seorang karyawan akan menunjukkan memiliki etos kerja yang positif terutama terkait dengan pekerjaannya untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.

Etos kerja juga mampu membuat individu meningkatkan semangat kerja, sehingga semakin tinngi etos kerja yang dimiliki seseorang maka maka semakin baik pula ia akan memanfatkan waktu yang ada untuk menghasilkan pekerjaan yang maksimal terhadap pekerjaan.6

B. Kepuasan Kerja 1. Pengertian

Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima.

Kepuasan kerja merupakan respons affective atau emosional terhadap berbagai segi pekerjaan seseorang (Kreitner dan Kinicki). Definisi ini menunjukkan bahwa job

6Andi Budi Faderika, “ Pengaruh Etos Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Dipertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo”, Skripsi Sarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : 2016, hal. 16.

(36)

satisfaction bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya.7

Dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu pencapaian yang telah dimiliki seorang pegawai dalam melaksanakan kewajibannya,sehingga merasa puas terhadap kinerja yang dimiliki baik itu upah yang diterima sesuai dengan pencapaian yang telah dijalankan.

2. Penyebab kepuasan kerja

Terdapat banyak variabel yang menyebabkan puas tidaknya seseorang dalam pekerjaannya. Menurut kreitner dan Kinicki,terdapat lima penyebab kepuasan kerja yaitu:

b. Pemenuhan Kebutuhan (Need fulfillment )

Dalam hal.ini kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan yang memberikan kesempatan keada individu untuk memenuhi kebutuhannya.

c. Perbedaan (Discepancies)

Kepuasan menurut faktor ini merupakan sejauh mana hasil dapat memenuhi harapan, yang mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan yang diperoleh individu dari pekerjaan.

7Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta cet.6 PT RajaGrafindo Persada,2013) h.502.

(37)

d. Pencapaian Nilai ( Value attaintment )

Dalam hal ini, pencapaian nilai menunjukkan bahwa kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang penting.

e. Keadilan ( Equity )

Keadilan berkontribusi signifikan terhadap kepuasan kerja. Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adl individu diperlakukan ditempat kerja .

f. Komponen Genetik (Disponsitional/genetic components )

Kepuasan dalam hal ini didsarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Indikator yangdijadikan acuan untuk melihat kepuasan kerja ini dihubungkan dengan lingkungan kerja baik internsl (terkait fasilitas,rekan sekerja dan lain-lain)maupun eksternal.8

3. Pengaruh Kepuasan Kerja b. Kepuasan dan produktivitas c. Kepuasan dan kemangkiran d. Kepuasan dan pergantian e. Temuan penelitian

f. Respons terhadap ketidak puasan kerja g. Pedoman meningkatkan kepuasn kerja

8 Prof. Dr. Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia ( Jakarta: Cet.2 Bumi aksara ,2017), hal.311.

(38)

h. Organizational citizensip behavior9

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja a. Pekerjaan yang secara mental menantang

Pekerjaan ialah hal yang paling dominan di dalam suatu perusahaan, secara langsung pekerjaan itu dapat dirasakan oleh karyawan. Terutama pekerjaan karyawan yag cenderung lebih disukai karyawan ialah pekerjaan yang secara mental menantang, karena akan memberikan kesempatan untuk memberikan keterampilan dan kemampuan mereka serta menawarkan beragam tugas, kebebasan atau umpan balik mereka melakukan pekerjaan.

b. Ganjaran yang pantas

Dalam melaksanakan tugas disuatu tempat, karyawan biasanya menerima upah yang setimpal dengan pekerjaan yang individu lakukan. Upah dikenal sebagai ganjaran yang diberiakn oleh pemimpin terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.

Ganjaran yang pantas adalah keinginan karyawan akan sistrem upah dan kebijakan promosi mereka yang mereka persepsikan adil, tidak kembar arti dan segaris dengan pengharapan mereka.

c. Kondisi yang Mendukung

Merupakan sebagai kepedulian karyawan agar lingkungan kerja yang baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan pekerjaan tugas dengan baik, mereka lebih cenderung menyukai lingkungan fisik yang aman dan nyaman.

9 Prof.Dr.Wibowo,S.E.,M.Phil, Manajemen Kinerja, (Jakarta cet.6 PT RajaGrafindo Persada,2013), h.512-518.

(39)

d. Rekan yang Mendukung

Mengandung pengertian bahwa orang-orang yang mendapat lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja, tetapi kerja juga akan mengisi kebutuhan akan interaksi sosial, sehingga sangat penting bagi mereka yang memiliki rekan kerja yang mendukung dan dapat bekerja dengan baik.

e. Kesesuaian dengan \pekerjaan yang Mendukung

Merupakan suatu unsur yang penting untuk ditambahkan, karena unsur tersebut merupakan unsur yang cukup berperan dalam menentukan kepuasan kerja, yaitu bahwa karyawan cenderung akan merasa puas apabila ada kecocokan antara kepribadiannya dengan pekerjaannya.10

Hubungan anatara etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai mempunyai keterkaitan karna sikap ataupun perilaku seorang pegawai dapat mempengaruhi kepuasan kerja terhadap diri sendiri. Seorang pegawai bekerja dengan giat dan baik lahir dan bathin akan merasa puas dengan pengabdian ataupun pekerjaaan yang dilakukan atau dikerjakan sesuai dengan upah yang diterima.

10Andi Budi Faderika, “ Pengaruh Etos Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Dipertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo”, Skripsi Sarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : 2016, hal. 21-22.

(40)

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yang implikasinya akhirnya menggambarkan hubungan etos kerja dengan kepuasan kerja pegawai dengan metode ex-post facto. Penelitian ex- post facto merupakan suatu penelitian yang melibatkan tindakan

pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih.1Penelitian pengaruh ditujukan untuk menguji variabel independent yang merupakan variabel bebas yang mempengaruhi timbulnya variabel dependent (terikat).

2. Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan berdasarkan judul penelitian adalah deskriptif kuantitatif.

X Keterangan :

X : Etos Kerja Y : Kepuasan kerja2

1Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian (Cet. I; Yogyakarta: Andi, 2010), h. 25.

2 Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Cet. VI;Bandung: Alfabeta, 2014), h. 72.

Y

(41)

B. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang nmenjadi sasaran dalam penelitian dan yang akan memberikan informasi bagi peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas bagian kepegawaian

b. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel yang dapat diukur dan akan diteliti oleh penulis. Objek dalam penelitian ini adalah etos kerja,dan kepuasan kerja pegawai.

C. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3

Secara teknis, populasi menurut para statistikawan tidak hanya mencakup individu atau objek dalam suatu kelompok tertentu, malahan mencakup hasil pengukuran yang diperoleh dari perubahan tertentu.4 Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.5

3Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi (Mixed Methods) (Cet. VI; Bandung: Alfabeta, 2014), h. 119.

4Muhammad Arif Tiro, Dasar-dasar Statistika(Cet. IV; Makassar: Andira Publisher, 2015), h. 3.

5Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), h.

119.

(42)

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa yang berjumlah 400 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).6

Sebagaimana dijelaskan bahwa sampel adalah bahagian dari kelompok yang mewakili kelompok besar itulah yang disebut dengan sampel subyek atau sampel penelitian.7Menurut Suharsimi Arikunto, bila subyek dari populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika subyeknya lebih dari jumlah tersebut, maka dapat diambil sampel antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.8Adapun sampel yang peneliti gunakan yaitu sebanyak 50 orang dengan mengambil 12% dari jumlah populasi. Tekhik pengambilan sampel yaitu dengan cara Random Sampling dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.9

6Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), h.

120.

7Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1992), h. 45.

8Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,2002), h. 112

9Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi Kombinasi (Mixed Methods), h. 192.

(43)

C. Instrumen Penelitian

Dalam kegiatan penelitian penulis menggunakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data atau informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Adapun instrumen yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini berdasarkan teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Angket

Kuesioner (angket) adalah tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. 10Instrumen ini digunakan sebagai alat/cara utama untuk memperoleh data tentang Etos Kerja dengan Kerja Pegawai. Oleh karena itu, yang menjadi responden dalam angket ini adalah Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka dalam penelitian ini digunakan teknik angket.

Skala yang digunakan adalah skala model likert yakni skala untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. indikator tersebut disajikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan. Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

10Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuliatatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), h. 193.

(44)

Kisi-kisi instrumen Etos Kerja dan Kepuasan Kerja dapat dilihat ada tabel berikut:

Tabel 3.1: Skala Etos Kerja dan Kepuasan Kerja

Variabel Indikator Nomor item

soal

Jumlah soal

Etos Kerja

Kedisiplinan 2, 4, 5,6 dan 8

5

Bertanggung Jawab 7, 9, 10, 11 dan 12

5

Tekun dalam belajar 1, 3, 13, 14 dan 15

5

Kepuasan Kerja

Menyenangi Pekejaannya 2, 6, 7, 9,10,12 dan

15

7

Moral kerja positif 1, 3, 5, 13,14, 16 dan

19

7

Prestasi Kerja 4, 8, 11, 17,18 dan 20

6

b. Observasi

Observasi adalah kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek.

Apabila dilihat pada proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi partisipan dan non partisipan. Jenis observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi non partisipan. Dalam melakukan observasi, peneliti memilih hal-hal yang diamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

(45)

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang reelevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, file documenter, data yang relevan dengan penelitian.

Instrumen ini digunakan dengan tujuan memperoleh data tentang Etos Kerja dan Kerja Pegawai di Dinas PendidikanKabupaten Polewali Mandar.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam prosedur pengumpulan data ini peneliti menempuh beberapa tahap yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penutup. Pada tahap per- siapan ini peneliti terlebih dahulu melengkapi hal-hal yang dibutuhkan dalam pe- nelitian, seperti menyelesaikan pengurusan administrasi, pembuatan instrument penelitian, pengenalan terhadap suasana dan kondisi tempat yang akan di teliti, melakukan interaksi sosial dengan objek dan subjek yang akan diteliti, merancang apa-apa yang perlu di teliti, serta melakukan beberapa pendekatan-pendekatan yang di anggap bisa membantu kelancararan penelitian. Sedangkan pada tahap pelaksanaan, peneliti mulai menjalankan apa saja yang telah dirancang pada tahap persiapan tadi, diantaranya peneliti megumpulkan data melalui penelitian dari per- pustakaan dan lapangan penelitian, bisa dikatakan tahap ini adalah tahap dimana peneliti mulai berada dilapangan dan berada di tengah-tengah masyarakat untuk mengambil data sebanyak-banyaknya guna ketercapaian tujuan penelitian. Oleh karena itu pada tahap pelaksanaan ditempuh beberapa cara yaitu:

a. Pengumpulan data melalui perpustakaan, buku-buku atau literature yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas.

(46)

b. Mengumpulkan data melalui penelitian di lapangan dengan teknik sebagai berikut:

1) Angket

Yaitu daftar pertanyaan yang secara tertulis kepada para responden untuk dijawab sesuai data yang diolah. Adapun data yang diolah adalah Hubungan Etos Kerja dengan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

2) Dokumentasi

Yaitu penulis mengumpulkan data-data yang telah ada dengan jalan mencatat secara langsung dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian tentang Hubungan Etos Kerja dengan Kerja Pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik analisis statistik deskriptif kuantitatif dan analisis statistic inferensial, seperti penjelasan berikut :

a) Analisis statistik deskriptif kuantitatif berupa tabel distribusi frekuensi dan mean untuk mengukur Etos Kerja dengan Kerja Pegawai.

1) Persentase dengan rumus

= × 100%

Keterangan:

P = Presentasi

(47)

F = Frekuensi Jawaban Responden N = Jumlah11

2) Rata-rata Mean

Mencari nilai rata-rata dari variabel X yaitu tentang etos kerja dengan cara menjumlahkan keseluruhan nilai angket dibagi ke responden.

X = Σfx Σf Keterangan:

X : Rata-rata hitung (mean) Σfx : Jumlah semua nilai data Σf : Jumlah data12

3) Menghitung standar deviasi, dengan menggunakan rumus :

SD= ( )

( )

Dimana :

SD = Standar Deviasi n = Jumlah populasi

fi = Frekuensi untuk variabel xi = Tanda kelas interval variabel X = Rata-rata13

4) Kategorisasi

Skala penilitan dapat menghasilkan data interval dalam bentuk skor nilai melalui jumlah skor yang diperoleh dari instrumen. Dalam skala kategori, penilai

11Mangkuatmodjo, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1997), h. 58

12Sugiono, Statistika untuk Penelitian (Cet. XIII; Bandung: Alfabeta, 2006), h. 64.

13 Anas Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h. 57

(48)

bisa membuat rentangan yang lebih rinci misalnya baik sekali, baik, sedang, kurang, dan kurang sekali tergantung dari jumlah angket (kuesioner), jumlah alternatif jawaban, dan kriteria penelitian.14

b) Analisis statistik inferensial

analisis statistik inferensial adalah statistik yang menyediakan aturan atau cara yang dapat digunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah.15 Asumsi – asumsi statistik inferensial meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 16,0 pada taraf signifikasi ∝= 0,05.

Dengan kreteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai Sig < 0,05: diterima sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi yang berdostribusi normal.

Jika nilai Sig >0,05: diterima sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi yang tidak berdostribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Pengujian ini dilakukan karena peneliti akan mengeneralisasikan kesimpulan akhir penelitian atau hipotesis (ℎ atau ℎ ) yang dicapai sampel

14Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h.

43.

15 Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009). h.5

(49)

terhadap populasi. Dalam artian apabila data yang diperoleh homogen maka kelompok kelompok sampel berasal dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan menggunakan uji One-way ANOVA dengan bantuan aplikasi SPSS (Statistical Packaged For Sosial Science) seri 16 pada taraf signifikasi ∝= 0,05. Dengan kreteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai Sig < 0,05: diterima sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi yang homogen.

Jika nilai Sig >0,05: diterima sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.

3) Uji Hipotesis

4)

Untuk menjawab rumusan masalah ketiga, adakah Hubungan Etos Kerja dengan Kerja Pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Polewali Mandar. Dalam analisis inferensial, peneliti menggunakan uji t dengan jenis Paired Sampel dengan bantuan SPSS ( Statistical Packaged For Spesial Science ) 16,0 for windows. Uji ini digunakan untuk membandingkan selisih rata- rata dari 2 sampel yang sama namun mengalami proses pengukuran maupun perlakuan yang berbeda.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai ! "< # $: diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan.

Jika nilai ! "> # $: diterima sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan

(50)

37

1. Sejarah Kementerian Agama Kabupaten Gowa

Secara nasional organisasi Kementerian Agama (dahulu Departemen agama) resmi terbentuk pada tanggal 3 Januari 1946, bertugas membimbing dan mengendalikan kehidupan beragama sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan sebagai realisasi dari pasal 29 UUD 1945.

Ketika wilayah sulawesi selatan dan Tenggara masih merupakan wilayah satu Provinsi yakni Sulawesi Selatan dan Tenggara, Instansi Departemen Agama di tingkat Provinsi ketika itu bernama Jawatan Urusan Agama (JAURA) berkedudukan di Makassar, Sulawesi Selatan. Kepala Jawatan Urusan Agama yang pertama di jabat oleh Bapak Gazali (1950-1952), yakni berkantor di Jalan Jenderal Ahmad Yani Makassar (sekarang Kantor Polwiltabes Makassar). Kantor Juwatan Urusan Agama ini bertugas sebagai perpanjangan tugas pemerintah pusat pada bidang agama dan keagamaan di tingkat provinsi. Setelah Bapak Gazali menjabat kepala Jawatan tahun 1950-1952, dilanjutkan oleh Bapak Ismail Napu (tahun 1952-1955) dan selanjutnya H. Zainuddin (1955-1960)

Pada tahun 1960, Kantor Juwatan Urusan Agama Provinsi Sulawesi Selatan dipindahkan dari Jalan Jenderal Ahmad Yani ke Jalan WR. Supratman pada masa bapak Rahman Tahir (1960-1962). Pada tahun 1964 dijabat oleh KH. Badawi terjadilah peralihan wilayah Administrative provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara dibagi menjadi dua wilayah. Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri sendiri sebagai satu wilayah administratif, ditandai dengan keluarnya UU Nomor 13 Tahun 1964.

(51)

Seiring dengan tuntutan pelayanan pemerintahan, makapada masa jabatan KH. Hasan (1967) Kantor Jawatan Urusan Agama berubah nomenklaturnya menjadi Kantor Perwakilan Departemen Agama Provinsi Sulawesi Selatan. Perubahan nomenklatur ini diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, khususnya di Sulawesi Selatan. Perubahan nomenklatur ini juga, menjadikan lokasi kantor dipindahkan kejalan Nuri hingga sekarang ini, pada saat itu dijabat oleh Bapak KH. Muh. Siri (1967-1970).

Berdasarkan Kepres Nomor 44 tahun 1974, Keputusan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 1975 tentang Kedudukan, tugas pokok, fungsi serta susunan dan tata kerja Departemen Agama, maka instansi Departemen Agama tingkat provinsi berubah nomenklaturnya menjadi Kantor Wilayah Departemen Agama, termasuk Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Sulawesi Selatan.

Sebelum Kantor Departemen Agama Kabupaten Gowa terbentuk, kegiatan keagamaan dilaksanakan oleh kadi Gowa (disebut juga Juluempona Karaenga) yang dijabat H. Mansyur DaengLimpo. Dalamperjalanannya, dibentuk perwakilan Departemen Urusan Agama yang dipimpinoleh KH. Abdullah Musa Dg. Nai, periode 1958-1970.

Setelah Keputusan Menteri Agama No. 53 tahun 1971 yang mengatur tentang pembentukan Kantor Perwakilan Departemen Agama Provinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten dan Inspektorat Perwakilan maka secara otomatis Departemen Agama Gowa telah resmi berdiri. Sejak berdirinya, secara berturut-turut Departemen Agama Kabupaten Gowa dipimpin oleh (1) H. Muh. Ali Mabham Dg.

Tojeng 1970-1974 (2) H. Abd. Rahman Dg. Sijatahun 1974-1980, (3) Drs. KH.

Abubakar Paka Dg. Tojeng tahun 1980 – 1990 & 1993 – 1998 (4) Drs. H. Basyir

(52)

Situju 1990-1993 (5) Drs. H. Mukminin Gaffar tahun 1998-2004 dan Drs. HM.

Ahmad Muhajir tahun 2004-2013. Tahun 2014 hingga akhir 2016 Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa dijabat Pgs Kepala H. Jamaris, S.Ag., MH.

Mulai Desember 2016 hingga saat ini Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa dijabat oleh H. Anwar Abubakar, S.Ag., M.Pd.

Pada tahun 2010, terbit Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2010 tentang perubahan Departemen menjadi Kementerian, maka nama Departemen Agama diubah menjadi Kementerian Agama. Saat ini Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa secara struktural membawahi 18 Kantor Urusan Agama se Kabupaten Gowa

2. Visi dan Misi Kementeria Agama Kabupaten Gowa Visi :

Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Gowa yang Taat Beragama, Rukun, Cerdas, Sejahtera Lahir Batin dalam rangka Mewujudkan Indonesia Yang Berdaulat. Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.

Misi :

1) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran agama.

2) Memantapkan kerukunan intra dan antar umat beragama.

3) Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan berkualitas.

4) Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan.

5) Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang berkualitas dan akuntabel.

(53)

6) Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri agama, pendidikan agama pada satuan pendidikan umum dan pendidikan keagamaan.

7) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel dan terpercaya.

3. Data Pegawai Kementerian Agama Kabupaten Gowa

Pegawai PNS di Kementerian Agama Kabupaten sebanyak 478 orang. Data pegawai tersebut terlampir.1

B. Hasil Penelitian

1. Untuk menjawab rumusan masalah pada point pertama, yaitu bagaimana gambaran Etos Kerja pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gowa, maka akan digambarkan melalui hasil angket yang telah peneliti bagikan.

Penyebaran angket Etos Kerja pada pegawai di Kementerian Agama di Kabupaten Gowa

Setelah menyebarkan angket pada pegawai sebanyak 50 orang yang merupakan sampel dari penelitian ini, peneliti memperoleh respon yang beragam.

Skor terendah dari dari pelaksanaan kegiatan ini adalah 34 dan skor tertinggi adalah 97 dengan total skor 1649. Skor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

1Sumber data dari kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa

(54)

Tabel 4.1

Hasil Angket Etos Kerja

No resp

No Item Angket Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 2 3 2 1 2 3 2 1 1 3 2 3 2 3 34

2 3 2 4 2 4 2 3 2 4 2 3 2 4 2 4 45

3 3 2 4 2 4 3 3 2 4 2 3 2 4 2 4 47

4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 54

5 4 1 3 1 3 2 3 2 4 2 4 1 3 1 3 42

6 4 2 3 2 4 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 49

7 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 63

8 3 2 2 3 4 2 4 1 4 2 3 2 2 3 4 49

9 4 2 4 2 4 2 4 1 4 2 4 2 4 2 4 54

10 3 1 3 2 3 2 3 1 3 2 4 1 3 2 3 46

11 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 51

12 3 1 2 3 3 2 4 3 3 2 3 1 2 3 3 50

13 3 1 2 3 3 2 4 3 4 2 3 1 2 3 3 52

14 3 1 4 2 4 1 3 2 3 1 4 1 4 2 4 53

15 3 2 4 2 4 1 3 2 3 1 3 2 4 2 4 55

16 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 73

17 3 2 3 1 3 2 3 2 4 2 3 2 3 1 3 54

Gambar

Tabel 3.1: Skala Etos Kerja dan Kepuasan Kerja
Tabel 4.5  Persentase Etos Kerja

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kadar logam Tembaga (Cu) air sumur gali disekitar TPA Antang Makassar pada zonasi radius 1-5

Hal ini menyebabkan penerimaan energi matahari tidak optimal, sehingga mendorong penulis untuk merancang suatu alat yang dapat membantu kapasitas penyerapan sinar

Adanya Penulisan Ilmiah dengan judul â Analisa Mengenai Spesifikasi dan Fitur dalam Format DVD â ini, bisa menambah alternatif bacaan untuk siapa saja yang ingin mengetahui lebih

sebagaimana telah beberapa kali diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri

Analisis Data dan Hasil Penelitian Tentang Hubungan Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan Kompetensi Sosial Guru di MTs Manba’ul Ulum Gebog Kudus.. r xy =

Hasil pengujian daya serap karbon aktif kulit durian terhadap zat warna tekstil merah menggunakan metode Spektrofotometer UV-Visible menunjukkan kondisi adsorpsi optimum

[r]