• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI PROYEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II DESKRIPSI PROYEK"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

(2)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul

Judul yang diangkat adalah Pusat Promosi Usaha Kecil Menengah (UKM) Sumatera Utara

• Pangkal atau yang menjadi tumpuan berbagai urusan, hal dsb.

Pusat

• Titik, atau bagian tengah suatu tempat/bangunan dimana aktivitas tertentu berlangsung

Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.

Promosi (Promotion)

Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah usaha perorangan atau badan usaha yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan tempat bangunan dengan jumlah tenaga kerja antara 1- 99 orang.

Usaha Kecil Menengah (UKM)

Sumatera Utara ialah sebuah provinsi yang terletak pada Indonesia bagian barat tepatnya di Pulau Sumatera, bersempadan dengan Aceh di sebelah utara dan dengan Sumatera Barat serta Riau di sebelah selatan. Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km².

Berdasarkan pengertian diatas, maka Pusat Promosi UKM Sumatera Utara adalah sebuah tempat berlangsungnya kegiatan promosi produk-produk unggulan UKM Sumatera Utara sehingga masyarakat luas lebih mengenal dan tertarik membeli produk UKM khas Sumatera Utara.

Sumatera Utara

(3)

2.2 Studi Kelayakan

Sumatera Utara sebagai sebuah propinsi yang pada Juni 2008 dibagi dalam 21 kabupaten dan 7 kota mempunyai berbagai produk lokal yang layak dibanggakan. Namun, keberadaan produk-produk unggulan ini susah dijangkau karena kurangnya sarana untuk memasarkannya. Oleh karena itu, perlu disediakan sebuah pusat UKM yang bisa menampung dan memasarkan produk-produk lokal Sumatera Utara kepada masyarakat luas. Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) membuat produk-produk lokal daerah Sumatera Utara kurang berkembang. Oleh karena itu pada pusat UKM ini diadakan pelatihan keterampilan dan juga berbagai seminar yang yang akan meningkatkan SDM masyarakatnya sehingga lahir wirausahawan yang berkualitas, berdaya saing dan mandiri.

Administrasi pemerintahan Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juni 2008 terdiri atas 21 Kabupaten dan 7 Kota. Selanjutnya Kabupaten/Kota tersebut terdiri atas 389 kecamatan. Pada administrasi yang paling bawah, kecamatan terdiri atas kelurahan untuk

Gambar 2.1Peta Propinsi Sumatera Utara Sumber: BPS Sumatera Utara

(4)

daerah perkotaan (urban) dan desa untuk daerah pedesaan (rural). Secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara mempunyai 5.769 desa/kelurahan.

Adapun kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

Table 2.1 Daftar Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

Wilayah Kabupaten Wilayah Kota

1. Nias 12. Deli Serdang 1. Sibolga

2. Mandailing Natal (Madina) 13. Langkat 2. Tanjung Balai 3. Tapanuli Selatan 14. Nias Selatan 3. Pematang Siantar 4. Tapanuli Tengah 15. Humbang Hasundutan 4. Tebing Tinggi 5. Tapanuli Utara 16. Pakpak Barat 5. Medan 6. Toba Samosir (Tobasa) 17. Samosir 6. Binjai

7. Labuhan Batu 18. Serdang Bedagai 7. Padangsidimpuan

8. Asahan 19. Batubara

9. Simalungun 20. Padang Lawas Utara

10. Dairi 21. Padang Lawas

11. Karo

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, Data keadaan 30 Juni 2008

Sumatera Utara merupakan provinsi yang keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara pada tanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 10,81 juta jiwa, dan pada tahun 2002, jumlah penduduk Sumatera Utara diperkirakan sebesar 11,85 juta jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km 2 dan tahun 2002 meningkat menjadi 165 jiwa per km 2 , dan pada tahun 2010 jumlah penduduk Sumatera Utara mencapai 12,9 juta orang.

Dengan bertambahnya penduduk di Kota Medan (lihat gambar 2.1) dengan pertumbuhan rata-rata penduduk pertahun 0,75 %, berpengaruh juga terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk jika tidak dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi, akan menimbulkan berbagai masalah seperti, menambah angka kemiskinan maupun menambah jumlah penganguran.

(5)

Tahun 2005 persentase pengangguran terbuka baik di tingkat Propinsi Sumatera Utara maupun di tingkat nasional sama-sama menunjukkan sedikit peningkatan.

Selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya yaitu tahun 2006, 2007 dan 2008 sama-sama menunjukkan tren penurunan persentase pengangguran. Sejauh ini, penanganan dua kategori masalah sosial ini yakni kemiskinan dan pengangguran terbuka terdapat tren kesamaan pencapaian antara Propinsi Sumatera Utara dan tingkat nasional. Lebih jelas hal ini ditunjukkan dalam bentuk grafik berikut:

Gambar 2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk di Sumatera Utara Periode 2004 – 2008 Sumber: http://www.slideshare.net/ekpd/lap-akhir-ekpd-09-sumut

Gambar 2.3 Grafik Tingkat Pengangguran Terbuka di Sumatera Utara Sumber: http://www.slideshare.net/ekpd/lap-akhir-ekpd-09-sumut

(6)

Gambar 2.3 tersebut menunjukkan bahwa mulai tahun 2004 sampai 2008 persentase tingkat pengangguran terbuka di Sumatera Utara terus berada di atas persentase secara nasional namun trennya kelihatan sama yakni sama-sama menunjukkan penurunan sejak tahun 2006. Berdasarkan data dan gambar di atas juga terlihat bahwa mulai tahun 2006 sampai 2008 baik pemerintah Propinsi Sumatera Utara maupun Pemerintah Pusat sama-sama mampu menurunkan persentase pengangguran terbuka di tengah masyarakat sekitar 1%. Hal ini bermakna pertambahan lapangan kerja relative lebih baik berbanding pertambahan jumlah tenaga kerja baik di tingkat Propinsi Sumatera Utara maupun di tingkat nasional.

Hal tersebut merupakan prestasi yang harus dipertahankan, kalau bisa ditingkatkan.

Oleh karena itu, pemerintah selaku aparatur negara, baik itu di tingkat nasional maupun di tingkat provinsi selalu berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Perencanaan Pusat UKM Sumatera Utara ini diproyeksikan bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru dan membantu para pelaku UKM dalam memasarka produknya yang secara otomatis bisa meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat Sumatera Utara.

Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 tingkat pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara adalah 5,74 % dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 6,18 %, kemudian di tahun 2007 menjadi 6,90 % dan

Gambar 2.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara Sumber: http://www.slideshare.net/ekpd/lap-akhir-ekpd-09-sumut

(7)

tahun 2008 menurun sedikit yaitu menjadi 6.38 %. Pada tahun 2009 tingkat pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara ditargetkan mencapai 7,79 %. Walaupun pertumbuhan ekonomi tahun 2008 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2007, akan tetapi pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebesar 6,1 %. Perkembangan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Sumatera Utara pada tahun 2008 sebagian besar nilainya merupakan kontribusi dari sektor industri pengolahan sebesar 25,04 %, sektor pertanian sebesar 22,56 % dan sektor perdagangan dan jasa lainnya sebesar 19,17 %. Namun demikian di sisi lain 56,13 % PDRB Sumatera Utara digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sedangkan untuk pembentukan modal adalah 19,97 %. Dari segi jumlah PDRB Sumatera Utara pada tahun 2008 ADHB meningkat dibandingkan dari tahun 2007 yaitu Rp 14,17 juta menjadi Rp 16,4 juta pada tahun 2008.

Kinerja perekonomian Sumatera Utara pada Semester I tahun 2010, yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000, meningkat sebesar 6,28 persen.

Peningkatan tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 12,43 persen, disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 8,20 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran 6,79 persen, sektor listrik, gas, dan air bersih 5,93 persen, sektor bangunan 5,90 persen, sektor industri pengolahan 5,43 persen, sektor pertambangan dan penggalian 5,04 persen, sektor jasa-jasa 5,00 persen, dan sektor pertanian 4,87 persen

Gambar 2.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara (year on year) semester I 2005 s.d. semester I 2010 (persen)

Sumber: http://www.slideshare.net/ekpd/lap-akhir-ekpd-09-sumut

(8)

2.3 Tinjauan Umum

2.3.1 Usaha Kecil Menengah (UKM)

Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS), Keputusan Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, dan UU No. 20 Tahun 2008.

Definisi UKM yang disampaikan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.

 Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan.

 Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.

 Berdasarkan Keputuasan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau aset/aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari : (1) badang usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan (2) perorangan (pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa)

 Menurut UU No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut dengan Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

(9)

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimplkan bahwa Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah usaha perorangan atau badan usaha yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan tempat bangunan dengan jumlah tenaga kerja antara 1-99 orang.

Pada prinsipnya definisi dan kriteria UKM di negara-negara asing didasarkan pada aspek-aspek sebagai berikut : (1) jumlah tenaga kerja, (2) pendapatan dan (3) jumlah aset. Paparan berikut adalah kriteria-kriteria UKM di negara-negara atau lemabaga asing.

1. World Bank, membagi UKM ke dalam 3 jenis, yaitu : a. Medium Enterprise, dengan kriteria :

1. Jumlah karyawan maksimal 300 orang

2. Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta 3. Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta

b. Small Enterprise, dengan kriteria :

1. Jumlah karyawan kurang dari 30 orang 2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta 3. Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta

c. Micro Enterprise, dengan kriteria :

1. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang 2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu 3. Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu

(10)

2. Singapura mendefinisikan UKM sebagai usaha yang memiliki minimal 30%

pemegang saham lokal serta aset produktif tetap (fixed productive asset) di bawah SG $ 15 juta.

3. Malaysia, menetapkan definisi UKM sebagai usaha yang memiliki jumlah karyawan yang bekerja penuh (full time worker) kurang dari 75 orang atau yang modal pemegang sahamnya kurang dari M $ 2,5 juta. Definisi ini dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Small Industry (SI), dengan kriteria jumlah karyawan 5 – 50 orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah M $ 500 ribu

b. Medium Industry (MI), dengan kriteria jumlah karyawan 50 – 75 orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah M $ 500 ribu – M $ 2,5 juta.

4. Jepang, membagi UKM sebagai berikut :

a. Mining and manufacturing, dengan kriteria jumah karyawan maksimal 300 orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah US$2,5 juta.

b. Wholesale, dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 100 orang atau jumlah modal saham sampai US$ 840 ribu

c. Retail, dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 54 orang atau jumlah modal saham sampai US$ 820 ribu

d. Service, dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 100 orang atau jumlah modal saham sampai US$ 420 ribu

5. Korea Selatan, mendefinisikan UKM sebagai usaha yang jumlahnya di bawah 300 orang dan jumlah assetnya kurang dari US$ 60 juta.

6. European Commision, membagi UKM ke dalam 3 jenis, yaitu : a. Medium-sized Enterprise, dengan kriteria :

1. Jumlah karyawan kurang dari 250 orang 2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 50 juta 3. Jumlah aset tidak melebihi $ 50 juta

b. Small-sized Enterprise, dengan kriteria : 1. Jumlah karyawan kurang dari 50 orang 2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 10 juta 3. Jumlah aset tidak melebihi $ 13 juta

(11)

c. Micro-sized Enterprise, dengan kriteria : 1. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang 2. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 2 juta 3. Jumlah aset tidak melebihi $ 2 juta

2.3.2 Karakter UKM Indonesia

Karakteristik UKM di Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh AKATIGA, the Center for Micro and Small Enterprise Dynamic (CEMSED), dan the Center for Economic and Social Studies (CESS) pada tahun 2000, adalah mempunyai daya tahan untuk hidup dan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kinerjanya selama krisis ekonomi. Hal ini disebabkan oleh fleksibilitas UKM dalam melakukan penyesuaian proses produksinya, mampu berkembang dengan modal sendiri, mampu mengembalikan pinjaman dengan bunga tinggi dan tidak terlalu terlibat dalam hal birokrasi.

UKM di Indonesia dapat bertahan di masa krisis ekonomi disebabkan oleh 4 (empat) hal, yaitu :

• Sebagian UKM menghasilkan barang-barang konsumsi (consumer goods), khususnya yang tidak tahan lama

• Mayoritas UKM lebih mengandalkan pada non-banking financing dalam aspek pendanaan usaha

• Pada umumnya UKM melakukan spesialisasi produk yang ketat, dalam arti hanya memproduksi barang atau jasa tertentu saja

• Terbentuknya UKM baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja di sektor formal.

UKM di Indonesia mempunyai peranan yang penting sebagai penopang perekonomian. Penggerak utama perekonomian di Indonesia selama ini pada dasarnya adalah sektor UKM. Berkaitan dengan hal ini, paling tidak terdapat beberapa fungsi utama UKM dalam menggerakan ekonomi Indonesia, yaitu (1) Sektor UKM sebagai penyedia lapangan kerja bagi jutaan orang yang tidak tertampung di sektor formal, (2) Sektor UKM mempunyai kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), dan (3) Sektor UKM sebagai sumber penghasil devisa negara melalui ekspor berbagai jenis produk yang dihasilkan sektor ini.

(12)

2.3.3 Usaha Kecil Menengah (UKM) Sumatera Utara

Struktur perekonomian di Provinsi Sumatera Utara pada dasarnya didominasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Peran strategis UKM dalam perekonomian Sumatera Utara dapat dilihat dari konstribusinya dalam pembentukan PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto), penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. Selain itu pada masa krisis usaha kecil dan menengah telah terbukti tangguh sebagai jaring pengaman perekonomian Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi 1996 di Sumatera Utara tercatat ada sebanyak 1.816.130 usaha kecil dan Informal yang mencakup 662.159 usaha di luar usaha pertanian dan 1.153.971 usaha pertanian. Dalam kurun waktu 10 tahun, jumlah UKM berkembang begitu pesat adari 317.656 unit usaha pada tahun 1986 meningkat tajam sekitar 108,45 % atau tumbuh rata-rata 10,8 % setiap tahunnya.

Setelah krisis melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 jumlah UKM pada tahun 1998 berkurang menjadi 598.031 usaha atau berkurang sebanyak 64.128 usaha.

Sampai tahun 1999 keadaan tidak menguntungkan bagi dunia usaha termasuk UKM. Hal ini tercermin dari menurunnya jumlah UKM menjadi 580.227 usaha atau berkurang 17.804 unit usaha disbanding tahun sebelumya. Jumah UKM ini terus berkurang selama kurun waktu tahun 1999 hingga mencapai 4.416 unit usaha. Namun tahun 2000dan tahun 2001 jumlah UKM mulai bertambah menjadi 593.615 unit usaha dan 618.670.

Semenjak tahun 1996 pergeseran sektor-sektor pada Usaha Kecil Menengah tidak terjadi sehingga sebaran unit usaha menurut sektor identik dari tahun ke tahun. Sektor perdagangan besar, eceran dan rumah makan dan akomodasi umumnya menjadi pilihan pengusaha kecil menengah untuk mencari nafkah. Kecenderungan masyarakat memilih usaha di sektor ini erat kaitannya dengan karakter usaha jenis ini yang relativemudah karena dapat dilakukan oleh orang yang kurang skill dan modal yang dibutuhkan juga kecil.

Berdasarkan hasil survey ekonomi yang dilakukan Badan Pusat Statistik tahun 2006 , Kota Medan dan Deli Serdang merupakan dua daerah yang mempunyai usaha non- pertanian yang terbesar di Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah UKM 88.675 dan 57.076 unit usaha. Pad aperingkat ketiga ditempati oleh Kabupaten Langkat dengan jumlah UKM 44.311 unit usaha.

(13)

Tabel 2.4 Banyaknya Usaha Kecil Menengah (UKM) menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006

No Kabupaten/Kota Jumlah

1. Nias 18.193

2. Mandailing Natal 14.825

3. Tapanuli Selatan 23.511

4. Tapanuli Tengah 12.258

5. Tapanuli Utara 9.243

6. Toba Samosir 6.022

7. Labuhan Batu 40.962

8. Asahan 42.357

9. Simalungun 29.654

10. Dairi 9.582

11. Karo 11.310

12. Deli Serdang 57.076

13. Langkat 44.311

14. Nias Selatan 9.965

15. Humbang Hasundutan 6.202

16. Pakpak Barat 807

17. Samosir 3.809

18. Serdang Bedagai 23.591

19. Sibolga 4.881

20. Tanjung Balai 6.990

21. Pematang Siantar 12.059

22. Tebing Tinggi 6.106

23. Medan 88.675

24. Binjai 10.691

25. Padang Sidempuan 7.418

Sumatera Utara 500.498

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

(14)

2.3.4 Produk Unggulan Daerah Sumatera Utara

Pada Pusat UKM Sumatera Utara ini akan di promosikan berbagai produk unggulan kebanggaan daerah Sumatera Utara. Hal ini akan memudahkan masyarakat Medan maupun luar Kota Medan untuk mendapatkan buah tangan ciri khas Sumatera Utara tanpa harus mendatangi daerah asal produk tersebut.

Menurut Kepmendagri No. 050.05/30 Bangda tanggal 7 Januari 1999 produk unggulan adalah produk hasil suatu industry daerah yang mempunyai:

• Kandungan teknologi yang cukup menonjol dab inovatif, baik sector pertanian maupun industri kecil dan jasa

• Mempunyai jangkauan pemasaran yang luas, baik lokal, nasional maupun eksport

• Mempunyai ciri khas daerah dan melibatkan masyarakat banyak (tenaga kerja setempat)

• Mempunyai kandungan bahan baku lokal yang tinggi

• Mempunyai jaminan bahan baku lokal yang banyak dan stabil atau melalui pembudidayaan

• Ramah lingkungan

• Dapat mempromosikan budaya lokal

Berdasarkan minat masyarakat terhadap produk UKM di Sumatera Utara, produk unggulan yang akan dipamerkan dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori, yaitu:

kerajinan, garment/tekstil, hasil olah makanan dan hasil pertanian.

Penggolongan produk yang dipamerkan ini dilakukan berdasarkan kegiatan-kegiatan pameran UKM yang pernah dilakukakan di Kota Medan, dimana pada setiap pameran UKM tersebut keempat jenis produk ini selalu ditampilkan. Produk kerajinan merupakan produk yang paling digemari masyarakat, karena variasinya yang banyak dan memiliki keunikan sendiri. Untuk produk tekstil persentasenya juga hamper sama dengan produk kerajinan. Produk tekstil ini bisa berupa bahan setengah jadi maupun barang jadi. Kreasi dari produk tekstil ini juga banyak, sehingga diminati masyarakat. Untuk produk UKM hasil olah makanan, juga banyak terdapat di daerah Sumatera Utara yang mempunyai cita rasa sendiri. Oleh karena itu, persentase ketiga jenis produk ini hampir sama, yaitu masing- masing 25 % dari semua produk yang dipamerkan. Untuk hasil pertanian hanya 15 % dari seluruh produk yang dipamerkan. Hal ini dikarenakan masyarakat cenderung membeli hasil pertanian dari pasar tradisional.

(15)

Kerajinan

Salah satu kerajinan khas Sumatera Utara yang digemari oleh negara-negara luar kebanyakan terbuat dari keramik. Di Sumatera Utara hanya ada dua pusat pengrajin keramik gerabah yang sudah memiliki nama, yakni Kabupaten Deli Serdang dan Langkat.

Berbagai jenis pahatan hasil kerajinan juga bisa di temukan di Sumatera Utara seperti miniature Rumah Adat Batak, totem, miniatur kapal pesiar dan lain sebagainya.

Jenis ukir-ukiran bisa ditemukan didaerah-daerah tujuan wisata, seperti daerah Samosir yang terkenal dengan Danau Toba. Berbagai ukiran ciri khas Danau Toba bisa ditemukan di kabupaten ini.

Gambar 2.6 Berbagai jenis keramik gerabah Sumber: www.google.com

Gambar 2.7 Berbagai jenis kerajinan tangan Sumber: www.google.com

(16)

Garmen/Tekstil

Sumatera Utara memiliki potensi warisan budaya yang sangat kaya. Salah satunya adalah kain tenunan. Tenunan yang dimilki daerah Sumatera Utara sangat beragam mulai dari tenun Melayu, Toba, Dairi, Simalungun, Tapsel, Pakpak dan lainnya. Masing-masing daerah ini memiliki ciri khas tenunan yang berbeda. Kain tenunan ini bisa dikreasikan menjadi model pakaian modern maupun sebagai bahan dasar pembuatan tas

Hasil Olah Makanan

Sumatera Utara memiliki berbagai makanan khas daerah yang pantas dibanggakan.

Mulai dari makanan pokok sampai makanan ringan yang dikemas secara menarik. Daerah penghasil industri makanan yang terkenal di Sumatera Utara adalah Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, diikuti oleh Kabupaten Langkat.

Gambar 2.9 Berbagai makanan kemasan khas Sumatera Utara Sumber: www.google.com

Gambar 2.8 Kain tenunan dan berbagai kreasinya Sumber: www.google.com

(17)

Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara terkenal sebagai masyarakat yang gemar melakukan wisata kuliner. Berbagai jenis makanan bisa ditemukan di Medan mulai dari makanan ringan, kue-kuean maupun makanan berat. Salah satu makanan yang sekarang ini terkenal dari Kota Medan adalah Bolu Meranti dan Bika Ambon.

Hasil Pertanian

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi dengan hasil pertanian yang besar di Indonesia. Beberapa kabupaten yang terletak di daerah dataran tinggi merupakan sumber hasil pertaian yang tinggi, diantaranya, kabupaten Karo, Kab Tapanuli Utara, Kab.

Tapsel, Kab Dairi dll. Sumber mata pencaharian utama masyarakat pada daerah ini adalah dari hasil pertanian.

Selain keempat kelompok produk UKM diatas, Pusat Promosi Produk Unggulan UKM ini akan memperkenalkan produk Industri kreatif yang diusahakan oleh pelaku UKM. Terdapat 10 % produk industry dari seluruh produk yang dipamerkan.

Industri kreatif terbagi dalam 14 sub sektor sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Keempat belas sub sektor industry kreatif tersebut adalah: Periklanan, Arsitektur, Pasar barang seni, kerajinan, desain, Fesyen, Video, Film &

Fotografi, Permainan Interaktif, Musik, Seni Pertunjukan, Penerbitan & Percetakan, Layanan Komputer & Piranti Lunak, Televisi & Radio, Riset & Pengembangan. Dari

Gambar 2.10 Berbagai jenis hasil pertanian Sumber: www.google.com

(18)

keempat belas sub sektor Industri kreatif tersebut, dipilih sub sektor yang bisa lebih meningkatkan minat pengunjung terhadap pusat UKM Sumut ini, yaitu: Periklanan, Musik, Seni Pertunjukan, Fesyen, dan Penerbitan dan Percetakan

2.4 Tinjauan Proyek 2.4.1 Deskripsi Proyek

Judul Proyek : Pusat Promosi Produk Unggulan Usaha Kecil Menengah (UKM) Sumatera Utara

Tema : Sustainable Architecture

Status : Fiktif

Fungsi : Pusat promosi produk unggulan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan juga pusat pelatihan wirausahawan yang berkualitas dan mandiri di bidang UKM untuk daerah Sumatera Utara

Lokasi : Jl. Gagak Hitam, Kecamatan Medan Sunggal Luas lahan : ± 1,5 ha

Kontur : Relatif datar

KDB : 60%

Batas – batas site : Utara : Pemukiman Penduduk, pertokoan Selatan : Pemukiman Penduduk, persawahan Barat : Pemukiman Penduduk

Timur : Pertokoan

Pemilik : Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Sumatera Utara Potensi lahan : Berada pada daerah pertumbuhan UKM kota Medan ,

Merupakan daerah yang sering dikunjungi masyarakat Medan maupun masyarakat luar Medan

Akses menuju site cukup baik.

(19)

2.4.2 Pendekatan Pemilihan Tapak dan Lokasi

• Kriteria Pemilihan Lokasi

Kota Medan yang merupakan Ibu kota dari Propinsi Sumatera Utara adalah salah satu kota yang saat ini sedang mengembangkan berbagai usaha diantaranya adalah usaha komersial dan jasa kepada masyarakat. Pusat Usaha Kecil Menengah (UKM) Sumatera Utara adalah bangunan yang tergolong dalam bangunan komersial sehingga dalam pemilihan lokasi nantinya harus mendukung fungsi bangunan sebagai fasilitas komersial dan jasa. Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi proyek ini disajikan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini :

Tabel 2.6 Kriteria Pemilihan Lokasi

No. Kriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota

Berada di kawasan kota yang juga merupakan daerah kawasan pendidikan.

Selain itu berada dekat dengan jalan besar sebagai penghubung transportasi.

2. Pencapaian Akses pencapaian harus terdapat angkutan umum dan pribadi dari setiap badan jalan dan pengaturan jalan masih dapat dikontrol dengan baik. Namun kendaraan pribadi merupakan fokus utama pencapaian, sehubungan dengan sasaran aktifitas adalah mahasiswa dan dosen

3. Area pelayanan Hotel, restoran/cafe, kampus dan perumahan adalah lingkungan sekitar yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang akan direncanakan.

Diharapkan dengan adanya lingkungan ini dapat memperkuat posisi Institut Seni Pertunjukkan.

4. Ukuran Lahan Ukuran lahan harus mencukupi kebutuhan ruang secara fungsional beserta fasilitas-fasilitas yang direncanakan.( min. 1 Ha).

5 Kemudahan

Enterance

Enterance menuju dan keluar tapak harus mudah diakses oleh mahasiswa, dosen serta staff pengajar/ pengelola Institut

6 Kontur Tapak Kontur tapak sebaiknya relatif datar untuk memudahkan akses pencapaian dan pergerakan aktivitas yang berlangsung dalam kampus

7 Kebisingan Keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan merupakan hal yang bersifat mutlak. Untuk itu perencanaan bangunan harus mempertimbangkan eksistensi bangunan di sekitarnya yang tidak akan mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Sumber: Hasil Olah Data Primer

(20)

Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor atau wilayah.

Tabel 2.7 Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan

Wilayah Pembangun

an

KECAMATAN PUSAT PENGEMBANGAN

PERUNTUKAN WILAYAH

PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN

WPP A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan

Belawan Pelabuhan Industri Permukiman

Rekreasi Maritim

Jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan dan

permukiman.

WPP B M. Deli Tanjung Mulia Perkantoran Perdagangan Rekreasi

Indoor Permukiman

Jalan baru, jaringan air minum, pembuangan

sampah, sarana pendidikan.

WPP C M. Timur M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas

Aksara Permukiman

Perdagangan Rekreasi

Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana

pendidikan dan kesehatan.

WPP D M. Johor M. Baru M. Kota M. Maimoon M. Polonia

Pusat Kota Pusat bisnis (CBD) Pusat pemerintahan

Perumahan Hutan kota Pusat pendidikan

Pusat komersial

Perumahan permanen, pembuangan sampah,

sarana pendidikan.

WPP E M. Barat M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan

Sei Sikambing Permukiman Perkantoran Perdagangan Konservasi

Rekreasi Lapangan Golf

Hutan Kota

Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana

pendidikan dan kesehatan.

Sumber: Hasil Olah Data Primer

(21)

Keberadaan kawasan perencanaan dapat dilihat pada peta dibawah ini:

Berdasarkan kriteria yang mengacu pada RUTRK Kota Medan maka lokasi proyek Pusat Promosi UKM Sumatera Utara ini berada di wilayah WPP E yang peruntukan wilayahnya adalah sebagai pusat perkantoran, perdagangan, rekreasi, konservasi, pemukiman dan hutan kota. Site terletak di Jl. Gagak Hitam dengan luas 1,5 ha

Adapun alasan mengapa lokasi tersebut dipilih menjadi lokasi proyek adalah sebagai berikut :

 Pencapaian ke lokasi mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum

 Berada dekat dengan pusat kota dengan kepadatan penduduk sedang dan merupakan daerah pengembangan perdagangan, komersil dan rekreasi.

Gambar 2.11 Peta WPP Kota Medan Sumber: Hasil olah data primer

WPP A

Merupakan Kawasan Pelabuhan, industri, pergudangan dan permukiman

WPP B

Merupakan kawasan perkantoran dan perdagangan

WPP C

Merupakan kawasan pemukiman,pendidikan,re kreasi, dan perdagangan

WPP E Perumahan, perkantoran, perdagangan, konservasi, lapangan golf dan hutan kota.

WPP D

Pusat Bisnis(CBD), pusat pemerintahan, perumahan, hutan kota dan pusat pendidikan

(22)

 Sesuai dengan RUTRK dimana pada bagian wilayah ini diperuntukkan sebagai wilayah pusat pemukiman, perdagangan, rekreasi, perkantoran dan hutan kota

• Alternatif Lokasi Tapak

Beberapa alternatif pemilihan lokasi perancangan berada di Jl Gatot Subroto (Site 1), Persimpangan Jl Belibis dengan Jl Gagak Hitam (Site 2), dan Persimpangan Jl Setia Budi dengan Jl Flamboyan (Site 3).

Gambar Alternatif Site 1 Gambar Alternatif Site 2 Gambar Alternatif Site 3 Gambar 2.12 Alternatif Lokasi Pusat UKM Sumut

Sumber: google earth

SITE 3 SITE 1

SITE 2

(23)

Alternatif I

SITE 1

SITE

4

3 5

2

4 2

5 1 3

Kantor Badan Pengawasan dan Keuangan Sumut

Komplek Ruko Taman Tomang Elok Jalan Gatot Subroto

Pemukiman Penduduk SPBU Pertamina

Site berupa lahan kosong

2

Pusat UKM merupakan salah satu pusat pelayanan jasa dan komersil yang bertujuan untuk mempromosikan produk- produk UKM. Oleh karena itu lokasi direncanakan di wilayah komersil dan jasa. Untuk alternatif I, direncanakan di Jl Gatot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal. Lokasi yang dipilih merupakan lahan kosong dengan luas lahan sekitar 3,6 ha.

Gambar 2.13 Foto Udara Site Alternatif I Sumber: Google earth

Gambar 2.14 Foto Kondisi sekitar site Alternatif I Sumber: Dokumentasi Pribadi

(24)

Alternatif II

Untuk alternative site yang kedua, dipilih di kawasan ring road yang merupakan salah satu tujuan kuliner di Kota Medan. Lokasi yang dipilih merupakan lahan kosong yang berada di kawasan pemukiman.

Pada kedua sisi site terdapat jalan sekunder yaitu Jl Belibis dan Jl Pungguk. Site yang berada di Jl Gagak hitam ini mempunyai luas sekitar 1,9 ha.

6 SITE

5

2 1

3 7

1 2 3

SITE 5 6 7

4

Jl. Gagak Hitam Ruko/Pertokoan

Rumah Penduduk

Jl. Belibis

Persawahan Lokasi Proyek berupa

lahan kosong

Rumah Penduduk

Jl. Pungguk Gambar 2.15 Foto Udara Site Alternatif II

Sumber: Google earth

Gambar 2.16 Foto Kondisi sekitar Site Alternatif II Sumber: Dokumentasi Pribadi

4

(25)

Alternatif III

Site yang terdapat pada Jl. A.H Nasution ini menjadi altenatif pemilihan lokasi yang ketiga. Eksisting site yang terdapat di Kecamatan Medan Johor ini berupa lahan kosong.

Intensitas sirkulasi kendaraan pada site yang berada di sebelah Barat Asrama Haji ini lumayan tinggi.

Gambar 2.17 Foto Udara Site Alternatif II Sumber: Google earth

SITE

2 3

5 1

Batas sebelah timur: Asrama Haji Medan

Jalan A H Nasution Restoran ACC

4

1

Batas sebelah timur: SPBU

Batas sebelah Barat: tanah

kosong Kondisi eksisting lokasi

2 3

4 5 site

Gambar 2.18 Foto Kondisi sekitar Site Alternatif III Sumber: Google earth

(26)

• Penilaian Alternatif Lokasi

Tabel 2.8 Penilaian Alternatif Lokasi

Kriteria Lokasi

Alternatif I Alternatif II Alternatif III

Lokasi Jl Gatot Subroto, Kec.

Medan Sunggal

Jl Gagak Hitam, Kec.

Medan Sunggal

Alan A.H Nasution, Kecamatan Medan Johor

Luas lahan (4)

3,6 Ha

(5) 1,5 Ha

(4) 2,2 Ha

Tingkatan Jalan (5)

Jalan Arteri Primer

(5) Jalan Arteri Primer

(5) Jalan Arteri Primer Pencapaian ke Lokasi (4)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan

pribadi maupun angkutan umum

(4)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Selain

itu merupakan jalan

lintas yang menghubungkan Medan

dengan daerah lain di luar Kota medan

(4)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum

Jangkauan terhadap Struktur kota

(4)

Berada diperkotaan dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan merupakan daerah pengembangan perdagangan dan rekreasi

(4)

Berada di perkotaan dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan merupakan daerah pengembangan perdagangan dan rekreasi

(3)

Berada di perkotaan dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan merupakan daerah pengembangan perdagangan dan rekreasi

Fungsi Pendukung sekitar lokasi

(4)

Pertokoan, kantor, plaza

(5)

Pertokoan, Fasilitas Olah Raga Berupa Lapangan Futsal, kawasan industri

(3) Pertokoan, sekolah

(27)

RUTRK (Pengembangan Perdagangan dan Rekreasi)

(5) Sesuai

(5) Sesuai

(5) Sesuai

Fungsi eksisting (5)

Lahan kosong

(5) Lahan kosong

(5) Lahan Kosong Kontur Realtif datar Realtif datar Realtif datar

Pengenalan Entrance (4)

 Baik

 Dekat dengan persimpangan 2 jalan

(5)

 Baik

 Dekat dengan persimpangan 2 jalan arteri

 Terdapat jalan sekunder di sisi kiri dan kanan site

(4) Baik

Berada pada Jalan arteri sekunder

Total Nilai 35 38 33

Perinngkat 2 1 3

Sumber: Hasil olah data primer

A

nalisa Pemilihan Lokasi

Dari penilaian diatas disimpulkan bahwa lokasi di persimpangan Jl Gagak Hitam dengan Jl Belibis merupakan lokasi yang terbaik dari 3 altrnatif lokasi yang ada. Lokasi yang berada pada kawasan ring road ini merupakan lokasi yang strategis untuk perencanaan dan pengembangan Pusat UKM Sumatera Utara. Kawasan ring road merupakan salah satu alternatif kuliner di Kota Medan yang ramai dikunjungi masyarakat. Oleh karena itu, site di kawasan ini cocok digunakan untuk mempromosikan produk unggulan ciri khas Sumatera Utara.

Pada RUTRK Kota Medan, kawasan ring road yang termasuk dalam Kecamatan Medan Sunggal diperuntukkan sebagai pusat perkantoran, perdagangan, rekreasi, konservasi, pemukiman dan hutan kota. Oleh karena itu, pada kawasan ini cocok dibangun Pusat UKM Sumut, sehingga semakin menghidupkan daerah ini.

Kriteria Penilaian:

5: Baik 4: Cukup 3: Kurang Baik

(28)

Gambar 2.19 Lokasi Tapak Usulan di Kecamatan Medan Sunggal Sumber: Peta Kota Medan

WPP E

M. Barat, M. Helvetia, M. Petisah, M. Sunggal, M. Selayang, M.

Tuntungan

Peruntukan Lahan:

Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota

(29)

Lokasi yang terpilih sebagai lokasi proyek Pusat Promosi Usaha Kecil Menengah (UKM) Sumatera Utara adalah site yang terletak di Jl. Gagak Hitam/ ring road, Kecamatan Medan Sunggal dengan luas 1,5 Ha

Batas-batas

Utara : Jl Pungguk, pemukiman penduduk, pertokoan Selatan :Jl Belibis, persawahan, pemukiman penduduk Timur : Jl. Gagak hitam, Pertokoan

Barat : Pemkiman Penduduk

SITE

Gambar 2.20 Lokasi Proyek di Kecamatan Medan Sunggal Jalan Belibis

Jalan Pungguk

Jalan Gagak Hitam Jalan Gatot Subroto

Jalan Sunggal

(30)

2.4.3 Tinjauan Lokasi

• Tinjauan terhadap Struktur Kota

Kawasan Medan Sunggal merupakan kawasan yang termasuk dalam WPP E yang diperuntukkan sebagai:

• Permukiman

• Perkantoran

• Perdagangan

• Konservasi

• Rekreasi

• Lapangan Golf

• Hutan Kota

Kondisi kawasan saat ini didominasi oleh perumahan warga. Sedangkan disepanjang jalur Jl Gagak Hitam bayak terdapat pertokoan, rumah makan, dan ruko dengan rata-rata ketinggian bangunan 2-3 lantai. Saat ini kawasan ring road merupakan salah satu kawasan tempat berkumpulnya kaum muda. Pada sore hari sampai malam harinya, sepanjang jalur jalan Gagak Hitam/ring road ini dipadati oleh pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai jenis makanan. Pada kawasan ini juga terdapat fasilitas penginapan maupun fasilitas olah raga seperti lapangan futsal.

• Peraturan

Garis Sempadan Bangunan

Lokasi yang dipilih berada di jalan Gagak Hitam, dimana pada arah utara site terdapat Jl Belibis dan pada arah utara site terdapat Jl Pungguk. Kedua jalan ini merupakan jalan sekunder dengan lebar jalan 4 m. Penghitungan GSB dilakukan dengan rumus ½ (n) + 1. dimana n adalah lebar jalan. Lebar jalan Gagak Hitam adalah 33 m. Berarti GSB pada lokasi ini adalah 18 m.

Koefisien Dasar Bangunan

KDB untuk bangunan komersil di kecamatan Medan Sunggal adalah 60%. Hal ini merupakan pertimbangan untuk penyerapan air hujan untuk menghindari bahaya banjir,

(31)

dan dikawasan ini juga terdapat sejumlah hutan kota, berupa lapangan bermain yang diperuntukkan sebagai hiasan kota dan paru-paru kota.

Untuk pengembangan site sebagai salah satu fasilitas komersial yang akan ramai dikunjungi masyarakat, tentunya kondisi KDB kawasan perlu dipertahankan. Ruang terbuka pada site, akan dipergunakan sebagai fasilitas-fasilitas ruang terbuka bagi pengguna fasilitas.

Adapun luas dari site adalah : 15.000 m2 KDB pada site (65 – 75%) = 60% x Luas site

= 60% x 15.000

= 90.000 m2

Koefisien Lantai Bangunan

Bandara Udara Polonia menjadi kendala utama bagi ketinggian bangunan pada kawasan di sekitarnya, karena kawasan-kawasan disekitar bandara tersebut merupakan daerah yang menjadi tempat perputaran pesawat sehingga bangunan yang tinggi nantinya akan dapat menghalangi pandangan pilot. Maka bangunan disekitar kawasan (skyline) hanya berkirsar 3 – 4 lantai. Dengan ketinggian bangunan antara 12 – 20 m dari permukaan tanah.

2.5 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Pelaku kegiatan yang terlibat dalam penggunaan Pusat UKM Sumatera Utara ini terbagi dalam 3 kelompok yaitu pengunjung, pengelola dan pemilik toko/stan. Pengunjung yang datang ke Pusat UKM ini dapat dibagi berdasarkan beberapa kelompok:

1. Berdasarkan motivasi dan tujuan kunjungannya

• Pengunjung yang datang dengan motivasi tertentu dan dengan rencana kunjungan sebelumnya misalnya untuk mengikuti pelatihan atau seminar yang diselenggarakan di gedung ini, atau untuk mencari souvenir yang menjadi ciri khas daerah Sumatera Utara. Pengunjunng kelompok ini anatara lain terdiri dari pelajar/mahasiswa, kelompok pengunjung dari luar daerah kota Medan, wisatawan domestik maupun asing.

• Pengunjung yang datang tanpa motivasi dan tanpa rencana kunjungan sebelumnya, misalnya masyarakat kota Medan yang mencari tempat rekreasi selain mall atau plaza.

2. Berdasarkan usia

(32)

• Kelompok usia anak-anak

• Kelompok usia remaja

• Kelompok usia dewasa

• Kelompok uisa lanjut usia

3. Berdasarkan kuantitas pengunjung yang datang

• Pengunjung yang datang secara individu (dengan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi)

• Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang, berkisar antara 2-50 orang (dengan menggunakan bus wisata, kendaraan umum atau kendaraan pribadi)

• Pengunjung yang datang dengan kapasitas besar antara 50-300 orang (dengan menggunakan bus wisata)

Beberapa kegiatan yang terjadi pada Pusat Usaha Kecil Menengah (UKM) Sumatera Utara adalah:

1. Kegiatan Utama

Kegiatan ini menjalankan fungsi utama dari Pusat Promosi Produk Unggulan UKM ini yaitu sebagai tempat untuk mempromosikan atau memperkenalkan produk- produk unggulan daerah Sumatera Utara sehingga masyarakat tertarik untuk membeli produk UKM tersebut.

Kegiatan tersebut antara lain:

• Pameran

Pusat Promosi Produk Unggulan UKM ini akan menyelenggarakan pameran setiap hari dengan jam kerja mulai pukul 09.00-21.00 WIB.

Penyelenggaraan pameran dikemas secara tematik dan tema komoditi pameran akan berganti setiap dua minggu sekali. Setiap kegiatan pameran tematik akan diikuti 100 UKM.

• Kegiatan Edukasi.

Kegiatan ini berupa seminar diselenggarakan oleh pengelola bekerja sama dengan instansi/dinas terkait. Kegiatan ini akan diadakan secara berkala dengan mendatangkan pengusaha-pengusaha sukses yang berasal dari daerah Sumatera Utara maupun luar daerah Sumatera Utara.

• Berbelanja

(33)

Pengunjung yang datang ke Pusat Promosi Produk Unngulan UKM ini, selain untuk menikmati pameran yang sedang diselenggarakan juga untuk berbelanja produk-produk unggulan khas Sumatera Utara.

• Makan minum

Pada Pusat Promosi Produk Unggulan UKM ini, juga tersedia jajanan khas Sumatera Utara. Pengunjung yang datang bisa menikmati makanan khas Sumatera Utara untuk menambah energi setelah mengikuti pameran ataupun pelatihan.

2. Kegiatan Penunjang

Kegiatan-kegiatan ini untuk mendukung fungsi utamanya dan sebagai fasilitas pelengkap dalam bangunan. Kegiatan-kegiatan pendukung ini anatara lain:

• Kegiatan simpan pinjam

Untuk membantu modal para pelaku UKM, Pusat UKM Sumut bekerja sama dengan perbankan sehingga lebih mudah dalam melakukan simpan pinjam.

• Kegiatan administartif

Setiap masyarakat yang ingin berusaha maupun mengkuti pelatihan di Pusat UKM ini harus terdaftar dulu. Untuk pengusaha UKM harus mendapat surat rekomendasi dari Dinas Kopersai dan UKM.

• Bersantai

Pada Pusat UKM ini akan disediakan taman rekreatif sehingga masyarakat yang datang merasa lebih nyaman dan betah tinggal lebih lama.

• Layanan publik.

Pusat UKM ini meyediakan tempat, pusat layanan publik bagi setiap masyarakat yang ingin lebih mengetahui tentang produk-produk unggulan daerah Sumatera Utara. Layanan publik ini juga membantu para pelaku UKM yang bermsalah di bidang perizinan maupun permodalan.

3. Kegiatan pengelolaan dan pelayanan teknis

• Ruang-ruang pengelola

• Ruang-ruang servis

• Ruang-ruang pemeliharaan

(34)

2.6 Deskripsi Kebutuhan Ruang

Tabel 2.9 Kebutuhan Ruang Kelompok

Kegiatan

Fungsi Fasilitas Pemakai Kegiatan Kebutuhan Ruang Utama Fasilitas

pameran dan promosi produk unggulan

Area Pameran

Pengunjung Pengelola Karyawan

elihat dan menyaksikan produk unggulan yang sedang dipamerkan.

embeli produk yang dipamerkan

engatur dan menyeleksi para pengusaha UKM yang mengikuti pameran.

elayani

pengunjung yang dating melihat pameran.

Ruang/stand pameran Kantor eksibisi Hall

Kasir Gudang KM/Toilet

Fasilitas seminar

Ruang Seminar

Pengunjung Pengelola

engikuti seminar yang sedang diselenggarakan

engisi formulir pendaftaran untuk mengikuti seminar.

elayani

masyarakat yang mengikuti seminar.

Lobby/

Receptionist R. Presentasi R. Audensi R. Persiapan KM/ Toilet

Fasilitas Perbelanjaan

Pertokoan/

Retail

Penyewa Karyawan Pengunjung

engatur penjualan, melayani pembeli

elihat-lihat, tawar-menawar, belanja, bayar barang belanjaan

Toko/Retail

Penunjang Fasilitas Restoran Pengunjung Area Makan

(35)

Food Court Karyawan Pengelola

emesan makanan dan minuman

akan-minum

elakukan transaksi pembayaran

encuci tangan

emasak makanan

encuci piring

enyimpan makanan

Kasir Wastafel Dapur/ Pantry R. Penyimpanan makanan Gudang

R. Ganti/ Locker KM/ Toilet

Fasilitas layanan publik

Pusat Informasi dan layanan publik

Pengunjung Pengelola

encari informasi tentang produk- produk unggulan daerah Sumatera Utara.

emberi informasi, melayani

pengunjung

emberikan konsultasi

Lobby/Recepsio nist

R. Konsultasi Perpustakaan R. Penitpan Barang

Musholla Tenants/pen yewa Karyawan Pengelola Pengunjung

udhu

holat

Tempat Wudhu R. Sholat

ATM Center

Pengunjung Pengelola

engambil/menari k uang tunai dari Mesin ATM

R. ATM

Pengelola dan Pelayanan Teknis

Pengelola Ruang Pengelola

Pengelola

elakukan

pengelolaan dan manajemen trhadap semua kegiatan yang berlangsung.

Lobby/

Receptionist R. Manager R. Staff R. administrasi R. Rapat

R. Ganti/ Locker Gudang

KM/ Toilet Gudang Pengelola

Penyewa/

pengusaha

ongkar muat

Kantor Penerima Gudang Utama

(36)

UKM stirahat R. Istirahat Pos jaga Toilet Service R. Service Pengelola

engawasi keamanan

engawasi kebersihan

engawasi mekanikal dan elektrikal

elakukan

kegiatan sanitair

engganti pakaian

R. Operator R. CCTV R. Genset R. Mekanikal Elektrikal R. Air Bersih R. Air Kotor R. Chiller R. Panel dan Trafo R. AHU

2.7 Studi Banding Proyek Sejenis 2.7.1 Klinik UKM Jawa Timur

Jawa Timur dikenal sebagai pusat Kawasan Timur Indonesia, dan memiliki signifikansi perekonomian yang cukup tinggi, yakni berkontribusi 14,85% terhadap Produk Domestik Bruto nasional. Sebagai wujud kepedulian Dinas Koperasi dan PKM Prop.Jatim terhadap pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), dibangun gedung Klinik UKM Jatim untuk mengakomodasi pertumbuhan dan perkembangan UKM di daerah Jawa Timur.

Klinik UKM Jawa Timur ini menjadi wadah untuk melakukan pelatihan ketrampilan bagi para pelaku UKM sehingga menciptakan wirausahawan yang mandiri dan berdaya saing. Oleh karena itu klinik UKM ini mengahadirkan para pengusaha UKM yang sudah sukses baik dari dalam maupun luar Jawa Timur. Klinik UKM ini juga menghadirkan lembaga-lembaga perbankan yang diharapkan mampu membantu akses permodalan maupun pasar bagi para pelaku UKM.

Maksud dan tujuan pendidikan Klinik UKM Jawa Timur adalah memberikan peran yang nyata kepada Lembaga Jasa Pengembangan Bisnis atau Business Development Services (BDS) dan para praktisi serta pelaku KUMKM yang ahli pada bidang usaha unggulan tertentu untuk ikut membantu memfasilitasi pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Jawa Timur.

(37)

Klinik UKM Jawa Timur ini mempunyai delapan bidang pelayanan, yaitu:

Program Layanan Konsultasi Bisnis.

Untuk mengetahui masalah inti yang dialami oleh klien dan bersama-sama mencari solusinya.

Program Layanan Informasi Bisnis.

Layanan informasi untuk mendukung pemecahan masalah / solusi yang sudah disepakati antara pengusaha dan konsultan pada saat berkonsultasi.

Program Layanan Advokasi / Pendampingan

Merupakan pendampingan yang bertujuan untuk membantu UKM melaksanakan keputusan yang sudah disepakati di tempat usahanya.

Program Layanan Short Course

Layanan pendukung bagi pengusaha yang pada saat berkonsultasi disepakati memiliki masalah dibidang UKM, sehingga bisa mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh klinik UKM Jawa Timur guna meningkatkan Skill / Keahlian.

Program Layanan Akses Pembiayaan

Pendampingan yang dilakukan bagi mereka yang bermasalah di bidang permodalan di mulai dari pembuatan laporan keuanga, pembuatan proposal ajuan kredit dan pendampingan pengajuan kredit di Bank.

Program Layanan Akses Pemasaran Produk

Membantu yang bermasalah dibidang pemasaran melalui fasilitas pameran atau mengisi stand di Gedung Pusat Souvenir dan Gedung Pamer yang ada di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur.

Program Layanan Pusat Pustaka Enterpreneurship

Untuk menambah wawasan di bidang usaha melalui penyediaan fasilitas buku bacaan praktis yang disediakan bagi UKM.

Program Layanan Mobil Klinik

Untuk melayani pelaku UKM yang tidak sempat berkunjung ke klinik UKM Jawa Timur maka disediakan mobil klinik yang secara periodik akan berkeliling atau mendatangi pusat-pusat usaha (pasar) dan sentra UKM yang ada di Jawa Timur.

Klinik UKM ini berlokasi di Jl. Raya Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur dan mulai beroperasi sejak tanggal 13 Maret 2008. Untuk lebih memaksimalkan pelayanan Klinik UKM ini juga dibangun Gedung Pusat Souvenir UMKM Jawa Timur dan Gedung Pamer Produk UKM Jawa Timur. Gedung ini disediakan bagi UKM Jawa Timur secara

(38)

gratis sehingga produk-produk UKM Jawa Timur lebih dikenal masyarakat, baik itu masyarakat Jawa Timur sendiri maupun masyarakat luar Jawa Timur.

Tujuan dibangunnya Gedung Promosi ini, antara lain :

1. Membantu Pelaku UKM untuk berpromosi GRATIS di kota besar (surabaya)

2. Meningkatkan upaya mengenalkan Produk-produk unggulan UKM Jawa Timur pada segmen pasar yang lebih luas, baik pada pasar regional, nasional dan internasional.

3. Mempertemukan pelaku / produk UKM dengan buyer sesungguhnya secara langsung, baik dalam dan luar negeri, dan sekaligus memotong mata rantai para broker / trader yang cenderung merugikan UKM.

4. mengangkat dan memberdayakan UKM karena buyer dapat ketemu langsung dengan produk UKM, dan tidak lagi melalui broker atau trader.

Gedung Pusat Souvenir

Gedung Pusat Souvenir UKM Jawa Timur pantas dijadikan percontohan nasional, karena berdasarkan pengamatan, provinsi-provinsi lain di Indonesia belum ada yang memiliki gedung promosi dengan manajemen pengelolaan dan fungsi seperti yang dimiliki Jawa Timur ini. Gedung Pusat Souvenir UKM Jawa Timur akan menyediakan secara lengkap produk-produk souvenir UKM unggulan dan terbaik dari seluruh 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur.

Masing-masing kabupaten/kota telah disediakan satu stand paviliun di gedung tersebut. Produk yang ditampilkan adalah produk souvenir yang bersifat kerajinan atau sejenisnya. Sedangkan produk makanan-minuman yang tahan lama akan dikelompokkan dalam area tersendiri di gedung tersebut.

Gambar 2.21 Gedung Pusat Souvenir Jawa Timur

Sumber: www.diskopjatim.go.id

Gambar 2.22 Pameran Souvenir Jawa Timur Sumber: www.diskopjatim.go.id

(39)

Untuk memberikan layanan yang optimal dan memuaskan masyarakat selaku pelanggan pada umumnya, dan khususnya kepada buyer dari dalam dan luar negeri, Gedung Pusat Souvenir akan buka setiap hari termasuk hari Sabtu dan Minggu, mulai Pk 07.30 pagi sampai pukul 21.00 WIB. Pada setiap akhir tahun akan digelar lomba souvenir terbaik tingkat Jawa Timur, yang salah satu indikatornya didasarkan pada omzet penjualan di gedung tersebut.

Gedung Pamer Produk UKM

Gedung Pamer Produk UKM Jawa Timur akan menggelar pameran setiap hari termasuk Sabtu dan Minggu. Penyelenggaraan pameran ini dikemas secara tematik dan tema komoditi pameran akan berganti setiap dua minggu sekali.

Para pelaku UKM Kabupaten/kota diberi kesempatan yang sebesar-besarnya untuk segera mendaftar dan memanfaatkan fasilitas gedung pamer ini. Setiap iven pameran tematik diikuti 50 UKM sehingga diperkirakan selama kurun waktu satu tahun sebanyak 1.200 UKM dapat mempromosikan produknya di gedung pamer ini.

Untuk semakin menggenjot kinerja Gedung Pusat Souvenir dan Gedung Pamer, dikembangkan upaya kerjasama dengan berbagai stakeholder terkait, baik di tingkat pusat dan daerah, termasuk kerjasama Dekranasda, Asita, PHRI, HPI, Dewan Kesenian Jawa Timur, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur juga bekerjasama dengan PT Telkom dalam layanan informasi bisnis dalam wujud website. Nantinya melalui website ini seluruh produk unggulan UMKM di Jawa Timur dapat ditampilkan sehingga menjadi informasi penting baik bagi pelaku UMKM maupun buyers.

Gambar 2.23 Gedung Pamer Produk UKM Jawa Timur

Sumber: www.diskopjatim.go.id

Gambar 2.24 Pameran Produk UKM Jawa Timur

Sumber: www.diskopjatim.go.id

(40)

Selain itu, untuk mendukung kelancaran transaksi, Gedung Pamer UMKM dan Pusat Souvenir Jawa Timur juga bekerjasama dengan BNI dan Bank Mandiri. Kedua bank ini juga menyediakan kredit bagi UMKM. Dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM bekerjasama dengan PT Jamkrida, juga melibatkan konsultan-konsultan Klinik UMKM untuk mendampingi para pelaku UMKM.

Di samping itu dikembangkan kerjasama dengan Kementerian operasi dan UKM RI melalui UKM Gallery di Jakarta agar akses dan pangsa pasar produk UKM Jawa Timur dapat semakin luas. Diharapkan kinerja Gedung Pusat Souvenir UKM Jawa Timur dan Gedung Pamer Produk UKM Jawa Timur dapat semakin menggairahkan pertumbuhan sektor UMKM, sekaligus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat, pengentasan pengangguran dan kemiskinan di Jawa Timur.

2.7.2 Jakarta UKM Center (Mall UKM)

Jakarta UKM Center adalah Gedung pusat promosi dan pusat pengembangan produk - produk unggulan UKM yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bagi para pengusaha kecil dan menengah di DKI Jakarta dan Nasional.

Gedung Jakarta UKM Center terletak di kawasan strategis di Jl. KH. Mas Mansyur di depan Apartemen Thamrin Resident, dan dikelilingi oleh Hotel Grand Indonesia, Hotel Shangri La dan Pusat Grosir Pasar Tanah Abang. Gedung Jakarta UKM Center ini dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal ini adalah Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DKI Jakarta.

Gambar 2.25 Suasana Eksterior Jakarta UKM Center Sumber: www.ukm-center.org

(41)

Gambar 2.26 Suasana Interior Jakarta UKM Center Sumber: www.ukm-center.org

Gambar 2.27 Suasana Jakarta UKM Center dari berbagai sisi Sumber: www.ukm-center.org

(42)

Gedung Pusat Promosi UKM Waduk Melati memiliki luas 30.000 meter persegi terdiri dari 6 (enam) lantai. Yang mana basement khusus untuk UKM bergerak dibidang makanan, lantai dasar untuk UKM yang bergerak dibidang garmen, lantai I pusat kerajinan, lantai II untuk produk garmen,lantai III aksesoris, foodcourt, perkantoran, ruang pelatihan kapasitas 200 undangan, Bank DKI, JMF (Jakarta Micro Finance ) dan masih banyak lagi. Pada gedung ini juga terdapat Sutiyoso Ballroom untuk kapasitas 1000 undangan serta fasilitas Gamelan yang dapat digunakan untuk berlatih.

Produk - produk unggulan yang terdapat di Gedung Jakarta UKM Center adalah Handicraft, Garment, Souvenir, Aksesories, Herbal, Makanan Olahan dan produk jasa.

Pusat Promosi UKM Waduk Melati dapat menampung lebih dari 600 UKM yang berasal dari provinsi DKI Jakarta maupun provinsi lain di Indonesia.

Display untuk produk pada Jakarat UKM Center ini sangat kreatif dan mempermudah para wisatawan untuk mencari produk kerajinan berdasarkan bahan bakunya. Ada tiga jenis display yang dibedakan digedung milik Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi DKI Jakarta ini.

Pertama, display permanen. Display ini dibangun secara permanen lengkap dengan roling doornya. Kedua, display antik. Dikatakan antik, karena bentuknya seperti lemari baju, dan sangat multi fungsi untuk mendisplay suatu produk kerajinan. Pada display ini, sangat cocok untuk produk kerajinan aksesoris kebutuhan wanita seperti kalung, giwang, gelang dengan bahan baku mutiara, atau batu alam. Display yang terakhir adalah display kecil. Display ini sangat padu, jika digunakan untuk mendisplay beberapa produk kerajinan dengan ukuran kecil. Seperti bunga kering, kayu batik, sepatu kulit, kerajinan kerang, dan lain-lain.

Mal yang beroperasi dari jam 10.00-17.00 ini tidak menerapkan sistem sewa.

Para pengusaha UKM hanya diwajibkan membayar retribusi kepada pemerintah daerah.

Untuk kios 3 m x 3 m, misalnya, pengusaha dipungut retribusi Rp 5.000 per hari. Tidak sembarang UKM bisa masuk ke Bina UKM Tanah Abang. Setiap UKM harus terdaftar di Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan DKI Jakarta.

(43)

2.7.3 Smesco Indonesia Company (SIC)

Smesco Indonesia Company (SIC) adalah Badan Layanan Umum dan merupakan unit kerja dibawah Kementerian Koperasi dan UKM. SIC dikelola secara profesional dengan menerapkan Prinsip Pengelolaan Perusahaan yang baik (GCG). SIC berdiri sejak tanggal 20 Maret 2007 yang dikelola berdasarakan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPKBLU) seperti yang tertera dalam Peraturan Pemerintah nomor 23/

2005. Gedung Smesco UKM Indonesia yang terletak di Jakarta Selatan akan dioptimalkan jadi ikon pusat promosi dan pengembangan seluruh produk pelaku usaha kecil menengah dari seluruh provinsi sebagai persiapan menuju pasar global.

Latar belakang berdirinya SIC adalah untuk meningkatkan kemampuan UKM dalam menghadapi berbagai indikator berkaitan dengan tingkat kesulitan UKM mendapatkan akses ke pasar, membangun jaringan yang lebih luas untuk kepentingan promosi UKM, meningkatkan kualitas dan keterampilan sumber daya manusia UKM, meningkatkan kemitraan dengan badan usaha lainnya, mencari akses pendanaan sehingga dapat di akses oleh UKM, serta meningkatkan volume produksi dan penjualan produk UKM di pasar.

Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menenengah (LLP KUKM) yang kini lebih dikenal sebagai SMESCO UKM telah memasuki tahun ketiga berkarya bagi koperasi dan UKM di Indonesia.

Gambar 2.28 Suasana Eksterior Gedung Smesco Indonesia Sumber:www.smescoindonesia.com

Referensi

Dokumen terkait

Karena media pembelajaran dengan menggunakan media lagu daerah Sumbawa dapat membuat tampilan pembelajaran lebih menarik yang bisa membuat mata pelajaran bahasa

7) Jumlah minimal kehadiran selama program diklat berlangsung adalah 80 %, atau apabila ketidak hadiran peserta melebihi 20 % dari keseluruhan diklat, maka peserta dinyatakan gugur

Green IT refers to environmentally sound information technologies and systems, applications and practices and encompasses three complementary IT-enabled approaches to

Dari tiga bentuk komunikasi politik yang digunakan para pasangan calon kepala derah dalam pemilu kepala daerah di Bali pada tahun 2010, ternyata bentuk komunikasi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yan g berjudul “Kecerdasan Spiritual Sebagai Pemoderasi Pengaruh Locus Of Control Internal, Gaji Auditor dan Gaya Kepemimpinan

Namun kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa tidak banyak para pendidik yang telah melakukan pembelajaran remedial dengan baik.Pada umumnya, pembelajaran remedial

Tingginya indeks korupsi Indonesia di peringkat ke -100 dari 183 dengan indeks 3,0 (2011) 7 serta masih maraknya kecurangan pada saat diselenggrakannya ujian nasional di

Pemberian materi relasi diri dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain dan relasi diri dengan lingkungan atau pendukung materi berupa pembagian kelompok dan ta’aruf, salat