• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kejadian Penyakit Autistik pada Anak dengan Usia Maternal dan Paternal di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Kejadian Penyakit Autistik pada Anak dengan Usia Maternal dan Paternal di Kota Medan"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Kejadian Penyakit Autistik pada Anak dengan Usia Maternal dan Paternal

di Kota Medan

Oleh: STEFANI 080100067

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Hubungan Kejadian Penyakit Autistik pada Anak dengan Usia Maternal dan Paternal

di Kota Medan

KARYA TULIS ILMIAH

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Kejadian Penyakit Autistik pada Anak dengan Usia Maternal dan Paternal di Kota Medan

Nama : STEFANI NIM: 080100067

Pembimbing Penguji I

( dr. Selvi Nafianti, Sp. A(K) ) ( dr. Masita Dewi, Sp. M )

NIP.400048403 NIP.19761024 2005012001

Penguji II

( dr. M. Syahputra, M.Kes ) NIP. 197010071989021001

Medan, 19 Desember 2011 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Autis adalah gangguan perkembangan yang mempunyai karakteristik gangguan interaksi sosial dan perkembangan bahasa yang serius. Di Indonesia, penderita autis mencapai 7000 orang. Di kota Medan diperkirakan jumlah anak autis yang lahir mencapai 250 orang pertahun dan akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu faktor penyebab gangguan ini adalah usia maternal dan paternal sewaktu mengandung anak dengan gangguan Autistik.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor resiko dengan umur maternal dan paternal dengan timbulnya gangguan Autis pada anak. Metode penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. Adapun jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 76 orang dimana 38 orang merupakan data kontrol yang normal (tidak autis). Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Total Sampling. Penelitian ini dilaksanakan center- center Autis di kota Medan, yaitu Yayasan Pelita Kasih dan Yayasan Tali Kasih. Pengumpulan data menggunakan data primer berupa wawancara langsung (daftar pertanyaan). Data tersebut dianalisis menggunakan SPSS (Statistic Package for Social Science).

Dari analisa hasil penelitian, sampel didapati usia paternal yang paling banyak adalah30-34 tahun (47,4%) sedangkan usia maternal <30 tahun (57,9%). Dalam data kontrol usia paternal yang terbanyak adalah <30 tahun (52,6%) dan usia maternal adalah <30 tahun (68,4%). Dari analisis hasil penelitian dengan menggunakan Uji-t independen, didapati tidak ada hubungan (p>0,05) antara perbedaan usia paternal dan maternal dengan anak yang mengalami gangguan Autis.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini untuk melihat adanya hubungan rata-rata usia paternal dan maternal dengan gangguan Autistik pada anak ternyata didapati tidak adanya hubungan. Disarankan penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah sampel yang lebih banyak, atau menambah variable lain.

(5)

ABSTRACT

Autism is a developmental disorder characterized by serious impairments in social interaction and language development. In Indonesia, cases of autism are approximately 7000 cases. In Medan, estimated there are 250 kids with autism born per year and has increased dramatically in recent years. One of the factors that could cause this disorder is paternal and maternal age.

The purpose of this study is to determine the relationship between paternal and maternal age with Autism in children. The method of the research is analytical with cross-sectional study. The number of samples taken in this study is 76 children, with 38 children as data-control (normal, no Autism). The sampling technique used is total sampling. This research was carried out in Autism Centers in Medan, which are Yayasan Pelita Kasih and Yayasan Tali Kasih. Data analysis is done by SPSS (Statistic Package for Social Science).

From the analysis, results show that sample’s paternal ages are 30-34 years (47,4%) otherwise sample’s maternal ages are <30 years (57,9%). From data control’s paternal ages are <30 years (52,6%) although data control’s maternal ages are <30 years (68,4%). From analysis of research results by using the t-independent test, it was found there is no significant relationship (p>0,05) between paternal and maternal ages and autism.

There is no relationship between paternal and maternal ages with Autism in children. Further assessment using more variables and samples recommended.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, karya tulis ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, diantaranya:

1. Kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Kepada dosen pembimbing penulisan penelitian ini, dr. Selvi Nafianti, Sp. A, yang dengan sepenuh hati telah meluangkan segenap waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

(7)

6. Kepada abang kakak senior penulis, Adrianie Maricella Tantri, S.Ked , yang telah membantu dengan setulus hati dalam memberikan dukungan dan masukan pada penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

7. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh sahabat penulis, Vincent Selamat, Andi Susilo, Epifanus Arie Tanoto, Armin Wijaya, Prawira Buntara Putra, Juan C. Marbun, Patria T. Tarigan, Nelly, Willy Winardy Purnawan, Herr Jimmy, Belliana, Anita, Haris Hardian, Ayub Basaldi yang turut memberikan motivasi dan dukungan bagi penulis untuk merampungkan karya tulis ilmiah ini.

8. Kepada teman-teman seperjuangan satu kelompok, yaitu Maizatul Syima, Milisa Mesiana S., Senthil Kumar, yang telah turut bersusah payah dan tetap menjaga kekompakan dalam mensukseskan penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

Cakupan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan pengetahuan baru, dalam area kompetensi KIPDI-3, telah memotivasi penulis untuk melaksanakan penelitian yang berjudul “Hubungan Kejadian Penyakit Autistik pada Anak dengan Usia Maternal dan Paternal di Kota Medan” ini. Harapan penulis semoga penelitian ini mendapat persetujuan untuk pelaksanaan demi memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu kedokteran.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan proposal penelitian ini di kemudian hari.

Medan, 10 Desember 2011

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

(9)

2.2.5 Diagnosis ... 7

2.2.6 Penatalaksanaan ... 8

2.2.7 Prognosis ... 8

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 9

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 9

3.2 Variabel dan Definisi Operasional ... 9

3.3 Hipotesis ... 10

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 11

4.1 Jenis Penelitian ... 11

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 11

4.3 Populasi dan Sampel ... 11

4.3.1 Populasi ... 11

4.3.2 Sampel ... 11

4.3.3 Kriteria Inklusi ... 11

4.3.4 Kriteria Eksklusi ... 12

4.3.5 Subjek yang Diteliti ... 12

4.3.6 Besar Sampel ... 12

4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 12

4.5 Pengolahan dan Analisis Data ... 12

(10)

5.1 Hasil Penelitian ... 13

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 13

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel ... 13

5.1.3 Deskripsi Jumlah Sampel Berdasarkan Usia Paternal dan Maternal ... 13

5.1.4 Deskripsi Data Kontrol Berdasarkan Usia Paternal dan Maternal ... 14

5.1.5 Data Hasil Penelitian ... 14

5.2 Pembahasan ... 15

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 17

6.1 Kesimpulan ... 17

6.2 Saran ... 17

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1 Deskripsi Sampel Jumlah Subjek Autis Berdasarkan Usia Paternal dan Maternal

13

5.2 Deskripsi Jumlah Data Kontrol Berdasarkan Usia Paternal dan Maternal

14

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Kepada Responden Penelitian Lampiran 2 Informed Consent

(14)

ABSTRAK

Autis adalah gangguan perkembangan yang mempunyai karakteristik gangguan interaksi sosial dan perkembangan bahasa yang serius. Di Indonesia, penderita autis mencapai 7000 orang. Di kota Medan diperkirakan jumlah anak autis yang lahir mencapai 250 orang pertahun dan akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu faktor penyebab gangguan ini adalah usia maternal dan paternal sewaktu mengandung anak dengan gangguan Autistik.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor resiko dengan umur maternal dan paternal dengan timbulnya gangguan Autis pada anak. Metode penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. Adapun jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 76 orang dimana 38 orang merupakan data kontrol yang normal (tidak autis). Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Total Sampling. Penelitian ini dilaksanakan center- center Autis di kota Medan, yaitu Yayasan Pelita Kasih dan Yayasan Tali Kasih. Pengumpulan data menggunakan data primer berupa wawancara langsung (daftar pertanyaan). Data tersebut dianalisis menggunakan SPSS (Statistic Package for Social Science).

Dari analisa hasil penelitian, sampel didapati usia paternal yang paling banyak adalah30-34 tahun (47,4%) sedangkan usia maternal <30 tahun (57,9%). Dalam data kontrol usia paternal yang terbanyak adalah <30 tahun (52,6%) dan usia maternal adalah <30 tahun (68,4%). Dari analisis hasil penelitian dengan menggunakan Uji-t independen, didapati tidak ada hubungan (p>0,05) antara perbedaan usia paternal dan maternal dengan anak yang mengalami gangguan Autis.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini untuk melihat adanya hubungan rata-rata usia paternal dan maternal dengan gangguan Autistik pada anak ternyata didapati tidak adanya hubungan. Disarankan penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah sampel yang lebih banyak, atau menambah variable lain.

(15)

ABSTRACT

Autism is a developmental disorder characterized by serious impairments in social interaction and language development. In Indonesia, cases of autism are approximately 7000 cases. In Medan, estimated there are 250 kids with autism born per year and has increased dramatically in recent years. One of the factors that could cause this disorder is paternal and maternal age.

The purpose of this study is to determine the relationship between paternal and maternal age with Autism in children. The method of the research is analytical with cross-sectional study. The number of samples taken in this study is 76 children, with 38 children as data-control (normal, no Autism). The sampling technique used is total sampling. This research was carried out in Autism Centers in Medan, which are Yayasan Pelita Kasih and Yayasan Tali Kasih. Data analysis is done by SPSS (Statistic Package for Social Science).

From the analysis, results show that sample’s paternal ages are 30-34 years (47,4%) otherwise sample’s maternal ages are <30 years (57,9%). From data control’s paternal ages are <30 years (52,6%) although data control’s maternal ages are <30 years (68,4%). From analysis of research results by using the t-independent test, it was found there is no significant relationship (p>0,05) between paternal and maternal ages and autism.

There is no relationship between paternal and maternal ages with Autism in children. Further assessment using more variables and samples recommended.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Autis adalah penyakit gangguan perkembangan yang mempunyai karakteristik gangguan interaksi sosial dan perkembangan bahasa yang serius (King, 2009). Autis termasuk ke dalam pervasive developmental disorder, jenis penyakit yang lain diantaranya adalah Asperger disorder, childhood disintegrative disorder, dan Rett disorder. Rasio prevalensi dari seluruh pervasive developmental disorder adalah 58,7

per 10.000 anak-anak. Termasuk penyakit Autis (22/10.000), Asperger Syndrome (11/10.000), tidak specified (24.8/10.000) dan child disintegrative disorder (0,9/10.000) (Nelson,2007).

Di dunia, pada tahun 1987 diperkirakan penyandang autis mencapai 1:5000 kelahiran. Pada tahun 1997 penyandang autis mencapai 1:500 kelahiran dan pada tahun 2000 mencapai 1:250. Sedangkan pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 1:100 kelahiran. Penyebab dari peningkatan ini masih belum dapat diketahui (King, 2009). Prevalensi autis kini lebih banyak daripada anak-anak penderita Down syndrome.

(17)

paternal juga dihubungkan dengan penyakit Autistik. 4 dari 7 studi telah menemukan hubungan faktor resiko usia paternal dengan penyakit Autistik.(King,2009). Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukaan diatas, saya ingin meneliti umur maternal dan paternal sebagai faktor resiko penyebab Autistik pada anak di Kota Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan masalah penelitian sebagai berikut: Adakah pengaruh usia maternal dan paternal dengan penyakit Autistik yang diderita oleh anaknya?

1.2Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengamati hubungan usia maternal dan paternal sewaktu mengandung dan melahirkan anak dengan jumlah kelahiran anak penyandang autis.

1.3.2 Tujuan Khusus

Memperoleh data faktor resiko antara umur maternal dan paternal dengan timbulnya penyakit Autistik pada anak.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk akademik tentang resiko terjadinya penyakit Autistik pada anak yang disebabkan oleh umur maternal dan paternal sewaktu mengandung dan melahirkan anak tersebut.

1.4.2 Manfaat bagi Ilmiah

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan sebagai bahan penelitian sekunder bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

(18)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat tentang faktor resiko terjadinya penyakit Autistik tersebut.

1.4.4 Manfaat bagi Penelitian

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fisiologi Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 tahun

Pada tahun pertama kehidupan ditandai dengan pertumbuhan fisik, maturasi, kemampuan yang semakin terasah, dan reorganisasi psikologis. Parameter pertumbuhan fisik adalah berat badan, tinggi badan, dan ukuran lingkar kepala. Pada usia 0-2 bulan, bayi mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Perkembangan fisik bayi baru lahir dapat menurun 10% dibawah berat badan lahir dalam satu minggu pertama sebagai hasil pengeluaran cairan ekstravaskular dan intake yang terbatas. Pertambahan berat badan bayi dalam satu bulan pertama sebanyak 30 gr. Pergerakan tangan dan kaki sangat besar dan tidak terkontrol. Senyum dapat terjadi secara involunter. Perkembangan kognitif bayi usia 0-2 bulan dapat membedakan pola, warna, dan konsonan. Mereka dapat mengetahui ekspresi wajah (senyuman). Untuk perkembangan emosional bayi usia 0-2 bulan tergantung dari dampak lingkungan sekitarnya. Bayi hanya dapat menangis apabila tidak merasa nyaman dan lapar. Normalnya bayi menangis paling puncaknya pada usia 6 minggu, bayi normal yang sehat dapat menangis selama 3 jam/ hari, lalu menurun 1 jam atau berkurang sampai 3 bulan (Nelson, 2007).

(20)

ekspresi wajah. Sekitar usia 9 bulan dapat membagi emosi dengan yang lain, misalnya membagi mainan yang dibelikan orang tua dengan anak lainnya (Nelson, 2007).

Anak usia 2-5 tahun dapat menguasai beberapa bahasa yang penting menurutnya dan dapat bergaul di lingkungan sosial. Perkembangan fisik ditandai dengan pertambahan berat badan empat kali. Perkembangan organ seksual sesuai dengan perkembangan somatik. Perkembangan bahasa muncul secara cepat diantara 2 sampai 5 tahun. Bahasa berhubungan dengan perkembangan kognitif dan emosional. Keterlambatan bahasa diindikasikan anak tersebut mengalami retardasi mental, penyakit autis, atau mengalami penganiayaan. Anak-anak yang mengalami keterlambatan berbahasa menunjukkan resiko tinggi mengalami tantrum (Nelson,2007).

2.2. Gangguan Autisitik 2.2.1.Definisi

Autis adalah gangguan perkembangan neurologis yang tidak diketahui etiologinya, tetapi berhubungan dengan genetik. Hal ini berkembang dan dapat didiagnosis secara tipikal sebelum usia 36 bulan (Nelson,2007).

2.2.2.Etiologi

(21)

Lebih lanjut, Namun, tidak ada defek spesifik pada struktur otak yang berhasil diidentifikasi secara konsisten, atau pada autopsy, diidentifikasi suatu pola konsisten yang sesuai dengan studi neuropatologik. Suatu keseragaman yang berhasil ditemukan adalah bahwa pada sepertiga individu yang menderita Autis memiliki konsentrasi serotonin yang relatif tinggi di dalam trombosit mereka; kadar serotonin yang tinggi di dalam trombosit muncul dengan proporsi serupa dengan individu yang retardasi mental yang tidak menderita Autis (Rudolph,2006).

Komponen genetik dari Autis yang terlibat adalah heterogen, lebih dari 100 gen, dan abnormalitas genetik pada Autis telah diidentifikasi dalam gen mitokondria dan didalam semua kromosom kecuali 14 dan 20. Hal ini dipercaya adanya interaksi dari banyak gen dengan faktor lingkungan yang bervariasi. Beberapa gen yang terlibat kuat dalam penurunan Autis, termasuk kromosom 7q, 2q, dan 15q11-13. Penyakit autisme 4-8 kali lebih banyak terjadi di laki-laki daripada wanita, komponen X-linked. Autis telah dihubungakan dengan penyakit perkembangan neurologis, termasuk kejang, sindrom X fragile, dan tuberous sclerosis. Banyak studi epidemiologi telah mengemukakan jika tidak ada asosiasi antara pemberian vaksin MMR (Meales-Mumps-Rubella) dengan gangguan Autisme (Nelson, 2007).

2.2.3.Faktor Resiko

Autis mempunyai hubungan dengan faktor yang meningkatkan resiko sebagai berikut: (a) komplikasi persalinan prenatal dan perinatal; (b) infeksi prenatal dengan virus tertentu, khususnya rubella dan sitomegalovirus; (c) genetika; (d) konsumsi pestisida sewaktu masa kehamilan; (e) penggunaan obat-obatan dalam masa kehamilan atau sebelumnya dalam jangka panjang; (f) usia maternal dan paternal; (g) perkembangan otak (King, 2009).

2.2.4.Patofisiologi

(22)

(Hughes,2007). Anak dengan Autis pada MRI menunjukkan myelinasi yang besar pada korteks frontal medial bilateral dan berkurangnya myelinasi di temporoparietal junction kiri. Spesimen postmortem dari otak menunjukkan pengurangan reseptor tipe B dari gamma-aminobutyric acid (GABAB ) di korteks singuli, regio evaluasi hubungan sosial, emosi, dan kognitif, dan pada gyrus fusiform, region krusial untuk evaluasi wajah dan ekspresi wajah. Penemuan ini menyediakan investigasi lebih lanjut lagi tentang autism dan penyakit gangguan perkembangan pervasive lainnya (Nelson,2007).

2.2.5.Diagnosis

Dalam hal menegakkan diagnosis Autis ada dua elemen: (a) membedakannya dari kemungkinan diagnosis penyakit lain, dan (b) mengidentifikasi gangguan- gangguan yang diketahui akan meningkatkan resiko menderita Autis. Tanda- tanda awal dari penyakit Autis adalah sebagai berikut: gangguan kemampuan bahasa atau hilangnya kemampuan untuk berbahasa, ritual-ritual yang tidak perlu, tidak mampunya beradaptasi pada lingkungan baru, kekurangan perilaku meniru (imitasi), dan tidak ada kemampuan imajinasi (Rudolph,2006).

(23)

2.2.6.Penatalaksanaan

1.Terapi tingkah laku yang intensif

2.Edukasi orangtua, pelatihan, dan dukungan untuk membantu dalam penyembuhan anak- anak autisme.

3.Pada saat anak- anak autisme telah memiliki kemampuan berbahasa yang hampir normal, maka diperlukan pendekatan pendidikan. Salah satu model pendidikan adalah program Treatment and Education of Autistic and Related Communication Handicapped Children (TEACCH).

4.Farmakoterapi digunakan bila tingkah laku sudah abnormal. Tingkah laku yang abnormal ini meliputi hiperaktif, tanrum, agresi fisik, mencelakakan diri sendiri, stereotip, dan simptom kecemasan, khususnya obsessive-compulsive behaviors. Obat yang dipakai untuk mengantisipasi hal ini adalah Naltrxone, Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs), dan clonidine (Nelson,2007).

2.2.7.Prognosis

(24)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1.Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep penelitian ini adalah

Variabel Independen Variabel Dependen

[image:24.612.112.532.217.427.2]

3.2.Definisi Operasional

Gambar 3.1. Skema Kerangka Konsep Penelitian Confounding factors:

(25)

2. Usia maternal dan paternal dikelompokkan menjadi dibawah 30 tahun, 30-34 tahun, 35-39 tahun, dan diatas 40 tahun.

3. Variabel independent: Usia paternal

• Definisi: usia dari ayah ketika ibu dinyatakan hamil • Alat ukur: wawancara

• Skala ukur: Skala numerik

4. Variabel independent: Usia maternal

• Definisi: usia dari ibu ketika dinyatakan hamil • Alat ukur: rekam medik

• Skala ukur: Skala Numerik

3.3. Hipotesis

(26)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor resiko dengan efek dengan cara observasi dan pengumpulan data langsung sekaligus (point-time approach).

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli- Oktober 2011. Tempat penelitian dilakukan pada centre-centre khusus Autistik di Kota Medan, Sumatera Utara.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi target

Populasi penelitian ini adalah anak-anak yang mengalami gangguan Autistik di kota Medan.

4.3.2 Populasi terjangkau

Populasi terjangkau penelitian ini adalah anak-anak yang mengalami gangguan Autistik di kota Medan dari tahun kelahiran 2000-2005.

4.3.3 Kriteria inklusi

(27)

2000-7. Kembar dizigotik 4.3.4 Kriteria eksklusi

1. Gangguan autistik yang disebabkan oleh kelainan genetik. 2. Gangguan autistik yang disebabkan oleh gangguan nutrisi. 3. Gangguan autistik yang disebabkan oleh infeksi prenatal. 4. Gangguan autisitk yang disebabkan oleh gangguan neurologis. 4.3.5 Subjek yang diteliti

Semua populasi terjangkau yang masuk kriteria inklusi. 4.3.6 Besar sampel

Jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan metode total sampling, dimana seluruh pasien yang didiagnosa menderita Autis pada tahun kelahiran 2000-2005 di rumah sakit Kota Medan dan belajar di pusat-pusat Autis di Kota Medan. Penderita autistik di kota medan mencapai 250 orang (Yakari).

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil data primer berupa wawancara langsung dan data sekunder berupa data yang diambil dari rekam medik. Data primer dan sekunder ini diambil pusat-pusat Autis di Kota Medan.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dimasukkan ke dalam komputer. Data yang diperoleh, berupa berapa anak yang menderita gangguan Autistik, usia maternal dan usia paternal, dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistic Package for Social Science) for windows. Data tersebut dianalisis menggunakan Uji-t

(28)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pelita Kasih yang berlokasi di Jalan Kapten Muslim Komp. Griya Riyatur Indah Blok. A No. 37 Medan dan Yayasan Tali Kasih yang berlokasi di Jalan Sei Alas No. 18 Medan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

Sampel yang diperoleh selama periode Juli 2011 sampai Agustus 2011 sebanyak 76 sampel. Dimana 76 itu dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok Autis dan kelompok normal (non-Autis). Semua data diperoleh dari data primer yaitu wawancara langsung dengan daftar pertanyaan.

5.1.3. Deskripsi Jumlah Sampel Berdasarkan Usia Paternal dan Maternal

[image:28.612.108.535.593.699.2]

Dari tabel 5.1, sampel penelitian penderita gangguan Autistik berdasarkan usia paternal yang paling banyak adalah 30-34 tahun (47,4%). Sampel penelitian penderita gangguan Autistik berdasarkan usia maternal yang paling banyak adalah <30 tahun (57,9%).

(29)

Total 38 (100%) 38 (100%)

5.1.4. Deskripsi Data Kontrol Berdasarkan Usia Paternal dan Maternal.

[image:29.612.112.533.280.406.2]

Dari tabel 5.2, data kontrol usia paternal yang paling banyak adalah <30 tahun (52,6%). Data kontrol usia maternal yang paling banyak adalah <30 tahun (68,4%).

Tabel 5.2. Deskripsi Jumlah Data Kontrol Berdasarkan Usia Paternal dan Maternal.

Usia Jumlah Paternal Jumlah Maternal

<30 20 (52,6%) 26 (68,4%)

30-34 12 (31,5%) 9 (23,6%)

35-39 5 (13,1%) 2 (5,2%)

>40 1 (2,6%) 1 (2,6%)

Total 38 (100%) 38 (100%)

5.1.5 Data hasil penelitian

Tabel 5.3. Hubungan Usia Paternal dengan Anak Gangguan Autis Usia Paternal (p value) Usia Maternal (p value)

Autis 0,416 0,726

Hasil uji varian (F) didapat p value 0,416 yang berarti tidak terdapat perbedaan varian sehingga uji t yang digunakan adalah uji t dengan varian yang sama. Hasil uji t = 1,528 dan p value 0,416. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata usia paternal dengan anak yang mengalami gangguan Autis.

[image:29.612.104.493.488.529.2]
(30)

Hasil uji t = 0,345 dan p value 0,726. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata usia maternal dengan anak yang mengalami gangguan Autis.

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan usia paternal dan usia maternal dengan anak penderita gangguan Autistik. Autis merupakan gangguan perkembangan yang mempunyai karakteristik gangguan interaksi sosial dan perkembangan bahasa yang serius (King, 2009). Selain itu Autis juga merupakan gangguan perkembangan neurologis yang tidak dapat diketahui etiologinya, tetapi berhubungan dengan genetic (Nelson, 2007). Adapun faktor resiko yang terkait dengan gangguan Autis adalah usia maternal dan paternal (King, 2009).

Dari tabel 5.1, diperoleh data usia paternal yang paling banyak mengalami gangguan autistik pada anaknya adalah 30-34 tahun (47,4%). Sedangkan pada hasil penelitian King (2009) anak mengalami gangguan Autis dari usia paternal >40 tahun. Usia paternal diatas 40 tahun beresiko melahirkan anak Autis sebanyak 36% (Durkin, 2010).

Dari tabel 5.2, diperoleh data usia maternal yang paling banyak mengalami gangguan autistik pada anaknya adalah <30 tahun (57,9%). Pada hasil penelitian King (2009) anak mengalami gangguan Autis dari usia maternal >40 tahun. Usia maternal diatas 40 tahun beresiko melahirkan anak Autis sebanyak 50% dibandingkan dengan usia maternal dibawah 30 tahun (Durkin, 2010).

(31)
(32)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di center-center Autis Kota Medan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Usia paternal yang anaknya paling banyak mengalami gangguan Autistik adalah usia 30-34 tahun (47,4%).

2. Usia maternal yang anaknya paling banyak mengalami gangguan Autistik adalah usia <30 tahun (57,9%).

3. Nilai p >0,05. Maka, tidak terdapat perbedaan rata-rata usia paternal dan maternal dengan gangguan Autistik pada anak.

6.2 Saran

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Epidemiologi Gangguan Autistik di Indonesia. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Direktorat Promosi

Kesehatan.

Durkin, M. 2010. Maternal Ages with Autism Specturm Disorder, Wisconsin

University. Available from: http://theraphyautism.com. [Accesed 1 desember 2011]. King, M.D., Fountain, C., Dakhlallah, D., and Bearman, P.S., 2009. Estimated Autism Risk and Older Reproductive Age, NY: Columbia University.

Kliegman, R.M., Behrman, R.E., Jenson, H.B., and Stanton, B.F., 2007. Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed. Pervasive Developmental Disorders and Childhood Psychosis. USA: Saunders, 133-136.

Kliegman, R.M., Behrman, R.E., Jenson, H.B., and Stanton, B.F., 2007. Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed. Growth, Development, and Behaviour. USA: Saunders, 41-65.

Rudolph, A.M., Hoffman, J.I.E., Rudolph, C.D., 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph.Volume 1. Pediatri Perkembangan Perilaku. Jakarta: EGC, 141-143.

(34)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Stefani

Tempat/ TanggalLahir : Medan, 13 Febuari 1990

Agama : Katolik

Alamat : Jl. Krakatau No. 177, Medan 20238 Telepon : 061-6629311

II. RiwayatPendidikan

1. Tahun 1994-1996 : TK Swasta Methodist 3 Medan 2. Tahun 1996-2002 : SD Swasta Methodist 3 Medan 3. Tahun 2002-2005 : SMP Swasta Santo Thomas 1 Medan 4. Tahun 2005-2008 : SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan III. RiwayatPelatihan

1. Seminar Hepatitis Update Continuing Medical Education Professional Development Unit FK USU 2011

(35)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN PENELITIAN

Salam Sejahtera,

Saya, Stefani, mahasiswi semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini tengah menjalankan penelitian dengan judul “Hubungan Kejadian Penyakit Autistik pada Anak dengan Usia Maternal dan Paternal di Kota Medan”.

Autis adalah penyakit gangguan perkembangan yang mempunyai karakteristik gangguan interaksi sosial dan perkembangan bahasa yang serius. Di dunia, pada tahun 1987 diperkirakan penyandang autis mencapai 1:5000 kelahiran. Pada tahun 1997 penyandang autis mencapai 1:500 kelahiran dan pada tahun 2000 mencapai 1:250. Sedangkan pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 1:100 kelahiran. Penyebab dari peningkatan ini masih belum dapat diketahui (King, 2009). Di Indonesia, penderita autis mencapai 7000 orang. Di kota Medan diperkirakan jumlah anak autis yang lahir mencapai 250 orang pertahun dan akan terus bertambah dari tahun ke tahun (Depkes, 2004).

Salah satu faktor resiko penyebab penyakit ini adalah usia maternal dan paternal sewaktu mengandung anak dengan penyakit Autistik. 5 dari 11 studi-studi telah mengamati faktor resiko penyakit Autistik dihubungkan dengan usia maternal dilaporkan telah mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan faktor-faktor resiko lainnya (King, 2009).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengamati hubungan usia maternal dan paternal sewaktu mengandung dan melahirkan anak dengan jumlah kelahiran anak penyandang autis serta memperoleh data faktor resiko antara umur maternal dan paternal dengan timbulnya penyakit Autistik pada anak.

Oleh karena itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini. Saya akan melakukan wawancara pada Bapak/ Ibu mengenai:

(36)

usia bapak sewaktu istri mengandung anak yang mengalami gangguan Autistik, usia ibu sewaktu mengandung anak yang mengalami gangguan Autistik, berat badan lahir anak yang mengalami ganggunan Autistik, terpapar infeksi, penggunaan obat-obatan, dan riwayat keturunan. Kemudian, Bapak/ Ibu akan dipersilahkan mengisi lembar data diri yang terdiri dari: usia, jenis kelamin, suku. Wawancara dan pengisian data diri akan berlangsung sekitar 10 menit.

Saya mengharapkan kerja sama dari Bapak/ Ibu untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dalam wawancara dan data diri penelitian ini. Partisipasi Bapak/ Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Identitas Bapak/ Ibu akan dirahasiakan dan tidak dipublikasikan. Data yang terkumpul hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak disalahgunakan untuk maksud lain. Hanya peneliti dan komisi etik yang bisa melihat kerahasiaan data Bapak/ Ibu. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Bapak/ Ibu dapat bertanya langsung kepada peneliti, saya. Stefani (No. HP: 081973103430). Demikian penjelasan ini saya sampaikan.

Terima kasih saya ucapkan atas perhatian dan kesediaan Bapak/ Ibu menjadi partisipan dalam penelitian ini. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan Bapak/ Ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan.

(37)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama :

Umur : Jenis Kelamin : L/P Alamat : No telp/HP :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Hubungan Kejadian Penyakit Autistik pada Anak dengan Usia Maternal dan Paternal di Kota Medan Nama Peneliti : Stefani

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah

SETUJU

untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan. Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan,

Yang memberi penjelasan, Yang membuat pernyataan persetujuan,

(Stefani) ( )

(38)
(39)

FORMULIR KUESIONER

HUBUNGAN KEJADIAN PENYAKIT AUTISTIK PADA ANAK DENGAN USIA MATERNAL DAN PATERNAL

DI KOTA MEDAN

1. Berapakah usia Bapak sewaktu Ibu (istri) mengandung anak yang mengalami gangguan Autistik?

(A). ≤ 30 tahun (B) 30-34 tahun (C) 35-39 tahun (D) ≥ 40 tahun

2. Berapakah usia Ibu sewaktu mengandung anak yang mengalami gangguan Autistik?

(A). ≤ 30 tahun (B) 30-34 tahun (C) 35-39 tahun (D) ≥ 40 tahun

3. Berapakah berat badan lahir anak yang mengalami gangguan Autistik? (A) < 2500 gram

(B) ≥ 2500 gram

4. Berapa lama masa kehamilan Ibu sewaktu mengandung anak yang mengalami gangguan Autistik?

(A) < 35 minggu (B) > 35 minggu

5. Apakah anak yang mengalami gangguan Autistik ini merupakan anak kembar? (A) Ya, lanjut ke pertanyaan no. 6

(40)

6. Apakah jenis kembar pada anak yang mengalami gangguan Autistik tersebut? (A) Monozigotik/ identik

(B) Dizigotik

7. Apakah sewaktu mengandung anak yang mengalami gangguan Autistik, ibu mengalami infeksi virus tertentu seperti rubella dengan gejala nyeri sendi, demam sakit kepala dan sakit tenggorokkan kemudian keluar bintik-bintik warna merah-pink?

(A) Ya (B) Tidak

8. Apakah sebelum atau sewaktu mengandung anak yang mengalami gangguan Autistik, Ibu menggunakan obat-obatan dalam jangka panjang?

(A) Ya (B) Tidak

9. Apakah di keluarga ibu atau ayah yang sedarah ada yang mengalami gangguan Autistik juga?

Gambar

Gambar 3.1. Skema Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.1. Deskripsi Sampel Jumlah Subjek Autis berdasarkan Usia Paternal dan Maternal
Tabel 5.3. Hubungan Usia Paternal dengan Anak Gangguan Autis

Referensi

Dokumen terkait

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. Dari paparan tentang standar kualifikasi pendidikan dan kompetensi guru di Indonesia maupun di

[r]

Sore hari sepulangnya menyabit rumput, ia segera menemui penggembala kerbau untuk mengambil alu yang dititipkannya.. Ternyata, alunya patah

Dalam memberikan nilai ihtiyat, Slamet Hambali dan Rinto Anugraha tidak ada perbedaan sama sekali. Pertama, hasil perhitungan asli dibulatkan menjadi satu menit,

No. a) Klaster pertama terdiri dari Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, Way Kanan, Pringsewu, dan Pesisir Barat. b) Klaster kedua beranggotakan Kabupaten Lampung Selatan,

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 0554/U/1984 TENTANG TANGGAL

Peraturan Bupati Bantul Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul Tahun Anggaran

Sebelum melakukan penelitian skripsi yang membahas tentang hubungan antara minat terhadap ice breaking dengan konsentrasi dalam mengikuti layanan format klasikal siswa kelas VII