• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana Universitas Kuningan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana Universitas Kuningan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal PEBAS : Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Sastra Page 1 IMPLEMENTASI ASESMEN KOMPETENSI EKOLOGIS DAN KARAKTER

POSITIF SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SUB MATERI “ PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN DAUR ULANG

LIMBAH” PADA SISWA KELAS X DI MAN 4 CIREBON

Dudung Masduki1, Asep Ginanjar Arip2, Indro Nugroho3

1,2,3 Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana Universitas Kuningan

du2ngmasduki@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to (1) assess the functioning of ecological competency assessment and positive character of students through problem-based learning on sub- material environmental change and waste recycling in class X? (2) Analyzing whether there are differences in ecological competence between students assessed using ecological competency assessments developed with students assessed without using ecological competency assessments in environmental change sub-material and waste recycling in class X, (3) Analyzing whether there are any positive character differences between students who were assessed using a positive character assessment developed with students who were assessed without using a positive character assessment developed in the sub-environment change and waste recycling sub-grade in class X, (4) Describe students' responses to the implementation of ecological competency assessment and positive character students developed using problem-based learning on sub-material environmental change and waste recycling in class X?. The research method used a mixed approach with an explanatory sequential design. This type of research is descriptive research. The sample used was 72 students, and 2 validators.

Data collection techniques using questionnaires, measurements, observation sheets, and documentation. Data analysis techniques used descriptive analysis and average difference test. The conclusions of the study was: (1) The functioning of the ecological competency assessment and the positive character of students developed through problem-based learning on environmental change material and waste recycling including the constructive validity of the ecological competency assessment instrument is 88.18% (very high), the content validity of the assessment instrument The measurement of ecological competency performance was 95.47% (very high), and the validity of the self-assessment content of students' positive characters was 0.667 (high).

The reliability of the ecological competency questionnaire was 0.974 (very high), the reliability of the ecological competency measurement instrument was 1.0 (very high), and the reliability of the student positive character assessment instrument was 0.667 (high). Then it can be concluded that the ecological competency assessment instrument and the positive character of students have functioned in accordance with the principles

(2)

Jurnal PEBAS : Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Sastra Page 2 of learning assessment that has a very high level of validity (right) and reliability (internal consistency). (2) There is a significant difference in ecological competence of the average value between the experimental class and the control class as evidenced by the p-value 0.015 <0.05 which indicates that the implementation of students' ecological competency assessments for environmental change and recycling materials waste is effective. (3) There is no significant difference between the positive character of students (honest, discipline, responsibility) in the experimental class and the control class in the implementation of positive character assessment as evidenced by the probability value (p-value) of 0.656> 0.05. (4) Student responses to the assessment of ecological competence and positive character of students through problem-based learning on sub-material environmental change and waste recycling in class X included in both categories

Keywords: Assessment, ecological competence, positive character

1. PENDAHULUAN

Dalam upaya menentukan tingkat ketercapaian kinerja siswa yang mengacu pada pembentukan sikap dan karakter siswa maka diperlukan rubrik penilaian sikap dan karakter siswa sebagai pedoman dalam penilaian kinerja dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan beberapa jurnal nasional yang ada, ketersediaan instrumen penilaian psikomotor di sekolah masih terbatas yaitu hanya tugas unjuk kerja beserta soal-soal tanpa mengacu pada pembentukan sikap dan karakter positif siswa. Dengan demikian pedoman penskoran (rubrik) dan lembar observasi umumnya belum tersedia di sekolah.

Oleh karena itu, penulis mencoba membuat rubrik penilaian kompetensi ekologis dan karakter siswa agar guru dapat lebih baik dalam menilai ranah afektif, dan karakter yang dimiliki siswa selain hasil belajar siswa.

Pembelajaran kompetensi ekologis mengacu pada pemahaman tentang dampak ekologis tersembunyi dan pemecahan masalah, menggabungkan keterampilan kognitif dan empati pada semua bentuk kehidupan (Muhaimin, 2015). Berkaitan dengan berbagai kerusakan lingkungan hidup dan masalah lingkungan yang terjadi tidak lepas dari perilaku manusia. Adanya kebiasaan menggunakan produk sekali pakai mempengaruhi banyaknya tumpukan sampah. Penurunan muka air tanah menurut Hutasoit (2015) disebabkan karena eksploitasi hotel-hotel dan apartemen yang tidak terkontrol, sedangkan adanya alih fungsi lahan di kawasan tangkapan hujan. Banjir menurut Rosyidie (2013) dipicu oleh penggundulan hutan di kawasan hulu sungai dan tumpukan sampah di saluran-saluran air.

Dalam pemecahan masalah sampah atau limbah, kebijakan nasional pengelolaan sampah sudah diatur dalam UU No. 18 Tahun 2008, telah melakukan banyak cara dalam menanggulangi sampah, diantaranya: mengubur dan dikumpulkan ke tempat pembuangan sampah TPA (Sankoh et al., 2013), dibuat kompos, membakar atau merubah menjadi energy lain (Haaren et al., 2010). Selain itu ada beberapa stakeholder

(3)

Jurnal PEBAS : Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Sastra Page 3 yang mampu berkontribusi dalam memecahkan permasalahan sampah diantaranya: 1) pengelola sampah, 2) pemerintahan, 3) pendidikan, dan 4) lembaga pengelola Negara lainnya. Adapun untuk bidang pendidikan hal yang biasa dilakukan untuk mengelola limbah adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada seluruh komponen sekolah atau pendidikan tentang limbah dan penanggulangannya, dalam hal ini pemahaman tersebut harus diberikan kepada siswa. Dalam pelaksanaannya proses pemberian pemahaman dan kesadaran akan pengelolaan limbah dilakukan didalam kegiatan belajar mengajar seperti pada pembelajaran IPA yang berkaitan erat dengan masalah lingkungan.

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka diperlukan suatu proses pembelajaran yang dapat mewadahi siswa untuk berperan aktif dalam pelestarian lingkungan berupa penanggulangan limbah/sampah. Hal tersebut dapat meningkatkan sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan, karena sikap dan perilaku berwawasan lingkungan dapat diupayakan melalui jalur pendidikan. Dalam hal ini, sekolah sebagai lingkungan belajar berperan dalam pemberdayaan sikap, karena dalam proses pembelajaran terjadi proses komunikasi dan transfer pengetahuan dan nilai. Seperti dinyatakan Sani (2015) bahwa sikap dapat tumbuh dan dikembangkan melalui proses belajar.

Banyak penelitian yang berhubungan dengan penumbuhan sikap peduli siswa terhadap lingkungan dalam proses belajar, baik menggunakan satu model pembelajaran (Khanafiyah dan Yulianti, 2013), penggunaan bahan ajar seperti media pembelajaran (Chawla, 2009; Aryani, 2013; Taufiq, 2014) dan modul yang dikaitkan langsung dengan sikap peduli lingkungan (Setyowati et al., 2013; Lestari et al., 2015). Dari sekian cara yang telah dilakukan untuk meningkatkan sikap peduli atau kesadaran lingkungan.

Kerusakan lingkungan yang terjadi secara meluas pada saat ini semakin menyoroti akan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan, namun hal ini disayangkan karena pendidikan lingkungan hidup belum sesuai dengan tujuan dalam membentuk perilaku siswa yang ramah terhadap lingkungan. Muhaimin (2015: 49) menyampaikan penyebab kegagalannya disebabkan karena pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam ecopedagogi kurang mengeksplorasi siswa untuk memperoleh informasi, melakukan analisis, dan membuat keputusan berdasarkan inkuiri, sehingga materi yang diberikan tidak menjadi perilaku yang ditampilkan sehari-hari.

Kurikulum 2013 menekankan adanya asesmen pembelajaran yang meliputi asesmen autentik terhadap sikap, psikomotorik, dan karakter harus dilaksanakan secara sesuai dengan prinsip-prinsip asesmen seperti objektif, terus-menerus, dan akuntabel.

Peneliti akan mencoba mengembangkan asesmen (penilaian) untuk peningkatan kompetensi ekologis dan karakter siswa. Tujuan penelitian ini ialah (1) Mengkaji keberfungsian asesmen kompetensi ekologis dan karakter positif siswa yang dikembangkan pada sub materi perubahan lingkungan dan daur ulang limbah di kelas X, (2) Menganalisis perbedaan kompetensi ekologis antara siswa yang yang dinilai menggunakan asesmen kompetensi ekologis yang dikembangkan dengan siswa yang dinilai tanpa menggunakan asesmen kompetensi ekologis pada sub materi perubahan

(4)

Jurnal PEBAS : Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Sastra Page 4 lingkungan dan daur ulang limbah di kelas X, (3) Menganalisis perbedaan karakter positif antara siswa yang dinilai menggunakan asesmen karakter positif yang dikembangkan dengan siswa yang dinilai tanpa menggunakan asesmen karakter positif pada sub materi perubahan lingkungan dan daur ulang limbah di kelas X, (4) Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap implementasi asesmen kompetensi ekologis dan karakter positif siswa pada sub materi perubahan lingkungan dan daur ulang limbah di kelas X.

2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) dengan desain sekuensial eksplanatori. Teknik penarikan sampel menggunakan simple random sampling. Populasi dari kelas X siswa sebanyak 360 terbagi menjadi 10 kelas, dimana satu kelas berjumlah 36 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket, self assessment, dan lembar observasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan uji beda rata-rata untuk data kuantitatif, dan teknik triangulasi untuk data kualitatif.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil validasi konstruktif dari ahli materi disajikan sebagai berikut:

Tabel 1.

Validasi Konstruktif Instrumen Asesmen Angket Kompetensi Ekologis

Perangkat Penilaian Validator 1 Penilaian Validator 2 Jumlah Persentase Jumlah Persentase Instrumen Asesmen Kompetensi

Ekologis

48 87,27% 49 89,09%

Rata-rata skor & persentase 48,5 88,18%

Tabel 1 di atas dapat menunjukkan bahwa perangkat instrumen angket kompetensi ekologis diberikan nilai oleh validator I sebesar 48 dari jumlah skor maksimal 55 dengan persentase 87,27%. Sedangkan validator II memberikan nilai 49 dari skor maksimal 75 atau 89,09%. Maka rata-rata penilaian validasi perangkat asesmen instrumen angket kompetensi ekologis adalah sebesar 48,5 atau persentase 88,18%. Jadi dapat disimpulkan bahwa perangkat instrumen angket kompetensi ekologis adalah valid atau mempunyai validitas yang sangat tinggi.

Validasi empiris juga dilakukan melalui uji coba instrumen penelitian yang berupa angket sikap dan kinerja kompetensi ekologis terhadap siswa di luar sampel. Responden yang digunakan untuk uji coba instrumen kuesioner kompetensi ekologis sebanyak 30 siswa sesuai dengan syarat ukuran sampel besar minimal untuk pengujian statistik parametrik (Santoso, 2014). Pengujian validitas juga dilakukan melalui penilaian dari ahli melalui validitas isi untuk menguji apakah instrumen yang dikembangkan memiliki relevan isi, dan relevan cara serta

(5)

Jurnal PEBAS : Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Sastra Page 5 sasarannya (Nursalam, 2011). Hasil pengujian validitas isi terhadap instrumen pengukuran kinerja kompetensi ekologis disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.

Validitas Isi Instrumen Pengukuran Kinerja Kompetensi Ekologis

No Aspek Penilaian Validator 1 Validator 2

1 Materi 100 % 100 %

2 Konstruksi 92,48 % 92,82%

3 Bahasa./Budaya 100 % 100 %

Persentase Rata-rata per validator 95,37 % 95,58%

Persentase Rata-rata keseluruhan 95,47%

Tabel 2 memperlihatkan hasil pengujian validitas isi terhadap instrumen pengukuran kinerja kompetensi ekologis melalui validator pertama dengan rata- rata persentase 95,37%, sedangkan hasil penilaian dari validator kedua mencapai rata-rata 95,58%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa validitas isi dari instrumen pengukuran kompetensi ekologis termasuk kategori sangat tinggi.

Pengujian keandalan instrumen pengukuran kinerja kompetensi ekologis dilakukan melalui reliabilitas inter-rater dengan 2 (dua) penilai. Hasil pengujian reliabilitas inter-rater dua penilai yang menunjukkan koefisien inter-rater 1,0 >

0,7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa reliabiltas instrumen untuk asesmen kinerja kompetensi ekologis termasuk kategori sangat tinggi.

Pengujian instrumen asesmen yang kedua adalah asesmen karakter positif siswa yang meliputi karakter disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab. Hasil pengujian validitas isi dua kelas yang menunjukkan koefisien korelasi intra-class 0,667 yang termasuk dalam kategori tinggi. Pengujian keandalan instrumen asesmen karakter positif siswa dilakukan melalui reliabilitas inter-rater dengan 2 (dua) penilai menunjukkan koefisien alpha Cronbach 0,667. Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas dapat disimpulkan bahwa reliabilitas instrumen untuk asesmen karakter positif siswa termasuk dalam kategori tinggi.

Efektivitas Instrumen Angket Kompetensi Ekologis yang Dikembangkan Hasil penelitian berupa pengisian angket kompetensi ekologis per indikator disajikan pada table 3 sebagai berikut.

Tabel 3

Perbandingan Kompetensi Ekologis per Indikator Kedua Kelas

No Indikator Persen KE Persen KK

1 Apresiasi dan kepedulian lingkungan hidup 86,79 87,02 2 Respon dan pemikiran terhadap isu-isu lingkungan 81,14 84,29 3 Menghargai pendapat orang tentang lingkungan hidup 82,98 86,43 4 Menghargai bukti dan argumen ttg pengelolaan LH 83,37 84,80 5 Toleransi dan keterbukaan dalam pengelolaan LH 80,31 82,24

(6)

Jurnal PEBAS : Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Sastra Page 6 Tabel 3 memperlihatkan perbandingan hasil pengisian angket kompetensi ekologis pada kelompok eksperimen (KE) dan kelompok kontrol (KK) yang menunjukkan bahwa pencapaian kompetensi ekologis baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tertinggi pada indikator pertama dan pencapaian paling rendah pada indikator kelima. Adapun pengujian validitas isi angket pengukuran kinerja kompetensi yang diberikan oleh ahli (validasi ahli) adalah sebagai berikut :

Tabel 4

Validitas Isi Angket Pengukuran Kinerja Kompetensi Ekologis

Perangkat Penilaian Validator 1 Penilaian Validator 2 Jumlah Persentase Jumlah Persentase Instrumen Asesmen Kinerja

Kompetensi Ekologis

1342 95,58% 1339 95,37%

Rata-rata Persentase 95,47

Berdasarkan table 4 hasil analisis pengukuran kinerja kompetensi ekologis, penilaian validator pertama mencapai persentase 95,58%, sedangkan penilaian validator kedua mencapai 95,37%. Berdasarkan hasil peniditas isi maka disimpulkan validitas isi instrumen pengukuran kinerja kompetensi ekologis adalah valid atau instrumen memiliki validitas yang sangat tinggi.

Hasil uji asumsi data angket kompetensi ekologis menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji statistik t menunjukkan ada perbedaan rata-rata hasil pengisian angket kompetensi ekologis antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini dibuktikan oleh nilai thitung 2,890 >

ttabel 2,02 dan signifikan (p value) sebesar 0,007 yang lebih besar daripada 0,05.

Hasil pengukuran kinerja kompetensi ekologis dibandingkan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol secara statistik. Hasil uji normalitas data dan homogenitas diperoleh informasi bahwa data berdistribusi normal, dan homogen.

Hasil Perhitungan uji perbedaan kinerja kompetensi ekologis rata-rata data antara kelas ekperimen dengan kelas kontrol disajikan pada tabel 5.

Tabel 5

Hasil Uji Beda Rerata Data Kinerja Kompetensi Ekologis

Perbandingan T Df Sig. (2-tailed) Makna

Pair 1 KM1 – KM3 2,560 34 0,015 Ho ditolak, Ha

diterima

Tabel 5 memperlihatkan bahwa ada perbedaan rata-rata kinerja kompetensi ekologis antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini dibuktikan oleh nilai thitung 2,560 > ttabel 2,02 dan signifikan (p value) sebesar 0,015 yang lebih kecil daripada 0,05.

(7)

Jurnal PEBAS : Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Sastra Page 7 Deskripsi Data Pengukuran Karakter Positif Siswa melalui Self Asesment

Berdasarkan pengujian karakter positif siswa nilai rata-rata self asesment siswa pada kelas eksperimen lebih kecil daripada kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan uji statistik normalitas self asesment siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan data tidak berdistribusi secara normal. Hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata data asesmen diri (self assessment) antara kelas ekperimen dengan kelas kontrol disajikan pada tabel 6.

Tabel 6

Hasil Uji Beda Rerata Data Self Asesment Siswa

Test Statisticsb

SE-M3 - SE-M1

Z -.446a

Asymp. Sig. (2-tailed) .656

Tabel 6 memperlihatkan uji Wilcoxon bahwa tidak ada perbedaan rata-rata self asesment siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini dibuktikan oleh nilai Zhitung 0,446 < Ztabel dan signifikan (p value) sebesar 0,656 yang lebih besar daripada 0,05. Hasil penilaian observasi karakter positif siswa oleh guru yang menunjukkan bahwa karakter (positif) siswa yang meliputi karakter disiplin, jujur, teliti, dan kerjasama baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol telah mencapai persentase yang lebih besar dari 85% sehingga dapat disimpulkan bahwa karakter (positif) siswa termasuk dalam kategori sangat baik.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap instrumen asesmen kompetensi ekologis dan karakter positif siswa melalui validitas konstruktif, validitas empiris, dan validitas isi (content validity). Berdasarkan hasil analisis validitas konstruktif angket kompetensi ekologis memperoleh persentase 88,18 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Adapun komentar dan saran dari validator terkait instrumen angket kompetensi ekologis yang dikembangkan adalah item-item yang bermuatan kata negative ganda, tidak sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman siswa harus dihilangkan.

Berdasarkan hasil pengujian validitas empiris terhadap instrumen angket kompetensi ekologis diperoleh infomasi bahwa angket tersebut valid dengan validitas bergerak dari 0,451 sampai dengan 0,981. Sedangkan hasil pengujian reliabilitas instrumen menunjukkan nilai koefisien alpha Cronbach 0,974 > 0,7 yang menunjukkan instrumen angket reliabel. Pada pengujian instrumen pengukuran kinerja kompetensi ekologis validitas yang bergerak dari 0,421 sampai dengan 0,967 sehingga angket pengukuran kinerja kompetensi ekologis memiliki validitas yang sangat tinggi. Pengujian empiris reliabilitas angket pengukuran kinerja menunjukkan nilai koefisien alpha Cronbach 0,971 yang

(8)

Jurnal PEBAS : Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Sastra Page 8 berarti angket kinerja pengukuran kompetensi ekologis memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

Hasil pengujian validitas isi instrumen pengukuran kinerja kompetensi ekologis mencapai persentase 95,47% yang termasuk kategori sangat tinggi.

Pengujian reliabilitas empiris terhadap instrumen angket kompetensi ekologis melalui nilai Alpha Cronbach diperoleh nilai koefisien 0,974 atau reliabilitasnya sangat tinggi.

Analisis terhadap instrumen angket dan instrumen pengukuran kinerja kompetensi ekologis menggunakan analisis tes kinerja. Hal ini dilakukan karena dengan acuan-acuan dari analisis tes perbuatan tersebut dapat menentukan nilai serta kualitas soal. Ada 3 (tiga) aspek yang terdapat dalam analisis tes perbuatan.

Tiga aspek tersebut berupa aspek materi, konstruksi, dan bahasa/budaya yang terdiri dari 13 kategori. Hasil penelitian kompetensi ekologis siswa melalui angket ini juga diketahui bahwa persentase nilai lebih baik pada kelompok kontrol dengan pencapaian 87,02%, sedangkan kelompok eksperimen dengan 86,79%. Demikian juga pada indikator kelima yang merupakan indikator paling rendah diantara lima indikator dimana persentase kelompok kontrol 82,24% lebih baik daripada kelompok eksperimen 80,31.

Pencapaian kompetensi ekologis yang lebih baik pada kelompok kontrol ini dapat disebabkan keterlaksanaan asesmen menggunakan pembelajaran model berbasis masalah sesuai kurikulum 2013 yang tidak seperti pembelajaran biasanya dimana siswa tidak diberitahukan aspek-aspek yang akan dinilai dalam pembelajaran. Sedangkan pada asesmen otentik sesuai kurikulum 2013 disebutkan bahwa aspek-aspek yang akan dinilai dibertahukan kepada siswa sehingga siswa merasa lebih takut dan canggung dengan asesmen otentik pembelajaran berdasarkan kurikulum terbaru (2013 yang telah direvisi).

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian oleh Kose (215) yang telah menemukan bahwa (1) studi kasus dalam pendidikan karakter sesuai dengan aspek-aspek positif dari perkembangan remaja, (2) lingkungan Pendidikan untuk Pendidikan karakter harus mempertimbangkan kurikulum, lingkungan sekolah, peran dan tanggug jawab guru, serta kerjasama yang baik antara orang tua, sekolah, dan lingkungan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata asesmen diri (self assessment) siswa pada kelas eksperimen lebih kecil daripada kelas kontrol.

Penilaian kualitatif karakter (positif) siswa yang dilakukan oleh guru melalui lembar observasi guru menunjukkan persentase karakter (positif) siswa yang meliputi karakter jujur, disiplin, teliti, dan kerjasama telah mencapai persentase di atas 85% pada kelas eksperimen (XMIA-1) maupun kelas kontrol (XMIA-3) dimana persentase karakter siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengukuran karakter (positif) siswa melalui self asesment dan penilaian guru menunjukkan bahwa penilaian karakter oleh siswa (self asesment) lebih baik pada kelas kontrol, sedangkan penilaian karakter oleh

(9)

Jurnal PEBAS : Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Sastra Page 9 guru lebih baik pada kelas eksperimen. Adanya perbedaan hasil penilaian kualitatif dari diri siswa (self assessment) dengan penilaian guru merupakan hal yang wajar terjadi karena adanya perbedaan sudut pandang, pengetahuan, dan pengalaman hidup. Kontradiksi hasil penilaian karakter (positif) siswa oleh siswa dan guru dapat disebabkan siswa merasa lebih mengetahui karakter dirinya sendiri, sedangkan guru memberikan penilaian karakter berdasarkan prinsip- prinsip asesmen pembelajaran dalam penilaian autentik sesuai dengan kurikulum yang berlaku (2013). Jadi meskipun terdapat sedikit perbedaan, namun pada hakikatnya adalah sama yaitu siswa yang menjadi responden penelitian ini memiliki karakter positif dalam hal ini jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan dapat bekerjasama dengan teman/orang lain.

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh informasi bahwa karakter positif siswa yang diukur melalui indikator kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab telah sesuai dengan pedoman kurikulum 2013 dimana kemampuan lulusan sekolah menengah atas/kejuruan (SMA/MA/SMK) adalah sikap jujur, disiplin, dan bertanggung jawab, serta memiliki kemampuan pikir dan tindakan efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkrit sebagai pengembangan dari pengalaman (Sani, 2015). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Mutaqin (2014) bahwa nilai-nilai karakter yang dimplementasikan dalam proses pembelajaran yang mencakup: nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan, model penanaman nilai-nilai karakter, dan pola pembelajaran yang terbukti efektif dalam menanamkan nilai-nilai karakter. Penelitian Osabede (2018) tentang Konstruksi dan validasi tes kemampuan Fisika sebagai alat penilaian untuk siswa SMA juga menyimpulkan bahwa tes kemampuan Fisika yang dikembangkan oleh para peneliti adalah tes dengan sifat psikometrik yang tinggi.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Putri et al (2014) yang menyimpulkan bahwa asesmen melalui rubrik penilaian keterampilan proses sains memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dengan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,802. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya oleh Puji et al (2016) yang menemukan bahwa pada tahap evaluasi hasil, dilakukan asesmen program untuk perbaikan berkelanjutan yang dirancang dan dilaksanakan untuk mendeteksi aktualisasi karakter dalam diri siswa sebagai indikator bahwa proses pembudayaan dan pemberdayaan karakter berhasil dengan baik, menghasilkan sikap yang kuat dan pikiran yang argumentatif.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Janah et al (2018) yang menemukan bahwa guru IPA di SMP N 3 Malang telah mengintegrasikan nilai- nilai karakter religius, percaya diri, rasa ingin tahu, nasionalis, bekerjasama, jujur, dan toleransi. Penggunaan validitas isi dan reliabilitas internal dalam pengujian instrumen asesmen penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Karamustafaoğlu & Adem Bayar (2018) yang menyatakan bahwa para peneliti telah menggunakan nilai koefisien Alpha Cronbach secara keseluruhan untuk menunjukkan konsistensi internal yang kuat.

(10)

Jurnal PEBAS : Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Sastra Page 10 4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Keberfungsian asesmen kompetensi ekologis adalah 88,18% (sangat tinggi), validitas isi instrumen asesmen pengukuran kinerja kompetensi ekologis adalah 95,47% (sangat tinggi), dan validitas isi self asesmen karakter positif siswa adalah 0,667 (tinggi). Reliabilitas instrumen angket kompetensi ekologis adalah 0,974 (sangat tinggi), reliabilitas instrumen pengukuran kinerja kompetensi ekologis adalah 1,0 (sangat tinggi), dan reliabilitas instrumen asesmen karakter positif siswa adalah 0,667 (tinggi). Jadi instrumen asesmen kompetensi ekologis dan karakter positif siswa telah berfungsi sesuai dengan prinsip-prinsip asesmen pembelajaran yaitu memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang sangat tinggi.

b. Terdapat perbedaan kompetensi ekologis yang signifikan dari nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol yang dibuktikan dengan nilai probabilitas (p-value) 0,015 < 0,05.

c. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara karakter positif siswa (jujur, disiplin, tanggung jawab) pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada implementasi asesmen karakter positif yang dibuktikan dengan nilai probabilitas (p-value) 0,656 > 0,05.

d. Tanggapan siswa terhadap asesmen kompetensi ekologis dan karakter positif siswa melalui pembelajaran berbasis masalah pada sub materi perubahan lingkungan dan daur ulang limbah di kelas X termasuk dalam kategori baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, L., dkk. (2013). Pengaruh pemanfaatan lingkungan alam sekitar dalam proses pembelajaran terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar IPA Kelas V SD Gugus IV Kecamatan Sukasada. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,Volume 3 Tahun 2013. Tersedia online:

http://pasca.undiksha.ac.id/

ejournal/index.php/jurnal_pendas/article/viewFile/937/688

Chawla, Louise. (2009). Growing Up Green: Becoming an Agent of Care for the Natural World. College of Architecture & Planning. University of Colorado Denver.

Fitria, T. N. (2018). Implementasi Program Kegiatan" English Club" Sebagai Salah Satu Kegiatan Mahasiswa Di STIE AAS Surakarta. Jurnal Education and Economics, 1(3), 001-012.

Fitria, T. N. (2019). Teaching English to the University Students by Using ‘Wall Magazine’Media as a Project Based Learning. Journal of English Teaching Adi Buana, 4(01).

Fitria, T. N. (2021). Students’ Perception toward the Implementation of Synchronous Learning during COVID-19 Pandemic in English Language Teaching (ELT). E-

(11)

Jurnal PEBAS : Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Sastra Page 11 Structural (English Studies on Translation, Culture, Literature, and Linguistics), 4(01), 1-16.

Hutasoit, Lambok M. (2009): Kondisi Permukaan Air Tanah dengan dan Tanpa Peresapan Buatan di Daerah Bandung: Hasil Simulasi Numerik. Bandung. Institut Teknologi Bandung.

Janah, I.N., Lise Chamisijatin., Husamah. (2018). Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPA di SMPN XY Kota Malang. Jurnal Biotek Volume 6 Nomor 1 Juni 2018. pp. 1-14.

Karamustafaoglu, O., Adem Bayar (2018). Investigation of 9th Grade High School Students’ Attitudes towards Science Course. International Journal of Assessment Tools in Education Volume: 5 Number January 2018: pp 119-129.

Khanafiyah, S., & Yulianti, D. (2013). Model Problem Based Instruction pada Perkuliahan Fisika Lingkungan untuk Mengembangkan Sikap Kepedulian Lingkungan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol. 9, 35-42.

Kose, T.C. 2015. Character Education of Adolescent : A Case Study of a Research Center. Journal Education and Science Vol. 40 No. 179 Mei 2015. pp. 295-306.

Lestari., Sarwanto., & Masykuri, M. (2015). Pengembangan Modul IPA Terpadu dengan pendekatan saintifik Tema Smpah untuk kelas VII SMP/MTs. Jurnal Inkuiri Vol.4 No. 2, 2015 pp.116-124.

Majumder, A.K. (2017). Assessments of Environmental Awareness Among the Some Selective University Students of Bangladesh. American Journal of Education and Information Technologies 1(2): pp. 38-42 http://www.

sciencepublishinggroup.com/j/ajeit.

Muhaimin. 2015. Membangun Kecerdasan Ekologis Model Pendidikan untuk Meningkatkan Kompetensi Ekologis. Bandung : Alfabeta.

Mulyasa, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mutaqin. 2014. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Berbasis Projek untuk Meningkatkan Soft Skill Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 2, Juni 2014. Hlm. 185-199.

Onder, R., Aysel A.K. (2015). Analysis of Science Teacher Candidates’ Environmental Knowledge, Environmental Behaviorand Self-Efficacy through a Project called

“Environment and Energy with Professional Science Education”. Procedia - Social and Behavioral Sciences 186 (2015) pp. 105 – 112.

Osadebe. U.O., Chukuka Prince Nwabeze. (2018). Construction and Validation of Physics Aptitude Test as an Assessment Tool for Senior Secondary School Students. International Journal of Assessment Tools in Education Vol. 5 No.3 pp. 461-473.

Rosyidie, Arief (2013): Banjir: Fakta dan Dampaknya Serta Pengaruh dari Perubahan Guna Lahan. Bandung. Institut Teknologi Bandung.

Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Bumi Aksara.

(12)

Jurnal PEBAS : Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Sastra Page 12 Sankoh, F., Yan, X., & Tran, Q. (2013). Environmental and Health Impact of Sollid Waste Disposal I Developing Cities: A Case Study of Granville Brook Dumpsite, Freetown, Sierra Leone. Journal of Environmental Protection, 2013, Vol. 4, pp. 665-670.

Setyowati, R., Parmin, Widiyatmoko, A. 2013. Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMK 11 Semarang.

Semarang: Unnes Science Education Journal. Vol. 2(2) pp. 245-253

Taufik, M., N.R Dewi., A.Widiyatmoko. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu Berkarakter Peduli Lingkungan Tema Konservasi Berpendekatan Science Edutainment. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol.3 No.2 2014. Pp.

140-145.

Referensi

Dokumen terkait

Model Kegiatan Praktikum Berbasis Pemecahan Masalah pada Materi Perpindahan Kalor Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa MTs.. Student’s

Sedangkan ketua umum yang baru/ Sutarti minta dukungan seluruh anggota agar IBI dapat menjadi organisasi profesi yang mandiri dan berdaya saing// Ia mengajak para bidan anggotra

[r]

Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat

Dalam memperoleh kompetensi tersebut para mahasiswa UNNES wajib mengikuti proses pembentukan kompetensi melalui kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) meliputi

Penilaian aspek keuangan harus memperhitungkan nilai aktiva berjalan dan/atau kemampuan keuangan badan usaha terhadap kewajiban keuangan dalam melaksanakan perjanjian

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran

Maruarar Siahaan, Hukum Acara Mahkamah Konsitusi Republik Indonesia, cet pertama, Konstitusi Press, Jakarta, 2005.. Maruarar Siahaan, Hukum Acara Mahkamah Konsitusi,