• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA. Afriyanto Sea Spatial Analysis. sea-spatial. Tanggal akses 12 November 2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA. Afriyanto Sea Spatial Analysis. sea-spatial. Tanggal akses 12 November 2009."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, S.B. dan Siregar, V.P. 2003. Penginderaan Jarak Jauh Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan PPS IPB. Bogor.

Afriyanto. 2007. Sea Spatial Analysis. http://afriyanto.wordpress.com/category/

sea-spatial. Tanggal akses 12 November 2009.

Alkadri et.al. 2001. Manajemen Teknologi untuk Pengembangan Wilayah : Konsep Dasar, Contoh Kasus, dan Implikasi Kebijakan. Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. http:/www.National Library of Australia.html (tanggal akses 29 Mei 2009).

Alkadri et.al. 1999. Tiga Pilar Pengembangan Wilayah. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Jakarta.

Anam, S. 2005. Menggunakan ArcInfo untuk Proyeksi Peta. Penerbit Informatika. Jakarta.

Anonimous. 1995. Buku Petunjuk Praktis Penanaman Mangrove. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. Jakarta.

Anonimous. 1990. Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sekretariat Negara RI. Jakarta.

Anwar, C. dan Gunawan, H. 2006. Peranan Ekologis dan Sosial Ekonomis Hutan Mangrove dalam Mendukung Pembangunan Wilayah Pesisir. Makalah Utama pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan, 20 September 2006. Padang.

Bappeda, 2006. Rencana Umum tata Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai 2006-2016. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Sei Rampah.

Baron, R.M., Kenny, D.A., 1986. The Moderator-mediator Variable Distinction in Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations. Journal of Personality and Social Psychology Vol. 51, No.

6. American Psychological Association, Inc. NY.

Bengen, D.G. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan – Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Bhakti, A. 2008. Strategic Planning For Agribusiness Development In Kapuas Regency To Face Regional Autonomy Era. Master Theses. Magister Bisnis IPB. Bogor.

(2)

Budiyanto, E. 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS.

Penerbit Andi Yogyakarta. Yogyakarta.

Bungin, M.B. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

---. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Clark, R. J. 1996. Coastal Zone Management Hand Book. CRC Lewis Publishers.

Boca Raton, Florida.

Dahuri R, Rais, J., Ginting, S.P., dan Sitepu, M.J. 1996 dan 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT.

Saptodadi. Jakarta.

Dangermond, J. (1983). Fundamental of GIS. New York Inc. New York – United States of America.

Davies, J., G Claridge, Endah Natarita. 1995. Manfaat Lahan Basah, Potensi Lahan Basah dalam Mendukung dan Memelihara Pembangunan.

Ditjend. Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Departemen Kehutanan – Asian Wetland Buereau Indonesia (AWB). Jakarta.

Departemen Kelutan dan Perikanan. 2002. Pedoman Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. Ditjend. Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil DKP Jakarta.

Departemen PU. 2005. Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja. Ditjend Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum RI. Jakarta

Dephut. 2002. Tingkat Kerusakan Hutan Mangrove. Direktorat Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Lahan Departemen Kehutanan RI.

Jakarta.

Dephut. 1997. Strategi Nasional Pengelolaan Kawasan Mangrove di Indonesia.

Departemen Kehutanan RI. Jakarta.

Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP). 2006. Rencana Strategis Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Provinsi Sumatera Utara tahun 2005-2010.

DPK Sumut. Medan.

Dirjen RLPS. 2005. Pedoman Inventarisasi dan Identifikasi Lahan Kritis Mangrove. Dirjen RLPS Departemen Kehutanan RI. Jakarta.

(3)

Djamali, R.A. 2004. Persepsi Masyarakat Desa Pantai terhadap Kelestarian Hutan Mangrove (Studi Kasus di Kabupaten Probolinggo). Program Doktor Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Erlina, 2011. Metodologi Penelitian. USU Press. Medan

Faludi, A. 1983. A Reader in Planning Theory. Pergamon Press. Oxford.

Farid, M. J. 1998. Estimasi Biomassa Vegetasi Mangrove Menggunakan Data Landsat TM. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Ginting, A., Purwoko, A., Sulaiman, A.H., dan Lubis, M.N. 2007. Pembuatan Asam Cuka Kayu di Kabupaten Langkat. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi http--www_dikti_org-p3m-vucer9- 02007-1_1_jpg_files\02007.htm Jakarta. Tanggal akses 12 Oktober 2009.

Gunarto, 2004. Konservasi Mangrove sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai. Jurnal Litbang Pertanian 23(1), 2004. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Maros - Sulawesi Selatan.

Hartwick, J.M. dan Olewiler, N. 1986. The Economics of Natural Resource Use.

Harper & Row Publisher, New York.

Howard, JA. 1996. Penginderaan Jauh Untuk Sumberdaya Hutan : Teori dan Aplikasi. Terjemahan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Hunger, J.D. dan Wheelen, T.L. 2003. Manajemen Strategis. Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Irawan, A dan Sari, N. 2008. Kajian Implikasi terbitnya UU RI No 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil terhadap Pengelolaan Hutan Mangrove. Jurnal Analis Kebijakan Kehutanan Vol 5 No. 3. Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda.

Jamil, 2007. Analisis Opsi Pola Penggunaan Lahan di Wilayah Pesisir Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Disertasi. Tidak Diterbitkan. Program Doktor IPB. Bogor

Khomsin, 2005. Studi Perencanaan Konservasi Kawasan Mangrove di Pesisir Selatan Kabupaten Sampang dengan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. Makalah Hasil Penelitian pada Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV. Institut Teknologi Sepuluh November.

Surabaya.

Koentjaraningrat. 1997. Metode-metode Penelitian Masyarakat. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

(4)

Kurnia, R., Yonvitner., Gyo, S.I., Kawaroe, M., Sugianti, B., dan Tondok, E.T. 2004.

Pengelolaan Ekosistem dan Mitigasi Bencana di Wilayah Pesisir.

Makalah. Program Doktor SPS IPB. Bogor.

Kusmana, C., S. Wilarso, I. Hilwan, P. Pamoengkas, C. Wibowo, T. Tiryana, A.

Triswanto, Yunasfi dan Hamzah. 2003. Teknik Rehabilitasi Mangrove.

Fakultas Kehutanan-Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kusmana, C. 1996. Nilai Ekologis Ekosistem Hutan Mangrove (Ecological Values of Mangrove Forest Ecosistem). Jurnal Media Konservasi Vol V No 1 April 1996. Jurusan MNH Fahutan IPB. Bogor.

Lillasand dan Kiefer,. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra.

Terjemahan Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Lindawati, 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peluang Berusaha dan Kegiatan Ekonomi Rumah Tangga Istri Nelayan Pekerja di Kecamatan Medan Belawan. Jurnal Wahana Hijau Vol.3 No.1. Program Doktor Perencanaan Wilayah SPS USU. Medan.

Lo, C.P. 1995. Penginderaan Jauh Terapan. Terjemahan. Universitas Indonesia Jakarta.

Lubis, R.A. 2005. Perencanaan dan Pengembangan Fungsi Kota-kota pada Kawasan Tertentu Medan Sekitarnya (Metropolitan Mebidang Area). Jurnal Wahana Hijau Vol.1 No.2. Program Doktor Perencanaan Wilayah SPS USU. Medan.

Maedar, F. 2007. Analisis Ekonomi Manfaat Alternatif Ekosistem Mangrove di Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka. Proceeding Geo-Marine Research Forum. Jakarta.

Marhayudi, P. 2006. Model Pengelolaan Sumberdaya Hutan Berkelanjutan di Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat. Disertasi. Tidak Diterbitkan.

Program Doktor IPB. Bogor

Meneg LH (2004). Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Lautan (Jalur Hijau Pantai). Kantor Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Makalah. Jakarta.

Miraza, B.H. 2005. Peran Kebijakan Publik dalam Perencanaan Wilayah. Jurnal Wahana Hijau Vol.1 No.2. Program Doktor Perencanaan Wilayah SPS USU. Medan.

Moeloeng, L.J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Mulianto, S. 2002. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Langkat dalam Merubah Perilaku Masyarakat Desa Pantai terhadap Perlinfungan Hutan Mangrove di Kecamatan Secanggang. Thesis. Program Magister SPS

(5)

Mulyono, S. 1996. Teori Pengambilan Keputusan. Penerbit Universitas Indonesia (UI) Press . Jakarta.

Nugroho, I dan Dahuri, R. 2004. Pembangunan Wilayah dalam Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. LP3ES. Jakarta.

Nursal, Fauziah, Y Dan Ismiati. 2005. Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove Tanjung Sekodi Kabupaten Bengkalis Riau. Jurnal Biogenesis Vol. 2(1).

Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau. Pekanbaru.

Ola, O.L. 2004. Model Pengelolaan Pulau-pulau Kecil dalam Rangka Pengembangan Wilayah Kepulauan Wakatobi. Disertasi. Tidak Diterbitkan. Program Doktor IPB. Bogor.

Onrizal dan Kusmana, C. 2008. Studi Ekologi Hutan Mangrove di Pantai Timur Sumatera Utara (Ecological Study on Mangrove Forest in East Coast of North Sumatra), Jurnal BIODIVERSITAS Volume 9, Nomor 1.

Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Paine, D.P. 1996. Fotografi Udara dan Penafsiran Citra untuk Pengelolaan Sumber Daya. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pasaribu, N. 2004. Krisis Hutan Mangrove di Sumatera Utara dan Alternatif Solusinya. Makalah. Program Doktor SPS IPB. Bogor.

Pemkab. Serdang Bedagai, 2006. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2006-2016. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Serdang Bedagai. Sei Rampah.

Pemkab. Serdang Bedagai, 2009. Potensi Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

Website Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. Serdangbedagaikab.go.id.

tgl akses 15 Oktober 2009).

Prabowo, D., Nugroho, A.T., Palapa, J dan Ardiansyah, H. 2002. Modul Pengenalan GIS, GPS dan Remote Sensing. Departemen GIS Forest Watch Indonesia (FWI). Jakarta.

Prahasta, E. 2004. Sistem Informasi Geografis: Tutorial ArcView. Informatika Bandung. Bandung.

Pratomo, W.A. 2007. Implementing Geographic Information System for Land Use and Spatial Planning.

Perencanaan Wilayah SPS USU. Medan.

Jurnal Wahana Hijau Vol 2 No. 3. Program S3

Puryono, Sri KS. 2006. Strategi Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Masyarakat. Majalah Kehutanan Indonesia, Edisi II Th 2006. Departemen

(6)

Kehutanan RI. Jakarta. http:/majalah kehutanan indonesia/Pengelolaan mangrove berbasis masyarakat.htm. (tanggal akses 27 Mei 2009)

Purwoko, A. 2005. Dampak Kerusakan Ekosistem Hutan Bakau (Mangrove) terhadap Pendapatan Masyarakat Pantai di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Jurnal Wahana Hijau Vol 1 No. 1. Program S3 Perencanaan Wilayah SPS USU. Medan.

Purwoko & Onrizal, 2002. Identifikasi Potensi Sosial Ekonomi Hutan Mangrove di SM KGLTL. Makalah Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Dosen Muda dan Kajian Wanita, Ditjend DIKTI. Jakarta.

Rahmawaty. 2002. Pengelolaan Kawasan Pesisir Terpadu dan Berkelanjutan.

USU Repository. http:/library.usu.ac.id-download-fp-hutan-rahmawaty10.pdf (tanggal akses 27 Mei 2009).

Ramli & Purwoko, A. 2003. Peran dan Fungsi Hutan Mangrove dalam Pengelolaan Kawasan Pesisir Terpadu. Makalah pada Lokakarya Antar Sektor dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut di Kabupaten Deli Serdang. Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Deli Serdang. T. Morawa.

Rumapea, M. 2005. Pengaruh Keberadaan Hutan Bakau (Mangrove) terhadap Usaha Produksi Arang dan Perekonomian Daerah di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Jurnal Wahana Hijau Vol.1 No.2. Program Doktor Perencanaan Wilayah SPS USU. Medan.

Santoso, N. 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem Laut Tahun 2000. Jakarta.

Sarwono, J. 2008. Teori Analisis Jalur / Path Analysis. http:\www.

jonathansarwono. infoajanalisis_jalur.htm. Tanggal akses 9 Desember 2009.

Savitri, L.A. dan Khazali, M. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir. PSKPL-IPB. Bogor.

Sediadi, A dan Wenno, I.F. Tingkat Kesuburan dan Kondisi Hidrologi Perairan Mangrove Teluk Bintuni, Irian Jaya. Proseding Seminar V Ekosistem Mangrove. 3-6 Agustus 1994. Jember.

Setyawan, A.D. dan Winarno, K. 2006. Permasalahan Konservasi Ekosistem Mangrove di Pesisir Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (Conservation problems of mangrove ecosystem in coastal area of Rembang Regency, Central Java). Jurnal Biodiversitas Vol 7 No. 2. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Setyawan, A.D. dan Winarno, K. 2006. Pemanfaatan Langsung Ekosistem Mangrove

(7)

Restorasinya. Jurnal Biodiversitas Vol 7 No. 3. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Setyawan, A.D., Winarno, K. dan Purnama, P.C. 2004. Ekosistem Mangrove di Jawa: 2. Restorasi. Jurnal Biodiversitas Vol 2 No. 2. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Setyawan, A.D., Winarno, K. dan Purnama, P.C. 2004. Tumbuhan Mangrove di Pesisir Jawa Tengah: 2. Komposisi dan Struktur Vegetasi. Jurnal Biodiversitas Vol 7 No. 3. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Siagian, S.P. 1998. Manajemen Stratejik. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Sihite, J., Lense, O., Surartri, R., Gustiar, C., dan Kosamah, S. 2005. The Nature Conservancy (TNC). Southeast Asia Center for Marine Protected Areas (SEA CMPA). Bali

Sihombing, M., Bangun, M., Ritonga, C., Nainggolan, RE., Hasibuan, UZ. 2005.

Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Wilayah Pesisir. Jurnal Wahana Hijau Vol.1 No.2. Program Doktor SPS USU. Medan.

Siregar, EBM dan Agus Purwoko, 2002. Pengelolaan Ekosistem dan Lingkungan Pesisir. Makalah pada Lokakarya Partisipasi Publik dalam Pengelolaan Pesisir dan Laut, 28-30 Oktober 2002. Kerjasama Pemkab Deli Serdang dan dengan LPPM USU. Tanjung Morawa.

Sirojuzilam, 2007. Perencanaan Tata Ruang dan Perencanaan Wilayah (Spatial Planning and Regional Planning). Jurnal Wahana Hijau Vol.2 No.3.

Program Doktor Perencanaan Wilayah SPS USU. Medan

Sudarmadji, 2001. Rehabilitasi Hutan Mangrove Dengan Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (Mangrove Forest Rehabilitation with Coastal Society Empowering Approach). Jurnal ILMU DASAR, Vol.2 No.2. Fakultas MIPA Universitas Jember. Jember

Sukojo, B.M. 2003. Penggunaan Metode Analisa Ekologi dan Penginderaan Jauh untuk Pembangunan Sistem Informasi Geografis Ekosistem Pantai. Jurnal Makara Sains, Vol. 7, No. 1, Universitas Indonesia. Jakarta.

Suparmoko, 1989. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Pusat Antar Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Supriyadi, I.H. 2000. Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya Mangrove di Wilayah Pesisir Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Maluku Tengah.

Thesis. Tidak Diterbitkan. Program Pascasarjana IPB. Bogor

(8)

Susilo, K. 2006. Kebijaksanaan Pengembangan Wilayah di Masa yang Akan Datang dan Implikasinya terhadap Kebutuhan Analisis dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografis. Direktorat Jenderal Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah, Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah RI. (http:/www.penataanruang.nettaru.Makalah Prospek GIS-ITB.pdf. (tanggal akses 27 Mei 2009).

Tarigan, M.S. 2008. Sebaran dan Luas Hutan Mangrove di Wilayah Pesisir Teluk Pising Utara Pulau Kabaena Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal MAKARA SAINS, Vol. 12, No. 2. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jakarta.

Tarigan, M.S. 2007. Perubahan Garis Pantai di Wilayah Pesisir Perairan Cisadane, Provinsi Banten. Jurnal Makara, Sains, Vol. 11, No. 1, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).. Jakarta.

Tissahadi, K. 2004. Neraca Sumber daya Alam. Bulletin Perencana Vol. 1 Nomor 6-7 Agustus-September 2004. Direktorat Bina Pesisir DKP RI. Jakarta.

Universitas Sumatera Utara, 1999. Pelestarian dan Pengembangan Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut. Makalah Seminar Pelestarian dan Pengembangan SM KGLTL. Universitas Sumatera Utara.

Medan.

Wantasen, A. 2002. Kajian Potensi Sumberdaya Hutan Mangrove di Desa Talise, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Disertasi. Program Doktor SPS Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Warlina, L. 2007. Model Perubahan Penggunaan Lahan untuk Pemanfaatan Ruang dalam Rangka Pembangunan Wilayah Berkelanjutan (Studi Kasus Kabupaten Bandung). Disertasi. Tidak Diterbitkan. Program Doktor IPB. Bogor

Wiyana, A. 2004. Faktor Berpengaruh terhadap Keberlanjutan Pengelolaan Pesisir Terpadu (P2T). Makalah. Program Doktor Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Yudhicara, 2008. Kaitan antara Karakteristik Pantai Provinsi Sumatera Barat dengan Potensi Kerawanan Tsunami. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 2. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Bandung.

Yuniar, F., Iswanto, F., Fitri, L. dan Arsana, I.M. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Internet untuk Meningkatkan Pemahaman Geospasial Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia. Jurnal Penelitian Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM. Yogyakarta.

http://geodesi.ugm.ac.id tanggal akses 1 Desember 2009.

Zaitunah, A. 2005. Meninjau Keberadaan Hutan Mangrove di Indonesia.

Program Doktor SPS IPB. Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat dilihat: pada kondisi awal diperoleh hasil yang tidak memuaskan dimana sebanyak 16 siswa atau 57,1% tidak tuntas karena nilai prestasi belajarnya di bawah Kriteria

(Study Deskriptif Motif Pelajar Sma Sekolah Islam Di Gresik Dalam Menonton Tayangan Progam Acara “Islam KTP” Di

Hasil penelitian ini adalah: (1) dari empat indikator dan 48 variabel komponen konseptual e-content yang diajukan kepada panel pakar, validitas keluarannya

Budaya membaca yang akhir-akhir ini disosialisasikan baik oleh pemerintah maupun beberapa kalangan dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa,telah memicu semangat beberapa

(2) Instansi Pemerintah atas permohonan Wajib Bayar untuk jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) setelah memenuhi persyaratan yang

bentuk bahasa komunikasi visual/rupa, berupa pengolahan pesan untuk tujuan sosial atau komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu atau kelompok lainnya.

• Desain komunikasi visual (DKV) adalah ilmu yang mengembangkan bentuk bahasa komunikasi visual/rupa, berupa pengolahan pesan untuk tujuan sosial atau komersial, dari

 Temporal reference systems modelled after ISO 19108 now need to inherit correctly from ISO 19111 classes (as per ISO 19111:2007)  Support is required for abstract