• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengertian Murabahah

Murabahah berasal dari kata dasar

اًحْبرِ - ُحَب ْرَي - َحِبَر

yang berarti beruntung. Jadi, pengertian murabahah secara bahasa adalah mengambil keuntungan yang disepakati. Bai‟ murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai‟ murabahah penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. 1

Bai‟ al-murabahah adalah jual beli pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai‟ al-murabahah penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. 2

Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan berdasarkan perjanjian jual beli atas barang halal tertentu, dimana pemilik barang akan menyerahkan barang seketika kepada pembeli dengan kelebihan yang disepakati bersama.3

Menurut Heri Sudarsono dalam buku berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Syariah menjelaskan murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan ditambah keuntungan yang disepakati antara bank dan nasabah,

1 Harisman, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syari’ah, (Jakarta : Direktorat Perbankan Syari‟ah, 2006), Hal.48

2 Muhammad Safi‟i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta :Tazkia Institute,1999), Hal. 145

3 Mudarajad Kuncoro, Dkk, Manajemen Pebankan Teori dan Aplikasi, (Yogayakarta: Ekonisia, 2004) Hal. 62

(2)

penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian kemudian mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu.

Dalam buku Azas- azas Perbankan Islam dan Lembaga- lembaga Terkait, karangan Warkum Sumitro menjelaskan Murabahah adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah, dengan system pembayaran ditanguhkan selama jangka waktu pembiayaan.4 Jenis pembiayaan ini digunakan karena telah adanya estimasi kepastian hasil yang akan diperoleh, sehingga keuntungan yang diharapkan penjual telah ditentukan dimuka.

B. Landasan Hukum Murabahah

Murabahah adalah salah satu aplikasi jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat mmanusia dan mempunyai landasan yang kuat dalam Al Qu‟ran dan sunah Rasulullah saw. Sehingga landasan syari‟ah untuk murabahah merujuk kepada landasan syari‟ah jual beli secara umum.

1. Al-Qur‟an

...









...

Artinya: “Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…..”( Qs. Al-Baqarah 275 )

















































Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara

4Warkum Sumitro, op,. cit, Hal, 146

(3)

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”(QS. An-Nisa:29 )5

2. Al- Hadist

ص ُِّبًِنلا َلِءُس .م

َلاَقَ ف ؟ُبَيْطَأ ِبْسَكْلا ُّيَا : . ٍعْيَ ب ُّلُكَو ِةِدَيِب ِلُج َّرلا ُلَمَع :

ٍرْوُرْ بَم ( غفا رلا نب ا ةعلاافر نع مك الحا وححصو رازبلا وبا هاور )

Artinya : “Nabi SAW ditanya tentang mata pencaharian yang paling baik, beliau menjawab, “seseorang bekerja dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur” (HR. Bajjar, Hakim Menyalihkannya dai Rifa’ah Ibn Rafi’)

ٍض اَرَ ت ْنَع ُغْيَ باْا اََّنَِّاَو (

وهج ام نباو ىقهبلا هاور

Arinya : “ Jual beli harus dipastikan saling meridai” (HR. Baihaqi dan Ibn Majah)6

3. Ijma‟

Umat islam telah berkonsensus tentang keabsahan jual beli, karena manusia sebagai anggota masyarakat selalu membutuhkan apa yang dihasilkan dan dimiliki oleh orang lain. Oleh karena itu jual beli adalah salah satu jalan untuk mendapatkannya secara sah. Dengan demikian, jual beli merupakan jalan keluar bagi setiap individu untuk memenuhi kebutuhanya.7 C. Rukun dan Syarat Murabahah

Sebagaimana jual beli biasanya harus ada rukun dan syarat yang harus dipenuhi setiap melakukan jual beli, demikian pula halnya dengan murabahah.

5 Said. M, Al-Quran Terjemahan, (Bandung: PT. Alma‟arif, 1987), cet 1, Hal. 75

6 Rachmat, Syafe‟i, Fiqih Muamalah, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2001) Hal. 75

7Muhammad, Sistem Dan Prosedur Bank Syari’ah, (Yokyakarta: UI Press. 2000), Hal. 23

(4)

Adapun rukun yang harus dipenuhi dengan melakukan pembiayaan murabahah adalah:

1. Penjual (Bai‟) 2. Pembeli (musytari‟)

3. Barang atau objek ( mabi‟ ) 4. Harga ( Tsaman)

5. Ijab Qabul

Syarat pembiayaan Murabahah 8

Adapun syarat dalam pembiayaan murabahah yaitu:

1. Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah

2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan 3. Kontrak harus bebas dari riba

4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian.

5. Penjualan harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

6. Ketentuan-ketentuan tentang pembayaran diuraikan dengan jelas.

Secara prinsip, jika syarat tidak dipenuhi pembeli memiliki pilihan:

a) Melanjutkan pembelian seperti apa adanya

b) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidak setujuan atas barang yang di jual

8 Muhammad Safi‟i Antonio, op., cit, Hal. 102

(5)

c) Membatalkan kontrak

Beberapa syarat pokok murabahah menurut usmani (1999), antara lain sebagai berikut:

a. Murabahah merupakan salah satu bentuk jual beli ketika penjual secara eksplisit menyatakan biaya perolehan barang yang akan dijual dan menjual kepada orang lain dengan menambahkan tingkat keuntungan yang diinginkan.

b. Tingkat keuntungan dalam murabahah dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dalam bentuk lumpsum ataun persentase tertentu dari biaya.

c. Semua biaya yang dikeluarkan penjual dalam rangka memperoleh barang, seperti biaya pengiriman, pajak, dan sebagainya dimasukan kedalam biaya perolehan untuk menentuka harga agregat dan margin keuntungan didasarkan pada harga agregat ini. Akan tetapi, pengeluaran yang timbul karena usaha, seperti gaji pegawai, sewa tempat usaha, dan sebagainya tidak dapat dimasukan kedalam harga untuk suatu transaksi. Margin keuntungan yang diminta itulah yang meng-cover pengeluaran-pengeluaran tersebut.

(6)

d. Murabahah dikatakan sah hanya ketika biaya-biaya perolehan barang dapat ditentukan secara pasti. Jika biaya-biaya tidak dapat dipastikan, barang/

komoditas tersebut tidak dapat di jual dengan prinsip murabahah.9 D. Karakteristik Murabahah

1. Jual beri barang sebesar harga perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati

2. Transakasi murabahah terdiri dari:

a) Murabahah tanpa pesananan

b) Murabahah pesanan yang bersifat memikat dan bersifat tidak mengikat 3. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai dan dengan cicilan 4. KJKS BMT

a) Memberikan potongan ( muqashah) atas pembayaran jika mempercepat pembayaran cicilan dan melunasi piutang sebelum jatuh tempo

b) Minta agunan atas piutang

5. Potongan harga, milik nasabah dan potongan setelah akan sesuai dengan perjanjian

6. Urbun (DP)

a) BMT dapat meminta sebagai uang muka, sesuai kesepakatan b) Akad batal, dikembalikan kenasabah setelah di kurangi kerugian

7. Denda dikenakan pada nasabah yang tidak dapat memenuhi kewajibanya kecuali dapat dibuktikan oleh nasabah tersebut tidak mampu, ini diterapkan

9Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008)

(7)

bagi nasabah yang menunda. Denda ini dalam KJKS BMT bukan bagian dari pendapatan melaikan diletakan ke rekening ZIS

E. Bentuk-Bentuk Murabahah 1. Murabahah sederhana

Murabahah sederhana adalah bentuk akad murabahah ketika penjual memasarkan barangnya kepada pembeli dengan harga sesuai harga perolehan ditambah marjin dan keuntungan yang diinginkan.

2. Murabahah kepada pemesan

Bentuk murabahah ini melibatkan tiga pihak, yaitu pemesan, pembeli dan penjual. Bentuk murabahah ini juga melibatkan pembeli sebagai perantara karena keahliannya atau karena kebutuhan pemesanan akan pembiayaan.

Bentuk murabahah inilah yang diterapkan perbankan syari‟ah dalam pembiayaan.10

F. Jenis- Jenis Murabahah

1. Murabahah ini dibedakan menjadi dua macam yakni:11 a. Murabahah tanpa pesanan

Maksudnya jual beli murabahah dilakukan tidak melihat ada yang pesan atau tidak, sehingga penyediaan barang dilakukan sendiri oleh bank dan dilakukan tidak terkait dengan jual beli murabahah sendiri.

b.Murabahah berdasarkan pesanan

10Ibid., hal. 89-90

11 Wiraso, Jual Beli Murabahah, ( Yogyakarta:UII Press, 2005), Hal. 37

(8)

Adalah suatu penjualan dimana dua pihak atau lebih benegoisasi dan berjanji satu sama lain untuk melaksanakan suatu kesepakatan bersama, dimana pemesan (nasabah) meminta bank untuk membeli asset yang kemudian dimiliki secara sah oleh pihak kedua. Murabahah berdasarkan pesanan ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

a) Bersifat mengigat, maksudnya apabila telah dipesan harus dibeli

b) Bersifat tidak mengikat, maksutnya walaupun nasabah telah memesan barang, tetapi nasabah tidak terikat, nasabah dapat menerima atau membatalkan barang tersebut.

2. Dilihat dari cara pembayarannya, Murabahah ini dibedakan menjadi 2 yaitu:12 a. Murabahah dengan cara tunai yaitu jual beli murabahah yang

penyelesaiannya diberikan jangka waktu tangguh dapat langsung lunas minsalnya: 1 bulan, 2 bulan atau jangka waktu lain yang disepakati bersama.

b.Murabahah dengan pembayaran tangguh yaitu jual beli murabahah yang pelunasanya dengan cara angsuran (tidak sekaligus) dalam jangka waktu yang sudah disepakati bersama.

G. Ketentuan-Ketentuan Dalam Murabahah13 1. Ketentuan Umum Murabahah dalam BMT

a. BMT dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

b. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari‟ah Islam

12 Materi Pelatihan BMI TBK Cabang padang, Produk Penanaman Dana, (Jakarta : 2002)

13Herbudhi Tomo, Islamic banking pratice

(9)

c. BMT membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.

d. BMT membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama BMT sendiri dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

e. BMT harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

f. BMT kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini BMT harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.

g. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

h. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak BMT dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

i. Jika BMT hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik BMT

2. Ketentuan Murabahah kepada Nasabah:

a. Nasabah mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu barang atau aset kepada BMT

b. Jika BMT menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

(10)

c. BMT kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan janji yang telah disepakatinya, karena secara hukum janji tersebut mengikat; kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

d. Dalam jual beli ini BMT dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan.

e. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil BMT harus dibayar dari uang muka tersebut.

f. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh BMT, BMT dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah g. Jika uang muka memakai kontrak „urbun sebagai alternatif dari uang

muka, maka : jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga. jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik BMT maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh BMT akibat pembatalan tersebut; dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya.

3. Jaminan dalam Murabahah

a. Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya.

b. BMT dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang.

(11)

4. Ketentuan Uang Muka dalam Murabahah

a. Dalam akat murabahah, lembaga keuangan syariah (LKS) dibolehkan untuk meminta uang muka apabila kedua belah pihak bersepakat

b. Besar jumlah uang muka ditentukan berdasarkan kesepakatan

c. Jika nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah harus memberikan ganti rugi kepada LKS dari uang muka tersebut

d. Jika jumlah uang nya lebih kecil dari kerugian, LKS dapat memintak tambahan kepada nasabah

e. Jika jumlah uang muka lebih besar dari kerugian, LKS harus mengembalikan kelebihan kepada nasabah

5. Ketentuan penundaan pembayaran dalam murabahah

a. Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian hutang

b. Jika nasabah menunda pembayaran dengan sengaja / jika salah satu rugi pihak tidak menunaikan kewajibanya, maka penyelesaianya dilakukan melalui badan arbitrase syariah ( usaha perantara yang dilakukan secara syariah)

c. Setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah 6. Ketentuan Bangkrut dalam Murabahah:

Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan utangnya, BMT harus menunda tagihan utang sampai ia menjadi sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan.

(12)

7. Ketentuan diskon dalam murabahah

a. Tsaman ( harga barang ) dalam jual beli adalah suatu jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak, baik nilai ( gimah ) benda yang menjadi objek jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah.

b. Harga dalam jual beli murabahah adalah harga beli dan harga biaya yang diperlukan di tambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan.

c. Jika dalam jual beli murabahah LKS tidak mendapatkan diskon, karena diskon itu adalah hak nasabah

d. Jika pemberian diskon terjadi setelah akad pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian ( persetujuan ) yang dimuat dalam akad e. Dalam akad, pembagian diskon setelah akad hendaknya diperjanjikan dan

di tanda tanggani

8. Ketentuan potongan pelunasan dalam murabahah

a. Jika nasabah transaksi murabahah melakukan perlunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati LKS boleh memberikan potongan, dari kewajiban pembiayaan tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad

b. Besarnya potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan pada kebijakan dan pertimbangan LKS

9. Ketentuan hutang dalam murabahah

a. Secara prinsip penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitanya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan

(13)

pihak ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah menjual barangn tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan hutangnya kepada BMT

b. Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakir ia berkewajiban melunasi seluruh angsuranya

c. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus`menyelesaikan utangnya sesuai kesepakatan awal ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran/ meminta kerugian itu diperhitungkan. 14

H. Manfaat Dan Resiko Murabahah

Sesuai dengan sifat (tijarah), transaksi murabahah memiliki beberapa manfaat, demikian juga resiko yang haraus diantisipasi. Murabahah memberikan manfaat bagi BMT salah satunya adalah dengan adanya margin yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dan harga jual kepada nasabah. Disamping itu murabahah juga memberikan manfaat kepada nasabah yaitu membantu masyarakat atau nasabah yang tidak memiliki dana sehingga tidak dapat memenuhi kebutahannya dibayar secara tunai. Dengan adanya murabahah masyarakat (nasabah) dapat memenuhi kebutuhannya dengan pembelian yang pembayarannya

14 Setia Budi, Analisis Pembiayaan Murabahah, mudharabah dan masyarakat (kantor pusat operasional PT BMI Tbk), Hal. 101-109

(14)

dilakukan dengan cara mencicil. Selain memberikan manfaat bagi BMT murabahah juga memberikan resiko kepada BMT.

Adapun resiko yang harus diantisipasi oleh BMT antara lain:

1. Default risk (resiko kebangkrutan), di pengaruhi oleh:

a. Industry risk yaitu resiko yang terjadi pada jenis usaha yang ditentukan oleh:

1) Karakteristik masing-masing jenis usaha yang bersangkutan.

2) Riwayat exposure pembiayaan yang bersangkutan dilihat dari perkembangan non performing jenis usahanya.

3) Kinerja keuangan jenis usaha yang bersangkutan (Industri Financial Standart)

b. Kondisi internal perusahaan nasabah seperti aspek pemasaran, teknik produksi, manajemen dan keuangan.

c. Factor negatif lain yang mempengaruhi perusahaan nasabah seperti kondisi grop usaha, keadaan force majeure, permasalahan hukum, pemogokan, market risk (forex risk, interest risk, security risk), riwayat pembayaran dan restrukturisasi pembiayaan.

2. Recovery risk (resiko jaminan)

a. Kesempurnaan pengikatan jaminan

b. Nilai jual kembali jaminan (marketability jaminan)

c. Factor negatif lain misalnya tuntutan hukum pihak lain atas jaminan d. Kredibilitas penjamin (jika ada)

(15)

3. Penolakan nasabah, barang yang dikirim biasa saja ditolak nasabah karena berbagai sebab. Bias jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah tidak mampu menerimanya, karena itu sebaiknya dilindungi dengan asuransi.

Kemungkinan lain karena merasa spesifikaksi barang tersebut berbeda dengan yang dipesan. Bila BMT menandatangani kontrak pembelian dengan penjualannya, barang tersebut akan menjadi milik BMT. Dengan demikian BMT mempunyai resiko untuk menjual kepada pihak lain.

4. Fluktuasi harga komperatif: ini terjadi bila harga suatu barang di pasar naik setelah BMT membelikannya untuk nasabah, BMT tidak bisa mengibah harga jual beli tersebut.

5. Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan hutang, maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset miliknya tersebut untuk menjualnya, jika terjadi demikian resiko untuk default akan besar.15

I. Aplikasi Murabahah Dalam BMT 1. Penggunaan Akad Murabahah

a. Pembiayaan murabahah merupakan jenis pembiayaan yang sering diaplikasikan dalam bank syariah, yang pada umumnya digunakan dalam transaksi jual beli barang-barang yang diperlukan oleh individu

b. Jenis penggunaan pembiayaan murabahah lebih sesuai untuk pembiayaan investasi dan konsumsi. Dalam pembiayaan investasi, akad murabahah

15Ibid, Hal. 107

(16)

sangat sesuai karena ada barang yang akan diinvestasi oleh nasabah atau akan ada barang yang menjadi objek investasi. Dalam pembiayaan konsumsi, biasanya barang yang akan di konsumsi oleh nasabah jelas dan terukur.

c. Pembiayaan murabahah kurang cocok untuk pembiayaan modal kerja yang diberikan langsung dalam bentuk uang.

2. Barang yang boleh digunakan sebagai objek jual beli a. Rumah

b. Kendaraan bermotor / alat transportasi c. Pembeliaan alat-alat industry

d. Pembelian pabrik, gudang dan aset tetap lainya

e. Pembelian aset yang tidak bertentangan dengan syariah islam 3. BMT

a. BMT berhak menentukan dan memilih suppliner dalam pembelian barang b. BMT menerbitkan purchase order (PO) sesuai dengan kesepakatan antara

BMT dan nasabah agar barang dikirim ke nasabah

c. Cara pembayaran yang dilakukan oleh BMT yaitu dengan menstransper langsung pada rekening sup-plier/ bukan pada rekening nasabah

4. Nasabah

a. Nasabah harus sudah cakap menurut hukum, sehingga dapat melaksanakan transaksi

(17)

b. Nasabah memiliki kemauan dan kemampuan dalam melakukan pembayaran

5. Supplier

a. Badan hukum yang menyediakan barang sesuai keinginan nasabah b. Menjual barang kepada BMT kemudian BMT yang menjual barang

tersebut pada nasabah.

6. Harga

Harga barang telah ditentukan sesuai dengan akad BMT nasabah tidak dapat berubah selama masa perjanjian

7. Jangka waktu

a. Jangka waktu dapat diberikan jangka waktu panjang, pendek dan menengah sesuai kemampuan nasabah membayarnya.

b. Jangka waktu tidak dapat di ubah oleh salah satu pihak 8. Lain- lain.16

J. Skema Pembiayaan Murabahah

Perbankan Syari‟ah di Indonesia banyak yang menggunakan al- murabahah secara berkelanjutan seperti untuk modal kerja, padahal sebenarnya murabahah adalah suatu kontrak jangka pendek dengan sekali akad.17 secara umum, aplikasi BMT dari ba’i al-murabahah dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:

16Ismail, perbankan syariah ,( Jakarta: Prenada Media Group 2011), Hal. 140-143

17 Muhammad Safi‟i Antonio, op., cit, Hal. 106-107

(18)

Skema bai‟ al-Murabahah 1. Negosiasi

Persyaratan

2. Akad jual beli 6. Bayar

5. Terima barang dan dokumen

3. Beli barang 4. Kirim

Sumber: BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang

Keterangan:

1. BMT dan nasabah melakukan negosasi tentang rencana transaksi jual beli yang akan dilaksanakan.

2. BMT melakukan jual beli dengan nasabah dimana BMT sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Dalam akad jual beli ini ditetapkan barang yang menjadi objek jual beli yang telah dipilih oleh nasabah dan harga barangnya

3. Atas dasar akad yang dilaksanakan antara BMT dan nasabah.

4. Supliner mengirim barang kepada nasabah atas perintah BMT Nasabah

BMT

Suplier Penjual

(19)

5. Nasabah menerima barang dari supplier dan menerima dokumen kepemilikan barang tersebut.

6. Setelah menerima barang dan dokumen, maka nasabah melakukan pembayaran. Pembayaran yang lazim dilakukan oleh nasabah adalah dengan ansuaran.

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dari kegiatan yang akan dilakukan dari pengajuan-pengajuan oleh KMP Tani Sido Makmur II ini adalah untuk memperbaiki kondisi fisik desa dari segi pertanian dan

Dari hasil perhitungan menggunakan metode Algoritma Modrak & Pandian didapatkan hasil makespan yang lebih kecil dibandingkan dengan kondisi riil perusahaan seperti

Mengidentifikasi Ancaman, dengan menganalisis hasil wawancara dan daftar kebutuhan keamanan yang ada pada perusahaan, maka dapat dilakukan identifikasi terkait

Dengan penggunaan Sistem Informasi Manajemen Data pada PO.Agsa Berbasis Web, diharapkan bisa mengurai sedikit masalah yang ada di perusahaan, ,pendataan keselurahan alur

Bahan yang harus dihindari Tidak diketahui adanya reaksi berbahaya di bawah kondisi penggunaan normal.. Pakaian pelindung

13 ISNAINI ROSMAYANI 14 LIANA SUKMAWATI 15 MUHAMMAD AMIN 16 MUHAMMAD HALILUDDIN 17 MARWAN ALI 18 MARIANAH 19 NURUL WAHIDAH 20 NURMAYANTI 21 NURHAINI 22 NURHASANAH 23 RETNO ASRI

Hal ini terbukti dari diterimanya hipotesis yaitu terdapat peningkatan yang signifikan motivasi belajar fisika matematika I mahasiswa prodi pendidikan fisika FKIP UNRI

Menurut Adiwarman Karim akad Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan