BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Dukupuntang, yang terletak di Jl.Cikalahang Desa Cikalahang Kec. Dukupuntang, Kab. Cirebon 45652 Telp (0231) 8344663. Sekolah ini berstatus negeri dengan No. Statistik Sekolah 201021726001, dan dipimpin oleh bapak kepala sekolah Supyani, S.Pd. M.Or.
Adapun alasan peneliti memilih tempat di SMP Negeri 1 Dukupuntang Kabupaten Cirebon adalah:
a. SMP Negeri 1 Dukupuntang Kabupaten Cirebon merupakan salah satu SMP Negeri yang terakreditasi A (Amat Baik) dari tahun 2005 sampai sekarang, dan memiliki banyak prestasi akademik dan non akademik, serta memiliki jumlah murid yang konsisten dari tahun ke tahun
b. Peneliti ingin mengetahui tingkat kepercayaan diri dan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran Pair Check.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada Semester Genap, Tahun Pelajaran 2015 / 2016. Penelitian ini dilakukan pada pagi hari selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Adapun waktu penelitian digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian No Kegiatan Penelitian
Waktu
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Uji Coba Instrumen
3 Proses KBM
4 Pemberian Tes
5 Pengumpulan Data
6 Analisis data dan penyusunan laporan
3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160). Setiap peneliti harus memiliki metode penelitian yang tepat agar memudahkan dalam pencapaian tujuan yang diharapkan.
Penelitian ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen mendapatkan pembelajaran menggunakan pembelajaran model Pair Check sedangkan untuk kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran konvensional.
3.2.2 Desain penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian Experimental Design bentuknya pretest-posttest experimen group design.
Kegunaannya adalah untuk mengetahui peningkatan kepercayaan diri dan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberikan model Pair Check.
Menurut sugiyono (2013: 76) jika kita hendak membandingkan kelas eksperimen (yang diberikan perlakuan tertentu) maka desain penelitiannya adalah sebagai berikut:
Keterangan:
O1 = Pre-test O2 = Post-test
X = Perlakuan dikelas dengan menggunakan metode Pair Check R = Penentuan kelompok
Dalam hal ini observasi dilakukan satu kali yaitu kelas VII dengan mengadakan pre-test lalu di berikan treatment, setelah selesai treatment kemudian diadakan tes kembali untuk mengetahui kepercayaan diri dan hasil belajar siswa.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Dalam hal ini, maka populasi penelitiannya adalah semua siswa kelas VII SMPN 1 Dukupuntang, yang berjumlah 290 siswa, terdiri dari 8 kelas, dengan rincian dalam tabel 3.2
Tabel 3.2
Jumlah Siswa kelas VII SMPN 1 Dukupuntang Kabupaten Cirebon
No Kelas Jumlah
1 VII A 38
2 VII B 36
3 VII C 38
4 VII D 35
5 VII E 38
6 VII F 37
7 VII G 38
8 VII H 36
9 VII I 36
Total 332
Sumber: Arsip SMPN 1 Dukupuntang Kabupaten Cirebon
3.3.2 Sampel
Menurut Margono (1997: 121) sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan cara-cara tertentu. Adapun untuk sampelnya, peneliti menggunakan teknik cluster random sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan terhadap sampling unit (individu), dimana sampling unitnya berada dalam satu kelompok (cluster) . Penentuan kelas yang menjadi sampel dari delapan kelas yang ada diambil dua kelas. Kelas VII A berjumlah 38 siswa sebagai kelas eksperimen , dan kelas VII B berjumlah 36 siswa sebagai kelas kontrol.
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Instrumen Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh peningkatan kepercayaan diri dan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran Pair Check, maka data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes.
Angket digunakan untuk mendapatkan data tentang kepercayaan diri siswa, dan tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes untuk mengukur aspek kognitif siswa, dengan memberi 8 butir soal essay dengan kategori aplikasi (C3) dan analisis (C4).
2. Instrumen Non-tes
Instrumen Non-tes untuk mengukur aspek afektif siswa, dengan memberi 25 pertanyaan atau pernyataan tentang kepercayaan diri.
3.4.2 Definisi Konseptual a. Kepercayaan Diri (Y1)
Kepercayaan diri adalah sikap mental optimisme dari kesanggupan anak terhadap kemampuan diri untuk menyelesaikan segala sesuatu, sadar akan kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya dan merasa puas terhadap dirinya serta mampu mengendalikan tujuan yang diharapkan sesuai dengan keyakinannya sehingga tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya dan mampu untuk mencapai prestasi.
b. Hasil Belajar (Y2)
Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
c. Metode Pair Check (X)
Metode Pair Check merupakan metode kerja kelompok dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang akan menimbulkan diskusi-diskusi kecil bersama teman satu kelompok. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa.
3.4.3 Definisi Operasional a. Kepercayaan Diri (Y1)
Kepercayaan diri merupakan salah satu kunci keberhasilan pembelajaran.
Dengan kepercayaan diri yang tinggi ketika dalam pembelajaran dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi pembelajaran sekaligus akan meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.
b. Hasil Belajar (Y2)
Hasil belajar yang baik merupakan tujuan utama pendidik terhadap peserta didik. Metode pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila hasil belajar peserta didik sudah sesuai yang diharapkan oleh pendidik.
c. Metode Pair Check (X)
Metode Pair Check akan sangat membantu siswa dalam menyelesaikan soal- soal matematika serta melatih kemandirian dan kepercayaan diri siswa ketika mengerjakan soal.
3.4.4 Kisi-kisi instrumen penelitian
Kisi-kisi instrumen disusun sebagai acuan peneliti dalam menyusun instrument pengumpulan data. Penyusunan tersebut berdasarkan pada teori yang melandasinya dan aspek atau indikator yang telah diuraikan pada Bab II. Kisi-kisi instrumen yang akan diujikan kepada responden diantaranya sebagai berikut:
1. Angket
Memberikan pernyataan secara tertulis dengan menyediakan kemungkinan jawaban yang terbatas kepada siswa untuk memperoleh data tentang keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran matematika, dan sekaligus untuk memperoleh data tentang peningkatan kepercayaan diri matematika siswa melalui pembelajaran Pair Check.
Instrumen angket dibuat sebanyak 25 pertanyaan atau pernyataan dengan lima pilihan yaitu Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan Tidak pernah dengan ketentuan skor:
Tabel 3.3 Kriteria Pernyataan Kriteria
Pernyataan
Skor Jawaban Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak pernah Positif
4 3 2 1
Negatif
1 2 3 4
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Percaya Diri Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah
Item
No. Item (+) (-) Kepercayaan
Diri
Matematika Siswa
Keyakinan Diri
Kemauan dan usaha
5 1, 8, 9 10, 20
Optimis 4 3, 4 2, 25
Sikap positif
Mandiri 5 6, 16,
19
5, 17
Pantang menyerah
5 11, 12, 21
7, 22
Mampu menyesuaikan diri
3 14, 15 24
Memanfaatkan kelebihan
Memiliki dan memanfaatkan kelebihan
3 13, 23 18
Jumlah 25 15 10
2. Tes
Riduwan (2005 : 76) menyatakan bahwa tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini tes yang diberikan kepada objek berupa soal essay. Instrumen tes yang dibuat sebanyak 8 soal berbentuk tes essay.
Tabel 3.5
Kisi-kisi instrument hasil belajar
3.4.5 Uji coba instrumen Kompetensi
Dasar Indikator
Tingkat
Kognitif Jumlah (C3) (C4)
Menghitung besar sudut pada
segitiga
Menyelesaikan masalah mengenai besar sudut segitiga
1,2,3 3
Menghitung luas dan keliling segitiga
Menggunakan rumus untuk menghitung keliling segitiga
4 1
Menggunakan rumus untuk menghitung luas dan keliling segitiga
5 1
Menggunakan rumus untuk menghitung luas segitiga
6 1
Mengidentifikasi jumlah segitiga pada kesatuan segitiga yang membentuk layang-layang
7 1
Menggunakan rumus keliling segitiga untuk mengetahui keliling dari segi enam
8 1
Jumlah 5 3 8
Sebelum instrumen penelitian digunakan, instrumen tersebut terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tentang terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat instrumen sebagai alat untuk mengumpulkan data yang baik, sehingga instrumen ini dapat digunakan dalam penelitian. Adapun analisis dari instrumen yang diujicobakan adalah sebagai berikut:
1. Validitas item soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006: 158). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Dan sebaliknya instrumen yang kurang valid atau tidak valid berarti memiliki validitas rendah.
Jadi suatu teknik evaluasi mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes tersebut dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur (Purwanto, 2002: 137).
Rumus yang dipakai untuk menganalisis validitas tiap item nomor soal adalah dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson, yaitu :
2 2
2 X 2 N Y Y
X N
Y X XY
N
rxy (Arikunto, 2006: 160)
Keterangan:
rxy = Tingkat validitas X = Skor variabel butir soal Y = Skor total
N = Banyaknya peserta tes uji coba
Selain menggunakan rumus diatas, untuk uji validitas juga dapat dilakukan dengan SPSS.20. Berdasarkan hasil analisis butir soal tes dengan menggunakan SPSS.20, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Analisis Butir Soal
Item Pertanyaan Nilai r Keterangan
No. 1 0.309 Tidak Valid
No. 2 0.214 Tidak Valid
No. 3 0.655 Valid
No. 4 0.765 Valid
No. 5 0.408 Valid
No. 6 0.677 Valid
No. 7 0.870 Valid
No. 8 0.883 Valid
No. 9 0.802 Valid
No. 10 0.829 Valid
Dari hasil perhitungan untuk kelas ujicoba, diperoleh 8 soal yang valid dan 2 soal yang tidak valid. Untuk menentukan soal-soal yang valid berdasarkan SPSS.20 di atas, peneliti mencari nilai r. Berdasarkan tabel nilai-nilai r product moment, N=39 memiliki taraf signifikan 1%=0.408 dan 5%=0.316. Data selengkapnya dapat dilihat di lampiran.
2. Uji reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006: 168).
Untuk menghitung reliabilitas instrumen penelitian, penulis menggunakan rumus K - R 20, yaitu:
Vt pq Vt
K r K
11 1
(Arikunto, 2006: 180) Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen K = Banyaknya soal yang valid Vt = Varians total
N
benar dengan menjawab
yang subjek Banyaknya
= P
N
salah dengan menjawab yang
subjek Banyaknya
= q
= 1 – P
Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut: (Riduwan, 2007: 110)
Antara 0,800 – 1,00 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi
Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 – 0,399 : rendah
Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak reliabel)
Selain menggunakan rumus diatas, untuk uji reliabilitas juga dapat dilakukan dengan SPSS.20 seperti yang tertera dalam lampiran.
Dari hasil perhitungan dengan SPSS.20, diperoleh nilai Cronbach Alpha pada tabel Reliability Statistics diperoleh nilai 0,862. Berdasarkan kategori reliabilitas data, maka dapat disimpulkan tes ini memiliki tinggkat reliabilitas tinggi. Untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
3. Analisis Butir Soal
Dalam menganalisis butir soal ada dua karakteristik butir soal yang perlu diperhatikan, yaitu tingkat kesukaran dan daya pembeda butir soal.
a. Tingkat kesukaran butir soal
Tingkat kesukaran merupakan salah satu karakteristik butir soal yang dapat menunjukkan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang atau sukar.
Suatu butir soal dikatakan mudah jika sebagian besar siswa dapat menjawab dengan benar dan dikatakan sukar jika sebagian besar siswa tidak dapat menjawab dengan benar.
Besarnya indeks tingkat kesukaran butir soal, dapat dihitung dengan rumus:
JS P B
(Subana & Sudrajat, 2001: 133) Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Dengan kriteria tingkat kesukarannya adalah (Arikunto, 2010: 210):
0,00 - 0,15 = Sangat sukar, sebaiknya dibuang 0,16 - 0,30 = Sukar
0,31 - 0,70 = Sedang 0,71 – 0,85 = Mudah
0,86 – 1,00 = Sangat mudah, sebaiknya dibuang
Selain menggunakan rumus diatas, untuk uji tingkat kesukaran juga dapat dilakukan dengan SPSS.20 seperti yang tertera dalam lampiran.
b. Daya pembeda butir soal
Yang dimaksud dengan daya pembeda suatu soal tes adalah kemampuan soal itu untuk membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok pandai (supper group) dengan siswa-siswa yang termasuk kelompok kurang pandai (lower group) (Purwanto, 2002: 120).
Daya pembeda tiap butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
JB BB JA DP BA
(Subana & Sudrajat, 2001: 134) Keterangan:
DP = Daya pembeda
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
Indeks daya beda menurut Nasehudin (2015: 81) yang mengutip Ebel bahwa indeks butir soal dinyatakan bagus sekali ketika nialinya 0,40 atau lebih; dinyatakan cukup bagus tapi mungkin masih perlu peningkatan jika nilainya berkisar 0,30 sampai dengan 0,39; dinyatakan belum memuaskan dan perlu diperbaiki jika nilainya berkisar 0,20 sampai dengan 0,29; dan dinyatakan jelek dan harus dibuang jika nilainya kurang dari 0,20.
Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan SPSS.20, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Analisis Butir Soal
Item soal
Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Nilai Kriteria Nilai Kriteria Soal 1 0,12 Sangat sukar 0,309 Cukup
Soal 2 0,28 Sukar 0,214 Belum memuaskan
Soal 3 0,51 Sedang 0,655 Bagus sekali Soal 4 0,48 Sedang 0,765 Bagus sekali
Soal 5 0,71 Mudah 0,408 Bagus sekali
Soal 6 0,64 Sedang 0,677 Bagus sekali
Soal 7 0,33 Sedang 0,870 Bagus sekali Soal 8 0,38 Sedang 0,883 Bagus sekali Soal 9 0,56 Sedang 0,802 Bagus sekali Soal 10 0,20 Sukar 0,829 Bagus sekali
Dari Tabel 3.7, dapat kita lihat kriteria setiap soal bervariasi. Oleh karena itu untuk membuat instrumen yang baik peneliti menggunakan soal yang valid dan memiliki kriteria baik maupun sangat baik, untuk hasil selengkapnya dapat dilihat di lampiran.
3.4.6 Teknik pengumpulan data
Menurut Nasehuddien (2011: 107) teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif biasanya menggunakan teknik penyebaran kuesioner (angket) atau melakukan tes terhadap responden. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik penyebaran angket dan tes dalam teknik pengumpulan datanya.
3.5 Teknik Analisis Data
Menurut Nasehuddien (2011: 132) data yang telah dikumpulkan tidak mempunyai arti apa-apa apabila tidak di analisis. Analisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Namun sebelum dilakukan pengujian terdapat langkah-langkah yang harus dipenuhi sebagai berikut:
3.5.1 Uji Persyaratan Analisis
Setelah diperoleh data dari hasil penelitian, maka untuk mengelola data tersebut penulis akan melakukan analisis data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam menganalisis data adalah:
a. Uji Normalitas
Untuk menguji kenormalan distribusi data angket dan tes menggunakan rumus chi kuadrat:
k
1 2
E E X O
i
hit i
i i
(Sudjana, 1996: 273)
1
- K 1
X
X
2tabel 2X2normal jika X2hitung ≤ X2tabel Keterangan:
X2 = Chi kuadrat
O1 = Nilai dari hasil pengamatan Ei = Nilai yang diharpkan K = Banyak kelas interval
Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan bantuan SPSS.20.
Hasil uji normalitas dapat dilihat dari output Test of Normality. Apabila nilai signifikan lebih besar dari α yang ditentukan yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Langkah-langkah untuk menentukan uji homogenitas sebagai berikut : 1) Menentukan Fhitung
2 2 2 1
S F S
(Sudjana, 1996: 24) Keterangan :
F = Homogen dua varians = Varians terbesar = Varians terkecil
Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan SPSS.20, seperti yang tertera dalam lampiran.
Hasil uji homogenitas dapat dilihat dari Output Test Homogenity of Variance. Apabila nilai signifikan lebih beasr dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen.
2) Menentukan Ftabel
Untuk menentukan harga tabel yang tidak terdapat dalam tabel, maka dilakukan interpolasi tabel dengan rumus:
Bo Bo B
B Co Co C
C
1 1
(Riduwan, 2003: 237) Keterangan:
B = nilai db yang dicari
Bo = nilai db pada awal nilai yang sudah ada B1 = nilai db pada akhir nilai yang sudah ada Co = nilai tabel pada awal nilai yang sudah ada C1 = nilai tabel pada akhir nilai yang sudah ada
C = membandingkan harga hitung dengan Ftabel dengan taraf nyata a dan dk
= k – 1, apabila Fhitung ≤ Ftabel , maka data tersebut homogen 3.5.2 Uji hipotesis
Setelah didapat harga rxy pengujian koefisien korelasi product moment ini menggunakan uji t, untuk memberikan kesimpulan apakah signifikan atau tidak signifikan dengan rumus:
1 2
2 r n t r
(Sudjana, 1996: 440) Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho : Penerapan metode pembelajaran Pair Check mempengaruhi kepercayaan diri dan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 1 Dukupuntang.
Ha : Penerapan metode pembelajaran Pair Check tidak mempengaruhi kepercayaan diri dan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 1 Dukupuntang.
Kriteria penolakan atau penerimaan hipotesis adalah diterima Ho jika thitung <
ttabel pada taraf nyata α = 0,05 dan ditolak Ha jika thitung > ttabel.
3.6 Hipotesis Statistik
Hipotesis Statistik berupa rumus untuk menguji hipotesis. Di sini peneliti akan melakukan penelitian tentang Peningkatan Percaya Diri dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Pair Check (kelas eksperimen) dan pembelajaran konfensional (kelas kontrol) Pada Siswa SMPN 1 Dukuputang Kabupaten Cirebon. Maka hipotesis statistiknya adalah:
H0 : ∆1 = ∆2 Ha : ∆1 ≠ ∆2
Keterangan:
∆1 = Peningkatan rata-rata kepercayaan diri dan hasil belajar matematika siswa-siswi dalam kelompok pembelajaran matematika dengan Metode Pair Check.
∆2 = Peningkatan rata-rata kepercayaan diri dan hasil belajar matematika siswa-siswi dalam kelompok pembelajaran matematika dengan pembelajaran konvensional.