• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANEKARAGAMAN JENIS TERIPANG (HOLOTHUROIDEA) DI PERAIRAN DESA TANJUNG KELIT SENAYANG LINGGA KEPULAUAN RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEANEKARAGAMAN JENIS TERIPANG (HOLOTHUROIDEA) DI PERAIRAN DESA TANJUNG KELIT SENAYANG LINGGA KEPULAUAN RIAU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEANEKARAGAMAN JENIS TERIPANG (HOLOTHUROIDEA) DI PERAIRAN DESA TANJUNG KELIT SENAYANG LINGGA

KEPULAUAN RIAU

The diversity of sea cucumber (Holothuroidea) located in Tanjung Kelit Senayang Lingga

Riau Islands

Hasbullah

Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,

Ita Karlina, S.Pi., M.Si

Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH

Fadhliyah Idris, S.Pi., M.Si

Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH

ABSTRAK

Hasbullah. 2017. Keanekaragaman jenis teripang (Holothuroidea) di perairan Tanjung Kelit. Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Ita Karlina, S.Pi., M.Si. dan Pembimbing II: Fadhliyah Idris, S.Pi., M.Si.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 berlokasi di Perairan Desa Tanjung Kelit, Kecamatan Senayang. Berdasarkan hasil penelitian teripang terdiri dari 3 jenis yakni; Holothuria atra, Holothuria fuscocinerea, dan Stichopus variegatus. Kelimpahan teripang di perairan Tanjung Kelit, Lingga diperoleh hasil kelimpahan berkisar antara 0,018 ind/m2 (180 ind/hektar) hingga 0,026 ind/m2 (260 ind/hektar) dengan kelimpahan tergolong rendah. Indeks keanekaragaman tergolong rendah, keseragaman tinggi, dan indeks dominansi tergolong rendah. Kondisi kualitas air untuk masih tergolong baik, hanya kecerahan perairan yang tergolong rendah hingga dapat dikatakan perairannya keruh, serta derajat keasaman juga dibawah ambang baku mutu dengan kecenderungan asam.

(2)

ABSTRACT

Hasbullah. 2017. The diversity of sea cucumber (Holothuroidea) in Tanjung Kelit. Department of Marine Sciences. Faculty of Marine Science and Fisheries. Raja Ali Haji Maritime University. Supervisor I: Ita Karlina, S.Pi., M.Si. And Supervisor II: Fadhliyah Idris, S.Pi., M.Si.

The research was conducted in January 2017 located in Tanjung Kelit, Senayang. Based on the results of research sea cucumber consists of 3 types namely; Holothuria atra, Holothuria

fuscocinerea, and Stichopus variegatus. The abundance of sea cucumbers in Tanjung Kelit, Lingga

waters was obtained from abundance of 0,018 ind/m2 (180 ind/hectare) to 0,026 ind/m2 (260 ind/hectare) with low abundance. The diversity index is low, high uniformity, and the dominant index is low. The condition of water quality is still considered good, only the waters brightness is quite low until it can be said the waters are turbid, and the degree of acidity is also below the quality standard threshold with acidic tendency.

(3)

I. PENDAHULUAN

Desa Tanjung Kelit merupakan salah satu kawasan pesisir yang ada di wilayah Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau. Sebagian besar masyarakat di wilayah Tanjung Kelit menggantungkan hidup pada sektor hasil lautnya. Desa Tanjung Kelit adalah wilayah yang strategis dimana wilayah Tanjung Kelit merupakan jalur aktifitas pelayaran serta aktifitas pemukiman penduduk membuat wilayah Tanjung Kelit menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberadaan teripang dihabitatnya, banyaknya aktifitas di perairan menyebabkan teripang diwilayah Tanjung Kelit terancam baik populasi maupun kelimpahannya.

Teripang adalah hewan invertebrata laut yang merupakan anggota hewan berkulit duri (Echinodermata) memiliki potensi ekonomi yang cukup besar karena mengandung berbagai bahan yang bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai sumber protein hewani, obat luka dan anti inflamasi. Eksploitasi yang terjadi secara besar-besaran dikhawatirkan akan merusak kelestarian teripang di alam (Elfidasari et al., 2012). Menurut Kuwati et al., (2014) teripang adalah komoditas perikanan yang diperdagangkan secara internasional, dan eksploitasinya telah berlangsung sejak ratusan tahun. Teripang selain berfungsi ekonomi sebagai komoditas perikanan/perdagangan, di alam teripang mempunyai fungsi ekologi.

Menurut Elfidasari et al. (2012) teripang juga mengandung mineral yang cukup lengkap berupa kalsium, natrium, fosfor, kromium, mangan, zat besi, kobal, seng, dan vanadium. Tingginya kadar nutrisi dalam tubuh teripang inilah yang menyebabkan terjadinya pengambilan teripang secara besar-besaran tanpa memperhatikan kelestariannya. Kecenderungan ini diduga disebabkan adanya peningkatan eksploitasi dan pengambilan teripang dari habitat alaminya dengan meningkatnya permintaan ekspor akan produk teripang di Indonesia yang diikuti dengan semakin naiknya harga di pasaran internasional.

Adanya penangkapan teripang terus menerus diwilayah perairan ini, maka perlu dilakukan penelitian tentang keanekaragaman jenis teripang (holothuroidea) di perairan Tanjung Kelit. serta mengetahui karakteristik kondisi perairan pendukung kehidupan teripang terhadap kelimpahan jenis teripang di Tanjung kelit.

Beragamnya aktifitas pesisir dan pemanfaatan, serat adanya perubahan kondisi lingkungan terhadap teripang yang ada di perairan Tanjung Kelit diduga turut memberikan pengaruh terhadap keanekaragaman jenis dan kelimpahan teripang. Sejauh ini belum diketahui bagaimana tingkat keanekaragaman teripang di perairan Tanjung Kelit dan faktor lingkungan pendukung habitat teripang. Maka pelu dilakukan penelitian mengenai : keanekaragaman jenis, serta kelimpahan teripang dan kondisi lingkungan pendukung kehidupan teripang di pesisir desa Tanjung Kelit

II. METODE

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 berlokasi di Perairan Desa Tanjung Kelit, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: No Bahan Fungsi/Kegunaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Aquades Tissue Terpiang

Kantong plastik dan aluminium foil

Buku identifikasi Tali nilon

Membilas alat penelitian Mengeringkan alat Objek penelitian Wadah sedimen

Untuk identifikasi Teripang Untuk membuat transek/area sampling

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

No Nama Alat Fungsi/Kegunaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Multitester Handrefractometer Secchi disk Current droug Stopwatch GPS Alat tulis Kamera digital Core Sample Ayakan sedimen Timbangan analitik Oven

Mengukur suhu, pH dan DO Mengukur salinitas Mengukur kecerahan Mengukur arus

Mengukur waktu kecepatan arus Menentukan titik koordinat sampling Mencatat hasil

Dokumentasi

Pengambilan sampel substrat Menentukan tekstur sedimen Menentukan berat tekstur sedimen Mengeringkan sedimen

Metode yang digunakan dalam. pengumpulan data adalah data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung pada lokasi penelitian, terdiri dari sampel

(4)

penelitian dan hasil pengukuran parameter fisika kimia perairan di lapangan serta data hasil olahan berupa, indeks keanekaragaman, keseragaman, dominansi, dan kelimpahan individu. Sementara itu, data sekunder berupa gambaran atau kondisi umum lokasi penelitian yang didapatkan dari instansi-instansi terkait yang ada pada lokasi penelitian, biasanya diperoleh melalui kantor desa.

Menurut Saleh. (2010) metode sapuan saat pengambilan biota (swap area) merupakan metode yang digunakan untuk sampling biota bergerak dengan. Penentuan titik sampling penelitian dimulai dari bibir pantai yang memanjang vertikal 100 m kearah tubir dengan lebar 20 m horizontal mengikuti tubir pantai. Penentuan area sampling berdasarkan survey awal dimana lokasi yang akan di sampling merupakan kawasan atau habitat bagi teripang dan area yang umumnya dimanfaatkan oleh nelayan sebagai area penangkapan.

Pengambilan objek teripang dimulai dari bibir pantai memanjang sampai ke daerah tubir, dimana lokasi tersebut adalah area penangkapan bagi nelayan dan pengambilan sampel teripang dilakukan pada saat surut didasar bibir pantai sampai ke daerah tubir pantai dengan kedalaman antara 0,5-2 meter kedalamannya. pengambilan teripang tersebut dengan cara menyelam, kemudian teripang di ambil dan di amati antar spesiesnya, untuk masing-masing jenis teripang yang di ambil di letakkan kedalam nampan dan selanjutnya difoto. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan morfologi dan dicocokkan dengan gambar yang ada di literatur, jurnal konservasi teripang (Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015) dan website www.marinespecies.org. untuk biota laut. 2.1. Pengolahan Data

Pengolahan data dengan menghitung indeks keanekaragaman, keseragaman , dominansi. Dan kelimpahan.

a. Indeks Keanekaragaman

Indeks keanekaragaman dihitung dengan menggunakan rumus Shannon-Wiener (Odum, 1993) :

∑ ( ) ( ) Keterangan :

H′ : Indeks keanekaragaman jenis ni : Jumlah individu setiap jenis i N : Jumlah total individu

Tabel 1. Kategori indeks keanekaragaman (Odum, 1993) No Keanekaragaman (H’) Kategori 1. 2. 3. H' ˂ 2,0 2,0 ˂ H' ˂ 3,0 H' ˃ 3 Tinggi Rendah Sedang Tinggi b. Indeks Keseragaman

Indeks keseragaman dapat dikatakan sebagai keseimbangan yaitu dengan menunjukan pola sebaran biota atau komposisi individu tiap spesies yang terdapat dalam suatu komunitas.Indeks keseragaman dihitung dengan menggunakan rumus Evennes (Odum, 1993) :

Keterangan:

H’maks = (ln S) : Jumlah individu E : Indeks Keseragaman H’ : Indeks Keanekaragaman Tabel 2. Kategori indeks keseragaman

(Odum, 1993) No Keseragaman Kategori 1. 2. 3. 0,00 ˂ E ˂ 0,50 0,50 ˂ E ˂ 0,75 0,75 ˂ E ˂ 1,00 Tertekan Tidak Stabil Stabil c. Indeks Dominasi

Untuk mengetahui jenis teripang yang mendominasi di perairan pesisir tersebut. Indeks dominansi dihitung dengan rumus (Odum, 1993) :

∑ ( ) Keterangan :

C : Indeks dominansi ni : Jumlah individu jenis i

N : Jumlah total individu seluruh jenis Tabel 3. Kategori indeks dominasi (Odum,

1993) No Dominasi (C) Kategori 1. 2. 3. 0,00 ˂C ˂0,50 0,50 < C< 0,75 0,75 < C< 1,00 Rendah Sedang Tinggi Masing-masing kelompok jenis teripang tersebut dikelompokkan menurut stasiun dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik, untuk dianalisis secara deskriptif. d. Kelimpahan

Untuk menghitung kelimpahan jenis teripang, dihitung dengan menggunakan rumus (Sukmiwati et al., 2011) :

(5)

2.2. Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan tabel, grafik, serta diagram sesuai dengan parameter-parameter penelitian yang di didapat dari penelitian. Data dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan bantuan Software Microsoff Excell. Untuk data kondisi perairan akan dirata-ratakan dan dibandingkan dengan baku mutu menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Sebagai pendukung data penelitian dibahas dengan menyertakan literature, website www.marinespecies.org, jurnal konservasi teripang (Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015) dan sumber-sumber ilmiah lainnya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan morfologi diperoleh 3 jenis teripang dari family Holothuriidae dan family Stichopodidae dengan genus Holothuria dan Sticopus. Spesies Teripang yang ditemukan diperairan Tanjung Kelit, Kabupaten Lingga terdiri dari 3 jenis yakni; Holothuria atra, Holothuria fuscocinerea, dan Stichopus variegatus.

Jenis Holothuria atra

Sumber : Dokumentasi Penelitian

Sumber : Elfridasari et al., (2012) Ciri visual:

1. Memiliki warna tubuh yang gelap (hitam) 2. Permukaan tubuh licin halus, Bentuk tubuh

memanjang dengan rata-rata 25 cm 3. Dapat menyusut hingga rata-rata 10 cm,

Dijumpai pada wilayah pasir hingga pecahan karang

4. Dijumpai pada kedalaman sekitar 1-2 meter Klasifikasi : Fillum Class Ordo Family Genus Spesies : : : : : : Echinodermata Holothuridea Aspidochirotida Holothuriidae Holothuria Holothuria atra

Ukuran jenis teripang H. atra yang dijumpai di perairan Tanjung Kelit cukup panjang jika dibandingkan dengan 2 spesies lainnya (H. fuscocinerea dan S. variegatus), ukuran panjang tubuhnya pada saat normal di air berkisar antara ± 25 – 30 cm. Umumnya warna kulit teripang jenis H. atra ini tidak

terdapat corak lain dan dominan hitam pekat. Menurut Chairunnisa. (2012) warna tubuh teripang jenis H. atra pada umumnya berwarna hitam dan sedikit coklat pada area dorsal, umumnya tubuh H. atra tertutupi oleh pasir sehingga struktur warnanya tidak terlalu tampak karena tertutupi oleh pasir.

Menurut Elfridasari et al. (2012) Secara morfologi, teripang ini memiliki penampang tubuh bulat, sisi ventral yang cenderung datar, dan lubang anus yang bulat. Warna tubuh hitam kulit tubuhnya lembut dan tebal. Tipe spikula yang ditemukan di bagian dorsal adalah tipe meja, roset, dan lempeng. Ditemukan di daerah bersubstrat pasir kasar dan tubuhnya diselimuti oleh pasir halus.

Berdasarkan hasil identifikasi jenis teripang, ditemukan juga jenis teripang sppesies H. fuscocinerea yang memiliki ciri-ciri tubuh bercorak. Dominan warna kulit teripang jenis ini adalah putih kusam, dengan corak hitam tidak beraturan pada bagian atas kulit teripang H. fuscocinerea. Berdasarkan hasil pengamatan di perairan Tanjung Kelit, Lingga, bahwa ukuran tubuh H. fuscocinerea normal sekitar ±20 – 27 cm. Permukaan kulit pada jenis H. fuscocinerea berbentuk kasar dan berbitik-bintik.

Jenis Holothuria fuscocinerea

Sumber : Dokumentasi Penelitian

Sumber : Elfridasari et al., (2012) Ciri visual:

1. Bentuk tubuh memanjang dengan panjang hingga 12 cm

2. Variasi warna teripang antara warna putih krim hingga kuning

3. Warna pada bagian atas tubuh coklat kekuningan, Permukaan tubuh agak bergerigi dan kasar 4. Bentuk tubuh lonjong agak tidak beraturan

Klasifikasi : Fillum Class Ordo Family Genus Spesies : : : : : : Echinodermata Holothuridea Aspidochirotida Holothuriidae Holothuria Holothuria fuscocinerea

(6)

Jenis Stichopus variegatus Sumber : Dokumentasi Penelitian Sumber : Setiawan. (2006) Ciri visual:

1. Bentuk tubuh kasar seperti berbuku-buku 2. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan dominan

warna kekuningan

3. Panjang tubuh teripang jenis ini mencapai 26 cm dan akan menyusut hingga 10cm pada sat kering 4. Dijumpai pada area pasir dan pecahan karang 5. Dijumpai pada area yang lebih dalam dengan

kedalaman hingga 3 meter Klasifikasi : Fillum Class Ordo Family Genus Spesies : : : : : : Echinodermata Holothuridea Aspidochirotida Stichopodidae Sticopus Stichopus variegatus

Jenis teripang S. variegatus memiliki ukuran normal di perairan Tanjung Kelit berkisar antara ±16-25 cm setelah lama di luar habitatnya, maka ukurannya akan terus menyusut hingga ± 10 cm. Warna kulit teripang S. variegatus ini adalah kuning kecoklat-coklatan dengan skema corak warna tubuh tidak beraturan. Permukaan tubuh teripang jenis ini agak lebih halus hanya dengan bintik-bintik kecil, namun tubuh teripang jenis ini beruas-ruas membentuk lipatan-lipatan pada bagian tubuhnya. Menurut Pratiwi. (2011) rata-rata ukuran panjang tubuh teripang pada jenis Stichopus di perairan umumnya ± 20 cm dengan bagian dorsal berwarna cokelat gelap dengan bitnik-bintik berwarna coklat muda. Pada jenis teripang H. atra dengan kelimpahan 0, 100 ind/hektar, sedangkan terendah yakni jenis S. variegatus hanya 30 ind/hektar. Pada area sampling 2, juga tertinggi pada jenis H. atra dengan kelimpahan 110 ind/hektar dengan kelimpahan terkecil pda jenis H. fuscocinerea yakni 70 ind/hektar. Dan pada area 3 diketahui kelimpahan tertinggi juga terdapat pada jenis H. atra dengan nilai kelimpahan 120 ind/hektar. Kelimpahan tertinggi pada jenis H. atra menunjukkan jenis ini memiliki sebaran yang luas pada ekosisitem perairan khususnya di perairan Tanjung Kelit, Lingga. pada jenis teripang H. atra dengan kelimpahan 0, 100 ind/hektar, sedangkan terendah yakni jenis S. variegatus hanya 30 ind/hektar. Pada area sampling 2, juga tertinggi pada jenis H. atra dengan kelimpahan 110 ind/hektar dengan

kelimpahan terkecil pda jenis H. fuscocinerea yakni 70 ind/hektar. Dan pada area 3 diketahui kelimpahan tertinggi juga terdapat pada jenis H. atra dengan nilai kelimpahan 120 ind/hektar. Diketahui bahwa pada area 1 jumlah teripang yang dijumpai sebanyak 36 individu, pada area 2 jumlah teripang yang dijumpai sebanyak 49 individu, serta pada area 3 dijumpai sebanyak 52 individu. Jumlah yang tertinggi dijumpai pada area 3, karena kesesuaian kondisi lingkungan yang lebih baik bagi Pertumbuhan dan kehidupan teripang. Komposisi tertinggi terdapat pada jenis teripang H. atra yakni dengan nilai komposisi 46%, pada urutan ke dua yakni jenis H. fuscocinerea komposisinya 29,9%, dan yang paling kecil komposisinya adalah jenis teripang S. variegatus dengan nilai 24,1%. Menurut Komala. (2015) komposisi jenis teritinggi pada umumnya terdapat pada jenis H. atra dengan komposisi dapat mencapai 55%. Tingginya komposisi pada jenis Holothuria atra diduga bahwa jenis ini memiliki tingkat toleransi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya serta mampu memanfaatkan beranekaragam jenis jasat renik di perairan sebagai makanannya. Hasil analisis data indeks keanekaragaman pada area 1 yakni 1,00 , pada area 2 indeks keanekaragamannya sebesar 1,08 dan pada area 3 indeks keanekaragaman sebesar 1,06. Namun diketahui bahwa keanekaragaman tertinggi terjadi pada stasiun 2, artinya pada stasiun 2 keseimbangan komunitas teripang lebih stabil. Indeks keseragaman pada area 1, area 2, dan area 3 masing masing senilai 0,91, 0,98, dan 0,97 juga tertinggi terjadi pada area 2. Untuk indeks dominansi pada area 1 senilai 0,40, pada area 2 senilai 0,35 dan pada area 3 senilai 0,36.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Hasil penelitian maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

a. Indeks keanekaragaman tergolong rendah, keseragaman tinggi, dan indeks dominansi tergolong rendah. Kelimpahan teripang di perairan Tanjung Kelit tergolong rendah jika dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu. b. Kondisi kualitas air untuk masih

tergolong baik bagi kehidupan teripang, hanya kecerahan perairan yang tergolong rendah hingga dapat dikatakan perairannya keruh, serta derajat keasaman juga dibawah ambang baku mutu dengan kecenderungan asam.

(7)

4.2. Saran

Perlu diatur rencana pengelolaan sumberdaya teripang di perairan Tanjung Kelit, Lingga dengan mengedepankan konsep konservasi dan pembudidayaan teripang agar sumberdaya teripang dapat terus terjaga. Selanjutnya untuk kalangan akademisi, perlu dilakukan penelitian terkait hubungan parameter perairan terhadap keberadaan teripang, hubungan kandungan bahan organik dan tipe substrat terhadap keberadaan teripang.

DAFTAR PUSTAKA

Chairunnisa. N., 2012. Uji Potensi Ekstrak Kasar Teripang Holothuria atra Jaeger sebagai pencegah Kanker Melalui Uji Mikronukleus pada Sumsum Tulang Mencit (Mus musculus L.) Jantan Galur DDY. [Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, Depok.

Elfidasari. D., Noriko. N., Wulandari. N., Perdana. A.T., 2012. Identifikasi Jenis Teripang Genus Holothuria Asal Perairan Sekitar Kepulauan Seribu Berdasarkan Perbedaan Morfologi. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains Dan Teknologi, Vol. 1, No. 3. Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia: Jakarta.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Baku mutu air untuk biota.

Komala, R., 2015. Keanekaragaman teripang pada ekosistem lamun dan terumbu karang di Pulau Bira Besar, Kepulauan Seribu, Jakarta. Jurnal Biodiversity Indonesia. Vol 1, No 2, ISSN : 2407-8050. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta : Jakarta.

Kuwati, Martanto. M., Jubhar, C., 2014. Peran Sasi Dalam Melindungi Sumberdaya Teripang Di Kampung Folley, Kabupaten Raja Ampat. Prosiding Seminar Nasional Raja Ampat. Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen SatyaWacana : Raja Ampat. Odum E. P., 1993. Dasar-dasar Ekologi.

Diterjemahkan oleh T. Samingan.

Yogyakarta: Gajah Mada University press. (hal. 572).

Pratiwi. F., 2011. Identifikasi Jenis-jenis Holothuroidea (Echinodermata) di Rataan Terumbu Beberapa Pulau Taman Nasional Kepulauan Seribu, Jakarta. [Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, Depok.

Saleh. A., 2010. Teknik Pengukuran dan Analisis Kondisi Ekosistem Terumbu Karang. Artikel Ilmiah Terumbu Karang. 35 hlm.

Setiawan. F., 2006. Panduan Lapangan Identifikasi Ikan Karang Dan Invertebrata laut Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya. WCS Indonesia Marine program, site Sulawesi Utara.

Sukmiwati. M., Salmah. S., Ibrahim. S., Handayani. D., Purwati. P., 2011. Keanekaragaman Teripang (Holothuroidea) di Perairan Bagian Timur Pantai Natuna Kepulauan Riau. Jurnal Natur Indonesia 14(2), Februari 2012: 131-137 ISSN 1410-9379. Universitas Andalas : Padang.

Gambar

Tabel 1. Kategori indeks keanekaragaman  (Odum, 1993)  No  Keanekaragaman (H’)   Kategori 1

Referensi

Dokumen terkait

Kajian tentang pengaruh ekstrak berbagai varietas daun tembelekan ( Lantana camara Linn.) terhadap penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus sebagai penunjuang

Berbagai hotel atau penginapan syariah dan non syariah di obyek wisata Telaga Sarangan terdapat 18 hotel yang tidak efisien, hal ini ditunjukkan dengan TE

Pada tanggal 10 Agustus 2008, penyebaran konflik menyebar ke wilayah lain yang memiliki keinginan untuk memisahkan diri dari Georgia, Abkhazia, dengan melancarkan

Hasil menunjukkan bahwa pengetahuan dan ketrampilan dua variasi pola disain dan satu model disain corak bunga kelom geulis berbobot ringan dan pembuatan asap cair dan

akan lebih ringan. Profil seperti ini disebut Profile Tempered. profile tempered ini tidak diproduksi secara hot rolled seperti material hot rolled standar yang biasa kita

Data keragaman konsumsi makanan sumber karbohidrat dan serat diolah dengan cara dihitung rata-ratanya dan dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu: ≥ rata- rata

pemahaman tentang suatu topik, menggali dinamika sikap yang berkaitan dengan perilaku, mengamati bahasa dan emosi peserta terhadap suatu